• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setting Time Gypsum Berdasarkan W/P ratio

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Setting Time Gypsum Berdasarkan W/P ratio"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik :

Topik : Setting TimeSetting TimeGipsum Tipe II berdasarkan W/P RasioGipsum Tipe II berdasarkan W/P Rasio Grup

Grup : : A5aA5a Tgl.

Tgl. Praktikum Praktikum : : 20 Maret 20 Maret 20122012 Pembimbing :

Pembimbing : Devi Rianti drg.,M.Kes Devi Rianti drg.,M.Kes

Penyusun: Penyusun:

1.

1. Lia Lia Ismatul Ismatul 021111074021111074 2.

2. Diah Diah Ariesa Ariesa 021111075021111075 3.

3. Fiesta Fiesta Devy Devy 021111076021111076 4.

4. Dina Dina Puspitasari Puspitasari 021111077021111077 5.

5. Joseph Joseph Leonardo Leonardo 021111078021111078 6.

6. Cornelia Cornelia Melinda Melinda 021111079021111079 7.

7. Nayu Nayu Nur Nur Annisa Annisa 021111080021111080 8.

8. Nabila Nabila Vidyazti Vidyazti 021111082021111082

DEPARTEMEN ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI DEPARTEMEN ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

(2)

1.

1. TUJUANTUJUAN

Setelah praktikum, mahasiswa mampu: Setelah praktikum, mahasiswa mampu:

a.

a. melakukan manipulasi gypsum plaster dengan tepatmelakukan manipulasi gypsum plaster dengan tepat b.

b. mengukur initial setting mengukur initial setting time dengan tepat berdasarkan variasi time dengan tepat berdasarkan variasi perubahanperubahan rasio W/P

rasio W/P c.

c. mengukur final setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahanmengukur final setting time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan rasio W/P.

rasio W/P.

2.

2. BAHAN DAN ALATBAHAN DAN ALAT 2.1

2.1 BAHAN :BAHAN : a.

a. Gipsum plasterGipsum plaster

Gambar 1. Gipsum plaster Gambar 1. Gipsum plaster b.

b. Air PAMAir PAM c.

c. VaselinVaselin 2.2

2.2 ALAT :ALAT : a.

a. Mangkuk karet dan spatulaMangkuk karet dan spatula b.

b. Gelas ukurGelas ukur c.

c. StopwatchStopwatch d.

d. Timbangan analitik Timbangan analitik  e.

e. Cetakan bentuk cincinCetakan bentuk cincin f.

f. VibratorVibrator

Gambar 2. Vibrator Gambar 2. Vibrator

(3)

g.

g. JarumJarum GillmoreGillmore

Gambar 3. Jarum

Gambar 3. Jarum GillmoreGillmore h.

h. Termometer airTermometer air i.

i. Lempeng kacaLempeng kaca

Gambar 4: Lempeng kaca Gambar 4: Lempeng kaca 3.

3. CARA KERJACARA KERJA 3.1

3.1 Pencampuran gipsumPencampuran gipsum a.

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.digunakan untuk praktikum. b.

b. Menimbang bubuk gipsum plaster sebanyak 50 gram dan mMenimbang bubuk gipsum plaster sebanyak 50 gram dan mengukur airengukur air PAM sebanyak 30 ml.

PAM sebanyak 30 ml. c.

c. Memasukkan air yang telah diukur ke dalam mangkuk karet terlebihMemasukkan air yang telah diukur ke dalam mangkuk karet terlebih dahulu, kemudian memasukkan bubuk gipsum sedikit demi sedikit ke dahulu, kemudian memasukkan bubuk gipsum sedikit demi sedikit ke dalam mangkuk karet dan dibiarkan mengendap selama 30 detik

dalam mangkuk karet dan dibiarkan mengendap selama 30 detik untuk untuk  menghilangkan gelembung udara.

menghilangkan gelembung udara.

