• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENYAJIAN DATA. III. I. Gambaran dan Pelaksanaan Tradisi Mandai Ulutaon Dalam Kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENYAJIAN DATA. III. I. Gambaran dan Pelaksanaan Tradisi Mandai Ulutaon Dalam Kehidupan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PENYAJIAN DATA

III. I. Gambaran dan Pelaksanaan Tradisi Mandai Ulutaon Dalam Kehidupan Masyarakat Suku Mandailing

Untuk memehami lebih jauh masalah tradisi Mandai Ulutaon, ada baiknya terlebih dahulu mengkaji awal sejarah timbulnya Mandai Ulutaon,khususnya bagi masyarakat suku Mandailing. Karena sesuatau itu ada atau terjadi tidak mungkin tidak ada permulaannya. Apalagi bagi masyarakat suku Mandailing masalah Mandai Ulutaon bukanlah hal yang biasa walaupun masyarakat mengetahui bahwa percaya terhadap suatu tradisi itu merupakan hal yang tidak wajar yang di lihat dari cara memandangnya serta cara menggunakannya adalah suatau hal yang menyimpang. Namun mereka tidak mau melepaskan begitu saja tradisi yang diperoleh dari nenek moyang mereka.

Walaupun sebagian masyarakat suku Mandailing percaya bahwa Tradisi Mandai Ulutaon ini di bawa oleh seorang putri. Pada mulanya dia tinggal di desa pertama yaitu Ujung Batu sampai 7 desa (napitu Huta) dan perjalanan terakhir dia menetap di desa Khaiti.

Di dalam kehidupan masyarakat suku Mandailing tradisi yang sudah ada di desa tersebut dianggap sebagai kekuatan tertentu yang sukar diterima oleh akal, sehingga masyarakat suku Mandailing sering kali melaksanakan suatu kegiatan yang

(2)

mereka anggap mampu mendatangkan kekuatan . hal inilah kemudian dikenalkan di kalangan masyarakat suku Mandailing dengan istilah Mandai Ulutaon.

Tradisi Mandai Ulutaon adalah kegiatan makan bersama guna memperingati sejarah nenek moyang (putri raja) diman Dia selalu menolong masyarakat namun Dia tidak meminta imbalan melainkan setiap panen padi harus menyerahkan sebagain panennya untuk mengadakan makan bersama dan membawa sesajian seperti ayam panggang putih, nasi kunyik ayam panggang dan benih padi.1

Mengingat keadaan seperti ini terus berlanjut dari waktu -kewaktu dan tidak ada seorang pun secara tegas berusaha untuk melanggarnya, sehingga masyarakat beranggapan bahwa tradisi tersebut dianggap sangat penting untuk dilaksanakan. Tentunya bagi masyarakat yang kurang memahami ajaran aqidah mengharuskan pelaksanaannya dan jika tidak dilaksanakan mereka menganggap akan mendapatkan bala bencana atau malapetaka serta jiwanya tidak akan meresa tenang di dunia. Pelaksanaan tradisi ini yang pernah penulis ikuti sering kali dilakukan pada bulan-bulan Muharram. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan tradisi tersebut adalah:

1. Tahap Persiapan

Ketika sudah memasuki bulan Muharram maka para pemuka adat biasanya melakukan pertemuan-pertemuan sederhana dengan ninik mamak,

1

(3)

penguasa adat, para RT dan RW dan tidak tinggal para pemudanya (orang yang mempunyai jabatan di dalam masyarakat) yang akan mengikuti acara agar mempersiapkan diri untuk pelaksanaannya, biasanya setelah ditemukan kesepakatan waktu dan tempatnya, selanjutnya diadakan persiapan dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan.

2. Saat dan Waktu Kegiatan

Dengan menentukan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut di kalangan masyarakat suku Mandailing tergantung dengan dua hal yaitu:

 Saat kegiatan dilaksanakan ketika adanya rasa resah dan rasa takut pada masyarakat setempat (masyarakat suku Mandailing di desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat) dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

 Saat kegiatan dilakukan berdasarkan perhitungan hari naas atau bulan yang penuh dengan bala. Tepatnya pada bulan Muharram, yang menurut sejarah berkeyakinan orang-orang tua dulu, pada bulan tersebut merupakan bulan terbunuhnya Hasan Husein Putra Nabi, dan tenggelamnya umat manusia di zaman Nabi Nuh.

