• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Sebagai Terapi Rehabilitasi Bagi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membaca Sebagai Terapi Rehabilitasi Bagi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Membaca

Sebagai

Terapi

Rehabilitasi

Bagi

Orang

dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

MENJALANI pendidikan pascasarjana di Taiwan, membuka

lebar-lebar pengalaman, pemahaman, dan memperdalam ketertarikan saya di bidang kesehatan jiwa. Ini yang saya alami selama menjadi mahasiswa Program Master of Nursing di Taipei Medical University. Clinical practicum yang saya jalani selama enam minggu di Taipei Medical University Hospital membuat saya takjub melihat cara orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) diperlakukan. Bagian paling menarik adalah adanya terapi membaca.

Setiap pagi dalam enam hari selama seminggu, ODGJ yang sedang menjalani pengobatan jalan mereka dengan sukarela datang ke

Daycare Unit (unit rawat jalan). Setelah bersama melaksanakan

senam pagi, para ODGJ berkumpul di satu ruangan kerja. Sembari setengah berebut, mereka memilih satu artikel di koran baru yang terbit hari itu untuk dibaca. Koran itu disediakan oleh perawat ruangan.

Setelah dibaca, setiap orang memiliki tugas untuk menuliskan judul atau topik artikel tersebut di papan tulis secara berurutan. Kemudian dibacakan dan dipresentasikan di tengah kelompok terapi tersebut. Sesuai dan dengan tepat waktu, perawat ruangan datang untuk memulai kegiatan membaca di pagi itu. Satu persatu artikel dibacakan bergiliran. Setiap satu artikel selesai dibaca, perawat ruangan dengan tegas dan cekatan membimbing diskusi, mengungkapkan apa yang menjadi pendapatnya dan menanyakan pendapat masing-masing orang dalam kelompok terapi itu, sehingga terciptalah diskusi aktif dan menarik.

(2)

yang terlihat saat masing-masing ODGJ mulai berpendapat mengenai topik yang baru saja disampaikan oleh anggota kelompok yang lain. Setelah semua artikel selesai dibaca, perawat mengajak semua yang hadir untuk memberikan applause, lalu kegiatan itu ditutup dengan ucapan terimakasih untuk setiap orang yang sudah membacakan berita hari ini.

Disinilah saya merasa takjub. Di Indonesia, selama lima tahun menempuh pendidikan sarjana keperawatan, saya belum pernah menemukan terapi sederhana namun sangat bermanfaat ini dilaksanakan baik di rumah sakit jiwa (RSJ) baik swasta maupun pemerintah, atau di Dinas Sosial yang juga menampung dan memberikan perawatan dan terapi bagi pasien ODGJ. Tetapi di Taiwan, ODGJ diperlakukan tidak seperti pasien jiwa kebanyakan yang di kucilkan, dianggap tidak tahu menahu, keterbelakangan dan terkungkung dalam pikirannya sendiri.

Tujuan dari terapi rehabilitasi bagi pasien jiwa adalah membantu individu dengan kondisi disabled untuk mengembangkan kemampuan emosi, sosial dan intelektual untuk hidup, belajar dan bekerja kembali di kehidupan normal bermasyarakat dengan bantuan beberapa tenaga professional kesehatan.

Ada dua prinsip strategis dalam pelaksanaan terapi rehabilitasi, antara lain individual-centered therapy yang bertujuan mengembangkan kemampuan pasien dengan cara meningkatkan interaksi dengan situasi yang stressful (mengancam). Strategi yang kedua adalah menyediakan sebuah lingkungan yang aman dan mengurangi stressor potensial yang dapat memicu kembali kondisi ketidakstabilan jiwa.

Membaca koran dan mendiskusikannya, menjadi sebuah terapi rehabilitatif yang efektif dan efisien serta sesuai dengan tujuan terapi rehabilitasi bagi pasien dengan gangguan jiwa. Tidak perlu memakan waktu lama untuk menyiapkan ide terapi atau mengerjakan proposal terapi, informasi terbaru dan bahan diskusi dapat dengan mudah di dapat melalui koran, perawat sebagai leader memberikan tugas untuk membaca dan menuliskan

(3)

topik bacaan di papan tulis, kemudian cukup mendengarkan dan memberikan feedback, serta menciptakan diskusi aktif di tengah kelompok terapi.

Secara tidak langsung pasien diajak berfikir, dituntut berani berbicara dan presentasi di tengah kelompok. Kegiatan mengutarakan pendapat dan diskusi aktif sebagai bentuk pengembalian kepercayaan diri, komentar yang keluar dari setiap orang dalam kelompok terapi ini, baik positif maupun negatif memberikan makna. Berita hangat yang disampaikan pun membantu pasien untuk merasakan aktualisasi diri, termasuk sebagai bentuk latihan dan adaptasi dengan kehidupan normal yang harus dijalani pasien ODGJ ketika kembali bermasyarakat dan bertemu dengan keluarganya.

