• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI TATALAKSANA PNEUMONIA IDAI.pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI TATALAKSANA PNEUMONIA IDAI.pptx"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PNEUMONIA:

PNEUMONIA:

DARI PENDEKATAN

DARI PENDEKATAN

MTBS HINGGA

MTBS HINGGA

DIAGNOSIS KLINIS

DIAGNOSIS KLINIS

UK

UKK ResK Respipirolrologogii IDAIDAII

Ikatan Dokter Anak Indonesia

(2)
(3)

Epidemiologi

Epidemiologi

• AAnnggkkaa kkeejjaaddiiaann ppnneeuummoonniia da dii dduunniiaa ttiinnggggii

d

deennggaann aannggkkaa kkeemmaattiiaann yyaanng g ttiinnggggii ppuullaa..

• PPaaddaa ttaahhuunn 22000066: : >>2 2 jjuuttaa aannaakk mmeenniinnggggaall

kare

karenana pneupneumonimonia a (pne(pneumonumonia ia pembpembunuhunuh n

noommoorr 11))..

WHO: PNEUMONIA the

WHO: PNEUMONIA the forgottenforgotten killer of children

(4)
(5)

Epidemiologi

Epidemiologi

• AAnnggkkaa kkeejjaaddiiaann ppnneeuummoonniia da dii dduunniiaa ttiinnggggii

d

deennggaann aannggkkaa kkeemmaattiiaann yyaanng g ttiinnggggii ppuullaa..

• PPaaddaa ttaahhuunn 22000066: : >>2 2 jjuuttaa aannaakk mmeenniinnggggaall

kare

karenana pneupneumonimonia a (pne(pneumonumonia ia pembpembunuhunuh n

noommoorr 11))..

WHO: PNEUMONIA the

WHO: PNEUMONIA the forgottenforgotten killer of children

(6)
(7)

Lebih

Lebih daridari 22 juta juta anakanak

balita

balita meninggalmeninggal

disebabkan

disebabkan oleholeh

Pneumonia

Pneumonia

Pneumonia

Pneumonia menjadimenjadi

penyebab

penyebab 11 daridari 55

kematian

kematian padapada anakanak

balita balita

Bad

Bad

News

News

(8)
(9)

 PPd td taahhuunn 22001111::11,,3 j3 juuttaa kkeemmaattiiaann ((1144%%

d

daarrii sseelluurruuhh kkeemmaattiiaann bbaalliittaa) ) kkaarreennaa pneumonia.

pneumonia.

Epidemiologi

Epidemiologi

• PPd d tatahuhunn 22010133: : sesetitiaapp 30 30 ddeetitikk sseeororaangng

b

baalliittaa mmeenniinnggggaall kkrrnn ppnneeuummoonniia a ~~ 1,054 juta. 1,054 juta. UNICEF/WHO; 2012 UNICEF/WHO; 2012 UNICEF/WHO; 2013 UNICEF/WHO; 2013

(10)
(11)

 Indonesia 2012: pneumonia merup.Indonesia 2012: pneumonia merup. p

peennyyeebbabab kkememaatitianan nono. . 2 2 ppd d bbalaliitata sstltlhh d

diiaarree ((kkeemmaattiiaann kkrrnn ddiiaarree 1177,,22%%,, k

kemematatiaiann krkrnn pnpneueumomoninia a 1313,2,2%)%)..

Epidemiologi

Epidemiologi

Menkes; 2013 Menkes; 2013

(12)
(13)

Pneumonia

suatu peradangan parenkim paru

dapat disebabkan oleh bakteria, virus,

organisme yg lain ataupun faktor non

infeksi

(14)
(15)
(16)
(17)

Bronchopneumonia

Early stages of acute bronchopneumonia. Abundant inflammatory cells fill the alveolar spaces. The alveolar capillaries are distended and engorged.

(18)
(19)

Etiology of Pneumonia

 Predominantly : bacterial and viral  In developing countries: bacterial >> viral (Shann,1986): In 7 developing countries, bacterial  60 % (Turner, 1987): In developed countries, bacterial 19 % ; viral 39 %

(20)
(21)

Etiology Bacterial

 Streptococcus pneumoniae  Hemophilus influenzae  Staphylococcus aureus  Streptococcus group A – B  Klebsiella pneumoniae  Pseudomonas aeruginosa  Chlamydia spp  Mycoplasma pneumoniae

(22)
(23)

RISK FACTORS FOR PNEUMONIA OR DEATH FROM ARI

Increase risk of  ARI Malnutrition, poor breast feeding practices Vitamin A deficiency Low birth weight

Cold weather or chilling

Exposure to air pollution

• Tobacco smoke Lack of immunization Young age Crowding High prevalence of nasopharyngeal

(24)
(25)

1. Manifestasi nonspesifik:

Demam, sakit kepala, iritabel, malaise,

nafsu makan menurun , keluhan sal. cerna, gelisah, dll.

2. Manifestasi umum IRA bawah:

Batuk, takipne (napas cepat), ekpektorasi

sputum, NCH, sesak napas, merintih, air

hunger ( rasa ingin menarik napas panjang terus- menerus), sulit minum, sianosis,

kejang, distensi abdomen, hepar mungkin teraba.

(26)
(27)

Tanda pneumonia:

 Retraksi dinding dada, fremitus vokal

meningkat, pekak perkusi, suara napas melemah, dan terdengar crackles/rales

(kadang mengi).

 Dpt dijumpai “anggukkan kepala”,

nyeri dada, friction rub, dan nyeri abdomen.

(28)
(29)
(30)
(31)

MTBS

(Manajemen Terpadu Balita Sakit)

= IMCI

(Integrated Management of

Childhood Illness)

(32)
(33)

Tanyakan keluhan utama:

Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas ?

JIKA YA

TANYAKAN:

Berapa lama?

LIHAT DAN DENGAR:

• Hitung napas dalam 1 menit. • Perhatikan, adakah tarikan

dinding napas ke dalam?

• Dengar adanya stridor.

PENDEKATAN MTBS

Anak hrs

(34)
(35)

Gejala Klasifikasi Ada tanda bahaya

umum, ATAU

Tarikan dinding dada ke dalam

Penyakit sangat berat

atau

Pneumonia berat Napas cepat Pneumonia

Tidak ada tanda-tanda

pneumonia atau penyakit sangat berat

Batuk bukan pneumonia

Tabel 1. Klasifikasikan BATUK atau SUKAR BERNAPAS

(36)
(37)

TANYAKAN:

 Apakah anak bisa minum atau menyusui?  Apakah anak selalu memuntahkan

semuanya?

 Apakah anak menderita kejang? MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM

LIHAT:

• Apakah anak tampak letargis atau tidak sadar?

(38)
(39)

Keluhan Utama:

LIHAT DAN DENGAR:

• Hitung napas dalam 1 menit. • Perhatikan, adakah tarikan

dinding dada ke dalam.

• Dengar adanya merintih.

Batuk? Atau Sukar bernapas?

Berapa lama?

Anak harus tenang

Ya

(40)
(41)

DIAGNOSIS KLINIS

Batuk.

Demam.

Takipne.

Gawat napas.

Crackles/rales.

(42)
(43)

Derajat peny. berdasarkan klinik (WHO):

1. Bukan pneumonia

2. Pneumonia (tdk berat):

Batuk atau sesak napas dan napas cepat.

Napas cepat:

Usia < 2 bl : 60 x/mnt

Usia 2 – 12 bl : 50 x/mnt

Usia 1 – 5 th : 40 x/mnt

Auskultasi:

(44)
(45)

3. Pneumonia berat :

Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:

 Retraksi dinding dada.

 NCH (napas cuping hidung).  Grunting (merintih).

(46)
(47)

4. Pneumonia sangat berat :

Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:  Sianosis sentral.  Tdk bisa minum.  Muntah.  Kejang.  Letargi.  Kesadaran . menurun.  Anggukkan kepala.

(48)
(49)

Sensitivity and specificity of symptoms for identifying pneumonia

Symptom Sensitivity Specificity

Tachypnea Cough Toxic appearance Crackles Retractions Flaring Pallor Grunting 92 % 92 % 81 % 44 % 35 % 35 % 35 % 19 % 15 % 19 % 60 % 80 % 82 % 82 % 87 % 94 %

(50)
(51)
(52)
(53)

Pneumonia pada Balita

Berdasarkan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

(54)
(55)

Memeriksa Tanda Bahaya Umum

TANYAKAN LIHAT dan PERIKSA

• Apakah anak bisa

minum atau menyusu? • Apakah anak memuntahkan semuanya? • Apakah anak menderita kejang?

• Apakah anak rewel, gelisah,

letargis atau tidak sadar?

• Apakah anak memuntahkan

semua makanan dan/atau minuman?

• Apakah anak sedang mengalami

kejang?

• Apakah anak sulit bernapas atau

biru?

• Apakah ujung ekstremitas pucat

dan dingin?

• Apakah ada stridor?

(56)
(57)

Adanya tanda bahaya umum

Merah muda: PENYAKIT SANGAT

BERAT

• Bila sedang kejang beri

diazepam

• Lengkapi penilaian dengan

segera

• Segera beri pengobatan pra

rujukan

• Berikan perawatan untuk

mencegah gula darah rendah

• Bila stridor berikan nebulisasi

adrenalin

• RUJUK SEGERA

(58)
(59)

Evaluasi

TANYAKAN KELUHAN UTAMA:

Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas? JIKA YA,

TANYAKAN : LIHAT, DENGAR, DAN RASAKAN*:

Berapa lama? - Hitung napas dalam 1 menit

- Lihat adanya tarikan dinding dada ke dalam - Lihat dan dengarkan adanya stridor

- Lihat dan dengarkan adanya wheezing - Rasakan gerakan dinding dada

Umur anak: Napas cepat adalah: 2- <12 bulan ≥ 50x/menit

(60)
(61)

Bagan MTBS Balita (1)

• Tarikan dinding dada ke dalam (TDDK) atau • Saturasi oksigen < 90 Merah muda: PNEUMONIA BERAT

• Beri oksigen maksimal 2-3

liter per menit

• Beri dosis pertama

antibiotik yang sesuai

• Rujuk segera ke RS

(62)
(63)

Bagan MTBS Balita (2)

• Napas cepat

Kuning: PNEUMONIA

• Berikan Amoksisilin oral dosis

tinggi 2 kali per hari untuk 3 hari*

• Beri pelega tenggorokan dan

pereda batuk yang aman

• Apabila batuk > 14 hari rujuk • Apabila  wheezing berulang

rujuk

• Nasihati kapan kembali segera • Kunjungan ulang dalam 3 hari • Obati wheezing bila ada

(64)
(65)

Bagan MTBS Balita (3)

Hijau :

BATUK BUKAN PNEUMONIA

• Beri pelega tenggorokan

dan pereda batuk yang aman

• Apabila batuk > 14 hari

rujuk

• Apabila wheezing berulang

rujuk

• Nasihati kapan kembali

segera

• Kunjungan ulang dalam 5

hari bila tidak ada perbaikan

• Obati wheezing bila ada • Tidak ada tarikan

dinding dada ke dalam

• Tidak ada napas

(66)
(67)

Register Rawat Jalan Balita Sakit

Pemeriksaan Kelu han Uta ma Kunj. Pertama /Ulang Tanda bahaya umum KLASIFIKASI MTBS

(UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN) BB PB/TB

(cm)

Su hu

Batuk atau Sukar Bernapas Status Gizi (BB/TB: gizi kurang, gizi buruk) dan (TB/U: stunting/ tidak) Peni laian * PNEUMO NIA BERAT PNEU MONIA BATUK BUKAN PNEUMO NIA

(68)
(69)

TATA LAKSANA

PNEUMONIA 

Unit Kerja Koordinasi Respirolog Ikatan Dokter Anak Indonesi

(70)
(71)

PNEUMONIA 

(72)
(73)

PENANGGULANGAN

PNEUMONIA 

O

O

O

PENCEGAHAN HINDARI/A ASI FAKTOR RISIKO)

DETEKSI DINI GEJALA PNEUMONIA

(74)
(75)
(76)
(77)

PENYEBAB KEMATIAN

PADA PNEUMONIA 

O - SIANOSIS SENTRAL - SATURASI OKSIGEN < 90 % - SESAK NAPAS BERAT (MERINTIH, TARIKAN DINDING DADA YANG DALAM)

(78)
(79)

PEMERIKSAAN

O Lakukan pemeriksaan

pada semua pasien yang dicurigai pneumonia

O   Lakukan Foto Toraks

 jika memungkinkan saturas oksigen

(80)
(81)

TERAPI OKSIGEN

O Berikan oksigen pada anak dengan SatO2 < 90%

O Tanda :

- Sianosis sentral

- Kesulitan minum akibat

sesak

- Merintih setiap kali bernapas - Tarikan dinding dada yang

berat

- Penurunan kesadaran

Frekuensi Napas > 70 x/mnt

(82)
(83)

SUMBER OKSIGEN

O Tabung silinder O Oksigen

konsentrator

(84)
(85)

PEMANTAUAN DAN PENYAPIHAN

TERAPI OKSIGEN

O Setiap 3 jam perawat

menilai apakah:

- Kondisi anak stabil - Nasal prong terletak

pada tempatnya

- Tidak ada plak mukus - Koneksi ke sumber

oksigen tetap terjaga (flow rate)

- Saturasi oksigen baik

O Setiap hari oksigen dititrasi

secara bertahap

O Dapat dihentikan jika:

- Klinis membaik

- Saturasi oksigen >90 % pada

udara ruang 

O Pastikan saturasi > 90%

(dalam 15 menit saat

penghentian) ; pantau 30

menit berikutnya ; selanjutnya tiap 3 jam pada hari pertama

O Jika stabil oksigen dapat

(86)
(87)

 ANTIBIOTIK (NON HIV )

- Ampisilin 50 mg/kg atau

benzilpenicillin 50.000 U/kg IM atau IV/6 jam (min 5 hari)

- Dan Gentamisin 7.5 mg/kg IM atau

IV sekali sehari (min 5 hari)

- Jika dalam 48 jam tidak membaik

 gentamisin + kloksasilin (50 mg/kg IM/IV tiap 6 jam

- AB Lini kedua : Seftriakson (80

(88)
(89)

 ANTIBIOTIK

(EXPOSED HIV ATAU INFEKSI HIV)

O -O Infeksi PCP harus dipertimbangkan pada anak < 12 bulan : - Kotrimoksasol (TMP 8 mg/kg) tiap 8 jam selama 3 minggu

O Pada anak 1-5 tahun

pemberian terapi PCP  jika terdapat gejala dan

tanda PCP (pneumonia Pneumocystis carinii)

Secar umum etiolog bakteriali sama dengan kasu non HIV Ampisili 50 mg/kg ata

benzilpenicillin 50.000 U/kg IM atau IV/6 jam min 5 hari

Dan Gentamisin .5 mg/kg IM atau IV sekal sehari min 5 hari

Jik dala 48 jam tidak membaik Seftriakson 80 mg/kg IM /IV sekali sehari)

Jika tida ad dapa digant

(90)
(91)

TERAPI SUPORTIF LAIN

Pastikan patensi

 jalan napas Antipiretik jikademam tinggi

Jika didapatkan mengi dapat diberikan

bronkodilator

Status hidrasi :

- Atasi dehidrasi atau jika perlu koreksi suhu

- Asupan ASI/oral jika memungkinkan

(92)
(93)

KOMPLIKASI

Jika dalam 48  72 jam klinis tidak

membaik/bahkan memburuk pikirkan komplikasi : Lakukan pemeriksaan foto toraks

O   Pneumatocele

O Parapneumonic effusion (termasuk empiema)

O Pneumotoraks / Pneumomediastinum

O   Abses Paru

O Sepsis (Septic shock, penyebaran infeksi ke

(94)
(95)

KOMPLIKASI

(96)
(97)

TATA LAKSANA

KOMPLIKASI

O Efusi pleura / Empiema

Drainase  analisis cairan pleura, pulasan gram dan kultur kuman Ampisilin atau kloksasilin (50 mg/kg IM/IV tiap 6 jam) + Gentamisin jika anak telah membaik (min 7 hari AB) lanjutkan dengan kloksasilin oral selama 3 minggu

Jika gejala menetap dengan terapi yang adekuat  eksplorasi ke arah HIV dan TB

O Abses paru

Ampisilin atau kloksasilin (50 mg/kg IM/IV tiap 6 jam) + Gentamisin jika anak telah membaik (min 7 hari AB) lanjutkan dengan kloksasilin oral selama 3 minggu

Terapi bedah  Abses paru yang berukuran besar atau dengan hemoptisis dan

perburukan gejala walaupun sudah diberikan AB

(98)
(99)

TATA LAKSANA

KOMPLIKASI

O   Pneumotoraks

Biasanya sekunder akibat penumpukan udara dalam rongga pleura akibat pecahnya alveoli atau

mikroorganisme penghasil gas

Pemasangan chest tube

(100)
(101)

KAPAN PASIEN DAPAT

PULANG

O Sesak berkurang atau menghilang 

O Tidak ada hipoksemia (saturasi oksigen > 90%) O Asupan makan baik

O Dapat minum obat secara oral atau telah

menyelesaikan pemberian obat antibiotik parenteral

O Orangtua mengerti gejala dan tanda pneumonia,

(102)
(103)

RAWAT JALAN

O Edukasi pemberian asupan cairan yang cukup, perhitungkan

 juga jika ada demam, small frequent feeding  jika ada muntah

O ANTIBIOTIK :

- Berikan dosis pertama di fasyankes - Oral :

a. High HIV infection rate: amoksisilin 40 mg/kg per kali; 2x/hari (5hari) b. Low HIV infection rate: amoksisilin 40 mg/kg

per kali; 2x/hari (3hari)

O Hindari pemberian obat yang tidak diperlukan seperti

golongan atropin, obat yang mengandung alkohol, ataupun kodein

(104)
(105)

PEMANTAUAN

O Edukasi untuk datang kontrol dalam 3 hari

atau lebih cepat jika kondisi anak memburuk

O Jika saat datang kontrol gejala klinis belum

membaik (demam, napas cepat/sesak,

kesulitan makan) sebaiknya pasien dirawat untuk evaluasi lebih lanjut

O Jika didapatkan tanda-tanda pneumonia berat

(106)
(107)

IDENTIFIKASI

FAKTOR RISIKO

O   Malnutrisi

O Defisiensi vitamin A, Zink

O Paparan Asap Rokok, polusi udara, polusi biomass O Imunisasi tidak lengkap

O Tidak diberikan ASI eksklusif 

O Prematuritas, Berat Lahir Rendah

O Lingkungan rumah yang padat dan kotor

O Komorbid yang menurunkan pertahanan sistem

pernapasan ( Penyakit Jantung Bawaan, Kelainan neuromuskular, Penyakit Defisiensi Imun)

(108)
(109)

PENCEGAHAN

O   IMUNISASI DPT- HIB Pneumokok (PCV) Campak MMR Influenza

(110)
(111)

PENCEGAHAN

O Asupan gizi seimbang 

O Pemberian ASI

eksklusif 

O Hindari paparan asap

rokok dan polusi udara

(112)

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk 'adangan batubara yang tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Kegiatan penambangan diawali dengan pengupasan tanah

Penggunaan media pembelajaran interaktif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar telah marak dilakukan oleh para praktisi dibidang pendidikan. Hal ini juga terjadi

Menurut Wahyudi (2003) sukrosa (gula pasir) yang biasa digunakan dalam pembuatan roti dapat berbentuk kristal maupun berbentuk tepung, Penggunaan gula pada roti memiliki

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan karakteristik dari produk yang terbuat dari material aluminium murni guna pembuatan komponen micro dengan

Adapaun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research)

Bahan baku tambahan terdiri dari Vitamin Mix (vitmix) dengan perbandingan campuran 1 kg vitmix untuk 1 ton konsentrat, garam dengan kandungan 0,4 persen dari

Hal tersebut bersesuaian dengan nilai Nusselt number (penjelasan detil dapat dilihat pada poin pembahasan karakteristik perpindahan panas), dimana pada distribusi local

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui faktor- faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah di KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali; (2) Untuk