• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unicheck_Report_jurnal_pi_mat_ed_vol-1_no-3_2018_26Mar2019_en_EN (Retno Marsitin anggota)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Unicheck_Report_jurnal_pi_mat_ed_vol-1_no-3_2018_26Mar2019_en_EN (Retno Marsitin anggota)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

83.4%

Originality

16.6%

Similarity

61

Sources

Doc vs Internet

Web sources: 61 sources found

1. https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/08/19/kemampuan-penalaran-komunikasi-dan-dispos… 6.4% 2. https://manusiabayangansaidi9.blogspot.com/2016/02/penelitian-tindakan-kelas.html 4.27% 3. http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/14.1.01.05.0045.pdf 3.62% 4. http://digilib.uinsby.ac.id/10940/5/bab%202.pdf 3.54% 5. https://mangihot.blogspot.com/2016/10/pengertian-penalaran-menurut-ahli.html 3.54% 6. https://fachruraziabbas.blogspot.com 3.35% 7. https://nohasanah.blogspot.com/2013/10/penggunaan-metode-tanya-jawab-sebagai.html 3.2% 8. http://asepsaepulrohman.blogspot.com/2011/10/kinerja-guru-dalam-perencanaan-proses.html 2.59% 9. https://noffridayanti.blogspot.com/2009/06/ptk-mata-pelajaran-matematika-dengan.html 2.48% 10. https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-matematis 2.36% 11. http://agusjnaibaho.blogspot.com/2015/05/penalaran-matematika.html 1.9% 12. https://matematika-skripsiku.blogspot.com/2015/09/penerapan-metode-problem-solving-untuk.html 1.68% 13. https://primadonakita.blogspot.com/2014/05/download-proposal-ptk-smk-penggunaan.html 1.49% 14. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/download/3637/1913 1.45% 15. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6565/1/HUSNAENI%20USMAN.pdf 1.22% 16. http://giartikaryailmiah.blogspot.com/2016/03/peningkatan-keterampilan-proses.html 1.07% 17. http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-penalaran-matematika.html 1.07% 18. http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/09/media-pembelajaran-matematika.html 0.99% 19. https://ismifauziahulfah.blogspot.com/2010/10/pemecahan-masalah-soal-cerita-tentang.html 0.95% 20. https://core.ac.uk/download/pdf/11060585.pdf 0.88% 21. http://persamaandiferensialorden.blogspot.com/p/model-model-pembelajaran-dalam.html 0.76% 22. http://journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm/article/download/639/548 0.76% 23. https://setyono.blogspot.com/2008/07/bab-i-pendahuluan_09.html 0.57% 24. http://ejournal.uncen.ac.id/index.php/JIMP/article/download/226/198 0.38% 25. https://core.ac.uk/download/pdf/148615655.pdf 0.34% 26. https://budimakaado.blogspot.com/2017/04/iptek-dalam-alkitab.html 0.34% 27. https://ainamulyana.blogspot.com/2011/09/laporan-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html 0.34% 28. http://eprints.uns.ac.id/4624/1/170252311201010391.pdf 0.3% 29. http://digilib.uinsby.ac.id/21428 0.3% 30. http://schipaey.blogspot.com/2015/12/pengaruh-intrinsik-dan-kemampuan.html 0.3% 31. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=42127 0.3% 32. http://shenazsafinaa.blogspot.com/2012/10/jurnal-analisis-batik.html 0.3% 33. http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/download/18177/18063 0.3%

(2)

39. https://id.123dok.com/document/dzxn24dq-hubungan-self-esteem-dengan-optimisme-meraih-kesu… 0.3% 40. https://core.ac.uk/download/pdf/45363406.pdf 0.3% 41. https://vdokumen.com/pembelajaran-kimia-menggunakan-media-pascasarjana-yang-telah-membe… 0.3% 42. https://core.ac.uk/download/pdf/153433403.pdf 0.3% 43. http://digilib.unila.ac.id/16619/14/BAB%20III.pdf 0.3% 44. http://admisibisnis.blogspot.com/2012/04/pengaruh-ukuran-perusahaan-terhadap.html 0.3% 45. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/download/1638/1631 0.3% 46. http://lib.unnes.ac.id/10867/1/10149.pdf 0.3% 47. https://id.123dok.com/document/dzx3504z-pengaruh-bauran-pemasaran-jasa-terhadap-keputusan… 0.3% 48. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/105-115 0.3% 49. https://plus.google.com/103832953529950310378/posts/J47uafSNPR7 0.3% 50. https://priowibowo.wordpress.com/2011/02/08/pengaruh-keterampilan-membaca-dan-minat-siswa-… 0.3% 51. http://mufarizan.blogspot.com/2016/09/pengaruh-metode-picture-and-picture.html 0.3% 52. http://eprints.walisongo.ac.id/7830/1/133511092.pdf 0.3% 53. http://firmarani.blogspot.com/2017/04/pengaruh-tingkat-pengungkapan-laporan.html 0.3% 54. http://kompositisme.blogspot.com/2015/01/ptk-peningkatan-prestasi-belajar-siswa_6.html 0.3% 55. http://repository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf 0.3% 56. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=47098 0.3% 57. http://eprints.undip.ac.id/23450/1/Skripsi.pdf 0.3% 58. https://unwaha.ac.id/artikel/komunikasi-matematis-siswa-homeschooling-berkepribadian-introvert-… 0.3% 59. https://docplayer.info/120184836-Pengaruh-kualitas-sistem-informasi-akademik-terhadap-kepuasa… 0.3% 60. http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/FIPA/article/download/541/516 0.3% 61. http://eprints.ums.ac.id/31979/9/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf 0.3%

(3)

Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33

Pi: Mathematics Education Journal

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 27

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DI SMAN 6 M

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DI SMAN 6 MALANGALANG

Delima Mei Linola

Delima Mei Linola , Retno Marsitin11, Retno Marsitin , Tri Candra Wulandari22, Tri Candra Wulandari 33

1Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Kanjuruhan Malang

dmlinola@gmail.com

2Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Kanjuruhan Malang

mars_retno@unikama.ac.id

3Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Kanjuruhan Malang

fikri.chan@unikama.ac.id

Abstrak:

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita di SMAN 6 Malang. Subjek dalam penelitian ini adalah

peserta didik kelas XI MIPA 4. Indikator yang digunakan untuk menganalisis kemampuan penalaran peserta didik antara lain (1 ) melakukan manipulasi matematika, (2) menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenara solusi, (3) menyajikan pernyataan matematika secara tertulis, diagram, dan gambar, dan (4) menarik kesimpulan pernyataan secara logis. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes tertulis dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 6 Malang dalam menyelesaikan soal cerita tergolong tinggi. Peserta didik dengan kemampuan penalaran kategori rendah sebanyak 4%, peserta didik dengan kemampuan penalaran kategori sedang sebanyak 32%, dan peserta didik dengan kemampuan penalaran kategori tinggi sebanyak 64%

Kata Kunci:

Kata Kunci: Penalaran, Soal Cerita

Pendahuluan Pendahuluan

Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal itu sesuai dengan pendapat Hudojo (dalam Maimunah, 2016:17) yang menyatakan bahwa matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Menurut Soedjadi (dalam Afif, 2016:2), matematika merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas akal (rasio) yang berhubungan benda-benda dalam pikiran yang abstrak atau matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Menurut Suherman (dalam Afif, 2016:3) matematika merupakan ilmu dasar yang terus mengalami

perkembangan karena proses berpikir. BSNP (dalam Afif, 2016:3) menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Memahami tujuan mempelajari

matematika menurut Kemendikbud

(dalam Wardhani, 2008:8), agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1)Memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikannya dalam

pemecahan masalah

2)Menggunakan penalaran pada pola

(4)

manipulasimatematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3)Memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika,

menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh

4)Mengkomunikasikan gagasan dengan

simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5)Memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

Berdasarkan tujuan pembelajaran

matematika di atas, kemampuan

penalaran merupakan salah satu

kemampuan yang harus dimiliki peserta

didik dalam proses pembelajaran

matematika. Menurut Ross (dalam Afif, 2016:4) menyatakan bahwa salah satu tujuan terpenting dari pembelajaran matematika adalah mengajarkan kepada peserta didik tentang penalaran. Bila kemampuan bernalar tidak dikembangkan pada peserta didik, maka bagi peserta didik matematika hanya akan menjadi materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh-contoh tanpa mengetahui maknanya.

Begitu pentingnya kemampuan penalaran pada pembelajaran matematika sebagaimana dikutip Shadiq (dalam Wardhani, 2008:12) bahwa materi matematika dan penalaran matematis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika

dipahami melalui penalaran dan

penalaran dilatih melalui belajar

matematika. Kemampuan penalaran dapat secara langsung meningkatkan hasil

belajar siswa. Tim Puspendik (dalam Afif, 2016:5) menyatakan bahwa peserta

didik yang memiliki kemampuan

penalaran yang rendah akan kesulitan dalam memahami konsep matematika.

Pentingnya kemampuan penalaran

matematis juga dikemukakan oleh Suryadi (dalam Afif, 2016:5) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang menekankan pada aktivitas penalaran dan pemecahan masalah sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi siswa yang tinggi.

Menurut Turmudi (dalam Putri,

2014:81) pembelajaran matematika

selama ini peserta didik hanya duduk diam sambil mendengarkan penjelasan dari gurunya kemudian mencatat kembali apa yang dicatat oleh guru di depan kelas atau papan tulis selanjutnya mengerjakan

soal latihan yang soal dan

penyelesaiannya tidak berbeda jauh dengan apa yang dicontohkan oleh guru di depan kelas. Hal ini membuat kelas hanya terjadi interaksi satu arah. Begitu pula dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik hanya terbatas pada apa yang telah diajarkan oleh guru saja. Oleh karena itu, kemampuan bernalar yang seharusnya berkembang dalam diri peserta didik, menjadi tidak berkembang secara optimal.

Megawati (2013) menemukan bahwa kemampuan matematika peserta didik berpengaruh pada kemampuan bernalarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan matematika tinggi cenderung memiliki kemampuan bernalar yang sangat baik. Peserta didik yang memiliki

kemampuan matematika sedang

cenderung memiliki kemampuan bernalar yang cukup baik, sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan matematika rendah cenderung memiliki kemampuan bernalar yang kurang baik.

Selain beberapa hal di atas, hasil wawancara peneliti kepada tiga peserta

(5)

Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33

Pi: Mathematics Education Journal

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 29

didik kelas XI MIPA di SMAN 6 Malangmenunjukkan bahwa beberapa peserta didik menyatakan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal program linier, sehingga sering sekali

terjadi kesalahan dalam

menyelesaikannya. Kesalahan yang

terjadi dalam meyelesaikan soal program linier biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain peserta didik kesulitan dalam menerjemahkan soal ke dalam bentuk model matematika, peserta didik kesulitan dalam menentukan titik-titik koordinat, peserta didik keliru dalam membuat grafik, peserta didik bingung dalam menentukan daerah penyelesaian pada grafik, dan peserta didik kesulitan dalam menentukan titik koordinat dan yang menjadi titik perpotongan pada grafik. Hal ini menyebabkan hasil belajar kurang maksimal.

Penalaran adalah proses

mengambil kesimpulan atau membentuk pendapat berdasarkan fakta-fakta tertentu yang telah tersedia, atau berdasarkan konklusi-konklusi tertentu yang telah

dibuktikan kebenarannya (Khalimi,

2011:180). Sejalan dengan pengertian tersebut, Shadiq (dalam Wardhani,

2008:11) mengatakan penalaran

merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.

Bernalar merupakan proses yang dialektis artinya selama kita bernalar atau berpikir, pikiran kita dalam keadaan tanya jawab untuk dapat meletakkan

hubungan antara

pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki. Para ahli logika mengemukakan ada tiga proses yang harus dilalui dalam bernalar, yaitu membentuk pengertian, membentuk

pendapat, membentuk kesimpulan

(Baharudin, 2007:121).

Tidak semua berpikir merupakan penalaran. Sebagaimana dinyatakan oleh (Soekadijo, 2008:6) mengenai terjadinya penalaran. Proses berpikir dimulai dari pengamatan indera atau observasi empirik. Proses itu di dalam pikiran menghasilkan sejumlah pengertian dan

proposisi sekaligus. Berdasarkan

pengamatan-pengamatan indera yang sejenis, pikiran menyusun proposisi yang sejenis pula. Proses inilah yang disebut

dengan penalaran yaitu bahwa

berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar kemudian digunakan untuk menyimpulkan sebuah proposisi yang baru yang sebelumnya tidak diketahui.

Sebagai suatu kegiatan berpikir

maka penalaran mempunyai ci -ciri ri

tertentu. Adapun ciri-ciri penalaran menurut Suriasumantri (2010:43) adalah sebagai berikut :

1.Adanya suatu pola pikir yang disebut

logika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis. Berpikir logis ini diartikan sebagai berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu.

2.Proses berpikirnya analitik. Penalaran

merupakan suatu kegiatan yang mengandalkan diri pada suatu analitik, dalam kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.

Mengembangkan kemampuan

penalaran tidak lepas dari pemikiran untuk mengamati gejala matematika, membuat dugaan, menguji generalisasi dan memberikan alasan logis dalam pengambilan kesimpulan. Berdasarkan materi dan karakteristik peserta didik pada penelitian ini, indikator kemampuan

(6)

penalaran matematis yang digunakan oleh peneliti adalah:

1.Melakukan manipulasi matematika

2.Kemampuan menyajikan pernyataan

matematika secara tertulis, diagram, dan gambar

3.Menyusun dan memberikan alasan

terhadap kebenaran solusi

4.Menarik kesimpulan pernyataan

secara logis

Soal cerita merupakan

permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami (Wijaya, 2008:14). Rahardjo (2011:8) mengatakan bahwa, soal cerita

yang terdapat dalam matematika

merupakan persoalan-persoalan yang

terkait dengan

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dicari penyelesaiannya

dengan menggunakan kalimat

matematika. Kalimat matematika yang dimaksud dalam penyataan tersebut adalah kalimat matematika yang memuat operasi-operasi hitung bilangan.

Menurut Jonassen (dalam

Yudharina, 2015:8) dalam menyelesaikan soal cerita matematika bukan sekedar memperoleh hasil yang berupa jawaban dari hal yang ditanyakan, tetapi yang lebih penting siswa harus mengetahui dan memahami proses berpikir atau langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban

tersebut. Sebagai contoh dalam

menyelesaikan soal cerita diperlukan

langkah-langkah tertentu untuk

mendapatkan penyelesaian. Kalimat dalam soal cerita perlu dipahami lalu

diterjermahkan kedalam bentuk

matematika utnuk mendapatkan

penyelesaian. Langkah-langkah tersebut

yang sangat diperlukan dalam

menyelesaikan soal cerita matematika. Soedjadi (dalam Wijaya: 2010:2) menyatakan bahwa untuk menyelesaikan soal cerita matematika dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1.Membaca soal cerita dengan cermat

untuk menangkap makna pada tiap kalimat

2.Memisahkan dan mengungkapkan

apa yang diketahui dalam soal, apa yang ditanyakan oleh soal

3.Membuat model matematika dari soal

4.Menyelesaikan model matematika

menurut aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut

5.Mengembalikan jawaban kedalam

konteks soal yang ditanyakan Metode Penelitian

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif-deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan kemampuan

penalaran peserta didik dalam

menyelesaikan soal cerita. Subjek penelitian yaitu peserta didik kelas XI

MIPA 4 SMAN 6 Malang berjumlah 6 orang, yaitu S-15, S-5, S-9, S-1, S-2, dan S-13. Penentuan subjek pada penelitian ini adalah secara acak. Kehadiran peneliti pada penelitian ini adalah sebagai instrumen utama, artinya kedudukan peneliti merupakan penentu adalam mereduksi, menganalisis data, dan pembuat kesimpulan.

Prosedur pengumpulan data yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Tes

Tes ini bertujuan untuk memperoleh data kualitatif mengenai kemampuan penalaran matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita. Instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan penalaran matematis yang dibuat dalam bentuk tes subjektif, berupa

soal uraian sebanyak 3 nomor. Materi yang ditekankan dalam tes ini adalah materi program linier dengan soal berbentuk soal cerita.

2.Wawancara

Untuk melengkapi informasi yang berasal dari pemberian tes maka proses

(7)

Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33

Pi: Mathematics Education Journal

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 31

yang dilakukan selanjutnya adalah wawancara. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara tidak terstruktur berisi garis besar data yang ingin diperoleh.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur yaitu, (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan

kesimpulan. Pengecekan keabsahan

temuan dalam penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber, dengan jalan: (1) Membandingkan hasil tes kemampuan penalaran matematis dan wawancara; (2) Memaparkan hubungan antara data hasil tes kemampuan

penalaran matematis dan hasil

wawancara.

Hasil dan Pembahasan Hasil dan Pembahasan

Dari hasil tes dan wawancara dapat dilihat kemampuan penalaran

matematis peserta didik yang

dikategorikan dengan predikat rendah, sedang, dan tinggi yaitu sebagai berikut:

1.Kategori rendah

Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan penalaran matematis kategori rendah adalah S-15 dengan skor hasil tes yang diperoleh adalah 5. Peserta didik dengan

kemampuan penalaran matematis

kategori rendah apabila peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar namun kurang lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, tidak dapat

menyajikan pernyataan matematika

secara tertulis, diagram, dan gambar, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap.

2.Kategori sedang

Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan

penalaran matematis kategori sedang adalah S-5 dan S-9. Skor hasil tes S-5 adalah 12 dan S-9 adalah 16. Peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar namun kurang, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, dapat

menyajikan pernyataan matematika

secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar namun kurang lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar namun kurang lengkap.

3.Kategori tinggi

Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan penalaran matematis kategori tinggi adalah S-1, S-2, dan S-13. Skor hasil tes S-1 adalah 20, S-2 adalah 23, dan S-13 adalah 24. Peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar dan lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar dan lengkap, dapat

menyajikan pernyataan matematika

secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar dan lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap.

Kesimpulan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

kemampuan penalaran matematis peserta

didik di SMAN 6 Malang memiliki tingkat kemampuan penalaran bervariasi yaitu peserta didik dengan kemampuan penalaran matematis kategori rendah sebesar 4%, peserta didik dengan

kemampuan penalaran matematis

kategori rendah apabila peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar namun kurang lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, tidak dapat

(8)

secara tertulis, diagram, dan gambar, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap. Peserta didik dengan kemampuan penalaran matematis kategori sedang sebesar 32%, peserta didik dapat

melakukan manipulasi matematika

dengan benar namun kurang, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, dapat menyajikan pernyataan matematika secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar namun kurang lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar namun kurang lengkap. Peserta didik dengan kemampuan penalaran matematis kategori tinggi sebesar 64%, peserta didik dapat

melakukan manipulasi matematika

dengan benar dan lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar

dan lengkap, dapat menyajikan

pernyataan matematika secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar dan lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap. Secara umum sebagian besar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 6 Malang memiliki kemampuan penalarang yang tinggi.

Dari hasil penelitian dan

kesimpulan bahwa, bagi guru diharapkan untuk memberikan soal-soal matematika

yang bertujuan untuk melatih

kemampuan penalaran dan mengurangi

penggunaan rumus cepat dalam

pembelajaran matematika. Daftar Rujukan

Daftar Rujukan

Afif, A. 2016. Analisis Kemampuan

Penalaran Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Dalam

Problem Based Learning (PBL),

(Online),(https://www.academia.ed

u/24041618/), diakses 25 Oktober 2016.

Baharudin. 2007. Psikologi Pendidikan.

Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Khalimi. 2011. Logika; Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Gaung Persada

(GP) Press

Maimunah. 2016. Penerapan Model

Pembelajaran Matematika Melalui

Pemecahan Masalah untuk

Meningkatkan Penalaran

Matematis Siswa Kelas X-A SMA

Al-Muslihun, 1 (1): 17-30, (Online),

(http://jrpm.uinsby.ac.id) diakses 11 Januari 2017

Megawati, D. 2013. Profil Penalaran

Siswa SMA Al Hikmah Surabaya

dalam Membuktikan Identitas

Trigonometri Ditinjau dari

Kemampuan Matematika,(Online),

(http://ejournal.unesa.ac.id/article/1 6441/30),diakses 24 Desember 2016.

Putri, dkk. 2014. Keefektifan

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan CTL dan Problem Posing Ditinjau dari Ketercapaian SK/KD dan Kemampuan Koneksi

Matematik, 9 (1): 78-89. (Online),

(http://journal.uny.ac.id/index.php/ pythagoras), diakses 27 Oktober 2016

Rahardjo, dkk. 2011. Pembelajaran Soal

Cerita Operasi Hitung Campuran

di Sekolah Dasar (Modul

Matematika SD dan SMP Program

Bermutu). Yogyakarta: PPPPTK

Matematika.

Soekadijo, R. 2008.

Logika Dasar: Tradisional, Simboli

k, dan Induktif. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Suriasumantri, J. 2010. Filsafat Ilmu;

Sebuah Pengantar Populer.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Wardhani, S. 2008. Analisis SI dan SKL

(9)

Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33

Pi: Mathematics Education Journal

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 33

SMP/MTs untuk Optimalisasi

Pencapaian Tujuan. Yogyakarta.

Pusat Pengembangan Dan

Pemberdayaan Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan Matematika

Wijaya. 2007. Pendidikan Remedial.

Bandung: Rosdakarya

Yudharina, P. 2015. Meningkatkan

Kemampuan Menyelesaikan Soal

Cerita Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri Mejing 2 Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Tahun Ajaran 2014/201,

(Online),

(http://eprints.uny.ac.id/19328/), diakses 12 Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan Aktivitas Antiokasidan Yang Optimal Pada Teh Hitam Kombucha Lokal Di Bali Dengan Variasi Waktu Fermentasi. Jurnal Farmasi Udayana,

minat yang rendah pada pekerjaan atau kegiatan akan berdampak pada ketidak totalitasan pada kesiapan diri menghadapi kesulitan dalam menyesuaiakan terhadap tuntutan-tuntutan yang

Dört düğüm noktalı toplam otuz iki serbestlik dereceli kalın plak için eleman matrisi elde edilmiş ve karışık sonlu eleman formulasyonu kullanılarak elastik zemine

Menurut GALL; sirosis hati ialah penyakit hati kronis dimana terjadi kerusakan sel hati ynag terus –menerus, dan terjadi regenerasi noduler serta proliferasi jaringan ikat yang difus

Pengaruh Proporsi Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dan Teh Hitam terhadap Sifat Fisikokimia, Organoleptik, dan Aktivitas Antioksidan Pada Produk

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah bagaimana cara menghasilkan sebuah aplikasi di Apotek RSIA Anggrek Mas,

Untuk mengatasi kendala rasa gugup, praktikan berusaha menyesuaikan diri dengan membangun komunikasi yang efektif pada karyawan unit setempat.. Sedangkan untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa experiential learning merupakan sebuah model yang sangat cocok digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Jerman