“PENGATURAN TEGANGAN PADA AUTOTRAFO 3 PHASA
BERBASIS MIKROKONTROLLER”
(SOFTWARE)
Indhana Sudiharto, ST.MT1, Ir. Suryono, MT2, M.Abdul Aziz Al Haqim3 1
Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri
2
Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri
3
Mahasiswa D3 Jurusan Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Sumber dari PLN sering mengalami gangguan, seperti over voltage dan under voltage, gangguan tersebut jika dibiarkan akan merusak alat-alat listrik yang ada. Masalah tersebut dapat ditangani oleh autotrafo. Autotrafo memiliki fungsi untuk menstabilkan tegangan sehingga tegangan keluaran tetap stabil meskipun terjadi gangguan. Dan untuk menggerakkan autotrafo masih menggunakan tangan manual. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan alat untuk menggerakkan dan mengontrol autotrafo, sehingga dapat menaikkan dan menurunkan tegangan untuk menstabilkan tegangan keluaran secara otomatis.
Untuk mendapatkan sistem yang bekerja secara otomatis, maka diperlukan mikrokontroler sebagai pengontrol alat tersebut. Sistem ini dirancang dengan menggunakan sensor tegangan untuk mengetahui tegangan keluaran dari autotrafo. Untuk menggerakan autotrafo digunakan motor dc yang digabungkan dengan gear box dan akan bergerak kekanan atau kekiri sesuai pembacaan sensor tegangan yang berdasarkan pada setpoint tegangan yaitu 380 volt. Sensor arus hanya digunakan sebagai pengaman sistem, dan hasil pembacaan dari sensor arus berpengaruh pada mikrokontroler untuk mematikan kontaktor.
Respon yang dihasilkan dari alat ini dari tegangan dari input yang kurang atau lebih dari 380 volt sampai 380 volt sekitar 9 detik. Nilai rata-rata % error pada nilai tegangan dan arus cukup kecil untuk nilai tegangan sebesar 0,54 % dan arus sebesar 4%.
Kata kunci : Mikrokontroler, LCD,keypad 4x4.
1. Pendahululan
Autotrafo merupakan trafo yang dapat diatur tegangan outputnya dengan cara memutar tuas ke kanan atau kiri untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan. Untuk saat ini hal itu masih banyak dilakukan secara manual (dengan tangan). Oleh karena itu, kita mencoba untuk membuat kontrol secara otomatis agar Autotrafo dapat menyesuaikan tegangan output sesuai dengan set point yang
diinginkan. Dalam hal ini kita mencoba
memanfaatkan putaran dari motor dc yang akan
dikendalikan oleh mikrokontroller untuk
menggerakan tuas dari Autotrafo yang juga sudah dikopel dengan gearbox. Jadi apabila sensor mensensing tegangan yang tidak sesuai dengan set point maka motor akan berputar untuk memutar tuas Autotrafo. Sehingga supply ke beban tetap sesuai dengan set point. Dan dipasang sensor arus sebagai pengaman sistem.
Pada projek ini mengatur motor dc yang
dikopel dengan gearbox untuk mengerakkan
Autotrafo. Dalam hal ini mikrokontroller akan berfungsi sebagai pengatur kerja dari motor dc untuk menggerakkan Autotrafo.
Dalam permasalahan ini mendorong penulis untuk membuat suatu control otomatis untuk menstabilkan tegangan keluaran dari Autotrafo dengan menggunakan mikrokontroller dan dilengkapi
LCD untuk memudahkan saat memonitoring
tegangan keluaran. Dan memasang keypad untuk memasukkan input yang diinginkan.
2. Konfigurasi Sistem
Secara umum proyek akhir ini membahas tentang cara pemrograman alat sehingga dapat
digunakan untuk mengatur keluaran yang tersambung dengan mikrokontroler. Hal ini dapat dilihat pada desain sistem secara keseluruhan seperti Gambar 1.
Gambar 1 Perencanaan sistem
2.1 Sistem Mikrokontroler
Bagian yang digunakan untuk mengatur proses kerja masukan dan keluaran pada proyek akhir ini adalah mikrokontroler. Untuk itu perencanaan bagaian ini harus dibuat dengan baik.
2.1.1 Perencanaan Minimum System
Dalam membuat rangkaian mikrokontroler memerlukan pemahaman mengenai sistem minimum dari mikrokontroler yang akan dirancang itu sendiri.
Sistem rangkaian yang dirancang diusahakan
menggunakan rangkaian yang seringkas mungkin dan dengan pengkabelan yang baik, karena rangkaian tersebut bekerja pada frekwensi yang relatif tinggi. Mikrokontroler ATMega16[1] mempunyai rangkaian eksternal yang relatif sedikit dibanding dengan mikrokontoler yang lain seperti pada Gambar 2.
Tegangan jala-jala 380 volt Kontaktor Sensor arus nominal Autotrafo 3 phasa Sensor tegangan LCD Keypad Beban Mikrokontroller AT-MEGA 16 ADC0 ADC1 Driver motor DC Motor DC Tegangan jala-jala 220 volt Rectifier Driver kontaktor
Rangkaian eksternal yang dibutuhkan hanya berupa rangkaian :
1. Clock generator CPU. 2. Automatic power up reset.
3. Regulator dan noise filter berupa kapasitor untuk menstabilkan
Tegangan referensi ADC.
4. Interfacing ke rangkaian luar (tergantung kebutuhan pemakai).
Secara umum IC keluarga AVR memiliki kelebihan pada siklus kerja yaitu dibutuhkan 1 clock untuk setiap siklus kerja serta mudah dalam hal pemrograman karena menggunakan bahasa C yaitu bahasa tingkat menengah.
Gambar 2 Rangkaian mikrokontroler AVR
ATmega16.
Mikrokontroller ATmega16 memiliki osilator internal (on chip oscillator) yang dapat digunakan sebagai sumber clock bagi CPU. Jika mengunakan osilator internal diperlukan sebuah kristal antara pin xtal-1 dan xtal-2 dan kapasitor ke ground seperti gambar XX. Untuk kristalnya dapat digunakan frekuensi dari 0 sampai 16 MHz. Sedangkan untuk kapasitor menggunakan 33 pF. Pin xtal-1 terletak pada pin 13, berfungsi sebagai input bagi inverting oscillator amplifier. Pin xtal-2 terletak pada pin 12,
berfungsi sebagai output inverting oscillator
amplifier. Rangkaian osilator cristal ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3 Rangkaian osilator kristal.
Mikrokontroller AVR ATmega16, dalam
standart oprasionalnya memerlukan sebuah
rangkaian reset yang berfungsi untuk mengembalikan kekondisi awal. Rangkaian reset ini terdiri dari sebuah kapasitor dan resistor. Kapasitor yang
digunakan adalah kapasitor polar (electrolit
condensator ”elco”) dengan kapasitansi 10 μF serta resistor yang digunakan sekitar 10 KΩ. Rangkaian Automatic Power Up Reset ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4Rangkaian Automatic Power Up Reset.
AVR ATmega16 memiliki pin reset aktif low sehingga untuk menggunakannya (mengembalikan ke kondisi awal) dengan cara menghubungkan dengan ground (negatif power supply) atau pin reset dipaksa 0. Kapasitor digunakan untuk memberi arus sementara pada AVR serta resistor digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingga tegangan yang masuk lebih kecil dari tegangan sumber.
2.2 Perencanaan Input dan Output
Penggunaan port masukan dan keluaran Mikrokontroler ATmega16 yang memiliki 4 buah port 8 bit yaitu Port A digunakan sebagai ADC internal sebanyak 2 chanel, Port B untuk input dari keypad, Port C digunakan untuk antarmuka dengan LCD, dan Port D sebagai output dari mikrokontroler. Untuk lebih jelas dari perencanaan input output dari mikrokontroler ATmega16 ini dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1Perencanaan input output
PORT Keterangan
PORTA.0 Sensor tegangan
PORTA.1 Sensor arus
PORTB Keypad 4x4
PORTC LCD 20x4
PORTD.0 Motor putar kiri
PORTD.1 Motor putar kanan
PORTD.2 Kontaktor
PORTD.3 L_run
PORTD.4 L_stop
PORTD.5 L_disturbance
2.3 Perencanaan Perangkat Lunak
Suatu perencanaan perangkat lunak disusun guna untuk mendukung perangkat keras yang telah dibuat dengan bahasa pemrograman C. Pada bagian ini menjelaskan rutin-rutin penting dari keseluruhan perangkat lunak yang dibuat. Pembuatan program
untuk mikrokontroler dilakukan menggunakan
software CodeVision AVR C Compiler.
2.3.1 Program Utama
Langkah awal program adalah inisialisasi masukan dan keluaran yang digunakan, juga inisialisasi port A sebagai ADC yang diaktifkan. Pada gambar 5 adalah gambar flowchart sistem.
Input Tegangan
Setv=Input keypad
Setv>400 SI terlalu besar Vin max=400v start Tampilkan nilai Tegangan Input Arus Set I=Input keypad
Set I>15 SI terlalu besar Iin max=15 A
Tampilkan nilai Arus Y N Y N Input Vmax Setvmax=Input keypad Setvmax> 10 % SI terlalu besar Vmax= 10 %
Tampilkan nilai Vmax Y
N INISIALISASI
A B
V>kiri Motor Putar kiri
V>=vmax1 || a>seta Y
N Y N Data adc dikonversi ke nilai tegangan
Data adc dikonversi ke nilai arus vmax=setvmax*setv/100 vmax1=setv+vmax toleransi=(set toleransi/1000) deadband=toleransi*setv kanan=(deadband)+setv kiri= setv-(deadband) V>kanan Motor berhenti Y
Motor Putar kanan
Kontaktor off N B terjadi gangguan Periksa Sistem Anda Input Toleransi Set toleransi=Input keypad Settoleransi> 10 SI terlalu besar Toleransi = 10 Tampilkan nilai Toleransi Y N A
Gambar 5flowchart sistem
Pada sistem ini, harus memasukkan terlebih dahulu beberapa masukan yang nantinya akan diproses yaitu tegangan, arus, vmax. Setelah 3 dari masukkan tersebut dimasukkan sistem mulai berjalan. Pembacaan dari sensor tegangan sangat penting dari sistem ini, karena dari hasil pembacaan sensor tegangan tersebut akan menentukan kondisi putaran motor. Kondisi putaran motor ada 3 yaitu :
1. Motor berputar kekanan.
2. Motor berputar kekiri.
3. Motor berhenti.
Motor akan berputar kekanan ketika tegangan yang dibaca oleh mikrokontroler lebih besar dari set tegangan yang dimasukkan. Motor akan berputar
kekiri ketika tegangan yang dibaca oleh
mikrokontroler lebih kecil dari set tegangan yang dimasukkan. Pada saat tegangan yang dibaca mikrokontroler sama dengan set tegangan, maka motor akan berhenti. Karena pembacaan dari
mikrokontroler naik turun, maka dibuat sebuah dead
band yang berfungsi untuk melebarkan nilai set
tegangan. Ketika tidak di beri dead band motor akan
selalu bergerak mengikuti pembacaan dari setpoint.
Hasil deadband berasal dari perhitungan :
kanan=(0.008*setv) + setv; kiri= setv - (0.008*setv);
nilai set point akan dikalikan dengan 0.01 dan
hasilnya akan ditambahkan atau dikurangkan
melebarkan nilai setpoint. Contoh :
set point tegangan setv = 380 volt maka;
kanan = (0.008*setv)+setv = (0.008*380)+380 = 383.04volt Kiri = setv - (0.008*setv) = 380 - (0.008*380) = 376.96 volt
Jadi, ketika tegangan yang dibaca lebih dari 383.04 volt maka motor akan berputar kekanan (autotrafo yang dikopel dengan motor akan mengurangi tegangannya) dan ketika tegangan yang dibaca lebih dari 376.96 volt maka motor akan berputar kekiri (autotrafo yang dikopel dengan motor akan menambah tegangannya). Dan apabila tegangan yang dibaca antara 383.04 volt dan 376.96 volt maka motor akan berhenti.
Untuk sensor arus hanya pembacaan dari adc. Pada sistem ini berfungsi sebagai pengaman arus nominal, agar sistem ini aman dari arus berlebih. Nilai Vmax berupa prosentase oleh karena itu dikonversikan terlebih dahulu ke nilai tegangan. Konversi Vmax sebagai berikut :
Contoh : setv=380 volt; Vmax=10% Vmax = setvmax*setv/100 = 10 * 380/100 = 38 volt
Jadi nilai tegangan 10% dari tegangan 380 volt bernilai 38 volt. Setelah mendapatkan nilai vmax yang sudah berupa nilai tegangan, kemudian
ditambahkan dengan nilai setpoint dengan perumusan sebagai berikut :
Vmax1 = setv + vmax = 380 + 38 = 418 volt
Hasil dari vmax1 dan arus akan berpengaruh pada kontaktor. Dari sistem ini terdapat 2 kondisi mengamankan sistem, yaitu:
1. Saat nilai arus yang dibaca mikro lebih besar
dari nilai set arus (a>seta).
2. Saat tegangan yang dibaca mikro lebih besar
dari hasil prosentase vmax yang dikalikan dengan set tegangan kemudian ditambahkan dengan set tegangan (V>= Vmax1).
Dari 2 kondisi diatas, mikrokontroler akan
memberi perintah kepada kontaktor untuk off. Jadi
sistem ini akan aman dan terhindar dari over current
dan over voltage.
3. Pengujian dan analisa
3.1 Pengujian Mikrokontroler
Pada bagian ini, pengujian dilakukan untuk mengetahui baik atau tidak kinerja mikrokontroler mulai dari pengujian port masukan keluaran hingga yang dibutuhkan untuk antarmuka sensor adalah ADC internal mikrokontroler ATmega16.
3.1.1 Pengujian Minimum System
Mengetahui apakah minimum system
mikrokontroler ATmega16 bekerja dengan baik, untuk itu dilakukan pengujian rangkaian osilator kristal dan port masukan keluaran yang dimiliki oleh
mikrokontroler ATmega16. Gambar 6 adalah
menunjukkan rangkaian minimum system
ATmega16. Peralatan yang digunakan untuk
pengujian mikrokontroler :
1. Rangkaian minimum system mikrokontroller. 2. DC Power Suppy 5 Volt.
3. Modul LED. 4. Kabel secukupnya.
5. Seperangkat downloader AVR ATMega 16. 6.Sebuah laptop beserta software Code Vision AVR
C Compiler.
Gambar 6 Minimum system mikrokontroler.
Untuk pengujian port masukan keluaran mikrokontroler menggunakan led sebagi tampilan dengan menggunakan listing program sebagai berikut : #include <mega16.h> #include <delay.h> void main(void) { PORTA=0x00; DDRA=0xFF; PORTB=0x00; DDRB=0xFF; PORTC=0x00; DDRC=0xFF; PORTD=0x00; DDRD=0xFF; while(1) { PORTA=0xff; PORTB=0xff; PORTC=0xff; PORTD=0xff; delay_ms(1000); PORTA=0x00; PORTB=0x00; PORTC=0x00; PORTD=0x00; delay_ms(1000); } } Port A, B, C, D mati selama 1 detik Port A, B, C, D menyala selama 1 detik Setelah listing program di-download ke mikrokontroler, maka tampilan LED pada port A, port B, port C, dan port D menyala besamaan selama 1 detik kemudian mati selama 1 detik dan begitu seterusnya. Dari hasil tersebut dapat dianalisa bahwa minimum system dan port mikrokontroler ATMega16 dapat berfungsi dengan baik dan dapat diisi program untuk aplikasi pada sensor tegangan, sensor arus, kontaktor, dan motor dc.
3.1.2 Pengujian ADC internal
Pengujian program untuk perangkat
antarmuka merupakan langkah awal sebelum pengujian alat secara keseluruhan. Pada bagian ini yang dilakukan adalah pengujian terhadap ADC
mikrokontroler AVR ATmega 16 dengan
menggunakan output 10 bit. Sebagai masukan ADC,
menggunakan PortA pin 0 karena pada port ini mengijinkan untuk masukan analog dengan batas minimum ground dan maksimum Vref. Tegangan referensi yang digunakan adalah tegangan pada pin Aref yang telah di-couple dengan kapasitor secara eksternal untuk mengurangi derau. Pada ADC ini menggunakan pin 0 maka scan dilakukan pada channel 0 dengan catatan sinyal masukan ADC tidak
melebihi tegangan referensi. Pada ADC
menggunakan tegangan referensi (Vref) sebesar 5 Vdc atau sama dengan Vcc dan menggunakan resolusi 10 bit. Sedangkan untuk dapat mengetahui nilai digital hasil konversi yang diterima oleh
mikrokontroler dapat menggunakan persamaan
dibawah ini :
ADC= *1024
Keterangan : ADC = kode digital.
VIN = Tegangan analog yang masuk ke pin ADC. VREF = Tegangan referensi.
Tujuan pengujian untuk mencoba program pengambilan data melalui ADC dan ketepatan pembacaan ADC. Ketepatan pembacaan ADC dipengaruhi waktu sampling pengambilan data dan resolusi yang dipakai serta derau yang masih ada pada Vref. Seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini, nilai prosentase error yang terjadi antara 0 sampai dengan prosentase error maksimum yaitu sebesar 3,32 %. Sedangkan untuk nilai rata-rata error ADC untuk keseluruhan pengujian adalah sebesar 1,169 %.
Tabel 2 Hasil pengujian ADC internal
mikrokontroler. No tegangan analog (volt) Hasil konversi %error Desimal (teori) Desimal (praktek) 1 0 0 0 0 2 0,5 102,4 99 3,32 3 1,0 204,8 199 2,83 4 1,5 307,2 302 1,69 5 2,0 409,6 403 1,61 6 2,5 512 508 0,78 7 3,0 614,4 614 0,07 8 3,5 716,8 715 0,25 9 4,0 819,2 828 1,07 10 4,5 921,6 932 1,13 11 5,0 1024 1023 0,10 3.2 Pengujian LCD
Pada pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah LCD masih berfungsi dengan baik atau tidak. Cara pengujian yaitu dengan membuat program seperti listing program dibawah ini. Jika berfungsi akan menampilkan tulisan” Setting Input” pada baris 1 dan akan menampilkan tulisan” Tegangan = V“ pada baris ke 2, pada baris ke 3 akan muncul "Arus = A" dan pada baris terakir akan muncul "Vmax = %" pada LCD seperti Gambar 7 Port mikrokontroler yang disambungkan dengan LCD ini adalah PORTC sesuai konfigurasi pada bab perencananaan. Listing program pengujian LCD :
#include <mega16.h> #asm
.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm #include <lcd.h> #include <delay.h> void main(void) { lcd_init(20); while(1) { lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(" Setting Input "); lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Tegangan = V"); lcd_gotoxy(0,2);
lcd_putsf(" Arus = A"); lcd_gotoxy(0,3);
lcd_putsf("Vmax = %"); delay_ms(2000);
}; }
Setelah program pengujian LCD di download
ke minimum system, maka pada layar LCD akan
menghasilkan tampilan seperti pada gambar 7.
Gambar 7Pengujian LCD.
Dari percobaan yang dilakukan, LCD 20x4 dapat berfunsgsi dengan baik dan dapat menampilkan huruf atau angka yang diinginkan.
3.3 Pengujian integrasi keypad dan LCD
Pada pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah LCD dan keypad dapat
berinteraksi. Pada keypad harus terlebih dahulu di
scanning untuk memastikan tombol yang ditekan
sesuai dengan yang tampil di LCD. Dibawah ini
adalah listing program untuk scanning keypad :
#include <delay.h> unsigned char keypad() {
unsigned char tombol_yg_ditekan='$'; DDRB=0x0f;
PORTB=0b11111110;
if (PINB.4==0) tombol_yg_ditekan='A'; else if (PINB.5==0) tombol_yg_ditekan='#'; else if (PINB.6==0) tombol_yg_ditekan='0'; else if (PINB.7==0) tombol_yg_ditekan='*'; PORTB=0b11111101;
if (PINB.4==0) tombol_yg_ditekan='D'; else if (PINB.5==0) tombol_yg_ditekan='9'; else if (PINB.6==0) tombol_yg_ditekan='8'; else if (PINB.7==0) tombol_yg_ditekan='7'; PORTB=0b11111011;
if (PINB.4==0) tombol_yg_ditekan='C'; else if (PINB.5==0) tombol_yg_ditekan='6'; else if (PINB.6==0) tombol_yg_ditekan='5'; else if (PINB.7==0) tombol_yg_ditekan='4'; PORTB=0b11110111;
if (PINB.4==0) tombol_yg_ditekan='B'; else if (PINB.5==0) tombol_yg_ditekan='3'; else if (PINB.6==0) tombol_yg_ditekan='2'; else if (PINB.7==0) tombol_yg_ditekan='1'; delay_ms(10);
return tombol_yg_ditekan; }
Setelah huruf/angka yang muncul pada LCD sama dengan ketika tombol ditekan, ditambahkan program untuk lebih menarik.
Listing program LCD dan keypad lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(" Setting Input "); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf("Tegangan = V"); for(tekan=0;tekan<=98;tekan++) { ulang: key=keypad();
if(key=='$') // jika tidak ada tombol ditekan { goto ulang; } Lcd_putchar(key); Pas[tekan]=key; Delay_ms(500); }
Setelah program pengujian LCD dan keypad
di download ke minimum system, pada keypad
ditekan tombol „3‟,‟8‟, dan „0‟. Maka pada layar LCD akan menghasilkan tampilan seperti pada gambar 8.
Gambar 8Integrasi keypad dan LCD.
3.4 Pengujian Sistem
Pada pengujian ini semua bagian komponen penyusun dari sistem seperti hardware dan software diintegrasikan menjadi satu. Tujuan dari pengujian sistem secara keseluruhan adalah untuk mengetahui apakah alat ini sudah dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Peralatan yang digunakan untuk pengujian antara lain:
a. autotrafo 3 fasa b. Kabel secukupnya. c. Resistance Load. Langkah kerjanya:
a. Download program pada minimum system ATmega 16.
b. Integrasikan minimum sistem tersebut dengan rangkaian hardware.
c. Kemudian masukkan set tegangan, arus dan Vmax.
d. Kemudian ubah – ubah tegangannya dan lihat pergerakan motor.
e. Sambungkan dengan resistance load untuk mengecek arus.
Masukkan setting input :
1. Tegangan = 380 volt
2. Arus = 5 ampere
3. Vmax = 10 %
Dari tabel 3 dapat dilihat ketka kondisi
tegangan dibawah dari 380 volt maka motor akan
berputar ke arah kiri untuk menaikkan tegangan agar
sesuai dengan setpoint. Ketika telah mencapai 380
volt maka motor secara otomatis akan berhenti. Dan
ketika melebihi 380 volt motor akan berputar
kekanan untuk menurunkan tegangan, itu bisa dilihat
pada tegangan 400 volt motor berputar kekanan.
Untuk pengaruh dari nilai Vmax, kontaktor off
ketika nilai tegangan melebihi dari nilai 418 volt.
Perhitungan dari nilai Vmax bisa dilihat dibawah ini. Vmax = setvmax*setv/100
= 10 * 380/100 = 38 volt
Vmax1 = setv + vmax = 380 + 38 = 418 volt
Untuk pengujian arusnya, rangkaian diseri
ampere meter kemudian diseri dengan resistance
variable. Ketika melebihi dari nilai set arus sebesar 5
ampere maka kontaktor akan memutus tegangan yang masuk kedalam sistem. Hal tersebut bisa dilihat pada
tabel 4.
Tabel 3Kondisi motor berdasarkan sensor tegangan.
Tegangan Output (volt) Tampilan Tegangan pada LCD (Volt)
%error Kondisi Motor
0 0 0 motor putar kiri
20,42 20,645 1,10 motor putar kiri
39,5 40,526 2,60 motor putar kiri
60,2 61,026 1,37 motor putar kiri
100,2 100,976 0,77 motor putar kiri
120 120,5 0,42 motor putar kiri
140,2 140,476 0,20 motor putar kiri
160 160,476 0,30 motor putar kiri
200,3 201 0,35 motor putar kiri
220,1 220,983 0,40 motor putar kiri
240,8 241,526 0,30 motor putar kiri
260 260,513 0,20 motor putar kiri
280,1 281,432 0,48 motor putar kiri
300 300,976 0,33 motor putar kiri
320,6 321 0,12 motor putar kiri
340,2 341 0,24 motor putar kiri
358 359,6 0,45 motor putar kiri
381,2 380 0,31 motor berhenti
400 401 0,25 motor putar
Tabel 4Pengaman sistem berdasarkan pembacaan arus. no Arus input (ampere) Pembacaan LCD (ampere) %error Kondisi Kontaktor 1 0,0 0,00 0 ON 2 0,5 0,46 8,7 ON 3 1,0 0,94 6,4 ON 4 1,5 1,49 0,7 ON 5 2,0 2,03 1,5 ON 6 2,5 2,59 3,5 ON 7 3,0 3,15 4,8 ON 8 3,5 3,73 6,2 ON 9 4,0 4,25 5,9 ON 10 4,5 4,72 4,7 ON 11 5,0 5,12 2,3 OFF 4. Kesimpulan
Dari proyek akhir yang berjudul “Pengaturan Tegangan Pada Autotrafo 3 Phasa Berbasis Mikrokontroler” yang khusunya membahas software, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata % error pada nilai tegangan
dan arus cukup kecil untuk nilai tegangan sebesar 0,54 % dan arus sebesar 4%.
2. Perlu adanya deadband agar motor tidak
selalu berubah ketika sudah mencapai nilai
dari set point. Toleransi maksimumnya
sekitar 0.01.
3. Mengamankan sistem diambil dari
pembacaan sensor arus, dan Vmax yang diproses dari tegangan 380 volt dan prosentase Vmax yang tidak lebih dari 10 %.
4. Autotrafo dapat menaikkan dan
menurunkan tegangan secara otomatis setelah dikontrol oleh mikrolkontroler. 5. Respon yang dihasilkan dari alat ini dari
tegangan dari input yang kurang atau lebih dari 380 volt sampai 380 volt sekitar 9 detik.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1]Kadir, Abdul.” Pemrograman dasar Turbo C untuk IBM PC”. Yogyakarta : Penerbit Andi. 1991.
[2]Wandhana Lingga, Mikrokontrollr AVR seri ATmega 16,Andi Yogyakarta,2006
[3]Data sheet keypad 4 x 4
http://www.mytutorialcafe.com/mikrokontroll er%20bab7%20Keypad.htm
[4] Data sheet LCD 16 x 2
http://nuriazlansubri.blogspot.com/2010/10/p aparan-lcd-16x2.html