• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengangkutan-ikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pengangkutan-ikan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP PENGANGKUTAN IKAN OLEH :

Dedy Kurniawan dari berbagai sumber

Mengangkut berarti memindahkan atau membawa suatu barang, atau benda lainnya dari satu tempat ke tempat lainnya. Tujuan utamanya agar barang yang dibawa bisa sampai di tempat tujuan dalam keadaan utuh, atau tidak rusak atau tidak berubah. Perubahan bentuk, perubahan rasa, dan ke-tidak-lengkapan dapat menurunkan nilai barang itu.

Agar tujuan itu bisa terwujud, maka alat yang digunakan dalam pengangkutan harus cocok, yaitu alat yang bisa menjaga keutuhan barang itu. Selain itu, pengangkutan juga harus menggunakan cara yang baik. Bila keduanya tidak dilakukan, sudah pasti barang itu tidak akan sampai dalam keadaan utuh. Keadaan itu sangat merugikan.

Seperti pengangkutan barang, pengangkutan ikan juga memiliki arti dan tujuan yang sama. Namun alat, dan cara yang digunakan dalam pengangkutan ikan berbeda dengan alat, dan cara dalam pengangkutan buku. Karena buku benda mati yang tidak mudah rusak. Sedangkan ikan mahluk hidup yang kemungkinan besar bisa rusak, bahkan mati.

Untuk menentukan alat dan alat pengangkutan sangat tergantung dari karakteristik, dan sifat-sifat hidup ikan, terutama segala sesuatu yang berhubungan dengan pernapasannya. Jangan sampai selama pengangkutan alat pernapasannya terganggu. Itu bisa menyebabkan kematian total.

Sebenarnya mengangkut ikan hampir sama dengan memelihara. Bedanya kalau memelihara wadahnya diam, sedangkan kalau mengangkut wadahnya bergerak. Beda lainnya adalah kepadatan, dimana saat mengangkut kepadatannya jauh lebih sangat tinggi dibandingkan dengan memelihara.

Ikan bernapas dengan insang, dan mengambil oksigen dari dalam air. Agar bisa bernapas dengan bebas, diperlukan oksigen yang cukup. Namun keadaan oksigen dalam alat pengangkutan berbeda dengan di kolam. Ketersediaan sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa jam saja.

Karena itu, salah satu prinsip dalam pengangkutan ikan adalah bagaimana menciptakan suasana dalam alat pengangkutan agar ikan bisa bernapas dengan baik, sehingga bisa bertahan hidup hingga di tujuan. Satu hal lagi yang harus menjadi perhatian adalah selama pengangkutan ikan mengeluarkan kotoran.

Untuk menciptakan suasana seperti itu, maka ada tiga faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengangkutan ikan, yaitu kepadatan, waktu pengangkutan dan perlakuan, sebelum dan selama pengangkutan. Bila ketiga faktor itu diperhatikan dengan

(2)

baik, maka prinsip pengakutan bisa tercipta.

Kepadatan ikan tidak boleh teralu tinggi agar tidak berdesak-desakan. Sediakan sedikit areal, atau sekitar setengah bagian dari tubuhnya. Kepadatan dalam satu wadah sangat tergantung dari ukuran ikan. Ikan yang berukuran kecil, jumlahnya lebih banyak dari ikan besar. (baca kepadatan pada artikel pengangkutan benih, dan baca pula pengangkutan induk)

Kepadatan juga sangat tergantung dari lamanya pengangkutan. Ikan yang diangkut dalam waktu yang lebih lama, kepadatannya harus lebih rendah, dibanding ikan yang diangkut dalam waktu yang singkat. Ini sangat tergantung dari ketersediaan oksigen selama pengangkutan.

Waktu pengangkutan juga harus diperhatikan. Karena ikan hidup pada kisaran suhu tertentu. Suhu yang melebihi ambang batas hidupnya bisa berakibat fatal. Demikian juga dengan suhu yang kurang dari ambang batas hidupnya. Namun yang sering terjadi adalah melebihi ambang batas, karena selama pengangkutan, suhu akan naik.

Menentukan waktu pengangkutan harus tepat. Ini berkaitan erat jarak yang akan tempuh dan lamanya pengangkutan. Selain itu juga berkaitan erat dengan prinsip pengangkutan, yaitu bagaimana menciptakan suasana yang nyaman bagi ikan. Waktu kapan akan terjadi suasana seperti itu.

Tentu saja itu terjadi pada suhu rendah. Karena itu pengangkutan ikan harus dilakukan pada malam hari, sehingga bila terjadi kenaikan suhu selama pengangkutan, kenaikan itu tidak terlalu tinggi. Bila ikan akan diangkut selama 12 jam, maka berangkatnya harus sore hari, sehingga tiba di tempat tujuan pada malam atau pagi hari.

Perlakuan pada ikan yang akan diangkut juga turut menentukan kesuksesan dalam menerapkan prinsip pengangkutan ikan, baik sebelum maupun selama pengangkutan. Ini juga berkaitan erat dengan sifat ikan. Justru inilah yang menjadi faktor terpenting dari yang lainnya, dan menjadi kiat dalam pengangkutan. Kiat-kiat itu diantaranya :

Pertama : Ikan yang akan diangkut harus diberok dahulu. Yaitu ditampung dalam bak dengan aliran air bersih, dan tidak diberi pakan tambahan. Tujuan pemberokan adalah untuk mengeluarkan kotoran dari tubuh ikan. Karena ikan yang baru dipanen banyak mengandung kotorannya.

Bila tidak diberok, maka selama pengangkutan, ikan akan mengeluarkan kotoran, dan kotoran itu akan menurunkan kualitas air dalam alat pengangkutan, dimana kandungan karbondioksida dan amoniak tinggi, sedangkan kandungan oksigen rendah. Keadaan ini bisa menyebabkan ikan tidak bisa hidup dengan dan tidak bisa bernapas dengan bebas. Kedua : ikan harus diseleksi terlebih dahulu, yaitu dilakukan pemisahan antara ikan yang berukuran besar, sedang dan kecil. Tujuan seleksi adalah agar ukuran ikan menjadi

(3)

seragam, sehingga bila diangkut tidak terjadi persaingan yang terlalu jauh sesama ikan yang diangkut.

Persaingan itu berupa persaingan dalam memperebutkan tempat, dimana ikan yang besar bisa menyisihkan ikan yang kecil. Keadaan ini bisa menyebabkan ikan kecil mati. Persaingan juga bisa berupa persaingan dalam mendapatkan oksigen, dimana ikan besar dapat menggunakan oksigen lebih banyak dari ikan kecil.

Ketiga : ikan harus ditreatmen, atau disucihamakan terlebih dahulu, yaitu dengan cara merendam dalam obat tertentu, contoh Kalium Permanganat (PK), dengan dosis tertertu dan dalam waktu, atau lamanya tertentu pula. (lihat teknik mengobati penyakit ikan).

Tujuan treatmen adalah agar ikan-ikan yang akan diangkut terbebas dari segala penyakit. Ikan yang sakit bisa terobati, dan ikan yang sehat bisa dicegah agar tidak terserang penyakit. Penyakit bisa menjadi penyebab kematian dalam pengangkutan. Selain itu, bisa menjadi penyebab tersebarnya satu penyakit dari satu daerah ke daerah lain.

TRANSPORTASI BENIH

Letak panti benih dengan lokasi pembesaran biasanya sangat jauh sehingga dibutuhkan teknik pengiriman yang tepat agar benih dapat hidup sehat sampai tempat tujuan. Pengiriman benih-benih ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan sistem terbuka dan sistem tertutup.

Pengiriman benih dengan sistem terbuka biasanya diterapkan untuk transportasi jarak pendek, sedangkan sistem tertutup digunakan untuk transportasi jarak jauh. Pengiriman benih-benih ikan menggunakan kantong plastik yang dikemas dalam boks-boks merupakan cara transportasi tertutup.

Tingginya kepadatan ikan pada sistem transportasi akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya jenis ikan, umur ikan, ukuran ikan, ketahanan relatif, suhu air, lama pengangkutan, wadah dan alat transportasi, serta kondisi ikiim. Hal yang perlu diperhatikan dalam transportasi ikan hidup adalah cara menyediakan oksigen terlarut dalam media air selama transportasi. Ikan-ikan dalam media transportasi tersebut akan memanfaatkan

oksigen yang terlarut dalam air.

Kondisi air transportasi ini dipengaruhi oleh suhu air, pH, dan kandungan karbondioksida (CO2). Karbondioksida ini merupakan senyawa yang diproduksi dari basil respirasi ikan dan merupakan racun yang potensial bagi ikan. Karbondioksida akan mempengaruhi keasaman air sehingga menurunkan pH air. Tingginya kandungan karbondioksida dibarengi dengan turunnya pH akan lebih berbahaya terhadap kelangsungan hidup ikan. Dalam air pemeliharaan, oksigen terlarut tanpa batas sehingga ikan berada dalam keadaan rileks dan hanya mengonsumsi dan memerlukan oksigen pada tingkat minimal. Namun, sebaliknya

(4)

bila ikan dalam keadaan ditransportasikan akan menjadi stres akibat guncangan sehingga

ikan memerlukan oksigen maksimal.

Transportasi terbuka dengan jarak pendek kurang dari 3 jam waktu yang dibutuhkan untuk menempuh tempat tujuan dapat menggunakan wadah yang sederhana, sedangkan untuk jangka waktu lebih lama diperlukan alat-alat khusus. Wadah-wadah yang akan digunakan sebagai alat tranportasi ikan hidup harus dipilih yang terbuat dari bahan-bahan yang tahan mempertahankan suhu. Wadah drum dari plastik yang dipasang di kendaraan transportasi dan dipasok oksigen dari kompresor akan lebih baik dibanding jika wadah terbuat dari bahan logam. Untuk transportasi yang jaraknya lebih jauh, wadah-wadah yang dipasang di kendaraan transportasi lebih baik dilengkapi dengan sistem sirkulasi, tabung oksigen sehingga dapat memperbanyak daya tampung benih yang ditransportasikan. Sebaiknya pada

sistem transportasi ini dilakukan pada malam hari.

Transportasi tertutup menggunakan kantong plastik yang dipasok oksigen sudah umum dilakukan. Sistem ini digunakan juga untuk pengiriman ke luar negeri dengan pesawat terbang. Pengemasan benih-benih ikan dilakukan dengan kantong plastik rangkap, tetapi sekarang sudah ada kantong-kantong plastik atau dari silikon tebal dan khusus digunakan untuk transportasi ikan hidup. Penurunan suhu media air transportasi biasanya dilakukan pada sistem transportasi. Tujuan menurunkan suhu air ini adalah untuk mengurangi aktivitas metabolisme ikan sehingga daya tampung akan lebih besar.

Dari hasil percobaan pada ikan kerapu lumpur, penurunan suhu mencapai 17°C dapat meningkatkan daya tampung benih ikan sebesar 33% dibandingkan bila tanpa penurunan suhu untuk pengangkutan selama 48 jam. Di samping itu, penggunaan bahan kimia dapat diaplikasikan untuk mengurangi metabolisme ikan dalam media air transportasi. Cara kerja bahan-bahan kimia tersebut bila larut dalam air akan mengecilkan laju aktivitas respirasi ikan sehingga meningkatkan jumlah ikan per volume air. Sebagai contoh, bahan kimia "Thiourasil" pada kadar 388 ppm menurunkan konsumsi oksigen kurang lebih 20% dan tampaknya meningkatkan kemampuan ikan untuk melawan konsentrasi oksigen rendah. Contoh lain yaitu "Sodium amysal" dan "Sodium seconal" dapat mengangkut tiga kali lipat dari daya tampung.

(5)

Sebelum diangkut, ikan-ikan harus dipuasakan dahulu agar saluran pencernaan menjadi kosong. Dengan demikian, jumlah kotoran (feses) akan berkurang sehingga akan menghambat penurunan kualitas air media transportasi. Ikan dipuasakan selama dua hari sebelum ditransportasikan. Hal ini sudah menjadi tradisi bagi para pelaku transportasi ikan hidup.

Pengangkutan dalam bentuk telur atau larva dapat juga diterapkan untuk jenis ikan tertentu. Pengangkutan telur ikan yang mempunyai sifat terapung seperti ikan kakap dan kerapu dapat juga dilaksanakan dengan transportasi tertutup. Namun, jangka waktu transportasi telur ikan harus memperhitungkan waktu inkubasi telur. Hal ini untuk mencegah penetasan larva selama dalam perjalanan transportasi. Penurunan suhu media air dapat memperlambat perkembangan embrio telur sehingga masa inkubasi dapat diperpanjang. Ikan kakap putih dalam bentuk larva dapat ditransportasikan, tetapi untuk larva jenis ikan kerapu tampaknya sulit sebab larva ikan kerapu lebih mudah stres terhadap perlakuan fisik. Contoh kepadatan larva dalam kantong media air transportasi dapat dilihat dalam Tabel 5.

TABEL 5. KEPADATAN LARVA IKAN KAKAP PUTIH PADA TINGKAT UMUR UNTUK TRANSPORTASI

Umur (hari) Kepadatan (perliter air media)

Umur (hari) Kepadatan (perliter air media) 1 – 7 8 – 15 16 – 23 24 - 30 30 – 40 15 – 20 5 – 10 2 - 5

Gambar

TABEL 5. KEPADATAN LARVA IKAN KAKAP PUTIH PADA TINGKAT UMUR  UNTUK TRANSPORTASI

Referensi

Dokumen terkait

Lembar observasi dapat dilihat setiap tindakan yaitu (a) mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran, (b) proses pembelajaran yang berkaitan dengan reaksi dan

Peneliti mengamati bahwa dalam menjalakan peranya sebagai motivator petani a, b dan c memiliki cara yang sama yaitu dengan memberikan nasehat dan dukungan

Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan sebaran episenter gempa mikro di sekitar titik mata air panas Cangar dan di sekitar kawah gunung Welirang yang berasosiasi

Peirce (1965) ikon merupakan tanda yang merujuk kepada objek bagi menunjukkan sifat persamaan seperti digambarkan pada objek sebenar. Dalam konteks ini, ilustrasi fi gura manusia

(a) Apakah keistimewaan kawasan tersebut yang menyumbang kepada proses Pembentukan Tamadun Hwang Ho?Gunakan maklumat daripada peta dan pengetahuan anda..

Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak mendapat kualitas asuhan yang sama di r umah sakit. Untuk melaksanakan prinsip “kualitas asuhan

Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan googleslide dan PPP, peserta didik dapat mendeskripsikan terbentuknya

Penggambaran objek figur manusia dengan proporsi yang lebih besar dibanding objek lainnya dan menggunakan warna merah mampu menciptakan kontras dengan background