Melalui kegiatan rutin membaca ini pula perawat mampu melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan mengontrol emosi, interaksi sosial antar-pasien, dan kemampuan intelektual dalam menyampaikan kembali topik berita. Akan tersaring pula siapa saja pasien yang potensial untuk diberikan terapi rehabilitasi tahap lanjut dan dinilai sanggup dipekerjakan sebagai pegawai rumah sakit (beberapa dari pasien bahkan menjadi sekretaris asisten perawat, membantu administrasi dan diberikan pekerjaan sebagai tenaga pembantu harian di rumah sakit, sebagai

volunteer).

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca menjadi salah satu alternatif solusi terapi rehabilitasi bagi ODGJ yang bermanfaat, berpotensi mengurangi beban negara dalam pembiayaan perawatan dan pengobatan pasien jiwa, serta menunggu untuk diaplikasikan di Indonesia. (*)

Rossler Wulf (2006), Psychiatric Rehabilitation Today: An

Overview, World Psychiatry, 2006 Oct 5(3): 151-157. (*)

(4)

”Airlangga Sumbaga Wiratama”

Sukses Dipentaskan dalam

Wayang Semalam Suntuk

UNAIR NEWS – Selama ini, ceritera pakeliran wayang di

Indonesia hanya diangkat dari kisah Ramayana dan Mahabharata. Padahal banyak kisah sejarah menarik yang bisa diangkat ke dalam pewayangan. Misalnya kisah Prabu Airlangga, Raja Kerajaan Kahuripan yang memerintah tahun 1009-1042. Karena itu, dalam rangka Dies Natalis ke-62 Universitas Airlangga, alumnus UNAIR Dr. Sri Teddy Rusdi, SH., M.Hum., yang juga Ketua Senawangi (Sekretariat Nasional Wayang Indonesia) menggubah lakon (cerita) ”Airlangga Sumbaga Wiratama” (ASW). Sebagai lakon (ceritera) wayang, ASW tidak hanya sukses ketika dipentaskan dalam pagelaran wayang orang di Jakarta, 29 September 2016. ASW juga sukses ketika digelar dalam bentuk wayang kulit semalam suntuk, di kampus B UNAIR Jl. Airlangga 4 Surabaya, Sabtu (19/11). Hadir menyaksikan lakon ASW ini adalah ratusan sivitas UNAIR, diantara Rektor Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., para Wakil Rektor, beberapa dekan, diantaranya Dekan FKM Prof. Tri Martiana yang juga Ketua Dies Natalis ke-62, alumni, dalam Ki Sudjiwo Tedjo, dan masyarakat sekitar Surabaya.

Sebelum dimulai, Rektor UNAIR menerima tiga tokoh wayang Prabu Airlangga dari Dr. Sri Teddy Rusdi. Ketiga wayang itu adalah Prabu Anom Airlangga, Airlangga saat dewasa, dan Prabu Airlangga saat jumeneng Nata (menjadi raja). Kemudian Rektor menyerahkan kepada dalang Ki Dr. Bambang Suwarno Sindu Tanoyo, M.Hum. Tiga wayang itu merupakan bagian dari 27 Wayang Airlangga yang disungging (dibuat) sendiri oleh Ki Dalang

(5)

Bambang Suwarno.

Dalang yang juga dosen ISI Jogyakarta ini, dalam menjalankan pertunjukan lakon ASW mampu menunjukkan kepiawaiannya memainkan cerita panjang secara pakem (mainstream), dan

antawacana (pengucapan tokoh wayang) yang bagus. Bahkan tanpa

jeda sedikitpun untuk diselingi guyonan ala Punakawan seperti dalam wayang Mahabharata. Serius dari awal hingga akhir.

Sebagai wayang “perintis” non-Mahabharata, tokoh-tokoh wayangnya tentu belum sepupoler lakon Mahabharata (Pandawa dan Kurawa). Menurut Sri Teddy Rusdi, ke-27 wayang Airlangga itu antara lain gambaran tokoh dalam kisah Airlangga. Misalnya Prabu Airlangga sendiri, Prabu Udayana (ayah Airlangga), Mahendradhatta (ibunya), Mpu Bharada, Narotama (pembantunya), Prabu Kaladhana, Prabu Dharmawangsa, Prabu Wisnu Prabawa, Ratu Prameswari, Mpu Kanwa, Garudhea, dsb.

Pagelaran wayang kulit “Airlangga Sumbaga Wiratama”, di kampus B UNAIR, Sabtu (19/11) malam. (Foto: Bambang Bes)

(6)

Airlangga. Ketika sedang ramai pesta perkawinan antara Airlangga dengan puteri pamannya (Dharmawangsa) di Kerajaan Medang (sekarang sekitar Magetan), mendapat serangan dari Raja Wurawari. Dari sinilah Airlangga lolos dan ditemani Narotama lari menjadi pertapa. Lolos dari beragam godaan, lalu memperoleh kesaktian, perang lagi dan saling balas, akhirnya Airlangga menang dan menjadi raja.

Di bagian akhir juga disisipi kisah Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa sebagai penggambaran keberhasilan Airlangga dalam peperangan. Arjuna yang lulus dari pertapa di goa Pamintaraga dan menjelma sebagai Begawan Ciptoning, kepada dewa hanya ingin kembalinya sebuah negara dan keutuhan sauda-saudaranya. Akhir kisah, Arjuno menaklukkan dua raksasa dari Himahimantaka yaitu Patih Mamangmurko dan Prabu Newatakawoco.

Dalam dialog dengan Sri Teddy Rusdi sebelum jejer pertama, Ki Bambang Suwarno berharap banyak pada pengembangan Wayang Airlangga ini, yang sesuai dengan sejarah tidak lain juga identik dengan kisah pemerintahan di Jawa Timur. Demikian juga harapan Sri Teddy Rusdi, alumnus FH dan FIB (S2) UNAIR ini. ”UNAIR yang punya Fakultas Ilmu Budaya kita berharap bisa mengemban masalah budaya. Mudah-mudahan Wayang Airlangga ini semakin maju, lestari, dan ngrembaka (berkembang). Jadi agar cerita wayang itu tidak hanya bergantung pada Ramayana dan Mahabharata,” kata Bambang Suwarno, yang juga turut datang ke UNESCO ketika wayang memperoleh pengakuan dunia itu.

”Biasanya dalam pertunjukan wayang kulit saat ini jarang dinyanyikan gendhing-gendhing lama, tetapi disini tadi dalangnya justru memilih lelagon lama itu. Saya suka karena sudah lama nggak mendengarkan,” kata Marto Waluyo, warga Kalidami asal Sragen ini.

Marto benar. Malam itu Ki Bambang Suwarno dan lima waranggana (pesinden) dan pemukul kendang yang hebat, banyak memilih

(7)

Konco Tani, Lesung Jumengglung, Lumbung Desa, dsb. Kemudian

juga dimainkan gendhing Wadyabala Gumurung dan monggang. Pada akhir pertunjukan “Airlangga Sumbaga Wiratama” juga diadakan undian doorprize untuk pemirsa. Tancap kayon, pergelaran selesai pukul 03.45 WIB. (*)

Penulis: Bambang Bes

Tebar Wawasan Stabilitas

Keuangan

ASEAN

Melalui

Seminar Internasional

UNAIR NEWS – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR menggelar International Development Student Conference bertajuk

“Realizing the Asean Financial Stability Amidst Global

Economic System Dynamic”, Senin (21/11) di Aula Fadjar

Notonagoro FEB UNAIR. Acara yang dihelat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB tersebut dihadiri kurang lebih 400 mahasiswa se-Indonesia, negara ASEAN, dan mahasiswa dari negara Timur Tengah.

Dalam seminar ini menghadirkan pembicara diantaranya Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dr. Ir. Budi Setiawan, M.MT, Staf Ahli Kementerian Keuangan RI Isa Rachmatarwata, perwakilan dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, Wakil Presiden Valbury Asia Future Nico Omer dan juga Dr. Tika Widiyastuti, S. E., M.Si selaku moderator.

Ketua BEM FEB Rusdinal Muslih mengatakan bahwa mahasiswa yang hadir dalam seminar internasional tersebut dituntut untuk ikut berperan aktif menyumbangkan ide-ide pemikiran yang kreatif

(8)

untuk didiskusikan bersama. “Kita semua harus mempunyai sumbangsih terkait ide ide pemikiran stabilitas keuangan di dunia, dan di Indonesia khususnya,” kata Rusdinal Muslih saat memberikan sambutan.

Wakil Dekan I FEB UNAIR Dr. Rudi Purwono, SE.,MSE juga menambahkan, ide-ide pemikiran dari para mahasiswa tersebut berguna untuk meningkatkan kondisi ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah ekualitas makro ekonomi di masa mendatang.

“Kita saling berbagi tentang bagaimana caranya agar Jawa Timur dapat mencapai output nasional 2016 dengan potensi marketnya. Kita juga dituntut untuk meningkatkan ekualitas makro ekonomi dari Indonesia di masa mendatang,” ujar Rudi disambut tepuk tangan peserta seminar.

Selaku keynote speaker dalam seminar internasional tersebut, Budi Setiawan mengungkapkan, memasuki Triwulan ke-3, kondisi ekonomi makro di Indonesia tumbuh hingga 5,04 persen. “Kalau Indonesia hanya mengandalkan sektor primer saja, maka tidak akan pernah kuat, karena link antar sektor itu harus nyambung dan berkembang. Sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran harus nyambung,” ungkapnya. Menurut Budi, ada beberapa kendala yang masih menghambat perkembangan ekonomi Indonesia, khususnya di Jawa Timur, yaitu, pendapatan pemerintah yang terbatas, tingginya biaya dana modal. “Selain itu, situasi global terkait permintaan luar negeri yang menurun dan defisit perdagangan luar negeri juga masih menjadi kendala kita,” jelasnya.

Solusinya, Budi mengatakan ada tiga hal yang perlu di restrukturisasi secara fundamental, yaitu dagang ecer kecil-kecilan, moneter (suku bunga satu digit), dan fiskal (meminimalkan pajak UKM). Selain itu, Budi juga mengajak kepada mahasiswa agar terus menyuarakan sumbangsihnya dalam bidang ekonomi. “Untuk adik – adik mahasiswa yang punya ide demi perkembangan ekonomi, silahkan sampaikan. Kita bisa kerja

(9)

sama dan saling bantu,” serunya. (*) Penulis : Dilan Salsabila

Editor : Faridah Hari

FISIP Ideas Matter Meriahkan

39 Tahun FISIP UNAIR

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Airlangga kembali menyelenggarakan lomba esai nasional, FISIP Ideas Matter, untuk ketiga kalinya. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis FISIP UNAIR ke 39. Di tahun ketiganya, FISIP Ideas Matter digelar dengan tajuk “FISIP Ideas Matter 3.0: Strengthening Humanity as Fundamental Aspect In Indonesia’s Development’. Pada tahap seleksi awal, lomba esai tersebut diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hingga tahap presentasi, terpilih 10 besar esai terbaik yang diundang ke FISIP UNAIR untuk mempresentasikan gagasannya. Pada saat penyambutan, Dekan FISIP UNAIR, Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si, memberikan apresiasi kepada 10 peserta terbaik. Baginya, peran untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, ada di tangan pemuda.

“Masa depan bangsa ini ada di tangan anda. Saya sangat senang sekali kepada pemuda yang memberikan pemikiran. Karena jika hari ini anda memberikan pemikiran, ke depan kalian yang akan memberikan kebijakan,” jelasnya.

Ditemui di tempat yang berbeda, Yuslihun Nisa selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa pemilihan tema dalam acara tersebut dilandasi dengan fenomena pembangunan yang terus berjalan di

(10)

segala aspek kehidupan, namun menyampingkan sisi kemanusiaan. “Dari sini kami mewadahi mahasiswa yang memiliki ide kreatif untuk tetap menghidupkan sisi kemanusian di tengah era modernitas seperti sekarang,” jelasnya.

Lomba tersebut digelar selama dua hari. Di hari pertama (19/11), selain presentasi, 10 peserta tersebut juga disambut dengan kuliah interaktif oleh Prof. Kacung Maridjan, Ph.D, dan Baiq Wardhani, M.A, Ph.D. Selain itu peserta juga diajak ke wisata rasa untuk membeli oleh-oleh. Hari kedua, peserta diajak city tour mengunjungi beragam tempat menarik di kota Surabaya. Tidak hanya jalan-jalan, peserta juga diajak diskusi bersama Gerakan Melukis Harapan.

“Jadi kami juga mengajak mereka (peserta, red) untuk diskusi dengan salah satu komunitas sosial. Ya, meski jalan-jalan tapi tetap ada edukasinya,” terang Yuslihul.

Setelah city tour, panitia dan peserta melakukan acara makan malam di kediaman Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini. Pada acara tersebut diumumkan pemenang dari hasil lomba. Hasilnya, Louisa Syaura dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Sulawesi Selatan di daulat sebagai Juara I FISIP Ideas Matter 3.0. Disusul Juara II oleh Dio Wicaksono dari Program Studi Administrasi Negara Universitas Airlangga dan Juara III diraih oleh I Kadek Sudiarsana dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sementara Best Participant diraih oleh Burhanuddin Yusuf dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Dengan berakhirnya acara tersebut, Yuslihul berharap bahwa langkah kecilnya bersama tim bisa membawa perubahan besar bagi bangsa.

“Memang kami masih dalam segala kecil, semoga yang kecil ini bisa memberikan dampak yang besar dan dengan ini pula mahasiswa semakin sadar dengan sisi kemanusiaan di tengah modernitas,” pungkasnya.(*)

(11)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

Mahasiswa Gizi UNAIR Adakan

Seminar Cegah Diabetes

UNAIR NEWS – Angka prevalensi obesitas di negara berkembang

cukup tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, obesitas mencapai angka 62%. Tentunya, ini sempat menjadi perhatian dunia. Sebab, orang dengan obesitas berpeluang besar untuk mengidap penyakit kronis tidak menular seperti kardiovaskular, diabetes, dan kanker.

Berangkat dari topik yang tengah menghangat itu, anggota Asosiasi Mahasiswa Gizi (AMAZI) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, menggelar acara seminar gizi nasional bertema “Jaga Asupan Seimbang, Cegah Diabetes Menyerang”, Minggu (20/11), di Aula Kahuripan, Kantor Manajemen UNAIR. Sebanyak tiga pembicara dalam seminar kali ini adalah perwakilan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI R. Giri Wurjandaru yang memberi materi Asupan Gizi Seimbang, Konsultan endokrin metabolik diabetes Hermina Novida, dr., SpPD, K-EMD, FINASIM, dengan materi Pencegahan Diabetes Mellitus, dan dosen program studi Ilmu Gizi sekaligus konsultan gizi RS UNAIR Dr. Merryana Adriani, SKM., M.Kes. dengan materi Diet Bagi Penderita Diabetes Melitus. Selain tiga pemateri itu, ada pula Direktur PT. Prima Citra Nutrindo Ludy Andang yang memberi tutorial cara memasak bagi penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

“Pravelensi obesitas yang sangat tinggi itu tidak jauh dari perilaku makan seseorang. Perilaku itu banyak dipengaruhi

(12)

lingkungan. Kebiasaan yang sudah membudaya hal ini justru yang sangat sulit untuk diedukasi. Semua itu memicu timbulnya diabetes mellitus. Sekarang, sudah banyak kegiatan seperti penelitian, pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan oleh FKM UNAIR untuk mengupas akar diabetes mellitus,” kata Merry. Selain seminar, ada pula cek antropometri (pengukuran dimensi tubuh manusia) untuk melihat kadar lemak, jumlah kalori yang harus dikonsumsi, serta cek gula darah. Berdasarkan tes kesehatan, tercatat 5 dari 50 peserta yang mengecek kadar gula darah masuk dalam kriteria prediabetes dengan rentang 140-199 mg/dL.

Di penghujung acara, Ludy membuat aneka ragam olahan yang diperuntukkan bagi penderita DM tipe 2. Ludy membuat kudapan dalam bentuk salad dengan dibantu mahasiswa jurusan Gizi asal STIKES Widya Cipta Husada Malang.

Seminar ini diikuti oleh 250 peserta seminar. Mereka tak hanya berasal dari UNAIR, tetapi juga dari Universitas Brawijaya, Universitas Hang Tuah, STIKES Widya Cipta Husada, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Politeknik Negeri Jember, dan Universitas Muhammadiyah Jember. Selain itu, acara juga diikuti siswa sekolah menengah atas sederajat yang memenangkan lomba poster terbaik, yakni SMAN 2 Pare (juara I), SMAN 16 Surabaya (juara II), SMAN 1 Trenggalek (juara III), dan MAN Lamongan (juara favorit).

Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S

(13)

Berpulangnya

Guru

Besar

‘Santun’ Anatomi FK UNAIR

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga berduka. Guru Besar Ilmu

Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran UNAIR Prof. H. Ari Gunawan, dr., MS., PA(K)., Ph.D, menghembuskan nafas terakhirnya di Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo, Minggu (20/11) pukul 11.30 WIB. Almarhum meninggal pada usia yang ke-68 tahun.

Setelah dari rumah duka, jenazah terlebih dahulu disemayamkan di Aula FK UNAIR untuk diberi penghormatan terakhir oleh sivitas akademika, Senin (21/11). Setelah disemayamkan, jenazah lalu dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Keputih Surabaya.

Sepeninggal almarhum, sejumlah rekan sejawat pun turut merasakan kesedihan. Ketua Departemen Anatomi Histologi FK UNAIR Dr. H. Abdurrachman, dr., M.Kes, PA(K), salah satunya. Abdurrachman mengungkapkan, semasa hidup, Prof. Ari dikenal sebagai sosok pribadi yang santun dan bersahaja. Sebagai pengajar, almarhum juga dikenal perhatian, dan rendah hati baik kepada sejawat sebaya maupun para juniornya.

Semasa hidup, aktivitas pendidikan almarhum banyak diisi dengan kegiatan penelitian dan membimbing tugas akhir para mahasiswa kedokteran tingkat S-1, S-2 maupun S-3. “Beliau adalah promotor saya sewaktu saya pendidikan S-3. Selama menyelesaikan tugas, beliau begitu sayang dengan anak didiknya, dan terkesan tidak mempersulit. Sikap beliau ini yang memberi kesan di hati kami anak didiknya,” ungkapnya.

Sebutan profesor teladan pun disematkan oleh Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD, KGH,FINASIM kepada almarhum. Tak hanya dikenal santun, Prof. Ari juga profesional di bidang keilmuannya serta memiliki visi yang

(14)

besar. Bagi Prof. Djoko, kompetensi Prof. Ari selalu mengedepankan etika dan logika. Keduanya menjadi kekuatan bagi Prof. Ari dalam mentransfer keilmuannya di bidang anatomi histologi.

Selain itu, kesedihan juga dirasakan Prof. Chairul Anwar, dr., drh., MS., salah seorang dosen Ilmu Anatomi Histologi FK UNAIR. Ditemui dalam kesempatan yang sama, Prof. Chairul mengaku amat kehilangan sosok kakak kelasnya tersebut. Ia mengenal Prof. Ari semasa hidup sebagai pribadi yang baik dan

nggak neko-neko.

“Tiga tahun lalu saya selalu ajak beliau kontrol kesehatan, namun beliau selalu menolak sambil menjawab ‘tak obati dewe

ae’ (saya obati sendiri saja) dan memang tidak pernah mau

kontrol. Walau demikian beliau tidak pernah sambat soal kondisi kesehatannya,” ungkapnya.

Belakangan, kondisi kesehatan Prof. Ari sempat menurun. Namun kondisi ini tidak menghalangi semangat sang profesor menjalani rutinitas. “Beliau nggak pernah cuti, meskipun ndak enak badan. Sebelum meninggal, Prof (Prof. Ari) pernah nyeletuk ke saya begini ‘golek umur pitungpuluh kok angel se, dik’ (untuk mencapai umur 70 kok susah sekali). Waktu itu kondisi kesehatan Prof sudah mulai menurun. Saya paham itu,” ungkap Prof. Chairul.

Penulis: Sefya Hayu I. Editor: Faridah Hari

(15)

Kharisma Bangsa Banten Juara

Utama Medspin FK

UNAIR NEWS – Kompetisi pelajar terbesar di bidang kedokteran

Medical Science and Application Competition (Medspin) tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga sampai di penghujung kegiatan.

Minggu (20/11) di Ruang Anatomi FK UNAIR pukul 16.30 WIB, telah diumumkan pemenang lomba bidang kedokteran IPA dan kedokteran yakni tim asal sekolah menengah atas Kharisma Bangsa, Banten. Tim SMA Kharisma Bangsa berhasil menjadi juara setelah berhasil menyisihkan lawan sejak babak penyisihan hingga grand final.

Kompetisi Medspin dirintis sejak tahun 2002 dengan nama lomba IPA Kedokteran namun akhirnya berganti nama menjadi Medspin pada tahun 2004. Pada tahun 2015 lalu, Medspin diikuti 16.311 peserta. Sedangkan, pada tahun 2016, kompetisi ini diikuti oleh 7.000 tim atau 21.000 siswa SMA sederajat di 33 kota di seluruh Indonesia.

Rangkaian acara dimulai sejak tanggal 6 November 2016. Dari babak penyisihan, akhirnya terjaring 150 tim yang akhirnya melaju ke babak perempat final¸semifinal, final, dan grand final kemarin. Tahun ini, tema yang diangkat dalam kompetisi Medspin adalah penyakit tropik.

“Kami berharap Medspin ini tidak hanya diramaikan oleh banyaknya peserta saja, tapi dengan adanya kegiatan positif seperti ini, kami bisa mewadahi semangat kompetisi mereka,” jelas Prima Ardiansah, Ketua Pelaksana Medspin 2016.

Persaingan yang melibatkan lebih dari tujuh ribu tim ini memperebutkan piala Menristekdikti, Gubernur, dan Wali Kota Surabaya. Selain tim SMA Kharisma Bangsa, juara II diraih oleh

(16)

tim SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta, dan juara III oleh tim SMAN 4 Denpasar. Sedangkan, pada posisi juara harapan I diraih tim SMA Semesta Semarang.

“Tahun lalu, tim SMA Kharisma Bangsa juga dapat juara II di Medspin, tapi saya dulu belum bergabung di tim ini. Hanya Faisal dan Fahmi (anggota tim) saja. Untuk pengalaman lomba, Faisal pernah mendapatkan emas OSN (olimpiade sains nasional) Fisika di Yogyakarta tahun 2015. Kalau saya mendapat perunggu di Olimpiade Biologi. Secara pribadi, saya memang berkeinginan untuk masuk ke FK UNAIR,” jelas Danang Dwi Prasetyo, salah satu anggota tim Kharisma Bangsa ketika ditemui usai penyerahan trofi.

Selama dua hari di Surabaya, peserta yang tergabung dalam 150 tim ini tidak hanya konsentrasi menyelesaikan berbagai soal saja. Mereka juga diajak untuk mengikuti seminar bertema hepatitis dan pencegahan dini kanker payudara. Selain itu, mereka diajak untuk mengelilingi dan mengenal lingkungan akademis serta penunjang di FK UNAIR.

“Kami memperkenalkan fasilitas dan gambaran pembelajaran di FK UNAIR. Kita adakah pemeriksaan gigi gratis di Aula FK. Ada juga med on talkshow yang merupakan seminar tentang suka duka menjadi mahasiswa FK, serta wisata Kota Surabaya bagi peserta yang tidak lolos ke final dengan mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan, Wisata Rasa dan Museum Bank Indonesia Surabaya. Mereka juga diajak mengikuti pelatihan ilmu kedokteran dan keterampilan medik dasar,” tutur Prima.

Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S

(17)

Kehadiran Lakon Airlangga di

Jagat Pewayangan Indonesia

UNAIR NEWS – Wayang memang memiliki tempat tersindiri di mata

bangsa Indonesia. Selain sebagai khazanah negeri, wayang juga penuh nilai dan filosofi yang dimunculkan melalui lakon-lakon yang dimainkan. Jika selama ini jagat pewayangan di Indonesia terkenal dengan kisah Ramayana, kali ini, kisah Airlangga akan dimunculkan untuk mengisi jagat pewayangan tanah air. Selain Airlangga merupakan raja pembaharu yang mashur di abad 12, lakonnya diharapkan bisa memberikan pelajaran bagi generasi sekarang. Dalam hal itulah, seminar dengan tema “Wayang Airlangga: Varian Baru Dalam Jagat Pewayangan Indonesia” digelar di Aula Siti Parwati FIB UNAIR, Sabtu (19/11).

Seminar yang dibuka oleh Dekan FIB UNAIR Diah Ariani Arimbi, Ph.D., tersebut merupakan serangkaian penutup Dies Natalis UNAIR ke-62. Melalui seminar tersebut, Diah berharap, generasi muda akan lebih memahami dunia pewayangan dan menghargai kesenian tradisi.

Pembuat Wayang Airlangga Dr. Sri Teddy Rusdy, menjadi pemandu jalannya seminar tersebut. Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) DKI Jakarta tersebut mengungkapkan, selama ini, pewayangan Indonesia masih berkiblat pada kisah Ramayana. Hal itulah yang kemudian menjadi alasan baginya untuk memilih lakon Airlangga.

“Saya mulai berpikir, bahwa Indonesia ini luas dan memiliki banyak jagat lakon peradaban. Karena kecintaan pada almamater pertama saya, maka saya gunakan lakon Airlangga. Meski demikian lakon Airlangga ini untuk semua bangsa Indonesia,” jelasnya.

Hadir sebagai pembicara pertama, Dalang kondang Sujiwo Tejo menjelaskan terkait fenomena generasi muda yang meninggalkan

(18)

wayang. Baginya, bukan salah pemuda yang meninggalkan wayang, tapi peran dalanglah yang menjadi penentu wayang bisa diterima generasi muda.

Selanjutnya, Prof. Kasidi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta selaku pemateri kedua, lebih menyoroti beragam varian wayang yang telah meramaikan jagat nusantara. “Wayang itu diikuti oleh siklusnya. Varian baru itu muncul mengacu bahwa sebelumnya telah beredar wayang-wayang lainnya,” jelasnya.

Pemerhati keris dan batik Prof. Bambang Tjahjadi selaku pemateri ketiga, memaparkan materi terkait keberlangsungan wayang Airlangga di masa mendatang. Baginya, keberlangsungan wayang Airlangga juga harus didukung banyak pihak, termasuk sivitas akademika UNAIR.

“Inti dari pelestarian adalah membangun komunitas. Kita harus bangun paguyuban. Kita lihat saja, kalau paguyuban jalan, wayang ini bakal lestari,” tegasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

41

Mahasiswa

HI

UNAIR

Ramaikan Kompetisi Olahraga

di Malang

UNAIR NEWS – Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga cukup antusias mengikuti kegiatan International Relations Olympic Sports (IROS) 2016 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan

(19)

(HMJ) HI, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Buktinya, sebanyak 41 mahasiswa yang terdiri dari 2 anggota manajer dan 39 pemain mengikuti berbagai cabang kompetisi olahraga seperti futsal, bola basket dan bulutangkis. Tidak hanya itu, sejumlah mahasiswa HI UNAIR lainya juga hadir sebagai pendukung yang cukup memeriahkan kegiatan tersebut. Kompetisi olahraga jurusan antarkampus ini berlangsung selama tiga hari, yakni pada Jumat sampai Minggu 17-19 November 2016. Pertandingan dilangsungkan di GOR Rajabasa (bulutangkis), dan Champions Futsal (futsal dan bola basket).

Kompetisi ini diikuti oleh para mahasiswa HI dari berbagai perguruan tinggi. Selain UNAIR, ada pula peserta dari Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya, Universitas Jember, Universitas Udayana, dan Universitas Mataram.

Acara ini merupakan kegiatan rutin tahunan Forum Komunikasi Mahasiswa HI Indonesia (FKMHII) koordinator wilayah VI yang mencakup wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. “IROS 2016 terasa sangat berbeda khususnya dilihat dari antusiasime mahasiswa HI UNAIR, khususnya dengan berbagai persiapan atribut dan pengumpulan masa pendukung memberikan kemeriahan dan semangat,” ujar Yulyan Maharta Saviar, Ketua HIMA HI UNAIR.

Hingga berakhirnya kompetisi, para pemain UNAIR telah menorehkan berbagai capaian. Pada cabor futsal putra, langkah pemain UNAIR harus terhenti di babak penyisihan lantaran persaingan yang begitu ketat. Bahkan, penentuan lolos ditentukan oleh jumlah selisih gol dikarenakan empat tim mendapatkan poin yang sama besarnya. Sedangkan, langkah tim futsal putri terhenti di semifinal setelah dikalahkan UMM dengan skor 2-0.

Hasil membanggakan ditorehkan oleh pemain cabor bulutangkis. Seluruh pemain UNAIR di cabor ini berhasil mendapatkan

(20)

prestasi di berbagai kategori, diantaranya juara I tunggal putri oleh Emerald Salamba, juara I ganda putri oleh Zayyan Khairunnisa dan Nazelia Putri, juara III tunggal putra oleh Adetya, dan juara III ganda putra oleh Atantyo Adigapa dan Agung Tri Putra.

Prestasi lain di cabor bola basket juga tak kalah bagusnya. Pemain HI UNAIR keluar sebagai juara I setelah mengalahkan semua lawan hingga akhir kompetisi berlangsung. Perolehan ini merupakan kali ketiga. Sebelumnya, pemain mendapatkan juara serupa pada edisi IROS 2015 di UNAIR, dan IROS 2014 di UPN Veteran Surabaya.

“Ini adalah tahun terakhir saya berkesempatan mengikuti kompetisi ini di cabang bola basket. Sangat senang sekali bisa meraih juara I selama tiga tahun berturut-turut bersama HI UNAIR. We love you,” tutur Aldy Firmansyah, mahasiswa HI semester 7 tersebut.

Penulis: M. Ahalla Tsauro Editor: Defrina Sukma S

Mahasiswa UNAIR Borong Juara

di Kompetisi Berkuda

UNAIR NEWS – Salah satu putra terbaik Universitas Airlangga,

kembali menorehkan prestasi di bidang olahraga. Kali ini, Zahlul Yussar, mahasiswa Ilmu Komunikasi (Ilkom) UNAIR angkatan 2014 yang merupakan atlet berkuda, meraih Juara II dan Juara III dalam kompetisi internasional “CINTA Indonesia Open 2016”.

(21)

Tangerang tersebut diikuti oleh kurang lebih 40 rider (sebutan untuk atlet berkuda, -red) dari beragam negara. Mulai tanggal 11 hingga 13 November, mereka berkompetisi dalam event yang dianggap favorit bagi para atlet kuda tersebut.

“CINTA Indonesia Open ini termasuk kompetisi internasional, karena pesertanya banyak yang datang dari luar negeri, seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan lainnya,” terang pemilik kursus kuda “Ameg Stable Equestrian” tersebut.

Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa yang hobi berkuda sejak kecil itu meraih Juara II di Kategori Show Jumping 100 cm dan Juara III di Kategori 105 cm Young Horse. “Saya bersyukur karena dapat Juara III di Kategori 105 cm Young Horse dan Juara II di Kategori Show Jumping 100 cm,” kata dia.

(22)

CINTA Indonesia Open 2016 yang diselenggarakan di Tangerang (Foto : Istimewa)

Terkait persiapan, Zahlul mengungkapkan kurangnya waktu latihan menjadi kendala tersendiri baginya. Pasalnya, ia merupakan mahasiswa aktif. Sehingga, padatnya jadwal perkuliahan terkadang bertabrakan dengan jadwal latihannya. “Kendala waktu latihan hanya pada jadwal latihan dan kuliah yang padat, jadi tidak bisa optimal dalam latihan berkuda,” keluhnya.

Namun, kurangnya waktu latihan tak menyudutkan semangatnya untuk terus berprestasi. Bahkan, Zahlul juga meraih prestasi di ajang berbeda namun diselenggarakan di tempat yang sama,

World Jumping Challenge.

“Kalau yang World Jumping Challenge diadakan sejak 6 November, beda ajang tapi tempatnya sama. Diselenggarakan oleh PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia). Saya juga ikut itu, dan mendapatkan Juara III,” ujarnya bangga.

Zahlul memiliki harapan, agar dirinya bisa terpilih untuk mewakili Indonesia di event bertaraf internasional, layaknya Sea games dan juga Asian games. “Harapannya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional dan mewakili Indonesia di Sea Games 2018 dan Asian Games,” harapnya optimis. “Semoga bisa menambah torehan prestasi bergengsi lainnya,” imbuhnya mengakhiri. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait