• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Anggaran Rumah Tangga koperasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Anggaran Rumah Tangga koperasi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Anggaran Rumah Tangga

http://www.klikcreditunion.com/contoh-adart/ 48-contoh-anggaran-rumah-tangga

BAB I : UMUM

Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga ini menetapkan hal-hal yang perlu diatur lebih lanjut dari ketentuan yang ada di dalam Anggaran Dasar.

BAB

II

:

TUJUAN

Pasal 2

1.

Meningkatkan kesejahteraan hidup melalui tiga pilar Credit Union (CU) yaitu Pendidikan, Swadaya, dan Solidaritas:

1.

Pendidikan: Membangun pola hidup benar dan sehat yang menjadi modal dasar menuju kesejahteraan hidup yaitu antara lain: berpikir positif, perencanaan hidup jangka panjang, mandiri, jujur, tekun, budaya menabung, tidak konsumtif, dan hemat. Meningkatkan keterampilan, wawasan, pengetahuan, kepribadian, dan kebiasaan baik sebagai insan CU.

2.

Swadaya: Bersama-sama memupuk modal dari anggota, dikelola oleh anggota, dan hasil usaha untuk anggota.

3.

Solidaritas: Usaha bersama, memotivasi diri tidak mementingkan diri sendiri, selalu memperjuangkan kepentingan bersama, menumbuhkan saling percaya, dan bekerja sama.

2.

Memperjuangkan agar nilai-nilai dasar CU makin luas dihayati oleh masyarakat sehingga semangat dan nilai-nilai dasar CU mewarnai tatanan perekonomian nasional.

BAB III : KEANGGOTAAN

Pasal 3

1.

Permohonan untuk menjadi anggota Credit Union(CU) diajukan oleh calon anggota kepada Pengurus secara tertulis dengan mengisi formulir Surat Permohonan Menjadi Anggota (SPMA) yang sudah tersedia dengan melampirkan pasfoto4x6 sebanyak 2(dua) lembar dan dua lembar fotokopi Kartu Tanda Penduduk serta satu lembar fotokopi Kartu Keluarga.

2.

Setiap anggota baru harus menyetor Uang Pangkal, Simpanan Saham, Simpanan Wajib, Simpanan

Unggulan, Dana kontribusi Gedung, Kontribusi Pendidikan, iuran solidaritas dukacita yang besarnya diatur dalam Pola Kebijakan Pengurus.

3.

Setiap anggota baru untuk menjadi anggota dengan segala hak dan kewajibannya, wajib mengikuti pendidikan selama 1 (satu) hari penuh, memahami Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), dan Pola Kebijakan Pengurus.

4.

Anggota Luar Biasa dapat diterima bilamana Pengurus menganggap perlu.

(2)

Pasal 4

Tindakan Anggota Yang Dianggap Tidak Lagi Memenuhi Persyaratan Keanggotaan dan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan lain yang berlaku seperti:

1.

Anggota tidak membayar Simpanan Wajib selama 12 (dua belas) bulan.

2.

Anggota tidak lagi membayar angsuran pokok dan atau bunga pinjamannya selama 6 (enam) bulan setelah tanggal jatuh tempo pinjamannya.

3.

Anggota terbukti terlibat dalam penggunaan atau perdagangan narkoba.

4.

Anggota terbukti melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

5.

Anggota terbukti terlibat dalam kegiatan usaha yang merusak lingkungan hidup.

6.

Anggota melakukan tindakan yang dianggap Rapat Pengurus dan Pengawas telah merugikan CU.

Pasal 5

Tata Cara Pemberhentian Anggota

1.

Anggota yang diberhentikan karena meninggal dunia, maka:

1.

Ahli waris wajib menyerahkan surat/akte kematian dan bukti diri yang sah sebagai ahli waris untuk mendapatkan hak -hak Anggota yang meninggal.

1. C

U menghitung seluruh kewajiban dan simpanan Anggota tersebut:

2.

Apabila memiliki simpanan, maka simpanan tersebut diserahkan kepada ahli waris yang sah beserta santunan Duka Cita sesuai ketentuan program JALINAN (Jaminan perlindungan).

2.

Apabila memiliki kewajiban atas pinjaman, ahli waris dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai ketentuan program JALINAN.

3.

Apabila kewajiban dan simpanan Anggota yang meninggal dunia sudah diselesaikan sesuai dengan ketentuan, Pengelola mencatat tanggal berhentinya Anggota tersebut pada Buku Daftar Anggota.

2.

Anggota yang berhenti atas permohonan sendiri, maka:

1.