Gambar

Gambar 5: 5: (a) (a) Mencampur Mencampur bubuk bubuk (b) (b) dibiarkan dibiarkan selama selama 30 30 detikdetik gipsum dengan air

(4)

d.

d. MenyalakanMenyalakan stopwatchstopwatch pada saat mulai pencampuran antara gipsumpada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air, pada saat itu mulai dihitung

dan air, pada saat itu mulai dihitung setting time.setting time. e.

e. Mengaduk gipsum dan air sampai homogen menggunakan spatulaMengaduk gipsum dan air sampai homogen menggunakan spatula dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan itu memutar mangkuk karet

dengan itu memutar mangkuk karet secara perlahansecara perlahan –  – lahan. Kemudianlahan. Kemudian meletakkan adonan gipsum di atas vibrator dengan kecepatan rendah meletakkan adonan gipsum di atas vibrator dengan kecepatan rendah selama 30 detik

selama 30 detik untuk menghilangkan gelembung udara.untuk menghilangkan gelembung udara. f.

f. Mengolesi cetakan dengan vaselin, kemudian menuangkan adonanMengolesi cetakan dengan vaselin, kemudian menuangkan adonan gipsum ke dalam cetakan di atas vibrator yang sudah dihidupkan gipsum ke dalam cetakan di atas vibrator yang sudah dihidupkan dengan kecepatan rendah untuk menghilangkan udara yang terjebak, dengan kecepatan rendah untuk menghilangkan udara yang terjebak, lalu meratakan permukaan

lalu meratakan permukaan cetakan.cetakan.

Gambar 6. Meletakkan cetakan di atas vibrator Gambar 6. Meletakkan cetakan di atas vibrator 3.2

3.2 Pengukuran pengerasan awal (Pengukuran pengerasan awal ( initial settinginitial setting)) a.

a. MenyalakanMenyalakan stopwatchstopwatch dan mulai mengukur pada saat adonan dituangdan mulai mengukur pada saat adonan dituang ke dalam cetakan, lalu meletakkan cetakan di bawah jarum

ke dalam cetakan, lalu meletakkan cetakan di bawah jarum GillmoreGillmore dengan berat beban ¼

dengan berat beban ¼  pound  pound  dan penampang jarum 1/12dan penampang jarum 1/12 inchinch.. Kemudian menusuk permukaan adonan gipsum dengan gerakan cepat Kemudian menusuk permukaan adonan gipsum dengan gerakan cepat dan mengangkat jarum kembali, membersihkan ujung jarum dengan dan mengangkat jarum kembali, membersihkan ujung jarum dengan tissue.

(5)

Gambar 7. Menusuk permukaan cetakan dengan

Gambar 7. Menusuk permukaan cetakan dengan jarumjarum GillmoreGillmore untuk menentukan

untuk menentukan initial settinginitial setting b.

b. Mengulangi penusukan pada permukaan adonaMengulangi penusukan pada permukaan adonan setiap 30 n setiap 30 detik sambildetik sambil memutar cetakan untuk mendapatkan daerah tusukan yang berbeda. memutar cetakan untuk mendapatkan daerah tusukan yang berbeda. c.

c. Mengulangi gerakan ini sampai jarum tiMengulangi gerakan ini sampai jarum tidak dapat menusuk permukaandak dapat menusuk permukaan adonan gipsum, pada saat itu

adonan gipsum, pada saat itu stopwatchstopwatch dimatikan dan mencatatdimatikan dan mencatat waktu.

waktu. 3.3

3.3 Pengukuran pengeraPengukuran pengerasan akhir san akhir (( final setting final setting)) a.

a. Setelah jarumSetelah jarum GillmoreGillmore dengan ukuran 1/12dengan ukuran 1/12 inchinch tidak dapat menusuk tidak dapat menusuk  permukaan adonan gipsum lagi, kemudian memindahkan cetakan permukaan adonan gipsum lagi, kemudian memindahkan cetakan gipsum ke bawah jarum berukuran 1/24

gipsum ke bawah jarum berukuran 1/24 inchinch dengan beban 1dengan beban 1 pound. pound. b.

b. MenyalakanMenyalakan stopwatchstopwatch pada saat menusuk permukaan adonan gipsumpada saat menusuk permukaan adonan gipsum dengan cara seperti pada pengukuran

dengan cara seperti pada pengukuran initial settinginitial setting sampai jarum tidak sampai jarum tidak  dapat menusuk permukaan adonan gipsum. Pada saat itu

dapat menusuk permukaan adonan gipsum. Pada saat itu stopwatchstopwatch dimatikan dan mencatat waktu.

dimatikan dan mencatat waktu.

Gambar 8. Menusuk permukaan cetakan dengan jarum

Gambar 8. Menusuk permukaan cetakan dengan jarum GillmoreGillmore untukuntuk menentukan

(6)

4.

4. HASIL PRAKTIKUMHASIL PRAKTIKUM

Tabel 1. Percobaan kelompok A5a Tabel 1. Percobaan kelompok A5a

Percobaan Percobaan Lama Lama Pengadukan Pengadukan mencapai mencapai 120 putaran 120 putaran W

W P P Initial Initial setting setting Final Final settingsetting Pinggir Tengah Pinggir Tengah Pinggir Tengah Pinggir Tengah 1 1 1 1 menit menit 30 30 5050 16 ‘58”16 ‘58” 17’00”17’00” 24’28”24’28” 25’41”25’41” 2 2 1 1 menitmenit 22 detik  22 detik  30 40 30 40 15 ‘15 ‘ 54” 54” 16’12” 16’12” 24’05”24’05” 24’54”24’54” 3 3 1 1 menit menit 35 35 5050 26 ’22”26 ’22” 27’01”27’01” 33’02”33’02” 33’15”33’15”

Tabel 2. Percobaan kelompok A5b Tabel 2. Percobaan kelompok A5b

Percobaan Percobaan ∑ Putaran / ∑ Putaran / menit menit W

W P P Initial Initial setting setting Final Final settingsetting Pinggir Tengah Pinggir Tengah Pinggir Tengah Pinggir Tengah 1 1 120 120 30 30 5050 28 ‘30”28 ‘30” 28’32”28’32” 39’31”39’31” 39’33”39’33” 2 2 120 120 30 30 4040 32 ‘32 ‘ 00” 00” 32’01” 32’01” 51’00”51’00” 51’51”51’51” 3 3 120 120 35 35 5050 28 ’30”28 ’30” 32’30”32’30” 42’00”42’00” 42’01”42’01” Pada percobaan ini, digunakan gypsum tipe II, yaitu dental plaster untuk  Pada percobaan ini, digunakan gypsum tipe II, yaitu dental plaster untuk  model. Temperatur air yang digunakan untuk masing

model. Temperatur air yang digunakan untuk masing  –  –  masing percobaanmasing percobaan sama, yaitu 29,8

sama, yaitu 29,8ooCC 5.

5. PEMBAHASANPEMBAHASAN

Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan, Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan, berupa bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO

berupa bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO44.2H.2H22O (kalsium sulfat dihidrat).O (kalsium sulfat dihidrat). Dihidrat murni biasanya memiliki kandungan kimia (dalam bentuk oksida), Dihidrat murni biasanya memiliki kandungan kimia (dalam bentuk oksida), seperti CaO 32,5%, SO

seperti CaO 32,5%, SO33 46,6%, dan H46,6%, dan H22O 20,9% (Singh, 2006).O 20,9% (Singh, 2006).

Pembuatan produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi Pembuatan produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi merupakan hasil pengapuran sulfat dihidrat atau gipsum sehingga terbentuk  merupakan hasil pengapuran sulfat dihidrat atau gipsum sehingga terbentuk  kalsium sulfat hemihidrat. Secara umum, mineral gipsum dihaluskan dan kalsium sulfat hemihidrat. Secara umum, mineral gipsum dihaluskan dan dipanaskan dengan temperature 110-120

dipanaskan dengan temperature 110-120ooC untuk mengeluarkan bagian airC untuk mengeluarkan bagian air Begitu temperature semakin ditingkatkan, sisa air dari

(7)

terbentuk produk seperti yang diinginkan. Material ini secara luas digunakan terbentuk produk seperti yang diinginkan. Material ini secara luas digunakan untuk membuat model,

untuk membuat model, castscasts, dan, dan diesdies. dari kristalisasi.. dari kristalisasi.

Berdasarkan standar ISO, dental gypsum dapat diklasifikasikan menjadi Berdasarkan standar ISO, dental gypsum dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe, yaitu sebagai berikut.

lima tipe, yaitu sebagai berikut. Type Name

Type Name I

I Dental Dental plaster, plaster, impressionimpression II

II Dental Dental plaster, plaster, modelmodel III

III Dental Dental stone, stone, die, die, modelmodel IV

IV Dental Dental stone, stone, die, die, high high strength, strength, low low expansionexpansion V

V Dental Dental stone, stone, die, die, high high strength, strength, high high expansionexpansion Pada praktikum ini digunakan gypsum tipe II. Pada praktikum ini digunakan gypsum tipe II. Adapun Faktor

Adapun Faktor  –  –  faktor yang mempengaruhi setting time dental gipsumfaktor yang mempengaruhi setting time dental gipsum dapat dibagi menjadi dua, yaitu

dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dikontrol oleh pabrikfaktor yang dikontrol oleh pabrik dandan faktorfaktor yang dapat dikontrol oleh operator

yang dapat dikontrol oleh operator . Pabrik dapat mengontrol jumlah nucleus. Pabrik dapat mengontrol jumlah nucleus kristalisasi dalam bubuk hemihidrat. Semakin tinggi konsentrasi nucleus kristalisasi dalam bubuk hemihidrat. Semakin tinggi konsentrasi nucleus kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal gipsum dan

kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal gipsum dan semakin cepat pengerassemakin cepat pengerasanan massa yang terjadi. Selain itu, pabrik juga dapat menambahkan akselerator atau massa yang terjadi. Selain itu, pabrik juga dapat menambahkan akselerator atau retarder pada dental gipsum. Kalium sulfat biasa digunakan sebagai akselerator retarder pada dental gipsum. Kalium sulfat biasa digunakan sebagai akselerator karena dapat meningkatkan kelarutan dari hemihidrat itu sendiri. Sedangkan, karena dapat meningkatkan kelarutan dari hemihidrat itu sendiri. Sedangkan, retarder yang biasa digu

retarder yang biasa digunakan adalah boranakan adalah boraks. ks. (McCabe and Walls, 200(McCabe and Walls, 2008, hal. 37)8, hal. 37) Selain pabrik,, operator juga bisa mengendalikan setting time dari dental Selain pabrik,, operator juga bisa mengendalikan setting time dari dental gipsum. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa dikendalikan oleh operator. gipsum. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa dikendalikan oleh operator. Banyaknya air dibanding hemihidrat atau yang disebut faktor W/P rasio sangat Banyaknya air dibanding hemihidrat atau yang disebut faktor W/P rasio sangat mempengaruhi waktu setting dental gypsum. Dengan rasio air yang sama, mempengaruhi waktu setting dental gypsum. Dengan rasio air yang sama, semakin banyak bubuk gypsum yang digunakan akan memperpendek waktu semakin banyak bubuk gypsum yang digunakan akan memperpendek waktu setting dental gypsum. Begitu juga dengan takaran bubuk gypsum yang sama, setting dental gypsum. Begitu juga dengan takaran bubuk gypsum yang sama, semakin sedikit air yang digunakan untuk memanipulasi maka akan semakin cepat semakin sedikit air yang digunakan untuk memanipulasi maka akan semakin cepat setting time ,

(8)

Semakin banyak air digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah Semakin banyak air digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus per unit volume. Akibatnya, semakin lama terbentuk kristal gipsum dan nucleus per unit volume. Akibatnya, semakin lama terbentuk kristal gipsum dan semakin lama pula pengerasan massa yang terjadi. (Anusavice, 2003, hal 264). semakin lama pula pengerasan massa yang terjadi. (Anusavice, 2003, hal 264).

Rasio W/P juga turut menjadi faktor penting dalam menentukan sifat fisik  Rasio W/P juga turut menjadi faktor penting dalam menentukan sifat fisik  dan kimia dari produk gipsum akhir.

dan kimia dari produk gipsum akhir.

-- Semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambatSemakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting timesetting time,, kekuatan produk gypsum menurun, fluidity lebih besar sehingga lebih mudah kekuatan produk gypsum menurun, fluidity lebih besar sehingga lebih mudah dituang ke cetakan, porositas meningkat,

dituang ke cetakan, porositas meningkat, setting expansionsetting expansion menurun.menurun.

-- Semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepatSemakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting timesetting time,, kekuatan produk gypsum meningkat, adonan lebih kaku sehingga lebih sulit kekuatan produk gypsum meningkat, adonan lebih kaku sehingga lebih sulit dituang ke cetakan,

dituang ke cetakan, setting expansionsetting expansion meningkat.meningkat. (Fraunhofer, 2010, hal. 9)

(Fraunhofer, 2010, hal. 9)

Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa teori yang disebutkan di atas Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa teori yang disebutkan di atas adalah benar. Hal ini dibuktikan pada tabel 1 percobaan nomor 1 dan 3. Pada adalah benar. Hal ini dibuktikan pada tabel 1 percobaan nomor 1 dan 3. Pada percobaan nomor 1 dengan menggunakan rasio W/P 0,6,

percobaan nomor 1 dengan menggunakan rasio W/P 0,6, initial settinginitial setting (bagian(bagian tengah) gypsum dicapai pada menit ke17 dan

tengah) gypsum dicapai pada menit ke17 dan  final set final settingting (bagian tengah) dicapai(bagian tengah) dicapai pada menit ke 25 detik

pada menit ke 25 detik 41. Pada percobaan nomor 3 41. Pada percobaan nomor 3 yang menggunayang menggunakan rasio W/Pkan rasio W/P 0,7,

0,7, initial settinginitial setting (bagian tengah) gypsum dicapai pada menit ke 27 dan(bagian tengah) gypsum dicapai pada menit ke 27 dan  final final setting

setting (bagian tengah) dicapai pada menit ke 33 detik 15. Dengan temperature(bagian tengah) dicapai pada menit ke 33 detik 15. Dengan temperature air, kecepatan dan lama pengadukan yang sama pada kedua percobaan, yaitu 120 air, kecepatan dan lama pengadukan yang sama pada kedua percobaan, yaitu 120 putaran dala

putaran dalam 1 menit, makm 1 menit, maka dapat a dapat diperoleh hasil diperoleh hasil bahwabahwa semakin besar rasiosemakin besar rasio W/P, maka akan semakin

W/P, maka akan semakin memperlambatmemperlambat setting ti setting timeme..

Faktor lain yang mempengaruhi setting time dental gypsum adalah cara Faktor lain yang mempengaruhi setting time dental gypsum adalah cara pengaduka

pengadukan. Sebagian kristal n. Sebagian kristal gypsum terbentuk langsung ketika plaster gypsum terbentuk langsung ketika plaster berkontak berkontak  dengan air. Begitu pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat, pada dengan air. Begitu pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat, pada saat yang sama, kristal

saat yang sama, kristal  –  –  kristal diputuskan oleh spatula pengaduk dankristal diputuskan oleh spatula pengaduk dan didistribusikan merata dalam adukan dengan hasil pembentukan lebih banyak  didistribusikan merata dalam adukan dengan hasil pembentukan lebih banyak  nucleus kristalisasi. Selain itu, semakin cepat pengadukan yang diberikan maka nucleus kristalisasi. Selain itu, semakin cepat pengadukan yang diberikan maka partikel-partikel gypsum atau nucleus akan semakin mudah dalam bertumbukan partikel-partikel gypsum atau nucleus akan semakin mudah dalam bertumbukan

(9)

satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan reaksi menjadi semakin cepat dan satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan reaksi menjadi semakin cepat dan setting time pun pendek.

setting time pun pendek.

-- Semakin lama waktu pengadukan dan semakin cepat (jumlah putaran dalam 1Semakin lama waktu pengadukan dan semakin cepat (jumlah putaran dalam 1 menit banyak), maka akan semakin

menit banyak), maka akan semakin memperpendek setting time.memperpendek setting time.

-- Semakin singkat waktu pengadukan dan semakin lambat (jumlah putaranSemakin singkat waktu pengadukan dan semakin lambat (jumlah putaran dalam 1 menit sedikit),

dalam 1 menit sedikit), maka akan semakin memperpanjang setting time.maka akan semakin memperpanjang setting time. (Anusavice, 2003, hal. 264)

(Anusavice, 2003, hal. 264)

Teori tentang lama pengadukan apakah selalu berbanding luus

Teori tentang lama pengadukan apakah selalu berbanding luus dgn lamadgn lama

pengadukan?

pengadukan?

Tabel 3. Efek W/P rasio

Tabel 3. Efek W/P rasio dan waktu pengadukan pada setting time Plasterdan waktu pengadukan pada setting time Plaster of Paris (Anusavice, 2003, hal. 265)

of Paris (Anusavice, 2003, hal. 265)

Pengaruh lama pengadukan terhadap

Pengaruh lama pengadukan terhadap setting timesetting time gipsum plaster dapatgipsum plaster dapat dilihat dari tabel 1 percobaan nomor 2. Meskipun percobaan ke-2 memiliki rasio dilihat dari tabel 1 percobaan nomor 2. Meskipun percobaan ke-2 memiliki rasio W/P yang paling

W/P yang paling besar dibandingkbesar dibandingkan kedua percobaaan kedua percobaan lainnya, namun percobaan lainnya, namun percobaann nomor 2 mencapai

nomor 2 mencapai setting timesetting time yang lebih cepat. Hal ini dikarenakan waktuyang lebih cepat. Hal ini dikarenakan waktu pengadukan pada percobaan nomor 2 lebih lama dibandingkan dengan kedua pengadukan pada percobaan nomor 2 lebih lama dibandingkan dengan kedua percobaan lainnya.

percobaan lainnya.

Peningkatan temperatur air umumnya memperpendek waktu pengerasan Peningkatan temperatur air umumnya memperpendek waktu pengerasan reaksi kimia. Namun, hal ini tidak mutlak terjadi pada gypsum dan efek  reaksi kimia. Namun, hal ini tidak mutlak terjadi pada gypsum dan efek  temperature mungkin bervariasi dari satu plaster (atau stone) dengan yang temperature mungkin bervariasi dari satu plaster (atau stone) dengan yang

W/P

W/P ratio ratio Mixing Mixing time time (mins) (mins) Setting Setting time time (mins)(mins) 0.45 0.45 0.5 0.5 5.255.25 0.45 0.45 1.0 1.0 3.253.25 0.6 0.6 1.0 1.0 7.257.25 0.6 0.6 2.0 2.0 4.504.50 0.8 0.8 1.0 1.0 10.5010.50 0.8 0.8 2.0 2.0 7.757.75 0.8 0.8 3.0 3.0 5.755.75

(10)

temperatur air meningkat kurang lebih 50

temperatur air meningkat kurang lebih 50ooC, waktu setting akan semakin cepatC, waktu setting akan semakin cepat terjadi secarabertahap. Begitu temperatur mencapai 100

terjadi secarabertahap. Begitu temperatur mencapai 100ooC, tidak ada reaksi yangC, tidak ada reaksi yang terjadi (Anusavice, 2003, hal. 265).

terjadi (Anusavice, 2003, hal. 265).

Pada praktikum ini, temperatur air tidak digunakan sebagai variable bebas. Pada praktikum ini, temperatur air tidak digunakan sebagai variable bebas. Temperatur air yang digunakan pada setiap percobaan sama, yaitu 29,8

Temperatur air yang digunakan pada setiap percobaan sama, yaitu 29,8ooC.C. Teori Faktor kelembaban ?

Teori Faktor kelembaban ?

Hasil percobaan praktikum ini juga menunjukkan perbedaan antar waktu Hasil percobaan praktikum ini juga menunjukkan perbedaan antar waktu setting time dental gypsum di tepi cetakan dan di tengah cetakan. Ketiga setting time dental gypsum di tepi cetakan dan di tengah cetakan. Ketiga praktikum menunjukkan hasil yang sama yakni settti

praktikum menunjukkan hasil yang sama yakni settting time gypsum yang beradang time gypsum yang berada di tepi cetakan lebih cepat dibandingkan di tengah cetakan. Hal ini berarti di tepi di tepi cetakan lebih cepat dibandingkan di tengah cetakan. Hal ini berarti di tepi cetakan lebih cepat terjadi reaksi. Berpedoman pada teori partikel, nucleus yang cetakan lebih cepat terjadi reaksi. Berpedoman pada teori partikel, nucleus yang bertumbukan pada dental gypsum lebih banyak dan sering terjadi di tepi cetakan , bertumbukan pada dental gypsum lebih banyak dan sering terjadi di tepi cetakan , dinding cetakan berfungsi sebagai pembatas ruang gerak partikel atau nucleus. dinding cetakan berfungsi sebagai pembatas ruang gerak partikel atau nucleus. Sehingga pada tepi inilah lebih besar kemungkinan terjadi tumbukan antar

Sehingga pada tepi inilah lebih besar kemungkinan terjadi tumbukan antar partikelpartikel gypsum , sehingga lebih cepat bereaksi dan mencapai final setting.

gypsum , sehingga lebih cepat bereaksi dan mencapai final setting.

Pada percobaan ini terjadi ketidaksesuaian antara teori dan hasil pada Pada percobaan ini terjadi ketidaksesuaian antara teori dan hasil pada percobaan. Dengan meninjau teori yang ada, seharusnya urutan setting time percobaan. Dengan meninjau teori yang ada, seharusnya urutan setting time berdasarkan W/P rasio dari yang tercepat adalah: percobaan nomor 1 yang berdasarkan W/P rasio dari yang tercepat adalah: percobaan nomor 1 yang memiliki setting time tercepat, lalu percobaan nomor 3, dan yang terlama adalah memiliki setting time tercepat, lalu percobaan nomor 3, dan yang terlama adalah nomor 2.

nomor 2. Sedangkan Sedangkan pada hasil akhpada hasil akhir dari percobaan ini, didair dari percobaan ini, didapatkan data patkan data urutanurutan setting time tercepat, yaitu nomor 2, lalu percobaan nomor 1, dan yang terlama setting time tercepat, yaitu nomor 2, lalu percobaan nomor 1, dan yang terlama adalah perc

adalah percobaan nomobaan nomor 3. or 3. Setelah mengSetelah mengidentifikasi, diduga identifikasi, diduga kejanggalan kejanggalan daridari hasil percobaan terletak pada percobaan nomor 2. Penyebab utamanya adalah hasil percobaan terletak pada percobaan nomor 2. Penyebab utamanya adalah selisih lama

selisih lama pengadupengadukan. Pada percobaan ke-2, kan. Pada percobaan ke-2, jumlah pengadukan sebanyak 120jumlah pengadukan sebanyak 120 putaran dicapai dalam 1 menit 22 detik, berbeda dengan kedua percobaan lainnya. putaran dicapai dalam 1 menit 22 detik, berbeda dengan kedua percobaan lainnya. Akibatnya, semakin lama pengadukan pada percobaan nomor 2 mengakibatkan Akibatnya, semakin lama pengadukan pada percobaan nomor 2 mengakibatkan setting time-nya lebih cepat.

setting time-nya lebih cepat.

Faktor kesalahan manusia dalam melakukan percobaan (

Faktor kesalahan manusia dalam melakukan percobaan ( human error human error ) juga) juga diduga menjadi salah satu

diduga menjadi salah satu penyebapenyebab ketidaksesuaian hasil praktikum b ketidaksesuaian hasil praktikum dengan teoridengan teori sebelumnya. Setiap percobaan dilakukan oleh operator yang berbeda sehingga sebelumnya. Setiap percobaan dilakukan oleh operator yang berbeda sehingga timbul perbedaan persepsi saat menentukan

(11)

menggunakan jarum

menggunakan jarum GillmoreGillmore. Hal inilah yang mengakibatkan ketidakakuratan. Hal inilah yang mengakibatkan ketidakakuratan data dalam menentukan

data dalam menentukan setting timesetting time dari gipsum tipe II.dari gipsum tipe II.

SIMPULAN SIMPULAN

Berdasarkan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor Berdasarkan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

yang mempengaruhi setting timesetting time gipsum tipe II, yaitu rasio W/P dan caragipsum tipe II, yaitu rasio W/P dan cara pengadukan. Pengaruh rasio W/P yaitu semakin besar rasio W/P, maka akan pengadukan. Pengaruh rasio W/P yaitu semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time. Sebaliknya, semakin kecil rasio W/P, maka semakin memperlambat setting time. Sebaliknya, semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time. Pengaruh yang kedua adalah akan semakin mempercepat setting time. Pengaruh yang kedua adalah pengadukan. Semakin lama pengadukan, maka akan mempercepat setting time. pengadukan. Semakin lama pengadukan, maka akan mempercepat setting time. Begitu pula sebaliknya, semakin cepat pengadukan, maka akan memperpanjang Begitu pula sebaliknya, semakin cepat pengadukan, maka akan memperpanjang setting time

(12)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, KJ 2003,

Anusavice, KJ 2003,  Phillips’  Phillips’  Science of Dental MaterialScience of Dental Material 1111thth ed, St. Louis:ed, St. Louis: Saunders Elsevier Ltd.

Saunders Elsevier Ltd.

Fraunhofer, JA 2010.

Fraunhofer, JA 2010. Dental Materials at a Glan Dental Materials at a Glancece, Iowa: Wiley-Blackwell, Iowa: Wiley-Blackwell

McCabe, JF and Walls, AWG 2008,

McCabe, JF and Walls, AWG 2008,  Applied  Applied Dental Dental MaterialsMaterials 99thth ed., Victoria:ed., Victoria: Blackwell, Inc.

Blackwell, Inc.

Singh, M 2006, ‘Making A Gypsum Plaster in Bhutan – 

Singh, M 2006, ‘Making A Gypsum Plaster in Bhutan – An Experience’.An Experience’. Journal Journal of Scientific and Industrial Research

of Scientific and Industrial Research, vol. 65. Retrieved: March 23, 2012,, vol. 65. Retrieved: March 23, 2012, from

from

http://nopr.niscair.res

http://nopr.niscair.res.in/bitstream/12345678.in/bitstream/123456789/4964/1/JSIR%209/4964/1/JSIR%2065%2810%2965%2810%29 %20826-829.pdf 

Gambar

Gambar 1. Gipsum plasterGambar 1. Gipsum plaster b.
Gambar 3. Jarum
Gambar 6. Meletakkan cetakan di atas vibratorGambar 6. Meletakkan cetakan di atas vibrator 3.2
Gambar 7. Menusuk permukaan cetakan dengan jarum jarum Gillmore Gillmore untuk menentukan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pengembangan produk desain Center Panel Gypsum dengan cara mengidentifikasi kategori-kategori yang berhubungan erat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang terbaik dari perbandingan komposisi bahan pengeras (toughening agent) gypsum yang digunakan yaitu 2,5%, 5%, 7,5%,

Bahan/Alat Habis Pakai Kegiatan Buffer Stock Larutan/Bubuk Penjernih Air Cepat Untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang terbaik dari perbandingan komposisi bahan pengeras ( toughening agent ) gypsum yang digunakan yaitu 2,5%, 5%,

Zat aditif yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit, bentonit, dan gypsum karena bahan tersebut memiliki sifat absorbsi air yang baik dan tahanan jenis yang

Untuk produk cement retarder dalam bentuk hemi- hydrate dilakukan dengan kalsinasi pada suhu sekitar 160 o C dimana pada suhu tersebut gypsum kehilangan sekitar 1.5 % molekul

Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pengembangan produk desain Center Panel Gypsum dengan cara mengidentifikasi kategori-kategori yang berhubungan erat