IMPLEMENTASI STANDAR :
SKP, HPK, PPI
SESUAI
SNARS
CURICULUM VITAE
1. Nama : Patricia Suti Lasmani, SKep, Ns, MPH 2. Tempat tanggal lahir: Sleman, 2-6-1964
3. Riwayat Pendidikan:
– D3 Kep Depkes RI di DIY lulus th 1987
– S1 Kep, Ners PSIK UGM lulus th 2001
– IKM MMR UGM lulus tahun 2014 4. Riwayat Pekerjaan:
– Perawat Pelaksana mulai th 1987
– Pembimbing Klinik mulai tahun 1989
– Kepala Ruang HDNC Anak th 1989 - 2003
– Kepala Ruang PICU dan Luka Bakar th 2003 – 2007
– PJ Pelayanan IRI Anak th 2007 – 2011
– Sekretaris Komite Keperawatan th 2007 – 2011
– Ketua Komite Keperawatan th 2011 – sekarang
Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan peserta mampu mengimplementasikan Standar SKP, HPK dan PPI dalam pelayanan pasien di rumah sakit
Memahami perubahan Standar SKP, HPK, PPI
Memahami implementasi standar SKP
Memahami implementasi standar HPK
Memahami implementasi standar PPI
6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran 1. • Identifikasi pasien dengan tepat Sasaran 2. • Meningkatkan komunikasi efektif Sasaran 3. • Meningkatkan keamanan obat-obat dengan kewaspadaan tinggi Sasaran 4. • Memastikan benar lokasi operasi, benar prosedur, dan benar pasienSasaran 5.
• Mengurangi Resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
Sasaran 6.
• Mengurangi resiko cidera akibat pasien jatuh
MAKSUD &
TUJUAN
SKP 1
Elemen Penilaian SKP.1
1. Ada regulasi yang mengatur pelaksanaan identifikasi pasien.(R)
2. Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan minimal 2 (dua) identitas, tidak boleh menggunakan nomor kamar
pasien atau lokasi pasien dirawat sesuai regulasi rumah sakit (D,O,W)
3. Identifikasi pasien dilakukan sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik dan terapetik. (W,O,S)
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, produk darah, pengambilan specimen dan pemberian diet. (W,O,S) (lihat juga PAP.4; AP.5.7)
5. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
radioterapi,menerima cairan intravenous, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik dan identifikasi terhadap pasien koma. (W,O,S)
KAPAN IDENTIFIKASI PASIEN
DILAKUKAN
KAPAN SKP 1 DILAKUKAN
3
Sebelum Intervensi:
• memberikan radioterapi,
• memberikan cairan intravena,
• hemodialisis,
• pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis,
• katerisasi jantung,
• prosedur radiologi diagnostik, dan
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Petemuan seorang petugas dengan pasien:
1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien, tanggal lahir 2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien/ barcode
(identitas pasien)
Sutoto.KARS 13
Cek dua identitas dari tiga identitas cocokkan dengan perintah dokter
BERBAGAI KEADAAN YANG DAPAT
MEMBUAT IDENTIFIKASI TIDAK BENAR
1. Pasien Dalam Keadaan Terbius, 2. Mengalami Disorientasi,
3. Tidak Sepenuhnya Sadar, 4. Dalam Keadaan Koma,
5. Saat Pasien Berpindah Tempat Tidur, 6. Berpindah Kamar Tidur,
7. Berpindah Lokasi Di Dalam Lingkungan RS 8. Terjadi Disfungsi Sensoris,
9. Lupa Identitas Diri, 10. DLL
SKP 2
Standar SKP. 2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar PPA.
Standar SKP.2.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil pemeriksaaan diagnostik kritis. Standar SKP.2.2
Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi “Serah Terima” (hand over).
Elemen Penilaian SKP.2
1. Ada regulasi tentang komunikasi efektif antar profesional pemberi asuhan. (lihat juga TKRS.3.2) (R)
2. Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antar profesional pemberi asuhan. (D,W) (lihat juga
3. Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca ulang oleh penerima pesan dan
dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat juga AP.5.3.1, Maksud dan Tujuan) (D,W,S)
4. Penyampaian hasil pemeriksaaan diagnostik secara verbal ditulis lengkap, dibaca ulang dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan secara lengkap (D,W,S)
Perintah lisan/ lewat telepon
•
Write back/ Write DOWN
•
Read Back
•
Confirm
Khusus instruksi berupa Obat LASA/NORUM, harus dilakukan SPELLING dengan NATO ALPHABET
Elemen Penilaian SKP.2.1
1. Rumah sakit menetapkan besaran nilai
kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan
hasil diagnostik kritis. (R)
(lihat juga
AP.5.3.2)
2. Rumah sakit menetapkan siapa yang
harus melaporkan dan siapa yang harus
menerima nilai kritis hasil pemeriksaan
diagnostik dan dicatat di rekam medis.
(W,S)
(lihat juga AP.5.3.2 EP 2)
NILAI KRITIS PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI Ventricular Tachycardia (VT) Non-Sustained (<30 detik) Ventricular Tachycardia Sustained (>30 detik) Ventricular fibrillation Sine Wave (pada Hiperkalemia) Supraventricular Tachycardia ST-Elevasi (≥ 1 mm diminimal 2 sadapan yang berpasangan) Blok AV grade II tipe II Blok AV Total SINUS PAUSE ≥ 6000 ms tanpa keluhan atau ≥ 3000 ms dengan keluhan bradikardia
Elemen Penilaian SKP.2.2
1. Ada bukti catatan tentang hal-hal kritikal dikomunikasikan diantara profesional pemberi asuhan pada waktu dilakukan serah terima pasien
(hand over). (D,W) (lihat juga MKE.5)
2. Formulir, alat, metode ditetapkan untuk mendukung proses serah terima pasien (hand over) bila mungkin melibatkan pasien. (D,W)
3. Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi waktu serah terima pasien
SERAH TERIMA
Sesama praktisi kesehatan
Antar tingkat perawatan yang berbeda di dalam rumah sakit
Dari ruang perawatan pasien ke departemen lain untuk tindakan diagnostik atau terapeutik
Antar staf dan pasien/keluarga, misal saat pemulangan
PERANGKAT SERAH TERIMA
CAP Serah Terima
Formulir alih ruang Formulir Alih Rawat
Formulir resume pasien pulang
MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)
Standar SKP 3
Rumah sakit menetapkan
regulasi untuk melaksanakan
proses meningkatkan
keamanan terhadap obat-obat
yang perlu diwaspadai.
Elemen Penilaian SKP.3
1. Ada regulasi tentang penyediaan,
penyimpanan, penataan, penyiapan, dan
penggunaan obat yang perlu diwaspadai.(R) 2. Rumah sakit mengimplementasikan regulasi
yang telah dibuat (D,W)
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai, yang disusun
berdasar data spesifik sesuai regulasi. (D,O,W)
4. Tempat penyimpanan, pelabelan,
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai, termasuk obat NORUM diatur di tempat aman.
OBAT
HIGH ALERT
Apa yang harus dilakukan ?
Label per kemasan terkecil
Tempat penyimpanan terpisah
Double check
HIGH
ALERT
OBAT LASA
Apa yang harus dilakukan
Lafalkan saat komunikasi verbal
(Nato Phonetic Alphabet)
Label pd tempat penyimpanan
Ditempatkan tidak bersebelahan
dg obat padanannya
Double check
LaSa
7 benar pemberian obat
•
Benar obat
•
Benar dosis
•
Benar cara
•
Benar waktu
•
Benar pasien
•
Benar informasi
•
Benar dokumentasi
KAPAN ED OBAT MULTIDOSE VIAL
YANG SUDAH DIBUKA ?
Perhatikan ED masing2 obat setelah obat
dibuka pertama kali
Beri label tanggal dibuka dan tanggal ED saat
pertama kali membuka vial
Disimpan pada suhu sesuai dengan syarat
penyimpanan obat tersebut
Buka :
Ed :
Elemen Penilaian SKP 3.1
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
untuk melaksanakan proses
mencegah kekurang hati-hatian
dalam mengelola elektrolit konsentrat
(R)
2. Elektrolit konsentrat hanya tersedia di
unit kerja / instalasi farmasi atau depo
farmasi. (D,O,W)
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan regulasi
untuk melaksanakan proses
memastikan Lokasi,
Tepat-Prosedur dan Tepat-Pasien yang
menjalani tindakan dan prosedur.
Maksud dan tujuan SKP 4
Rumah sakit diminta untuk menetapkan
prosedur yang seragam sebagai berikut :
1.
Beri tanda di tempat operasi
2.
Dilakukan verifikasi pra-operasi
3. Melakukan Time Out sebelum
insisi kulit dimulai
Elemen Penilaian SKP.4
1. Ada regulasi untuk melaksanakan penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif (site
marking). (R)
2. Ada bukti rumah sakit menggunakan satu
tanda ditempat sayatan operasi pertama atau tindakan invasif yang segera dapat dikenali dengan cepat sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit (D,O)
3. Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif (site marking) dilakukan oleh staf medis yang melakukan operasi atau tindakan invasif dengan melibatkan pasien. (D,O,W)
Standar SKP 4.1
Rumah sakit
menetapkan regulasi untukmelaksanakan proses Time-out yang dijalankan di kamar operasi sebelum operasi dimulai,
dilakukan untuk memastikan Lokasi,
Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur.
Elemen Penilaian SKP.4.1.
1. Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan
“surgical check list ” (Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety 2009). (R)
2. Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, rumah sakit menyediakan “check list” atau proses lain untuk mencatat, apakah informed consent sudah benar dan lengkap, apakah Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien sudah teridentifikasi, apakah semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap tersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik. (D,O)
3. Rumah sakit menggunakan Komponen Time-Out terdiri dari identifikasi Tepat-Pasien,Tepat Prosedur dan tepat Lokasi, persetujuan atas operasi dan konfirmasi bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan sebelum melakukan irisan. (D,O,W,S).
4. Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur,Tepat-Pasien, jika operasi dilakukan diluar kamar operasi termasuk prosedur tindakan medis dan gigi. (D,O,W)
3 ( tiga ) Elemen penting
dalam SPO
•
Penandaan lokasi pembedahan (√ )
•
Checklist verifikasi pre operasi
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi untukprosedur bedah aman dengan menggunakan “surgical safety
check list ’’(surgical safety
checklist dari WHO patient 2009). (R)
R Regulasi tentang prosedur
Time-Out
10
0
TL
TT
2. Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, rumah sakit
menyediakan “check list” atau proses lain untuk mencatat, apakah informed consent sudah benar, apakah Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien sudah teridentifikasi, apakah semua dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah siap tersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik. (D,O)
D
O
Bukti pelaksanaan tentang form check list atau proses lain untuk mencatat
Lihat form check list atau proses lain untuk
pencatatan 10 5 0 TL TS TT
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
3. Rumah sakit menggunakan Komponen Time-Out terdiri dari identifikasi Tepat-Pasien,Tepat Prosedur dan tepat Lokasi, bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan. (D,O,W,S)
D
O
W
S
Bukti tentang hasil pelaksanaan Time-out
Lihat pelaksanaan Time -Out
- DPJP
- Staf klinis
Peragaan proses time-out
10 5 0 TL TS TT
4. Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien, Jika operasi dilakukan, termasuk prosedur tindakan medis dan gigi, diluar kamar operasi. (D,O,W)
D
O
w
Bukti pelaksanaan Time-Out
di luar kamar operasi Lihat form terkait Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien DpjP 10 5 0 TL TS TT
Standar SKP 5
Rumah sakit menetapkan
regulasi
untuk menggunakan dan
melaksanakan
"evidence-based
hand hygiene guidelines"
untuk
menurunkan risiko infeksi terkait
layanan kesehatan.
Elemen Penilaian SKP. 5
1. Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan
(hand hygiene) yang mengacu pada standar WHO terkini. (R) (lihat juga PPI.9. EP 2, EP 6)
2. Rumah sakit melaksanakan program kebersihan
tangan (hand hygiene) di seluruh rumah sakit sesuai regulasi (D,W)
3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai prosedur (W,O,S) (lihat juga PPI.9 EP 6)
4. Ada bukti staf melaksanakan lima saat cuci tangan. (W,O,S)
5. Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai regulasi. (W,O,S) (lihat juga PPI.9 EP 2, EP 5, dan EP 6)
6. Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi
terhadap upaya menurunkan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan. (D,W) (lihat juga PPI.9 EP 6)
Standar SKP 6
MENGURANGI RISIKO CEDERA KARENA PASIEN JATUH
Elemen Penilaian SKP.6
1. Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera karena jatuh. (R) (lihat juga AP.1.2.1 EP 2)
2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses asesmen terhadap semua pasien rawat inap dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, lokasi terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
3. Rumah sakit melaksanakan proses asesmen awal, asesmen lanjutan, asesmen ulang dari pasien pasien rawat inap yang berdasar catatan teridentifikasi risiko jatuh. (D,O,W) (Lihat juga AP.2 EP 1)
4. Langkah-langkah diadakan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh.(D,O,W) (lihat juga AP.1.2.1 EP 3)
Alur Pencegahan Jatuh di Rawat Jalan
Pasien Rajal Skrening Satpam/escort Risti jatuh PasangPita kuning Edukasi
Tidak risti
jatuh Pendaftaran
Pendaftaran Poli klinik Asesmen
Risiko jatuh Dokumentasi
Kunjungan pertama Assesmen rajal: intervensi Kunjungan ulang SOAP RAJAL Edukasi
Alur Pencegahan Jatuh di Rawat Inap
Pasien Triase Primer Risti jatuh
1. Pasang Stiker Fall Risk 2. Pasang Penanda jatuh pada TT Edukasi Rawat Jalan Intervensi Pencegahan Jatuh Asesmen ulang Risiko jatuh Risiko Jatuh Form Edukasi Instruksi Pencegahan jatuh pd CPPT Rawat Inap Asesmen Jatuh Asesmen Jatuh Edukasi
HAK PASIEN DAN KELUARGA
KARS 2012
11 STANDAR
98 EP
SNARS ed 1
•
27 Standar
•
96 EP
• HPK 1 : Tanggung Jawab Rumah Sakit
Terhadap HPK
• HPK 1.1 : Rumah Sakit Menghargai
Agama, Keyakinan Dan Nilai-nilai Pribadi
• HPK 1.2 : Rumah Sakit Menyimpan
Kerahasiaan Informasi
• HPK 1.3 : Perlindungan Terhadap Harta
Benda Milik Pasien
• HPK 1.4 : Identifikasi Dan Perlindungan
Pasien Berisiko Terhadap Kekerasan Fisik
• HPK 2 : Partisipasi Pasien Dan Keluarga Dalam Proses Asuhan
• HPK 2.1 : Hak Pasien Mendapat Informasi Tentang Semua Aspek Asuhan Medis Dan Tindakan
• HPK 2.2 : Hak Mendapat Informasi Tentang Diagnosa, Rencana Tindakan, Dpjp Dan Ppa LainnYA
• HPK 2.3 : Hak Untuk Penolakan Dan Tidak Melanjutkan Pengobatan
• HPK 2.4 : Hak Untuk Menolak/Menunda Atau Melepas Bantuan Hidup Dasar
• HPK 2.5 : Hak Terhadap Asesmen Dan Manajemen Nyeri
• HPK 2.6 : Hak Mendapat Pelayanan Penuh Hormat Pada Akhir Kehidupan
• HPK 4 : Hak Mendapat Informasi Tentang Hak
Dan Kewajiban Pasien Dengan Bahasa Yang Mudah Dimengerti
• HPK 5 : Persetujuan Umum (General Consent)
• HPK 5.1-5.3 : Persetujuan Khusus (Informed Consent)
• HPK 6-6.1 : Penelitian, Perlindunganthd Subyek Penelitian
• HPK 6.2 : Uji Klinis Yang Melibatkan Manusia Sebagai Subyek Penelitian
• HPK 6.3 : Perlindungan Terhadap Pasien Sebagai Subyek Klinis
•
HPK 7 : Komite Etik Penelitian
•
HPK 8 : Donasi Organ, Informasi
Bagaimana Memilih Untuk Mendonorkan
Organ Dan Jaringan Lainnya
•
HPK 8.1: Pengawasan Terhadap Proses
Donasi, Kemungkinan Terjadinya Jual Beli
Organ
•
HPK 8.2: Pengawasan Terhadap
Pengambilan Transplantasi Organ Dan
Jaringan
HPK 1
1. Ada regulasi tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga. (lihat juga TKRS.12.1 EP 1 dan TKRS.12.2 EP 2) (R).