Anggota yang bermaksud berhenti mengisi Formulir Permohonan Berhenti Menjadi Anggota CU, yang di dalamnya tercantum ketentuan yang dibuat Pengurus.

1.

CU menghitung seluruh kewajiban dan simpanan Anggota tersebut:

2.

Apabila memiliki simpanan, maka simpanan tersebut dapat ditarik oleh Anggota tersebut.

3.

Apabila memiliki sisa kewajiban, maka Anggota tersebut wajib melunasi sisa kewajibannya. Dalam hal Anggota tidak mampu untuk melunasi sisa kewajiban tersebut, Rapat Pengurus akan mengambil keputusan atas tindakan yang harus dilakukan.

(3)

3.

Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus karena tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan dan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lain yang berlaku dalam CU, maka:

1.

Berdasar informasi lisan atau tertulis yang diperoleh Pengurus tentang Anggota yang tidak memenuhi lagi persyaratan keanggotaan dan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lain yang berlaku dalam CU, Pengurus mengambil keputusan dalam Rapat Pengurus berikutnya.

2.

Apabila Rapat Pengurus memutuskan untuk memberhentikan Anggota tersebut, keputusan tersebut harus dicantumkan dalam notulen Rapat Pengurus.

3.

Sekretaris Pengurus memberitahukan keputusan tersebut kepada Pengelola.

4.

Pengelola menghitung sisa kewajiban atau simpanan dari Anggota tersebut dan memanggil Anggota tersebut dan memberitahukan Keputusan Rapat Pengurus atas pemberhentiannya untuk menyelesaikan kewajiban dan atau mengambil sisa simpanannya jika ada.

5.

Pengelola memindahbukukan sisa kewajiban atau simpanan Anggota tersebut ke pos titipan pihak ketiga atau kewajiban lain pada pihak ketiga.

6.

Pengelola mencatat tanggal berhentinya Anggota tersebut pada Buku Daftar Anggota.

4.

Anggota yang diberhentikan karena CU membubarkan diri atau dibubarkan oleh Pemerintah, maka:

1.

Panitia Penyelesaian menghitung seluruh kewajiban dan simpanan dari masing-masing Anggota.

2.

Anggota menerima sisa hasil likuidasi yang menjadi haknya atau membayar bagian kerugian yang menjadi tanggung jawabnya sebatas Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib yang sudah dibayarkannya.

5.

Sesuai ayat (2) butir 2, Panitia Penyelesaian mencatat tanggal berhentinya Anggota tersebut pada Buku Daftar Anggota.

Pasal 6

Pembayaran Simpanan Anggota Yang Berhenti

1.

Apabila anggota berhenti sebelum tutup tahun buku, Anggota hanya berhak mengambil seluruh jumlah simpanannya (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan hari tua, Simpanan harian).

2.

Apabila anggota berhenti setelah tutup tahun buku dan sebelum Rapat Anggota Tahunan, Anggota berhak mengambil seluruh jumlah simpanan ditambah bagian Sisa Hasil Usaha atau dikurangi bagian kerugian dari tahun yang bersangkutan.

Pasal 7

(4)

1.

Anggota berkewajiban mengembalikan sisa pinjaman termasuk bunga dan denda, dan kehilangan haknya sebagai Anggota dalam program JALINAN dan SOLDUTA.

2.

Apabila Anggota tidak melaksanakan kewajiban seperti yang disebut dalam ayat (1), maka CU berhak mengambil aset peminjam, baik yang diagunkan maupun tidak diagunkan, untuk melunasi sisa kewajiban.

BAB IV : R A P A T A N G G O T A

Pasal 8

Agenda Rapat

1.

Rapat Anggota memutuskan hal hal yang telah diagendakan dalam Undangan Rapat Anggota.

2.

Dalam Rapat Anggota, Anggota Biasa berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan CU dari Pengurus dan/atau Pengawas, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan CU.

3.

Rapat Anggota dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan, kecuali semua Anggota Biasa hadir dan/atau diwakili dalam Rapat Anggota dan menyetujui penambahan mata acara rapat.

4.

Keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan dalam mata acara lain-lain harus disetujui dengan suara bulat.

5.

Apabila Rapat Anggota dipimpin oleh bukan Pengurus CU maka Pengurus CU memimpin pemilihan Pimpinan dan Sekretaris Sidang dari anggota yang hadir, yang tidak memangku jabatan Pengawas dan Pengelola atau Karyawan CU.

