• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPP KI KD 3.5 Dan 4.5 Konstruksi Bangunan, Kelas X-smstr 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPP KI KD 3.5 Dan 4.5 Konstruksi Bangunan, Kelas X-smstr 2"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Surabaya.

Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan. Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan. Kelas/Semester : X/II

Materi Pokok : Spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan.

Alokasi Waktu : 2 x 4 x 45 menit.

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

(2)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar

1.1 Menambah keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan manusia terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan Ilmu bangunan.

Indikator

1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran konstruksi bangunan berlangsung.

1.1.2 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan manusia terhadap kebutuhan yang terkait materi materi dengan belajar serius.

Kompetensi Dasar

2.1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi.

2.2Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan pada bidang penyediaan kebutuhan akan mekanika teknik sebagai cerminan kehidupan dan pergaulan di bermasyarakat.

Indikator

2.1.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam pembelajaran. 2.1.2 Tekun mempelajari materi pelajaran.

2.1.3 Bertanggung jawab selama pembelajaran.

2.2.1 Menghargai pendapat dan kerja siswa lain selama pembelajaran. 2.2.2 Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi

(3)

Kompetensi Dasar

3.2Menerapkan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan.

Indikator Pertemuan 1.

3.2.1 Menjelaskan jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting.

3.2.2 Mengurutkan proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting.

3.2.3 Membedakan sifat pemeriksaan sifat fisik dan mekanis antara batu beton, keramik, dan genting.

Kompetensi Dasar

4.2 Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu, beton, keramik, dan genteng untuk konstruksi bangunan.

Indikator Pertemuan 2.

4.2.1 Menyesuaikan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan.

4.2.2 Merancang tahapan proses pembuatan dan tahapan pemeriksaan sifat fisik dan mekanis secara visual.

4.2.3 Menjeniskan batu beton, keramik, dan genting berdasarkan: karakteristik dan spesifikasinya; proses pembuatan; serta berdasarkan sifat fisik dan mekanis.

C. Tujuan Pembelajaran

1.1.1.1 Setiap kegiatan pembelajaran, siswa berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran konstruksi bangunan berlangsung sesuai dengan rubrik LP KI 1.

1.1.2.1 Saat berada di kelas dan laboratorium, siswa mensyukuri kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan manusia terhadap kebutuhan yang terkait materi dengan belajar serius sesuai dengan rubrik LP KI 1.

2.1.1.1 Saat mengerjakan tugas atau tes, siswa menunjukkan perilaku jujur dalam pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2.

(4)

2.1.2.1 Diberikan tugas latihan dan kesempatan untuk pengamatan, siswa tekun mempelajari materi pelajaran sesuai rubrik LP KI 2.

2.1.3.1 Diberikan tugas kelompok atau mandiri, siswa bertanggung jawab selama pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2.

2.2.1.1 Di kelas dan laboratorium, siswa menghargai pendapat dan kerja siswa lain selama pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2.

2.2.2.1 Saat guru mendemonstrasikan dan menjelaskan materi, siswa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2.

Pertemuan 1.

3.2.1.1 Saat presentasi, siswa dapat menjelaskan jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting sesuai dengan kunci LP KI 3.

3.2.2.1 Saat mengerjakan tugas, siswa dapat mengurutkan proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting sesuai dengan kunci LP KI 3.

3.2.3.1 Saat mengerjakan tes, siswa dapat membedakan sifat pemeriksaan sifat fisik dan mekanis antara batu beton, keramik, dan genting sesuai dengan kunci LP KI 3.

Pertemuan 2.

4.2.1.1 Saat praktik, siswa dapat menyesuaikan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan sesuai dengan kunci/rubric LP KI 4.

4.2.2.1 Sebelum praktik, siswa dapat merancang tahapan proses pembuatan dan tahapan pemeriksaan sifat fisik dan mekanis secara visual sesuai dengan kunci/rubrik LP KI 4.

4.2.3.1 Diberikan tes, siswa dapat menjeniskan batu beton, keramik, dan genting berdasarkan: karakteristik dan spesifikasinya; proses pembuatan; serta berdasarkan sifat fisik dan mekanis sesuai dengan kunci LP KI 4.

D. Materi Pembelajaran

1. Jenis dan klassifikasi batu beton, keramik, dan genting. 2. Proses pembuatan.

(5)

3. Pemeriksaan sifat fisik dan mekanik secara visual.

E. Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran : scientiick.

2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL).

3. Metode pembelajaran : Demonstrasi, Ceramah, dan Tanya jawab.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : hand out

2. Alat/bahan : white board, spidol. 3. Sumber Belajar :

Tamrin, A.G. 2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Mengengah, Departemen Pendidikan Nasional. Riadai, Muhtarom dan Amalia. 2005. Teknologi Bahan 1. Jakarta:

Politeknik Negeri Jakarta. G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 4 x 45 menit. No . Kegiatan Pembelajaran Skor Penilaian 1 2 3 4 5 1. Pendahuluan (15 menit)

1. Siswa memulai pembelajaran dengan doa.

Mengamati

2. Siswa mengamati motivasi guru tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

3. Siswa mengamati apersepsi guru mengenai materi.

2. Kegiatan Inti (135 menit) Mengamati

4. Siswa menyimak penjelasan tentang materi jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting.

Menanyakan

5. Siswa mengajukan pertanyaan tentang materi jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting.

(6)

6. Siswa membaca buku bacaan dan hand out tentang: klasifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting.

7. Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok terkait materi.

Mengkomunikasikan

8. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk menyiapkan presentasi.

9. Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok.

10.Siswa melakukan Tanya jawab setelah memaparkan materi presentasinya. Mengasosiasi

11.Siswa mendiskusikan hasil presentasi, memberikan masukan dan sanggahan, serta saling melengkapi materi kelompoknya.

3 Penutup (30 menit)

12.Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan matari.

13.Berdoa setelah melakukan pembelajaran. Pertemuan 2: 4 x 45 menit. No . Kegiatan Pembelajaran Skor Penilaian 1 2 3 4 5 1. Pendahuluan (15 menit)

1. Siswa memulai pembelajaran dengan doa.

Mengamati

2. Siswa mengamati motivasi guru tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

3. Siswa mengamati apersepsi guru tentang materi.

2. Kegiatan Inti (135 menit) Mengamati

4. Siswa mengamati proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting. 5. Siswa mengamati penjelasan prosedur

(7)

mekanis. Menanyakan

6. Siswa menanyakan proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting. 7. Siswa menanyakan tentang prosedur

pemeriksaan secara fisis dan mekanis. Mengeskplorasi

8. Siswa membaca buku bacaan dan hand out tentang klasifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting. 9. Siswa melihat proses pembuatan batu

beton, keramik, dan genting.

10.Siswa memeriksa sifat fisis dan mekanis secara visual.

Mengkomunikasikan

11.Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk menyiapkan presentasi.

12.Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok.

13.Siswa melakukan Tanya jawab setelah memaparkan materi presentasinya. Mengasosiasi

14.Siswa mendiskusikan hasil presentasi, memberikan masukan dan sanggahan, serta saling melengkapi materi kelompoknya.

3 Penutup (30 menit)

15.Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan matari.

16.Berdoa setelah melakukan pembelajaran. H. Penilaian No . KI Lembar Penilaian (LP)

Ranah Penilaian Instrumen Penilaian

(8)

2. KI 2 LP 2 Afektif : Sikap Sosial Lembar Observasi

3. KI 3 LP 3 Kognitif. Tes Tulis

1. KI 4 LP 4 Psikomotorik. Unjuk kerja dan tes tulis.

Mengetahui,

LAMPIRAN

A. Tabel Spesifikasi Penilaian

No. Indikator Lembar Penilaia n Kunci/ Rubri k 1 1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah

pembelajaran berlangsung.

1.2.1 Belajar serius sebagai bentuk syukur terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan manusia terhadap kebutuhan yang terkait materi.

LP KI 1 Rubric.

2 2.1.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam pembelajaran.

2.1.2 Tekun mempelajari materi pelajaran. 2.1.3 Bertanggung jawab selama pembelajaran. 2.2.1 Menghargai pendapat dan kerja siswa lain

selama pembelajaran.

2.2.2 Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

LP KI 2 Rubric. Guru Mata Pelajaran Konstantinus Moko Kepala SMK Negeri 2 Surabaya, ………... .. NIP.

(9)

3 3.2.1 Menjelaskan jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting.

3.2.2 Mengurutkan proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting.

3.2.3 Membedakan sifat pemeriksaan sifat fisik dan mekanis antara batu beton, keramik, dan genting.

LP KI 3 Kunci.

4 4.2.1 Menyesuaikan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk kontruksi bangunan.

4.2.2 Merancang tahapan proses pembuatan dan tahapan pemeriksaan sifat fisik dan mekanis secara visual.

4.2.3 Menjeniskan batu beton, keramik, dan genting berdasarkan: karakteristik dan spesifikasinya; proses pembuatan; serta berdasarkan sifat fisik dan mekanis,

LP KI 4 Rubric.

B. Lembar Penilaian KI 1(LP KI 1) 1. Teknik Penilaian Observasi

No. Aspek Yang Dinilai 1 2 Penilaian3 4 5

1 Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.

2 Serius Belajar

2. Rubrik Penilaian sikap spiritual Aspek yang

dinilai

Penilaian

1 2 3 4

Berdoa Tidak berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. Berdoa karena ada tekanan. Kadang berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Serius Belajar Tidak serius dalam belajar. Cukup serius dalam Serius dalam belajar. Sangat serius dalam

(10)

belajar. belajar.

3. Perhitungan Nilai sikap spiritual

a. Skala penilaian sikap dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut:

Nilai =

jumlah skor prolehan

skor maksimal

X

100.

C. Lembar Penilaian Sikap Sosial (LP KI 2) 1. Teknik Penilaian Observasi sikap Sosial

No. Aspek Yang Dinilai Penilaian

1 2 3 4

1 Jujur. 2 Tekun.

3 Bertanggungjawab. 4 Menghargai pendapat

dan kerja siswa lain. 5 Menannya.

2. Rubrik Penilaian Sikap Sosial Aspek

yang dinilai

Penilaian

1 2 3 4

Jujur Tidak jujur dalam

mengerjakan ujian, tugas, dan dalam kehidupan harian. Selalu berusaha curang dalam mengerjakan ujian, tugas, dan kehidupan harian. Kadang tidak jujur dalam mengerjakan ujian, tugas, dan dalam kehidupan harian. Selalu jujur dalam mengerjakan tugas, ujian, dan dalam kehidupan harian. Tekun. Tidak tekun

dalam mengerjakan Cukup tekun dalam mengerjakan Tekun dalam mengerjakan tugas dan Sangat tekun dalam mengerjakan

(11)

tugas dan praktik.

tugas dan praktik.

praktik. tugas dan praktik. Bertanggun gjawab. Tidak menunjukkan rasa dan perilaku tanggungjawab dalam menjalankan kewajiban yang ada. Menunjukkan rasa dan perilaku tanggungjawab karena ada tekanan. Kadang menunjukkan rasa dan perilaku tanggungjaw ab. Selalu menunjukkan rasa dan perilaku tanggungjawa b. Menghargai pendapat dan kerja siswa lain. Tidak menghargai pendapat dan kerja siswa lain.

Kadang-kadang menghargai pendapat dan kerja siswa lain.

Cukup menghargai pendapat dan kerja siswa lain. Selalu mengahargai pendapat dan kerja siswa lain.

Menanya. Tidak pernah menannya selama kegiatan pembelajaran. Kadang-kadang menanya selama kegiatan pembelajaran. Menanya selama kegiatan pembelajara n. Sering menanya selama kegiatan pembelajaran.

3. Perhitungan nilai sikap kompetensi sosial

a. Skala penilaian sikap sosial dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut:

Nilai =

jumlah skor prolehan

skor maksimal

X

100.

D. Lembar Penilaian Kompetensi Pengetahuan (LP 3) 1. Kisi-kisi Soal Tugas.

N O

KD Materi Indikator No.

Soal Bentu k Test 1 3.3Menerapkan spesifikasi 1. Jenis dan klassifikasi

3.2.4 Menjelaskan jenis dan klasifikasi batu beton,

(12)

dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan. batu beton, keramik, dan genting. 2. Proses pembuatan. 3. Pemeriksaa n sifat fisik dan mekanik secara visual.

keramik, dan genting.

2 3.2.5 Mengurutkan proses

pembuatan batu beton, keramik, dan genting.

2 Tugas

3 3.2.6 Membedakan sifat

pemeriksaan sifat fisik dan mekanis antara batu beton, keramik, dan genting.

3 Tugas

2. Lembar Soal Tugas

1. Jelaskan jenis dan klasifikasi bahan keramik berat!

2. Jelaskan urutan proses pembuatan bata sebagai bahan bangunan beserta karakteristiknya!

3. Jelaskan sifat dan karakteristik beton sebagai bahan bangunan!

3. Lembar Kunci Jawaban Tugas 1. Klasifikasi Bahan Keramik Berat:

BATA MERAH BIASA

 Kuat tekan rata-rata bata merah produk industri kecil: 50 kg/cm2, untuk produk industri menengah atau besar rata-rata mencapai 150 – 200 kg/cm2.

 Penyerapan air bata merah produk industri kecil mencapai 40 % dengan derajat penyerapan 70g/dm2/menit. Sedangkan untuk produk industri menengah yang menggunakan mesin, penyerapan airnya 20–24 % dengan derajat penyerapan 10–20 g/dm2/menit.

 Untuk pekerjaan yang baik, penyerapan air bata merah 10 – 20 g/dm2/menit.

(13)

 Di dalam bata merah tidak boleh mengandung garam sulfat, karena apabila garam ini mongering akan berubah menjadi kristal yang merusak jaringan tanah di dalam bata.

 Untuk dinding pemikul, kuat tekan bata minimum 50 kg/cm2.

 Didalam SII 021, ukuran bata ada 3 macam, yaitu :

M 6 = 55 x 110 x 230 mm → Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban.

M 5a = 65 x 90 x 190 mm → Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban.

M 5b = 65 x 140 x 190 mm→ Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban.

Penyimpangan ukuran untuk panjang, mak 4 mm sedangkan untuk lebar dan tebal mak 2 mm. Ukuran bata sangat penting pada saat pemasangan bata untuk konstruksi. Penyimpangan ukuran yang terlampau besar mengakibatkan ketebalan siar adukan bata tidak sama tebal. Tebal siar maksimum untuk pasangan bata adalah 3 mm. Apabila tebal siar lebih dari 3 mm maka kekuatan tembok turun 15 %. Untuk konstruksi dinding bata yang baik, tebal siar maksimum 20 % dari tinggi tembok dan mak 10 % dari panjang tembok.

BATA BERLUBANG

 Menurut SII 0604-81 bata berlubang adalah bata yang pada permukaannya terdapat lubang-lubang, dan jumlah luas lubang itu 15 – 35 % luas penampang batanya.

 Bata jenis ini dibuat dengan Extruder, dan diproduksi oleh industri menengah/besar.

 Syarat mutu bata ini lebih tinggi dibandingkan bata biasa. Bata jenis ini terdapat 5 kelas menurut kuat tekannya, yaitu 250, 200, 150, 100 dan 50 kg/cm2. Syarat lain yang

(14)

penting adalah penyerapan airnya tidak boleh lebih dari 20 %, untuk mutu rendah mak 22 %.

 Bata jenis ini biasa dipakai untuk konstruksi tembok pemikul, kecuali untuk yang mutu rendah untuk partisi.  Manfaat utama penggunaan bata berlubang adalah:

1.

Bagi industri, pembuatannya lebih menguntungkan karena bahan yang dipakai lebih sedikit dibandingkan bata pejal serta pengeringannya lebih cepat.

2.

Bagi pemakainya, dinding dengan bata ini lebih baik daya sekatnya terhadap suhu panas/dingin, serta lebih meredam suara dibandingkan dengan bata pejal.

 Permukaan sisi bata ini cukup rata dan seragam sehingga dinding tidak perlu diplester.

BATA MERAH PELAPIS

 Cara pembuatannya sama dengan bata berlubang.

 Ukuran panjang dan lebar biasanya sama dengan bata biasa dengan ketebalan 10 mm.

 Persyaratan yang harus dipenuhi adalah: penyimpangan ukuran panjang dan lebarnya mak 2 %, penyerapan air mak 15 % dan tidak boleh mengandung garam sulfat.

 Penggunaannya untuk melapis dinding agar permukaannya terlihat seperti bata sesungguhnya dengan siar sambungan yang rapi.

BATA BERONGGA

 Yang dimaksud bata berongga adalah bila lubang-lubang pada salah satu penampang sisi bata, berjumlah 35 – 75 % luas penampangnya. Biasa disebut bata karawang.

 Cara pembuatan dan syarat mutunya sama dengan bata berlubang, kecuali syarat kuat tekannya. Persyaratan kuat tekan untuk bata berongga ada 2 macam yaitu syarat kuat tekan sejajar lubang dan kuat tekan tegak lurus lubang.

(15)

Syarat kuat tekan sejajar lubang biasanya 30 – 50 % lebih tinggi daripada kuat tekan tegak lurus lubang. Penentuan kuat tekan dari dua arah ini perlu diketahui, karena di dalam penggunaannya bata berrongga menahan beban dari 2 arah tersebut.

 Bata ini biasanya digunakan untuk elemen pembentuk balok/tiang yang menahan beban lentur seperti balok beton. Juga dipakai sebagai elemen pengisi untuk pembuatan dinding dan lantai.

BATA KLINKER

 Disebut juga bata pelapis jalan (paving blok) adalah jenis bata keramik bakaran keras (vitreous brick), dimana bata ini dibakar pada suhu hampir mencapai titik lelehnya. Bahan bakunya adalah tanah liat tahan api dicampur dengan atau tanpa serpih (lempung keras) yang bermutu baik. Pembuatannya dibentuk dengan proses lempung kaku (stiff mud) dengan pres tekanan tinggi sehingga mencapai kepadatan yang optimal.

 Suhu pembakaran yang digunakan biasanya 1200 ºC.  Bata klinker terutama dipakai untuk melapis permukaan

jalan raya. Bata jenis ini belum dibuat di Indonesia.  Syarat mutu :

-

tahan air, tahan cuaca, tahan gesekan, dan mempunyai kuat tekan tinggi.

-

Ketahan aus dengan Ratler Test (Los Angeles test), untuk ukuran 8 ½ x 4 x 2 ½ in mak 26 %, ukuran 8 ½ x 4 x 3 in mak 24 %, ukuran 8 ½ x 3 ½ x 4 in mak 22 %.

-

Penyerapan air mak 2 %

-

Kepadatan (berat volume) minimum 2,30.

-

Kekerasan dibanding skala Moh’s min 6.

-

Kuat tekan rata-rata min 280 kg/cm2. Biasanya bias mencapai 500 kg/cm2.

(16)

-

Kuat lentur 105 – 175 kg/cm2. biasanya bisa mencapai 200 kg/cm2.

UBIN TAHAN ASAM

 Cara pembuatan dan bahan-bahannya sama dengan bata klinker. Biasanya digunakan sebagai pelapis lantai yang harus tahan terhadap asam keras (HCl, asam sulfat, dll).

BATA BERGLASIR

 Termasuk jenis bata lapis/bata berlubang.

 Terbuat dari lempung serpih dengan proses extruder.

 Permukaannya dilapisi glasir untuk memperendah penyerapan airnya. Pengglasiran dilakukan pada saat bata mentah, glasir akan menggelas pada saat bata masak.

GENTENG KERAMIK

 Bahan dan proses pembuatannya sama dengan bata merah yang menggunanakan extruder.

 Bentuk-bentuk genteng keramik di Indonesia yaitu : genteng datar bentuk echt (genteng kodok), genteng S lengkung cekung/vlam, genteng palentong (S datar), genteng ukuran besar model marsiles, romano, dll.

 Ukuran genteng menurut SII-022-61 : Ukuran kecil, jumlah genteng 25 buah/m2, ukuran sedang jumlah genteng 20

buah/m2, ukuran besar jumlah genteng 15 buah/m2.

 Untuk di Indonesia, genteng keramik merupakan penutup atap yang paling murah dan paling baik.

 Sifat-sifat genteng keramik:

 tahan lama, penyekat panas yang baik dan tahan api.  Kemiringan atap untuk genteng keramik 35° - 60°.

(17)

a. Bata Merah

Bata merah atau batu bata adalah batu buatan yang berasal dari tanah liat yang dalam keadaan lekat dicetak, dijemur beberapa hari lalu dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Bata merah pada umumnya berbentuk prisma tegak padat (pejal) dengan penampang empat persegi panjang. Ada juga bata merah yang berlubanglubang, bata merah semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Bata merah sebagai bahan bangunan harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia (NI-3) dan peraturan bata merah sebagai bahan bangunan (NI-10).

Gambar, Bata Merah Pejal.

Bahan dasar pembuatan bata merah sebagai berikut:

Tanah liat (lempung), sejumlah 6 porsi berat atau kelipatannya, yang mengandung silika sebesar 50% sampai dengan 70%;

Sekam padi, sejumlah 2 porsi berat atau kelipatannya, sebagai alas pencetakan agar bata merah tidak melekat pada tanah. Sekam padi yang melekat atau tercampur pada bata yang masih mentah ikut terbakar pada waktu pembakaran bata sehingga timbul pori-pori pada bata merah;

Kotoran binatang, yang sudah kering sejumlah 1 porsi berat atau kelipatannya, dipergunakan untuk melunakkan tanah dan membantu dalam proses pembakaran karena memberikan panas yang lebih tinggi. Jenis kotoran yang

(18)

biasa digunakan antara lain: kotoran kerbau, kuda, dan sapi;

Air, sejumlah 4 porsi berat atau kelipatannya, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah liat.

Proses pembuatan bata merah secara umum:

1) Pencampuran, bahan dasar (tanah liat, sekam padi, kotoran binatang, dan air) dicampur / diaduk sampai merata, sambil dibersihkan dari batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menyebabkan kualitas bata merah menjadi jelek. Campuran itu direndam dalam air selama satu hari satu malam.

2) Pencetakan, adonan campuran dimasukkan ke dalam cetakan yang mempunyai bentuk dan ukuran tertentu. Hasil pencetakan dapat diletakkan di atas tanah yang sudah dihamparkan sekam padi sebagai alas. Hasil pencetakan yang belum dibakar disebut bata hijau.

3) Pengeringan, dilakukan secara manual dengan mengangin-anginkan dan membola-balik bata hijau sekitar 2-7 hari, atau pada mesin pengering dengan temperatur 37oC – 200oC selama 24 hingga 48 jam.

4) Pembakaran, dilakukan sampai bata merah betul-betul matang, atau dibakar dengan temperatur ± 1000oC

selama 24 jam. Bata merah yang telah dibakar didinginkan selama 48 hingga 72 jam.

Syarat-syarat mutu bata merah sebagai bahan bangunan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1) Semua bidang-bidang sisi harus datar.

2) Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku.

3) Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan.

(19)

5) Bila diketok suaranya nyaring.

6) Panjang bata = 2 lebar + siar (1 cm).

7) Penyimngan ukuran untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4% dan tebal maksimum 5%.

8) Kuat tekan bata dibagi dalam 3 golongan yaitu:

 Mutu tingkat I: kuat tekannya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2

 Mutu tingkat II: kuat tekannya rata-rata 100 – 80 kg/cm2

 Mutu tingkat III: kuat tekannya rata-rata 80 – 60 kg/cm2

Gambar, Syarat-syarat Bata Merah

Ukuran bata merah di berbagai tempat dan daerah tidak sama besarnya. Ukuran bata merah yang ada di pasaran berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm. Ukuran standar bata merah yang telah ditetapkan oleh Lembaga Penyeledikan Masalah Bangunann (LPMB), menurut Supribadi IK, 1986, ada 2 macam yaitu:

1) panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm. 2) panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm.

Syarat mutlak ukuran bata merah: 1 panjang = 2 lebar + 1 siar 1 lebar = 2 tebal + 1 siar

Siar adalah adukan perekat setebal rata-rata 1 cm. Tebal siar tidak boleh terlalu besar, hanya berkisar 0,8–1,5 cm.

(20)

b. Batako atau bata beton

Batako atau bata beton adalah batu cetak berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis, air dan agregat, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak merugikan sifat batako itu (Standar Indistri Indonesia nomor 0284-80). Yang dimaksud agregat adalah bahan pengisi, dapat berupa tras, pasir, gilingan batu alam dan lainnya. Bahan perekat hidrolis adalah bahan yang dapat mengikat agregat setelah bereaksi dengan air, seperti kapur dan semen. Sedangkan bahan tambahan adalah sejenis bahan kimia yang ditambahkan ke dalam campuran bahan perekat hidrolis, agregat dan air agar masa pengeringan dan pencapaian kekuatan dapat dipercepat. Bahan kimia yang biasa digunakan antara lain kalsium klorida, bromida, dan karbonat.

Gambar, Batako Berlubang.

Proses pembuatan bata beton dan batako secara umum:

1)

Pencampuran, bahan dasar (pasir dan semen, atau tras

dan kapur) diaduk kering hingga merata, kemudian diberi air secukupnya dan diaduk hingga diperoleh adonan campuran yang mudah dicetak, yaitu adonan yang apabila digenggam/dikepal tidak ada air yang keluar/menetes dan

(21)

Gambar, Pecetakan Batako Secara Manual

2)

Pencetakan, dapat dilakukan dengan cetakan manual

atau dengan mesin pres sederhana. Adonan yang selesai diaduk dimasukkan ke dalam cetakan kemudian dipadatkan atau dipres, selanjutnya diletakkan di tempat yang terlindung dari panas matahari maupun hujan.

3)

Perawatan, dilakukan dengan memercik air secukupnya

pada bata beton atau batako yang telah mulai mengeras. Masa perawatan untuk bata beton selama 1 hari dan untuk batako selama 3 – 5 hari, setelah itu dibiarkan selama 3 – 4 minggu untuk pengerasan.

Gambar, Mesin Pres Sederhan.

Batako yang beredar di pasaran pada umumnya terbuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu. Ada juga batako yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras + kapur dengan perbandingan tertentu. Dalam pembuatannya batako

(22)

dengan bahan dasar tras dan kapur dapat ditambahkan sedikit semen dan pasir.

Mutu batako ditentukan berdasarkan kekuatannya menahan beban (kuat tekan). Mutu batako pejal diklasifikasi dalam empat tingkatan, yaitu B25, B40, B70, dan B100. Mutu batako berlubang juga diklasifikasi dalam empat tingkatan, yaitu HB20, HB35, HB50, dan HB70. Persyaratan kuat tekan dan penyerapan air (absorpsi) setiap mutu batako tersebut dicantumkan pada Tabel berikut ini.

Tabel, Persyaratan Kuat Tekan dan Absorpsi Batako.

Mutu Batako

Kuat Tekan Bruto Minimum (kg/cm2) Absorp si (% berat) Rata-rata lima buah batako Masing-masing batako Batako Pejal B25 B40 B70 B100 25 40 70 100 21 35 65 90 -35 25 Batako Berlubang HB20 HB35 HB50 HB70 20 35 50 70 17 30 45 65 -35 25

Batako sebagai bahan bangunan terdiri atas 4 jenis, yaitu jenis A1, A2, B1, dan B2. Klasifikasi jenis-jenis batako disesuaikan dengan mutu dan pemakaiannya pada bangunan. Jenis, mutu dan pemakaian batako berdasarkan

(23)

Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) tahun 1982, dicantumkan pada Tabel berikut ini.

Tabel, Persyaratan Pemakaian Batako Sesuai Jenis dan Mutunya.

Jenis

Batako Mutu Batako Pemakaian Pada Bangunan

A1 B25 dan HB20 konstruksi yang tidak memikul beban,

dinding penyekat,

konstruksi di bawah atap.

A2 B40 dan HB35 konstruksi yang tidak memikul beban,

dinding penyekat,

konstruksi di bawah atap,

permukaan dinding boleh tidak diplester.

B1 B70 dan HB50 konstruksi yang memikul beban, konstruksi di bawah atap

B2 B100 dan

HB70

konstruksi yang memikul beban, konstruksi di luar atap

Model dan tipe batako cukup bervariasi. Batako pejal dibedakan atas tiga tipe, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Batako berlubang dibedakan atas dua tipe, yaitu ukuran tebal dan tipis. Persyaratan standar ukuran batako tersebut dicantumkan pada Tabel berikut ini.

Tabel, Persyaratan Ukuran Batako dan Toleransinya. Tipe Batako

Ukuran Nominal dan Toleransinya Tebal Dinding Rongga Minimum Panjan g Lebar (mm) Tebal (mm) Luar (mm) Dalam (mm)

(24)

(mm) Batako Pejal Besar Sedang Kecil 400 ± 3 300 ± 3 200 ± 3 200 ± 3 150 ± 3 100 ± 2 100 ± 2 100 ± 2 80 ± 2 -Batako Berlubang Tebal Tipis 400 ± 3 400 ± 3 200 ± 3 200 ± 3 200 ± 2 100 ± 2 25 20 20 15

Gambar, Beberapa Model dan Tipe Batako.

Tabel, Pemakaian Batako Sesuai Model dan Tipenya. Mode l/ Tipe Ukuran (cm2) t x l x p

Pemakaian pada Bangunan

A 20 x 20 x 40 dapat digunakan sebagai dinding pemikul B 20 x 20 x 40 digunakan sebagai bata penutup pada sudut

dan pertemuan tembok

(25)

D 10 x 20 x 40 dapat digunakan sebagaai dinding penyekat E 10 x 20 x 40 digunakan sebagai dinding penyekat dan

pemikul untuk beban-beban tertentu saja F 80 x 20 x 40 dapat digunakan sebagai dinding penyekat

c. Bata Kapur

Bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Macam-macam tipe campuran antara lain:

1)

Campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk + semen.

2)

Campuran bahan : tras + kapur

3)

Campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc Ukuran bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm.

Gambar, Dinding Bata Kapur.

d. Bata Hebel

Bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk bata dengan mutu yang relatif tinggi. Umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika. Bata jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata.

(26)

Gambar, Batu Hebel atau Celcon.

3. Sifat dan karakteristik beton sebagai bahan bangunan:

a. Kelas dan Mutu Beton

Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971,

beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam

tiga kelas dan enam mutu standar. Beton kelas I adalah

beton untuk pekerjaan-pekerjaan non-strukturil,

dinyatakan dengan mutu beton B

0

. Beton kelas II adalah

beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil secara

umum, terdiri dari beton mutu: B

1

, K125, K175 dan

K225. Beton kelas III adalah beton untuk

pekerjaanpekerjaan strukturil dimana dipakai mutu

beton dengan kekuatan tekan karakteristik yang lebih

tinggi dari 225 kg/cm

2

. Kelas dan mutu beton standar

tersebut, tercantum dalam Tabel berikut.

Tabel, Kelas dan mutu beton standar.

Kelas Mutu ’bk (kg/cm2) ’bm dg.s=46 Tujuan Perawatan terhadap

(27)

( kg/cm 2) Mutu agregat Kekuatan tekan I B0 - -

non-strukturil ringan tanpa

II

B1 - - strukturil sedang tanpa

K125 125 200 strukturil ketat kontinu K175 175 250 strukturil ketat kontinu K225 225 300 strukturil ketat kontinu III K>225 >225 >300 strukturil ketat kontinu

b. Kuat Tekan Beton

Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk

menerima gaya tekan per satuan luas, dan dinyatakan

dengan Mpa atau N/mm

2

atau kg/cm

2

. Walaupun dalam

beton terdapat tegangan tarik yang sangat kecil,

diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung

oleh beton tersebut. Penentuan kuat tekan dapat

dilakukan dengan alat uji tekan dan benda uji berbentuk

silinder atau kubus pada umur benda uji 28 hari.

Kuat tekan beton ditetapkan oleh perencana struktur

untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton. Untuk

semua mutu beton selain B

0

dan B

1

, komposisi

campuran beton harus direncanakan atau dipilih

sedemikian rupa hingga menghasilkan kekuatan tekan

karakteristik (’bk) yang disyaratkan untuk mutu beton

yang bersangkutan. Berdasarkan Standar Nasional

Indonesia nomor 03-2847-2002, beton harus dirancang

sedemikian hingga menghasilkan kuat tekan sesuai

dengan aturan-aturan dalam tata cara tersebut dan

tidak boleh kurang daripada 17,5 Mpa.

(28)

Gambar, Alat Uji Tekan.

c. Faktor Air Semen

Faktor air semen (FAS) adalah perbandingan antara

berat air dan berat semen. Dengan FAS senilai 0,40

telah cukup untuk mempengaruhi seluruh semen

berhidrasi membentuk batuan yang keras. FAS

ditentukan dengan rumus:

berat air F.A.S = --- berat semen

Misalkan:

 Ditentukan F.A.S = 0,40;

 Semen yang digunakan beratnya = 350 kg/m3;

 Maka banyaknya air = 350 x 0,40 = 140 l/m3.

FAS yang rendah (kadar air sedikit) menyebabkan air di antara bagian-bagian semen sedikit, sehingga jarak antara butiran-butiran semen pendek. Akibatnya batuan-semen lebih cepat mencapai kepadatan dan kekuatan awal yang lebih tinggi, sehingga kekuatan akhir beton menjadi lebih rendah (berkurang). Demikian pula FAS yang lebih tinggi

(29)

dapat menyebabkan beton lebih berporipori, sehingga kekuatan dan masa pakai beton berkurang.

Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, dalam pelaksanaan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai FAS maksimum yang dipakai harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya. Dalam hal ini dianjurkan untuk memakai jumlah semen minimum dan nilai FAS maksimum yang tercantum dalam Tabel.

Tabel, Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum.

Jumlah semen minimum per m3

beton (kg)

Nilai faktor air semen maksimum Beton di dalam ruang bangunan:

a. Keadaan keliling non-korosif b. Keadaan keliling korosif

disebabkan oleh kondensasi atau uap-uap korosif

275 325

0,60 0,52

Beton di luar ruang bangunan:

a

Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

b

Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

325

275

0,60

(30)

Beton yang masuk ke dalam tanah:

a.

Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti

b.

Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah

325

375

0,55

0,52

Beton yang kontinu berhubungan dengan air:

a.

air tawar

b.

air laut 275 375 0,57 0,52

d.Kekentalan Adukan Beton

Kekentalan (konsentrasi) adukan beton harus

disesuaikan dengan cara pengankutan, cara

pemadatan, jenis konstruksi dan kerapatan dari

tulangan. Kekentalan tersebut tergantung pada jumlah

dan jenis semen, nilai faktor air semen, jenis dan

susunan butir agregat, serta penggunaan bahan-bahan

pembantu. Pemeriksaan kekentalan adukan beton dapat

dilakukan dengan slump. Batas-batas kekentalan yang

dianjurkan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia

1971 ditunjukkan pada Tabel.

Tabel, Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan

beton.

Uraian Slump (cm) maksimu m minimu m Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang 12,5 5,0 Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi

di bawah tanah

9,0 2,5

Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5

(31)

Pembetonan masal 7,5 2,5

Gambar, Alat uji slump.

e.

Komposisi Adukan Beton

Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, untuk beton mutu Bo dapat dipakai setiap campuran yang lazim

dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan nonstrukturril, dengan syarat bahwa perbandingan jumlah pasir dan kerikil (atau batu pecah) terhadap jumlah semen, tidak boleh melampaui 8:1. Untuk beton mutu B1 dan K125 harus dipakai campuran nominal semen, pasir dan kerikil (atau batu pecah) dalam perbandingan isi 1:2:3 atau 1:1½:2½. Untuk beton mutu K175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi, harus dipakai campuran beton yang direncanakan. Yang diartikan dengan campuran beton yang direncanakan adalah campuran yang dapat dibuktikan dengan data otentik dari pengalaman-pengalaman pelaksanaan beton di waktu yang lalu atau dengan data dari percobaan-percobaan pendahuluan, bahwa kekuatan karakteristik yang disyaratkan dapat tercapai.

f.

Rangkak dan Susut

Rangkak (creep) adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. Rangkak timbul dengan intensitas yang semakin berkurang setelah selang waktu tertentu dan kemudian berakhir setelah beberapa tahun. Nilai rangkak untuk beton mutu tinggi akan lebih kecil

(32)

dibandingkan dengan beton mutu rendah. Umumnya, rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan redistribusi tegangan pada beban yang bekerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya lendutan (deflection).

Susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban. Proses susut pada beton akan menimbulkan deformasi yang umumnya akan bersifat menambah deformasi rangkak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya rangkak dan susut:

 Sifat bahan dasar beton (komposisi dan kehalusan semen, kualitas adukan, dan kandungan mineral dalam agregat)  Rasio air terhadap jumlah semen

 Suhu pada saat pengerasan

 Kelembaban nisbi pada saat proses penggunaan  Umur beton pada saat beban bekerja.

 Nilai slump.

 Lama pembebanan.  Nilai tegangan.

 Nilai rasio permukaan komponen struktur.

4. Perhitungan Nilai Pengetahuan

a. Skala penilaian pengetahuan dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut:

Nilai =

jumlah skor prolehan

skor maksimal

X

100.

E. Lembar Penilaian KI 4 (LP KI 4) 1. Kisi-kisi LP KI 4

No. KD Materi Indikator Soal

No. Soa

l

Bentuk Soal

(33)

1 4.2Mengelola spesifikasi dan karakterist ik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan.

1. Jenis dan

klassifikasi

batu beton,

keramik, dan

genting.

2. Proses

pembuatan.

3. Pemeriksaan

sifat fisik

dan mekanik

secara visual.

4.2.1 Menyesuaikan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk kontruksi bangunan.

1 Kinerja. 2

4.2.2 Merancang tahapan proses pembuatan dan tahapan pemeriksaan sifat fisik dan mekanis secara visual.

3

4.2.3 Menjeniskan batu beton, keramik, dan genting berdasarkan: karakteristik dan spesifikasinya; proses pembuatan; serta berdasarkan sifat fisik dan mekanis,

2. Teknik Penilaian LP KI 4

No. Aspek Yang Dinilai 1 Penilaian2 3 4 1 Tata Tulis

2 Kelengkapan Laporan 3 Kebenaran Jawaban 4 Tampak Laporan

3. Soal Kinerja

a. Buatlah laporan terhadap tugas yang diberikan!

4. Kunci soal Kinerja a. Laporan:

No. Aspek Yang Dinilai Kunci

(34)

4. Bab 1 berisi pendahuluan, tujuan, dan manfaat. Bab 2 berisi kajian

teoritis. Bab 3 berisi pembahasan. Bab 4 beirisi tujuan.

2 Kelengkapan Laporan. Seperti Kunci LP KI 3. 3 Kebenaran Jawaban. Seperti Kunci LP KI 3. 4 Tampak. Rapi dan bersih.

5. Rubrik LP KI 4 Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 4 Perlengkapan. 25% sesuai dengan kunci. 50% sesuai dengan kunci. 75% sesuai dengan kunci. 100% sesuai dengan kunci. Penggunaan pakaian pengaman. 25% sesuai dengan kunci. 50% sesuai dengan kunci. 75% sesuai dengan kunci. 100% sesuai dengan kunci. Pengendalian kecelakaan kerja. 25% sesuai dengan kunci. 50% sesuai dengan kunci. 75% sesuai dengan kunci. 100% sesuai dengan kunci. Menghindari kecelakaan kerja. 25% sesuai dengan kunci. 50% sesuai dengan kunci. 75% sesuai dengan kunci. 100% sesuai dengan kunci. 6. Perhitungan Nilai LP KI 4

a. Skala penilaian psikomotorik dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu kesalahan juga banyak terdapat dalam penempatan alat karena semestinya praktikan menentukan posisi alat yang tepat agar dapat membidik banyak titik tetapi yang

Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan apakah, menurut pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

B. Berikut ini adalah beberapa kecenderungan yang jika timbul dapat mengurangi efektifitas calon mahasiswa dalam bekerja dan bersaksi. Mohon beri tanda centang yang

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Hasil penelitian mencakup pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik role playing, kondisi awal motivasi belajar, model bimbingan kelompok dengan teknik role

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa