• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA KATOLIK. Pasal 1 TANDA-TANDA POKOK ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA KATOLIK. Pasal 1 TANDA-TANDA POKOK ORGANISASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA KATOLIK Pasal 1

TANDA-TANDA POKOK ORGANISASI

1. LAMBANG ORGANISASI.

a. Berbentuk perisai lengkung segi lima dengan sebuah salib di tengahnya. Ujung-ujung salib berhimpit dengan sisi perisai, sebuah pita melintang mendatar di atas salib. Palang tegak salib yang terletak di atas pita beruliskan kata “Pemuda” dan pada bagian dalam pita terdapat tulisan “Katolik”.

b. Lambang organisasi berwarna: kuning, hijau, merah dan putih. Makna warna lambang organisasi dijelaskan seperti dalam lampiran.

2. EMBLIM/LENCANA ORGANISASI

Berbentuk sama dengan lambang organisasi

3. BENDERA ORGANISASI

a. BENDERA BIASA: Berwarna putih, dengan lambang organisasi di tengah-tengahnya. b. BENDERA JUANG: Berwana merah, dengan salib kuning di tengah-tengahnya. 4. PECI ORGANISASI

Berwarna hitam, dengan 2 garis sejajar merah-putih yang menyilang miring 45 derajat di sisi kanan peci. Di bawah 2 garis itu disematkan emblim/lencana organisasi.

5. STEMPEL ORGANISASI

Berbentuk bundar, dengan sebuah lingkaran kecil di dalamnya. Di tengah lingkaran kecil terdapat lambang organisasi. Pada bagian atas ruangan antara lingkaran luar dan lingkaran dalam dituliskan tingkat kepengurusan organisasi (misalnya PENGURUS PUSAT). Pada bagian bawah ruangan antara 2 lingkaran itu dituliskan ibukota negara atau propinsi, atau kabupaten/kotamadya, atau kecamatan atau Desa. Kedua tulisan itu dibatasi oleh 2 buah salib kecil di kiri kanan, dalam ruangan yang berada antara 2 lingkaran itu.

6. PAPAN NAMA ORGANISASI

Berlatar belakang warna putih, dengan lambang organisasi, nama organisasi, tingkat kepengurusan, tempat kedudukan kepengurusan yang bersangkutan dan hal lain yang dipandang perlu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 7. JAKET ORGANISASI

Berwarna kuning, berlengan panjang dengan lambang organisasi dibagian kiri dada.

Pasal 2

KEANGGOTAAN ORGANISASI

1. HAK-HAK ANGGOTA

a. Anggota Biasa berhak mengetahui segala kebijakan organisasi.

b. Anggota Biasa berhak mengetahui kegiatan yang diadakan organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Anggota Biasa berhak menggunakan fasilitas organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Anggota Biasa berhak untuk memilih dan dipilih menjadi Pengurus Organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e. Anggota LUAR BIASA dan anggota KEHORMATAN memiliki hak seperti anggota BIASA, kecuali hak untuk memilih dan dipilih menjadi Pengurus Organisasi.

(2)

a. Setiap anggota Pemuda katolik wajib membayar iuran anggota.

b. Anggota wajib memberitahukan keaktifannya di organisasi lain, baik yang Katolik maupun yang non Katolik kepada pengurus Komisariat Cabang Pemuda Katolik setempat.

c. Anggota yang berpindah domisili ke wilayah Komisariat Cabang yang lain, wajib melaporkan diri dengan membawa surat keterangan dari Pengurus Komisariat Cabang tempat domisili asal.

3. KEHILANGAN KEANGGOTAAN

a. Meninggal dunia.

b. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis. c. Berusia lebih dari 45 (empat puluh lima) tahun.

d. Diberhentikan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat

4. PEMBERHENTIAN TERHADAP ANGGOTA

Dapat dilakukan jika:

a. Anggota yang bersangkutan secara nyata dan sengaja telah melanggar/menyalahi dan bertindak bertentangan dengan Tri Prasetya Pemuda Katolik.

b. Anggota yang bersangkutan secara nyata dan sengaja telah merusak nama baik organisasi ataupun nama baik Gereja Katolik.

c. Anggota yang bersangkutan berkali-kali sengaja melanggar atau tidak mematuhi ketentuan-ketentuan /kebijakan-kebijakan organisasi, serta tidak mengindahkan peringatan/tegoran yang diberikan oleh pengurus Komisariat Cabang.