Pasal 9

Anggota Yang Memiliki Hak Suara Dalam Rapat Anggota

Anggota yang memiliki Hak Suara dalam Rapat Anggota adalah Anggota Biasa yang sudah melunasi semua kewajiban baik simpanan maupun pinjaman sampai dengan tiga bulan sebelum bulan diadakannya Rapat Anggota. (Contoh: Rapat Anggota akan diadakan pada 19 Februari 201X, maka tiga bulan sebelum bulan diadakannya Rapat Anggota adalah bulan November 201X-1, sehingga Anggota Biasa yang memiliki Hak Suara dalam Rapat Anggota tersebut adalah Anggota Biasa yang sudah melunasi Simpanan Wajib sampai dengan bulan November 201X-1).

Pasal 10

(5)

1.

Rapat Anggota ditetapkan paling banyak dihadiri 200 (dua ratus) orang yang sedemikian rupa sehingga jumlah wakil Anggota Biasa peserta Rapat Anggota paling banyak 100 (dua ratus) orang.

3.

Dalam Rapat Anggota yang dilaksanakan secara langsung maupun dengan sistem perwakilan, Rapat Pengurus memilih maksimal 30 (tiga puluh) orang dari Anggota Luar Biasa untuk hadir sebagai Peninjau tanpa Hak Suara, dengan ketentuan bahwa seorang Anggota Luar Biasa hanya boleh diundang untuk hadir satu kali dalam suatu periode kepengurusan.

4.

Rapat Anggota (RA) dengan sistem perwakilan dilaksanakan oleh wakil-wakil Anggota Biasa dengan sedapat mungkin berdasarkan kelompok gender, usia, profesi, dan atau wilayah geografs pemerintahan (RW/Dusun, Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi), dengan ketentuan perwakilan sebagai berikut:

1.

Rasio-Perwakilan adalah pembulatan jumlah seluruh Anggota Biasa CU yang berhak diwakili dibagi dengan angka 100.

2.

Contoh: Pada akhir bulan perhitungan jumlah Anggota Biasa yang memiliki hak suara adalah 12.000 orang, maka Rasio-Perwakilannya adalah sebesar pembulatan 12.000 / 100 = 120. Artinya, setiap 120 orang Anggota Biasa yang memiliki hak suara berhak untuk mengirimkan seorang wakil peserta Rapat Anggota)

3.

Banyaknya wakil yang berhak hadir dalam Rapat Anggota ditetapkan sebanyak pembulatan jumlah Anggota Biasa yang memiliki hak suara di setiap Tempat Pelayanan (TP) dibagi Rasio-Perwakilan.

4.

Contoh: Rasio-Perwakilannya adalah 120, satu TP dengan jumlah Anggota Biasa sebanyak 625 orang, maka TP tersebut berhak mengirimkan wakilnya sebanyak pembulatan dari 625 / 120 = 5 orang.)

5.

Tempat Pelayanan menentukan wakil-wakil Anggota untuk menjadi peserta Rapat Anggota. Wakil-wakil dari TP ditetapkan dalam PRA RAT dengan sejauh mungkin melalui cara-cara yang demokratis.

Pasal 11

1.

Selain penyelenggaraan Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Rapat Anggota dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta Rapat Anggota saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat.

2.

Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan adalah persyaratan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.

3.

Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan keikutsertaan peserta Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

4.

Setiap penyelenggaraan Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuatkan Daftar Hadir dan Risalah Rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta Rapat Anggota.

(6)

Penundaan Rapat Anggota yang Tidak Memenuhi Kuorum

1.

Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 15 ayat (1) tidak tercapai, maka Rapat Anggota tersebut ditunda maksimal 2 (dua) jam dari waktu pembukaan yang disebutkan dalam undangan.

2.

Apabila sesudah penundaan selama 2 (dua) jam tetap tidak mencapai kuorum, maka Rapat Anggota ditunda. Dan untuk Rapat Anggota kedua, Pengurus wajib mengadakan pemanggilan kembali kedua kalinya kepada para Anggota Biasa atau wakil Anggota Biasa yang memiliki Hak Suara per telepon atau faksimile.

3.

Dalam hal kuorum Rapat Anggota kedua sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 15 ayat (3) tidak tercapai, Rapat Anggota tetap dilaksanakan dengan persetujuan dari 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota yang hadir.

Pasal 13

Keputusan Rapat Anggota Tanpa Mengadakan rapat

1.

Keputusan Rapat Anggota tanpa mengadakan rapat dilakukan untuk mengambil keputusan-keputusan penting seperti:

1.

Pemilihan Pengurus dan Pengawas;

2.

Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan, pengajuan permohonan agar CU dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya, dan pembubaran CU;

3.

Mengalihkan atau menjadikan jaminan utang kekayaan CU yang besarnya lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih CU dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun yang tidak.

2.

Keputusan Rapat Anggota tanpa mengadakan rapat dilakukan secara langsung oleh Anggota Biasa yang berhak sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, tanpa perwakilan, dengan kertas atau surat suara, atau SMS, atau tanda tangan dari sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari seluruh Anggota Biasa yang berhak sebagaimana dimaksud pada Pasal 9.

3.

Proses pengambilan keputusan Rapat Anggota tanpa mengadakan rapat tersebut dilakukan paling lama 1 (satu) bulan. Khusus untuk pemilihan Pengurus dan Pengawas, pengambilan keputusan Rapat Anggota tanpa mengadakan rapat tersebut dilakukan 1 (satu) minggu.

Pasal 14

Rapat Anggota Tahunan

1.

Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap pertama yang disebut PRA RAT dilaksanakan di setiap Tempat Pelayanan (TP), dan tahap kedua yang disebut RAT di Kantor Pusat CU yang wajib diikuti oleh perwakilan anggota CU dari masing-masing TP.

(7)

3.

PRA RAT diadakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum RAT dengan dihadiri perwakilan Pengurus, dan RAT diadakan selambat-lambatnya akhir Maret pada tahun yang sama.

4.

Agenda PRA RAT meliputi:

1.

Evaluasi kinerja TP

2. M

embahas bahan materi RAT

3.

Memilih perwakilan anggota untuk menghadiri RAT

Pasal 15

Rapat Anggota Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja

1.

Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan berdasarkan hasil kinerja triwulan ketiga (per September) dari tiap-tiap TP dan sudah diterima oleh Pengurus selambat-lambatnya akhir Oktober.

2.

Pengurus bersama dengan Manajemen menyelesaikan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja sesuai dengan yang dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya akhir Nopember.

3.

Pada awal Desember, Pengurus mengadakan Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja.

4.

Apabila Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja seperti tersebut pada ayat (3) diatas belum mampu dilaksanakan oleh CU, karena alasan yang obyektif dan rasional seperti efsiensi, maka:

1.

Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja dilaksanakan bersama dengan Rapat Anggota Tahunan dengan cara rapat sendiri, dengan ketentuan Rapat Angota Tahunan harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tutup tahun buku;

2.

Selama Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja belum disahkan oleh Rapat Anggota dalam pelaksanaan tugasnya, Pengurus berpedoman pada Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun sebelumnya yang telah mendapat persetujuan.

Pasal 16

Rapat Anggota Khusus

1.

Rapat Anggota Khusus dimungkinkan untuk diadakan atas dasar:

1.

Usulan dari Pengurus

2.

Usulan dari Pengawas

(8)

BAB V : KEPENGURUSAN

Pasal 17

1.

Susunan Pengurus CU seperti yang dimaksudkan dalam Anggaran Dasar terdiri 9 orang, yaitu:

1.

Ketua

2.

Wakil Ketua I Bidang Pendidikan

3.

Wakil Ketua II Bidang Kredit

4.

Sekretaris

5.

Bendahara

2.

Anggota berjumlah 4 (empat) orang yang merupakan perwakilan dari Penanggung Jawab TP

3.

.Masa jabatan Pengurus dibatasi 2 (dua) periode untuk jabatan yang sama.

4.

Pengurus yang mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir, wajib mengajukan surat pengunduran diri secara tertulis dan melakukan serah terima jabatan secara tertib dan dapat dipertanggungjawabkan.

BAB VI : HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 18

Anggota Pengurus

1.

Setiap anggota Pengurus yang secara berturut-turut tidak hadir dalam 3 (tiga) kali rapat rutin Pengurus tanpa memberikan alasan yang Dapat diterima dan atau tidak aktif dalam kegiatan CU selama 3 (tiga) bulan, akan mendapatkan teguran tertulis dari Pengurus.

2.

Setiap lowongan dalam kepengurusan akan diisi dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya lowongan jabatan. Pengisian jabatan yang lowong harus disetujui anggota Pengurus dengan jumlah suara setengah dari anggota Pengurus yang hadir.

3.

Prosedur penetapan pengisian jabatan Pengurus yang lowong sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 27 ayat (2) butir b. adalah sebagai berikut:

1.

Masing-masing TP mengusulkan 1 (satu) calon Pengurus

2.

