• Tidak ada hasil yang ditemukan

Erwin Suryaningrat. 116 At-Ta lim, Vol. 15, No. 1, Januari Ruang Lingkup Kajian Ilmu Lughah (Linguistik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Erwin Suryaningrat. 116 At-Ta lim, Vol. 15, No. 1, Januari Ruang Lingkup Kajian Ilmu Lughah (Linguistik)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Ruang Lingkup Kajian Ilmu Lughah (Linguistik)

Erwin Suryaningrat

Abstract: Basically, humans are social beings who interact with each other. To be interaction between them goes well and smoothly, it needs the means of communication that is able to bridge the desire and intent to be conveyed, and in this case the most influential communications medium in human life is language. Language is as important as the air that is inhaled human at any time, the activity never stops speaking, he was in line with their life, even in the religious beliefs of man who had died was to interact despite language in context and different forms. Some experts attempt to give definition language. Ibn Jinni, an Arab linguist, defines language as sound used by any group to convey meaning. Linguistics is the scientific study of language with its main focus is the structure of language, while the purpose and primary object is how people use language to communicate. Phonology examine the characteristic sound and sound functions. Morphology investigate words, its parts and its occurrence. Investigate syntactic units larger than words, and the relationship between the units. Lexicology investigate the vocabulary or lexicon.

A. Pendahuluan

Ilmu Lughah terdiri dari dua suku kata, ilmu dan lughah. Ilmu Lughah dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu bahasa, sedangkan dalam istilah populer orang sering menyebut dengan istilah linguistik. Dilihat dari namanya ilmu bahasa adalah ilmu tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, jadi secara ringkasnya ilmu bahasa adalah kajian ilmiah mengenai bahasa manusia.

Bila mau dikaji lebih detail lagi maka, Linguistik adalah studi bahasa secara ilmiah dengan fokus utamanya adalah struktur bahasa, sedangkan tujuan dan objek utamanya adalah bagaimana orang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Ahli linguistik yang disebut linguis1. Ahli linguistik yang disebut linguis2menurut Verhaar tidak berurusan dengan bahasa sebagai alat pengungkap afeksi atau emosi, atau bahasa sebagai sifat khas golongan sosial atau bahasa sebagai alat prosedur pengadilan, hal tersebut menjadi urusan ahli psikologi, sosial dan hukum sedangkan yang menjadi

1Abdul Chaer,Psikolinguistik Kajian Teoritik(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 4.

2 Verhaar, J. W. M, Asas-Asas Linguistik Umum, cet. ke-6 (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2008), hlm. 5.

(2)

kekhususan ilmu linguistik adalah bahasa sebagai bahasa . Secara umum pembidangan linguistik di bagi atas;

1. Menurut objek kajiannya dibagi menjadi dua bagian besar linguistik mikro dan makro. Objek kajian linguistik mikro adalah struktur internal bahasa itu sendiri yang mencakup struktur fonologi, morfologi, sintaksis dan leksikon. Sedangkan linguistik makro mengkaji bahasa dalam hubungannya faktor di luar bahasa seperti faktor sosiologis, psikologis, antropologi dan neurologi. 2. Menurut tujuan kajiannya dibagi atas linguistik teoritis dan linguistik terapan.

Linguistik teoritis bertujuan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka sedangkan kajian terapan ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis seperti pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus dan sebagainya.

3. Linguistik sejarah dan sejarah linguistik. Linguistik sejarah mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa, sedangkan sejarah linguistik mengakaji perkembangan ilmu linguistik mengenai tokoh-tokohnya, alira teorinya, amupun hasil kerjanya.4

Verhaar merumuskan bidang-bidang dasar linguistik yang menyangkut struktur dasar tertentu dalam berbagai bagian: struktur bunyi dan bahasa (fonetik dan fonologi), struktur kata (morfologi), struktur antar kata dalam kalimat (sintaksis), arti atau makna (semantik), menyangkut siasat komunikasi antar orang (parole), pemakian bahasa dan hubungan tuturan bahasa dengan apa yang dibicarakan (pragmatik)5.

B. Hubungan Ilmu Bahasa dengan ilmu-ilmu lain

Ilmu Bahasa sebagai sebuah disiplian keilmuan yang mengkaji masalah bahasa tidak bisa terlepas dari ilmu-ilmu yang ada di sekitarnya. Bahasa sangat berkaitan dengan manusia sebagai penggunanya. Bahasa bagi manusia layaknya nafas yang setiap saat ia hirup, satu jam saja manusia tidak menghirup nafas ia akan mati, artinya manusia dikatakan hidup ketika ia masih bisa bernafas. Begitu juga dengan bahasa, manusia tidak akan bisa terlepas dari bahasa, apabila manusia sudah tidak bisa lagi

3Chaer,Psikolinguistik,. Ibid. 4Verhaar.Asas, hlm. 9.

(3)

berbahasa maka bisa jadi ia telah mati. Dalam kondisi dan keadaan bagaimanapun manusia akan senantiasa berbahasa, baik dengan bahasa tulis, lisan atau bahasa isyarat. Dikarenakan bahasa itu adalah bagain dari manusia, maka bahasa sangat berkaitan dengan semua sisi kehidupan manusia, baik itu manusia sebagai makhluk sosial, maka memunculkan kajian sosiolinguistik, manusia sebagai makhluk berbudaya maka memunculkan kajian antropolinguistik, dan masih banyak lagi kajian-kajian keilmuan yang berkaitan dengan persoalan bahasa. Oleh karenanya secara garis besar ilmu lughah dibagi menjadi, ilmu lughah nazhari (teoritis) dan ilmu lughah tathbiqi (aplikatif)6, ilmu lughah nazhori (teoritis) mengkaji seputar materi dan metode, secare materi ilmu lughah teorits mengkaji persoalan Aswat (fonologi), sharaf (morfologi), nahwu (sintaksis) dan ilmu dalalah (Semantik). Adapun dari segi metode, kajian teoritis ilmu lughah mengkaji seputar wasfi (descriptive), tarikhi (historical), muqoron (comperative) dan taqobali ( contrastive)7. Adapun tathbiqi adalah kajian bahsa yang berhubungan langsung dengan aktivitas kehidupan manusia, oleh karenaya akan ditemukan beberpa kajian diantaranya sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, geolinguistik, institusional linguistik dll8.

C. Ruang lingkup kajian Linguistik

Sebagaimana yang telah dijelaskan secara singkat di atas bahwa kajian bahasa secara teoritis adalah kajian seputar fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.

1. Fonologi

Fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Chaer menjelaskan bahwa, Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan bunyi-bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya. Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia.9 Dengan demikian fonologi merupakan sistem bunyi dalam bahasa. Istilah fonologi ini berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu phone yang berarti bunyi dan logos yang berarti tatanan, kata, atau ilmu disebut juga tata bunyi. Akan tetapi, bunyi yang dipelajari dalam Fonologi bukan bunyi sembarang bunyi,

6Dr. Muhammad Muhammad Daud, Al Arabiyah wa Ilmu Lughah al Hadits, Darul Gharib;

Kairo.2001. hlm. 89

7Ibid, hlm. 95 8Ibid, hlm. 91

(4)

melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan ataupun tulis yang digunakan oleh manusia.

Ada tiga padanan kata yang mengandung arti kata bunyi; lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise, voice dan sound10. Kridalaksana menjelaskan bahwa bunyi secara umum berarti kesan pada pusat saraf sebagai akibat getarangan gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.11Secara garis besar, proses terjadinya bunyi bahasa itu ada empat; 1. Proses mengalirnya udara, 2. Proses fonasi, 3. Proses oral, 4. Proses artikulasi12

Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni: 1. Fonetik

Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.

Macam –macam fonetik :

a. fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa

b. fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia

c. fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara

2. Fonem

Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi. Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.

10Tamam Hasan. Manahij al-bahs fi al-lughah, dar al saqofah;kairo, 1979, hlm. 67 11Harimurti Kridaklasana, kamus linguistik, Ed. II, Gramedia; Jakarta, 1984, hlm. 31 12Ahmad Mukhtar Umar, dirosah al saut al lughawi, ed II ‘alam al kutub; Kairo, 1981, hlm.

(5)

2. Morfologi

Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran -en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran -en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.

Morfologi atau tata bentuk kata adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari bentuk-bentuk kata dan segala hal proses pembentukannya. Morfologi mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Dalam bahasa Arab, ilmu ini lebih dikenal dengan ‘ilm al-sharf, yang merupakan satuan gramatikal yang membahas masalah struktur intern kata. Secara terminologi morfologi adalah salah satu dari bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal (Verhaar, 2003, 97). Devinisi lain dikemukakan oleh Hijazi (1978:55) yang menyatakan bahwa Morfologi penyatuan dari beberapa unsur bunyi yang ada sehingga menjadi sebuah kata yang mengalami afiksasi13

3. Sintaksis

Secara etimologi, sintaksis berarti ‘menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat’. Sintaksis merupakan cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat atau bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Jadi, sintaksis ialah ilmu yang mempelajari hubungan aantara kata, frase, klausa, kalimat yang satu dengan kata,

13 Moch. Syarif Hidyatullah dan Abdullah. Pengantar Linguistik Arab Klasik-Modern.

(6)

frase, klausa, kalimat yang lain. Kata, frase, klausa dan kalimat inilah yang oleh para ahli disebut sebagai satuan sintaksis. Analisis sintaksis mengacu pada analisis frasa dan kalimat. Salah satu kemaknawiannya adalah perannya dalam perumusan peraturan perundang-undangan. Beberapa teori analisis sintaksis dapat menunjukkan apakah suatu kalimat atau frasa dalam suatu peraturan perundang-undangan bersifat ambigu (bermakna ganda) atau tidak. Jika bermakna ganda, tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan perundang-undangan tersebut tidak disalahartikan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

4. Semantik

Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata ‘pl’ memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.

D. PENUTUP

Objek Linguistik: Bahasa. Dan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa tersebut, antara lain, adalah (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu wujudnya lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, (13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya.

Ruang Lingkup Ilmu Lughah terdiri atas kajian terhadap bunyi bahasa (fonologi “ilm al-ashwa:t” dan fonetik “ilm wazha:’if al-ashwa:t"), kajian terhadap kata (morfologi “ilm al-sharf”), kajian terhadap kalimat (sintaksis “ilm al-nahw”), dan kajian terhadap makna (semantik“ilm al-dila:li:”).

(7)

Pada dasarnya linguistik mempunyai dua bidang besar, yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik. Dalam mikrolinguistik terdapat bidang teoretis yang terbagi dalam bidang umum (teori linguistik, linguistik deskriptif, linguistik historis komparatif) dan bidang khusus (linguistik deskriptif, linguistik historis komparatif). Sedangkan dalam makrolinguistik terdapat bidang interdisipliner (fonetik, stilistika, filsafat bahasa, psikolinguistik, sosiolinguistik, etnolinguistik, filologi, semiotika, epigrafi) dan bidang terapan (pengajaran bahasa, penterjemahan, leksikografi, fonetik terapan, sosiolinguistik terapan, pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa khusus, linguistic medis, grafologi, mekanolinguistik).

Penulis: Erwin Suryaningrat, S.S, M.Hum adalah Dosen Prodi PBA Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Daud, Muhammad Muhammad, Al Arabiyah wa Ilmu Lughah al Hadits, Darul Gharib; Kairo.2001

Chaer, Abdul,Linguistik Umum,Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012, cetakan keempat. Moch. Syarif Hidyatullah dan Abdullah. Pengantar Linguistik Arab Klasik-Modern.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, cetakan pertama.

Djoko Kentjono, Djoko, Dasar-dasar Linguistik Umum, Depok: Fakultas Sastra UI Chaer, Abdul,Fonologi Bahasa Indonesia. Bandung: Rineka Cipta. 2009

Hasan, Tamam.Manahij al-bahs fi al-lughah, Dar al saqofah;kairo, 1979 Kridaklasana, Harimurti,kamus linguistik, Ed. II, Gramedia; Jakarta, 1984

Referensi

Dokumen terkait