83.4%
Originality16.6%
Similarity61
SourcesDoc vs Internet
Web sources: 61 sources found
1. https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/08/19/kemampuan-penalaran-komunikasi-dan-dispos… 6.4% 2. https://manusiabayangansaidi9.blogspot.com/2016/02/penelitian-tindakan-kelas.html 4.27% 3. http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/14.1.01.05.0045.pdf 3.62% 4. http://digilib.uinsby.ac.id/10940/5/bab%202.pdf 3.54% 5. https://mangihot.blogspot.com/2016/10/pengertian-penalaran-menurut-ahli.html 3.54% 6. https://fachruraziabbas.blogspot.com 3.35% 7. https://nohasanah.blogspot.com/2013/10/penggunaan-metode-tanya-jawab-sebagai.html 3.2% 8. http://asepsaepulrohman.blogspot.com/2011/10/kinerja-guru-dalam-perencanaan-proses.html 2.59% 9. https://noffridayanti.blogspot.com/2009/06/ptk-mata-pelajaran-matematika-dengan.html 2.48% 10. https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-matematis 2.36% 11. http://agusjnaibaho.blogspot.com/2015/05/penalaran-matematika.html 1.9% 12. https://matematika-skripsiku.blogspot.com/2015/09/penerapan-metode-problem-solving-untuk.html 1.68% 13. https://primadonakita.blogspot.com/2014/05/download-proposal-ptk-smk-penggunaan.html 1.49% 14. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/download/3637/1913 1.45% 15. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6565/1/HUSNAENI%20USMAN.pdf 1.22% 16. http://giartikaryailmiah.blogspot.com/2016/03/peningkatan-keterampilan-proses.html 1.07% 17. http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/kemampuan-penalaran-matematika.html 1.07% 18. http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/09/media-pembelajaran-matematika.html 0.99% 19. https://ismifauziahulfah.blogspot.com/2010/10/pemecahan-masalah-soal-cerita-tentang.html 0.95% 20. https://core.ac.uk/download/pdf/11060585.pdf 0.88% 21. http://persamaandiferensialorden.blogspot.com/p/model-model-pembelajaran-dalam.html 0.76% 22. http://journal.unipdu.ac.id/index.php/jmpm/article/download/639/548 0.76% 23. https://setyono.blogspot.com/2008/07/bab-i-pendahuluan_09.html 0.57% 24. http://ejournal.uncen.ac.id/index.php/JIMP/article/download/226/198 0.38% 25. https://core.ac.uk/download/pdf/148615655.pdf 0.34% 26. https://budimakaado.blogspot.com/2017/04/iptek-dalam-alkitab.html 0.34% 27. https://ainamulyana.blogspot.com/2011/09/laporan-penelitian-tindakan-kelas-ptk.html 0.34% 28. http://eprints.uns.ac.id/4624/1/170252311201010391.pdf 0.3% 29. http://digilib.uinsby.ac.id/21428 0.3% 30. http://schipaey.blogspot.com/2015/12/pengaruh-intrinsik-dan-kemampuan.html 0.3% 31. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=42127 0.3% 32. http://shenazsafinaa.blogspot.com/2012/10/jurnal-analisis-batik.html 0.3% 33. http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/download/18177/18063 0.3%
39. https://id.123dok.com/document/dzxn24dq-hubungan-self-esteem-dengan-optimisme-meraih-kesu… 0.3% 40. https://core.ac.uk/download/pdf/45363406.pdf 0.3% 41. https://vdokumen.com/pembelajaran-kimia-menggunakan-media-pascasarjana-yang-telah-membe… 0.3% 42. https://core.ac.uk/download/pdf/153433403.pdf 0.3% 43. http://digilib.unila.ac.id/16619/14/BAB%20III.pdf 0.3% 44. http://admisibisnis.blogspot.com/2012/04/pengaruh-ukuran-perusahaan-terhadap.html 0.3% 45. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jiab/article/download/1638/1631 0.3% 46. http://lib.unnes.ac.id/10867/1/10149.pdf 0.3% 47. https://id.123dok.com/document/dzx3504z-pengaruh-bauran-pemasaran-jasa-terhadap-keputusan… 0.3% 48. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/105-115 0.3% 49. https://plus.google.com/103832953529950310378/posts/J47uafSNPR7 0.3% 50. https://priowibowo.wordpress.com/2011/02/08/pengaruh-keterampilan-membaca-dan-minat-siswa-… 0.3% 51. http://mufarizan.blogspot.com/2016/09/pengaruh-metode-picture-and-picture.html 0.3% 52. http://eprints.walisongo.ac.id/7830/1/133511092.pdf 0.3% 53. http://firmarani.blogspot.com/2017/04/pengaruh-tingkat-pengungkapan-laporan.html 0.3% 54. http://kompositisme.blogspot.com/2015/01/ptk-peningkatan-prestasi-belajar-siswa_6.html 0.3% 55. http://repository.upi.edu/2912/6/S_PKN_0901928_Chapter3.pdf 0.3% 56. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=47098 0.3% 57. http://eprints.undip.ac.id/23450/1/Skripsi.pdf 0.3% 58. https://unwaha.ac.id/artikel/komunikasi-matematis-siswa-homeschooling-berkepribadian-introvert-… 0.3% 59. https://docplayer.info/120184836-Pengaruh-kualitas-sistem-informasi-akademik-terhadap-kepuasa… 0.3% 60. http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/FIPA/article/download/541/516 0.3% 61. http://eprints.ums.ac.id/31979/9/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf 0.3%
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33
Pi: Mathematics Education Journal
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 27
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK
DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DI SMAN 6 M
DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DI SMAN 6 MALANGALANG
Delima Mei Linola
Delima Mei Linola , Retno Marsitin11, Retno Marsitin , Tri Candra Wulandari22, Tri Candra Wulandari 33
1Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Kanjuruhan Malang
dmlinola@gmail.com
2Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Kanjuruhan Malang
mars_retno@unikama.ac.id
3Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Kanjuruhan Malang
fikri.chan@unikama.ac.id
Abstrak:
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita di SMAN 6 Malang. Subjek dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas XI MIPA 4. Indikator yang digunakan untuk menganalisis kemampuan penalaran peserta didik antara lain (1 ) melakukan manipulasi matematika, (2) menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenara solusi, (3) menyajikan pernyataan matematika secara tertulis, diagram, dan gambar, dan (4) menarik kesimpulan pernyataan secara logis. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes tertulis dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 6 Malang dalam menyelesaikan soal cerita tergolong tinggi. Peserta didik dengan kemampuan penalaran kategori rendah sebanyak 4%, peserta didik dengan kemampuan penalaran kategori sedang sebanyak 32%, dan peserta didik dengan kemampuan penalaran kategori tinggi sebanyak 64%
Kata Kunci:
Kata Kunci: Penalaran, Soal Cerita
Pendahuluan Pendahuluan
Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal itu sesuai dengan pendapat Hudojo (dalam Maimunah, 2016:17) yang menyatakan bahwa matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Menurut Soedjadi (dalam Afif, 2016:2), matematika merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas akal (rasio) yang berhubungan benda-benda dalam pikiran yang abstrak atau matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Menurut Suherman (dalam Afif, 2016:3) matematika merupakan ilmu dasar yang terus mengalami
perkembangan karena proses berpikir. BSNP (dalam Afif, 2016:3) menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Memahami tujuan mempelajari
matematika menurut Kemendikbud
(dalam Wardhani, 2008:8), agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1)Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikannya dalam
pemecahan masalah
2)Menggunakan penalaran pada pola
manipulasimatematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3)Memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika,
menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
4)Mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5)Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Berdasarkan tujuan pembelajaran
matematika di atas, kemampuan
penalaran merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik dalam proses pembelajaran
matematika. Menurut Ross (dalam Afif, 2016:4) menyatakan bahwa salah satu tujuan terpenting dari pembelajaran matematika adalah mengajarkan kepada peserta didik tentang penalaran. Bila kemampuan bernalar tidak dikembangkan pada peserta didik, maka bagi peserta didik matematika hanya akan menjadi materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh-contoh tanpa mengetahui maknanya.
Begitu pentingnya kemampuan penalaran pada pembelajaran matematika sebagaimana dikutip Shadiq (dalam Wardhani, 2008:12) bahwa materi matematika dan penalaran matematis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika
dipahami melalui penalaran dan
penalaran dilatih melalui belajar
matematika. Kemampuan penalaran dapat secara langsung meningkatkan hasil
belajar siswa. Tim Puspendik (dalam Afif, 2016:5) menyatakan bahwa peserta
didik yang memiliki kemampuan
penalaran yang rendah akan kesulitan dalam memahami konsep matematika.
Pentingnya kemampuan penalaran
matematis juga dikemukakan oleh Suryadi (dalam Afif, 2016:5) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang menekankan pada aktivitas penalaran dan pemecahan masalah sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi siswa yang tinggi.
Menurut Turmudi (dalam Putri,
2014:81) pembelajaran matematika
selama ini peserta didik hanya duduk diam sambil mendengarkan penjelasan dari gurunya kemudian mencatat kembali apa yang dicatat oleh guru di depan kelas atau papan tulis selanjutnya mengerjakan
soal latihan yang soal dan
penyelesaiannya tidak berbeda jauh dengan apa yang dicontohkan oleh guru di depan kelas. Hal ini membuat kelas hanya terjadi interaksi satu arah. Begitu pula dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik hanya terbatas pada apa yang telah diajarkan oleh guru saja. Oleh karena itu, kemampuan bernalar yang seharusnya berkembang dalam diri peserta didik, menjadi tidak berkembang secara optimal.
Megawati (2013) menemukan bahwa kemampuan matematika peserta didik berpengaruh pada kemampuan bernalarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan matematika tinggi cenderung memiliki kemampuan bernalar yang sangat baik. Peserta didik yang memiliki
kemampuan matematika sedang
cenderung memiliki kemampuan bernalar yang cukup baik, sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan matematika rendah cenderung memiliki kemampuan bernalar yang kurang baik.
Selain beberapa hal di atas, hasil wawancara peneliti kepada tiga peserta
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33
Pi: Mathematics Education Journal
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 29
didik kelas XI MIPA di SMAN 6 Malangmenunjukkan bahwa beberapa peserta didik menyatakan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal program linier, sehingga sering sekali
terjadi kesalahan dalam
menyelesaikannya. Kesalahan yang
terjadi dalam meyelesaikan soal program linier biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain peserta didik kesulitan dalam menerjemahkan soal ke dalam bentuk model matematika, peserta didik kesulitan dalam menentukan titik-titik koordinat, peserta didik keliru dalam membuat grafik, peserta didik bingung dalam menentukan daerah penyelesaian pada grafik, dan peserta didik kesulitan dalam menentukan titik koordinat dan yang menjadi titik perpotongan pada grafik. Hal ini menyebabkan hasil belajar kurang maksimal.
Penalaran adalah proses
mengambil kesimpulan atau membentuk pendapat berdasarkan fakta-fakta tertentu yang telah tersedia, atau berdasarkan konklusi-konklusi tertentu yang telah
dibuktikan kebenarannya (Khalimi,
2011:180). Sejalan dengan pengertian tersebut, Shadiq (dalam Wardhani,
2008:11) mengatakan penalaran
merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.
Bernalar merupakan proses yang dialektis artinya selama kita bernalar atau berpikir, pikiran kita dalam keadaan tanya jawab untuk dapat meletakkan
hubungan antara
pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki. Para ahli logika mengemukakan ada tiga proses yang harus dilalui dalam bernalar, yaitu membentuk pengertian, membentuk
pendapat, membentuk kesimpulan
(Baharudin, 2007:121).
Tidak semua berpikir merupakan penalaran. Sebagaimana dinyatakan oleh (Soekadijo, 2008:6) mengenai terjadinya penalaran. Proses berpikir dimulai dari pengamatan indera atau observasi empirik. Proses itu di dalam pikiran menghasilkan sejumlah pengertian dan
proposisi sekaligus. Berdasarkan
pengamatan-pengamatan indera yang sejenis, pikiran menyusun proposisi yang sejenis pula. Proses inilah yang disebut
dengan penalaran yaitu bahwa
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar kemudian digunakan untuk menyimpulkan sebuah proposisi yang baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Sebagai suatu kegiatan berpikir
maka penalaran mempunyai ci -ciri ri
tertentu. Adapun ciri-ciri penalaran menurut Suriasumantri (2010:43) adalah sebagai berikut :
1.Adanya suatu pola pikir yang disebut
logika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis. Berpikir logis ini diartikan sebagai berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu.
2.Proses berpikirnya analitik. Penalaran
merupakan suatu kegiatan yang mengandalkan diri pada suatu analitik, dalam kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.
Mengembangkan kemampuan
penalaran tidak lepas dari pemikiran untuk mengamati gejala matematika, membuat dugaan, menguji generalisasi dan memberikan alasan logis dalam pengambilan kesimpulan. Berdasarkan materi dan karakteristik peserta didik pada penelitian ini, indikator kemampuan
penalaran matematis yang digunakan oleh peneliti adalah:
1.Melakukan manipulasi matematika
2.Kemampuan menyajikan pernyataan
matematika secara tertulis, diagram, dan gambar
3.Menyusun dan memberikan alasan
terhadap kebenaran solusi
4.Menarik kesimpulan pernyataan
secara logis
Soal cerita merupakan
permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami (Wijaya, 2008:14). Rahardjo (2011:8) mengatakan bahwa, soal cerita
yang terdapat dalam matematika
merupakan persoalan-persoalan yang
terkait dengan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dicari penyelesaiannya
dengan menggunakan kalimat
matematika. Kalimat matematika yang dimaksud dalam penyataan tersebut adalah kalimat matematika yang memuat operasi-operasi hitung bilangan.
Menurut Jonassen (dalam
Yudharina, 2015:8) dalam menyelesaikan soal cerita matematika bukan sekedar memperoleh hasil yang berupa jawaban dari hal yang ditanyakan, tetapi yang lebih penting siswa harus mengetahui dan memahami proses berpikir atau langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban
tersebut. Sebagai contoh dalam
menyelesaikan soal cerita diperlukan
langkah-langkah tertentu untuk
mendapatkan penyelesaian. Kalimat dalam soal cerita perlu dipahami lalu
diterjermahkan kedalam bentuk
matematika utnuk mendapatkan
penyelesaian. Langkah-langkah tersebut
yang sangat diperlukan dalam
menyelesaikan soal cerita matematika. Soedjadi (dalam Wijaya: 2010:2) menyatakan bahwa untuk menyelesaikan soal cerita matematika dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1.Membaca soal cerita dengan cermat
untuk menangkap makna pada tiap kalimat
2.Memisahkan dan mengungkapkan
apa yang diketahui dalam soal, apa yang ditanyakan oleh soal
3.Membuat model matematika dari soal
4.Menyelesaikan model matematika
menurut aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut
5.Mengembalikan jawaban kedalam
konteks soal yang ditanyakan Metode Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif-deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan kemampuan
penalaran peserta didik dalam
menyelesaikan soal cerita. Subjek penelitian yaitu peserta didik kelas XI
MIPA 4 SMAN 6 Malang berjumlah 6 orang, yaitu S-15, S-5, S-9, S-1, S-2, dan S-13. Penentuan subjek pada penelitian ini adalah secara acak. Kehadiran peneliti pada penelitian ini adalah sebagai instrumen utama, artinya kedudukan peneliti merupakan penentu adalam mereduksi, menganalisis data, dan pembuat kesimpulan.
Prosedur pengumpulan data yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Tes
Tes ini bertujuan untuk memperoleh data kualitatif mengenai kemampuan penalaran matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita. Instrumen yang digunakan adalah soal tes kemampuan penalaran matematis yang dibuat dalam bentuk tes subjektif, berupa
soal uraian sebanyak 3 nomor. Materi yang ditekankan dalam tes ini adalah materi program linier dengan soal berbentuk soal cerita.
2.Wawancara
Untuk melengkapi informasi yang berasal dari pemberian tes maka proses
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33
Pi: Mathematics Education Journal
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 31
yang dilakukan selanjutnya adalah wawancara. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara tidak terstruktur berisi garis besar data yang ingin diperoleh.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur yaitu, (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan
kesimpulan. Pengecekan keabsahan
temuan dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber, dengan jalan: (1) Membandingkan hasil tes kemampuan penalaran matematis dan wawancara; (2) Memaparkan hubungan antara data hasil tes kemampuan
penalaran matematis dan hasil
wawancara.
Hasil dan Pembahasan Hasil dan Pembahasan
Dari hasil tes dan wawancara dapat dilihat kemampuan penalaran
matematis peserta didik yang
dikategorikan dengan predikat rendah, sedang, dan tinggi yaitu sebagai berikut:
1.Kategori rendah
Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan penalaran matematis kategori rendah adalah S-15 dengan skor hasil tes yang diperoleh adalah 5. Peserta didik dengan
kemampuan penalaran matematis
kategori rendah apabila peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar namun kurang lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, tidak dapat
menyajikan pernyataan matematika
secara tertulis, diagram, dan gambar, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap.
2.Kategori sedang
Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan
penalaran matematis kategori sedang adalah S-5 dan S-9. Skor hasil tes S-5 adalah 12 dan S-9 adalah 16. Peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar namun kurang, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, dapat
menyajikan pernyataan matematika
secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar namun kurang lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar namun kurang lengkap.
3.Kategori tinggi
Berdasarkan hasil tes dan wawancara subjek yang memiliki kemampuan penalaran matematis kategori tinggi adalah S-1, S-2, dan S-13. Skor hasil tes S-1 adalah 20, S-2 adalah 23, dan S-13 adalah 24. Peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar dan lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar dan lengkap, dapat
menyajikan pernyataan matematika
secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar dan lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap.
Kesimpulan Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
kemampuan penalaran matematis peserta
didik di SMAN 6 Malang memiliki tingkat kemampuan penalaran bervariasi yaitu peserta didik dengan kemampuan penalaran matematis kategori rendah sebesar 4%, peserta didik dengan
kemampuan penalaran matematis
kategori rendah apabila peserta didik dapat melakukan manipulasi matematika dengan benar namun kurang lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, tidak dapat
secara tertulis, diagram, dan gambar, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap. Peserta didik dengan kemampuan penalaran matematis kategori sedang sebesar 32%, peserta didik dapat
melakukan manipulasi matematika
dengan benar namun kurang, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar namun kurang lengkap, dapat menyajikan pernyataan matematika secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar namun kurang lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar namun kurang lengkap. Peserta didik dengan kemampuan penalaran matematis kategori tinggi sebesar 64%, peserta didik dapat
melakukan manipulasi matematika
dengan benar dan lengkap, dapat menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar
dan lengkap, dapat menyajikan
pernyataan matematika secara tertulis, diagram, dan gambar dengan benar dan lengkap, dapat menarik kesimpulan pernyataan secara logis dengan benar dan lengkap. Secara umum sebagian besar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 6 Malang memiliki kemampuan penalarang yang tinggi.
Dari hasil penelitian dan
kesimpulan bahwa, bagi guru diharapkan untuk memberikan soal-soal matematika
yang bertujuan untuk melatih
kemampuan penalaran dan mengurangi
penggunaan rumus cepat dalam
pembelajaran matematika. Daftar Rujukan
Daftar Rujukan
Afif, A. 2016. Analisis Kemampuan
Penalaran Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Dalam
Problem Based Learning (PBL),
(Online),(https://www.academia.ed
u/24041618/), diakses 25 Oktober 2016.
Baharudin. 2007. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Khalimi. 2011. Logika; Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Gaung Persada
(GP) Press
Maimunah. 2016. Penerapan Model
Pembelajaran Matematika Melalui
Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Penalaran
Matematis Siswa Kelas X-A SMA
Al-Muslihun, 1 (1): 17-30, (Online),
(http://jrpm.uinsby.ac.id) diakses 11 Januari 2017
Megawati, D. 2013. Profil Penalaran
Siswa SMA Al Hikmah Surabaya
dalam Membuktikan Identitas
Trigonometri Ditinjau dari
Kemampuan Matematika,(Online),
(http://ejournal.unesa.ac.id/article/1 6441/30),diakses 24 Desember 2016.
Putri, dkk. 2014. Keefektifan
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan CTL dan Problem Posing Ditinjau dari Ketercapaian SK/KD dan Kemampuan Koneksi
Matematik, 9 (1): 78-89. (Online),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/ pythagoras), diakses 27 Oktober 2016
Rahardjo, dkk. 2011. Pembelajaran Soal
Cerita Operasi Hitung Campuran
di Sekolah Dasar (Modul
Matematika SD dan SMP Program
Bermutu). Yogyakarta: PPPPTK
Matematika.
Soekadijo, R. 2008.
Logika Dasar: Tradisional, Simboli
k, dan Induktif. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Suriasumantri, J. 2010. Filsafat Ilmu;
Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Wardhani, S. 2008. Analisis SI dan SKL
Vol. 1, No. 1, Oktober 2017, 27-33
Pi: Mathematics Education Journal
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 33
SMP/MTs untuk Optimalisasi
Pencapaian Tujuan. Yogyakarta.
Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan Matematika
Wijaya. 2007. Pendidikan Remedial.
Bandung: Rosdakarya
Yudharina, P. 2015. Meningkatkan
Kemampuan Menyelesaikan Soal
Cerita Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri Mejing 2 Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Tahun Ajaran 2014/201,
(Online),
(http://eprints.uny.ac.id/19328/), diakses 12 Desember 2016