• Tidak ada hasil yang ditemukan

marein PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA (CODE OF CONDUCT) PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "marein PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA (CODE OF CONDUCT) PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

hi

marein

PEDOMAN

ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA

(CODE OF CONDUCT)

PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (yang seianjutnya disebut "Marein" atau "Perusahaan") menyadari pentingnya arti implementasi GCG sebagai salah satu alat untuk meningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkesinambungan, tidak hanya bagi Pemegang saham (shareholder) namun juga segenap Pemangku Kepentingan (stakeholder). Untuk itulah, Marein berkomitmen mengimplementasikan GCG secara konsisten yang salah satunya dilakukan melalui penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct).

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) berlaku untuk seluruh individu yang bertindak atas nama Marein baik Dewan Komisaris, Direksi maupun Karyawan (yang seianjutnya disebut "Insan Marein"), pemegang saham serta seluruh stakeholder atau mitra kerja yang melakukan transaksi bisnis dengan Marein.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika bisnis Perusahaan dan etika Kerja dari Insan Marein yang disusun untuk membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai keluaran yang konsisten yang sesuai dengan budaya Marein dalam mencapai visi dan misi Perusahaan.

Marein senantiasa mendorong kepatuhan terhadap standar etika dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya, serta mewajibkan setiap tingkatan dalam Perusahaan, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pedoman etika bisnis dan etika kerja dipatuhi dan dijalankan dengan baik pada jajaran masing-masing. Sebagai bentuk pernyataan tersebut, Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Guna mendorong implementasi Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) dapat berjalan baik perlu dilaksanakan program sosialisasi di Perusahaan.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) senantiasa disesuaikan dengan perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan perjalanan bisnis Perusahaan. Diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan terhadap pengembangan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) agar sejalan dan bersinergi dengan nilai yang telah ada di Perusahaan. Keberhasilan implementasi Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) sangat didukung oleh semangat, komunikasi dan komitmen bersama untuk dilaksanakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

(3)

Marein akan mengkomunikasikan kebijakan ini kepada Pemegang Saham, Perusahaan Asuransi, Broker, Mitra Kerja dan stakeholders lainnya untuk mendorong secara aktif agar tercipta sinergi dan sejalan dengan penerapan Code of Conduct ini. Sebagai pedoman yang bersifat dinamis. Code of Conduct Marein akan dikaji secara berkala dan berkelanjutan sesuai dengan dinamika lingkungan usaha yang terjadi. Namun demikian, dalam setiap perubahannya Marein tidak akan mengorbankan nilai yang telah ada demi keuntungan jangka pendek semata.

B. Visi dan Misi PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Visi Marein:

Menjadi perusahaan reasuransi regional yang handal, terkemuka dan terpercaya.

Misi Marein:

1. Mendukung pertumbuhan industri asuransi dengan menyediakan layanan reasuransi yang optimal dan menguntungkan bagi pemangku kepentingan.

2. Menyediakan layanan terbaik bagi pelanggan dengan meningkatkan profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia secara berkesinambungan.

3. Meningkatkan nilai pemangku kepentingan dengan pertumbuhan yang berkesinambungan melalui penerapan manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang baik.

C. Tujuan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja

Tujuan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) Marein ini adalah:

1. Sebagai petunjuk praktis dan pedoman kerja bagi Insan Marein yang harus dipatuhi dalam berinteraksi sehari-hari dengan semua pihak serta harus dijadikan landasan berpikir dalam proses pengambilan keputusan.

2. Mengembangkan standar etika bisnis terbaik yang sejalan dengan prinsip-prinsip GCG khususnya di bidang perasuransian guna menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang positif yang mendukung perilaku etis dari Insan Marein sehingga mendorong penerapan budaya Perusahaan, yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan nilai Perusahaan.

3. Mengembangkan hubungan yang harmonis, sinergi dan saling menguntungkan antara Perusahaan/lndustri Asuransi, Broker, Mitra Kerja, Karyawan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders).

(4)

D. Manfaat Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja

Marein berusaha untuk melaksanakan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) ini secara konsisten sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang kepada antara lain: 1. Karyawan

a. Memberikan pedoman kepada Karyawan tentang tingkah laku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh Perusahaan;

b. Menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai kejujuran, etika dan keterbukaan sehingga akan meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan secara menyeluruh.

2. Perusahaan

a. Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan efektif, mengingat hubungan dengan perusahaan asuransi, masyarakat, pemerintah, pemegang saham

(shareholders) lainnya dan memiliki standar etika yang harus diperhatikan;

b. Meningkatkan nilai Perusahaan dengan memberikan kepastian dan perlindungan kepada para stakeholders dalam berhubungan dengan Marein sehingga menghasilkan reputasi yang baik, yang pada akhirnya mewujudkan keberhasilan usaha dalam jangka panjang. 3. Pemegang Saham (S/7ore/)o/cfers)

Menambah keyakinan bahwa Marein dikelola secara hati-hati (prudent), efisien, transparan, akuntabel dan wajar untuk mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan oleh Pemegang Saham (Shareholders) dengan tetap memperhatikan kepentingan Marein.

4. Masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan (Stakeholders)

Menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan Marein. Meningkatnya nilai Marein akan memberikan kepastian dan perlindungan kepada para

Stakeholder dalam berhubungan dengan Marein yang pada akhirnya akan menciptakan

kesejahteraan ekonomi-sosial bagi masyarakat dan pihak lain yangterkait.

E. Prinsip-prinsip Gooof Corporate Governance

Marein melakukan kegiatan usaha dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan yang mencerminkan perhatian tidak hanya kepada Pemegang Saham tetapi Juga pihak lain yang berkepentingan (stakeholders). Prinsip Good Corporate Governance yang diterapkan dalam penyusunan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) sebagai berikut:

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

(5)

1. rransporency (Transparansi)

yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai Perusahaan.

2. Accountability (Akuntabilitas)

yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban pekerjaan sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Responsibility (Pertanggungjawaban)

yaitu kesesuaian dalam pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. /ndependency (Kemandirian)

yaitu suatu keadaan dimana Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Fairness (Kewajaran)

yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak Stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. Istilah-istilah yang Dipergunakan

1. Benturan kepentingan adalah keadaan di mana seorang Insan Marein mempunyai kepentingan selain kepentingan Perusahaan sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan dapat mengakibatkan Perusahaan tidak mendapatkan hasil terbaik.

2. Dewan Komisaris adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar dan memberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perusahaan.

3. Direksi adalah Organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

4. Etika adalah sekumpulan norma atau nilai yang diyakini sebagai suatu standar perilaku. 5. Good Corporate Governance / GCG (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik) adalah komitmen,

aturan main dan praktek penyelenggaraan kegiatan yang sehat dan beretika berdasarkan prinsip-prinsip dalam GCG.

(6)

6. Insan Marein adalah Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.

7. Karyawan adalah tenaga kerja yang bekerja dan menerima gaji / upah dalam hubungan kerja dengan Perusahaan.

8. Keluarga Langsung terdiri dari: Suami, Istri dan Anak.

9. Keluarga Tidak Langsung terdiri dari: Ayah, Ibu, Ayah/lbu Mertua, Adik, Kakak, Ipar, Menantu, Keponakan, dan Cucu.

10. Organ Perusahaan adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris.

11. Pengawas Pelaksanaan Etika Bisnis dan Etika Kerja (yang seianjutnya disebut "Pengawas") adalah pejabat yang menjalankan fungsi pengawasan atas penerapan etika bisnis dan etika kerja yang terdiri dari Dewan Komisaris kepada Direksi dan Direksi kepada Karyawan.

12. Perusahaan adalah PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk atau dikenal dengan Marein Tbk. 13. Perusahaan Reasuransi adalah Perusahaan yang memberikan jasa pertanggungan ulang

terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan asuransi, Perusahaan Penjaminan, atau Perusahaan Reasuransi lainnya.

14. Rapat Umum Pemegang Saham (yang seianjutnya disebut "RUPS") adalah organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dan atau Anggaran Dasar Perusahaan.

15. Stakeholders adalah pihak-pihak pemangku kepentingan yang mempunyai peranan dalam menentukan keberhasilan Perusahaan, baikyang berada di dalam lingkup Perusahaan (Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang saham. Investor, karyawan, dan Iain-Iain) maupun yang berada di luar lingkup Perusahaan (Perusahaan Asuransi, Mitra Kerja, Pemerintah, Perbankan, Media Massa/Pers dan Masyarakat sekitar).

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

(7)

BAB II

ETIKA BISNIS

A. Etika Hubungan Perusahaan dengan Pemerintah

Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan Pemerintah dalam berbagai hal yang terkait dengan usaha Perusahaan. Dalam melakukan hubungan dengan Pemerintah, Perusahaan harus senantiasa menjaga etika berusaha dan tidak dibenarkan melakukan kegiatan yang dapat dianggap sebagai perbuatan yang tidak patut dan berpotensi melanggar etika. Oleh karena itu, Perusahaan harus melakukan sebagai berikut:

1. Membina komunikasi yang baik dan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. 2. Menjalin kerjasama dengan Pemerintah dalam pemecahan masalah yang terkait dengan

kegiatan Perusahaan. Setiap Anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugas. 3. Mendukung dan mengamankan program Pemerintah dengan tetap memperhatikan

kepentingan Perusahaan.

4. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, kementerian terkait, perpajakan dan peraturan lainnya. 5. Tidak menjanjikan, memberi atau menawarkan sesuatu kepada Pejabat Pemerintah secara

langsung maupun tidak langsung dengan maksud mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukan.

6. Melakukan pertemuan-pertemuan informal dan dialog dengan pejabat Pemerintah dalam rangka menumbuhkan saling percaya, pemahaman yang benar atas ketentuan peraturan yang ada.

7. Menghindari terjadinya benturan kepentingan dan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN) dalam melaksanakan pekerjaan dengan Pemerintah.

B. Etika Hubungan Perusahaan dengan Pemegang Saham

Salah satu alasan penting Pemegang Saham menanamkan modal atau melakukan investasi kedalam Perusahaan, dengan harapan memperoleh pendapatan dari bagian laba Perusahaan atau dividen, serta modal yang ditanamkan dalam Perusahaan terlindungi. Oleh karena itu, Perusahaan harus dikelola secara profesional dan diarahkan dalam rangka memperoleh keuntungan yang wajar dengan tetap memperhatikan keseimbangan hubungan dengan stakeholder lainnya. Untuk itu dalam mengelola Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan fungsinya

(8)

masing-masing memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelangsungan usaha Perusahaan sehingga dapat memberikan kontribusi yang wajar kepada Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan cara: 1. Mengelola Perusahaan secara profesional agar memberikan pertumbuhan yang

menguntungkan dan dapat menghasilkan laba yang optimal.

2. Menjamin hak-hak pemegang saham mendapatkan informasi mengenai Perusahaan secara tepat waktu dan teratur serta berupaya melaksanakan semua hasil keputusan RUPS.

3. Memelihara dan mempertahankan tingkat kesehatan dan kinerja Perusahaan sesuai dengan pedoman penilaian yang berlaku.

4. Melaksanakan sistem pengendalian internal dan manajemen risiko dengan baik.

5. Melindungi kepentingan pemegang saham dan memberikan kontribusi (return) yang wajar bagi pemegang saham.

6. Melaksanakan suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen di semua lini organisasi untuk meningkatkan kinerja Perusahaan.

7. Menyediakan informasi secara lengkap, akurat, tepat waktu, dan mudah dimengerti oleh pemegang saham.

8. Kelangsungan hidup Perusahaan tidak hanya merupakan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris serta jajaran manajemen saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab Pemegang Saham. Untuk itu Pemegang Saham harus melakukan sebagai berikut:

a. Mengupayakan dan menjembatani sinergi dan kerjasama bisnis Perusahaan dengan perusahaan lain guna memperkuat kinerja dan struktur permodalan dan menciptakan nilai tambah bagi Perusahaan.

b. Memenuhi kebutuhan modal Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Tidak memanfaatkan Perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga, perusahaan atau kelompok usahanya dengan semangat dan cara yang bertentangan dengan peraturan Perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku.

d. Tidak mencampuri kegiatan operasional Perusahaan yang merupakan tanggung jawab dan wewenang manajemen Perusahaan.

e. Meningkatkan peran dan partisipasi dalam memberikan masukan peluang bisnis yang dapat dilakukan Perusahaan.

C. Etika Hubungan Perusahaan dengan Karyawan

Perusahaan memberlakukan karyawan secara adil (fair) dan tidak membedakan suku, agama, ras dan jenis kelamin (gender) dalam segala aspek. Perusahaan menyadari bahwa karyawan

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

(9)

mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan Perusahaan. Oleh karena itu, antara Perusahaan dan karyawan dituntut untuk selalu menjalin hubungan yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan seimbang. Perusahaan dalam melaksanakan etika dengan karyawan memperhatikan sebagai berikut:

1. Menghormati hak dan kewajiban karyawan berdasarkan peraturan Perusahaan serta menempatkan peraturan Perusahaan sebagai landasan dalam membina hubungan dengan karyawan.

2. Membangun komunikasi yang efektif melalui pertemuan dan konsultasi langsung yang diselenggarakan oleh Perusahaan.

3. Menciptakan ikIim kompetisi yang sehat diantara karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

4. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengoptimalkan potensi diri, kemampuan dan keahliannya sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif untuk mengerahkan potensi dan kapabilitas terbaiknya untuk kemajuan Perusahaan.

5. Meningkatkan kompetensi karyawan melalui pendidikan, kursus, dan pelatihan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknoiogi.

6. Memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan mempertimbangkan kemampuan Perusahaan.

7. Memberikan penghargaan kepada segenap karyawan sepadan dengan prestasi dan jerih payahnya sesuai dengan kapasitas, fungsi, dan tingkat tanggung jawabnya.

8. Melarang setiap bentuk diskriminasi, pelecehan, intimidasi, berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin, umur, dan daerah asal.

9. Mendukung penciptaan hubungan atasan bawahan dan rekan sekerja yang kondusif, produktif, dan inovatif.

10. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari suasana pertentangan kepentingan dan kondusif untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas dan inovatif.

11. Menjadikan Perusahaan sebagai satu-satunya tempat berkarya yang berkualitas bagi segenap karyawan demi kepentingan Perusahaan dan karyawan.

12. Mendorong karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Perusahaan.

13. Mencegah terjadinya diskriminasi, subjektivitas, dan pemberian perlakuan khusus di luar ketentuan yang berlaku.

14. Menginformasikan secara transparan kebijakan Perusahaan yang terkait/berpengaruh pada kesejahteraan karyawan.

(10)

15. Menginformasikan perkembangan kinerja Perusahaan.

16. Menciptakan lingkungan kerja yang bersih (resik), ringkas, rapi, rawat, sehat, aman, dan nyaman bagi Insan Marein, bebas dari segala tindakan yang secara tegas ataupun dapat diintepretasikan sebagai tindakan pelecehan atau intimidasi.

17. Menciptakan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja (K3) serta kenyamanan bagi karyawan.

18. Menghargai, menjaga catatan dan informasi Marein terhadap pemanfaatan di luar kepentingan Perusahaan.

19. Menerapkan pemberian penghargaan atau hadiah (reward) dan pemberian hukuman (punishment) secara konsisten sesuai dengan peraturan yang berlaku.

20. Memberikan kebebasan bagi Insan Marein dalam menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinan masing-masing.

21. Memperhatikan dan menindaklanjuti setiap saran yang disampaikan karyawan.

D. Etika Hubungan Perusahaan dengan Mitra Kerja

Perusahaan meningkatkan ikIim saling percaya, menghargai, dan memupuk kebersamaan dengan mitra kerja sesuai dengan kaidah bisnis yang berlaku dengan cara sebagai berikut:

1. Membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan dengan mitra kerja dan tidak melanggar aturan dan prosedur.

2. Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan terbaik.

3. Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari solusi yang terbaik dalam rangka peningkatan kinerja.

E. Etika Hubungan Perusahaan dengan Pesaing

Perusahaan menempatkan pesaing sebagai pemacu peningkatan diri dan introspeksi dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan kajian yang berkesinambungan untuk mengetahui posisi pesaing.

2. Melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan bisnis dan layanan yang bermutu.

3. Melakukan kerjasama untuk meningkatkan kapasitas dan spreading the risk.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Cade of Conduct)

(11)

F. Etika Hubungan Perusahaan dengan Perusahaan Asuransi dan Retro

1. Perusahaan harus memiliki coverage otomatis dari Retro.

2. Perusahaan harus memiliki retensi sendiri untuk setiap penutupan risiko yang besarnya didasarkan atas modal sendiri (ekuitas) dan profil risiko yang bersangkutan.

3. Setiap penutupan reasuransi yang bersifat otomatis [treaty) harus didasarkan pada perjanjian yang disepakati oleh Asuransi dan Reasuransi.

G. Etika Hubungan Perusahaan dengan Penyedia Barang dan Jasa

Penyedia barang dan jasa atau pemasok merupakan mitra bisnis Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi Perusahaan. Pemasok memiliki hak dan kewajiban yang harus dihormati sesuai ketentuan perjanjian. Dalam melakukan transaksi pengadaan barang dan jasa terkadang timbul situasi yang dapat menciptakan benturan kepentingan dan berpotensi menghilangkan independensi dan objektivitas. Dalam kondisi demikian, Perusahaan harus tetap menjaga etika bisnis dan setiap keputusan yang diambil didasarkan pada pertimbangan profesional yang menguntungkan Perusahaan. Untuk itu Perusahaan harus melakukan sebagai berikut:

1. Merencanakan jumlah dan jenis kebutuhan barang dan jasa Perusahaan dengan melakukan koordinasi dan sinergi antara pemakai [user) dengan fungsi yang terkait dengan proses pengadaan barang dan jasa.

2. Memberlakukan penyedia barang dan jasa sebagai mitra bisnis dengan saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing.

3. Melakukan dan memelihara komunikasi serta koordinasi yang baik dengan penyedia barang dan jasa.

4. Memberikan kesempatan yang sama kepada penyedia barang dan jasa serta terbuka kepada supplier yang baru sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan Perusahaan.

5. Memberikan informasi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap dan transparan kepada calon penyedia barang dan jasa.

6. Menciptakan ikIim kompetisi yang fair dan transparan dalam pengadaan barang dan jasa. 7. Mendapatkan barang dan jasa yang memenuhi aspek kualitas, jumlah, harga, sumber, waktu,

yang tepat.

8. Melakukan pembayaran pada penyedia barang dan jasa dengan tepat waktu.

9. Menjaga dan mempertahankan kepercayaan penyedia barang dan jasa kepada Perusahaan. 10. Menindaklanjuti setiap keluhan dan keberatan penyedia barang dan jasa secara cepat.

(12)

H. Etika Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat

Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat memiliki tanggung jawab sosial sebagaimana layaknya warga individu lainnya. Kebebasan untuk mengejar sasaran dan tujuan bisnis juga mengandung tuntutan atau kewajiban untuk memastikan bahwa kebebasan tersebut dilakukan dengan penuh tanggung jawab dengan memperhatikan lingkungan dan masyarakat di sekitar Perusahaan dimana Perusahaan beroperasi. Untuk itu Perusahaan beserta semua insannya harus melakukan sebagai berikut:

1. Memiliki komitmen menjadi warga negara yang baik dan menjunjung tinggi nilai sosial budaya masyarakat setempat dimana Perusahaan beroperasi.

2. Mendukung program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat sesuai dengan kemampuan Perusahaan.

3. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang program sosial kemasyarakatan yang akan dilaksanakan oleh Perusahaan.

4. Melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar Perusahaan.

I. Etika Hubungan Perusahaan dengan Media Massa

Perusahaan memandang media massa merupakan salah satu sarana yang efektif untuk berkomunikasi dengan stakeholders dan berperan dalam mendukung keberhasilan usaha. Untuk itu pemanfaatan media massa ditempatkan pada posisi yang seimbang dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Menjadikan media massa sebagai mitra usaha dan alat promosi untuk membangun dan meningkatkan citra Perusahaan yang baik dimata stakeholders.

2. Menjadikan media massa sebagai sarana untuk menerima masukan atau kritik yang relevan dan berimbang dari stakeholders guna memperbaiki dan meningkatkan kinerja Perusahaan. 3. Penyampaian informasi Perusahaan kepada media massa harus berpegang kepada kebenaran

sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau ditunjuk.

4. Memberikan kesempatan kepada media massa untuk membangun kerja sama dalam pemuatan berita dan program sosial Perusahaan sebagai bagian dalam memberikan informasi kepada stakeholders Perusahaan.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja {Code of Conduct)

(13)

J. Etika Hubungan Perusahaan dengan Organisasi Profesi

Perusahaan menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi profesi untuk memperoleh informasi perkembangan ilmu pengetahuan, bisnis, mendapatkan peluang bisnis dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan:

1. Menerapkan standar yang ditetapkan organisasi profesi selama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Perusahaan.

2. Memberikan perlakuan yang setara terhadap organisasi profesi.

(14)

BAB III

ETIKA KERJA

A. Etika Menjaga Nama Baik Perusahaan

Menjaga nama baik Perusahaan merupakan kewajiban seluruh Insan Marein, sikap dan perilaku Insan Marein dalam berinteraksi dengan komunitas dan pihak-pihak lain di luar Perusahaan dinilai oleh masyarakat secara langsung atau tidak langsung sebagai cerminan dari budaya Perusahaan serta menjadi tolok ukur dalam menilai citra Perusahaan. Untuk itu segenap Insan Marein harus selalu:

1. Bersikap jujur dan terbuka, berpijak pada nilai-nilai budaya Perusahaan, menaati sistem dan prosedur secara konsisten, mematuhi norma-norma masyarakat serta mematuhi peraturan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mempunyai rasa memiliki kewajiban untuk selalu menjaga nama baik dimana Insan Marein berada dan selalu mempertimbangkan dampak suatu tindakan ataupun perbuatan terhadap citra Perusahaan.

3. Menghindarkan diri dari perbuatan atau hal-hal yang dapat mencemarkan nama baik Perusahaan dan atau dapat menurunkan citra Perusahaan.

B. Etika Menjaga Hubungan Baik Antar Karyawan

Hubungan baik yang terjalin antar Insan Marein akan menciptakan suasana kerja yang positif, harmonis, dan dinamis. Oleh karena itu segenap Insan Marein harus selalu menjaga hubungan baik, saling menghormati sehingga tercipta suasana kerja yang saling mendukung serta menumbuhkan suatu tim kerja yang kuat guna mendukung produktifitas Perusahaan. Hubungan baik antar Insan Marein mencakup hubungan antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya maupun sesama Insan Marein. Sebagai atasan harus memiliki sikap sebagai berikut:

1. Memberikan contoh serta teladan yang baik dan tanggap terhadap aspirasi bawahan serta bersedia menanggung risiko dan tanggung jawab jabatannya.

2. Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada bawahan untuk bekerja secara produktif, memberi kesempatan untuk mengembangkan karir serta tidak menjerumuskan bawahan pada tindakan yang tercela.

3. Memberikan motivasi kepada bawahan agar dapat bekerja dengan baik dan memberikan penghargaan yang sesuai.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

(15)

4. Memperhatikan dan mempertimbangkan masukan dari bawahan dalam setiap pengambilan keputusan.

5. Menilai bawahan berdasarkan prestasi dan kemampuan dengan ukuran penilaian yang jelas. 6. Mengenakan sanksi kepada bawahan atas dasar tingkat kesalahan dan bukan atas dasar balas

dendam.

7. Sebagai bawahan harus memiliki sikap sebagai berikut: a. Menunjukan minat, semangat, dan disiplin dalam bekerja. b. Memiliki dedikasi dan tanggap terhadap pemikiran positif atasan. c. Menjaga kebijakan atasan terhadap komitmen Perusahaan.

d. Mendiskusikan masalah dan memberikan masukan kepada atasan secara baik dan santun. e. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan atasan dan berusaha memenuhi target yang

ditentukan.

Sedangkan sesama Insan Marein harus memiliki sikap sebagai berikut:

1. Membina komunikasi dan hubungan yang harmonis serta tanggap terhadap kebutuhan sesama insan Marein dengan tetap mengedepankan kepentingan Perusahaan.

2. Melakukan koreksi dengan cara yang santun dan tidak saling menyalahkan. 3. Saling berbagi pengetahuan dan pengalaman kerja kepada rekan kerjanya.

Untuk menjaga hubungan baik antar Insan Marein, segenap karyawan harus menjauhkan diri, mencegah dan tidak melakukan sebagai berikut:

1. Penekanan/lntimidasi

Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan melakukan penekanan atau intimidasi terhadap sesama rekan kerja, atasan atau bawahan untuk kepentingan tertentu, baik pribadi atau kepentingan pihak lain, internal maupun eksternal.

2. Penghinaan

Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan melakukan tindakan dan atau menggunakan kata-kata yang dapat diartikan penghinaan, kata-kata-kata-kata kasar dan tidak senonoh terhadap rekan kerja, atasan atau bawahan.

3. Pelecehan

Tindakan dan atau ucapan yang mengandung unsur pelecehan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang, suku, agama, ras, adat istiadat, gender dan hal-hal lain yang berkaitan dengan norma kesusilaan dan kesopanan.

(16)

4. Provokasi

Memanfaatkan posisi atau jabatan untuk memaksa dan memprovokasi rekan kerja, atasan atau bawahan untuk kepentingan politik tertentu atau kepentingan lain sejenis yang diyakini dan dianggap akan dapat membahayakan Perusahaan.

5. Persaingan tidak sehat

Segenap karyawan dalam mengembangkan karirnya menjauhi, menghindari, dan mencegah cara-cara persaingan tidak sehat.

6. Pernyataan Palsu

a. Setiap Insan Marein bertanggung jawab atas setiap pernyataan yang dikeluarkan dan/atau dibuatnya, baik itu terhadap pihak di dalam Perusahaan maupun pihak di luar Perusahaan.

b. Pernyataan yang dimaksud adalah pernyataan lisan dan tertulis.

c. Insan Marein bertanggung jawab memberikan pernyataan yang akurat dan benar kepada pihak di luar maupun di dalam Perusahaan.

C. Etika Menjaga Kerahasiaan Data dan Informasi Perusahaan

Insan Marein memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan data dan informasi Perusahaan. Tanggung jawab ini tidak terbatas pada data yang berasal dari dalam Perusahaan saja, namun termasuk data yang berasal dari pihak luar seperti pelanggan maupun penyedia barang dan jasa. Untuk itu segenap insan Marein harus melakukan sebagai berikut:

1. Mengelola setiap informasi berdasarkan tingkat kerahasiaan dan mengamankan informasi sebagai salah satu sumber daya dalam meningkatkan daya saing Perusahaan.

2. Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada stakeholders dengan tetap mempertimbangkan kepentingan Perusahaan.

3. Memberikan jaminan kepada pihak luar khususnya pelanggan dan pemasok bahwa semua data dan informasi yang berkaitan dengan bisnis pelanggan dan pemasok akan dijaga kerahasiaannya dan pemanfaatannya hanya untuk tujuan bisnis, tidak diberikan kepada pihak lain yang tidak berwenang kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang mengeluarkan data.

4. Memberikan jaminan bahwa semua data dan informasi yang diperoleh dari pihak luar dimana Perusahaan melakukan bisnis hanya dipergunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dan dilarang menyalahgunakan untuk kepentingan pribadi.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja [Code of Conduct)

(17)

5. Dalam hal tertentu ketika Insan Marein berhenti bekerja atau meninggalkan Perusahaan, maka seluruh dokumen atau catatan termasuk softcopy yang didapat selama bekerja di Perusahaan akan tetap menjadi milik Perusahaan.

6. Tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan informasi pihak ketiga, dan Perusahaan tetap melekat meskipun insan Marein sudah tidak lagi bekerja di Perusahaan. Untuk menjaga kerahasian data bisnis, data karyawan maupun data lainnya, maka Insan Marein dilarang sebagai berikut:

a. Memberikan data dan informasi mengenai pelanggan dan pemasok kepada pihak manapun sesuai aturan rahasia Perusahaan dan rahasia jabatan kecuali secara hukum dibenarkan.

b. Memberikan data dan atau informasi yang tergolong rahasia Perusahaan, baik yang menyangkut keuangan, kebijakan, bisnis, jasa, teknoiogi, karyawan dan data lainnya dengan sengaja, maupun tidak sengaja yang berpotensi menimbulkan keresahan insan Marein maupun yang dapat menimbulkan kerugian Perusahaan.

c. Menggunakan data dan informasi yang tergolong rahasia perusahaan untuk kepentingan politik dan kepentingan pihak ketiga lainnya.

7. Gaji bagi masing-masing karyawan bersifat rahasia, oleh karena itu karyawan tidak dibenarkan untuk memberikan data gaji kepada karyawan atau pihak lain yang tidak berkepentingan.

D. Etika Menjaga dan Memanfaatkan Harta Benda Perusahaan

Harta benda Perusahaan harus dikelola dengan baik dan benar serta digunakan untuk kepentingan tujuan bisnis. Untuk itu setiap insan Marein bertanggung jawab menjaga dan memelihara keutuhan serta keselamatan harta dan kekayaan Perusahaan sesuai dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawab masing masing berdasarkan aturan dan kebijakan Perusahaan. Selain untuk kepentingan dan tujuan bisnis, setiap insan Marein dilarang melakukan sebagai berikut: 1. Menggunakan dan memanfaatkan harta benda Perusahaan untuk kepentingan pribadi. 2. Menggunakan dan memanfaatkan harta benda Perusahaan untuk kepentingan dan aktivitas

politik serta pihak ketiga lainnya.

3. Menggunakan dan memanfaatkan harta benda Perusahaan untuk kegiatan dan atau tujuan yang melanggar hukum dan etika.

4. Atas kewenangannya berusaha memiliki, menjual, menggadaikan dan menyewakan harta benda Perusahaan kepada pihak lain.

(18)

E. Etika Menjaga Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan bersih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. Untuk itu dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehari-hari insan Marein memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kerja dengan melakukan sebagai berikut:

1. Mematuhi semua peraturan yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan, serta kesehatan kerja dan lingkungan.

2. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh gangguan keamanan, kecelakaan, pencemaran, dan bencana alam.

3. Mengamankan lingkungan kerja, termasuk harta benda, data dan transaksi bisnis Perusahaan. 4. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengganggu keamanan dan kebersihan lingkungan

kerja seperti menggunakan minuman keras, melakukan perjudian, membawa benda-benda berbahaya, membawa dan menggunakan obat-obat terlarang serta tindakan-tindakan tercela lainnya.

5. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan norma-norma agama, hukum dan etika kesusilaan.

6. Melaporkan kepada manajemen, apabila mengetahui adanya kondisi yang membahayakan keamanan dan lingkungan kerja atau merugikan harta kekayaan Perusahaan.

F. Etika Melakuan Pencatatan Data dan Pelaporan

Integritas laporan keuangan dipengaruhi oleh pencatatan data transaksi bisnis dan penyusunan laporan kerja yang dilakukan oleh Insan Marein. Oleh karena itu, pembukuan Perusahaan harus menghasilkan data yang akurat dan dapat dipakai sebagai dasar untuk menyusun laporan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan baik kepada manajemen, pemegang saham, pelanggan ataupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Perusahaan tidak memberikan toleransi terhadap setiap kesalahan yang disengaja ataupun kegiatan yang menyesatkan dalam melakukan pembukuan Perusahaan.

Untuk menjamin pencatatan data Perusahaan yang akurat dan penyusunan laporan yang baik dan benar maka setiap Insan Marein harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mencatat data dengan teliti, lengkap, akurat, tepat waktu dan mengadministrasikan data dengan rapi dan tertib.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

(19)

2. Mencatat data dari sumber yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan serta tidak diperkenankan mengubah dan menyalahgunakan informasi.

3. Dilarang melakukan tindakan kecurangan ataupun manipulasi data untuk kepentingan pribadi maupun pihak ketiga.

4. Menyusun laporan secara teliti, akurat, dan tepat waktu dengan mempertimbangkan segala aspek yang dapat menggambarkan kondisi Perusahaan yang sebenarnya.

5. Menyusun laporan secara singkat, jelas, tepat, dan komunikatif berdasarkan hasil analisa dan evaluasi data yang benar.

6. Bertanggung jawab atas kebenaran data yang dicatat dan dilaporkan.

G. Etika Menghindari Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan {conflict of interest) terjadi jika Insan Marein memiliki dua atau lebih kepentingan yang saling bertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan Perusahaan. Dalam kondisi demikian, setiap keputusan yang diambil oleh setiap Insan Marein harus didasarkan semata-mata untuk kepentingan terbaik dan menguntungkan bagi Perusahaan serta pemegang saham. Oleh karena itu, setiap Insan Marein harus menghindarkan diri dan menjauhi situasi yang dapat menimbulkan suatu benturan kepentingan.

Untuk menghindari konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan Perusahaan, setiap Insan Marein dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan perbuatan/tindakan atau menempatkan diri pada posisi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan antara dirinya dengan Perusahaan.

2. Memiliki saham atau melakukan investasi dengan badan usaha lain yang bermitra bisnis atau memiliki keterkaitan bisnis dengan Perusahaan.

3. Memiliki usaha yang berhubungan langsung atau terkait dengan aktivitas Perusahaan. 4. Merangkap bekerja di perusahaan lain atau memegang jabatan pada lembaga/institusi lain

dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris.

(20)

H. Etika Menghindarkan Diri Dari Penyuapan

Suap dapat diartikan sebagai perbuatan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat dengan maksud agar yang bersangkutan berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Menawarkan, menerima atau mengarahkan orang lain untuk melakukan penyuapan merupakan hal yang tidak dapat diterima dan berakibat menurunkan citra Perusahaan.

Guna menjaga kinerja Perusahaan dan kinerja pribadinya, setiap Insan Marein harus mencegah dan menghindarkan diri dari penyuapan dalam cara dan bentuk apapun yang dapat merugikan Perusahaan dan mampu mewujudkan komitmen kepada kepentingan Perusahaan dalam berhubungan dengan stakeholders. Untuk itu setiap Insan Marein dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menjanjikan atau memberikan harapan peluang pekerjaan kepada pihak lain sehubungan dengan tugas dan jabatannya.

2. Menerima imbalan dalam bentuk apapun dari pelanggan, pemasok atau pihak lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.

3. Meminta atau menerima sesuatu kepada/dari pihak lain sebagai imbalan atas keputusan yang telah atau akan diambil sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

4. Membiarkan atau mengijinkan anggota keluarga menerima imbalan dari pihak lain sehubungan dengan tugas dan jabatannya.

5. Memberi imbalan dalam bentuk apapun kepada pihak ketiga karena suatu jabatan dengan maksud mempengaruhi atau mengubah suatu keputusan/hasil penilaian.

I. Etika Tidak Memanfaatkan Kedudukan dan Jabatan untuk Kepentingan Pribadi

Dalam melaksanakan tugas, setiap Insan Marein harus mengedepankan kepentingan Perusahaan diatas kepentingan pribadi atau golongan. Insan Marein tidak dibenarkan memanfaatkan atau menyalahgunakan jabatan dan fasilitas Perusahaan untuk kepentingan pribadi ataupun golongan yang dapat merugikan Perusahaan baik dari segi finansial maupun kinerja Perusahaan.

Untuk itu setiap Insan Marein harus menggunakan wewenang dan jabatan untuk efektivitas operasional sesuai dengan peraturan Perusahaan dan dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Memanfaatkan kedudukan dan wewenangnya dengan melakukan tindakan yang diyakini

memberikan keuntungan diri sendiri atau orang lain, baik langsung maupun tidak langsung dan mengakibatkan kerugian Perusahaan.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.

(21)

2. Menyalahgunakan wewenang, kesempatan, atau sarana yang ada karena jabatan dan kedudukannya untuk kepentingan pribadi, keluarga, teman dekat, atau pihak-pihak lain, yang secara langsung ataupun tidak langsung merugikan Perusahaan.

3. Menyalahgunakan wewenang, kesempatan, atau sarana yang ada karena jabatan dan kedudukannya untuk memaksa orang lain melakukan sesuatu, memberikan sesuatu, melakukan pembayaran, memotong sebagian dalam melakukan pembayaran dengan tujuan meraih keuntungan pribadi atau pihak lain.

4. Melakukan permufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar insan Perusahaan atau antar Insan Marein dengan pihak lain yang merugikan Perusahaan, orang lain, dan masyarakat.

5. Melakukan perbuatan melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau teman dekatnya di atas kepentingan Perusahaan.

J. Etika Tidak Menerima Hadiah atau Imbalan dan Jamuan Bisnis

Kebijakan Perusahaan mengenai hadiah atau imbalan maupun jamuan bisnis dibuat untuk menjaga reputasi Perusahaan sebagai lembaga terpercaya. Dalam menjalin hubungan dengan mitra usaha segenap Insan Marein selalu mempertahankan objektivitas dan profesionalisme serta memperhatikan aspek kejujuran, kewajaran, dan keadilan. Untuk itu setiap Insan Marein tidak diperkenankan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Meminta atau menerima uang atau yang disetarakan, hadiah atau sesuatu pemberian dalam bentuk apapun termasuk fasilitas atau jasa hiburan yang diketahui atau patut diduga pemberian itu mungkin terkait dengan jabatan atau pekerjaan sehingga menimbulkan kesan kompromi dalam pengambilan keputusan.

2. Mengijinkan atau membiarkan anggota keluarga baik langsung maupun tidak langsung meminta atau menerima uang atau yang disetarakan, hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun termasuk fasilitas dan jasa hiburan yang diketahui atau patut diduga mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan jabatan atau pekerjaan.

3. Menjanjikan peluang pekerjaan kepada mitra bisnis dengan harapan mendapatkan imbalan atau hadiah sehubungan dengan tugas dan jabatannya sebagai pengambil keputusan. 4. Membiarkan diri pada keadaan yang tidak memungkinkan untuk menolak sesuatu pemberian

(22)

5. Memberikan jamuan bisnis yang beriebihan atau dengan tujuan mempengaruhi pertimbangan bisnis yang tidak wajar dalam kaitan dengan perjanjian atau transaksi yang melibatkan Perusahaan.

6. Menerima jamuan bisnis yang dapat menimbulkan kewajiban tertentu dan mempengaruhi objektivitas serta kemandirian dalam pengambilan keputusan bisnis.

7. Larangan menerima uang atau yang disetarakan dengan uang dapat dikecualikan jika uang yang diterima tersebut diberikan dalam batas kewajaran dan kepatutan dalam rangka: a. Perkawinan karyawan atau anak karyawan.

b. Khitanan anak karyawan.

c. Sumbangan pada saat karyawan, istri, suami, anak, menantu, orang tua, atau mertua, karyawan mendapat musibah.

K. Etika Pemanfaatan Fasilitas Teknoiogi Informasi

Sistem Teknoiogi Informasi yang dimiliki dan digunakan Perusahaan berupa komputer dan jaringan, sistem komunikasi elektronik: (termasuk: e-mail) serta telepon dan sistem informasi

lainnya yang diproses dengan komputer merupakan aset/properti yang disediakan Perusahaan sebagai sarana untuk memberikan dan meningkatkan pelayanan yang berhubungan dengan bisnis Perusahaan.

Untuk itu setiap Insan Marein yang diberi tugas menangani, menggunakan, dan memanfaatkan fasilitas Sistem Teknoiogi Informasi milik Perusahaan harus melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menggunakan fasilitas hanya semata-mata untuk tujuan dan kepentingan bisnis serta dalam

rangka memberikan pelayanan kepada pelanggan yang lebih memuaskan.

b. Menjaga fasilitas dari kemungkinan penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang yang dapat mempengaruhi keamanan data Perusahaan dan dapat mengakibatkan kerugian Perusahaan.

c. Memiliki komitmen, tanggung jawab dan bersedia menanggung kerugian apabila terjadi penyalahgunaan oleh pihak lain sebagai akibat kelalaian dalam melaksanakan tugas.

d. Tidak diperkenankan menggunakan teknoiogi informasi untuk menciptakan, memperbanyak, menyimpan atau memindahkan informasi yang bersifat terlarang dan melanggar hukum, bersifat diskriminatif, dan intimidasi untuk tujuan pribadi maupun pihak lain.

e. Mengoptimalkan penggunaan fasilitas Teknoiogi Informasi secara bertanggung jawab dan tidak diperkenankan menggunakan Teknoiogi Informasi untuk mengakses situs yang berisi informasi yang melanggar hukum dan nilai susila.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja [Code of Conduct)

(23)

L. Etika Tidak Melakukan Ikatan dalam Aktivitas Politik

Kebijakan Perusahaan dalam kaitan dengan aktivitas politik bersikap netral terhadap semua partai politik. Perusahaan menjamin bahwa setiap Insan Marein memiliki hak dan kebebasan untuk menyalurkan aspirasi politik sesuai dengan pilihannya. Oleh karena itu, setiap Insan Marein baik sebagai atasan ataupun sesama rekan kerja dilarang melakukan pemaksaan kepada karyawan lainnya untuk mengikuti pilihan politik tertentu sehingga dapat membatasi hak individu yang bersangkutan untuk dapat menyalurkan aspirasi politiknya. Dalam hal tertentu ketika Insan Marein memilih aktif menjadi pengurus partai politik atau memilih untuk menjadi anggota legislatif maka Insan Marein yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari Perusahaan. Untuk menghindari konflik kepentingan Insan Marein dalam kaitan dengan aspirasi politiknya maka setiap Insan Marein dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menggunakan fasilitas dan jabatan untuk kepentingan partai politik tertentu.

b. Memanfaatkan organisasi karyawan untuk berafiliasi dan bekerja sama dengan partai politik. c. Memberikan sumbangan/bantuan dalam bentuk apapun atas nama Perusahaan untuk

kepentingan partai politik.

d. Membawa, menunjukkan, memasang dan mengedarkan simbol, gambar, ornamen partai politik di lingkungan Perusahaan.

M. Etika di Tempat Kerja

1. Pakaian dan sepatu

a. Semua karyawan/ti diwajibkan memakai pakaian kerja yang rapi, sopan, dan mengikuti Etika/Norma pakaian kerja pada umumnya.

b. Semua karyawan/ti tidak diperkenankan memakai: 1) Berpakaian pesta;

2) Berbahan tipis/menerawang, kaos tanpa kerah dan hiasan beriebihan; 3) Sandal atau selop;

4) Sepatu sandal.

c. Rambut agar selalu terjaga rapi, tidak diperkenankan memotong rambut model punk dan sejenisnya.

d. Bagi Karyawan pria tidak diperkenankan memakai baju koko atau model tidak berkerah. e. Bagi Karyawati tidak diperkenankan:

1) Memakai rok mini; 2) Memakai baju gamis.

(24)

f. Semua karyawan/ti diwajibkan memakai baju dan sepatu sesuai dengan SK Direksi yang berlaku.

2. Sikap Kerja

a. Telepon maksimum bordering 3X, wajib diangkat. b. Semua karyawan/ti tidak diperkenankan:

1) Memakai earphone saat jam kerja;

2) Bermain game dan/atau menggunakan media sosial saat jam kerja; 3) Tidur di ruang kerja, ruang rapat, atau ruang training;

4) Berniaga saat jam kerja.

c. Semua karyawan/ti tidak diperkenankan mengganggu di lingkungan kerja: 1) Bersuara keras, tertawa terbahak- bahak atau menyanyi dengan suara keras;

2) Membawa dan makan berbau menyengat seperti durian, sambal terasi dan sejenisnya.

d. Semua karyawan tidak diperkenankan merokok di area kerja dan tangga darurat. e. Semua karyawan/ti tidak diperkenankan mencuci kaki di wastafel.

f. Semua karyawan/ti tidak diperkenankan pada saat jam kerja keluar kantor untuk sarapan, merokok, atau kegiatan lainnya tanpa seizin atasan.

g. Waktu istirahat yang ditentukan, digunakan untuk makan siang dan/atau beribadah. h. Pekerjaan dilakukan secara efisien dan serius serta memanfaatkan waktu kerja secara

optimal.

N. Larangan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang (Narkoba) dan Minuman Keras (Miras)

Insan Marein dilarang memakai, dan mengedarkan narkoba dan minuman keras.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja [Code of Conduct)

(25)

BAB IV

PENERAPAN DAN PENEGAKAN

A. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan tahapan penting dari penerapan Code of conduct. Pelaksanaan sosialisasi Code of conduct ini dilakukan oleh Divisi SDM dan Pelayanan Korporasi bersama Divisi Lain. Marein berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Membangun komitmen bagi seluruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan Marein. 2. Mensosialisasikan Code of conduct dalam program orientasi Karyawan sesuai dengan program

yang diselenggarakan oleh Marein dan penyegaran secara berkala bagi seluruh Karyawan Marein.

3. Mengkaitkan penerapan etika sebagai bagian tidak terpisahkan dari praktek bisnis dan penilaian kinerja seluruh Karyawan Marein.

4. Mengembangkan Code of conduct dan jika diperlukan dapat dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan peraturan Perusahaan.

5. Melengkapi peraturan Perusahaan dengan sanksi atas pelanggaran yang terjadi dan membangun sistem untuk memantau penerapan Code of conduct.

B. Komitmen dan Tanggung Jawab

Setiap Insan Marein harus memiliki komitmen untuk dapat menyelaraskan diri dengan sistem nilai dan budaya Perusahaan. Oleh karena itu, seluruh Insan Marein wajib menempa diri untuk menyamakan dan menyatukan keyakinan dan tekad agar dapat menerapkan sikap dan perilaku kerja yang sesuai dengan sistem nilai dan budaya kerja yang dianut Perusahaan, yang dikodifikasikan dalam Code of conduct. Keberhasilan penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct) merupakan tanggung jawab dari seluruh Personil di lingkungan unit kerja masing-masing. Untuk itu segenap pejabat puncak memiliki tanggung jawab dalam memberikan pemahaman penerapan Code of conduct kepada karyawan di lingkungan unit kerja masing masing.

Sebagai bagian dalam upaya pemberian pemahaman karyawan dalam penerapan Code of conduct maka:

(26)

a. Code of conduct disosialisasikan kepada seluruh karyawan Perusahaan melalui pejabat pimpinan masing-masing sehingga dapat dipahami dan diterapkan dengan tepat, baik dan benar.

b. Code of conduct merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerja setiap Insan Marein sehingga setiap karyawan Perusahaan harus mengetahui bahwa ketidakpatuhan terhadap Code of conduct dapat mempengaruhi hasil penilaian kinerja dan jenjang karir karyawan Perusahaan.

c. Untuk memantau ketaatan atas penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct), Pengawas melakukan monitoring dan evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.

C. Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran (Whistleblowing)

Setiap Insan Marein memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct) dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu bentuk tanggung jawab Insan Marein adalah menyangkut kesediaan Insan Marein untuk melaporkan setiap tindakan karyawan lain atau rekan kerja yang diyakini merupakan suatu pelanggaran Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct) sesuai dengan Kebijakan Whistleblowing system. Whistleblowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh Perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Whistleblowing berkaitan dengan kecurangan yang merugikan Perusahaan maupun pihak lain. Whistlebiowing terjadi ketika Insan Marein mengetahui kecurangan yang dilakukan Insan Marein lain kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasan dan/atau Pengawas. Setiap dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti melalui pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan Kebijakan Whistleblowing system. Adapun ketentuan dalam melakukan pelaporan dan penanganan pelanggaran adalah sebagai berikut:

a. Setiap anggota Perusahaan yang melaporkan mengenai dugaan pelanggaran Code of conduct harus mengungkapkan identitasnya dengan jelas.

b. Pimpinan unit kerja/bagian yang menerima laporan pelanggaran Code of conduct menyampaikan kepada Pengawas untuk seianjutnya diproses sesuai prosedur dan mekanisme yang telah berlaku.

c. Pengawas harus menindaklanjuti laporan tersebut dan segera melaporkan, kepada Direksi untuk diambil tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

(27)

d. Insan Marein yang diduga melanggar atau melakukan penyimpangan Code of conduct diberikan hak untuk didengar penjelasannya maupun menyatakan pendapatnya sebelum diputuskan sanksi pemberian tindakan atau hukuman.

e. Perusahaan harus menjaga kerahasiaan identitas pelapor, kecuali apabila diperlukan dalam tindak lanjut laporannya sesuai kebijakan Perusahaan.

f. Jika laporan benar, pelapor tidak dikenakan sanksi atau hukuman apapun. Namun apabila pelapor juga terlibat dalam pelanggaran tersebut dan/atau laporannya tidak benar, maka pelapor dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g. Atasan Langsung secara proaktif meneliti dan mengawasi seluruh karyawan Perusahaan yang kemungkinan terkait dengan pelanggaran Code of conduct, tanpa menunggu laporan tentang dugaan pelanggaran Code of conduct dan karyawan/pelapor maupun berdasarkan informasi dari pihak luar Perusahaan.

Pelaporan dugaan pelanggaran dilakukan secara jujur, dilandasi dengan niat baik, dan semata-mata dilakukan untuk pencegahan terjadinya kerugian terhadap Perusahaan, atau rusaknya kinerja Perusahaan dan jauh dari maksud-maksud tertentu untuk kepentingan maupun keuntungan pribadi. Setiap pelaporan dugaan pelanggaran, seluruhnya disertai data dan atau bukti akurat agar segera dapat diproses lebih lanjut demi keselamatan jalannya usaha Perusahaan.

Insan Marein dilarang melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan lain yang merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap Insan Marein lain yang melaporkan terjadinya pelanggaran ataupun yang bekerja sama dalam penyelidikan pelanggaran. Atas setiap pelanggaran terhadap Code of conduct akan dilakukan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.

D. Sanksi dan Penghargaan

Perusahaan memberikan sanksi yang tegas dan konsisten kepada karyawan Perusahaan yang melakukan pelanggaran Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengenaan sanksi terhadap karyawan Perusahaan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan peraturan Perusahaan. Sedangkan pengenaan sanksi atas bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi berpedoman pada anggaran dasar Perusahaan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Pelaporan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Insan Marein tanpa disertai dengan bukti-bukti pelanggaran dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(28)

Selain sanksi yang dijatuhkan kepada Insan Marein yang melanggar, Perusahaan juga dapat memberikan penghargaan kepada Insan Marein yang melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan efisiensi dan menyelamatkan uang dan harta Perusahaan.

2. Membawa/mengangkat nama baik Perusahaan di dalam maupun di luar Perusahaan. 3. Melaporkan dan membuktikan adanya penyimpangan dalam Perusahaan.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja [Code of Conduct) PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.

(29)

BABV

PENUTUP

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct) ini disusun dengan mempertimbangkan visi, misi, budaya Perusahaan yang merupakan esensi dari etika bisnis dan etika kerja. Oleh karena itu Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct) ini diharapkan menjadi dasar dari semua kebijakan perusahaan.

Kebijakan Perusahaan yang telah diterbitkan dan bertentangan dengan Code of conduct harus disesuaikan sehingga kebijakan-kebijakan yang digunakan sebagai acuan dalam mengelola Perusahaan dan masih berlaku selaras dengan standar etika bisinis dan etika kerja. Jika diperlukan Perusahaan menerbitkan kebijakan sebagai penjabaran lebih rinci yang merupakan interpretasi dalam penerapan Code of conduct. Pengembangan dan perbaikan Code of conduct ini dapat dilakukan seiring dengan perubahan perkembangan Perusahaan di masa datang baik dalam bidang hukum, peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, kondisi sosial dan norma-norma yang berlaku, serta pengalaman Perusahaan dalam penerapan Code of conduct.

Selama penerapan Code of conduct sangat diharapkan adanya umpan balik dari Insan Marein dan stakeholders lainnya sebagai bahan masukan bagi pengembangan dan perbaikan Code of conduct serta penerapannya lebih lanjut di masa mendatang. Semua masukan, kritik dan saran agar disampaikan secara tertulis kepada Pengawas untuk dicatat, dikaji dan dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan lebih lanjut.

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of conduct) dapat dilakukan perbaikan/revisi jika dianggap perlu. Perbaikan Code of conduct ini dapat dilakukan seiring dengan perubahan perkembangan di masa datang baik dalam hukum, peraturan yang diterbitkan oleh Regulator, kondisi sosial dan norma-norma yang berlaku, serta pengalaman Perusahaan dalam penerapan sehingga Code of conduct Perusahaan selalu selaras dengan nilai yang berlaku dan senantiasa mencerminkan standar perilaku dan budaya yang diharapkan oleh Perusahaan.

Untuk menjaga kesesuaian, Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) ini akan dikaji secara berkala dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan Perusahaan. Dalam penerapan dan penegakan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja maka:

1. Penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja dilengkapi dengan media komunikasi untuk menyampaikan permasalahan yang timbul dan transparansi tindak lanjut atas pelanggaran dalam penerapan pedoman tersebut.

(30)

2. Setiap Insan Marein dapat meminta penjelasan kepada atasan langsungnya jika terdapat ketidakjelasan berperilaku sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

3. Setiap Insan Marein yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja, wajib melaporkan kepada Pengawas, dan identitasnya akan dirahasiakan.

4. Setiap Insan Marein dapat memberikan masukan untuk penyempurnaan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja kepada Pengawas.

5. Perubahan atau revisi atas Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja dapat ditetapkan dengan pengesahan oleh Direksi dan Dewan Komisaris.

Jakarta, 6 Agustus 2019

PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Dewan Komisaris, Presiden Komisaris/ Komisaris Independen Komisaris Sutadi Komisaris Direksi, Robby Loho

Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Yanto Jayadi Wibisono

Trinita Situmeang

Direktur / Direktur Independen Fanra Budiman Arief Direktur

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan awal dari pendampingan dan pelatihan refleksi terstruktur ini adalah untuk melatih guru bahasa Inggris SMK untuk dapat menggunakan framework tertentu sebagai panduan

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan diteliti mengenai pengaruh kinerja layanan customer service terhadap kepuasan nasabah Bank BCA di Bank BCA Cabang

To save KUESIONER ANGGARAN MILANI PART LIST eBook, remember to click the link and save the ebook or get access to additional information which might be relevant to KUESIONER

Pedoman Perilaku Etika (Code of Conduct) adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari Etika Kerja, Etika Usaha dan Penerapan Etika, merupakan salah satu wujud komitmen dan

Pedoman Etika dan Perilaku atau Code of Conduct Perusahaan adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika usaha Perusahaan dan etika kerja setiap Insan Perusahaan yang

Penyampaian informasi Perusahaan kepada media massa harus berpegang kepada kebenaran, akurat, relevan, berimbang dan bersifat edukatif sesuai dengan Kode etik

1) Mengupayakan dan menjembatani sinergi dan kerjasama bisnis Perusahaan dengan Perusahaan lain guna memperkuat kinerja dan struktur permodalan dan menciptakan nilai

Atas dasar pemikiran ini maka Perusahaan melakukan revisi atas Pedoman Etika dan Perilaku yang selanjutnya disebut Code of conduct (COC) untuk lebih menyesuaikan terhadap