5. PEMBELAAN DIRI

a. Anggota yang terancam pemberhentian berhak melakukan pembelaan terhadap dirinya dalam Rapat Paripurna Pengurus Komisariat Cabang yang diadakan secara khusus untuk memberikan kesempatan kepadanya mengadakan pembelaan diri.

b. Pembelaan diri dapat dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan atau dengan didampingi oleh sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang pembela yang diambil dari anggota atau Dewan Pembina ataupun oleh orang lain dalam hal anggota yang bersangkutan di luar kekuasaannya tak dapat membela dirinya secara langsung.

6. KEANGGOTAAN RANGKAP.

a. Anggota Pemuda Katolik dapat dibenarkan menjadi anggota organisasi lainnya, baik yang Katolik maupun non Katolik yang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan Pemuda Katolik.

b. Anggota Pemuda Katolik yang menjadi anggota organisasi lain, di dalam organisasi itu bertindak bukan sebagai wakil Pemuda Katolik, melainkan atas nama pribadi dan dengan tanggung jawab pribadinya sendiri.

Pasal 3 KEPENGURUSAN

1. PENGURUS PUSAT

a. Pengurus Harian Pusat terdiri dari : a.1. Ketua Umum

a.2. Ketua-Ketua a.3. Sekretaris Jenderal a.4. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal. a.5. Bendahara Umum a.6. Wakil-wakil Bendahara Umum.

b. Pleno Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Harian Pusat ditambah departemen dan koordinator wilayah.

(3)

d. Masa jabatan Pengurus Pusat adalah 3 (tiga) tahun.

e. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Pusat wajib mengadakan Kongres Pemuda Katolik dan memberikan pertanggung – jawaban kepada peserta Kongres Pemuda Katolik.

2. PENGURUS KOMISARIAT DAERAH

a. Pengurus Harian Komisariat Daerah, terdiri dari : a.1. Ketua

a.2. Wakil-wakil Ketua a.3. Sekretaris a.4. Wakil-wakil

Sekretaris a.5. Bendahara. a.6. Wakil-wakil bendahara

b. Pengurus Komisariat Daerah bilamana dianggap perlu dapat mengangkat sub Komisariat Daerah apabila di provinsi yang bersangkutan terdapat lebih dari satu keuskupan, dengan susunan kepengurusan sesuai kebutuhan.

c. Pleno Pengurus Komisariat Daerah terdiri dari Pengurus Harian Komisariat Daerah, Ketua dan Sekretaris Sub Komisariat Daerah, ditambah biro

d. Pengurus Komisariat Daerah dipilih dalam Musayawarah Komisariat Daerah (MUSKOMDA).

e. Pengurus Komisariat Daerah terpilih dilantik oleh Pengurus Pusat atau bila berhalangan dapat diwakilkan oleh wali gereja/wakil gereja tempat Musyawarah Komisariat Daerah tersebut dilaksanakan.

f. Pengurus Komisariat Daerah disahkan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan g. Masa jabatan Pengurus Komisariat Daerah adalah 3 (tiga) tahun.

h. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Komisariat Daerah wajib mengadakan Musayawarah Komisariat Daerah dan memberikan pertanggung-jawabannya kepada Musyawarah Komisariat Daerah tersebut.

3. PENGURUS KOMISARIAT CABANG

a. Pengurus Harian Komisariat Cabang terdiri dari : a.1. Ketua

a.2. Wakil-wakil Ketua a.3. Sekretaris

a.4. Wakil-wakil

Sekretaris a.5. Bendahara. a.6. Wakil-wakil Bendahara.

b. Pleno Pengurus Komisariat Cabang terdiri dari Pengurus Komisariat Cabang, Ketua dan Sekretaris Komisariat Anak Cabang, ditambah seksi.

c. Pengurus Komisariat Cabang dipilih dalam Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab).

d. Pengurus Komisariat Cabang terpilih, dilantik oleh Pengurus Komisariat Daerah atau bila berhalangan dapat diwakilkan oleh Pejabat Gereja tempat Musyawarah Cabang tersebut diselenggarakan.

e. Pengurus Komisariat Cabang disahkan oleh Pengurus Komda dengan Surat Keputusan. f. Masa jabatan Pengurus Komisariat Cabang adalah 3 (tiga) tahun.

g. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Komisariat Cabang wajib mengadakan Musayawarah Komisariat Cabang dan memberikan pertanggung-jawabannya kepada Musyawarah Komisariat Cabang tersebut.

4. PENGURUS KOMISARIAT ANAK CABANG

a. Pengurus Harian Komisariat Anak Cabang, terdiri dari: a.1. Ketua

a.2. Wakil-wakil Ketua a.3 Sekretaris

a.4. Wakil-wakil sekretaris a.5. Bendahara

(4)

a.6. Wakil-wakil sekretaris

b. Pengurus Komisariat Anak Cabang dapat dilengkapi dengan seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan

c. Pengurus Komisariat Anak Cabang dipilih oleh Musyawarah Komisariat Anak Cabang d. Pengurus Komisariat Anak Cabang terpilih, dilantik oleh Pengurus Komisariat Cabang

atau bila berhalangan dapat diwakilkan oleh pejabat gereja setempat

e. Pengurus Komisariat Anak Cabang disahkan oleh Pengurus Komisariat Cabang dengan Surat Keputusan

f. Masa Jabatan Komisariat Anak Cabang diatur agar tidak melebihi masa jabatan Pengurus Komisariat Cabang

g. Setelah masa jabatannya berakhir, Pengurus Komisariat Anak Cabang wajib

memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Komisariat Anak Cabang .

5. PENGURUS RANTING

a. Pengadaan susunannya disesuaikan dengan kebutuhan

b. Dipilih, diangkat, ditetapkan, dan diberhentikan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang c. Pengurus Ranting disahkan oleh Komisariat Anak Cabang dengan Surat Keputusan

6.KEPENGURUSAN RANGKAP.

a. Pengurus Pemuda Katolik dapat dibenarkan menjadi Pengurus organisasi lainnya, baik yang Katolik maupun non Katolik yang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan Pemuda Katolik.

b. Pengurus Pemuda Katolik yang menjadi Pengurus organisasi lain, di dalam organisasi itu bertindak bukan sebagai wakil Pemuda Katolik, melainkan atas nama pribadi dan dengan tanggung jawab pribadinya sendiri.

c. Pengurus Pemuda Katolik yang menjadi Pengurus di organisasi lain tersebut, tidak dibenarkan menyandang jabatan yang sama dengan jabatan di Pemuda Katolik.

PASAL 4

KONGRES PEMUDA KATOLIK

1. Peserta Kongres Pemuda Katolik adalah : a. Pengurus Pusat

b. Utusan Komisariat Daerah. c. Utusan Komisariat Cabang

d. Utusan Dewan Pembina Pengurus Pusat.

2. Peninjau Kongres adalah undangan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat

3. Kongres Pemuda Katolik dipimpin oleh Pengurus Pusat kecuali dalam hal yang disebutkan dalam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Pengurus Komisariat Daerah yang ditetapkan oleh Kongres Pemuda Katolik.

4. Jika pengurus Pusat tidak dapat menyelenggarakan Kongres Pemuda Katolik padahal kongres tersebut sudah semestinya diselenggarakan, maka berdasarkan persetujuan sekurang-kurangnya seper tiga jumlah Komda dengan sepengetahuan dan persetujuan Dewan Pembina Pengurus Pusat, dapat menyelenggarakan Kongres Pemuda Katolik.

5. PERSIAPAN KONGRES PEMUDA KATOLIK.

a. Undangan Kongres Nasional harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Kongres Pemuda Katolik dimulai.

b. Materi Kongres Nasional harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Kongres Pemuda Katolik dimulai.

c. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum Kongres Pemuda Katolik dimulai, setiap Komisariat Cabang dan Komisariat Daerah harus sudah menyampaikan kepada Panitia Kongres Pemuda Katolik jumlah dan nama delegasi Komcab/Komda yang bersangkutan, Dalam hal terjadi perubahan mengenai jumlah atau nama delegasi, hal ini hendaknya sudah diketahui panitia pelaksana Kongres Pemuda Katolik selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum Kongres Pemuda Katolik dimulai.