(4)

3. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada pagi hari sampai sore hari. Kegiatan ini dilakukan dengan pembauran antara tradisi dengan adat yang secara Islami karena di awali dengan lafaz-lafaz ayat Al-Qur’an.

Beberapa lafaz yang didapatkan penulis dari Daeng Parani (Pemuka adat):

Artinya:”Kumulai dengan menyebut nama Allah Ta’ala yang mempunyai

kehendak yang tinggi, yang menguasa air dan darat, kami kembali untuk membersihkan diri dan kini kami mempersembahkan (makanan), maka berilah kami rezeki, keselamatan pada diri kami. Jangan kau berikan kepada kami semacam musibah, berkat kalimat Lailaha Illallah.2

Maksud dari kata-kata di atas adalah sesuatu itu dimulai dengan menyebut nama Allah SWT, karena Dia mempunyai kehendak yang manusia tidak mengetahuinya dan bagi penguasa air dan penguasa darat. Kami sebagai makhluk Mu akan membersihkan diri dari hal-hal yang tidak Engkau sukai dan kini kami persembahkan sebagian kebutuhan (pagan), maka dari itu berikanlah kami rezeki serta keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

4. Orang Yang Memimpin Kegiatan

Disebut pemuka adat karena orang tersebut yang dianggap mengetahui sejarah tradisi Mandai Ulutaon dan dia juga yang dianggap mampu menghubungkan diri dengan makhluk halus yang dianggap bisa meresahkan

2

(5)

masyarakat dalam beraktifitas sehari-hari, serta mengetahui semua persyaratan yang akan dipergunakan sebagai perantara untuk menjauhkan masyarakat dari berbagai macam mara bahanya yang datangnya dari makhluk halus tersebut serta mengetahui waktu dan tempat serta alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tradisi tersebut.

5. Alat dan Bahan yang dipergunakan

Benda atau alat yang dipergunakan dalam kegiatan tradisi Mandai Ulutaon ini adalah seperti kebutuhan memasak seperti beras, kelapa (sembako) dan lain sebagainya.3Selain alat-alat tersebut juga di sediakan dupa sebagai tempat untuk membakar kemenyan yang dianggap mampu menghubungkan dengan makhluk halus.

Setelah seluruh persyaratan sudah lengkap maka mulailah pemuka adat melakukan tugasnya yaitu menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengadakan acara ini untuk mengenang jasanya terhadap masyarakat yang ada disekitar desa Khaiti. Setelah selesai dilanjutkan dengan makan bersama yang disebutkan dalam tradisi ialah Mandai Ulutaon.

Dilihat dari segi pelaksanaan tradisi tersebut terdapat dua unsur pokok kegiatan penting yaitu, mengingat sejarahnya dan mintak do’a keselamatan bagi masyarakat yang ada disekitarnya agar terhindar dari bencana.

3

(6)

6. Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Mandai Ulutaon dari Pagi Hingga Sore

Tradisi Mandain Ulutaon merupakan salah satu bentuk acara makan besar (bersama) dalam memperingati sejarah Boru Namora Suri Andung Jati (putri) yang telah berbuat baik atau yang sudah berjasa kepada masyarakat disekitarnya, maka dari itu masyarakat mengadakan acara untuk membalas kebaikan yang telah diberikan-Nya dan masyarakat bersyukur kepada Allah SWT agar setiap usaha yang mereka jalani bermanfaat.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa: makan-makan adalah “Makan yang dilakukan dalam suatu jamuan atau pesta dan lain sebagainya yang dilakukan bukan karena lapar (makan-makan = makan bukan karena lapar (pesta)).”4Adapun pengertian makan ini banyak sekali seperti: makan sehidangan yaitu makan bersama-sama atau santap hidang dengan lebih satu orang.

Tata cara masyarakat suku Mandailing dalam melaksanakan acara tradisi Mandai Ulutaon ini. Ada beberapa fase yang akan dilalui, antara lain sebagai berikut:

1. Fase Persiapan

Fase persiapan ini meliputu acara musyawarah para ninik mamak dengan para tokoh adat dalam melaksanakan tradisi Mandai Ulutaon, sebelum musyawarah dilakukan kata-kata yang harus didahului adalah sebagai berikut:

4Drs. Peter Salim. M.A, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modren English

(7)

”Tarimo kasih dung ro tu bagason, hami undang Ninik Mamak, Tokoh

Adat, tuson untuk mempersiap kon acara na kon hita baen.5 (terima kasih untuk para ninik mamak, tokoh adat yang sudah datang, dalam rangka mempersiapkan acara tradisi Mandai Ulutaon ini).

Hal yang akan di musyawarahkan langsung seperti kapan acara ini dilaksanakan kemudian siapa saja anggota yang akan membawa sesajian serta siapa saja yang akan di undang dan apa-apa saja yang menjadi bahan atau alat yang digunanakan kemudian siapa saja yang panen padi pada tahun ini, maka orang tersebut harus mengeluarkan sebagain panennya.

Bagi yang tidak ada tidak di pungut maka dari itu hal ini hanya merupakan adat yang telah turun temurun ditengah-tengah masyarakat. Namun masyarakat tersebut seolah-olah hal ini telah menjadi suatau kewajiban bagi masyarakat. Dalam acara markumpul barsamo (berkumpul bersama) ini juga ditetapkan acara-acara yang bisa mengumpulkan antara ninik mamak yang satu dengan ninik mamak yang lainnya (silaturrahmi). Dari sinilah terlihat partisipasi mereka untuk mendukung terlaksananya acara tradisi Mandai Ulutaon.

2. Pelaksanaan Mandai Ulutaon

Setelah dilaksanakan acara markupul barsamo (berkumpul bersama) sebagaimana yang telah didapatkan kesepakatan tentang hari dan tanggal acara

(8)

tradisi Mandai Ulutaon maka akan dilaksanakan sesuai dengan hasil musyawarah antara ninik mamak, tokoh adat dan yang lainnya.

Dalam acara Mandai Ulutaon ini ada beberapa acara yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat suku Mandailing di desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, berdasarkan adat yang berlaku, antara lain:

a. Menyambut Undangan

Pada pagi hari para tokoh adat, ninik mamak dan para pengurus lainnya menyambut para tamu undangan yaitu seperti Bubapati Rokan Hulu, anggota pejabat Rokan Hulu, anggota DPRD Riau, serta para ninik mamak atau tokoh adat diluar desa Khaiti yang bersuku Mandailing. Yang acaranya di adakan dari jam 900-1500Wib sore yang mana seluruh para undangan akan dijamu dengan nasi yang sudah disediakan oleh para pengurus, apabila masakan yang di masak tidak matang maka bertanda syarat untuk melakuakan acara tradisi Mandai Ulutain tidak sesuai (berkurang).

b. Berarak dan Do’a selamatan

Berarak adalah berjalan bersama-sama dengan santai sambil memegang sesajean menuju tempat persinggahan Boru Namora Suri Andung Jati. Pada menjelang siang hari sekitar jam 1100 Wib di adakan acara berarak ketempat tujuan yang sudah disediakan, sebelum berangkat adapun bacaannya adalah sebagai berukut:

(9)

Horas 3x

On ma soro hami oppu, mangingotkon tradisi satu kali setahun mengadop oppu, na ma ngobankon sion suku Lubis, Daulaye, Siregar, Hasibuan dan Nasution, marziarah mangaropkon oppo, rab mangido tu Allah SWT/Rasul, semoga aha nahita baen semoga torkis-torkis ma tupidi niari.”6 Horas 3x

Adapun maksud dari bacaan di atas adalah, seluruh anggota yang datang baik dari suku Lubis, Daulaye, Siregar, Hasibuan dan Nasution semoga apa yang dijalankan mulai dari awal samapi akhir lanacar dan bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Anggota yang membawa sesajean adalah wanita-wanita cantik yang berbeda

marga dan suku yang di bawanya seperti sesajian, panggang ayam putih dan Benih

Padi. Dalam acara ini harus ada pemimpin seperti, ninik mamak atau pemuka adat yang sudah mengetahui tentang sejarah Boru Namora Suri Andung Jati yang telah berbuat baik kepada masyarakat. Setelah selesai barulah diakhiri dengan berdo’a bersama yang dipimpin oleh salah seorang pemuka agama.7 Adapun do’anya adalah sebagai berikut:

