• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemberdayaan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 4 SRAGEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Program Studi Strata II pada Program Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

Ninik Wahyuni

Q 100 1500 39

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBERDAYAAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 4 SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NINIK WAHYUNI Q 100 1500 39

(3)
(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Magister di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak dikemudian hari ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta,16 Januari 2017

Yang membuat pernyataan

Ninik Wahyuni Q100150039

(5)

1

PEMBERDAYAAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DI SD NEGERI 4 SRAGEN

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pemberdayaan guru secara instansi dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen.; 2) Mendeskripsikan pemberdayaan guru secara pribadi dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian etnografi.Narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah serta guru di SD Negeri 4 Sragen.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif, yaitu melalui pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Pengujian data dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian ini: 1) Pemberdayaan guru secara instansi dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen sudah baik. Hal iniditunjukkan dengan 95% pendidikan guru sudah memenuhi standar kualifikasi, seringnya kegiatan in house training untuk peningkatan kompetensi guru, dan rutinnya kegiatan supervisi dari kepala sekolah untuk memonitoring aktivitas kinerja guru. Masih ada sedikit kekurangan di SD Negeri 4 Sragen yaitu belum memiliki guru bimbingan konseling; 2) Pemberdayaan guru secara pribadi dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen sudah berjalan baik. Pada awal pelaksanaan kurikulum masih mengalami kendala seperti masalah dalam penilaian, namun karena para guru yang terus belajar sehingga kendala yang muncul dapat diatasi. Evaluasi dari implementasi kurikulum 2013 sudah dilaksanakan secara normatif dan sumatif baik oleh internal sekolah maupun dinas pendidikan. Kegiatan pemberdayaan guru untuk peningkatan kompetensi banyak dilakukan oleh guru, diantaranya melalui melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, aktif dalam kegiatan KKG dan IHT yang diadakan sekolah maupun mengikuti penugasan untuk diklat atau mengikuti lomba.Namun masih terdapat kekurangan pada kompetensi profesional yaitu guru tidak melakukan penelitian, serta kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer masih kurang.

(6)

2

Abstract

This study aims to: 1) Describe the empowerment of teachers in institutions in the implementation of Curriculum 2013 in SD Negeri 4 Sragen .; 2) Describe the personal empowerment of teachers in curriculum implementation in 2013 in primary school 4 Sragen. This study is a qualitative ethnographic research design. Informant in this research is the headmaster and a teacher at the primary school 4 Sragen. Data was collected through interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used in this study is an interactive model analysis, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusion. Testing data using triangulation techniques. The results of this study: 1) Empowerment of teachers in institutions in the implementation of the curriculum in 2013 in primary school 4 Sragen has been good. This was indicated by 95% of teacher education meets the qualification standards, frequent activities in-house training to increase the competence of teachers, and routine supervision activities of the principal to monitor the activities of teacher performance. There was still some deficiencies in primary school 4 Sragen that has not had counseling teachers; 2) Empowerment of teachers in private in the implementation of the curriculum in 2013 in primary school 4 Sragen has been running well. At the beginning of the implementation of the curriculum still experiencing problems such as problems in the assessment, but because teachers continue to learn so that the obstacles that appear insurmountable.Evaluation of curriculum implementation in 2013 are being implemented by both the normative and internal summative schools and education authorities. Teacher empowerment activities to increase the competence of many carried out by teachers, including through continued studies to a higher level, active in KKG and IHT held the school and follow the assignment to training or a race. However, there are still shortcomings in the professional competence that teachers do not do research, as well as the teacher's ability to operate a computer is still lacking.

(7)

3

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Agar pendidikan dapat terlaksana secara optimal, maka menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 ayat 6 bahwa Pendidikanharus diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layananan pendidikan”.

Diantara beberapa komponen yang menjadi penentu keberhasilan dan tercapainya mutu pendidikan adalah guru. Dapat dikatakan bahwa peran guru merupakan faktor kunci dalam proses pemberdayaan di dunia pendidikan. Dengan kata lain kualitas pendidikan di Indonesia sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai unsur dinamis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, perhatian terhadap guru sebagai profesi atau pribadi, menjadi bagian penting dalam proses peningkatan mutu pelayanan lulusan pendidikan (Sudarma, 2007: 36).

Pemerintah Indonesia menetapkan adanya kurikulum baru bagi jenjang pendidikan formal yakni kurikulum 2013yang menekankan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atauketerampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Munculnya Kurikulum 2013 sebagai suatu bentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya sekolah sebagai tempat untuk melahirkan generasi masa depan yang berakhlak mulia, mandiri, cerdas, kreatif dan inovatif serta mampu beradaptasi dengan segala kondisi jaman yang selalu berubah.

Dari sekian banyak perubahan yang terjadi karena kurikulum 2013 ini tentu saja ada kekurangan dalam pengimplementasiannya, hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya ketrampilan, pengetahuan, serta kemampuan guru dalam memahami tugas yang diembannya. Disisi lain segala kekurangan dan kelemahan dalam implementasi kurikulum tersebut bisa saja bersumber pada persepsi yang berbeda diantara komponen-komponen pelaksana dalam hal ini kepala dinas, pengawas, kepala sekolah

(8)

4

dan guru. Selain itu juga kurangnya kemampuan semua pihak tadi dalam menerjemahkan kurikulum dalam operasi pembelajaran.

Keberhasilan suatu kurikulum haruslah melalui beberapa tahapan diantaranya adanya sosialisasi yang menyeluruh, upaya untuk menghadirkan lingkungan yang kondusif, mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, memupuk dan selalu mengembangkan kemandirian sekolah, meluruskan paradigma para guru dan memberdayakan semua tenaga kependidikan (Mulyasa, 2004:13)

Guru merupakan salah satu jenis jabatan profesional yang menuntut adanya usaha berkesinambungan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga kualitas pembelajaran juga akan meningkat. Jika hal ini tidak dilakukan maka yang terjadi adalah kondisi pendidikan dengan kualitas yang stagnan atau bahkan cenderung menurun.

Tingkat profesionalitas guru salah satunya dipengaruhi oleh pola pemberdayaan guru. Guru yang tidak diberdayakan akan selalu tertinggal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain agar guru tetap profesional dan mampu mengikuti perubahan zaman perlu ada system pemberdayaan yang baik, tersistem dan berkelanjutan (Suyanto, 2007: 28). Pemberdayaan guru dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu peningkatankedisiplinan tenaga pendidik yang berhubungan dengan kompetensi-kompetensi guru. Potensi-potensi guru seperti wawasan yang harus senantiasadipertahankan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang lebih baik di masa yang akan datang.

Hakikat pemberdayaan adalah proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian dan pemberian fasilitas lainnya yang juga merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa elemen dasar pembinaan sumber daya manusia meliputi kegiatan sumber daya untuk mencapai tujuan, proses dilakukan secara rasional, melalui manusia lain, menggunakan metode atau teknik tertentu, dalam lingkungan organisasi tertentu (Fathoni, 2008: 5-6).

(9)

5

Beberapa hal yang mungkin dilakukan sebagai upaya pemberdayaan guru antara lain dengan meningkatkan semangat kerja, membangun kolaborasi dan kerjasama, mendorong pengembangan profesi, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, program reward and punishment dan lain sebagainya. Kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting sebagai pengelola sekolah untuk membantu guru dalam usaha pemberdayaan tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka fokus yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana pemberdayaan guru dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen. Adapun sub fokus meliputi dua hal, yaitu: 1) Bagaimana pemberdayaan guru secara instansi dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen; 2) Bagaimana pemberdayaan guru secara pribadi dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen.

Melihat fokus penelitian dapat ditetapkan tujuan penelitian antara lain adalah untuk: 1) Mendeskripsikan pemberdayaan guru secara instansi dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen; 2) Mendeskripsikan pemberdayaan guru secara pribadi dalam implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaaan guru.Adapun desain penelitian adalah etnografi, karena meneliti perilaku-perilaku guru di SD Negeri 4 Sragen terkait dengan pemberdayaan guru.

Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah SD Negeri 4 Sragen.Hal ini disebabkan karena SD Negeri 4 Sragen merupakan sekolah dasar dengan jumlah murid dan guru terbanyak di kabupaten Sragen.Selain itu karena Sekolah tersebut sebagai sekolah dasar rujukan di kabupaten Sragen dan sudah menerapkan kurikulum 2013 di semua jenjang kelas.

Dalam penelitian ini sumber data meliputi hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah serta guru di SD Negeri 4 Sragen. Selain itu data yang lain dihasilkan dari hasil observasi serta dokumentasi yang berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013 serta pemberdayaan guru di SD Negeri 4 Sragen.

(10)

6

Sedangkan nara sumber atau informan dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, dan 12 guru di SD Negeri 4 Sragen.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.Metode wawancara digunakan untuk mewawancarai kepala sekolah maupun guru kelas di SD Negeri 4 Sragen. Metode observasi digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dikelas. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk melihat kesesuaian dokumen dengan hasil wawancara, selain itu juga digunakan pada pengambilan gambar.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Guru-guru di SD Negeri 4 Sragen berjumlah 44 orang, diantaranya 4 orang dengan ijazah S2 kependidikan dan 19 orang khusus dari pendidikan guru SD. Selain itu terdapat 19 orang guru dari S1 kependidikan, 1 orang guru lulusan SPG, dan 1 orang guru non kependidikan. Sesuai dengan Undang-Undang RI No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Bab IV, bagian kesatu pasal 8 dan 9 yang pada intinya berisi tentang syarat menjadi seorang guru haruslah memiliki kualifikasi akademik, yang diperoleh melalui pendidikan di perguruan tinggi program sarjana atau diploma 4.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut guru-guru di SD Negeri 4 Sragen sudah memenuhi syarat sebagai seorang guru, dimana 95% gurunya memiliki kualifikasi akademik yang sesuai yaitu sarjana, dan 42 orang guru yang memiliki gelar sarjana pendidikan. Hanya saja masih terdapat 2 orang guru yang kualifikasinya kurang sesuai yaitu Ratna Samiasih, S.Sos.Selain itu juga ada guru yang jenjang pendidikannya kurang yaitu Tasminah, karena lulusan SPG.

Di SD Negeri 4 Sragen belum memiliki guru BK. Hal ini kurang sesuai dengan pendapat dari Rochman Natawijaya (Dalam Warsini, 2013) pakar terkemuka di Indonesia dalam bidang bimbingan dan konseling, bahwa di SD diperlukan seorang guru BK ataupun psikolog.Rasio guru dan siswa yang ditemukan pada penelitian ini adalah 1:19, dengan jumlah tiap rombel maksimal 38 siswa. Standar rasio minimal guru dan siswa untuk SD sesuai dengan PP No. 7 tahun 2008 pasal 17 tentang guru yaitu 1:20,

(11)

7

dengan jumlah maksimal untuk tiap rombel yaitu 39 siswa. Memperhatikan rasio guru dengan siswa di SD Negeri 4 Sragen sudah memenuhi standar ketetapan.

SD Negeri 4 Sragen sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak awal tahun pelajaran 2013/2014.Yang berarti bahwa implementasi Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan selama 4 tahun.Meskipun bukan sekolah piloting, namun SD Negeri 4 berusaha konsisten dalam pelaksanaan kurikulum baru tersebut.Beberapa kendala muncul diawal pelaksanaan kurikulum baru ini seperti sistem penilaian yang masih rumit dan pemahaman guru yang masih terbatas, namun dengan usaha bersama seluruh komponen sekolah kendala tersebut dapat dipecahkan. Hal ini sesuai dengan penelitian Astha Saxena dan Alka Behari (2013) yang mengemukakan pentingnya dasar pengetahuan pedagodik bagi guru yang ingin melakukan perubahan pada siswanya, tidak hanya secara keilmuan namun juga secara karakter.

Dalam hal sarana dan prasarana sudah baik.Hal ini terlihat dari sudah terpenuhinya standar sarana dan prasarana ruang di SD Negeri 4 Sragen.Selain itu juga sudah terlihat dari adanya silabus dan RPP sebagai bahan pengajaran Kurikulum 2013. Berbagai sarana penunjang seperti LCD dan alat peraga cukup membantu kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar.

Jika dilihat dari keragaman metode, media, setting kelas serta teknik evaluasi yang dilakukan oleh guru-guru di SD Negeri 4 Sragen, maka implementasi Kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Sragen sudah dilaksanakan dengan baik. Metode, media, serta setting tempat duduk yang bervariasi dapat memfasilitasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asiyai (2012) bahwa penggunaan metode dan media yang tepat dan sesuai akan dapat mempengaruhi hasil belajar dan keefektifan belajar siswa sehingga akan memaksimalkan pencapaian tujuan belajar.

Sesuai dengan agenda yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu evaluasi formatif sampai tahun belajar 2015-2016 dan evaluasi sumatif pada tahun belajar 2016 secara menyeluruh untuk menentukan kelayakan ide, dokumen, dan implementasi kurikulum.SD Negeri 4 Sragen sudah melaksanakan evaluasi tiap akhir semester. Evaluasi dilakukan baik oleh internal sekolah lewat rapat maupun supervisi kepala

(12)

8

sekolah, maupun oleh dinas pendidikan lewat pengawas sekolah.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fetterman (2011) yang menunjukkan bahwa penyelenggaraan evaluasi baik secara konsep maupun teknik dapat mendorong untuk melakukan perbaikan secara mandiri.

Guru yang profesional, dalam pemikiran guru-guru SD Negeri 4 Sragen adalah guru yang memiliki penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Hal ini sesuai dengan penelitian Belousa, Inga (2012) bahwa guru dapat dikatakan profesional apabila memiliki keseimbangan antara kemampuan mengajar, memahami peserta didik, serta memiliki kepribadian dan sikap yang baik.

Kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran terlihat dari RPP yang dibuat oleh guru. Guru-guru di SD Negeri 4 Sragen semuanya sudah memiliki silabus dan RPP tematik yang sudah mengedepankan proses pembelajaran sebagai bentuk pemberian pengalaman belajar dan pembentukan karakter. RPP tersebut digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan dalam praktiknya guru berusaha melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat.

Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik di SD Negeri 4 Sragen salah satunya terlihat dari penerapan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran.metode yang digunakan dalam pembelajaran sudah beragam. Selain metode ceramah, juga dengan cara praktek, eksperimen, permainan, diskusi kelompok serta kuis. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kon Chon Min, dkk (2012) tentang, yang mengemukakan bahwa guru perlu memahami pendekatan yang tepat dalam pembelajaran tematik dalam rangka untuk mengembangkan kurikulum yang bermakna dan terhubung dengan siswa. Pemahaman yang mendalam mengenai pendekatan tematik dapat membantu guru untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih mudah.

Guru-guru di SD Negeri 4 Sragen dalam mengajar menggunakan berbagai media, tidak hanya menggunakan buku-buku dan LKS saja.Media dari bahan alam juga digunakan, selain itu guru maupun siswa juga membuat APE sendiri sebagai media

(13)

9

pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar. Hal ini sesuai dengan penelitian Chang, Kim (2014) yang mengemukakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan antuasiasme peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Susunan tempat duduk di SD Negeri 4 Sragen tidak selalu berjajar kebelakang seperti yang biasa, tetapi berganti-ganti, seperti melingkar, letter U, kelompok besar, kelompok kecil, dan model standing seringkali mempengaruhi semangat serta antusias siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang disajikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan Suyanto (2013) bahwa suasana dan penataan ruang kelas hendaknya dapat memenuhi 4 kondisi, yaitu aksebilitas, mobilitas, interaksi, dan variasi kerja siswa.Dengan variasi penataan tempat duduk siswa sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Untuk menilai pengetahuan, ketrampilan serta sikap, guru di SD Negeri 4 Sragenberusaha menerapkan penilaian yang autentik.Teknik yang digunakan antara lain yaitu dengan tes tertulis, hasil karya, observasi, unjuk kerja, dan catatan anakdot.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Charin, Charoenchai (2015) yang mengemukakan pentingnya guru memiliki pemahaman tentang penilaian autentik dalam pembelajaran. Guru perlu belajar tentang bagaimana cara menilai secara nyata dan bermakna agar dapat melakukan evaluasi terhadap siswa secara benar. Selain itu guru perlu untuk mengembangkan bentuk-bentuk penilaian yang autentik agar dapat diterapkan di sekolah dan sesuai dengan kondisi siswa.

Usaha sekolah untuk memberdayakan para guru agar menjadi lebih profesional sudah dilakukan secara aktif.Beberapa program terus digulirkan seperti pendampingan dalam pelaksanaan kurikulum 2013, kegiatan in house training untuk membantu guru meningkatkan kemampuan dalam mengelola pembelajaran, khususnya terkait penilaian dan memfasilitasi guru agar mengikuti kegiatan kelompok kerja guru.Selain itu ada berbagai tugas pendelegasian terhadap guru dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalitasnya, diantaranya melalui penugasan pembimbingan siswa, mengikuti diklat dan mengikuti perlombaan bagi guru.

Guru-guru di SD Negeri 4 Sragen sudah cukup banyak mengikuti kegiatan pelatihan dan seminar, baik yang diselenggarakan internal sekolah maupun dari dinas.

(14)

10

Berbagai kegiatan tersebut sebagai wujud peningkatan kompetensi profesional mereka.Hasil ini selaras dengan penelitian Vasiliki (2011) yang menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi professional seorang guru dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan tentang model pembelajaran, seminar, dan penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Terkait kegiatan pengembangan diri masih terdapat kekurangan yaitu masih sedikitnya guru yang melakukan penelitian ilmiah.Selain itu meskipun di SD Negeri 4 Sragen sudah dilengkapi dengan Wifi sebagai sarana pengembangan profesional guru, tetapi beberapa guru mengaku masih kesulitan mengoperasikan komputer.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti dengan kepala sekolah maupun guru-guru di SD Negeri 4 Sragen, terlihat bahwa guru-guru di SD Negeri 4 Sragen memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang guru.Tetapi beberapa guru memiliki sikap tidak tepat waktu, yang terlihat dari guru tidak langsung memasuki ruangan meskipun bel sudah berbunyi.

Kompetensi sosial guru-guru di SD Negeri 4 Sragen terlihat cukup baik terlihat dari hubungan sosial yang harmonis antara guru, murid, sesama guru maupun dengan lingkungan sekitar.Selain itu tampak dari keterlibatan para guru dalam berbagai kegiatan sosial baik dilingkungan sekitar sekolah maupun diluar sekolah.Hal ini sejalan dengan penelitian Barinto (2012) yang menyatakan bahwa melalui hubungan sosial yang baik akan memberikan perngaruh pada peserta didik. Pengaruh yang dimaksudkan bahwa melalui interaksi positif guru dapat memberikan contoh kebaikan pada peserta didiknya sehingga membantu dalam peningkatan karakternya.

4. PENUTUP

Profil guru di SD Negeri 4 Sragen sudah sangat baik yang ditunjukkan oleh 95% pendidikan guru sudah memenuhi standar kualifikasi akademik.Selain itu masih terdapat kekurangan di SD Negeri 4 Sragen, yaitu belum memiliki guru Bimbingan konseling (BK).

Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan di SD Negeri 4 Sragen sejak awal diberlakukannya pada awal tahun pelajaran 2013/2014. Dilihat dari penerapan

(15)

11

pendekatan saintifik yang berjalan cukup efektif, penggunaan metode yang beragam, penggunaan media yang bervariasi, pengaturan setting tempat duduk dan kelas serta teknik penilaian secara autentik dan prosedural maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum sudah berjalan dengan baik.

Dalam hal pemberdayaan, sudah berjalan baik melalui berbagai kegiatan yang dilakukan baik secara instansi maupun secara pribadi.Upaya pemberdayaan secara instansi melalui kegiatan pendampingan, supervisi, in house training dan memfasilitasi kegiatan KKG di tingkat sekolah dan gugus.Pemberdayaan guru secara pribadi nampak pada usaha guru untuk melakukan kegiatan pengembangan diri seperti melanjutkan studi, aktif dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, seminar, IHT dan KKG. Selain itu masih terdapat kekurangan pada kompetensi profesional yaitu belum banyak guru yang melakukan penelitian, serta kemampuan beberapa guru dalam mengoperasikan komputer masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Asiyai, Romina I. 2012.“Assesing School Facilities in Public Secondary School in Delta State, Nigeria.”African Research Review An International Multidiciplinary Journal, Vol. 6. No. 25.

Barinto. 2012. Hubungan kompetensi guru dan Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru SMP Negeri Sekecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal Tabularasa PPS Unimed Vol.9, No.2, Hal: 201-214. Medan: Universitas Medan

Chang, Kim (2014). “College Students Perception Toward Instructional Media For Enhancing Their Learning Improven”. International Information Institute Tokyo;

Pg. 310.

Charin, C. at.al. 2015. Teacher’s Development Model to Authentic Assessment by Empowerment Evaluation Approach. Academic Journal.Vol. 10.

.Fetterman, David M. 2011.“Empowerment

(16)

12

Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT RosdaKarya

Hardjana, Agus. 2007. Empowering people (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Kanisius

Harsono. 2008. Model-model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maxfield.Robert C2012. “The Empowering Principal: Leadership Behaviors Needed by Effective Principals as Identified by Emerging Leaders and Principals”.

International Journal of Teacher Leadership.Vol. 2 No 2.

Mulyasa. H.E. Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Milles. Mattew B. danAmichael, Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi.Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong, LJ. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang: Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang: Guru. Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.

Permendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: BSNP

Sagala, Syaiful, 2011. Kemampuan Profesional Guru dan tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta

Saxena, Alka Behari. 2013. “Educational Change and Teachers Pedagogical Content Knowledge- Integration for Professional Development”. Indian Educational Review.

(17)

13

Short, Gonzales, M, Paula (2013) “The Relationship of Teacher Empowerment and Principal Task”.Journalof Instructional Psychology.Vol 23. No 3.

Subadi, Tjipto. 2013. Lesson Study Sebagai Inovasi Pendidikan. Kartasura: Perum Soditan Permai.

Suyanto.2007. Guru Yang Profesional dan Efektif”.http://ade rusliana.rezaervani.com.diakses 16 September 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional.Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1 (1).

Usman, M Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Wan Jing Liang, Wan Hai Zen. 2012. The Influences of Psichological empowerment at Work Attitude and Behavior in Chinese Organization. Journal of Business Management.Vol 6.No. 30.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, adanya Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) tentu memiliki hasil atau dampak yang diperoleh dari mengikuti kegiatan FKDT di Kecamatan Bae,

One essent ial requirement of a scient if ic st udy is t hat st at ement s made wit hin it must be verif iable by observat ion.

Tujuan penelitian ini adalah untuk hubungan umur, jenis kelamin, BBLR, status gizi, imunisasi dasar, vitamin A, merokok dan pendiikan ibu dengan penyakit pneumonia pada balita

The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the French Republic , with a view to facilitate the development of Indonesia , agreed on the

Bandung 40132, Indonesia 3 Universite de Toulouse, INP, LCA (Laboratoire de Chimie Agro-industrielle), ENSIACET. The objective of this study was to investigate the in situ

IR, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Desa Rensing, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok

Undang-Undang Perlindungan Konsumen mencoba untuk memberikan perlindungan terhadap ketiga kepentingan konsumen tersebut diatas, begitu juga perlindungan terhadap

[r]