Rapat Pengurus yang dihadiri oleh seorang Pengawas memilih dan menetapkan Pengurus pengganti berdasarkan usulan calon dari TP

Pasal 19

Tugas Pengurus

1.

Pengurus berkewajiban menyusun dan menggariskan Pola-pola Kebijakan Umum CU. Secara khusus Pengurus bertindak atas nama dan bertanggungjawab kepada anggota CU atas pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan yang telah digariskannya, yang meliputi:

(9)

2.

Kebijakan mengenai besarnya Uang Pangkal, Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Unggulan, Dana Gedung, dan Kontribusi Pendidikan.

3.

Kebijakan mengenai jumlah maksimal dana yang dapat dipinjamkan kepada anggota.

4.

Kebijakan mengenai prosedur dan jangka waktu yang dibutuhkan dalam permohonan pinjaman.

5.

Kebijakan mengenai jangka waktu maksimal pencairan pinjaman setelah hari pengajuan permohonan pinjaman serta faktor-faktor utama pertimbangan untuk menentukan diluluskan atau ditolaknya permohonan pinjaman.

6.

Kebijakan mengenai jangka waktu maksimal pengembalian pinjaman yang diberikan kepada anggota, serta faktor-faktor utama pertimbangan untuk menentukan diluluskan atau ditolaknya permohonan pinjaman.

7.

Kebijakan dan usul mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU/dividen) dan saran-saran amandemen terhadap Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga kepada Rapat Anggota Tahunan/Khusus.

8.

Kebijakan perihal jumlah maksimal simpanan yang dapat dimiliki oleh setiap anggota, dengan ketentuan bahwa seorang anggota tidak diperbolehkan memiliki jumlah simpanan melebihi 10% (sepuluh persen) dari total aset CU.

9.

Kebijakan mengenai penerimaan dan penempatan staf pegawai.

10.

Kebijakan mengenai penggajian, tunjangan, pinjaman, bonus yang dapat diberikan kepada para staf pegawai.

11.

Kebijakan mengenai program pendidikan dan hubungan masyarakat.

12.

Kebijakan mengenai pengembangan produk-produk baru yang relevan dengan kebutuhan anggota CU.

13.

Kebijakan-kebijakan lain yang sewaktu-waktu dikuasakan oleh Rapat Anggota untuk disusun dan digariskan oleh Pengurus.

2.

Pengurus wajib memastikan agar dalam setiap kantor CU selalu ditempatkan tembusan laporan keuangan dan statistik bulanan CUselambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.

BAB VII : PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAWAS

Pasal 20

1.

Pengurus membentuk Panitia Pemilihan Pengurus dan Pengawas selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sebelum Rapat Anggota diadakan. Panitia Pemilihan beranggotakan 7 (tujuh) orang yang terdiri dari unsur Pengurus lama dan unsur anggota.

2.

Panitia Pemilihan sebaiknya bersifat partisipatif yang menggambarkan keterwakilan dari tiap wilayah pengembangan CU.

3.

Tugas Panitia Pemilihan adalah menyusun calon-calon Pengurus dan Pengawas CU yang selanjutnya diusulkan untuk disahkan dalam Rapat Anggota.

4.

Calon Pengurus CU yang dipilih sebaiknya bersifat partisipatif yang menggambarkan keterwakilan dari tiap wilayah pengembangan CU.

5.

Tugas Panitia Pemilihan Pengurus dan Pengawas adalah:

(10)

2.

Membuat ketentuan-ketentuan tentang pencalonan dan pemilihan Pengurus dan Pengawas sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan lain yang berlaku di CU.

3.

menyeleksi calon Pengurus dan Pengawas.

4.

Melaksanakan pemilihan Pengurus dan Pengawas.

5.

Mengesahkan Pengurus dan Pengawas terpilih.

6.

Pengangkatan dan sumpah/janji Pengurus dilaksanakan dalam Rapat Anggota Khusus.

7.

Anggota CU yang mencalonkan diri menjadi Pengurus/Pengawas tidak dapat menjadi Panitia Pemilihan.

Pasal 21

Jabatan dalam Pengurus

1.

Tugas dan wewenang Pengurus adalah sebagai berikut:

KETUA:

1.

Menjalankan/memimpin Rapat Anggota dan Rapat Pengurus.

2.

Menandatangani surat berharga dalam bidang keuangan bersama Bendahara dan dalam bidang organisasi bersama Sekretaris.

3.

Menjalankan tugas-tugas lain yang lazim dikerjakan oleh ketua, atau yang dibebankan kepadanya oleh keputusan Pengurus tanpa menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga CU.

4.

Mewakili lembaga dalam melakukan hubungan dengan pihak lain.

WAKIL KETUA I BIDANG PENDIDIKAN

1.

Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dalam bidang pendidikan dan pelatihan anggota CU dengan tujuan:

1.

Mendorong pola hidup hemat dan terencana dalam mengelola keuangan anggota,

2.

Membentuk kemandirian usaha anggota,

3.

Menciptakan semangat kewirausahaan,

4. M

enanamkan nilai-nilai solidaritas, saling percaya, kejujuran, ketekunan, dan kerjasama.

2.

Menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan dan pelatihan eksternal untuk mendukung kebijakan bidang pendidikan dan pelatihan anggota CU;

3.

Memantau pelaksanaan atas kebijakan-kebijakan pendidikan dan pelatihan yang telah ditetapkan.

WAKIL KETUA II BIDANG KREDIT

(11)

1.

Merancang kebijakan umum dan kebijakan khusus kredit,

2.

Merancang produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan anggota,

3.

Memantau dan mengusulkan tingkat suku bunga pinjaman maupun simpanan berdasarkan biaya dana lembaga dari waktu ke waktu,

2.

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dalam bidang kredit anggota CU:

1.

Memantau kualitas kredit secara teratur,

2.

Menangani pinjaman (pengajuan, pencairan, dan penagihan) dalam kondisi khusus,

3.

Menetapkan standar kelengkapan administrasi pinjaman.

4.

Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan kredit yang telah ditetapkan.

SEKRETARIS:

1.

Bersama Ketua menandatangani surat-surat organisasi.

2.

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan rapat-rapat.

3.

Bertanggung jawab atas administrasi, korespondensi dan dokumentasi lembaga.

4.

Bertanggung jawab atas pemberitahuan/pendistribusian undangan kepada para anggota/pihak terkait sebelum rapat diadakan, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga,

5.

Bertanggung jawab atas pemberitahuan/distribusi undangan/surat-surat penting dalam menunjang kelancaran operasional CU dalam bidang administrasi.

6.

Membantu tugas-tugas Ketua sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART.

BENDAHARA:

1.

Bersama Ketua menandatangani surat-surat berharga keuangan.

2.

Bertanggung jawab atas kebijakan pengelolaan administrasi keuangan CU.

3.

Memantau kinerja manajemen keuangan.

4.

Melakukan koordinasi penyusunan business plan.

5.

Menetapkan ambang batas (threshold) pengeluaran uang CU.

6.

Menjaga keuangan CU (termasuk likuiditas) sesuai dengan kriteria-kriteria dalam standar PEARLS.

7.

Memastikan semua barang tanggungan, surat-surat berharga, serta barang jaminan berada pada tempat yang aman.

8.

Memastikan penyimpanan dan pemeliharaan arsip yang lengkap mengenai segala transaksi keuangan CU, buku-buku penting, bon, surat beharga sehingga dengan mudah dapat diperiksa oleh Badan Pengawas.

9. B

ertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan.

ANGGOTA

1.

Bertanggung jawab mewakili aspirasi dari TP atas kebijakan dari Pengurus.

(12)

3. M

ensosialisasikan dan memastikan dilaksanakannya keputusan-keputusan Pengurus dan kebijakan lainnya di TP.

Pasal 22

KORDINATOR TP

1.

1.

Koordinator TP (Tempat Pelayanan) adalah anggota CU yang dipilih oleh anggota TP yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Pengurus untuk membantu melakukan supervisi dan pengembangan CU di wilayah yang ditunjuk.

2.

Koordinator TP bertanggung jawab memastikan pelaksanaan keputusan Pengurus atau operasional kerja yang telah ditetapkan oleh Pengurus.

3.

Koordinatorb TP dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.

4.

Tata cara pemilihan Koordinator TP diatur mengikuti tata cara pemilihan Pengurus.

5.

Tugas dan wewenang Koordinator TP diatur dalam kebijakan Pengurus.

BAB VIII : HAK DAN KEWAJIBAN BADAN PENGAWAS

Pasal 23

1.

Badan Pengawas mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1.

Mengadakan penelitian tentang usaha-usaha CU serta memeriksa buku-buku laporan keuangan bulanan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan.

2.

Dengan suara bulat memberhentikan sementara dari jabatan anggota Pengurus, bila hal ini dianggap perlu demi kepentingan usaha CU, serta mengadakan Rapat Luar Biasa/Khusus selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah skorsing dilakukan untuk mempertimbangkan dan memutuskan tindakan yang perlu diambil berdasarkan laporan lengkap Badan Pengawas.

3.

Menanggapi dan meneliti keluhan-keluhan yang disampaikan anggota mengenai penyelenggaraan usaha-usaha CU.

4.

d.Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah penutupan tahun buku mengadakan pemeriksaan terhadap buku-buku CU dan menyampaikan hasil pemeriksaan itu dalam bentuk laporan lengkap kepada Rapat Anggota Tahunan.

5.

Secara periodik Badan Pengawas menyampaikan hasil temuan sebagai bahan koreksi kepada Pengurus.

2.

Tugas dan wewenang Badan Pengawas:

1.

Ketua Badan Pengawas memimpin rapat-rapat Badan Pengawas dan

pelaksanaan pekerjaan, mengadakan rapat anggota khusus setiap waktu bila dianggap perlu.

(13)

3.

Anggota Badan Pengawas, membantu terlaksananya pekerjaan Badan Pengawas.

BAB IX : DEWAN PENASIHAT

Pasal 24

1.

1.

Penunjukan Dewan Penasihat serta anggotanya disampaikan kepada yang bersangkutan dengan Surat Pengangkatan yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris CU.

2.

Pembubaran Dewan Penasihat dan atau pemberhentian anggota Dewan Penasihat disampaikan secara tertulis kepada yang bersangkutan.

BAB X

RAPAT PENGURUS

Pasal 25

1.

1.

Rapat Pengurus diselenggarakan oleh Pengurus dan diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali, dihadiri oleh Pengurus untuk:

1.

Membahas dan menetapkan indikator kunci keberhasilan CU,

2.

Mengevaluasi pelaksanaan hal-hal yang bersifat teknis, koordinatif, informatif dan kebijakan yang bersifat kondisional dan temporer termasuk segala keputusan, kebijakan dan rekomendasi yang dihasilkan oleh Rapat Anggota Tahunan.

2.

Rapat Koordinasi adalah rapat yang dihadiri oleh unsur Pengurus, pengawas dan manajer yang diselenggarakan secara periodik sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali untuk:

1.

Membahas dan memutuskan hal-hal yang bersifat teknis, koordinatif, informatif;

2.

Persamaan persepsi mengenai kebijakan yang bersifat kondisional dan temporer.

3.

Mengevaluasi kinerja dan perkembangan usaha CU.

BAB XI : SIMPANAN ANGGOTA

(14)

CU mendorong anggotanya untuk menyimpan uang dalam bentuk Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Unggulan, dan simpanan lain, yang dicatat dalam pembukuan CU dan dalam Buku Anggota.

1.

1.

Simpanan Pokok adalah jumlah minimal yang masih harus ada dalam CU agar seorang anggota dapat mempertahankan statusnya sebagai anggota.

2.

Simpanan Pokok adalah simpanan yang harus dibayar oleh calon anggota sebelum diterima sebagai Anggota, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Pola Kebijakan Pengurus.

3.

Simpanan Wajib adalah Simpanan yang dibayar setiap bulan oleh Anggota, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Pola Kebijakan Pengurus.

4.

Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak mendapat imbalan berupa balas jasa simpanan, tetapi memperoleh dividen pada akhir tahun buku yang perhitungannya berdasar ketentuan yang berlaku.

5.

Uang Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak dapat diminta kembali selama Anggota belum berhenti sebagai Anggota.

6.

Untuk Simpanan jenis lain yang disebut Unggulan, ketentuannya diatur dalam Pola Kebijakan Pengurus.

7.

Untuk Simpanan khusus (Pagan dan Simpanan Berjangka), ketentuannya diatur dalam Pola Kebijakan Pengurus.

8.

Apabila keanggotaan berakhir, maka Uang Simpanan Pokok dan Uang Simpanan Wajib, setelah dikurangi dengan bagian tanggungan yang ditetapkan, dikembalikan kepada Anggota yang bersangkutan selambat-lambatnya satu bulan kemudian.

9.

Ketentuan lain tentang simpanan diatur dalam Pola Kebijakan Khusus.

BAB XII : PINJAMAN

Pasal 27

Pelayanan Pinjaman dan atau pelayanan keuangan lain diberikan kepada anggota CU untuk meningkatkan kesejahteraan atau melakukan usaha produktif dan konsumtif diatur sebagai berikut:

1.

1.

Ketentuan mengenai jumlah maksimal, jangka waktu pengembalian, dan suku bunga pinjaman serta syarat-syarat dan tata cara memperolehnya, diatur lebih lanjut dalam Pola Kebijakan Pengurus dan/atau peraturan khusus.

2.

Besarnya bunga pinjaman ditetapkan dalam kebijakan Pengurus.

3. P

erubahan dalam suku bunga pinjaman berlaku pula untuk sisa pinjaman anggota.

4.

Dalam keadaan mendesak dan membahayakan kesinambungan CU, Pengurus diberi wewenang untuk mengubah suku bunga pinjaman, yang harus dilaporkan kepada Rapat Anggota berikutnya dan disahkan sebagai perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga.

5.

Apabila Rapat Anggota menolak kebijakan Pengurus sesuai ayat (4), maka setiap selisih dalam perhitungan bunga terhadap pinjaman anggota harus diperhitungkan kembali.

(15)

7.

Untuk mendidik anggota agar menjadi anggota CU yang baik dan bertanggung jawab, maka pengembalian pinjaman dikenai peraturan jatuh tempo.

8.

Ketentuan lain tentang pinjaman diatur dalam Pola Kebijakan Khusus.

BAB XIII : SISA HASIL USAHA Pasal 28

1.

1.

Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan CU yang diperoleh dalam satu tahun buku, setelah dikurangi dengan penyusutan nilai inventaris, segala biaya operasional, biaya Balas Jasa Simpanan, termasuk Dividen, dan Dana Cadangan Risiko, serta pajak.

2.

Dividen adalah Balas Jasa Simpanan Saham (Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib) yang besarannya ditetapkan oleh Rapat Anggota.

3.

Dividen diberikan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1.

Dividen diberikan secara penuh selama tahun buku kepada anggota yang aktif.

2.

Anggota, yang selama 3 (tiga) bulan dalam 1 tahun tidak aktif, hanya mendapatkan setengah dari dividen penuh.

3.

Anggota, yang selama 6 (enam) bulan dalam 1 tahun tidak aktif, tidak mendapatkan dividen.

4.

Dalam waktu satu bulan setelah pembagian dividen diumumkan, Bendahara akan menambahkan (membukukan) dividen yang diperoleh anggota pada perkiraan Simpanan Saham masing-masing.

4.

Ketentuan lain tentang perhitungan SHU berdasarkan keanggotaan yang aktif diatur dalam ketentuan Khusus.

BAB XIV : PERUBAHAN TERHADAP ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 29

1.

Perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga (ART) ini hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan 2/3 dari anggota yang hadir dan setiap anggota mempunyai satu hak suara dalam Rapat Anggota Tahunan atau Rapat Anggota Khusus.

2.

Amandemen terhadap Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan selama tidak bertentangan dengan:

3.

Perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga dapat dibicarakan dalam Rapat Anggota atau atas usulan Pengurus atau sekurang-kurangnya 10% dari jumlah anggota CU yang mempunyai hak suara.

4.

CU mempunyai buku amandemen terhadap Anggaran Rumah Tangga yang selalu tersedia untuk diperiksa oleh anggota dan siapa saja yang mendapat izin untuk itu.

5.

Amandemen terhadap Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan selama tidak bertentangan dengan:

(16)

2.

Visi, Misi, Prinsip-prinsip dan Struktur CU. BAB XV : KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

1.

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sah sejak diputuskan oleh Rapat Anggota.

2.

Anggaran Rumah Tangga ini dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab agar benar-benar dapat berfungsi maksimal untuk kemajuan CU.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

itu sebelum mendirikan bangunan harus ada kejelasan status tanah yang bersangkutan. Artinya, pemilik bangunan tersebut harus memiliki surat-surat yang bersangkutan dengan

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran petinggi dalam pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan warga melaui penyuluhan pertanian dan juga menerapkan

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Puji Riyanti (2010) yang menyatakan bahwa adanya jarak sosial yang lebih banyak dipengaruhi oleh etnisitas

kebutuhan yang diinginkannya dan berada di panti subjek tidak merasa kesepian karena mempunyai banyak teman yang sama dengan dirinya sehingga dalam hal ini

Hasil penelitian Wang dan Li (2007) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan di Cina adalah rasio pertumbu-

1) Persyaratan yang tidak bertentangan dengan tujuan akad. Misalnya: seseorang mahasiswa membeli sebuah laptop dan mensyaratkan kepada penjual agar menanggung segala cacat

Ayat tersebut menjelaskan bahwa qadzaf (menuduh) perempuan yang baik baik melakukan perbuatan zina adalah merupakan salah satu perbuatan yang masuk dalam kategori tindak