• Tidak ada hasil yang ditemukan

(2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(2) Proposal Penelitian Tugas Akhir"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

proposal tugas akhir

RANCANGAN PERUBAHAN SISTEM JARINGAN VENTILASI

BERDASARKAN ANALISA PERTAMBAHAN SUHU SECARA

HORISONTAL PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP

ORE ZONE (DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA

Oleh :

M. Anshari Akbar

D62108258

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2012

(2)

Proposal Tugas Akhir

RANCANGAN PERUBAHAN SISTEM JARINGAN VENTILASI BERDASARKAN ANALISA PERTAMBAHAN SUHU

SECARA HORISONTAL PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE (DOZ)

PT. FREEPORT INDONESIA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Makassar, Mei 2012

Disetujui Oleh,

Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Peserta Tugas Akhir,

Dr. phil.nat. Sri Widodo, S.T., M.T. M. Anshari Akbar NIP. 19710101 201012 1 001 NIM. D621 08 258

(3)

Proposal Tugas Akhir

A. JUDUL

RANCANGAN PERUBAHAN SISTEM JARINGAN VENTILASI

BERDASARKAN ANALISA PERTAMBAHAN SUHU SECARA

HORISONTAL PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE (DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Sehubungan dengan mulai meningkatnya produksi tambang pada tambang bawah tanah DOZ dibutuhkan suatu sistem perencanaan tambang yang matang, yang meliputi aspek teknis dan aspek ekonomi dimana nantinya diharapkan aktifitas tambang dapat berjalan seefesien mungkin.

Guna mendukung hal tersebut maka perlu ditunjang kondisi kerja yang baik, salah satu diantaranya adalah sistem ventilasi pada daerah penambangan. Ventilasi merupakan salah satu faktor penting pada sistem underground mining. Pada dasarnya, sistem ventilasi merupakan aplikasi dari prinsip fluida dinamik terhadap laju udara pada bukaan tambang bawah tanah. Pada tambang bawah tanah, banyak pekerja dan alat yang terdapat di bawah tanah. Untuk menunjang kualitas udara masuk dalam tambang bawah tanah ini, maka dibutuhkan suatu sistem ventilasi yang sesuai. Dengan adanya sistem ventilasi ini, pekerja dan alat yang melakukan proses penambangan di bawah tanah akan mendapat suplai udara yang memadai sehingga mereka dapat bekerja dengan optimal.

Pada dasarnya, sistem ventilasi tambang ini memiliki 3 fungsi secara umum yang sesuai dengan prinsip-prinsip pada fluida dinamik, yaitu :

Sebagai pengontrol kualitas udara

Udara yang terdapat pada tambang bawah tanah perlu untuk dijaga kondisinya. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur kadar debu dan gas-gas beracun di dalam tambang. Maka dari itu, ketika

(4)

Proposal Tugas Akhir

tambang bawah tanah melakukan produksi, konsentrasi dari gas-gas beracun dan debu dapat diatur konsentrasinya di dalam tambang sehingga tidak membahayakan para penambang yang sedang bekerja.

Sebagai pengontrol kuantitas udara

Dalam ventilasi tambang, kuantitas udara yang dimaksud disini adalah jumlah debit yang dialirkan dan arah dari debit tersebut. Setiap pekerja dan alat yang berada di dalam tambang bawah tanah membutuhkan suplai udara dengan volume tertentu. Di sinilah fungsi dari ventilasi tersebut bekerja. Tidak hanya pada suplai udara di lubang bukaan ventilasi dan ventilasi tambahan, tetapi kontrol ini juga dilakukan pada tempat pembuangan gas-gas beracun serta debu.

Sebagai pengatur temperatur dan kelembaban

Hal yang diatur disini adalah pendinginan, pemanasan udara, dan control terhadap kelembaban. Pada tambang bawah tanah sering kali kondisi temperatur udara tidak sesuai dengan temperatur optimal kerja, seperti udara yang terlalu panas. Maka dari itu, dengan adanya pengaturan, pekerja dan alat-alat akan mendapatkan kondisi udara yang optimal untuk bekerja sehingga akan menunjang produktivitas.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini:

Rancangan sistem jaringan ventilasi yang berdasar pada standar kuantitas dan kualitas udara,

Analisa pertambahan suhu secara horisontal yang berkaitan dengan kualitas udara,

Rancangan perubahan sistem jarinagn ventilasi yang berdasarkan analisa dari hasil standarisasi kuantitas dan kualitas udara,

(5)

Proposal Tugas Akhir

Sistem jaringan ventilasi yang berdasarkan hasil analisa pertambahan suhu secara horisontal.

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini :

Untuk mengetahui sistem jaringan ventilasi awal yang berdasar pada standar kuantitas dan kualitas udara,

Menganaliksa pertambahan suhu secara horisontal guna

mengetahui kualitas udara di area pertambangan,

Membuat rancangan perubahan sistem jaringan ventilasi setelah mengetahui kondisi udara di area pertambangan,

Mengetahui kuantitas dan kualitas udara setelah dilakukan perubahan yang berdasar pada analisa pertambahan suhu secara horisontal.

E. LANDASAN TEORI

Sistem ventilasi adalah salah satu yang di pergunakan dalam tambang bawah tanah, Oleh karena itu sangatlah perlu di perhatikan kondisi maupun perawatan. Untuk memperoleh informasi yang terinci mengenai kuantitas dan kualitas udara tambang bawah tanah pada sistem jaringan ventilasi, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap sistem ventilasi yang ada, yaitu mengadakan pengukuran dan pengamatan terhadap ventilasi, sehingga dapat diketahui arah aliran atau sirkulasi udara, kuantitas udara yang memenuhi persyaratan yang berlaku.

Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa:

Udara akan mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari tekanan tinggi ke rendah.

(6)

Proposal Tugas Akhir

Udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan resistansi yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur dengan resistansi yang besar.

Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam ventilasi tambang.

Ventilasi tambang mempunyai tujuan umum yang bisa menjadi salah satu acuan dari suatu standar udara tambang bawah tanah, diantaranya :

Memberikan udara segar / oksigen (O2) untuk aktifitas dalam

tambang.

Melarutkan gas-gas beracun dan berbahaya.

Menurunkan tempertur sampai pada temperatur yang nyaman untuk bekerja.

Menyingkirkan atau menghisap debu di dalam tambang bawah

1. Standar Kualitas Udara Tambang Bawah Tanah

Komposisi Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri dari : Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1

Komposisi Udara Segar

Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara segar normal terdiri dari Nitrogen 79% dan Oksigen 21%. Disamping itu selalu dianggap bahwa udara segar akan selalu mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0,03%.

(7)

Proposal Tugas Akhir

Demikian pula perlu diingat bahwa udara dalam ventilasi tambang selalu mengandung uap air dan tidak pernah ada udara yang benar-benar kering. Oleh karena itu akan selalu ada istilah kelembaban udara.

1.1 Kualitas Udara Tambang

Tabel 2

Kebutuhan Udara Pernafasan (Hartman, 1982)

1.1.1 Kandungan Oksigen Dalam Udara

Oksigen merupakan unsur yang sangat

diperlukan untuk kehidupan manusia. Pada

pernafasannya, manusia akan menghirup oksigen, yang kemudian bereaksi dengan butir darah (haemoglobine) menjadi oksihaemoglobin yang akan mendukung kehidupan. Dalam udara normal, kandungan oksigen adalah 21 % dan udara dianggap layak untuk suatu pernafasan apabila kandungan oksigen tidak boleh kurang dari 19,5 %.

Banyak proses-proses dalam alam yang dapat menyebabkan pengurangan kandungan oksigen dalam udara; terutama untuk udara tambang bawah tanah. Peristiwa oksidasi, pembakaran pada mesin bakar dan pernafasan oleh manusia merupakan contoh dari proses kandungan pengurangan oksigen.

(8)

Proposal Tugas Akhir

Kandungan oksigen dalam udara juga akan berkurang pada keadaan ketinggian (altitude) yang makin tinggi. Kekurangnan oksigen dalam udara yang digunakan bagi pernafasan akan berpengaruh terhadap keadaan fisiologi manusia, seperti diperlihatkan pada tabel 3 berikut;

Tabel 3

Pengaruh Kekurangan Oksigen

1.1.2 Gas-Gas Pengotor

Ada beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah. Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun berasal dari batuan ataupun bahan galiannya.

Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Karbon monoksida merupakan gas beracun yang sangat mematikan karena sifatnya yang kumulatif, seperti terlihat pada grafik 1. Misalnya gas CO pada kandungan 0,04 % dalam udara apabila terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit perasaan tidak enak, namun dalam waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa pusing dan setelah 3 jam akan

(9)

Proposal Tugas Akhir

menyebabkan pingsan/tidak sadarkan diri dan pada waktu lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian.

Grafik 1

Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu Ventilasi Tambang

Hidrogen Sianida (HCN)

Hidrogen Sianida (HCN) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau almond yang menyengat. HCN disebut juga formonitrite, sedangkan dalam bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Dalam bentuk cairan HCN tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. HCN bersifat volatile dan mudah terbakar serta dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak, juga sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan.

Konsentrasi HCN di udara yang tidak tercemar adalah kurang dari 0.2 ppm.Ambang batas minimal hydrogen sianida (HCN) di udara adalah 2 – 10 ppm. Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam, dosis letal dari sianida adalah :

(10)

Proposal Tugas Akhir

 Sianogen klorida sekitar 11000 mg.

 Perkiraan dosis intravena 10 mg.

 Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg.

Lower Explosive Limit (LEL)

Lower Explosive Limit (LEL) gas merupakan konsentrasi minimal dari gas yang ada di udara sehingga menyebabkan dia bisa terbakar. Jika suatu gas terdiri dari beberapa unsur, maka nilai LEL nya merupakan nilai campuran, karena gas detector berfungsi untuk pendeteksi terhadap kebocoran gas sebelum terjadinya kecelakaan, jadi tidak mungkin setting gas detector di ambil dari 100% LEL gas.

Untuk % LEL adalah standar untuk

menentukan kepekaan gas detector.Biasanya di banyak referensi standar, bahwa untuk LLG (Low Level Gas) nilai dari gas detector adalah sekitar 20% LEL gas.Sedangkan HLG (High Level Gas) nilai dari gas detector adalah sekitar 50 – 65 % LEL.Jadi kesimpulannya tergantung pada gas atau fluida itu sendiri dan LEL tidak memiliki sifat yang spesifik karena bukan merupakan unsure kimia.

1.2 Kuantitas Udara Tambang

Kuantitas berkaitan dengan beberapa masalah seperti, perpindahan udara, arah aliran, dan jumlah aliran udara. Dalam pengendalian kualitas udara tambang baik secara kimia atau fisik, udara segar perlu dipasok dan pengotor seperti debu, gas, panas, dan udara lembab harus dikeluarkan oleh sistem ventilasi. Dengan memperhatikan beberapa faktor tersebut diatas, maka kebutuhan udara segar di tambang bawah tanah kadang-kadang lebih besar

(11)

Proposal Tugas Akhir

dari pada 200 cfm/orang atau bahkan hingga 2.000 cfm/orang. Kondisi tambang bawah tanah saat ini sudah banyak yang menyediakan aliran udara untuk sebanyak 10 – 20 ton udara segar per ton mineral tertambang.

1.2.1 Perubahan Energi Di Dalam Aliran Fluida

Ventilasi tambang biasanya merupakan suatu contoh aliran tunak (steady), artinya tidak ada satupun variabelnya yang merupakan fungsi waktu. Salah satu tujuan dari perhitungan ventilasi tambang adalah penentuan kuantitas udara dan rugi-rugi, yang keduanya dihitung berdasarkan perbedaan energi. Hukum konservasi energi menyatakan bahwa energi total di dalam suatu sistem adalah tetap, walaupun energi tersebut dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

1.2.2 Prinsip Pengaliran Udara Serta Kebutuhan Udara Tambang

Head Loss

Aliran udara terjadi karena adanya perbedaan tekanan yang ditimbulkan antar dua titik dalam sistem. Energi yang diberikan untuk mendapatkan aliran yang tunak (steady), digunakan untuk menimbulkan perbedaan tekanan dan mengatasi kehilangan aliran (HL).

Head los dalam aliran udara fluida dibagi atas dua komponen, yaitu : ‘friction loss (Hf)’ dan ‘shock loss (Hx)’. Dengan demikian head loss adalah:

HL = Hf + Hx

Friction loss menggambarkan head loss pada aliran yang linear melalui saluran dengan luas

(12)

Proposal Tugas Akhir

penampang yang tetap. Sedangkan shock loss adalah kehilangan head yang dihasilkan dari perubahan aliran atau luas penampang dari saluran, juga dapat terjadi pada inlet atau titik keluaran dari sistem, belokan atau percabangan, dan halangan-halangan yang terdapat pada saluran. Mine Head

Untuk menentukan jumlah aliran udara yang harus disediakan untuk mengatasi kehilangan head (head losses) dan menghasilkan aliran yang diinginkan, diperlukan penjumlahan dari semua kehilangan energi aliran. Pada suatu sistem ventilasi tambang dengan satu mesin angin dan satu saluran keluar, komulatif pemakaian energi disebut ‘mine head’, yaitu perbedaan tekanan yang harus ditimbulkan untuk menyediakan sejumlah tertentu udara ke dalam tambang.

 Mine statik head (mine Hs)

Merupakan energi yang dipakai dalam

sistem ventilasi untuk mengatasi seluruh

kehilangan head aliran. Hal ini sudah termasuk semua kehilangan dalam head loss yang terjadi antara titik masuk dan keluaran sistem dan diberikan dalam bentuk persamaan:

Mine Hs = HL = (Hf + Hx)

 Mine velocity head (mine Hv)

Dinyatakan sebagai velocity head pada titik keluaran sistem. Velocity head akan berubah dengan adanya luas penampang dan jumlah saluran dan hanya merupakan fungsi dari bobot iisi udara dan kecepatan aliran udara.

(13)

Proposal Tugas Akhir

Jadi bukan merupakan suatu head loss komulatif, namun untuk suatu sistem merupakan kehilangan, karena energi kinetik dari udara dilepaskan ke atmosfer.

 Mine total head (mine HT)

Merupakan jumlah keseluruhan kehilangan energi dalam sistem ventilasi. Secara matematis, merupakan jumlah dari mine statik (Hs) dan velocity head (Hv), yaitu :

Mine HT = mine Hs + mine Hv

1.2.3 Keadaan Aliran Udara Di Dalam Lubang Bukaan

Dalam sistem aliran fluida akan selalu ditemui keadaan aliran : laminer, entermediate dan turbulent. Kriteria yang dipakai untuk menentukan keadaan aliran adalah bilangan Reynold (NRe). Bilangan Reynold untuk aliran laminer adalah 2000 dan untuk turbulent di atas 4000.

1.2.4 Perhitungan Head Loss

Head loss terjadi karena adanya aliran udara akibat kecepatan (Hv), gesekan (Hf) dan tikungan saluran atau perubahan ukuran saluran (Hx). Jadi dalam suatu sistem ventilasi distribusi head loss dapat disederhanakan sebagai berikut :

Hs = HL = (Hf + Hx)

Hv = Hv pada keluaran

Dan

Ht = Hs + Hv

1.3 Psikometri Udara Tambang

Udara segar yang dialirkan kedalam tambang bawah tanah akan mengalami beberapa proses seperti penekanan

(14)

Proposal Tugas Akhir

atau pengembangan, pemanasan atau pendinginan,

pelembaban atau pengawalembaban. Oleh karena itu maka volume, tekanan, kandungan energi panas dan kandungan airnya juga akan mengalami perubahan. Ilmu yang mempelajari proses perubahan sifat-sifat udara seperti temperatur dan kelembaban disebut psikrometri.

1.3.1 Sumber-Sumber Panas

Ventilasi digunakan untuk memenuhi persyaratan kenyamanan kerja di tambang bawah tanah yang kelanjutannya dapat meningkatkan efisiensi dan produksi. Panas dan kelembaban mempengaruhi manusia dalam beberapa hal antara lain :

Menurunkan efisiensi

Mampu menimbulkan kecerobohan dan kecelakaan Menyebabkan sakit dan kematian.

Setelah temperatur mencapai tingkat tertentu, seseorang akan kehilangan efisiensinya, dan bila temperaturnya naik lagi maka dia akan megalami

gangguan fisiologi. Tubuh manusia memiliki

keterbatasan dalam menerima panas sebelum sistem metabolismenya berhenti.

Efisiensi kerja seseorang bergantung langsung

kepada temperatur ambient dan akan

berkurang/menurun bila temperaturnya berada diluar rentang 68 – 72oF. hubungan antara efisiensi kerja dengan temperatur efektif dapat dilihat pada grafik 2 berikut. Dalam kondisi panas, tujuan ventilasi adalah mengeluarkan hawa panas dan uap air dengan laju yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban udara yang dikondisikan memungkinkan pekerja juga melepaskan panas tubuhnya saat bekerja. Kedua faktor

(15)

Proposal Tugas Akhir

tersebut (panas dan kelembaban) harus dikondisikan secara bersamaan.

Grafik 2

Hubungan antara Efisiensi Kerja dan Temperatur Efektif Tubuh manusia bereaksi terhadap panas dan selalau mencoba untuk mempertahankan suhunya sekitar 37oC dengan cara mengeluarkan panas melalui cara konveksi, radiasi dan evaporasi. Namun demikian tubuh manusia akan menerima panas kembali begitu produksi metabolismenya naik, atau menyerap panas dari lingkungannya, dan bisa juga kombinasi kedua faktor tersebut. Sistem syaraf sentral akan selalu bereaksi untuk menjalankan mekanisme pendinginan secara alamiah.

Bila seseorang istirahat di dalam ruangan dengan kondisi udara jenuh, maka batas kemampuannya untuk beradaptasi hanya akan mencapai temperatur 90oF (32oC). Namun bila ruangan tersebut dialiri udara dengan kecepatam 200 fpm maka batas temperaturnya dapat naik hingga 95oF (35oC). Sedangkan temperatur normal untuk seseorang dapat bekerja dengan nyaman adalah 26 – 27o

C.

Perbedaan antara temperatur cembung kering dan cembung basah menyatakan faktor kenyamanan di

(16)

Proposal Tugas Akhir

dalam udara lembab. Agar seseorang dapat bekerja

dengan nyaman di lingkungan udara dengan

kelembaban relatif 80 % diperlukan perbedaan td-tw sebesar 5oF (2,8oC). Kecepatan aliran udara merupakan faktor utama dalam mengatur kenyamanan lingkungan kerja. Kecepatan aliran udara sebesar 150 – 500 fpm (0,8 – 2,5 m/detik) dapat memperbaiki tingkat kenyamanan ruang kerja yang panas dan lembab. Dalam menduga temperatur efektif dari suatu kondisi td-tw serta kecepatan aliran udara tertentu dapat menggunakan grafik yang ditunjukkan pada grafik 3 berikut:

Grafik 3 Temperatur Efektif

1.3.2 Panas Dari Peledakan

Panas peledakan merupakan panas singkat yang akibatnya bisa membuat lingkungan udara di front kerja menjadi relatif lebih panas dari pada tempat

(17)

Proposal Tugas Akhir

sekitarnya. Oleh karena itu aliran udara dapat berbalik kembali ke front kerja, tempat dimana peledakan baru saja terjadi. Konsekuensinya debu akibat bongkaran batuan tidak terbawa keluar. Hal lain yang mungkin juga terjadi dari aktivitas peledakan adalah meningkatnya uap air di sekitar front kerja tersebut. Pada tabel 4 berikut ditunjukkan nilai-nilai kalor dari berbagai macam bahan peledak :

Tabel 4

Potensi Panas dari Berbagai Jenis Bahan Peladak

F. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dilakukan penelitian dan pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung, adapun tahapan yang dilakukan dalam melakukan pekerjaan penelitian adalah :

Persiapan

Kegiatan ini merupakan tahapan awal sebelum kegiatan lapangan yang meliputi :

 Persiapan administrasi dan penguruan surat-surat izin di kampus dan perusahaan

(18)

Proposal Tugas Akhir

 Konsultasi dengan pembibing akademik

 Pengumpulan berbagai literature Studi Literatur dan Diskusi

Tahap ini dilakukan studi mengenai buku-buku teks, jurnal dan laporan-laporan terdahulu yang berkaitan dengan sistem jaringan ventilasi pada tambang bawah tanah. Kegiatan ini berlangsung sampai kegiatan penelitian berakhir.

Tahapan Pengambilan Data Lapangan, berupa :

 Orientasi lapangan

Kegiatan orientasi ini dimaksudkan untuk mengenal dan mempelajari kondisi wilayah perusahaan, yang merupakan tempat untuk mengadakan penelitian.

 Pengambilan data lapangan

Pengambilan data dilakukan setelah orientasi lapangan selesai dilaksanakan, data yang diambil berupa :

 Data primer

Data primer adalah data hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, meliputi pengambilan data yang sifatnya secara langsung seperti data kuantitas dan kualitas udara, data suhu udara yang ditimbulkan oleh keadaan batuan sekitar dan panas dari kegiatan peledakan, dan pengambilan gambar sebagai dokumentasi.

 Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan sebagai pelengkap, yang meliputi geologi regional daerah penelitian, curah hujan, serta topografi dari lingkungan pertambangan.

 Validasi data

Maksud dari validasi data adalah melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah diperoleh dari hasil pengambilan data lapangan.

(19)

Proposal Tugas Akhir

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang ada, untuk mendapatkan pemecahan dari permasalahan yang dibahas kemudian melakukan perhitungan-perhitungan terhadap alternatif pemecahan masalah sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dibahas.

Penyusunan Laporan

Pada tahap ini keseluruhan hasil dari tahapan kegiatan yang dilakukan sebelumnya disusun dalam draft laporan sesuai dengan format dan kaidah penulisan Tugas Akhir yang telah ditetapkan Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin. Seminar dan Penyerahan Laporan

Hasil akhir dari penelitian ini akan dipresentasikan dalam seminar Program Studi Teknik Pertambangan Universitas

Hasanuddin, setelah melalui penyempurnaan berdasarkan

masukan-masukan yang diperoleh dari para dosen penguji. Draft Tugas AKhir kemudian diserahkan ke ketua Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.

(20)

Proposal Tugas Akhir

(21)

Proposal Tugas Akhir

G. JADWAL RENCANA PENELITIAN

Pelaksanaan tugas akhir ini direncanakan dilakukan selama 2 bulan atau disesuaikan dengan kebijakan perusahan, dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan

Bulan (Minggu Ke-)

Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan

Studi Literatur dan Diskusi Pengambilan Data Lapangan Pengolahan dan Analisis Data Penyunan Laporan Seminar

H. RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN TUJUAN HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian

(22)

Proposal Tugas Akhir

1.5 Lokasi, Waktu, dan Kesampaian Daerah 1.6 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN UMUM BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Suhu Udara 5.2 Suhu Efektif

5.3 Perbandingan Suhu Udara dan Suhu Efektif 5.4 Rancangan Perubahan Sistem Jaringan Ventilasi

5.5 Suhu Udara Berdasarakan Rancangan Sistem Jaringan Ventilasi BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I. PENUTUP

Demikian proposal tugas akhir ini sebagai salah satu

pertimbangan bagi pihak PT. FREEPORT INDONESIA. Besar harapan

saya agar kiranya proposal ini ditanggapi dengan baik, dan kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

J. DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2004. Diktat Ventilasi Tambang, Yogyakarta : Program D-III Teknik Pertambangan Fakultas Teknik UPN.

Anonim., 2006. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia, United Nations Environtment Programme (UNEP)

(23)

Proposal Tugas Akhir

E. Yale, Eve., 2003. DuctSIM Design Manual, Fresno : Mine Ventilation Services.

Hartman, L Howard., 1997, Mine Ventilation And Air

Conditioning 3rd, Ed. John Willey & Sons, New York,

Hustrulid., 1982, Underground Mining Methods Handbook,

Society of Mining Engineers of The American Institute of Mining, Metallurgical, and Petroleum Engineers Inc, New York,

McPherson, Malcolm J., Subsurface Ventilation and

Environmental Engineering, Chapter 1st – 21th, Formerly of the University of Nottingham, England and the University of California, Berkeley.

Gambar

Grafik 3  Temperatur Efektif  1.3.2  Panas Dari Peledakan
Gambar Diagram Alir Metode Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Upaya–upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas penelitian ke depan perlu diprioritaskan pada penelitian tindakan (Action Research), penelitian kualitatif,

PENGARUH KUALITAS INFORMASI, KUALITAS SISTEM, DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN APLIKASI

Tentunya di bawah pengawasan dosen pembimbing, singkatnya mahasiswa harus menyelesaikan tugas akhir agar bisa memperoleh gelar akademik Sarjana (Strata-1) (Gunawan,

Kendala air merupakan aspek vital yang tidak dapat dihindari dari sistem penambangan bawah tanah (underground mining) semakin banyak lahan yang akan di tambang,

Dapat mengetahui dan mendapatkan setting relay arus lebih dan relay gangguan tanah yang sesuai pada sistem pengaman jaringan tenaga listrik pada penggunaan sendiri..

;ntuk (apat menentukan sistem penyanggan pa(a suatu lubang bukaan tambang bawah tanah, maka perlu (ipelajari tentang +ungsiEtujuan (ari (ibuatnya lubang bukaan

Upaya–upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitiantugas akhir skripsi mahasiswa ke depan antara lain : (a) pelatihan-pelatihan

Pada tambang bawah tanah semakin dalam seseorang menggali untuk mencari sumber daya yang ada, maka akan semakin meningkat pula panas yang akan dihasilkan dan semakin berkurang pula