6

Wawancara dengan sultan magamar Bapak Murlan Nasution tanggal 29 November 2013

(10)

Horas 3x

“martarimo kasih ma hita tu Allah SWT/Rasul na madung mamparlancar ajara nitaon, semoga aha na hita laksanaon on tupudi niari, semoga torkis-torkisma”

Horas 3x

Maksudnya dari do’a tersebut adalah masyarakat harus berterima kasih kepada Allah SWT/Rasul yang sudah memberikan kesehatan kepada semua masyarakat yang ada disini dan apa yang mereka laksanakan kedepannya semoga bermanfaat dan semoga warga disekitarnya sehat-sehat selalu dan dilindungi oleh Allah SWT.

c. Acara Mandai Ulutaon (jamuan makan bersama)

Setelah selasai berarak dan memintak do’a selamat, maka para anggota ninik mamak dan anggota lainnya pulang menuju bagas nagodang.8 Sesamapainya di

Bagas Nagodang sebelum acara Mandai Ulutaon, masih ada acara yang harus

dilaksanakan antara lain mempersihkan benda-benda sakti seperti keris. Adapun kata-kata yang dapat penulis dari Sultan Magamar (Pemuka adat) adalah:

Horas 3x

On pe nahadir dibagas nagodang narion, hita malaksanaon tradisi na sakali sataon na untuk manziarahi tu bagas oppu i. diharopkon tupujuk suku

(11)

untuk mamangir pusako nibaon, dung dipangir semoga niat niroha nita on sagalo panyakit ulang adong ro, untuk mangharopkon torkis-torkis ma tu pudi niari sesuai dohot tradisi.9

Horas 3x

Maksudnya para anggota yang hadir di rumah besar sekarang ini yang sudah ikut menjalankan tradisi ini dari awal samapi sekarang dan diharapkan kepada pujuk suku untuk memandikan pusaka yang ditinggalkan oleh leluhur kita, supaya sesuatu yang buruk itu menjauh dari masyarakat, semoga niat yang kita lakukan bermanfaat setelah itu akan diadakanlah makan bersama yang dinamakan tradisi Mandai Ulutaon. Adapaun makanan yang di makan seperti nasi dengan lauk pauknya, ayam panggang dan nasi kunyik ayam panggang.

III.2. Faktor Penyebab Masyarakat Mandailing Mempercayai Tradisi Manadai Ulutaon

Faktor yang menyebabkan masyarakat suku Mandailing mempercayai tradisi ini karena bermanfaat bagi masyarakat suku Mandailing khususnya dan yang ada diluar pada umumnya bisa mengetahui tradisi suku Mandailing.10Dari tinjauan masyarakat untuk tetap memanfaatkan acara tradisi Mandai Ulutaon dalam hal ini terdapat tiga faktor yang memotivasinya. Tiga faktor tersebut adalah faktor yang

9Wawancara dengan sultan magamar Bapak Murlan Nasution tanggal 29 November 2013

10

(12)

penting yang dapat mendorong masyarakat suku Mandailing mempercayai atau untuk tetap menyakini tradisi ini, faktor tersebut adalah sebagai berikut:

III. 2. 1. Kurangnya Pendidikan Agama

Pendidikan keagamaan merupakan suatu wadah yang mempunyai tujuan tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat, bangsa dan negara. Merumuskan pendidikan tidak semudah menentukan tujuan suatu perjalanan seseorang, tidak akan sampai kepada tujuan bila ia tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya makna dari pendidikan generasi yang handal dalam ilmu-ilmu keIslaman.11

Generasi inilah yang akan membawa kepada masyarakat luas tentang nilai-nilai agama, sehingga nash-nash Islam bisa digali serta dibersihkan dari penyelewengan-penyelewengan. Faktor pendidikan dan pengetahuan agama yang relatif rendah pada semua tingkat dan kalangan masyarakat desa Khaiti yang kurang mampu, maka mereka kurang menyadari betapa pentingnya pendidikan agama.

