• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kak Databese Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kak Databese Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN DATA BASE PERMUKIMAN PENYUSUNAN DATA BASE PERMUKIMAN KECAMATAN UJUNG BULU DAN

KECAMATAN UJUNG BULU DAN KECAMATAN GANTARANGKECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA

KABUPATEN BULUKUMBA

A.

A. Latar Latar BelakangBelakang

Pertambahan penduduk setiap kota semakin tahun semakin Pertambahan penduduk setiap kota semakin tahun semakin bertambah, implikasi dari hal tersebut adalah tinggi permintaan akan bertambah, implikasi dari hal tersebut adalah tinggi permintaan akan lahan permukiman. Kawasan permukiman dewasa ini terus lahan permukiman. Kawasan permukiman dewasa ini terus mengalami perkembangan yang pesat sebagai konsekuensi mengalami perkembangan yang pesat sebagai konsekuensi pemenuhan salah satu kebutuhan pokok manusia. Disamping itu pemenuhan salah satu kebutuhan pokok manusia. Disamping itu kawasan perkotaan dengan segala kemudahan serta pernak pernik kawasan perkotaan dengan segala kemudahan serta pernak pernik sarana dan prasarana yang lebih kompleks, lebih modern, baik sarana dan prasarana yang lebih kompleks, lebih modern, baik dalam jumlah, kualitas maupun variannya memberikan andil besar dalam jumlah, kualitas maupun variannya memberikan andil besar terhadap meningkatnya arus urbanisasi.

terhadap meningkatnya arus urbanisasi.

Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mendorong Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan permukiman, sedang kondisi sosial ekonomi pertumbuhan permukiman, sedang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola kota akan menentukan masyarakat dan kemampuan pengelola kota akan menentukan kualitas pemukiman yang terwujud. Permukiman kumuh adalah kualitas pemukiman yang terwujud. Permukiman kumuh adalah produk pertumbuhan penduduk kemiskinan dan kurangnya produk pertumbuhan penduduk kemiskinan dan kurangnya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan dan menyediakan pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan dan menyediakan pelayanan kota yang memadai.

pelayanan kota yang memadai.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada dikawasan Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada dikawasan pemukiman antara lain mencakup tingkat pendapatan rendah, norma pemukiman antara lain mencakup tingkat pendapatan rendah, norma sosial yang longgar, budaya kemiskinan yang mewarnai sosial yang longgar, budaya kemiskinan yang mewarnai kehidupannya yang antara lain tampak dari sikap dan perilaku yang kehidupannya yang antara lain tampak dari sikap dan perilaku yang apatis. Kondisi tersebut sering juga mengakibatkan kondisi apatis. Kondisi tersebut sering juga mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk, sumber pencemaran, sumber penyebaran kesehatan yang buruk, sumber pencemaran, sumber penyebaran penyakit dan perilaku menyimpang, yang berdampak pada penyakit dan perilaku menyimpang, yang berdampak pada kehidupan kota

kehidupan kota keseluruhannykeseluruhannya.a.

Ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan Ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan

(2)

prasarana yang tidak memenuhi syarat menjadi permasalahan perkotaan dari waktu ke waktu. Permukiman kumuh menimbulkan intervensi signifikan terhadap rona dan prestise sebuah kawasan perkotaan, terlebih bahwa kondisi tersebut dapat menjadi barometer kualitas hidup dan kehidupan masyarakat maupun kemampuan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya.

Banyak permasalahan perkotaan yang berakar pada kawasan permukiman, seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya yang pada akhirnya berimplikasi pada terciptanya permukiman kumuh di kawasan perkotaan. Permasalahan yang ditimbulkan dari munculnya kawasan permukiman kumuh seperti lingkungan yang tidak sehat, tidak hanya berpengaruh terhadap internal kawasan itu sendiri namun  jug a ter had ap ka wa sa n se ki tar nya da n si st em jar ing an

infrastruktur perkotaan secara umum.

Berbagai potensi dan permasalahan kawasan permukiman yang telah dijelaskan secara umum, juga terjadi pada kawasan permukiman di Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Kecamatan Ujung Bulu yang merupakan kawasan pusat Kota Bulukumba. Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan menjustifikasi berbagai innformasi tentang kondisi permukiman di Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba, maka dibuatkan data base permukiman.

(3)

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud

Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu dokumen data base permukiman pada Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang.

Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk;

1. Mengidentifikasi dan menjustifikasi kondisi permukiman di Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang.

2. Melakukan pemutakhiran tujuan data terkait identifikasi potensi dan permasalahan kawasan permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang.

Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1. Tersedianya data base permukiman di Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba sesuai potensi dan permasalahan kawasan

2. Tersedianya data yang akurat terkait dengan kondisi permukiman di Kecamatan Ujung Bulu dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

C. Acuan Normatif

Penyusunan Data Base Permukiman di Kecamatan Ujung bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2017 diselesaikan dengan merujuk beberapa acuan terkait, antara lain : 1. Undangundang Nomor 28 Tahun 2002, Tentang Bangunan

Gedung;

(4)

3. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Lingkungan Hidup;

4. Undang-undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undangundang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

8. Peraturan Menteri PU Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

9. Peraturan Menteri PU Nomor 30 Tahun 2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan;

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Menteri PU Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pemetaan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum;

14. Peraturan Menteri PU Nomor 1 Tahun 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

15. Peraturanmenteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan;

(5)

16. Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan KualitasTerhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh;

17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Sulawesi Selatan Tahun 2009-2019;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 12Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bulukumba Tahun 2012-2032;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 16 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

20. Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2014, tentang Bangunan Gedung;

21. Peraturan Bupati Kabupaten Bulukumba Nomor 680 Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bulukumba;

22. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

D. Ruang Lingkup 1. Lokasi

Kegiatan Penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan dalam cakupan administrasi Kecamatan Ujungbulu dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. 2. Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan sebagaimana arahan KAK/TOR dijabarkan secara bertahap sebagai berikut :

1) Pengembangan kerangka pendekataan pelaksanaan pekerjaan. Kerangka pendekatan merupakan pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan, mencakup:

(6)

 Konsep pemikiran proses kegiatan seluruhnya dari awal sampai akhir

 Lingkup data yang diperlukan

 Jadwal kerja dan alokasi tugas tenaga ahli

 Penajaman materi acuan kerja yang bersifat penting

 Kendala-kendala yang ditemui 2) Kegiatan survey

Kegiatan pengumpulan data di lapangan, baik data sekunder maupun data primer diwilayah studi, termasuk identifikasi alokasi geografi kawasan (termasuk demografi), dan survey lingkungan permukiman.

3) Metode yang digunakan 4) Pengkajian data

 Data sekunder harus lengkap terkait dengan kependudukan, mata pencaharian, mata pencaharian dan tingkat pendapatan, sedangkan data primer difokuskan untuk mendapatkan data fisik kawasan dan data non fisik yang tidak terdokementasi

 Peta-peta harus lengkap dan informatif (peta dasar dan peta tematik)

 Pengolahan hasil survey dalam bentuk tabulasi, grafik dan skema, serta dalam bentuk pemetaan

5) Kesimpulan dan perumusan hasil

Hasil dari kajian digunakan untuk menyusun laporan sebagai berikut:

 Potensi dan permasalahan kawasan permukian.

 Kelengkapan sarana dan prasarana permukiman

  Data-data tentang lahan permukiman, terkait; status kepemilikan, luas lahan, dan harga lahan.

(7)

Dilakukan dalam upaya menggali masukan untuk tujuan mencapai kesepakatan pihak-pihak yang terkait, baik lintas sektor maupun antar pemerintah daerah.

E. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2017 meliputi :

a. Observasi Lapangan, yaitu teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan data melalui pengamatan langsung di lapangan. b. Survey Lapangan, yaitu survei dan pengambilan data

dilapangan.

c. Interview , yaitu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari informan secara mendalam guna melengkapi data hasil survei berisi; opini masyarakat, dan aspirasi pemerintah setempat untuk dapat membantu mengidentifikasi dan menjastifikasi kawasan Permukiman.

d. Kuisioner, teknik survey yang digunakan untuk memcari data-data primer yang bersifat non fisik.

Kegiatan penyusunan Penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba dilaksanakan secara bertahapsebagai berikut;

1. TAHAP PENGUMPULAN DATA a. Persiapan Survey

b. Pelaksanaan Survey

 Pengambilan data instansi  Observasi lapangan

 Survey Lapangan

2. TAHAP PENGOLAHAN DATA a. Diskripsi data

(8)

b. Tabulasi data

c. Skemadangrafik data d. Pemataan data

3. TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN

Laporan Penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba sebagai berikut :

a. Menguraikan tentang latar belakang, maksud tujuan, sasaran, dan lingkup kegiatan Penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba. b. Menguraikan perkembangan, isu dan masalah kawasan

permukiman pada dua kecamatan dimaksud.

c. Melakukan pemetaan kawasan permukiman, terkait seluruh informasi yang berkaitan dengan aspek permukiman.

d. Penyusunan Laporan Kegiatan yang terdiri dari :

1) Laporan Pendahuluan, berisikan uraian ringkas mengenai kerangka pikir, rencana kerja, metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli dan  jadwal penyelesaian pekerjaan. Laporan ini diserahkan 3 (tiga) minggu setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 5 (lima) eksemplar.

2) Laporan Antara, laporan ini berisikan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan dan pelaksanaan survey lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

3) Laporan Akhir , laporan ini mencakup laporan utama, executive summary , memuat proses penyelesaian kegiatan dengan capaian sebagai berikut:

  Gambaran lokasi kawasan potensi dan permasalahan permukiman;

(9)

 Diskripsi seluruh data terkait dengan kondisi permukiman, melalui media pemataan, visualisasi, tabulasi, skema dan grafik

 Semua data dan informasi terkemas dalam satu system data base permukiman.

Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan sebelum berakhir masa kontrak.

.

F. DIMENSI WAKTU PERENCANAAN

Berdasarkan lingkupkegiatan, maka waktu pekerjaan kegiatan Penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba akan dilaksanakan selama 4 (Empat) bulan.

G. INSTANSI PELAKSANA

Instansi penanggung jawab pelaksanaan kegiatan penyusunan Data Base PermukimanKecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba adalah Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba, sedangkan pelaksana adalah konsultan memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) Perencanaan dengan klasifikasi bidang Perencanaan Penataan Ruang, subklasifikasi Jasa Perencanaan Wilayah kode PR102.

H. SUMBER PENDANAAN

Biaya pelaksanaan kegiatan Penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba adalah sebesar Rp.150.000,00 (Satu Lima PuluhJuta Rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bulukumba Anggaran 2017.

(10)

Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan, maka pekerjaan Penyusunan Data Base PermukimanKecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba dilaksanakan dengan melibatkan tim ahli dari berbagai disiplin ilmu, yang terdiri atas:

1. Pimpinan tim (Team Leader) yang merangkap sebagai Ahli Perencana Kota dan Wilayah (Regional And City Planning), dengan kualifikasi pendidikan S-1 Teknik Planologi dan S-2 Perencanaan Pengembangan Wilayah pengalaman profesional min. 10 (sepuluh) tahun, yang mempunyai SKA minimal Ahli Madya.

2. Tenaga Ahli Perencanaan Prasarana Wilayah, dengan pengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun, dengan kualifikasi pendidikan S-1 Teknik Sipil dan S-2 Teknik Sipil, yang mempunyai SKA minimal  Ahli Muda. Tenaga ahli ini akan bertugas untuk menyusun data

base terkait dengan sarana dan prasarana permukiman,

3. Tenaga Ahli Permukiman, dengan pengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun, dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik arsitektur atau Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, ahli ini akan bertugas untuk mengkaji aspek – aspek yang berkaitan dengan aspek permukiman, yang mempunyai SKA minimal Ahli Muda.

4. Tenaga Ahli GIS/Pemetaan, dengan pengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun, dengan kualifikasi pendidikan minimal S-1 Geodesi/Geografi/Geologi/Planologi atau yag menguasai bidang pemetaan. Tenaga ahli ini berperan dalam melakukan Pemetaan Dasar dan Tematik.

5. TenagaAhliSosial dan Kemasyarakatan, dengan pengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun, dengan kualifikasi pendidikan minimal S-1 sosial politik dan S-2 sosial politik. Tenaga ahli ini berperan untuk mengkaji aspek-aspek sosial budaya masyarakat.

Selain itu untuk memperlancar kegiatan, maka dibantu oleh tenaga non profesional, sebagaiberikut;

(11)

1. Surveyor 2. Sekretaris

3. Juru Gambar (drafter) 4. Operator Komputer 5. Sekertaris

J. KELUARAN

Keluaran dari Kegiatan penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba adalah tersusunnya Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir yang dilengkapidengan album gambar

K. PENUTUP

Demikian TOR ini dibuat untuk dipergunakan sebagai arahan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Data Base Permukiman Kecamatan Ujung Bulu dan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

Bulukumba, April 2017 Pejabat Pembuat Komitmen

Andi Amaluddin, ST, MM. NIP. 19731002 200604 1 016

Referensi

Dokumen terkait

• Upah adalah penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk

2 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa batuk merupakan gejala karsinoma bronkogenik yang paling banyak yaitu dengan sensitivitas 93%, artinya dari 100 penderita

Pengujian ini bertujuan untuk memeriksa sistem E-CRM yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan yang telah didefinisikan pada bab analisis perancangan dan mendapatkan

Dari data jumlah, pesawat ekuivnlen, jenis landas pacu dan jenis operasi dapat diperoleh nilai kapasitas dengan menarik garis horizontal kekiri graftk dengan 'nilai

Karena satu-satunya penyebab gagalnya menambahkan sebuah busur adalah karena simpul tersebut bebas, pada fase II tidak terjadi kehilangan busur dari model yang sesungguhnya,

Menurut Putri (2010), pengorganisasian tampilan bahan ajar menjadi hal yang penting untuk diperhatikan diantaranya peletakan tampilan peta/ bagan; urutan dan susunan

Mengunyah apel mempunyai efektivitas yang lebih baik dibandingkan mengunyah bengkoang terhadap penurunan indeks plak gigi pada murid SDNegeri 1 Tanjong Kecamatan Lhoknga Aceh

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Desain Didaktis Pada Pembelajaran Tata Nama Senyawa Anorganik dan Organik Sederhana Berbantuan Lesson