(5)

6. QUORUM

a. Kongres Pemuda Katolik sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta Kongres yang defenitif, dengan menyerahkan mandat dari Komisariat Cabang atau Komisariat Daerah setempat.

b. Jika pada saat Kongres Pemuda Katolik dimulai, quorum yang disebutkan pada ayat (6) a pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang Kongres Pemuda Katolik ditunda sekurang-kurangnya 12 (dua belas) jam dan selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya Kongres Pemuda Katolik. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka Kongres Pemuda Katolik sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

7. Hasil-hasil Kongres Pemuda Katolik dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN KONGRES PEMUDA KATOLIK.

PASAL 5

RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS)

1. Berwenang untuk menyusun dan menetapkan Peraturan dan Tata Kerja Organisasi, Program Kerja Organisasi dan silabus pendidikan berjengjang organisasi.

2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam Kongres, menyikapi hal-hal yang actual dan sebagai ajang konsolidasi

3. Peserta RAKERNAS adalah Pengurus Pusat, Pengurus Komisariat Daerah, Pengurus Komisariat Cabang dan Dewan Pembina Pengurus Pusat

4. RAKERNAS diselenggarakan sekali dalam tiga tahun (periode kepengurusan) oleh Pengurus Pusat selambat – lambatnya 6 (enam) bulan setelah kongres.

5. QUORUM

a. RAKERNAS sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya hadir, dengan menyerahkan surat mandate dari Pengurus Komisariat Cabang atau Pengurus Komisariat Daerah Setempat

b. Jika pada saat RAKERNAS dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (5) a pasal ini tidak tercapai, maka siding-sidang RAKERNAS ditunda sekurang-kurangnya 12 jam dan selambat-lambatnya 24 jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya RAKERNAS. Jika setelah penundaan, quorum di atas belum juga tercapai, maka RAKERNAS sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

c. Hasil-hasil RAKERNAS dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN RAKERNAS.

PASAL 6

RAPAT PIMPINAN NASIONAL (RAPIMNAS)

1. Peserta Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) adalah:

a. Pengurus Pusat

b. Pengurus Komisariat Daerah

c. Dewan Pembina Pengurus Pusat

2. Peninjau RAPIMNAS adalah undangan Pengurus Pusat 3. RAPIMNAS dipimpin oleh Pengurus Pusat

4. RAPIMNAS diselenggarakan dua kali selama masa kepengurusan. 5.QUORUM

a. RAPIMNAS sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya hadir

b. Jika pada saat RAPIMNAS dimulai quorum yang disebut pada ayat (5) a pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang RAPIMNAS ditunda sekurang-kurangnya 12 jam dan selambat-lambatnya 24 jam terhitung dari saat mulai/dibukanya RAPIMNS. Jika setelah penundaan, quorum di atas belum juga tercapai, maka RAPIMNAS sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

c. Hasil-hasil RAPIMNAS dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN RAPIMNAS

(6)

PASAL 7

RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat 2. Diselenggarakan sekurang-kurangnya enam bulan sekali

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusun dan menetapkan kegiatan organisasi

PASAL 8

MUSYAWARAH KOMISARIAT DAERAH (MUSKOMDA)

1. Peserta Musyawarah Komisariat Daerah adalah : a. Pengurus Komisariat Daerah

b. Utusan Komisariat Cabang.

c. Dewan Pembina Komisariat Daerah d. Utusan Pengurus Pusat.

2. Peninjau Musyawarah Komisariat Daerah adalah undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus Komisariat Daerah .

3. Musyawarah Komisariat Daerah dipimpin oleh Pengurus Komisariat Daerah kecuali dalam hal yang disebutkan dalam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Delegasi Komisariat Cabang yang ditetapkan oleh Musyawarah Komisariat Daerah

4. Jika pengurus Komda tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Komisariat Daerah selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus Harian Komisariat Daerah tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan usulan dari Komisariat Cabang setempat atau berdasarkan instruksi Pengurus Pusat dengan sepengetahhuan Dewan Pembina Komisariat Daerah yang bersangkutan, Komisariat Cabang setempat, dapat menyelenggarakan MUSKOMDA untuk memilih Pengurus Komisariat Daerah yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipandang perlu.

5. PERSIAPAN MUSKOMDA

a. Undangan MUSKOMDA harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum MUSKOMDA dimulai.

b. Materi MUSKOMDA harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum MUSKOMDA dimulai.

c. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum MUSKOMDA dimulai, setiap Komisariat Cabang harus sudah menyampaikan kepada Panitia MUSKOMDA jumlah dan nama delegasi Komisariat Cabang yang bersangkutan. Apabila terjadi perubahan mengenai jumlah atau nama delegasi, hal ini hendaknya sudah diketahui panitia pelaksana MUSKOMDA selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum MUSKOMDA dimulai.

6. QUORUM

a. MUSKOMDAsah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya hadir.

b. Jika pada saat MUSKOMDA dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (6) a pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang MUSKOMDA ditunda sekurang-kurangnya 12 (dua belas) jam dan selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya MUSKOMDA. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka MUSKOMDA sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

7. Hasil-hasil MUSKOMDA dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN MUSKOMDA.

PASAL 9

RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA)

(7)

2. Diselenggarakan untuk menyusun rencana kebijakan yang akan disahkan dalam KOMDA, menyikapi hal-hal yang aktual dan sebagai ajang konsolidasi Tingkat KOMDA, diselenggarakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah muskomda.

3. Peserta RAKERDA adalah Pengurus Komda, Pengurus Komisariat Cabang dan Dewan Pembina Komisariat Daerah.

4. RAKERDA Diselenggarakan sekali dalam 3 tahun, oleh Pengurus KOMDA.

PASAL 10

RAPAT PIMPINAN DAERAH (RAPIMDA)

1.Peserta Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA) adalah: a.Pengurus KOMDA

b.Pengurus Komisariat Cabang c.Dewan Pembina Komisariat Daerah

2.Peninjau Rapimda adalah undangan yang dianggap perlu oleh Pengurus KOMDA 3.Rapimda dipimpin oleh Pengurus KOMDA

4.Rapimda diselenggarakan 1 tahun sekali.

PASAL 11

RAPAT PLENO PENGURUS KOMDA

1. Rapat Pleno Pengurus Komisariat Daerah diselenggarakan oleh

a. Pengurus KOMDA

b. Pengurus Komisariat Cabang

c. Dewan Pembina Komisariat Cabang

2.Diselenggarakan sekurang – kurangnya 3 bulan sekali.

3.Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusun dan menetapkan kegiatan organisasi di tingkat KOMDA.

PASAL 12

MUSYAWARAH KOMISARIAT CABANG.

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Cabang setempat. Bila dianggap perlu dapat diselenggarakan oleh Pengurus KOMDA.

2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum Organisasi ditingkat Cabang.

4. Memberhentikan, Memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Cabang. 5 Peserta Musyawarah Cabang (MUSKOMCAB) adalah:

a. Pengurus Komisariat Cabang b. Utusan Komisariat Anak Cabang c. Dewan Pembina Komisariat Cabang d. Pengurus Komisariat Daerah

6. Peninjau MUSKOMCAB adalah undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus Komisariat Cabang.

7. Muskomcab dipimpin oleh Pengurus Komisariat Cabang kecuali dalam hal yang disebutkan dalam ayat (8) pasal ini, atau oleh unsur Delegasi Komisariat Anak Cabang yang ditetapkan oleh MUSKOMCAB.

8. Jika pengurus Cabang tidak dapat menyelenggarakan MUSKOMCAB selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus Harian Komisariat Cabang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan usulan dari Komisariat Anak Cabang yang ada dan berdasarkan instruksi Pengurus Komisariat Daerah dengan sepengetahuan Dewan Pembina Komisariat Cabang yang bersangkutan. Komisariat Anak Cabang setempat, dapat menyelenggarakan MUSKOMCAB untuk memilih Pengurus Komisariat Cabang yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipandang perlu.

9. PERSIAPAN MUSKOMCAB

a. Undangan MUSKOMCAB harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 2 (dua) Minggu sebelum Muskomcab dimulai.

b. Materi MUSKOMCAB harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum Muskomcab dimulai.

(8)

10 QUORUM

1. MUSKOMCAB sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah Komisariat Anak Cabang yang definitf.

2. Jika pada saat MUSKOMCAB dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (6) a pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang MUSCAB ditunda sekurang-kurangnya 3 (tiga) jam dan selambat-lambatnya 6 (enam) jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya MUSKOMCAB. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka MUSKOMCAB sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

11 Hasil-hasil MUSKOMCAB dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN MUSKOMCAB.

PASAL 13

RAPAT PLENO PENGURUS KOMCAB

1. Diselenggarakan oleh Pengurus KOMCAB dan dihadiri oleh seluruh Pengurus KOMCAB 2. Diselenggarakan sekurang – kurangnya 6 bulan sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusan dan menetapkan kegiatan Organisasi.

