• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT GOLDEN RETAILINDO Tbk"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Halaman

1 - 2

3

4

5

6 - 30

Laporan Laba Rugi Komprehensif...………

Laporan Arus Kas ………

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ………

Daftar Isi

Laporan Posisi Keuangan………

(3)

30-Sep-2014 31-Dec-2013 (Tidak Diaudit) (Diaudit)

A S E T

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 69,236,467,560 61,156,407,204

Aset Keuangan yang tersedia untuk dijual 724,492,500 801,362,500 Piutang usaha Pihak Ketiga 980,281,176 1,711,942,466 Pihak Berelasi 55,577,396 24,151,925 Piutang lain-lain Pihak Ketiga 1,959,437,704 512,652,901 Pihak Berelasi 44,227,667 20,319,675 Persediaan 986,026,220 945,764,376

Biaya dibayar di muka 187,862,057 63,241,409 Pajak dibayar di muka 647,996,567

-Uang muka 1,325,526,416 13,144,412,112

Jumlah Aset Lancar 76,147,895,263 78,380,254,568 ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan - bersih 1,513,740,070 1,513,740,070

Penyertaan saham 346,962,542 346,962,542

Aset tetap – setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar

Rp. 21.605.242.407 pada tahun 2014 dan

Rp. 19.986.560.342 pada tahun 2013 14,431,156,672 15,947,958,646

Uang jaminan 504,382,000 504,382,000

Aset tidak lancar lainnya 78,195,000

-Jumlah Aset Tidak Lancar 16,874,436,284 18,313,043,258

(4)

30-Sep-2014 31-Dec-2013 (Tidak Diaudit) (Diaudit)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang usaha – Pihak ketiga 3,875,952,381 10,470,520,450

Hutang pajak 506,183,559 528,087,604

Beban masih harus dibayar 1,850,497,809 1,800,277,137 Pendapatan sewa diterima di muka 996,741,114 698,150,920

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 7,229,374,863 13,497,036,111 LIABILITAS JANGKA PANJANG

Uang Jaminan pelanggan 941,586,335 929,086,334 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 4,722,721,327 4,508,808,283

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 5,664,307,662 5,437,894,617

JUMLAH LIABILITAS 12,893,682,525 18,934,930,728

EKUITAS

Modal saham-nilai nominal Rp. 100 per saham Modal dasar-800.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor

penuh-286.000.000 saham 28,600,000,000 28,600,000,000 Tambahan modal disetor -bersih 20,594,902,093 20,594,902,093 Kenaikan (penurunan) nilai wajar dari aset

keuangan yang tersedia untuk dijual (76,870,000) 101,737,500

Saldo Laba 30,862,475,414 28,461,727,505

Total 79,980,507,507 77,758,367,098

Kepentingan nonpengendali 148,141,515

-JUMLAH EKUITAS 80,128,649,022 77,758,367,098

(5)

30-Sep-2014 30-Sep-2013 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit) PENDAPATAN BERSIH 34,744,288,188 35,585,423,948

BEBAN POKOK PENDAPATAN (6,033,198,072) (5,449,303,914)

LABA BRUTO 28,711,090,116 30,136,120,034

Beban Penjualan 8,311,298,434 8,388,606,850 Beban Umum dan administrasi 19,618,542,625 18,391,916,044

Jumlah Beban Usaha 27,929,841,059 26,780,522,894 LABA USAHA 781,249,057 3,355,597,140

Pendapatan keuangan 2,344,028,435 1,499,738,343 Beban keuangan (2,411,082) (5,549,725)

LABA SEBELUM BEBAN

PAJAK PENGHASILAN 3,122,866,410 4,849,785,758

BEBAN PAJAK PENGHASILAN (825,714,486) (1,261,810,904)

LABA TAHUN BERJALAN 2,297,151,924 3,587,974,854

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

Laba (Rugi) yang belum direalisasi atas kenaikan nilai wajar dari aset keuangan

yang tersedia untuk dijual (76,870,000) 152,325,000

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

TAHUN BERJALAN 2,220,281,924 3,740,299,854

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik Entitas Induk 2,299,010,409 3,587,974,854 Kepentingan nonpengendali (1,858,485)

-Total 2,297,151,924 3,587,974,854

Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik Entitas Induk 2,222,140,409 3,740,299,854 Kepentingan nonpengendali (1,858,485)

-Total 2,220,281,924 3,740,299,854

(6)

Saldo 1 Januari 2013 28,600,000,000 20,594,902,093 66,800,000 2,544,218,427 19,299,703,895 71,105,624,415

Jumlah laba komprehensif 30 September 2013 - - 152,325,000 3,587,974,854 - 3,740,299,854

Saldo 30 September 2013 (Tidak diaudit) 28,600,000,000 20,594,902,093 219,125,000 6,132,193,281 19,299,703,895 - 74,845,924,269

Saldo 1 Januari 2014 28,600,000,000 20,594,902,093 101,737,500 3,910,239,125 24,551,488,380 77,758,367,098

Kepentingan nopengendali dari pendirian

Entitas Anak baru 150,000,000 150,000,000

Laba komprehensif 30 September 2014 - - (76,870,000) 2,299,010,409 - (1,858,485) 2,220,281,924

Saldo 30 September 2014 (Tidak diaudit) 28,600,000,000 20,594,902,093 24,867,500 6,209,249,534 24,551,488,380 148,141,515 80,128,649,022 Saldo Laba Kepentingan -

Non Pengendali Jumlah Ekuitas Modal Saham Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaanya Tambahan Modal Disetor Bersih Kenaikan Nilai Wajar Dari Aset Keuangan Yang Tersedia Untuk

(7)

30-Sep-2014 30-Sep-2013 (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit) ARUS KAS BERSIH DARI

AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 94,079,413,402 74,476,689,252