III.2.2. Faktor Keturunan

Keturunan adalah ketunggalan leluhur artinya ada perhubungan darah antara orang yang seorang dan orang yang lain. Dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah jadi yang tunggal leluhur adalah keturunan yang 11Wawancara dengan sekretaris desa Bapak Anas tanggal 23 Oktober 2013

(13)

seorang dari yang lain.12 Dan keturunan merupakan warisan yang berasal dari nenek moyang kepada orang tua lalu kepada anak sampai kepada cucu dan generasi seterusnya. Dalam hal ini keturunan merupakan pewaris utama dalam segala tradisi yang ada dalam masyarakat terutama yang terdapat di desa Khaiti, adapun yang ditinggalkan harus patuh dan taat kepada pendahulu mereka. Kemudian tradisi ini tidak akan pernah ditinggalkan bahkan mereka sangat fanatik terhadap tradisi-tradisi yang diwariskan dari para pendahulu mereka dan apa yang dilakukan terdahulu hingga sekarang.13

III.2.3. Faktor Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya merupakan proses penyatuan berbagai kelompok di dalam masyarakat melalui suatu identitas kebersamaan dengan menghilangkan perbedaan dan identitas masing-masing untuk mewujudkan keserasian dengan menghubungkan pola tingkah laku. Dalam tingkat kebudayaan, keseluruhan kebudayaan meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan atau budaya dianggap khas dari manusia, karena kebudayaan merupakan hasil dari pemikiran manusia itu sendiri. Faktor ini sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat desa Khaiti, sosial budaya

12Soerojo Wignjodipoero, S.H. Opcit, h. 108

(14)

merupakan suatu kultur yang sudah melekat di dalam diri masyarakat, karena mereka beranggapan dengan tingkat kesosialan yang tinggi akan terjalin suatu hubungan yang erat antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuklah suatu tradisi yang sudah melekat dalam hati masyarakat.

Dari tiga faktor di atas dapat kita ketahui bahwa tradisi ini tidak bisa dihilangkan begitu saja, karena tradisi ini sudah anak sejak dahulu terutama bagi masyarakat suku Mandailing di desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat Kabupaten Rokan Hulu. Bagi masyarakat suku Mandailing yang dapat mendorong mereka mempercayai tradisi ini adalah bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat disekitarnya seperti mata pencaharian mereka tetap bertahan tidak berkurang dan menjalani silaturahmi antara ninik mamak yang satu dengan yang lainnya dan mereka menganggap bahwa tradisi ini dilakukan maka, bencana alam tidak akan terjadi.

Karena kegiatan ini bagi masyarakat suku Mandailing merupakan suatu kegiatan yang sakral yang harus dilakukan, kalau penulis perhatikan bahwa dikarenakan kegiatan yang pada mulanya merupakan kepercayaan namun karena sudah dibungkus dengan ajaran Islam sehingga nampak kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam, seperti dalam pelaksanaannya mereka selalu melakukan rangkaian kegiatan dengan menggunakan kalimat-kalimat Allah SWT, dan bahkan penutupnya di sertai dengan membaca do’a.14

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Spesifisitas IgY anti EPEC K1.1 yang telah dimurnikan dari kuning telur, diuji dengan AGPT terhadap berbagai antigen bakteri enterobakter.. Imunoglobulin lgY anti EPEC

Akışkan yatak reaktörleri ile UASB’nin avantajlarını birleştiren yeni bir reaktör tipi “Genleşmeli Granül Çamur” (Expanded Granular Sludge Bed, EGSB)

Pencapaian kinerja dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Tahun 2018 secara rerata pada umumnya berjalan cukup efisien dilihat dari

konflik dalam pribadi. 5) Senang memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan yang mengancam kebahagiaan. Misalnya mengadakan pergaulan dengan mengikuti kegiatan-

Rangkaian Pengelolaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah jika dilakukan dengan baik sesuai tahapan-tahapan penjelasan sebelumnya maka risiko permasalahan Kontrak

S Sema emakin bes kin besa ar r nil nila ai i ffrra ame me ratenya maka akan semakin halus gerakan yang ditampilkan ratenya maka akan semakin halus gerakan yang

Teknik analisis data: (1) Un- tuk menentukan peningkatan keterampilan bermain musik siswa dalam model pembela- jaran tutor sebaya digunakan tes yang diujik- an setelah

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan