• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGADILAN TINGGI MEDAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

TUAN SUWARDI, SE, Kewarganegaraan Indonesia, Umur 58 Tahun, Pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Jalan Taman Sari III Taman Polonia Nomor 80 Medan Kelurahan Sarirejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan, dalam hal ini memberi Kuasa Kepada OKTOMAN SIMANJUNTAK, SH.MH dan SARONO, SH (berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 04 Desember 2014) beralamat di Jalan Merbau Lt.II No. 10 D Medan, selanjutnya disebut sebagai Pembanding semula Penggugat;

L a w a n

I. BANK INTERNATIONAL INDONESIA (BII) Pusat di Jakarta, cq Bank International Indonesia/ May Bank Kantor Cabang Pembantu Medan, beralamat di Jalan Setia Budi Medan/ Komplek Setia Budi Centre Nomor 7-A, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, selanjutnya disebut sebagai Terbanding I semula Tergugat I;

II. LINDA, Staff Marketing, Bank International Indonesia/ May Bank Kantor Cabang Pembantu Medan, d/a Bank International/ May Bank Kantor Cabang Pembantu Medan, semula beralamat di Jalan Setia Budi Medan/ Komplek Setia Budi Centre Nomor 7-A, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, sekarang tidak diketahui lagi alamatnya tetapi setidak-tidaknya masih berada diwilayah hukum Republik Indonesia, selanjutnya disebut sebagai Terbanding II semula Tergugat II;

(2)

Pengadilan Tinggi tersebut;

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut;

TENTANG DUDUK PERKARA;

Membaca surat gugatan Penggugat tertanggal 16 Januari 2015 dan terdaftar pada kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan tertanggal 23 Januari 2015 dengan Register Nomor 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:

- Bahwa benar sekitar Bulan Nopember 2013 ,- Tergugat I melalui Tergugat II , (Staf Marketingnya) yang bernama Linda datang langsung kepada/ menjumpai Penggugat (TUAN SUWARDI.SE) dengan menawarkan Vasilitas Kredit di BII/May Bank (Tergugat), dengan jumlah yang sangat menggiurkan yakni sebesar Rp.12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah) dan oleh Penggugat tawaran kredit yang dikemukakan oleh Tergugat II Staff Marketing Tergugat I tersebut diterima oleh Penggugat , dengan memberikan masukan kepada Tergugat II yakni bahwa Penggugat akan memindahkan agunannya dari Bank CIMB Niaga Medan kepada Bank International Indonesia /May Bank Kantor Cabang Pembantu Medan (Tergugat I) ;

- Bahwa benar kemudian oleh Penggugat tentang maksud pemindahan agunan kredit yang berada pada Bank CIMB Niaga Medan ke BII (Tergugat I) telah disetujui oleh Tergugat I dan Tergugat II dengan proses selama 20 (dua puluh hari), dengan syarat dan atau catatan Penggugat harus membuka Rekening sebesar Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah ) dan oleh Penggugat telah membuka rekening sebesar Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah ) kemudian ditambah lagi Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) , sehingga berjumlah sebesar Rp.105.000.000 (seratus lima juta rupiah) ;

- Bahwa benar kemudian dengan tanpa konfirmasi oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Penggugat dan jaminan /agunan yang diserahkan oleh Penggugat kepada Tergugat I dan Tergugat II dan atau sekalipun agunan milik Penggugat tidak dapat dipindahkan (take over) dari Bank CIMB Niaga Medan ke BII Cabang Pembantu Medan Jalan Setia Budi Medan . akan tetapi oleh Tergugat I dan Tergugat II tetap mentranper uang Tergugat I ke rekening Penggugat sebesar Rp.12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah );

- Bahwa kemudian untuk setoran Bank milik Penggugat jika dijumlahkan ditambah dengan bunga berjalan menjadi berjumlah sebesar Rp.116.000.000.-(seratus enam belas juta rupiah ) ;

(3)

- Bahwa kemudian berselang beberapa bulan (sekitar 3 bulan) yang seyogianya jumlah uang yang ada pada Rekening Penggugat sebesar Rp. 12.116.000.000 ( dua belas milyar seratus enam belas juta rupiah ) , namun setelah dicek kebenarannya uang Penggugat yang pada rekening Bank hanya tinggal berjumlah Rp.3.000.000 (tiga juta rupiah ) , dengan demikian tindakan Tergugat I dan Tergugat II tersebut telah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan melawan hukum dan merugikan Penggugat dengan cara diduga telah membobol rekening Bank milik Penggugat sebesar 12.113.000.000._ (dua belas milyar seratus tiga belas juta rupiah ) ;

- Bahwa benar sehingga total kerugian yang dialami oleh Penggugat baik Materiel dan Immateriel sebesar Rp.12.163.000.000 ( dua belas milyar seratus enam puluh tiga juta rupiah , dengan rincian sbb :

Kerugian Materiel :

Akibat perbuatan Tergugat penggugat mengalamai kerugian Rp.12.113.000.000.-

Kerugian Immateriel .

Sebagai seorang wiraswastawan telah mengalami kerugian Rp. 50.000.000.-

Jumlah………...Rp.12.163.000.000.- yang harus dibayar seketika dan sekaligus oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Penggugat;

- Bahwa sesuai dengan Arrest Lindenbaum –Cohen, yang juga menjadi Jurisprudensi tetap di Indonesia , maka “ tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut ; Bahwa kaedah mana telah ditafsirkan dan dijabarkan bahwa suatu perbuatan yang dikatakan melanggar hukum dapat diukur dengan empat kriteria yakni :

a. Melanggar hak orang lain ;

b. Bertentangan dengan kewajiban dari si Pembuat ; c. Bertentangan dengan kesusilaan ;

d. Bertentangan dengan kepatutan yang berlaku dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri atau barang orang lain ;

- Bahwa landasan hukum tersebut diatas juga didukung dengan Pasal 1365 KUHPerdata yang berbunyi sbb :

“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut :

(4)

- Bahwa guna menjamin agar gugatan Penggugat tidak sia-sia/hampa , Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Medan berkenan meletakkan Sita Jaminan ( Conservatoir Beslag ) terhadap harta kekayaan milik Tergugat I dan Tergugat II baik yang bergerak dan yang tidak bergerak ;

- Bahwa khawatir Tergugat lalai dalam memenuhi keputusan dalam perkara ini, maka beralasan dan pantas kepada Tergugat dihukum untuk membayar uang paksa ( Dwang Soom ) sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus ribu rupiah ) perhari terhitung sejak perkara ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Medan sampai perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;

- Bahwa disebabkan bukti-bukti yang dipunyai dan diajukan oleh Penggugat di persidangan adalah bukti-bukti yang autentik , maka Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Medan dalam perkara a quo dapat memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini dengan Putusan Serta Merta ( Uit Voerbaar Bij Voorrad) meskipun ada Verzet, banding dan Kasasi ;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka selanjutnya Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Medan berkenan segera memanggil pihak-pihak yang berperkara untuk bersidang pada hari yang telah ditetapkan untuk itu seraya memberikan putusan serta merta ( Uit Voerbaar Bij Voorrad ) meskipun ada Verzet ,banding dan kasasi yang amarnya berbunyi sbb :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan ( Conservatoir Beslag ) yang telah diletakkan oleh Pengadilan Negeri Medan ;

3. Menyatakan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II telah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan melanggar hukum dan merugikan Penggugat baik Materiel dan Immateriel ;

4. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar ganti rugi Materiel dan Immateriel sebesar Rp.12.163.000.000. ( Dua belas milyar seratus enam puluh tiga juta rupiah ) kepada Penggugat seketika dan sekaligus ;

5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar uang paksa ( Dwang Soom) kepada Penggugat sebesar Rp.500.000.000 ( Lima ratus juta rupiah ) perhari , terhitung sejak perkara ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan sampai perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;

6. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta ( Uit Voerbaar Bij Voorrad) meskipun ada Verzet, banding dan Kasasi ;

7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ;

ATAU.

(5)

- Jika Peradilan berpendapat lain dalam perkara ini, maka berilah putusan yang seadil2nya ( Ex Aequo Et Bono) ;

Membaca Jawaban dari Tergugat I melalui Kuasa Hukumnya sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPSI.

Kurangnya pihak dalam perkara aquo (Exceptio Plurium Litis Consortium).  Bahwa di dalam gugatannya, Penggugat dengan jelas menyebutkan dan

menerangkan bahwa dalam perkara aquo perjanjian dan kesepakatannya dituangkan dalam akta Notaris yaitu Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013 yang diperbuat oleh Notaris Yanti, SH di Medan;

 Bahwa oleh karena itu menurut hukum dan seharusnya bahwa Notaris Yanti, SH harus diikutkan sebagai pihak dalam perkara ini;

 Bahwa oleh karena ada pihak yang tidak diikutsertakan dalam perkara ini, dengan perkataan lain bahwa pihak-pihak dalam perkara ini masih kurang sehingga gugatan Penggugat tersebut telah terjadi error in persona dengan tidak lengkapnya/kurangnya pihak dalam perkara aquo (exceptio plurium litis

consortium). Oleh karena itu, gugatan Penggugat haruslah ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard);

II. DALAM POKOK PERKARA.

1. Bahwa Tergugat I menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat tertanggal 23 Januari 2015 termasuk perbaikan gugatan tertanggal 24 Februari 2015 kecuali hal-hal yang secara tegas-tegas diakui oleh Tergugat I dalam persidangan;

2. Bahwa apa yang dikemukakan oleh Tergugat I dalam pokok perkara ini secara mutatis mutandis adalah merupakan satu kesatuan (ge eenheid) yang tidak dapat dipisahkan dengan Eksepsi Tergugat I diatas sehingga tidak perlu diulang lagi;

3. Bahwa adapun hubungan hukum antara Tergugat I dengan Penggugat adalah dikarenakan adanya permohonan fasilitas kredit yang diajukan oleh Penggugat pada tanggal 08 Oktober 2013 kepada Tergugat I dengan tujuan melakukan take over kredit dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk sesuai Aplikasi Permohonan Kredit oleh Penggugat tertanggal 08 Oktober 2013, sehingga berdasarkan aplikasi permohonan kredit tersebut kemudian Tergugat I telah menyetujui permohonan fasilitas kredit yang diajukan Penggugat sesuai surat Tergugat I No. S.2013.7297/DIR RETAIL-RB SUMATERA-DP04 tanggal 30 Desember 2013 perihal : Surat Penawaran Kredit ("Surat Penawaran Kredit");

4. Bahwa kemudian pada tanggal 30 Desember 2013 pihak Tergugat I telah

(6)

menyetujui permohonan Penggugat tersebut dengan ditandatanganinya Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013 yang diperbuat oleh dan dihadapan Yanti, SH, Notaris di Medan jo. Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit Nomor : 124/SKU/MEDAN/2013 tertanggal 30 Desember 2013 yang dibuat dibawah tangan dan dilegalisasi oleh Yanti, SH, Notaris di Medan sesuai dengan Nomor : 963/Leg/XII/2013 ;

5. Bahwa dengan telah ditandatangani bersama perjanjian kredit serta syarat dan ketentuan umum perjanjian kredit tersebut, maka antara Penggugat dengan Tergugat I telah terjadi kesepakatan diantara para pihak sehingga apa yang tertuang dalam perjanjian kredit serta syarat dan ketentuan umum perjanjian kredit tersebut adalah sah dan mengikat (vide Pasal 1320 KUHPerdata) dan berlaku sebagai Undang-Undang bagi para pihak serta harus dilaksanakan dengan itikad baik oleh para pihak yang membuatnya (vide Pasal 1338 KUHPerdata) serta perjanjian tersebut adalah merupakan akta otentik/sempurna (vide Pasal 1870 KUHPerdata);

6. Bahwa sebelum dilaksanakannya take over kredit dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk kepada Tergugat I, maka sesuai kesepakatan bersama para pihak yang telah dituangkan dalam akta perjanjian kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013 yang diperbuat dihadapan Notaris Yanti, SH di Medan maka telah disepakati beberapa hal penting yaitu :

 Penggugat harus membuka rekening pada Tergugat I (vide Pasal 4.1.);

 Membayar biaya provisi sebesar 0,25% (nol koma dua puluh lima persen) per tahun dari pagu fasilitas kredit Pinjaman Rekening Koran, 0,8% (nol

koma delapan persen) flat untuk pinjaman berjangka I (PB I) dan pinjaman berjangka II (PB II) (vide Pasal 3.3.);

 Biaya administrasi kredit sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) (vide Pasal 3.4.);

 Kemudian harus ada konfirmasi outstanding untuk take over dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk (vide Pasal 4.2.);

 Asli 5 (lima) sertifikat yang akan menjadi jaminan harus diserahkan oleh Penggugat kepada Tergugat I maksimal 4 (empat) hari sejak tanggal hari ini (H+4) dengan kata lain asli sertifikat jaminan harus sudah diterima oleh Tergugat I selambat-lambatnya pada tanggal 03 Januari 2014 (vide Pasal 7.2. f);

 Apabila terjadi kelalaian/pelanggaran oleh Debitur/Penggugat, maka Bank berhak untuk melaksanakan haknya sebagaimana disebutkan dalam Pasal 12.1, 12.1.1, 12.2., 12.2.2 dan 12.2.3 Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit;

(7)

7. Bahwa apa yang didalilkan oleh Penggugat dalam gugatannya terdaftar pada tanggal 23 Januari 2015 pada halaman 1 alinea 2 dan 4 adalah telah diakui Penggugat dan telah sesuai dengan Pasal 3 angka 3.3. Provisi/Komisi dan angka 3.4. Biaya Administrasi Kredit Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013 yang diperbuat dan ditandatangani dihadapan Notaris Yanti, SH di Medan, dimana Debitur (i.c. Penggugat) telah mengakui wajib membayar provisi dan administrasi kredit sebesar Rp. 105.000.000,- (seratus lima juta rupiah) kepada Tergugat I dan hal ini juga sejalan dengan ketentuan yang terdapat pada Pasal 4 Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit angka 4.3.1. dan angka 4.3.3. huruf a yang menyatakan bahwa pembayaran provisi dan administrasi tersebut harus dibayar pada saat Perjanjian Kredit ditandatangani;

8. Bahwa pengakuan Penggugat sebagaimana telah disebutkan dalam gugatannya tersebut adalah merupakan dalil yang tidak terbantahkan lagi (Notoire Feiten) dan telah sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 32 K/Sip/1971 tanggal 24 Maret 1971 yang amar keputusannya berbunyi “suatu dalil yang dikemukakan oleh salah satu pihak dalam suatu perkara apabila telah diakui atau tidak disangkal dari pihak lain, maka dalil yang dikemukakannya itu dianggap telah terbukti” jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1055 K/Sip/1973 tanggal 13 Agustus 1974 yang amar putusannya berbunyi “apa yang diakui oleh pihak lawan dianggap terbukti secara sah” jo. Pasal 311 RBg jo. Pasal 1925 KUHPerdata;

9. Bahwa berdasarkan Akta Perjanjian Kredit yang telah ditandatangani bersama tersebut, Tergugat I telah sepakat memberikan fasilitas kredit kepada Penggugat dalam bentuk :

a. Pinjaman Rekening Koran (PRK) sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah);Pinjaman Berjangka (PB) I sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh milyar rupiah);

b. Pinjaman Berjangka (PB) II sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah);

c. Pinjaman Berjangka (PB) Line sebesar Rp. 8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah);

Bahwa salah satu dari fasilitas kredit tersebut yaitu pinjaman berjangka (PB I) akan digunakan untuk melaksanakan pembayaran hutang Penggugat kepada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk sekaligus untuk melakukan take over (vide Pasal 2.2.1 b);

10. Bahwa adapun jaminan/agunan yang telah dijanjikan oleh Penggugat akan

(8)

diserahkan kepada Tergugat I setelah terjadi take over dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk adalah sebagaimana tertuang dalam Pasal 8 Akta Perjanjian

Kredit No. 54 tertanggal 30 Desember 2013 yang diperbuat oleh dan dihadapan Yanti, SH, Notaris di Medan, antara lain sebagai berikut :

 Sebidang tanah yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kotamadya Medan, Kec. Medan Petisah, Kel. Sekip, seluas 70 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.777/Sekip, yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Medan tercatat atas nama Suwardi/Penggugat;

 Sebidang tanah yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kotamadya Medan, Kec. Medan Petisah, Kel. Sekip, seluas 91 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.779/Sekip, yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Medan tercatat atas nama Suwardi, SE/Penggugat;

 Sebidang tanah yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kotamadya Medan, Kec. Medan Petisah, Kel. Sekip, seluas 44 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.780/Sekip, yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Medan tercatat atas nama Suwardi/Penggugat;

 Sebidang tanah yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kotamadya Medan, Kec. Medan Petisah, Kel. Sekip, seluas 46 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.781/Sekip, yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Medan tercatat atas nama Suwardi, SE/Penggugat;

 Sebidang tanah yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kotamadya Medan, Kec. Medan Petisah, Kel. Sekip, seluas 48 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.782/Sekip, yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kotamadya Medan tercatat atas nama Suwardi, SE/Penggugat;

11. Bahwa terjadinya pencairan fasilitas kredit dalam bentuk pinjaman berjangka (PB) I sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh milyar rupiah) dan pinjaman berjangka (PB) II sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) harus dikreditkan ke rekening koran Suwardi/Penggugat terlebih dahulu dan pada saat yang sama didebet kembali dan dikreditkan ke rekening penampunan Tergugat I, namun penggunaan/penarikan fasilitas pinjaman berjangka I (PB I) dan pinjaman berjangka II (PB II) tersebut baru dapat dilakukan Penggugat apabila telah ada konfirmasi outstanding untuk take over fasilitas kredit Penggugat dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk/Bank CIMB

(9)

Niaga sesuai dengan ketentuan :

 Pasal 4.1 Perjanjian Kredit, yang berbunyi (kami kutip selengkapnya) : "Fasilitas Pinjaman Berjangka (PB) I sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh milyar rupiah) dan Fasilitas Pinjaman Berjangka (PB) II sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dapat dicairkan terlebih dahulu ke rekening penampungan Bank (BII) jo.

 Pasal 4.2 Perjanjian Kredit, yang berbunyi (kami kutip selengkapnya) : "Pinjaman Berjangka (PB) I dan Pinjaman Berjangka (PB) II dengan total Rp. 12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah) ditarik dari rekening penampungan dengan kondisi harus ada konfirmasi outstanding untuk take over fasilitas dari Bank CIMB Niaga;

12. Bahwa setelah Tergugat I menyetorkan fasilitas kredit tersebut ke rekening Penggugat dan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dan disepakati dalam Perjanjian Kredit No. 54 tertanggal 30 Desember 2013 pada Pasal 7 tentang Kewajiban-kewajiban Debitur angka 7.2. huruf f, maka Penggugat berkewajiban menyerahkan asli sertifikat sebagai jaminan/agunan kepada Tergugat I (isi Pasal 7 angka 7.2. huruf f kami kutip selengkapnya), sebagai berikut :

Pasal 7 angka 7.2. yang menyatakan : "Disamping kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh Debitur sebagaimana tercantum dalam pasal 9 Syarat dan Ketentuan Umum. Debitur dengan ini berjanji dan menyetujui selama Fasilitas Kredit tersedia dan hingga pembayaran penuh dan lunas atas seluruh jumlah uang yang terhutang berdasarkan Perjanjian Kredit, maka Debitur wajib melakukan hal-hal sebagai berikut :

f. Asli sertifikat akan diterima maksimal 4 (empat) hari sejak tanggal hari ini (H+4) dan dilakukan pengikatan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT), apabila 4 (empat) hari sejak tanggal hari ini (H+4) tidak diterima maka wajib dilakukan pengikatan ulang Perjanjian Kredit (PK)";

13. Bahwa berdasarkan ketentuan dari Pasal 7 angka 7.2. huruf f tersebut diatas, maka Penggugat harus menyerahkan asli sertifikat tersebut terhitung sejak tanggal pembuatan perjanjian kredit yakni tanggal 30 Desember 2013 +4 hari atau selambat-lambatnya tanggal 03 Januari 2014, akan tetapi Penggugat tidak menunjukkan itikad baiknya dimana sampai lewatnya waktu tersebut, Penggugat tidak juga menyerahkan asli sertifikat yang akan menjadi jaminan/agunan kepada Tergugat I setelah dilakukan

(10)

take over dari CIMB Niaga, namun sebaliknya Penggugat menerima penambahan jumlah fasilitas kredit dari CIMB Niaga Medan sehingga proses take over batal dan jaminan pelunasan fasilitas kredit tidak dapat dipindahkan dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk, pernyataan ini dikuatkan lagi oleh Penggugat dalam gugatannya pada halaman 1 angka 3;

14. Bahwa Penggugat telah melakukan wanprestasi dan tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana telah disepakati bersama dan telah dituangkan dalam Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013, hal ini terbukti dari :

 Sampai lewatnya 4 hari dari perjanjian kredit tanggal 30 Desember 2013, Penggugat belum menyerahkan asli sertifikat jaminan kepada Tergugat I;  Menurut pengakuan dari Penggugat dalam gugatannya yang terdaftar pada tanggal 23 Januari 2015 pada poin 3 mengakui bahwa tidak ada konfirmasi outstanding dari PT. CIMB Niaga, Tbk agar fasilitas kredit tersebut dapat ditake over;

 Bahwa oleh karena proses take over fasilitas kredit Penggugat dari PT. CIMB Niaga, Tbk batal dilakukan maka jaminan pelunasan fasilitas kredit tidak dapat dipindahkan dari PT. Bank CIMB Niaga, Tbk kepada Tergugat I;

 Bahwa surat pernyataan Penggugat tertanggal 30 Desember 2013 diatas materai secukupnya yang sah menurut hukum menyatakan bahwa Penggugat akan menyerahkan kelima jaminan sertifikat tersebut kepada Tergugat I akan tetapi kenyataannya Penggugat tidak pernah menyerahkannya kepada Tergugat I;

15. Bahwa setelah Tergugat I melakukan follow-up secara intens dan berulang-ulang kali menghubungi Penggugat sejak tanggal 31 Desember 2013 yang tujuannya menanyakan tentang penyerahan asli sertifikat-sertifikat yang akan dijaminkan, maka Penggugat menyatakan masih belum dapat menyerahkan asli sertifikat-sertifikat tersebut;

16. Bahwa Tergugat I telah berupaya untuk mencari kejelasan kepada Penggugat untuk penyerahan asli sertifikat-sertifikat yang akan dijaminkan kepada Tergugat I dan akhirnya Penggugat mengakui dengan sendirinya bahwa asli sertifikat-sertifikat yang akan dijaminkan tersebut kepada Tergugat I tidak dapat diserahkan karena PT. Bank CIMB Niaga, Tbk/Bank CIMB Niaga tidak bersedia jaminannya di take over oleh Tergugat I;

17. Bahwa Tergugat I sebelum melaksanakan pendebetan rekening, Tergugat I telah menghubungi Penggugat secara lisan sehingga Penggugat

(11)

mengetahui secara pasti dan jelas kondisi pendebetan yang terjadi serta Penggugat tidak keberatan atas dilakukannya pelunasan dan pendebetan biaya oleh Tergugat I sehingga jelaslah Penggugat mengetahui dengan benar bahwa uang yang tersedia dalam rekening penampungan tersebut telah ditarik/didebet untuk pembayaran biaya-biaya, provisi yang telah disepakati bersama Penggugat dengan Tergugat I sebagaimana telah dituangkan dalam Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013, sehingga dengan demikian pendebetan tersebut tidaklah dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum karena pendebetan tersebut dilakukan oleh Tergugat I adalah disebabkan bahwa Penggugat telah lalai dan telah melakukan pelanggaran sehingga tidak mematuhi isi perjanjian yang tertuang dalam Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013 jo. Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit No. 124/SKU/MEDAN/2013 tanggal 30 Desember 2013;

18. Bahwa atas pemberian fasilitas kredit oleh Tergugat I kepada Penggugat maka secara hukum Penggugat telah memiliki kewajiban untuk membayar provisi, biaya administrasi kepada Tergugat I dan biaya pembuatan akta kepada Notaris sehingga dengan demikian pendebetan/penarikan uang yang dilakukan oleh Tergugat I sebesar ± Rp. 103.000.000,-. Hal tersebut adalah sesuai dengan :

 Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013, Pasal 3.3 yang berbunyi : "Atas pemberian fasilitas kredit, debitur wajib membayar provisi dengan ketentuan : provisi sebesar 0,25% (nol koma dua puluh lima persen) per tahun dari pagu fasilitas kredit untuk Pinjaman Rekening

Koran dan provisi sebesar 0,8% (nol koma delapan persen) flat untuk Pinjaman Berjangka (PB I) dan Pinjaman Berjangka (PB II) dan Pinjaman

Berjangka Line";

 Akta Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013, Pasal 3.4 yang berbunyi : " Debitur wajib membayar biaya administrasi kredit kepada Bank sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

 Berdasarkan surat kuasa Penggugat tertanggal 30 Desember 2013 bermaterai secukupnya, dimana Penggugat telah memberikan kuasa kepada Tergugat I untuk melakukan pendebetan rekening Penggugat untuk membayar angsuran/cicilan kredit berikut bunga dan/atau tunggakan dan/atau biaya-biaya lainnya sehubungan dengan adanya pemberian fasilitas kredit kepada Penggugat;

19. Bahwa tidak benar telah terjadi perbuatan melawan hukum. Bahwa dengan rendah hati Tergugat I tambahkan dan jelaskan disini, bahwa suatu

(12)

perbuatan dikatakan memiliki unsur Perbuatan Melawan Hukum (Onrecht matige daad) dapat dijelaskan sebagaimana yang terdapat dalam :

 Buku "Perbuatan Melawan Hukum, Pendekatan Kontemporer karangan Munir Fuadi, terbitan PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005 halaman 10 yang menyatakan bahwa suatu perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1) Adanya suatu perbuatan.

2) Perbuatan tersebut melawan hukum. 3) Adanya kesalahan dari pihak pelaku. 4) Adanya kerugian bagi korban.

5) Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.

 Buku Rosa Agustina dalam bukunya: "Perbuatan Melawan Hukum", M.A.Moegni Djojodirdjo dalam bukunya: "Het Nederlandsch Verbintenissenrecht" dan berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUH-Perdata, maka pada hakekatnya anasir atau unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum mencakup :

1) Harus adanya suatu perbuatan. 2) Perbuatan itu harus melawan hukum. 3) Adanya kesalahan dari pihak sipelaku. 4) Ada kerugian.

5) Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan kerugian.

Jadi jelas terlihat bahwa Perbuatan Tergugat I dan Tergugat II sebagaimana telah diuraikan di atas tidak memenuhi unsur-unsur seperti tersebut di atas yang dapat dikategorikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum dan merupakan dalil yang salah dan keliru karena tidak mempunyai dasar hukum yang jelas sehingga dalil gugatan Penggugat tersebut haruslah ditolak untuk seluruhnya;

20. Bahwa selanjutnya dalam kesempatan yang baik ini dapat kami tambahkan perihal tentang perbuatan ingkar janji (wanprestasi) diantaranya menurut Abdul Kadir Muhammad, dalam bukunya Hukum Perdata Indonesia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2000, hal. 203, disebutkan sebagai berikut :

"Untuk menentukan seorang Debitur bersalah melakukan wanprestasi, perlu ditentukan dalam keadaan bagaimana debitur dikatakan sengaja atau lalai tidak memenuhi prestasi. Ada 3 (tiga) keadaan yaitu :

a. Debitur sama sekali tidak memenuhi prestasi,

b. Debitur memenuhi prestasi tetapi tidak baik atau keliru,

(13)

c. Debitur memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktu atau terlambat; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, telah nyata bahwa perbuatan Penggugat telah memenuhi unsur wanprestasi tersebut dengan keadaan "Debitur sama sekali tidak memenuhi prestasi";

21. Bahwa dengan lalainya Penggugat (wanprestasi), maka fasilitas kredit yang diterima oleh Penggugat menjadi jatuh tempo dan dapat ditagih pembayarannya sekaligus dan seketika oleh Tergugat I sebagaimana amanat:

 Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit tertanggal 30 Desember 2013 pada Pasal 12 tentang "Kelalaian/Pelanggaran" pada angka 12.1 , yang berbunyi : " 12.1. Bilamana terjadi atau timbul salah satu hal atau peristiwa yang ditetapkan di bawah ini, maka hal atau peristiwa tersebut akan merupakan suatu kejadian kelalaian/pelanggaran, yaitu :

12.1.1. "Debitur lalai melaksanakan kewajiban atau melanggar ketentuan Syarat dan Ketentuan Umum, Perjanjian Kredit, Perjanjian Jaminan dan/atau perjanjian lainnya sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian Kredit terutama (tetapi tidak terbatas) Debitur tidak atau lalai membayar lunas kewajibannya (yang sudah jatuh waktu) kepada Bank;

 Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit tertanggal 30 Desember 2013 pada Pasal 12 angka 12.2., yang berbunyi : "Dalam hal terjadi suatu kejadian kelalaian/pelanggaran sebagaimana disebutkan pada pasal 12.1. tersebut diatas dan/atau sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Kredit, maka dengan seketika :

12.2.2. Semua dan setiap jumlah uang yang pada waktu itu terhutang oleh Debitur menjadi jatuh tempo dan dapat ditagih pembayarannya sekaligus oleh Bank tanpa peringatan atau teguran berupa apapun dan dari siapapun juga; dan

12.2.3. Bank berhak untuk menjalankan hak-hak dan wewenangnya yang timbul dari atau berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan.

Bahwa berdasarkan uraian hukum sebagaimana telah dikutip diatas, maka jelas terbukti dengan nyata bahwa Penggugat telah melakukan kelalaian/pelanggaran dan wanprestasi;

22. Bahwa selain kelalaian yang telah dilakukan oleh Penggugat sebagaimana telah diuraikan diatas ternyata sesuai dengan Akta Surat Pernyataan No. 55 tanggal 30 Desember 2013 yang diperbuat dan ditandatangani dihadapan Yanti, SH, Notaris di Medan ternyata ada kewajiban dari

(14)

Penggugat harus menyerahkan kepada Tergugat I 2 (dua) Surat Keterangan Kepemilikan Tanah masing-masing tertanggal 01 November 1995 dan tertanggal 06 November 1995 untuk sebidang tanah seluas ± 326 Ha yang terletak di Desa Alam Seuntang, Kecamatan Birem Bayaan, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, akan tetapi kedua surat kepemilikan tanah tersebut juga tidak pernah diserahkan oleh Penggugat kepada Tergugat I;

23. Bahwa selain Penggugat mengetahui telah terjadinya pendebetan rekening, Penggugat juga mengkonfirmasi kepada Tergugat I bahwa pihak PT. Bank CIMB Niaga, Tbk telah menyetujui penambahan plafond fasilitas kredit Penggugat/Suwardi dan mendapatkan kompensasi atas biaya pengikatan untuk penambahan di PT.Bank CIMB Niaga, Tbk karena Penggugat sudah terlanjur melakukan pengikatan di Tergugat I/PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. Dengan demikian, terbuktilah bahwa Penggugat telah melanggar kesepakatannya dan menipu Tergugat I dengan janji-janji manis yang diucapkannya sebelumnya;

24. Bahwa dengan batalnya take over tersebut akibat tidak adanya konfirmasi dari Penggugat tentang jumlah hutang/outstanding dari PT. CIMB Niaga, Tbk dan tidak terjadinya penyerahan asli sertifikat yang menjadi jaminan/agunan dari PT. CIMB Niaga, Tbk yang akan diserahkan kepada Tergugat I, maka perbuatan Penggugat tersebut telah melanggar ketentuan Pasal 4.1 jo. Pasal 4.2. jo. Pasal 7 angka 7.2. huruf f Perjanjian Kredit No. 54 tertanggal 30 Desember 2013 dan Pasal 11 angka 11.1. Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit, yang berbunyi : "Untuk menjamin seluruh pembayaran dan pembayaran kembali hingga lunas, tertib dan dengan cara sebagaimana mestinya atas semua dan setiap jumlah uang yang terhutang dan wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank yang timbul dari atau berdasarkan Perjanjian Kredit (termasuk perubahan-perubahanm penambahan-penambahan atau pembaharuan-pembaharuannya di kemudian hari yang akan dibuat antara Debitur dan Bank), baik berupa hutang pokok, bunga, denda, provisi, biaya-biaya dan lain-lain jumlah uang yang sudah wajib dibayar lunas (sudah jatuh waktu) oleh Debitur berupa apapun juga kepada Bank, yang timbul dari atau berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit yang sekarang telah dan/atau dikemudian hari akan dibuat antara Debitur dan Bank, maka Debitur wajib menyerahkan kepada Bank jaminan-jaminan yang ditentukan oleh Bank sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kredit termasuk namun tidak terbatas pada jaminan-jaminan lain yang mungkin

(15)

diisyaratkan oleh Bank dikemudian hari apabila diperlukan oleh Bank dalam bentuk dan pengikatan sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Jaminan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kredit serta Pasal 1338 KUHPerdata, yang berbunyi : "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya dan harus dilakukan dengan itikad baik";

25. Bahwa oleh karena Penggugat tidak melaksanakan kesepakatan bersama yang tertuang dalam Akta Perjanjian Kredit No. 54 tertanggal 30 Desember 2013 jo. Syarat dan Ketentuan Umum Perjanjian Kredit Nomor : 124/SKU/MEDAN/2013 tertanggal 30 Desember 2013, maka tidak ada kerugian yang dialami oleh Penggugat baik secara materiel dan immateriel sehingga permohonan Penggugat untuk meminta ganti kerugian sebesar Rp. 12.163.000.000,- (dua belas milyar seratus enam puluh tiga juta rupiah) kepada Tergugat I secara seketika dan sekaligus haruslah ditolak dan tidak mempunyai dasar hukum dan lagipula tuntutan ganti rugi tersebut bertentangan dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI No. 459 K/Sip/1975 tanggal 18 September 1975 yang amarnya menyatakan: "besar tuntutan kerugian yang tidak dirinci, tidak dapat dikabulkan dan harus ditolak" ;

26. Bahwa oleh karena Tergugat I tidak ada melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad), maka oleh karena itu permohonan sita jaminan dalam perkara ini terhadap harta kekayaan milik Tergugat I baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak patutlah ditolak seluruhnya karena bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku yaitu :

 Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 05/1975 tanggal 01 Desember 1975 tentang Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) pada angka 1 huruf (a) yang menyatakan : "Agar para Hakim berhati-hati sekali dalam menerapkan atau menggunakan lembaga sita jaminan (conservatoir beslag) dan sekali-kali jangan mengabaikan syarat-syarat yang diberikan oleh Undang-Undang (Pasal 227 HIR/261 RBg)";

 Pasal 227 HIR yang berbunyi : "Jika terdapat persangkaan yang beralasan, bahwa seorang yang berhutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya, atau selagi putusan yang mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal akan menggelapkan atau membawa barangnya baik yang tidak tetap maupun yang tetap dengan smaksud akan menjauhkan barang barang itu dari penagih hutang, maka atas surat permintaan orang yang berkepentingan ketua pengadilan negeri

(16)

dapat memberi perintah, supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang memasukkan permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan menghadap persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah itu untuk memajukan dan menguatkan gugatannya”;  Pasal 261 RBg yang berbunyi : "Apabila ada alasan yang cukup untuk

menyangka bahwa seorang yang berhutang yang terhadapnya belum lagi diperoleh suatu keputusan hukum atau terhadapnya telah diucapkan suatu keputusan hukum tetapi belum dapat dijalankan, dan dia sedang berusaha menghilangkan atau menyingkirkan barang-barang bergerak atau tidak bergerak dengan maksud untuk menjauhkan barang-barang itu dari pihak penagih hutangnya, maka atas permohonan yang berkepentingan Ketua Pengadilan Negeri atau...dst";

 Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata Umum, Buku II, Edisi 2007, Mahkamah Agung RI pada halaman 80 huruf Y. Sita Jaminan Terhadap Barang Milik Tergugat (conservatoir beslag) angka 1 yang berbunyi : "Dalam sita ini harus ada sangkaan yang beralasan bahwa tergugat sedang berupaya mengalihkan barang-barangnya untuk menghindari gugatan Penggugat";

Berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum yang diuraikan diatas, maka tidak ada satupun alasan/dalil Penggugat yang dapat menunjukkan bahwa Tergugat I akan menggelapkan, membawa, menghilangkan atau menyingkirkan maupun mengalihkan barang-barangnya baik bergerak maupun tidak bergerak sehingga permohonan sita jaminan (conservatoir beslag) yang diajukan oleh Pengggugat tidaklah patut dan layak untuk dikabulkan karena tidak mempunyai dasar hukum yang jelas;

27. Bahwa oleh karena tidak adanya dasar hukum yang jelas tentang perbuatan melawan hukum yang didalilkan oleh Penggugat terhadap Tergugat I, maka adalah tidak beralasan hukum jika Penggugat menuntut dwangsom sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) perhari terhitung sejak perkara ini dilahirkan di Pengadilan Negeri Medan sampai perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap karena uang paksa (dwangsom) tidak dapat dituntut bersama-sama dengan tuntutan membayar uang (vide Putusan Mahkamah Agung RI No. 79 K/Sip/1972 tanggal 26 Februari 1973) dan uang paksa (dwangsom) akan ditolak apabila putusan dapat dilaksanakan dengan eksekusi riil (vide Putusan Mahkamah Agung RI No. 307 K/Sip/1976 tanggal 7 Desember 1976), sehingga oleh karena itu permohonan untuk membayar uang paksa (dwangsom) oleh Penggugat tersebut haruslah ditolak;

(17)

28. Bahwa dengan belum terbuktinya dengan jelas dan nyata bukti-bukti yang dipunyai dan akan diajukan oleh Penggugat di persidangan dalam perkara aquo apakah merupakan bukti-bukti otentik seperti yang didalilkan oleh Penggugat dalam gugatannya pada halaman 2 angka 10, maka adalah tidak beralasan hukum jika Penggugat memohonkan putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorrad) karena permohonan tersebut bertentangan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 tahun 2000 tanggal 21 Juli 2000 tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar bij voorrad) dan Provisionil sehingga oleh karena itu haruslah ditolak;

29. Bahwa berdasarkan uraian-uraian dan argumentasi hukum sebagaimana telah dikemukakan diatas adalah patut dan adil jika gugatan Penggugat haruslah ditolak untuk seluruhnya karena tidak berdasarkan hukum dan membebankan kepada Penggugat segala ongkos-ongkos yang timbul dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri Medan telah menjatuhkan putusan nomor : 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 8 Desember 2015, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM KONVENSI DALAM EKSEPSI:

- Mengabulkan eksepsi dari Tergugat-I; DALAM POKOK PERKARA:

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvanklijk Veerklard);

- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp. 1.671.000.- (satu juta enam ratus tujuh puluh satu ribu rupiah);

Membaca Akte Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat, pada tanggal 17 Desember 2015, telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 8 Desember 2015, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada Kuasa Hukum Terbanding I semula Tergugat I tanggal 6 Januari 2016, dan kepada Terbanding II semula Tergugat II tanggal 18 Januari 2016 melalui media surat kabar;

Membaca membaca Relas Pemberitahuan Untuk Melihat, Membaca dan Memeriksa Berkas Perkara Pengadilan Negeri Medan, yang disampaikan kepada Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat tanggal 25 Februari

(18)

2016, kepada Kuasa Hukum Terbanding I semula Tergugat I tanggal 15 Maret 2016, dan kepada Terbanding II semula Tergugat II tanggal 18 Januari 2016 melalui surat kabar, yang menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara tersebut sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan memeriksa akta permohonan banding tanggal 17 Desember 2015 Pengadilan Tinggi Medan berpendapat bahwa permohonan banding masih dalam tenggang waktu sebagaimana ditentukan Pasal 199 RBg dan diajukan dengan cara serta memenuhi syarat-syarat sebagimana diatur dalam peraturan perundang-undangan sehingga permohonan banding Pembanding secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat tidak mengajukan Memori Banding;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Banding pada Pengadilan Tinggi Medan akan menelaah berkas perkara berupa berita acara sidang, alat bukti dan pertimbangan majelis hakim tingkat pertama sebagaimana terurai berikut;

DalamEksepsi :

Menimbang bahwa, Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 08 Desember 2015 pada halaman 22 Majelis Hakim Tingkat Pertama berpendapat bahwa Notaris Yanti, SH; sebagai Pejabat yang telah membuat perjajian kesepakatan yang dituangkan dalam akta notaris No. 54 tanggal 30 Desember 2013 diikut sertakan sebagai pihak dalam perkara a quo; Oleh karena Penggugat tidak mengajukan sebagai pihak maka gugatan Penggugat kurang pihak sehingga eksepsi Tergugat dikabulkan dengan menyatakan surat gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

Menimbang bahwa, dalam repliknya kuasa Pembanding/ Penggugat berpendapat bahwa notaris Yanti, SH dalam perjanjian tersebut bukan sebagai pihak sehingga tidak tepat dijadikan sebagai pihak;

Menimbang bahwa, Notaris Yanti, SH dalam perkara a quo adalah sebagai pejabat yang mencantat kemauan para pihak yang selanjutnya dituangkan dalam akta notariel; Dan Akta Notariil adalah alat bukti surat autentik sehingga apa-apa yang tertulis di dalamnya merupakan fakta yang terjadi,

(19)

keadaan itu secara yuridis sebagai fakta, merupakan alat bukti sempurna kecuali dapat dibuktikan sebaliknya;

Menimbang bahwa, dalam praktek peradilan/ yurisprudensi telah diterima paham bahwa Penggugat memiliki kebebasan untuk menentukan siapa saja yang akanditarik sebagai pihak dalam surat gugatannya;

Menimbang bahwa, selanjutnya dalam menyelengarakan peradilan selalu berpedoman pada asas cepat sederhana dan biaya ringan, hakim mengatasi segala hambatan yang tidak prinsip; (vide Pasal 4 ayat (2) UU No. 48 tahun 2009);

Menimbang bahwa, mendasarkan pertimbangan di atas, eksepsi Tergugat tidak beralasan menurut hukum dan dinyatakan ditolak; maka pemeriksaan dilajutkan pada pokok perkara;

Menimbang bahwa, dengan demikian Majelis Hakim Banding pada PengadilanTinggi Medan tidak sependapat dengan pendapat Majelis Hakim Tingkat Pertama dan karena itu Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 8 Desember 2015 tentang eksepsi dibatalkan;

Dalam Pokok Perkara.

Menimbang, bahwa setelah menelaah surat gugatan, jawaban dan berita acara sidang, serta salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan No. 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 08 Desember 2015 Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan berpendapat sebagai terurai berikut;

Menimbang, bahwa dari surat gugatan Pembanding/ Penggugat Majelis Hakim tingkat Banding Pengadilan Tinggi Medan menyimpulkan bahwa dasar gugatan adalah perbuatan melawan hukum yaitu Pembanding/ Penggugat memiliki rekening bank di Tergugat I dengan saldo sebesar awal Rp 12,116,000,000;- berselang sekitar tiga bulan Pembanding/ Penggugat mengecek ternyata tinggal Rp 3,000,000, sehingga Pembanding/ Penggugat dirugikan sebesar Rp 12,113,000,000,-

Menimbang bahwa, dari jawaban Tergugat Majelis Hakim tingkat Banding Pengadilan Tinggi Medan menyimpulkan sebagai berikut :

1. Bahwa hubungan hukum antara Terbanding/ Tergugat dengan Pembanding/ Penggugat berawal dari permohonan kredit oleh Pembanding/ Penggugat kepada Terbanding/ Tergugat tanggal 08 Oktober 2013; Terbanding/ Tergugat menyetujui permohonnan tersebut, kemudian tercapai kesepakatan antara Pembanding/ Penggugat dengan Terbanding/ Tergugat sebagaimana

(20)

tertuang dalam Akta Perjajnjian Kredit No.54 tanggal 30 Desember 2013; Notaris Yanti, SH;

2. Bahwa Terbanding/ Tergugat telah prestasi dalam perjanjian tersebut yakni pencairan fasilitas kredit dalam bentuk pinjaman berjangka/ PB I sebesar Rp7,000,000,000;- dan pinjaman berjangka/ PB II Rp5,000,000,000;- kerekening Koran Suwandi/ Pembanding/ Penggugat; Pada saat yang sama didebet kembali dan dikreditkan ke rekening penampungan Terbanding/ Tergugat I;

3. Bahwa penggunaan/ penarikan fasilitas pinjaman berjangka/ PB I dan PB II baru dapat dilakukan Pembanding/ Penggugat apabila telah ada outstanding untuk take ovefasilitas kredit Pembanding/ Penggugat dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. Take over batal dan jaminan pinjaman tidak dapat dipindahkan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk;

4. Bahwa Pembanding/ Penggugat tidak beritikad baik yaitu sampai lewat waktu yang disepakati menyerahkan asli sertifikat yang akan menjadi jaminan/ agunan;

Menimbang bahwa, dari surat gugatan, jawaban, replik dan duplik para pihak Majelis Hakim tingkat Banding Pengadilan Tinggi Medan menemukan dalil-dalil yang diakui atau tidak dibantah sehingga merupakan bukti sempurna (vide Pasal 311 RBg); yaitu :

1. Bahwa benar Para pihak telah membuat kesepakatan Perjanjian Kredit No. 54 tanggal 30 Desember 2013; dihadapan Notaris Yanti, SH;

2. Bahwa benar kesepakatan tersebut tidak direalisir karena hal sebagai berikut:

a. Pembanding/ Penggugat tidak menyerahkan asli sertifikat yang akan menjadi jaminan/ agunan;

b. Proses take over batal dan jaminan pelunasan fasilitas kredit tidak dapat dipindahkan dari PT Bank CIMB NiagaTbk;

Menimbang bahwa, mendasarkan fakta hukum tersebut diatas tanpa harus mempertimbangkan secara detail alat bukti yang diajukan para pihak Majelis Hakim tingkat Banding Pengadilan Tinggi Medan berpendapat bahwa tindakan Terbanding/ Tergugat I memindah bukukan kerekening penampungan Terbanding/ Tergugat dan Pembanding/ Penggugat tidak dapat menggunakan fasilitas perjanjian kredit berjangka/ PB I dan PB II bukan kesalahan dari Terbanding/ Tergugat I akan tetapi karena Pembanding/ Penggugat tidak menyerahkan sertifikat asli sebagai jaminan/ agunan kredit dan tidak

(21)

terlaksananya take over jaminan dari PT Bank CIMB NiagaTbkke Bank International Indonesia/ Terbanding/ Tergugat I;

Menimbang, bahwa mendasarkan pertimbangan di atas Majelis Hakim tingkat banding berpendapat dalil Penggugat tidak terbukti, dan secara yuridis gugatan Pembanding/ Penggugat harus dinyatakan ditolak;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim Tinggi Medan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn; tanggal 08 Desember 2015 dan mengadili sendiri yang amarnya sebagaimana tersebut di bawah;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Pembanding semula Penggugat ditolak maka dihukum untuk membayar biaya perkara pada peradilan tingkat pertama dan tingkat banding;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor : 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang No.2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, RBG serta ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI :

- Menerima permohonan banding Pembanding semula Penggugat;

- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan, Nomor : 40/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 8 Desember 2015; yang dimohonkan banding tersebut;

MENGADILI SENDIRI:

Dalam Eksepsi.

- Menolak eksepsi Terbanding I semula Tergugat I tersebut; Dalam Pokok Perkara.

1. Menolak gugatan Pembanding semula Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam dua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp.150.000, (seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa : tanggal 24 Mei 2016 oleh kami : H. Suripto, SH.MH. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, selaku Hakim Ketua Majelis, Dalizatulo Zega, SH. Hakim Anggota I dan Maryana, SH.MH. Hakim Anggota II yang ditunjuk untuk mengadili perkara a quo, berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 12 April 2016 Nomor 134/PDT/2016/PT-MDN. dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka

(22)

untuk umum pada hari : Kamis tanggal 9 Juni 2016 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh Hamonangan Rambe, SH.MH. Wakil Panitera Pengadilan Tinggi Medan sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh pihak yang berperkara;

HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,

DALIZATULO ZEGA, SH, H, SURIPTO, SH, MH.

MARYANA, SH, MH. PANITERA PENGGANTI, HAMONANGAN RAMBE, SH,MH Perincian Biaya : 1. Meterai Rp. 6.000,- 2. Redaksi Rp. 5.000,- 3. Pemberkasan Rp 139.000,-

Jumlah Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)

Untuk salinan sesuai dengan aslinya. WAKIL PANITERA,

HAMONANGAN RAMBE, SH.MH. NIP. 040043391.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Maksud ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah sebagai dasar hukum, pedoman teknis, prosedur dan persyaratan upaya percepatan, pencegahan dan penjangkauan

Analisis kelayakan investasi yang dilakukan dalam dua skema yakni skema pendanaan sepenuhnya ditanggung oleh unit usaha syariah Adira Finance dan skema joint financing

Dalam rangka meningkatkan ekspansi usaha BUMD, untuk mendongkrak peningkatan perekonomian daerah, maka Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dapat melakukan investasi sesuai Pasal

Namun isi tugas akhir Ogi Gustaman yang berjudul “Kesenian Barongsai Sebagai Salah Satu Kebudayaan Tionghoa di Indonesia” berbeda dengan tugas akhir yang berjudul

Hasil Implementasi Sistem Keamanan WDS (Wireless Distribution Sistem) Menggunakan mikrotik ialah dapat membuat jaringan local menggunakan tanpa kabel dan bisa memberikan

Pos Indonesia telah melakukan evaluasi, termasuk di dalamnya evaluasi tahap fact finding yang mana dikatakan bahwa media monitoring kerap terlambat dalam memberikan

Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat dilakukan karena kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya pasien yang kontak dengan

Kecamatan Sine dan Kendal termasuk pada dataran tinggi dengan kelerengan antara 2 - 40% dengan ketinggian 100 - 2700 meter di atas permukaan air laut beriklim sangat