Pembayaran kepada pemasok (73,960,290,364) (58,072,716,838)

Pembayaran untuk beban usaha dan karyawan (26,309,300,509) (24,792,943,956) Kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi (6,190,177,471) (8,388,971,542)

Penghasilan bunga 2,180,520,276 1,396,297,656

Pajak penghasilan (825,714,486) (1,261,810,904)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penghasilan Dividen 17,312,125

-Perolehan

Aset tetap (101,880,091) (314,626,727)

Aset Keuangan yang tersedia untuk dijual - (198,625,000)

Uang Muka 13,000,000,000

-Penyertaan Saham -

-Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi 12,915,432,034 (513,251,727)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran hutang pembiayaan konsumen - (16,888,889)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 61,156,407,207 63,184,647,982 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 69,236,467,560 54,400,022,576

8,080,060,353

(8,784,625,406) (4,835,371,681)

(8)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan

c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

30-Sep-14 31-Dec-13 Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Marzuki Usman Marzuki Usman

Komisaris : Franky Montung Setdjoadinata Sulysa

Komisaris Independen : Riky Winata Riky Winata

Dewan Direksi

Direktur : Kenny Wirya Kenny Wirya

Direktur tidak terafiliasi : Poppy Susanti Dharsono Poppy Susanti Dharsono PT Golden Retailindo Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Bima Nuansa Cempaka berdasarkan Akta Notaris Afdal Gazali, S.H., No. 136 tanggal 8 November 1995. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-7.HT.03.02 Tahun 1995 tanggal 2 Januari 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 36, Tambahan No. 4144 tanggal 3 Mei 1996. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Rini Yulianti, SH., No. 18 tanggal 27 Juni 2014 yakni sebagai penegasan Rapat Umum Pemegang Saham yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2014 dimana tidak ada perubahan didalam Rapat tersebut.

Pada tanggal 25 Juni 2010, Perusahaan telah memperoleh Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui Surat No. S-5756/BL/2010 untuk melakukan penawaran umum perdana saham biasa atas nama melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) sejumlah 86.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan pada harga penawaran Rp 350 per saham. Pada tanggal 7 Juli 2010, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan pada BEI.

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Saat ini kegiatan usaha utama Perusahaan adalah dalam perdagangan retail dan pengelolaan mall dengan nama "Golden Truly". Kegiatan tersebut meliputi pengoperasian department store dan pengelolaan ruang sewa komersial untuk berbagai penyewa seperti toko buku, supermarket , food court , restoran dan lain-lain.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan umum termasuk perdagangan eceran (retail) dan pengelolaan ruangan usaha komersial.

Berdasarkan Notaris Rini Yulianti, SH PT. Golden Retailindo Tbk telah mendirikan PT. Golden Anugerah Sejahtera dengan kepemilikan saham 99%.

Perusahaan berkedudukan di Jl. Gunung Sahari Raya No. 59, Jakarta Pusat dan beroperasi secara komersial sejak tahun 1995.

(9)

1.

c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)

Ketua : Riky Winata

Anggota : Mulyadinata Limas

d. Penerbitan Laporan Keuangan

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan

c. Prinsip - Prinsip Konsolidasian

Mata uang fungsional dan mata uang penyajian yang digunakan didalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.

Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen dan Direktur Tidak Terafiliasi) merupakan personil manajemen kunci Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Perusahaan dan entitas anaknya. Entitas anaknya adalah seluruh entitas dimana Perusahaan memiliki kekuasaaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Seluruh akun dan transaksi antar Perusahaan yang material telah dieliminasi.

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (dahulu BAPEPAM-LK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang "Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Laporan keuangan tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan (historical cost ), kecuali untuk beberapa akun tertentu (seperti akun aset keuangan yang tersedia untuk dijual dan persediaan) yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun yang terkait.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method ) dimana penerimaan serta pengeluaran kas dan setara kas diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki masing-masing 81 dan 71 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

Laporan Keuangan ini telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi Perusahaan, selaku pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan dan penyelesaian laporan keuangan, pada tanggal 29 Oktober 2014.

Susunan komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

(10)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Prinsip - Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

d. Standar Akuntansi Baru

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

1) (i) (ii)

(iii) Merupakan personil manajemen kunci dari Perusahaan ataupun entitas induk. 2)

(i) (ii)

(iii) (iv)

Entitas tersebut dan Perusahaan adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. Satu entitas yang merupakan adalah ventura bersama dari perusahaan dan entitas lain yang merupakan entitas asosiasi dari Perusahaan.

Merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau entitas asosiasi atau ventura bersama tersebut merupakan anggota suatu kelompok usaha dimana Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha tersebut).

Suatu entitas dikatakan memiliki relasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu dari hal berikut ini :

Orang atau anggota keluarga terdekatnya dikatakan memiliki relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut :

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan di dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai "Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi". Berdasarkan PSAK tersebut,

Entitas tersebut dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama. Memiliki pengendalian ataupun pengendalian bersama terhadap Perusahaan, Memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan, atau

Revisi standar akuntansi dan penyesuaian terhadap standar akuntansi yang wajib untuk pertama kalinya diterapkan atas periode laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013 adalah PSAK No. 38 (Revisi 2012) tentang "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali" dan penyesuaian terhadap atas PSAK No. 60 (Revisi 2010) tentang "Instrumen Keuangan: Pengungkapan". Manajemen telah mengevaluasi bahwa dampak dari revisi dan penyesuaian standar akuntansi tersebut tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan Perusahaan secara keseluruhan.

Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal dimana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.

Kepentingan non-pengendali merupakan proposi atas hasil usaha dan aset bersih entitas anak yang tidak diatribusikan kepada Perusahaan.

Transaksi dengan kepentingan non-pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan non-pengendali juga dicatat pada ekuitas.

Laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak disajikan dalam mata uang yang sebagian besar mempengaruhi lingkungan ekonomi dimana entitas tersebut beroperasi (mata uang fungsional). Untuk tujuan laporan keungan konsolidasian, hasil dan posisi keuangan dari masing-masing Entitas Anak dinyatakan dalam rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan mata uang penyajian untuk laporan keuangan konsolidasian.

(11)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan)

(v) (vi) (vii) f. g. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Pengakuan Awal

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dimana tidak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan/atau tidak dibatasi penggunaannya.

Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) diatas.

Entitas yang dipengaruhi secara signifikan oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) atau orang yang bersangkutan merupakan personil manajemen kunci entitas tersebut (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset keuangan diakui apabila Perusahaan memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui pada tanggal transaksi yaitu tanggal ketika Perusahaan berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan.

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada bagaimana aset keuangan yang bersangkutan dikelompokkan yaitu aset keuangan FVTPL, pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivable), aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) atau aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale) . Seluruh aset keuangan perusahaan dikelompokan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang serta aset keuangan tersedia untuk dijual.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value throught profit or loss ) (FVTPL).

Pengukuran pada Saat Pengakuan Awal

Aset keuangan yang dikelompokan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan.

Pengukuran pada Saat Pengakuan Awal (lanjutan)

Entitas yang merupakan suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan adalah penyelenggara program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perusahaan.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan

Liabilitas Keuangan

Penghentian Pengakuan

Saling Hapus antar Instrumen Keuangan

Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh akun liabilitas keuangan, yang meliputi akun hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang pembiayaan konsumen dan uang jaminan pelanggan, pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL.

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai nettonya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, 1) Perusahaan saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara netto atau untuk merealisasikan aset dn menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar (FVTPL), liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan liabilitas tersebut.

Pada saat penghentian pengakuan, akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi. Seluruh investasi dalam instrumen ekuitas yang memiliki kuotasi harga di pasar altif dikategorikan dalam kelompok ini. Pengukuran pada Saat Pengakuan Awal (lanjutan)

Perusahaan mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah kelompok aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau aset keuangan yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu dari tiga (3) kategori diatas. Kelompok aset keuangan ini dinyatakan sebesar nilai wajar tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Perubahan nilai wajar dari aset keuangan diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya [kecuali untuk kerugian keturunan penurunan nilai, laba (rugi) selisih kurs dan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif] sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai (jika ada).

Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Perusahaan telah, secara substansial, mentransfer aset keuangan dan transfer telah memenuhi kriteria penghentian pengakuan.

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas tersebut berakhir di mana kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Estimasi Nilai Wajar

h. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi

Seluruh aset keuangan atau kelompok aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai.

Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan secara kolektif untuk aset lainnya. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan secara individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan kedalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Kerugian penurunan nilai ukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan akun cadangan. kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Bukti objektif penurunan nilai dapat meliputi beberapa indikasi seperti pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam memiliki kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data terobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, dimana termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam atau suatu kondisi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset keuangan.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi harga penutupan di pasar aktif yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas didiskonto atau model penetapan harga opsi.

Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa merugikan, yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan atau kelompok aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dimana dapat estimasi secara handal.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

h. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)

i. Persediaan

Kerugian penurunan nilai aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat imbal hasil yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.

Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka rugi penurunan nilai yang lalu dipulihkan, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan akun cadangan. Namun demikian pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan jumlah tercatat aset melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan. jumlah pemulihan aset keuangan tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal serta aset keuangan berjangka pendek lainnya dicatat pada biaya perolehan. Penurunan yang signifikan atau berkepanjangan atas nilai wajar dari investasi ekuitas dan aset keuangan tersebut dibawah biaya perolehannya merupakan suatu bukti objektif penurunan nilai.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value ). Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini dimana ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (moving average method ). Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Jika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual telah diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai secara signifikan, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi meskipun aset tersebut belum dihentikan pengakuannya. Pemulihan penurunan nilai atas investasi pada instrumen ekuitas tidak ekuitas tidak diakui dalam laba atau rugi melainkan melalui pendapatan komprehensif lainnya.

Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan guna menyesuaikan jumlah tercatat persediaan ke nilai realisasi neto.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Biaya Dibayar di muka

k. Aset Tetap

Tahun

Renovasi bangunan dan prasarana 8-20

Peralatan Kantor 4

Mesin 8

Kendaraan 8

l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut (jika ada) berlaku prospektif.

Penyusutan dihitung sejak aset siap untuk digunakan, setelah dikurangi nilai residualnya, dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai berikut :

Pada setiap tanggal pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang mengindikasi suatu set-non keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan (recoverable amount) atas aset tersebut.

Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian, biaya pinjaman dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset kelokasi dan kondisi yang diperlukan. Biaya perolehan juga termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Setelah pengakuan awal, Perusahaan menggunakan modal biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai (jika ada). Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Penyusutan diakui sepanjang nilai residu aset tidak melebihi jumlah tercatatnya. Nilai residu suatu aset dapat meningkat menjadi suatu jumlah yang setara atau lebih besar daripada jumlah tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka beban penyusutan aset tersebut adalah nol, hingga nilai residu selanjutnya berkurang menjadi lebih rendah daripada jumlah tercatatnya.

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu manfaat dari biaya tersebut.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

m. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

PSAK No.24 (revisi 2010) tentang “imbalan kerja” ini mengharuskan Perusahaan untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan dan imbalan berbasis ekuitas.

Apabila jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Perhitungan imbalan pasca kerja jangka panjang didasarkan pada ketentuan didalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit . Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi neto dari keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program (jika ada) pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini dibagi selama rata-rata sisa masa kerja ekspektasian dari para karyawan.

Penilaian yang dilakukan pada setiap tanggal pelaporan juga menguji apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya akan dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai yang terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan rugi laba komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset disesuaikan diperiode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai residunya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara 1) nilai wajar aset atau unit penghasil kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan 2) nilai pakainya. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Sedangkan dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

m. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang (lanjutan)

n. Tambahan Modal Disetor - Bersih

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

-Akun tambahan modal disetor yang meliputi agio saham merupakan kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal setelah dikurangi dengan biaya emisi efek ekuitas. Biaya emisi efek ekuitas merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas sebagaimana diatur dalam peraturan BAPEPAM-LK. Biaya-biaya seperti biaya pencatatan saham di bursa atas saham yang sudah beredar, biaya yang berkaitan dengan deviden saham atau pemecahan saham dan biaya lain yang tidak dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan efek ekuitas, dibebankan langsung pada laporan laba rugi komprehensif.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti pada laporan posisi keuangan merupakan jumlah neto dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada akhir periode pelaporan (yang didiskontokan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah pada pasar aktif) ditambah keuntungan (dikurangi kerugian) yang belum diakui, dikurangi biaya jasa lalu yang belum diakui serta dikurangi nilai wajar aset program yang akan digunakan untuk penyelesaian liabilitas secara langsung (jika ada).

Kriteria khusus berikut ini dipenuhi sebelum pendapatan dapat diakui:

Untuk sebagai transaksi yang terkait dengan pendapatan, Perusahaan bertindak sebagai agen. Sebagai agen, Perusahaan mengakui pendapatan yang berasal dari transaksi hubungan keagenan tersebut hanya sebesar jumlah komisi yang diterima. Komisi tersebut disajikan secara neto antara jumlah yang diterima dari pelanggan dikurangi dengan jumlah yang harus dibayarkan kepada prinsipal.

Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke Perusahaan dan dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau dapat diterima.

Pendapatan sewa diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa. Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan telah dialihkan kepada pelanggan. Hal ini umumnya terjadi pada saat barang telah diserahkan kepada pelanggan.

Pendapatan sewa yang pembayarannya diterima di muka untuk jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak sewa diakui sebagai "Pendapatan Sewa Diterima di Muka" pada laporan posisi keuangan dan dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif secara garis lurus selama periode sewa yang tercantum dalam kontrak tersebut.

Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

Pendapatam bunga diakui atas dasar proporsi-waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Selanjutnya, biaya jasa lalu dibebankan pada saat imbalan tersebut telah menjadi hak (vested dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vest . Jika imbalan tersebut menjadi vest segera setelah program imbalan pasti diperkenalkan atau program tersebut diubah, biaya jasa lalu segera diakui.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

30-Sep-14 31-Dec-13 12,212.00 9,670.00 9,585.19 7,907.12 q. Pajak Penghasilan Pajak Kini Pajak Tangguhan

Beban pajak penghasilan meliputi jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan.

Pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dan termasuk dalam laba rugi untuk tahun berjalan, kecuali untuk pajak yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui diluar laba rugi. Pajak yang terkait dengan pos-pos yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain, diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan pajak yang terkait dengan pos-pos yang diakui langsung dalam ekuitas, diakui dalam ekuitas.

Aset (liabilitas) pajak kini ditentukan sebesar jumlah espektasi restitusi dari (atau dibayarkan kepada) otoritas perpajakan yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 nilai tukar Rupiah untuk masing-masing mata uang asing adalah sebagai berikut :

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pajak aset dan liabilitas dengan jumlah tercatatnya pada tanggal laporan posisi keuangan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan akan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan serta atas akumulasi rugi fiskal dan kredit pajak yang tidak dimanfaatkan sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah setiap akhir tanggal pelaporan dan dikurangi ketika tidak terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memanfatkan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dipulihkan.

1 Dolar Amerika Serikat 1 Dolar Singapura

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam mata uang fungsional (Rupiah) berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disajikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak Tangguhan (lanjutan)

Pajak Final

r. Laba per Saham

s. Informasi Segmen

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, 1) terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan 2) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5/2002 tanggal 23 Maret 2002, setiap pendapatan sewa atas tanah dan/atau bangunan merupakan objek dari pajak penghasilan final sebesar 10% dan beban yang berhubungan dengan kegiatan di atas tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan badan.

Selisih antara jumlah pajak penghasilan yang terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini di dalam laporan laba rugi komprehensif diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.

Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi pada akhir periode pelaporan. Adanya ketidakpastian terkait dengan asumsi dan estimasi dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada periode pelaporan berikutnya.

Segmen operasi disajikan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang diberikan oleh para manajer segmen kepada pembuat keputusan operasional. Segmen operasi tersebut dikelola secara independen oleh tiap-tiap manajer yang bertanggung jawab atas kinerja dari masing-masing segmen operasi yang ada dalam lingkup wewenangnya. Sedangkan pembuat keputusan operasional adalah pihak yang melakukan penelaahan terhadap laporan segmen di mana laporan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen.

Perbedaan antara jumlah tercatat aset dan liabilitas yang terkait dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset ataupun liabilitas pajak tangguhan. Atas penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak penghasilan diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan yang akui pada tahun berjalan.

Laba per saham dihitung dengan membagi jumlah laba selama tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

(20)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) Pertimbangan dalam penerapan kebijakan Akuntansi

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Penyusutan Aset Tetap

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

Penentuan liabilitas dan beban imbalan kerja jangka panjang Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan sebelumnya, diperlakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi sebagaimana diuraikan dalam atas laporan keuangan.

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan di dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi, termasuk ketika manajemen mengelompokkan sebagian aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan sebagian lagi sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual dan seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan yang diamortisasi.

Pertimbangan yang memiliki pengaruh saling signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan adalah tentang klasifikasi aset dan liabilitas keuangan.

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset yang bersangkutan yang berkisar antara 4 hingga 20 tahun, Suatu kisaran yang umum. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai residu dari aset tetap dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk dirubah. Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan masing-masing adalah sebesar Rp 14.431.156.672 dan Rp 15.947.958.646 , sedangkan biaya penyusutan untuk 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 1.618.682.065 dan Rp 2.574.288.000

Meskipun Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut wajar dan telah sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas dan beban imbalan kerja jangka panjang. Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang Perusahaan tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 4.722.721.327 dan Rp 4.508.808.283 .

Asumsi dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada tolak ukur yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. keadaan dan asumsi mengenai perkembangan masa depan yang ada saat ini dapat berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

(21)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)

Perpajakan

Perusahaan selaku wajib pajak menghitung liabilitas perpajakannya secara self assessment berdasarkan pada peraturan yang berlaku. Perhitungan tersebut dianggap benar selama belum terdapat ketetapan dari Direktur Jenderal Pajak atas jumlah pajak yang terhutang atau ketika sampai dngan jangka waktu lima (5) tahun (masa kadaluwarsa pajak) tidak terdapat ketetapan pajak yang diterbitkan. Perbedaan jumlah pajak yang terhutang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti pemeriksan pajak, penemuan bukti-bukti pajak baru dan perbedaan interprestasi antara manajemen dan pejabat kantor pajak terhadap peraturan pajak tertentu. Perbedaan hasil aktual dan jumlah tercatat tersebut dapat mempengaruhi jumlah hutang pajak, beban pajak dan aset pajak tangguhan. Saldo hutang pajak Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp.506.183.559 dan Rp. 528.087.604.

(22)

4. KAS DAN SETARA KAS

Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

30-Sep-2014 31-Dec-2013 Kas

Rupiah 686,976,228 947,165,464 Mata uang lainnya 13,800,641 13,764,140 Sub-jumlah 700,776,869 960,929,604 Bank - Rupiah

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 963,013,285 3,737,547,085 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 478,400,498 1,526,841,271 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,024,063,157 1,815,456,690 PT Bank CIMB Niaga Tbk 2,273,581,149 98,850,100 PT Bank OCBC NISP Tbk 224,463,720 138,519,203 PT Bank Central Asia Tbk 711,387,857 678,263,251 PT Bank Commonwealth 4,510,781,025 -Sub-jumlah 10,185,690,691 7,995,477,600 Deposito berjangka - Rupiah

PT Bank OCBC NISP Tbk 10,600,000,000 10,000,000,000 PT Bank CommonWealth 15,000,000,000 -PT Bank Pan Indonesia Tbk 12,000,000,000 12,000,000,000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 7,500,000,000 12,000,000,000 PT Bank International Indonesia Tbk 4,400,000,000 1,000,000,000 PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk 8,850,000,000 4,200,000,000 PT Bank Central Asia Tbk - 11,000,000,000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 2,000,000,000 Sub-jumlah 58,350,000,000 52,200,000,000

Jumlah 69,236,467,560 61,156,407,204, , ,

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang ditempatkan pada pihak-pihak berelasi ataupun yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Tingkat suku bunga deposito berjangka pada tahun 2014 dan 2013, masingmasing berkisar antara 4% -10,25% dan 3,25% - 7,25% per tahun dengan jangka waktu penempatan 1 hingga 3 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis (automated roll over ).

(23)

5. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Biaya perolehan 30-Sep-2014 31-Dec-2013

PT Trisula International Tbk 501,000,000 501,000,000 PT Dyandra Media International Tbk 198,625,000 198,625,000 Jumlah biaya persolehan 699,625,000 699,625,000 Laba yang belum direalisasi atas kenaikan nilai wajar 24,867,500 101,737,500

Nilai wajar berdasarkan harga kuotasi di pasar aktif 724,492,500 801,362,500

6. PIUTANG USAHA

30-Sep-2014 31-Dec-2013 Pihak ketiga

PT Fast Food Indonesia Tbk 177,375,179 151,247,236 PT Sari Melati Kencana 153,323,830 142,576,609 PT Hero Supermarket Tbk 132,119,984 131,678,105 PT Harmoni Mitrajaya 144,143,696 -PT Hoka-hoka Bento 127,318,240 -Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp.100.000.000) 246,000,247 1,286,440,516 Sub-jumlah 980,281,176 1,711,942,466 Pihak berelasi 55,577,396 24,151,925

Jumlah 1,035,858,572 1,736,094,391

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut :

Akun ini seluruhnya merupakan investasi pada instrumen ekuitas (pihak ketiga) yang tercatat dan diperdagangkan di BEI dengan rincian sebagai berikut:

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, aset keuangan ini tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Saldo akun piutang usaha merupakan tagihan atas sewa ruang usaha. Piutang tersebut tidak dijamin, tidak dikenakan bunga dan umumnya memiliki syarat pembayaran yang berkisar antara 1 hingga 90hari. Piutang usaha diakui sebesar jumlah tagihan yang diterbitkan di mana telah mencerminkan nilai wajar pada tanggal pengakuan awal.

Seluruh saldo piutang usaha pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desembar 2013 adalah dalam mata uang Rupiah.

(24)

6. PIUTANG USAHA (lanjutan)

Rincian piutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

30-Sep-2014 31-Dec-2013

Lancar dan tidak mengalami penurunan nilai 370,001,972 1,694,726,402 665,856,600

41,367,989

1,035,858,572

1,736,094,391

7. PIUTANG LAIN-LAIN

Rincian piutang lain-lain adalah sebagai berikut :

30-Sep-2014 31-Dec-2013 Pihak ketiga 1,959,437,704 512,652,901 Pihak berelasi 44,227,667 20,319,675 Jumlah 2,003,665,371 532,972,576 , , , , , 8. PERSEDIAAN 30-Sep-2014 31-Dec-2013

Barang dagangan (milik sendiri) 629,732,793 625,753,927 Kantong plastik 100,387,958 78,381,734 Lain-lain 255,905,469 241,628,715

Jumlah 986,026,220 945,764,376

Piutang lain-lain di atas tidak dijamin, tidak dikenakan bunga dan dapat ditagihkan sewaktu-waktu (repayable on demand ) sehingga disajikan sebagai bagian dari aset lancar.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, seluruh saldo piutang lain-lain, yang meliputi antara lain pinjaman karyawan dan piutang bunga, adalah dalam mata uang Rupiah.

Manajemen berkeyakinan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan seluruh saldo piutang lain-lain tersebut dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai.

Rincian persediaan adalah sebagai berikut:

Manajemen berkeyakinan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas piutang.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Telah jatuh tempo 1 - 90 hari dan tidak mengalami penurunan

(25)

8. PERSEDIAAN (lanjutan)

9. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

30-Sep-2014 31-Dec-2013 Asuransi 64,382,620 33,825,062 Lain-lain 123,479,437 29,416,347 Jumlah 187,862,057 63,241,409 10. UANG MUKA 11. PENYERTAAN SAHAM

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, akun ini seluruhnya merupakan penyertaan saham pada PT Golden Prima Retailindo dengan persentase kepemilikan sebesar 19%.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, akun ini seluruhnya merupakan akun uang muka dengan jumlah tercatat masing-masing sebesar Rp. 1.325.526.416 dan Rp. 13.144.412.112.

Rincian biaya dibayar dimuka adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 , persediaan Perusahaan tidak diasuransikan karena manajemen berkeyakinan bahwa kerugian yang mungkin timbul dari persediaan tidak signifikan. Pada tanggal yang sama, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Berdasarkan penelaahan terhadap nilai realisasi neto dan kondisi fisik dari persediaan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat kejadian ataupun perubahan keadaan yang mengindikasihkan adanya penurunan nulai persediaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, sehingga tidak diperlakukan adanya penyisihan penurunan nilai atas persediaan.

Persediaan yang diakui sebagai beban pokok pendapatan selama tahun 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp. 791.095.407 dan Rp. 1.171.183.558.

(26)

12. ASET TETAP

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Biaya Perolehan

Renovasi bangunan dan

prasarana 27,086,456,049 90,269,091 - 27,176,725,140 Peralatan Kantor 6,330,350,642 11,611,000 - 6,341,961,642 Mesin 92,478,384 - - 92,478,384 Kendaraan 2,425,233,913 - - 2,425,233,913 Jumlah Biaya Perolehan 35,934,518,988 101,880,091 - 36,036,399,079

Akumulasi Penyusutan

Renovasi bangunan dan

prasarana 12,626,212,491 1,282,713,712 - 13,908,926,203 Peralatan Kantor 5,981,095,510 123,215,998 - 6,104,311,508

Mesin 92,478,382 - 92,478,382

Kendaraan 1,286,773,959 212,752,355 - 1,499,526,314 Jumlah akumulasi Penyusutan 19,986,560,342 1,618,682,065 - 21,605,242,407

Nilai Buku 15,947,958,646 14,431,156,672

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Biaya Perolehan

Renovasi bangunan dan

prasarana 26,768,601,147 317,854,902 - 27,086,456,049 Peralatan Kantor 6,293,578,825 36,771,817 - 6,330,350,642 Mesin 92,478,384 - - 92,478,384 Kendaraan 2,425,233,913 - - 2,425,233,913 Jumlah Biaya Perolehan 35,579,892,269 354,626,719 - 35,934,518,988

Akumulasi Penyusutan

Renovasi bangunan dan

prasarana 10,901,421,901 1,724,790,590 - 12,626,212,491 Peralatan Kantor 5,423,919,586 557,175,924 - 5,981,095,510 Mesin 86,910,226 5,568,156 - 92,478,382 Kendaraan 1,000,020,629 286,753,330 - 1,286,773,959 Jumlah akumulasi Penyusutan 17,412,272,342 2,574,288,000 - 19,986,560,342

Nilai Buku 18,167,619,927 15,947,958,646

31-Dec-2013

Rincian dan mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:

(27)

12. ASET TETAP (lanjutan)

30-Sep-2014 31-Dec-2013

Beban penjualan 1,294,945,652 2,059,430,400 Beban Umum dan Administrasi 323,736,413 514,857,600

Jumlah 1,618,682,065 2,574,288,000

30-Sep-2014 31-Dec-2013

Jumlah tercatat aset tetap yang diasuransikan 14,809,498,692 14,809,498,692 Nilai Pertanggungan

Rupiah 8,000,000,000 8,000,000,000 Dolar AS 4,000,000 4,000,000

13.

14.

Penyusutan dibebankan pada beban usaha tahun berjalan dengan rincian sebagai berikut :

HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Aset tetap yang meliputi renovasi bangunan dan prasarana telah diasuransikan melalui PT Zurich Insurance Indonesia, PT Asuransi Indrapura dan PT Chartis Insurance Indonesia pada tanggaL 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (seluruhnya adalah pihak ketiga) terhadap risiko kerugian akibat banjir, kerusuhan, kebakaran, sabotase dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan rincian sebagai berikut:

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas aset tetap dari risiko-risiko tersebut.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, akun ini seluruhnya merupakan uang jaminan atas sewa bangunan dari pihak ketiga.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, akun ini seluruhnya merupakan hutang usaha dalam mata uang Rupiah kepada para pemasok dengan jumlah tercatat masing-masing sebesar Rp. 3.875.952.381dan Rp. 10.470.520.450 .

UANG JAMINAN

Tidak ada bunga ataupun jaminan yang secara khusus diberikan oleh Perusahaan sehubung dengan hutang usaha di atas.

Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013.

(28)

15. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak

Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut :

30-Sep-2014 31-Dec-2013 Pajak penghasilan: Pasal 4 (2) final 332,132,285 239,339,658 Pasal 21 30,542,110 25,307,243 Pasal 23 7,012,740 7,140,795 Pasal 25/29 70,352,292 170,548,604 Pajak Pembangunan Nilai 6,589,002 7,590,176

15. PERPAJAKAN

a. Hutang Pajak (lanjutan) 30-Sep-2014 31-Dec-2013

Pajak daerah:

Pajak pembangunan (PB-1) 30,121,930 44,195,055

Pajak parkir 29,433,200 33,966,073

Jumlah 506,183,559 528,087,604

16. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

Rincian beban masih harus dibayar ini adalah sebagai berikut :

30-Sep-2014 31-Dec-2013

Utilitas 867,851,273 813,789,096

Sewa 485,333,333 346,666,666

Jasa tenaga ahli - 105,840,000 Jasa kebersihan bangunan 118,927,000 75,988,000

Service charge 14,036,877 30,665,169

Lain-lain (masing-masing kurang dr Rp.50.000.000) 364,349,326 427,328,206

Jumlah 1,850,497,809 1,800,277,137

17. UANG JAMINAN PELANGGAN

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, saldo akun ini seluruhnya merupakan uang jaminan atas sewa ruangan yang diterima dari para penyewa (tenant, pihak ketiga, masing-masing sebesar Rp. 941.586.335 dan Rp. 929.086.334.

(29)

18. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG 19. MODAL SAHAM Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Persentase Kepemilikan (%) Jumlah

PT Pasifik Atlanta Retailindo 160,000,000 55.94 16,000,000,000 Kenny Wirya (Direktur) 40,000,000 13.99 4,000,000,000 PT Golden Petra Sejahtera 23,125,000 8.09 2,312,500,000 PT Sekarbumi Makmur 22,491,500 7.86 2,249,150,000 Masyarakat (masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5%) 40,383,500 14.12 4,038,350,000 Jumlah 286,000,000 100.00 28,600,000,000 Pengelolaan Modal

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, Perusahaan mencatat jumlah dari liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang harus dibayarkan kepada karyawan (imbalan pasti) masing-masing sebesar Rp. 4.722.721.327 dan Rp. 4.508.808.283.

Perusahaan mengelola struktur permodalan, dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik risiko yang mendasari. Dalam rangka memelihara dan menjaga struktur permodalan, Perusahaan mungkin akan menyesuaikan kebijakan dividen, imbalan modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru.

Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio hutang terhadap modal (Gearing ratio ) yang dihitung melalui pembagian antara hutang bersih dengan modal. Hutang bersih adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen akuitas. Kebijakan pendanaan pada biaya modal yang wajar.

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Blue Chip Mulia, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham

Tujuan utama pengelolaan modal adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi para pemegang saham serta manfaat bagi para pemangku kepentingan (Stakeholders ). Lainnya.

(30)

19. MODAL SAHAM (lanjutan) Pengelolaan Modal (lanjutan)

30-Sep-2014 31-Dec-2013

Jumlah liabilitas 12,893,682,525 18,934,930,728

Dikurangi kas dan setara kas 69,236,467,560 61,156,407,204

Hutang neto (56,342,785,035) (42,221,476,476)

Jumlah ekuitas 80,128,649,022 77,758,367,098

Rasio hutang terhadap modal (0.70) (0.54)

20. PENDAPATAN BERSIH

30-Sep-2014 30-Sep-2013

Penjualan konsinyasi 82,507,573,922 67,438,942,864 Beban pokok Penjualan konsinyasi (milik consignor) (59,763,207,044) (43,874,584,729) Komisi atas penjualan konsinyasi 22,744,366,878 23,564,358,135 Penjualan barang dagangan (milik sendiri) 1,206,601,082 1,302,332,783 Pendapatan atas sewa, parkir dan lainnya 10,793,320,228 10,718,733,030

Jumlah 34,744,288,188 35,585,423,948

21. BEBAN POKOK PENDAPATAN

30-Sep-2014 30-Sep-2013

Barang dagangan (milik sendiri) 791,095,407 856,155,885 Beban langsung atas sewa, parkir, dan lainnya 5,242,102,665 4,593,148,029

Jumlah 6,033,198,072 5,449,303,914

22. BEBAN USAHA

30-Sep-2014 30-Sep-2013

Penjualan 8,311,298,434 8,388,606,850 Umum dan Administrasi 19,618,542,625 18,391,916,044

Jumlah 27,929,841,059 26,780,522,894

23. LABA PER SAHAM

30-Sep-2014 30-Sep-2013

Laba tahun berjalan 2,297,151,924 3,740,299,854 Rata-rata tertimbang jumlah saham

yang beredar selama tahun berjalan 286,000,000 286,000,000 Rincian pendapatan bersih adalah sebagai berikut:

Rincian beban pokok pendapatan adalah sebagai berikut:

Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:

Perhitungan laba per saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 30 Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 , perhitungan rasio tersebut adalah

(31)

24. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING

a.

b.

25. INFORMASI SEGMEN

Laba rugi komprehensif

Pendapatan bersih 23,950,967,960 6,619,252,918 4,174,067,310 34,744,288,188 Beban pokok pendapatan (791,095,407) (2,559,349,638) (2,682,753,027) (6,033,198,072) Laba kotor segmen 23,159,872,553 4,059,903,280 1,491,314,283 28,711,090,116 Beban usaha dan pendapatan lainnya (20,665,965,903) (3,597,498,849) (1,324,758,955) (25,588,223,707) Laba sebelum beban pajak

penghasilan segmen 2,493,906,651 462,404,431 166,555,328 3,122,866,410 Beban Pajak penghasilan - bersih (666,064,652) (116,760,490) (42,889,344) (825,714,486) Laba bersih segmen tahun berjalan 1,827,841,999 345,643,942 123,665,984 2,297,151,924 Pendapatan komprehensif lain (62,007,378) (10,869,833) (3,992,789) (76,870,000)

Jumlah laba komprehensif tahun

tahun berjalan 334,774,1091,765,834,620 119,673,195 2,220,281,924

Pada tanggal 12 Februari 2014, berdasarkan perubahan (perpanjangan) perjanjian sewa, PT Mustafa Centre, PT Truly Indah dan PT Mustafa Indonesia, seluruhnya merupakan pihak ketiga, setuju untuk memperpanjang perjanjian sewa bangunan Jl. Gunung Sahari Raya No. 59 , Jakarta Pusat dengan Perusahaan. Perpanjangan perjanjian sewa tersebut berlaku selama 6 bulan terhitung sejak tanggal 1 April 2014 sampai dengan tanggal 30 September 2014. Seluruh beban yang timbul sehubungan dengan perjanjian ini dicatat dan disajikan sebagai bagian dari akun "Beban Pokok Pendapatan" dan "Beban Umum dan Administrasi - Beban Sewa".

Pada tanggal 25 Juni 2010, berdasarkan perjanjian sewa, PT Propindo Sedayu (pihak ketiga) setuju untuk menyewakan bangunan lantai dasar dan lantai 1 Depok Mall, yang terletak di Jln. Margonda Raya Kavling 88, Beiji, Depok, kepada Perusahaan. Perjanjian sewa tersebut berlaku selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal 1 September 2010 dan akan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2020 dengan masa renovasi yang berlangsung selama 5 bulan yaitu sejak tanggal 3 Mei 2010. Sehubungan dengan perjanjian ini Perusahaan dan PT Propindo Sedayu menyepakati skema bagi hasil yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan penjualan Perusahaan.

30-Sep-2014

Manajemen mengidentifikasi informasi dan mengevaluasi kinerja berdasarkan jenis usaha yaitu dalam segmen department

store, food court dan parkir serta sewa sebagai berikut:

Food Court ,

Parkir dan lain-lain

(32)

25. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)

Laba rugi komprehensif

Pendapatan bersih 24,866,690,918 6,650,670,998 4,068,062,032 35,585,423,948 Beban pokok pendapatan (856,155,885) (2,032,158,553) (2,560,989,476) (5,449,303,914) Laba kotor segmen 24,010,535,033 4,618,512,445 1,507,072,556 30,136,120,034 Beban usaha dan pendapatan lainnya (20,286,557,872) (3,765,873,409) (1,233,902,995) (25,286,334,276) Laba sebelum beban pajak

penghasilan segmen 3,723,977,161 852,639,036 273,169,561 4,849,785,758 Beban Pajak penghasilan - bersih (1,005,330,311) (193,378,887) (63,101,706) (1,261,810,904) Laba bersih segmen tahun berjalan 2,718,646,850 659,260,149 210,067,855 3,587,974,854 Pendapatan komprehensif lain 121,362,828 23,344,575 7,617,597 152,325,000

Jumlah laba komprehensif tahun

tahun berjalan 2,840,009,678 682,604,724 217,685,452 3,740,299,854

26. REVISI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

- : - : - : - : - : - : - : - : - : - : - : - :

Pencabutan PSAK No. 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum.

ISAK No. 28

Manajemen masih mengevaluasi dampak dari revisi dan penerbitan standar akuntansi keuangan baru di atas dan belum dapat menentukan dampak yang timbul terkait dengan hal tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Pengukuran Nilai Wajar Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan Tersendiri

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama Imbalan Kerja

PSAK No. 24 (Revisi 2013)

Sewa

Food Court ,

Parkir dan lain-lain

Jumlah

Pada tanggal 12 Juli 2013, DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa ISAK dan Pencabutan PSAK (PPSAK) yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014 sebagai berikut,

PSAK No. 65 PSAK No. 66 PSAK No. 67 PSAK No. 68

PSAK No. 1 (Revisi 2013) PSAK No. 4 (Revisi 2013) PSAK No. 15 (Revisi 2013)

Laporan Keuangan Konsolidasian Pengaturan Bersama

Selanjutnya pada tanggal 19 Desember 2013, DSAK-IAI juga telah menerbitkan beberapa PSAK baru ataupun revisi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 yaitu,

Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas Pengalihan Aset dari Pelanggan.

ISAK No. 27 ISAK No. 28

Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain

30-Sep-2013

Department Store

Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka PPSAK No. 12

Referensi

Dokumen terkait

Surabaya merupakan ibukota sekaligus kota bisnis terbesar di provinsi Jawa Timur. Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak bisnis baru yang bermunculan di kota

1. Vektor ciri dari setiap silabel hiragana didapat dari ekstraksi ciri Directional Feature Extraction yaitu matrik yang berukuran 1x2500 dijadikan data input awal. Data

ini kami mengundang Saudara untuk hadir pada acara Pembuktian Kualifikasi yang bertempat di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Medan, Bagian Perlengkapan dan Aset Setda

Sehubungan dengan Hasil Evaluasi Kualifikasi yang telah dilakukan Pokja VI Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 16 Juli 2017 atas Paket

Celebrate Hope Band: This purple band is a memorial band worn in honor of all the people who have lost their lives to deadly cancer of all types.. Live Free Smoke Free Band: This

- Membawa Surat Tugas (bagi yg mewakili) ditandatangani oleh Pemberi Tugas dan Penerima Tugas, mencantumkan tujuan penugasan penerima tugas serta Membawa

D alam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diatur sejumlah hal yang berkaitan dengan profesionalisme guru atau pendidik, antara lain:

Tapin menyatakan pelelangan gagal jika ”tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan dalam evaluasi penawaran”, dengan demikian maka pelelangan paket tersebut di