• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Kariyana Gita Utama

Kariyana Gita Utama (KGU) merupakan perusahaan berbentuk PT (perseroan terbatas) yang bergerak pada bidang peternakan, khususnya sapi potong. PT. KGU merupakan perusahaan pelopor di bidang penggemukan sapi dengan sistem feedlot di Indonesia. Perusahaan ini didirikan melalui akte notaris Abdul Latief, SH. tertanggal 8 Juli 1986 di Jakarta yang didirikan oleh Yanatera Bulog dan PT. PP. Berdikari dengan kepemilikan saham perusahaan masing – masing sebesar 50 persen. Saat ini proporsi kepemilikan saham perusahaan adalah Yabinstra Bulog sebesar 70 persen dan karyawan sebesar 30 persen.

PT. Kariyana Gita Utama pada awalnya merupakan perusahaan kerjasama antara PT. United Livestock Service Inc. dengan PT. Berdikari United Livestock Indonesia (BULI). PT. United Livestock Service Inc. bertempat di Stonon, Virginia, Amerika Serikat sedangkan PT. BULI bertempat di Pare – pare, Sulawasei Selatan. PT. United Livestock merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penggemukan dan perdagangan sapi. Untuk menunjang usahanya perusahaan ini memiliki Bila River Ranch. Wilayah pengembangan ternak tersebut berlokasi di Sulawesi Selatan dengan luas 12.000 hektar. Lokasi penggemukan sapi berada di Desa Lainungan, sekitar 11 Km dari Pare – Pare. Kapasitas produksi saat itu sekitar 5000 ekor dan jenis sapi yang dipelihara di lahan tersebut adalah sapi jenis Brahman Cross.

Pada bulan September 1983, PT. Berdikari United Livestock membuka proyek baru yang berlokasi di Kampung Ciutara, Kecamatan Cicurug Parung Kuda, Kabupaten Sukabumi. Proyek tersebut berdiri diatas lahan seluas 14,5 Ha dengan kapasitas kandang 5000 ekor. Proyek baru ini saat itu terkenal dengan sebutan “Proyek Cicurug” yang khusus bergerak di penggemukan anak sapi perah. Selanjutnya pada tanggal 8 Juli 1986, Proyek Cicurug ini dibeli oleh PT. Pilot Proyek yang merupakan induk dari PT. United Livestock dan PT. Yanatera dari Bulog dengan pemilikan saham masing – masing perusahaan tersebut sebesar 50 persen. Sejak itulah Proyek Cicurug ini resmi berganti menjadi PT. Kariyana Gita Utama yang berdiri sendiri dan terlepas dari PT. United Livestock.

(2)

Usaha PT. Kariyana Gita Utama sebelum krisis moneter tahun 1997 tidak hanya fokus pada penggemukan sapi, tetapi juga pada usaha sapi perah, pemotongan sapi, dan penjualan daging serta pengolahan daging. Namun dengan terjadinya krisis moneter tersebut berakibat pada penurunan kemampuan pada keuangan perusahaan, sehingga dilakukan penutupan usaha yang tingkat keuntungannya terbilang rendah. Dan akhirnya perusahaan memutuskan untuk hanya berfokus pada bidang penggemukan sapi dengan sistem feedlot.

Dalam menjalankan usaha penggemukan sapi potong ini, perusahaan mendatangkan sapi – sapi bakalan dewasa dari berbagai sumber. Sumber sapi bakalan impor diperoleh dari Australia, sedangkan sumber sapi bakalan lokal diperoleh dari peternak di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Visi dari PT. KGU adalah “Menjadi perusahaan feedlot yang mampu berperan baik di pasar nasional dalam perdagangan ternak, khususnya sapi dan kerbau” dan dengan misi yaitu :

1. Secara Berkelanjutan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan sapi / kerbau potong sesuai dengan permintaan pasar.

2. Tercapainya pertumbuhan perusahaan.

3. Memberi kontribusi kepada pemegang saham dan kesejahteraan karyawan. 4. Berkontribusi pada pengembangan ekonomi masyarakat.

Saat ini, dalam jangka menengah perusahaan akan mengembangkan pasar ke wilayah yang tinggi populasi penduduk dengan penempatan dan pembangunan kandang yang berfungsi sebagai feedlot yang juga berfungsi sebagai outlet, dimana pembeli dapat memilih langsung sapi di kandang. Sedangkan rencana jangka panjang adalah pembangunan farm yang berfungsi sebagai breeding dan feedlot di lokasi yang jauh dari penduduk. PT. KGU saat ini memiliki dua areal peternakan yang berlokasi di Cicurug, Sukabumi dan di Bojong, Karawang dengan masing – masing kapasitas sapi sebesar 5.500 dan 2.000 ekor sapi.

(3)

5.2 Lokasi Perusahaan

PT. Kariyana Gita Utama bertempat di Kampung Ciutara KM 28 RT 18 / RW 07, Kecamatan Cicurug Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Keadaan iklim pada daerah ini yaitu dengan suhu rata – rata 20 – 30 C dengan kelembapan rata – rata 85 – 893, sehingga cocok untuk tempat penggemukan sapi jenis brahman dan sapi lokal. Lokasi perusahaan dapat dikatakan strategis jika dilihat dari daerah pemasarannya karena mudah untuk diakses, dimana perusahaan terletak di sepanjang jalan raya Cicurug dan dekat dengan akses jalan tol.

5.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi PT. KGU berbentuk organisasi garis, yaitu struktur organisasi dimana kekuasaan mengalir dari atasan kepada bawahan. Masing – masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan semua fungsi pengawasan dalam bagiannya.Struktur organisasi PT. KGU terdapat pada Lampiran1.

Direktur Utama. Direktur utama merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan. dalam kegiatan operasional sehari – harinya, direktur utama dibantu oleh direktur operasional, direktur keuangan, dan kepala bagian.

Direktur Operasional. Tugas utama seorang direktur operasional ialah mengarahkan dan mendelegasikan fungsi – fungsi fattening dan feedmill.

Kepala Bagian Fattening. Tugas utama kepala bagian fattening ialah mengelola pemeliharaan sapi sampai mencapai bobot yang telah ditetapkan.

Kepala Bagian Feedmill. Kepala bagian ini paling bertanggung jawab terhadap kebutuhan pakan Unit Fattening. Tugasnya ialah mengolah bahan baku pakan menjadi ransum ternak berupa konsentrat dan amoniase. Selain itu, bertugas juga dalam proses pendistribusian pakan ternak sesuai dengan kebutuhan dan permintaan Unit Fattening.

Kepala Bagian Litbang. Bagian litbang bertanggung jawab dalam kegiatan penelitian dan pengembangan usaha penggemukan sapi di perusahaan. Dalam menjalan kegiatan, kepala bagian litbang bersama dengan bagian produksi

(4)

berupaya menemukan teknik – teknik penggemukan sapi yang efisien bagi perusahaan.

Direktur Keuangan. Tugas utama seorang direktur keuangan adalah membuat anggaran, mengkoordinir, serta mengawasi seluruh proses transaksi keuangan perusahaan. Direktur keuangan dalam dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh kepala bagian keuangan, kepala bagian umum dan personalia, kepala bagian pemasaran, serta kepala bagian akuntansi.

Kepala Bagian Keuangan. Bertugas melayani pembayaran dan transaksi keuangan konsumen.

Kepala Bagian Pemasaran. Tugas utamanya ialah memasarkan sapi potong hasil penggemukan perusahaan ke pedagang, peternak, atau kepada masyarakat yang membutuhkan.

Kepala Bagian Akuntansi. Bertugas mencatat berbagai kegiatan pembelian dan penjualan yang terjadi di perusahaan.

Kepala keamanan. Bertanggung jawab terhadap keamanan, penjagaan, dan pengawasan aktifitas perusahaan di sekitar lingkungan perusahaan.

Kepala Bagian Umum. Bertugas dalam proses pencatatan kegiatan – kegiatan kebutuhan barang perusahaan.

Bagian Personalia. Bertugas melakukan perekrutan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan, membuat sistem kerja, dan melakukan pengawasan terhadap karyawan.

Bagian Logistik. Bertanggung jawab terhadap :

1. Pembelian sarana produksi untuk masing – masing unit seperti sapi dan bahan baku konsentrat.

2. Memasarkan hasil perusahaan meliputi sapi siap potong.

3. Menyediakan sarana angkutan, meliputi pengangkutan bahan baku dan distribusi pakan.

Bagian Maintenance. Bertanggung jawab pada kegiatan perawatan, perbaikan, maupun saran dan prasarana produksi perusahaan.

Saat ini, jumlah karyawan PT. KGU berjumlah 87 orang yang terbagi ke dalam delapan unit kerja. Seluruh karyawan diklasifikasikan sebagai pegawai berstatus tetap, kontrak, dan harian (Tabel 7).

(5)

Tabel 7. Jumlah Karyawan pada PT. KGU Tahun 2009 Status Pegawai Bagian

Tetap Kontrak Harian Jumlah

Manager Farm 1 - - 1 Fattening 6 14 12 32 Feedmill 2 10 4 16 Logistik 8 5 1 14 Maintenance 1 2 - 3 Keuangan 1 1 - 2 Pemasaran 3 1 - 4 Keamanan 4 9 2 15 Jumlah 26 42 19 87

Sumber : Bagian Personalia PT. KGU, 2009

Struktur tenaga kerja pada Tabel 7 menunjukkan bahwa tenaga kerja terbanyak dialokasikan pada bagian penggemukan, dimana terdapat 62 karyawan yang terbagi pada bagian fattening, feedmill, dan logistik. Hal ini menunjukkan bahwa proses penggemukan merupakan aktivitas inti dari PT. KGU. Pada bagian keamanan juga tersedia cukup banyak karyawan, yaitu sebanyak 15 orang. Hal ini dikarenakan keamanan merupakan hal yang cukup penting untuk menjaga keamanan dari ternak sapi potong, di samping itu lokasi kandang yang berada di sekitar pemukiman penduduk menjadi salah satu alasan untuk meningkatkan keamanan di area kandang.

Latar belakang tingkat pendidikan karyawan PT. KGU cukup beragam mulai dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Seperti pada umumnya, posisi jabatan seorang karyawan di PT. KGU sangat tergantung pada latar belakang pendidikan. Karyawan yang berpendidikan tinggi umumnya berada pada tingkat manajemen, sedangkan karyawan yang berpendidikan rendah berada pada kegiatan – kegiatan operasional perusahaan.

Sistem kerja di PT. KGU dibagi ke dalam tiga shift dengan durasi kerja rata – rata sekitar delapan jam per shift. Pembagian jadwal kerja shift hanya dilakukan di bagian atau unit kerja Fattening, Feedmill, Logistik, pemasaran, dan keamanan. Jadwal kerja shift I pada pukul 07.00 – 16.00, shift II pada pukul 15.00 – 23.00, dan shift III pada pukul 23.00 – 07.00.

(6)

5.4 Sarana dan Prasarana Produksi

PT. KGU memiliki lahan seluas 14 hektar yang dipergunakan untuk usaha penggemukan sapi potongnya. Perincian lahan diperlihatkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas Lahan dan Bangunan PT. KGU

No. Penggunaan Luas Lahan (m2) Persentase

1. Kantor 450 0,32 2. Kandang 14.770 10,55 3. Gudang 1.000 0,71 4. Kebun Rumput*) 113.780 81,27 5. Sarana Lain 10.000 7,14 6. Total 140.000 100,00

Sumber : Bagian Personalia PT. KGU, 2009

Keterangan : *) sejak tahun 2000 dipergunakan untuk penampungan pupuk a.) Bangsa sapi

Sapi yang digemukkan di PT. KGU mayoritas adalah sapi bakalan impor yang berasal dari Australia yang mencapai 97 persen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 3 persen merupakan sapi lokal yang didatangkan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi. Sapi yang didatangkan dari Australia merupakan jenis sapi Australian Commercial Cross (ACC), Shorthorn Cross (SX), dan Brahman Cross (BX), seperti Brangus dan Charolais. Alasan PT. KGU dalam memilih jenis sapi tersebut karena mampu beradaptasi dengan sangat baik, cocok, potensial dari segi pertumbuhan berat badan, dan layak untuk digemukkan di lingkungan Indonesia. Sedangkan sapi lokal merupakan jenis Peranakan Ongole (PO) dan Sumba Ongole (SO).

b.) Pakan sapi

Makanan ternak atau yang disebut pakan merupakan bagian penting dalam penggemukan sapi sistem feedlot karena merupakan salah satu faktor penentu kualitas dan kuantitas karkas dan daging, disamping sifat dan genetis dari sapi. Secara umum, PT. KGU dalam proses penggemukan memberi dua jenis pakan yaitu hijauan berupa jerami dan konsentrat. Faktor penentuan jenis pakan yang diberikan yaitu ketersediaan dan kemudahan dalam pengadaan bahan baku. Hijauan jerami sangat melimpah di sekitar daerah kandang Cicurug. Sedangkan konsentrat memiliki komposisi tersendiri yang merupakan campuran berbagai

(7)

macam bahan baku yang didatangkan dari daerah – daerah di Indonesia dan juga mengimpor dari Cina.

Komposisi campuran pada konsentrat merupakan hasil penelitian dan pengalaman yang dilakukan perusahaan, khususnya bagian feedmill, dengan melihat hasil yang terbaik bagi sapi. kandungan gizi konsentrat yang harus dicapai yaitu protein (14%), serat kasar (13%), lemak (14%), fosfor (1%), kalsium (0,5%), TDE (75%), dan menghasilkan energi 4000 kalori. Bahan baku konsentrat didatangkan dua kali dalam satu bulan. Konsentrat terdiri dari bahan baku utama dan tambahan (campuran mineral).

Bahan baku utama terdiri dari white polar, white brain, bungkil sawit, onggok singkong, bungkil kelapa, biji kapuk dan kulit ari kedelai. White polar berfungsi sebagai dedak yang berasal dari kulit gandum, sedangkan white brain berfungsi sebagai sekam yang juga berasal dari gandum. Bungkil sawit didatangkan oleh PT. KGU dari Jambi, Lampung, Sulawesi, dan Kalimantan. Onggok singkong merupakan hasil dari limbah tapioka yang berada di Lampung. Bungkil kelapa didapatkan dari jambi. Biji kapuk didatangkan dari daerah Pati.

Bahan baku tambahan terdiri dari Vitamin Mix (vitmix) dengan perbandingan campuran 1 kg vitmix untuk 1 ton konsentrat, garam dengan kandungan 0,4 persen dari total konsentrat, sodium karbonat (soda kue) dengan kandungan 0,2 persen, kalsium dengan kandungan 1 persen dan tetes tebu (molases) dengan perbandingan 60 kg tetes untuk 1.5 ton konsentrat.

Dalam menunjang kegiatan pembuatan pakan, khususnya konsentrat, PT. KGU memiliki satu gudang untuk memproduksi/mengkomposisikan konsentrat dan dua gudang untuk menyimpan konsentrat dan bahan baku konsentrat. Perusahaan juga memiliki mesin – mesin untuk mengolah konsentrat yaitu mix horizontal, mix vertikal, dan mesin penggiling. Mesin mix vertikal digunakan untuk mengaduk bebagai macam bahan baku berukuran besar untuk menghasilkan konsentrat yang siap dipakai/diberi makan ke sapi. Mesin tersebut berkapasitas 1,5 ton dan mampu menghasilkan 45 – 50 ton konsentrat per hari. Mesin mix horizontal digunakan untuk mengolah bahan baku tambahan yang berukuran kecil, yaitu bahan campuran mineral, sehingga siap untuk dicampurkan ke mesin

(8)

vertikal. Sedangkan mesin penggiling digunakan hanya untuk menggiling/menghaluskan onggok singkong.

c.) Alat – alat produksi penggemukan sapi

Sarana dan prasarana yang ada di PT. KGU antara lain cattle yard yang dilengkapi loading ramp, crush, pusat kebuntingan (PKB) dan sarana transportasi serta sarana komunikasi. Peralatan produksi selengkapnya disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Peralatan Produksi PT. KGU (dalam unit)

No. Jenis Keterangan

1. Timbangan Sapi Kapasitas 2 ton 1

2. Timbangan Pakan/Barang Kapasitas 40 ton 1

3. Mobil Truk 2

4. Mobil Minibus 2

5. Mobil Distribusi Pakan 3

6. Mobil Pupuk 2

7. Tangki Air Kapasitas 10.000 Liter 7

Sumber : Bagian Personalia PT. KGU, 2009

d.) Perkandangan

Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan ternak sapi potong di PT. KGU berbentuk kandang koloni dengan kapasitas 40 – 50 ekor tiap paddock. Konstruksi kandang terbuat dari kayu dan besi, atap kandang menggunakan asbes, dinding terbuka dan lantai terbuat dari semen. Perrlengkapan kandang untuk menunjang pemeliharaan berupa tempat pakan (feed bunk) dan bak minum (water bunk) yang terbuat dari beton. Ukuran kandang dalam pemeliharaan sapi yaitu : Ukuran paddock : 10 x 10 x 5 m3

Feed bunk : 10 x 0,5 x 0,25 m3 Water bunk : 1 x 0,5 x 0,2 m3 Lebar selokan : 0,2 m

Lebar pintu paddock : 2,5 m

5.5 Proses Produksi

Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa sekitar 97 persen sapi yang digemukkan merupakan bakalan sapi yang didatangkan dari Australia. Impor sapi bakalan rata – rata dilakukan 2 kali dalam satu bulan dengan jumlah yang

(9)

disesuaikan dengan kebutuhan permintaan pasar dan juga disesuaikan dengan stok/persediaan sapi yang ada di Australia. Jumlah bakalan yang diimpor tersebut tidak semuanya digemukkan di kandang Cicurug, tetapi juga digemukkan di kandang yang berada di Karawang sebanyak ± 25 persen.

Pemesanan bakalan sapi dilakukan dengan berkerja sama dengan agen pengumpul yang berada di Australia. Jumlah bakalan sapi yang didatangkan dibagi menurut tiga kriteria yaitu : (1) feeder, dengan bobot 250 – 350 kg, akan digemukkan selama 90 hari (2) medium, dengan bobot 350 – 400 kg, akan digemukkan antara 45 – 60 hari (3) slaughter, dengan bobot > 400 kg, dimana sapi siap langsung untuk dijual tanpa melalui proses penggemukan. Kriteria lain bakalan sapi tentunya berdasarkan umur dan kelamin.

Proses pengiriman bakalan sapi dilakukan dengan menggunakan jasa transportasi laut yang memakan waktu selama satu pekan dengan penanggungan risiko kematian sapi ditanggung oleh pihak agen. Pihak perusahaan menerima bakalan sapi di pelabuhan Tanjung Priuk dan melakukan proses penimbangan yang akan ditulis dalam faktur yang akan dibayarkan ke agen pengumpul. Transaksi dengan agen dilakukan dengan sistem pembayaran tunai dan giro. Penimbangan dilakukan dengan menimbang sapi yang telah dimasukkan ke dalam truk milik jasa ekspedisi, sehingga didapatkan berat bruto dengan tingkat penyusutan berat ± 3 persen. Kemudian sapi dikirim ke kandang sukabumi dengan menggunakan jasa ekspedisi tersebut, dengan penanggungan risiko dibebankan kepada pihak ekspedisi. Dalam hal ini risiko yang dimaksud seperti kematian sapi, patah kaki, dan risiko lainnya yang memungkinkan merugikan sapi.

Penerimaan oleh PT. KGU dilakukan saat bakalan sapi tiba di kandang. Kemudian sapi dikumpulkan di cattle yard lalu dilakukan penimbangan untuk dilakukan grading menurut umur dan jenis kelamin. Setelah dilakukan grading, sapi dipasangkan ear tag untuk menjadi penanda sapi dan untuk memudahkan dalam inventaris data sapi yang digemukkan dan juga agar bisa terekam historis sapi selama periode penggemukan. Kemudian bakalan sapi tersebut masuk dalam periode penggemukan. Dalam masa penggemukan, sapi dikelompokan per paddock sesuai dengan kelas mutu/grading agar memudahkan dalam pengawasan dan mencegah terjadinya kebuntingan pada sapi betina.

(10)

Proses penggemukan dibagi mejadi dua periode. Periode pertama merupakan periode untuk sapi dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kandang sehingga sehat dan tidak stress. Periode ini berlangsung selama dua minggu dengan target mengembalikan jumlah bobot badan yang susut selama masa pengiriman dari Australia ke Indonesia. Bakalan sapi dikumpulkan per paddock dan mulai diberi pakan berupa jerami secara penuh tanpa campuran lain selama dua hari pertama. Kemudian secara berangsur mulai diberi pakan tambahan berupa konsentrat dan tetes tebu hingga hari ke-14 dengan target pada hari tersebut sapi telah siap untuk dikondisikan diberi pakan dengan komposisi konsentrat sebesar 85 persen dan amoniasi jerami sebesar 15 persen dan masuk ke periode penggemukan. Periode kedua merupakan periode penggemukan sapi yang dilakukan selama 3 bulan. Target peningkatan bobot yaitu 1 – 1,5 kg per hari. Pakan jerami diberikan 2 kali dalam sehari sedangkan konsentrat diberi terus menerus.

Setelah melalui proses penggemukan, sapi siap dijual berdasarkan grading/klasifikasi yang telah dilakukan pada saat awal sapi diterima di kandang. Lebih lanjut grading/klasifikasi tersebut sangat menentukan harga jual dari sapi tersebut. Grading sapi yang dilakukan PT. KGU dapat dilihat di Tabel 10.

Tabel 10. Klasifikasi Menurut Umur dan Jenis Kelamin pada PT. KGU Tahun 2009

No. Kelas Mutu Jenis Kelamin Berat Sapi (Kg)

1. Bull Jantan 550 – 650

2. Mini Bull Jantan 400 – 550

3. Steer Jantan 330 – 550

4. Heifer Betina 300 – 380

5. Cow Betina 370 – 500

Kelas bull merupakan mutu sapi yang tertinggi jika dilihat dari sisi harga jual diikuti steer, heifer, dan cow. Rata – rata dalam setiap periode penggemukan, proporsi grading sapi tersebut masing – masing secara berurut yaitu bull, steer, heifer, dan, cow sebesar 50 persen, 25 persen, 15 persen, dan 10 persen. Sapi jenis cow biasanya tidak melalui proses penggemukan, karena umumnya sapi jenis tersebut langsung dijual setelah tiba di kandang. Komposisi tersebut merupakan pola yang dianggap terbaik oleh perusahaan berdasarkan pengalaman pola

(11)

PemesananBakalan Pengiriman Penjualan Proses Penggemukan (2 -3 bulan) Penggemukan Tahap Adaptasi

Penimbangan, grading, & Pemasangan eartag

penggemukan yang selama ini sudah dilakukan. Dan tentunya, komposisi tersebut juga disesuaikan dengan kemampuan daya beli dan permintaan konsumen secara umum. Bagan alir proses produksi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar

Tabel 7. Jumlah Karyawan pada PT. KGU Tahun 2009  Status Pegawai  Bagian
Gambar 3. Bagan Alir Produksi PT. KGU

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 63 persen (19 orang) dari pengunjung yang datang menyatakan bahwa mereka baru melakukan satu kali kunjungan ke Wisata Agro Tambi dan 13 persen menyatakan

Dalam pembuatan pupuk kompos bahan baku yang baik digunakan adalah bahan dengan kandungan C/N ratio cukup rendah yang idealnya bernilai antara 20-30 C/N ratio karena

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan bercampur dengan bahan baku untuk membentuk produk jadi yang siap untuk dipasarkan, dapat berupa

Petani responden di lokasi penelitian sebagian besar memiliki lahan yang sempit yaitu kurang dari 0,5 hektar (90 persen). Terdapat 10 persen petani responden yang

Sedangkan pada responden petani non mitra luas lahan terbanyak yang dimiliki oleh responden adalah kurang dari atau sama dengan 1 hektar, yaitu sebesar 80 persen.. Status

Dalam proses produksi terdapat tiga bahan yang digunakan, bahan tersebut diantaranya, bahan baku merupakan bahan utama pada proses produksi.. Bahan tambahan merupakan bahan

Peternakan Dian Layer Farm yang ada di Desa Sukadamai dalam proses pengadaan bahan baku yaitu anakan ayam atau DOC berasal dari PT.Sierat Produce Tbk.. Sedangkan bahan

Sebagai tangki pencucian biodiesel Kode Tangki T-280 Kapasitas 3 ton Jumlah 1 unit 16 Tangki Timbun Gliserol Tahun Perolehan 2006. Sebagai tangki timbun gliserol Kapasitas