2. Pimpinan rumah sakit memahami hak dan kewajiban pasien dan keluarga sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan (W)
3. Rumah sakit menghormati hak dan kewajiban pasien dan dalam kondisi tertentu terhadap keluarga pasien bahwa pasien memiliki hak untuk menentukan informasi apa saja yang dapat disampaikan pada keluarga dan pihak lain. (D,W).
4. Semua staf memperoleh edukasi dan memahami tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga serta dapat menjelaskan tanggungjawabnya melindungi hak pasien. (D,W).
Standar HPK 1.1
RS memberikan asuhan dengan
menghargai agama, keyakinan dan
nilai-nilai pribadi pasien serta
merespon permintaan yang berkaitan
dengan bimbingan kerohanian.
Elemen penilaian HPK 1.1 Telusur Skor 1. Agama, keyakinan dan
nilai-nilai pribadi pasien teridentifikasi (D,W). (lihat juga MKE.8 EP 1)
D
W
Bukti dalam RM tentang
identifikasi agama, keyakinan dan nilai-nilaipribadi pasien • Staf rekam medis
• Staf klinis • Pasien/keluarga 10 5 0 TP TS TT
2. Staf memberikan asuhan dengan cara menghormati
agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien (lihat juga MKE.8 EP 2). (D,W)
D
W
Bukti pelaksanaan asuhan yang menghormati agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien
• Staf klinis • Pasien/keluarga 10 5 0 TP TS TT
3. Rumah sakit menanggapi permintaan rutin, termasuk permintaan kompleks terkait dukungan agama atau
bimbingan kerokhanian (D,W,S).
D
W S
1. Bukti kerja sama dengan rohaniawan
2. Bukti permintaan pelayanan rohani
3. Bukti pelaksanaan pelayanan rohani
Staf klinis, Pasien/keluarga Peragaan dalam menanggapi
Permintaan yan rohani
10 5 0 TP TS TT
Standar HPK 1.2
Informasi tentang pasien adalah
rahasia dan RS diminta menjaga
kerahasiaan informasi pasien
serta menghormati kebutuhan
privasinya.
Elemen Penilaian HPK.1.2
1. Ada regulasi tentang kewajiban simpan rahasia pasien dan menghormati kebutuhan privasi pasien. (R)
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa segala informasi tentang kesehatan pasien adalah rahasia dan kerahasiaan itu akan dijaga sesuai peraturan perundang-undangan (D,W).
3. Pasien diminta persetujuannya untuk pelepasan informasi
yang tidak tercakup dalam peraturan perundang-undangan. (D,W).
4. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien. (D,W).
5. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan pengobatan. (D,O,W)
6. Keinginan akan kebutuhan pasien untuk privasi dihormati saat wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur, pengobatan dan transfer pasien. (O,W)
Standar HPK 1.3
RS menetapkan ketentuan untuk
melindungi harta benda milik
pasien dari kehilangan atau
pencurian.
Elemen Penilaian HPK.1.3
1. Ada regulasi tentang penyimpanan barang milik pasien yang dititipkan dan barang milik pasien dimana pasiennya tidak dapat menjaga harta miliknya. Rumah sakit memastikan barang tersebut aman dan menetapkan tingkat tanggung jawabnya atas barang milik pasien tersebut. (R)
2. Pasien menerima informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam menjaga barang milik pasien. (D,W).
Standar HPK 1.4
Pasien yang rentan terhadap
kekerasan fisik dan kelompok
pasien yang berisiko diidentifikasi
dan dilindungi.
Maksud dan Tujuan HPK 1.4
Rumah sakit menjaga keamanan dalam tiga area yaitu: a. Area publik yang terbuka untuk umum seperti area
parkir, rawat jalan dan penunjang pelayanan, b. Area tertutup dimana pada area ini hanya bisa
dimasuki orang tertentu dengan ijin khusus dan pakaian tertentu misalnya kamar operasi,
c. Area semi terbuka, yaitu area yang terbuka pada saat-saat tertentu dan tertutup pada saat-saat yang lain, misalnya rawat inap pada saat jam berkunjung menjadi area
terbuka tetapi diluar jam berkunjung menjadi area tertutup untuk itu pengunjung diluar jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi dan menggunakan identitas pengunjung.
Elemen Penilaian HPK.1.4
1. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
melakukan identifikasi populasi pasien yang rentan terhadap risiko kekerasan dan
melindungi semua pasien dari kekerasan (lihat
juga PP.3.1 s/d 3.9) (R)
2. Daerah terpencil, daerah terisolasi, dan rawan terjadinya tindak kekerasan di rumah sakit
dimonitor. (lihat juga MFK 4) (O,W)
3. Staf rumah sakit memahami peran mereka dalam tanggung jawabnya dalam
Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi
dan proses untuk mendukung
partisipasi pasien dan keluarga
di dalam proses asuhan
Elemen Penilaian HPK.2
1. Ada regulasi tentang rumah sakit mendorong partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan dan memberi kesempatan pasien untuk melaksanakan second opinion tanpa rasa khawatir akan mempengaruhi proses asuhannya. (lihat juga PAP.7.1 EP 6; AP.1 EP 4; ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5) (R)
2. Staf dilatih dan terlatih melaksanakan regulasi dan perannya dalam mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanannya. (D,W,S)
Standar HPK 2.1
Pasien
diberitahu
tentang
semua aspek asuhan medis
dan tindakan.
Elemen Penilaian HPK.2.1
1. Ada regulasi tentang hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi, diagnosis pasti, rencana asuhan dan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan serta diberitahu tentang hasil asuhan termasuk kemungkinan hasil yang tidak terduga. (R)
2. Pasien diberi informasi tentang kondisi medis mereka dan diagnosis pasti. (D,W) (
lihat juga MKE.9 EP 1)
3. Pasien diberi informasi tentang rencana asuhan dan tindakan yang akan dilakukan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. (lihat juga AP.1 EP 4 dan MKE.9 EP 1) (D,W)
4. Pasien diberi tahu bilamana “persetujuan tindakan” (informed consent) diperlukan dan bagaimana proses memberikan persetujuan. (lihat juga HPK.5.1; AP.6; AP.5.11 EP 2; PAP.3.3; PAB.3; PAB.4; PAB.7 dan MKE.9 EP 4). (D,W)
5. Pasien dijelaskan dan memahami tentang hasil yang diharapkan dari proses asuhan dan pengobatan. (D,W)(lihat juga ARK.2.1 EP 2 dan PAP.2.4)
6. Pasien dijelaskan dan memahami bila terjadi kemungkinan hasil yang tidak terduga. (D,W) (lihat juga PAP.2.4 EP 2)
7. Pasien dan keluarga dijelaskan dan memahami tentang haknya dalam berpartisipasi membuat keputusan terkait asuhan jika diinginkan (lihat juga AP.1 EP 4; ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5). (W)
Standar HPK 2.2
Pasien dan keluarga
menerima
informasi tentang penyakit, rencana
tindakan, dan DPJP serta para
PPA
lainnya agar mereka dapat
Maksud dan Tujuan HPK 2.2
Anggota staf menjelaskan setiap tindakan atau prosedur yang diusulkan kepada pasien dan keluarga.
Informasi yang diberikan memuat elemen:
a) diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dan dasar diagnosis b) kondisi pasien
c) tindakan yang diusulkan
d) tata cara dan tujuan tindakan e) manfaat dan risiko tindakan
f) nama orang mengerjakan tindakan g) kemungkinan alternatif dari tindakan h) prognosis dari tindakan
i) kemungkinan hasil yang tidak terduga
Elemen Penilaian HPK.2.2
1. Ada regulasi yang mengatur pelaksanaan proses
untuk menjawab pertanyaan informasi
kompetensi dan kewenangan dari PPA. (R) (lihat juga KKS.9; KKS.13 dan KKS.16)
2. Pasien diberi informasi tentang elemen a) sampai j) yang relevan dengan kondisi dan rencana tindakan (D,W) (lihat juga HPK.5.1; AP.6; AP.5.11 EP 2; PAP.3.3; PAB.3; PAB.4; PAB.7 dan MKE.9 EP 4)
3. DPJP, PPJA dan PPA lainnya harus
memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu pasien. (W,S)
Standar HPK 2.3
Rumah sakit memberitahu pasien dan
keluarganya tentang hak dan
tanggung jawab mereka yang
berhubungan dengan
penolakan atau
Elemen Penilaian HPK.2.3
1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan. (D,W) (lihat juga ARK.4.4, EP 1)
2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang konsekuensi dari keputusan mereka.(D,W) (lihat juga ARK 4.4, EP 2).
3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut. (D,W)
4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan. (D,W)
Standar HPK 2.4
Rumah sakit menghormati keinginan dan
pilihan pasien untuk
menolak pelayanan
resusitasi, menunda atau melepas
bantuan hidup dasar (do
not
Maksud dan Tujuan HPK 2.4
Rumah sakit diminta membuat pedoman
yang berisi:
a) rumah sakit
harus mematuhi
peraturan perundang-undangan yang
terkait
b) rumah sakit harus
memastikan sesuai
dengan norma agama dan budaya
c) mencakup
situasi dimana keputusan
tersebut berubah sewaktu pelayanan
sedang berjalan
Maksud dan Tujuan HPK 2.4
d)
memandu PPA melalui isu hukum dan etika
dalam melaksanakan menunda atau melepas
bantuan hidup dasar
e) rumah sakit mengembangkan kebijakan dan
prosedur melalui suatu proses yang
melibatkan banyak profesi dari berbagai sudut
pandang
f) regulasi tentang identifikasi tanggungjawab
masing-masing pihak dan
pendokumentasiannya dalam rekam medis
pasien
Elemen Penilaian HPK.2.4.
1.Ada regulasi rumah sakit pada saat
pasien menolak pelayanan resusitasi,
menunda atau melepas bantuan hidup
dasar
sesuai
peraturan
perundang-undangan, norma agama dan budaya
masyarakat. (R)
2.Pelaksanaan
sesuai
dengan
regulasi
tersebut. (D,W
)Standar HPK 2.5
Rumah sakit mendukung hak
pasien terhadap asesmen dan
manajemen nyeri yang tepat.
Elemen Penilaian HPK.2.5
1. Ada regulasi tentang asesmen dan manajemen nyeri. (R)
2. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan melakukan asesmen
dan manajemen nyeri yang sesuai. (lihat juga PAP.7.1 EP 1). (D,W)
3. Staf rumah sakit memahami pengaruh
pribadi, budaya, sosial dan spiritual tentang hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri,
serta asesmen dan manajemen nyeri secara akurat. (D,W)
Standar HPK 2.6
Rumah sakit mendukung hak
pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang penuh hormat
dan penuh kasih savang pada
akhir kehidupannya.
Elemen Penilaian HPK.2.6.
1. Ada regulasi tentang pelayanan pasien pada akhir kehidupan (R)
2. Rumah sakit mengakui dan mengidentifikasi pasien yang menghadapi kematian dengan kebutuhan yang unik. (D,W)
3. Staf rumah sakit menghormati hak pasien yang sedang menghadapi kematian, memiliki kebutuhan yang unik dalam proses asuhan dan di dokumentasikan. (D,W) (lihat juga MIRM.13 EP 2)
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarganya tentang adanya
proses untuk menerima, menanggapi danmenindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien.
Rumah sakit juga
menginformasikan tentang hak pasien untuk
berpartisipasi dalam proses ini.
Elemen Penilaian HPK.3.
1. Ada regulasi yang mendukung konsistensi pelayanan dalam menghadapi keluhan, konflik atau beda pendapat. (R)
2. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan pendapat. (D,W) 3. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat ditelaah
dan ditindaklanjuti oleh rumah sakit serta didokumentasikan. (D,W)
4. Pasien dan atau keluarga pasien ikut serta dalam proses penyelesaian. (D,W)
Standar HPK 4
Semua pasien diberi tahu tentang
hak dan kewajiban dengan metode
dan bahasa yang mudah
Elemen Penilaian HPK.4
1.Ada regulasi bahwa setiap pasien dan
keluarga
mendapatkan
informasi
tentang hak dan kewajiban pasien. (R)
2.Ada bukti bahwa informasi tentang hak
dan kewajiban pasien diberikan tertulis
kepada
pasien,
terpampang
atau
tersedia sepanjang waktu. (D,O,W)
3.Rumah
sakit
menetapkan
proses
pemberian informasi hak dan kewajiban
pasien jika komunikasi tidak efektif atau
tidak tepat. (W,
S
)
Standar HPK 5
Pada saat pasien diterima
waktu
mendaftar rawat jalan dan setiap
rawat inap, diminta menandatangani
persetujuan umum (general
consent),
persetujuan umum (general
consent) harus
menjelaskan cakupan
dan batasannya.
Elemen Penilaian HPK.5
1. Ada regulasi tentang persetujuan umum dan pendokumentasiannya dalam rekam medis pasien diluar tindakan yang membutuhkan persetujuan khusus (informed consent) tersendiri. (R)
2. Persetujuan umum (general consent) diminta saat pertama kali pasien masuk rawat jalan atau setiap masuk rawat inap. (D,W)
3. Pasien dan atau keluarga diminta untuk
membaca dan kemudian menandatangani
Standar HPK 5.1
Rumah sakit menetapkan regulasi
pelaksanaan
persetujuan khusus
(informed consent) oleh DPJP dan
dapat dibantu oleh staf
yang terlatih
dengan bahasa yang dapat dimengerti
sesuai peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian HPK.5.1
1. Ada regulasi yang dijabarkan dengan jelas mengenai persetujuan khusus (informed consent). (R)
2. DPJP menjelaskan informasi tindakan yang akan diambil dan bila perlu dapat dibantu staf terlatih. (D,W)
3. Pasien memahami informasi tentang tindakan yang memerlukan persetujuan khusus (informed consent)
melalui cara dan bahasa yang dimengerti oleh pasien. Pasien dapat memberikan/menolak persetujuan khusus (informed consent) tersebut. (D,W) (lihat juga HPK.2.1; AP.6; AP.5.11 EP 2; PAP.3.3; PAB.3.3; PAB.4; PAB.7 dan MKE.9 EP 4)
Standar HPK 5.2
Persetujuan khusus (informed consent)
diberikan
sebelum operasi, anestesi
(termasuk sedasi), pemakaian darah dan
produk darah, tindakan dan prosedur
serta pengobatan lain dengan risiko
tinggi
Elemen Penilaian HPK.5.2
1. Ada regulasi tentang persetujuan khusus (informed consent) yang harus diperoleh sebelum operasi atau prosedur invasif, sebelum anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, serta pengobatan risiko tinggi lainnya. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan tentang persetujuan khusus (informed consent) yang harus diperoleh sebelum operasi atau prosedur invasif, sebelum anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk darah, serta pengobatan risiko tinggi lainnya. (D, W)
3. Rumah sakit menyusun daftar semua pengobatan / tindakan / prosedur yang memerlukan persetujuan khusus (informed consent). (D,W)
4. Identitas DPJP dan orang yang membantu memberikan informasi kepada pasien dan keluarga dicatat di rekam medik pasien. (D,W)
Standar HPK 5.3
Rumah sakit menetapkan proses,
dalam konteks peraturan
perundang-undangan,
siapa pengganti pasien
yang dapat memberikan persetujuan
dalam persetujuan khusus (informed
consent) bila pasien tidak kompeten.
Standar HPK 6
Pimpinan rumah sakit
bertanggung jawab untuk
melindungi manusia/pasien
Standar HPK 6.1
Rumah sakit mematuhi semua
peraturan dan persyaratan
penelitian/kode etik profesi serta kode
etik penelitian dan menyediakan
sumber daya yang layak agar program
penelitian dapat berjalan dengan
Standar HPK 6.2
Rumah sakit memberikan penjelasan
kepada pasien dan keluarganya tentang
bagaimana
cara mendapatkan akses ke
penelitian / uji klinis
(clinical trial)
yang melibatkan manusia
Standar HPK 6.3
Rumah sakit memberikan penjelasan
kepada pasien dan keluarganya
tentang bagaimana pasien yang ikut
berpartisipasi dalam penelitian/ uji
klinis
(clinical trial)
mendapatkan
Standar HPK 6.4
Persetujuan khusus
(informed
consent)
penelitian diperoleh
sebelum pasien berpartisipasi
dalam penelitian / uji klinis
Standar HPK 7
Rumah sakit mempunyai
sebuah
komite etik penelitian untuk
melakukan pengawasan atas semua
penelitian dirumah sakit tersebut
yang melibatkan manusia/pasien
sebagai subjeknya.
Standar HPK 8
Rumah sakit memberi informasi
pada pasien dan keluarga tentang
bagaimana memilih untuk
mendonorkan organ dan jaringan
lainnya
Standar HPK 8.1
Rumah sakit menetapkan kebijakan
dan prosedur untuk melakukan
pengawasan terhadap proses
kemungkinan terjadinya jual beli
organ dan jaringan.
Standar HPK 8.2
Rumah sakit
menyediakan
pengawasan terhadap
pengambilan, transplantasi organ
dan jaringan.
PPI 1.1
(edisi Pitselnas)
*
Dihapus karena duplikasi dng PPI 1, EP 3 di PPI 1.1 menjadi EP 3 di PP11
PPI 5 EP 4
*
Dihapus karena duplikasi dng EP 2
PPI 8.1 EP 4
*
Dihapus karena duplikasi dng PPI 8.2 EP 5
PPI 8.2 EP 4
*
Dihapus karena duplikasi dng PPI8.1 EP 3PPI 8.2 EP 6
*
Dihapus karena duplikasi dng PPI8.1 EP 5
METODOLOGI SURVEI PPI
• Wawancara program PPI --> 30 - 60 menit. • Telusur :- individu/pasien--> implementasi PPI ke pasien Sistem PPI > Struktur Proses kegiatan
edit 1 Juni 2017 107
29 STANDAR
107 ELEMEN
PENILAIAN
PPI
FOKUS AREA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
1. \
• Kepemimpinan dan Tata Kelola (PPI 1; 2)
J
\ / 2. \
• Sumberdaya (PPI 3; 4)
J
3. \
• Tujuan Program PPI (PPI 5; 6; 6.1; 6.2 )
J
4. \
• Peralatan Medis dan Alat Kesehatan Habis Pakai ( PPI 7; 7.1;7.2;7.2.1;7.2.2;7.3;7.3.1)
_J
5. \
• Limbah Infeksius (PPI 7.4; 7.4.1;7.5)
J
PPI 1 Komite PPI
PPI 2 IPCN
PPI 3 IPCLN
PPI 4 Sumber daya untuk program
PPI
PPI 5 Program PPI & Kesehatan kerja
PPI 6 Program Surveilans
PPI 6.1
Risiko infeksi, tingkat infeksi dan kecenderungan infeksi
PPI 6.2 ICRA infeksi
PPI 7
ICRA prosedur dan proses asuhan invasif yg berisiko infeksi
PPI 7.1
ICRA prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yg berisiko infeksi
PPI 7.2 Sterilisasi peralatan
PPI 7.2.1
Perbekalan farmasi habis pakai,
kadaluwarsa dan single use - re use
PPI 7.3 Linen/Londri
PPI 7.3.1 Linen dan Londri sesuai prinsip-2 PPI
PPI 7.4 Pengelolaan limbah infeksius yg benar PPI 7.4.1
Pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat
PPI 7.5 Pengelolaan limbah benda tajam dan jarum
PPI 7.6 Penyelenggaraan makanan
PPI 7.7 Mechanical dan enginering control
PPI 7.7.1 ICRA Renovasi
PPI 8 Kewaspadaan isolasi
PPI 8.1 Penempatan pasien dan transfer pasien dng airborne disease
PPI 8.2 Penempatan pasien dng airborne disease
dalam waktu singkat
PPI 8.3 Penanganan Outbreak
PPI 9 Hand Hygiene
PPI.9.1 APD
PPI 10 Integrasi PPI dengan PMKP
PPI 11 Edukasi/diklat PPI
Struktur Organisasi Komite PPI
DIREKTUR RS
KRITERIA KETUA KOMITE PPI
1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
KRITERIA SEKRETARIS KOMITE PPI
1. Dokter / IPCN / tenaga kesehatan lain yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
3. Purna waktu.
ANGGOTA KOMITE PPI
• IPCN/Perawat PPI • IPCD/Dokter PPI :
• Dokter wakil dari tiap KSM (Kelompok Staf Medik). • Dokter ahli epidemiologi.
• Dokter Mikrobiologi. • Dokter Patologi Klinik.
3. Anggota Komite lainnya :
a. Tim DOTS b. Tim HIV c. Laboratorium. d. Farmasi. e. sterilisasi f. Laundri e. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS). f. sanitasi lingkungan g. pengelola makanan h. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). i. Kamar jenazah. 17 januari 2018URAIAN TUGAS KOMITE PPI (PMK 27 TAHUN 2017
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakanPPI. 2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan. 3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Dst...
Standar PPI 2
Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi
untuk mengawasi serta supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Elemen Penilaian PPI.2
1. Rumah sakit menetapkan Perawat PPI / IPCN (Infection Prevention and Control nurse )
dengan jumlah dan kualifikasi sesuai dengan regulasi. (R )
2. Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan pengawasan dan supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi. .(D,W ) 3. Ada bukti terlaksananya pelaporan Perawat
Kriteria IPCN :
1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III Keperawatan 2. Mempunyai minat dalam PPI.
3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN. 4. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara. 5. Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control
Link Nurse) yang jumlah dan kualifikasinya
Standar PPI 4
Pimpinan rumah sakit menyediakan
sumber
daya
untuk
mendukung
Standar PPI 5
Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko tertular infeksi yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan nonklinis.
Maksud dan Tujuan PPI 5
Program PPI antara lain meliputi :
a. Kebersihan tangan
b. Surveilans risiko infeksi
c. investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi
d. meningkatkan pegawasan terhadap penggunaan antimikrob secara aman;
e. asesmen berkala terhadap risiko;
f. menetapkan sasaran penurunan risiko (lihat juga AP 5.3) g. mengukur dan me-review risiko infeksi.
Standar PPI 6
Program surveilans rumah sakit
menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus program terkait dengan pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan PPI 6, PPI 6.1 dan PPI 6.2
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeks dan lokasinya yg relevan sebagai berikut :
a. Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik, trakeostomi, dan lain lain
b. Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain c. Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central,
dan lain lain
d. Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dll
e. Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi drug resistant organism, infeksi yang virulen
Standar PPI 6.1
Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, tingkat infeksi, dan kecenderungan dari infeksi terkait layanan kesehatan untuk menurunkan angka infeksi tersebut.
Standar PPI 6.2
Rumah sakit secara proaktif melakukan
asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi dan menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi tersebut.
Elemen penilaian PPI 6.2 Telusur Skor
1. Ada bukti rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi paling sedikit setahun sekali. (D,W)
D
W
Bukti tentang asesmen risiko infeksi (ICRA) setahun sekali berupa daftar risiko
• Komite/Tim PPI • Komite/Tim PMKP • IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi • Kepala unit pelayanan
10 5 0 TL T S TT
2. Ada bukti rumah sakit menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi tersebut. (D,W
D
W
Bukti penyusunan strategi penurunan infeksi (tata kelola penurunan infeksi) sebagai tindak lanjut dari EP 1 • Komite/Tim PPI • Komite/Tim PMKP • IPCN • IPCLN • Kepala bidang/divisi • Kepala unit pelayanan
10 5 0 T L T S T T
Standar PPI 7
Rumah sakit melaksanakan identifikasi
prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Elemen Penilaian PPI.7
1. Rumah sakit menetapkan risiko infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta strategi untuk menurunkan risiko infeksi. (R) ICRA pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan, punksi
lumbal.
2. Ada bukti identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif dan strategi untuk menurunkan risiko infeksi. (D,W)
3. Rumah sakit melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksipada prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi. (D,O,W,S)
4. Rumah sakit telah melaksanakan kegiatan pelatihan untuk menurunkan risiko infeksi di dalam proses-proses kegiatan tersebut. (D,W)
Standar PPI 7.1
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan kegiatan penunjang
pelayanan yang berisiko infeksi serta
menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Maksud dan Tujuan PPI 7.1
Rumah sakit juga melakukan asesmen risiko terhadap kegiatan penunjang di rumah sakit yang harus mengikuti prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi, namun tidak terbatas pada
a) sterilisasi alat;
b) pengelolaan linen/londri;
c) pengelolaan sampah;
d) penyediaan makanan;
Standar PPI 7.2
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan
Elemen Penilaian PPI.7.2
1. Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan sterilisasi sesuai peraturan perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti alur dekontaminasi, pre-cleaning, cleaning, disinfeksi, dan sterilisasi peralatan medis di pusat sterilisasi sudah sesuai dengan prinsip prinsip PPI. (D,O,W)
3. Rumah sakit mengkoordinasikan pelayanan sterilisasi dan disinfeksi di luar pusat sterilisasi. (D,O,W)
4. Rumah sakit menjamin proses sterilisasi dan disinfeksi di luar pusat sterilisasi seragam. (D,O,W)
Standar PPI 7.2.1
Rumah sakit mengidentifikasi dan
menerapkan proses untuk mengelola
perbekalan farmasi habis pakai (supplies) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan
ulang peralatan sekali-pakai apabila diizinkan oleh peraturan perundang-undangan.
Standar PPI 7.3
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi
pada
pengelolaan
linen/londri
dengan
benar
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan.
Standar PPI 7.3.1
Pengelolan linen/londri dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan
limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi melalui kegiatan sebagai berikut:
a. pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius; b. penanganan dan pembuangan darah serta
komponen darah;
c. Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat; d. pengelolaan limbah cair;
Standar PPI 7.4.1
Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai peraturan perundang-undangan
Standar PPI 7.5
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
Rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering controls) fasilitas yang antara lain meliputi
a. Sistem ventilasi bertekanan positif;
b. biological safety cabinet;
c. laminary airflow hood;
d. termostat di lemari pendingin;
Standar PPI 7.7.1
• RS menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, kontruksi dan renovasi gedung
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami imunitas rendah
(immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1, PPI 8.2, PPI 8.3 Lihat SNARS Edisi 1
Standar PPI 8.1
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne diseases di dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit.
Elemen penilaian PPI 8.1 Telusur Skor
1. Penempatan dan transfer
pasien airborne diseases sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya. (O,W)
O
W
Lihat penempatan pasien airborne diseases, termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya dan transfer pasien (Lihat PPI 8 EP1)
• Kepala/staf IGD
• Kepala/staf rawat jalan • Kepala/staf rawat inap • IPCN • IPCLN 10 5 0 T L T S T T
2. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan monitoring oleh IPCN terhadap
penempatan dan proses transfer pasien airborne diseases sesuai dengan prinsip PPI. (D,O,W)
D
O
W
IASION
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
Lihat penempatan dan transfer pasien airborne diseases, termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya
• Kepala/staf IGD
• Kepala/staf rawat jalan • Kepala/staf rawat inap • IPCN 10 5 0 T L T S T T
Elemen penilaian PPI 8.1 Telusur
Sko r
3. Ada bukti pelaksanaan monitoring ruang
tekanan negatif dan penempatan pasien secara rutin. (D,O,W)
D
O
W
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan
supervisi
Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring
secara rutin
• Kepala/staf IGD
• Kepala/staf rawat jalan • Kepala/staf rawat inap • IPCN • IPCLN 1 0 5 0 T L T S T T
Standar PPI 8.2
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien infeksi "air
borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak
mempunyai kamar tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik)
Standar PPI 8.3
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan
ALUR PASIEN PENYAKIT INFEKSI
BERDASARKAN TRANSMISI
Standar PPI 9
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan
desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Standar PPI 9.1
Sarung tangan, masker, pelindung mata, serta alat pelindung diri lainnya tersedia dan digunakan secara tepat apabila disyaratkan.