PASAL 14

MUSYAWARAH KOMISARIAT ANAK CABANG (MUSKOMAC)

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang setempat. Bila dianggap perlu dapat diselenggarakan oleh Pengurus KOMCAB.

2. Dilaksanakan 3 tahun sekali.

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menetapkan program – program umum Organisasi ditingkat Anak Cabang.

4. Memberhentikan, Memilih dan menetapkan kepengurusan Komisariat Anak Cabang. 5. MUSKOMAC dipimpin oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang kecuali dalam hal yang

disebutkan dalam ayat 6 pasal ini, atau oleh unsur delegasi Komisariat Anak Cabang yang ditetapkan oleh MUSKOMAC.

6. Jika pengurus Komisariat Anak Cabang tidak dapat menyelenggarakan MUSKOMAC selambat-lambatnya 2 bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus Harian Komisariat Anak Cabang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan persetujuan dari ranting-ranting setempat dengan sepengetahuan Dewan Pembina Komisariat Anak. Ranting-ranting setempat, dapat menyelenggarakan MUSKOMAC untuk memilih Pengurus Komisariat Cabang yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipandang perlu.

7.Persiapan Musyawarah Komisariat Anak Cabang

a. undangan MUSKOMAC harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya dua minggu sebelum MUSKOMAC dimulai

b. Materi MUSKOMAC harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya dua minggu sebelum MUSKOMAC dimulai.

8. Quorum

a. MUSKOMAC sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah ranting yang defenitif b. Jika pada saat MUSKOMAC dimulai, quorum yang disebutkan dalam ayat (8) a pasal

ini tidak tercapai, maka siding-sidang MUSKOMAC ditunda sekurang-kurangnya tiga jam dan selambat-lambatnya enam jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya MUSKOMAC. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka MUSKOMAC sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

9. Hasil-hasil MUSKOMAC dirumuskan menjadi Ketetapan-ketetapan MUSKOMAC.

PASAL 15

RAPAT PLENO PENGURUS KOMISARIAT ANAK CABANG

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Anak Cabang dan dihadiri oleh seluruh Pengurus Komisariat Anak Cabang dan ranting

(9)

3. Diselenggarakan untuk mengevaluasi, menyusun dan menetapkan kegiatan Organisasi

PASAL 16

MUSYAWARAH RANTING

1.Peserta Musyawarah Ranting adalah: a. Pengurus Ranting

b. Utusan Pengurus Komisariat Anak Cabang c. Utusan Dewan Pembina Ranting

d. Utusan Pengurus Komisariat Cabang.

2. Peninjau Musyawarah Ranting adalah undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus Ranting.

3.Musyawarah Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting kecuali dalam hal yang disebutkan dalam ayat (4) pasal ini, atau oleh unsur Delegasi Ranting yang ditetapkan oleh Musyawarah Ranting

4.Jika pengurus Ranting tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah akhir masa jabatannya, atau jika semua anggota Pengurus Harian Ranting tidak dapat lagi menjalankan fungsinya, maka berdasarkan persetujuan 20 (dua puluh) orang anggota Ranting setempat dengan sepengetahuan Dewan Pembina Ranting yang bersangkutan, dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting untuk memilih Pengurus Ranting yang baru ataupun menetapkan hal-hal lain yang dipandang perlu.

5.PERSIAPAN MUSYAWARAH RANTING

a. Undangan Musyawarah Ranting harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 2 (dua) Minggu sebelum Musyawarah Ranting dimulai.

b. Materi Musyawarah Ranting harus sudah disampaikan kepada peserta selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum Musyawarah Ranting dimulai.

6.QUORUM

a. Musyawarah Ranting sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang seharusnya hadir.

b. Jika pada saat Musyawarah Ranting dimulai quorum yang disebutkan pada ayat (6) a pasal ini tidak tercapai, maka sidang-sidang Musyawarah Ranting ditunda sekurang-kurangnya 3 (tiga) jam dan selambat-lambatnya 6 (enam) jam terhitung dari saat dimulai/dibukanya Musyawarah Ranting. Jika setelah penundaan quorum di atas belum juga tercapai, maka Musyawarah ranting sah berapapun jumlah peserta yang hadir.

7. Hasil-hasil Musyawarah Ranting dirumuskan menjadi KETETAPAN-KETETAPAN MUSYAWARAH RANTING.

PASAL 17

RAPAT PLENO PENGURUS RANTING

1. Untuk Rapat Pleno Ranting, berlaku ketentuan-ketentuan sbb :

a. PESERTA Rapat adalah Anggota Biasa yang terdaftar dan bertempat tingggal dalam kawasan Paroki yang bersangkutan.

b. PENINJAU Rapat : b.1. Pengurus Ranting. b.2. Dewan Pembina Ranting

b.3. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan yang terdaftar dan bertempat tinggal dalam kawasan ranting, kecuali dalam hal yang disebutkan dalam ayat (2) huruf d pasal ini.

c. Rapat dilakukan sesuai kebutuhan dan membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kemajuan program dan evaluasi untuk program tersebut.

PASAL 18

LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS

1. Organisasi Pemuda Katolik sebagai organisasi yang bersifat terbuka, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi dapat membentuk lembaga-lembaga khusus

(10)

dengan aturan-aturan khusus sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Pemuda Katolik.

2. Dalam upaya menjamin kekhususan lembaga-lembaga khusus yang ada, lembaga-lembaga tersebut dapat membuat :

a. tanda-tanda pokok lembaga seperti lambang, stempel, papan nama, kop surat sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud.

b.keanggotaan sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud c. kepengurusan sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud

d.jenis-jenis rapat dan atau musyawarah tertentu sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud.

3. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kekhususan lembaga-lembaga khusus dilaksanakan dengan mekanisme konsultatif, koordinatif dan terintegrasi, baik antara pengurus lembaga-lembaga khusus yang setingkat dan atau diatasnya, maupun dengan pengurus Organisasi Pemuda Katolik yang setingkat atau diatasnya.

4. lembaga-lembaga khusus wajib menyusun dan menetapkan lembaga yang mengatur secara lebih jelas tentang masing-masing lembaga sesuai dengan kekhususan lembaga dimaksud.

PASAL 19

IURAN ANGGOTA DAN IURAN ORGANISASI

Besarnya iuran anggota ditentukan oleh Komisariat Anak Cabang, sedangkan iuran organisasi diharapkan dapat membantu pengurus diatasnya sesuai kemampuan masing-masing struktur kepengurusan.

PASAL 20

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

1. Anggaran Rumah Tangga Pemuda Katolik dapat diubah oleh Kongres dengan cara musyawarah untuk mufakat.

2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak dapat dilaksanakan, maka dapat diadakan pemungutan suara

3. Keputusan berdasarkan pemungutan suara ini sah jika disetujui oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir

PASAL 21

PERATURAN TAMBAHAN

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini atau hal-hal yang memerlukan pengaturan lebih lanjut, ditetapkan dalam Peraturan dan Tata Kerja Organisasi dan ketetapan-ketetapan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga ini

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan menjadi anggota penuh diusulkan oleh Pengurus Pusat PGLII dan disahkan oleh Musyawarah Nasional atau Rapat Kerja Nasional.. Anggota yang bersangkutan mengajukan

Anggota Dewan Pembina serta Dewan Pengurus Pusat yang berhenti sebagai pengurus Afiliasi, keanggotaannya dalam kepengurusan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional

Setiap anggota biasa (dari Notaris aktif) yang mengajukan permohonan pindah tempat kedudukan atau perpanjangan masa jabatan wajib memperoleh rekomendasi dari Pengurus Daerah

Pengurus Kab/Kota diwajibkan melaksanakan Musyawarah Kab/Kota Luar Biasa apabila ada permintaan tertulis dari anggota FORKI ( Perguruan Karate - Do ) dan minimal dimintakan

Dalam Rapat Anggota yang dilaksanakan secara langsung maupun dengan sistem perwakilan, Rapat Pengurus memilih maksimal 30 (tiga puluh) orang dari Anggota Luar Biasa untuk

Pergantian antar waktu Ketua Majelis Tuha Peut Aceh Partai dilakukan oleh Majelis Musyawarah tingkat Aceh dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) anggota

Anggota kehormatan, ialah setiap orang yang dianggap telah berjasa kepada organisasi dan disetujui penetapannya serta disahkan dalam Rapat Pengurus Harian

(2) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), apabila tetap menjadi anggota dan atau pengurus partai politik, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah