• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR,

PROVINSI MALUKU UTARA

Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

Kelompok Program Penelitian Mineral

S A R I

Satuan batuan ultrabasa terdiri dari serpentinit, umumnya berwarna hitam kehijauan, getas, terbreksikan, mengandung garnierite serta urat-urat magnesit dan dunit berwarna kemerahan, mengandung garnierit, serta men-gandung urat-urat magnesit berwarna putih.

Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian dikelompokkan menjadi beberapa blok, yaitu blok I daerah Maba, blok II daerah Moronopo dan Mabapura, blok III dan IV daerah Buli, blok V daerah Wayamli dan blok VI daerah Wasile. Hasil analisis kimia, kandungan MgO antara 25,16% - 39,13%.

Blok I, daerah Maba, luas sebaran 2.011 ha atau 20.110.000 m2, sumberdaya hipotetik 10.336.540.000 ton. Kand-ungan MgO 33,74%- 36,25%.

Blok II, daerah Moronopo dan Mabapura , luas sebaran 896 ha atau 8.960.000 m2, sumberdaya hipotetik 2.302.720.000 ton. Kandungan MgO 25,61% -39,13%.

Blok III dan IV, daerah Buli, bolk III, luas sebaran 188 ha atau 1.880.000 m2, sumberdaya hipotetik 483.1600.000 ton. Kandungan MgO 26,26% - 37,23%. Blok IV, luas sebaran 392 ha atau 3.920.000 m2, sumberdaya hipotetik 1.007.440.000 ton. Kandungan MgO. 27,37% - 32,71%.

Blok V, daerah Wayamli, luas sebaran 2.486 ha atau 24.860.000 m2 sumberdaya hipotetik 6.389.020.000 ton. Kandungan MgO 29,52% - 31-62%.

(2)

PENDAHULUAN

Daerah Provinsi Maluku Utara mempunyai potensi batuan ultrabasa yang cukup besar tersebar di Pulau Halmahera, kususnya Kabu-paten Halmahera Timur. Dijumpainya sebaran batuan ultrabasa yang cukup luas, merupakan sumber dari mineral magnesium yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk magne-sium (Mg).

Untuk meningkatkan status data dan infor-masi batuan ultrabasa tersebut Pusat Sumber Daya Geologi, melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Tahun Anggaran 2011, men-gadakan kegiatan Penelitian Batuan Ultrabasa di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.

Secara administratif lokasi penelitian berada di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara dan secara geografis terletak diantara koordinat 127o 37’ - 128044’ Bujur Timur dan 0027’

- 1035’ Lintang Utara (Gambar 1).

GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN

Daerah penyelidikan tercakup dalam peta geologi Lembar Ternate dan Morotai, Maluku dengan skala 1 : 250.000, menurut S. Supriatna, dkk. (1980) dan T. Apandi, dkk. (1980), Kabupaten Halmahera Timur disusun oleh batuan sebagai berikut : (Gambar 2)

Batuan Sedimen

Formasi Dodaga (Kd): perselingan batulanau,

serpih, batupasir, napal dan batugamping.

Formasi Dorosagu (Tped) : perselingan antara batupasir, batulanau, batulempung, serpih, kon-glomerat, dan batugamping, sangat kompak, berlapisan sangat baik.

Formasi Tutuli (Tomt): batugamping, bersisipan napal dan batupasir.

Formasi Weda (Tmpw): batupasir berselin-gan denberselin-gan batulempung, batulanau, napal, batugamping dan konglomerat.

Formasi Tingteng (Tmpt) : batugamping dengan sisipan batupasir gampingan dan napal.

Batugamping Terumbu (QI) : batugamping terumbu berwarna putih keabuan, setempat mengandung cangkang moluska, sisipan napal dan batugamping pasiran, terbentuk di lingkun-gan neritik dan litoral.

Endapan Permukaan

Aluvium (Qa/t) : kerikil, pasir, lumpur dan bong-kah andesit dan basal, yang di lengan timurlaut mengandung komponen batuan ultrabasa, diendapkan dalam lingkungan sungai, delta dan rawa; yang di sebelah selatan Tanjung Gurua terdapat endapan undak yang diduga dari kipas aluvium.

Batuan Gunungapi

(3)

Formasi Kayasa (Qpk): batuan gunungapi terdiri dari lava dan breksi.

Batuan Beku

Komplek Batuan Ultrabasa (Ub): batuan ultra-basa, gabro, basal dan diabas.

Gabro (Gb): kelabu muda, berkristal kasar, pejal sebagian terbreksikan.

Diorit (Di) : diorit putih keabuan, porfiritik, fenokris amfibol terletak di dalarn masadasar mikrolit plagioklas. Mikrodiorit kelabu muda mengandung sedikit mineral amfibol.

POTENSI ENDAPAN BAHAN GALIAN

Sebaran batuan ultrabasa di daerah penelitian didominasi oleh batuan serpentinit, harzbur-git, diabas dan sedikit dunit memetakan jenis batuan tersebut sangat sulit dilakukan karena hampir di setiap lokasi satuan batuan ini dijumpai dan secara permukaan di dominasi oleh batuan serpentinit.

Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian dikelompokkan menjadi beberapa blok. blok termaksud yaitu blok I yakni daerah Maba,

den-gan luas sebaran 2.011 ha atau 20.110.000 m2,

tebal rata-rata 200 meter, berat jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya hipotetik 10.336.540.000 ton.

Batuan ultrabasa yang terdapat di daerah Maba pada umumnya berwarna kehijauan kehitaman agak lapuk berwarna kecoklatan, setempat

terdapat sisipan gabro, basal terdapat juga ser-pentinit serta sisipan tipis magnesit berwarna putih terdapat juga batuan dunit berwarna kecoklatan, kemerahan.

Batuan ultrabasa di daerah ini menempati perbukitan. Selain itu juga tersingkap seba-gian batuan ultrabasa yang sudah mengalami pelapukan berwarna kecoklatan, kehitaman, pada bagian atas sudah menjadi laterit berwarna kecoklatan, kemerahan.

Dari hasil analisis kimia yang dilakukan kand-ungan MgO nya berkisar antara 33,74% - 36,25%.

Blok II yakni daerah Moronopo dan Mabapura

dengan luas sebaran 896 ha atau 8.960.000 m2,

tebal rata 100 meter, berat jenis ultrabasa 2,57

maka sumberdaya hipotetik2.302.720.000 ton.

Sebaran batuan ultrabasa yang tersingkap di daerah Moronopo pada umumnya keras sebagian lapuk berwarna kehijauan, setempat terdapat batuan serpentinit. Batuan ultrabasa di daerah ini menempati perbukitan.

Hasil analisis kimia yang dilakukan kandungan MgO nya berkisar antara 27,33% - 29,05%.

(4)

mem-bentuk perbukitan.

Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand-ungan MgO nya berkisar antara 25,61% -39,13%

Blok III dan IV yakni daerah Buli, bolk III dengan

luas sebaran 188 ha atau 1.880.000 m2, tebal

rata-rata 100 meter, berat jenis ultrabasa 2,57 sumberdaya hipotetik 483.1600.000 ton.

blok IV dengan luas sebaran 392 ha atau

3.920.000 m2, tebal rata-rata 100 meter, berat

jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya hipotetik 1.007.440.000 ton.

Sebaran batuan ultrabasa di daerah Buli pada umumnya berwarna kehijauan, kecoklatan, terdapat urat-urat magnesit dengan ketebalan 1cm sampai 10 cm, selain itu terdapat juga sisi-pan batuan diorit. Pada batuan serpentinit yang berwarna kehijauan, terdapat sisipan garnierit berwarna hijau terang. Batuan ultrabasa yang telah mengalami pelapukan kuat menjadi laterit berwarna kemerahan, kecoklatan.

Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand-ungan MgO nya berkisar antara 26,26% - 37,23%.

Sedangkan hasil analisis petrografi yang dilaku-kan terhadap conto di blok IV, bahwa dalam batuan ultrabasa terdapat jenis Harzburgit. Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur alottriomorpik granular, berbutir halus hingga berukuran 1,5 mm, bentuk butir anhedral, terutama disusun oleh olivine dan piroksen den-gan sedikit mineral opak, dan mineral sekuner serpentin. Harzburgit tersusun oleh mineral olivine 73%, piroksen 15%, dan mineral opak/ oksida besi 2 % serta serpentin 10%.

Blok V yakni daerah Wayamli dengan luas

sebaran 2.486 ha atau 24.860.000 m2, tebal

rata-rata 100 meter, berat jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya hipotetik 6.389.020.000 ton.

Sebaran batuan ultrabasa di daerah Wayamli pada umumnya berwarna kehijauan mengand-ung serpentinit berwarna kehijauan, sebagian sudah lapuk pada batuan ini terdapat urat-urat magnesit dengan ketebalan mm sampai 4 cm, selain sepentinit terdapat juga dunit berwarna kemerahan/merah hati. Batuan ultrabasa di daerah ini menempati perbukitan .

Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand-ungan MgO nya berkisar antara 29,52% - 31-62%

Sedangkan hasil analisis petrografi yang dilaku-kan terhadap conto di daerah blok V, bahwa dalam batuan ultrabasa terdapat batuan serpen-tinit dan diabas. Serpenserpen-tinit, di dalam sayatan tipis batuan ini telah mengalami ubahan kuat, berbutir halus, bentuk butir anhedral, terutama disusun oleh serpentin 50%, tremolit-aktinolit 35% serta mineral opak/oksidasi besi 15%. Dia-bas, di dalam sayatan tipis batuan ini Nampak holokristalin, menunjukkan tekstur hipidiomorfik granular diabasik, berbutir halus hingga beruku-ran 0,75 mm, bentuk butir anhedral-subhedral, disusun oleh mineral plagioklas 35%, piroksen 15%, klorit 18%, opak 2%, serisit 10%, lempung 10% dan epidot 10%.

Blok VI yakni daerah Wasile dengan luas sebaran

850 ha atau 8.500.000 m2, tebal rata-rata 150,

berat jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya hipotetik 3.276.750.000 ton.

(5)

umumnya berwarna kehijauan, kehitaman, pada tempat-tempat tertentu terlihat adanya ser-pentinit berwarna kehijauan/hijau terang, pada bagian atas lapukan batuan sedimen terubah. Pada batuan ultrabasa yang lain yang terdapat di daerah Wasile, terdapat batuan serpentinit ber-warna kehijauan, mengkilap, tampak berserat, sebagian telah mengalami pelapukan, terdapat juga sisipan urat magnesit berwarna putih, tebal 2 cm.

Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand-ungan MgO nya berkisar antara 8,70% - 33.32%.

Hasil analisis petrografi terhadap di blok VI bahwa dalam batuan ultrabasa terdapat batuan sepentinit, di dalam sayatan tipis batuan ini telah mengalami ubahan kuat, berbutir halus hingga berukuran 2,5 mm, bentuk butir anhedral, teru-tama disusun oleh piroksen 83%, serpentin 15% dan mineral opak/oksidasi besi 2%.

Hasil analisis petrografi yang lain, menunjukkan bahwa batuan ini adalah batugamping organik, di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur bioklastik, berbutir sangat halus hinga berukuran 0,5 mm, disusun oleh fragmen-frag-men fosil dan mineral opak/oksidasi besi 2% di dalam masa dasar mikrokristalin karbonat (mikrit) 98%. Disamping itu terdapat urat-urat kalsit yang saling berpotongan.

Sumberdayahipotetik seluruhnya (enam blok)

yakni 9.259.000.000m3, dengan berat jenis

ultra-basa 2,57, sumber daya hipotetik 23,7 milyar ton.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian dikelompokkan menjadi beberapa blok :

Blok I yakni daerah Maba, luas sebaran 2.011 ha sumberdaya hipotetik 10.336.540.000 ton. Kadar MgO 33,74% - 36,25%.

Blok II yakni daerah Moronopo dan Mabapura, luas sebaran 896 ha sumberdaya hipotetik

2.302.720.000 ton. Kadar MgO 25,61% -39,13%.

Blok III dan IV yakni daerah Buli :

Bolk III, luas sebaran 188 ha, sumberdaya

hipotetik 483.1600.000 ton. Kadar MgO 26,26% -

37,23%.

Blok IV, luas sebaran 392 ha, sumberdaya hipo-tetik 1.007.440.000 ton. Kadar MgO 27,37% - 32,71%.

Blok V, daerah Wayamli luas sebaran 2.486 ha, sumberdaya hipotetik 6.389.020.000 ton. Kadar MgO 29,52% - 31-62%

Blok VI, daerah Wasile luas sebaran 850 ha, sumberdaya hipotetik 3.276.750.000 ton. Kadar MgO 33,32%.

(6)

seba-gai bahan baku pupuk magnesium (Mg).

Saran

Melihat sebaran batuan ultrabasa yang cukup luas dan sumberdaya hipotetik yang relatip banyak serta hasil analisis kadar MgO nya yang cukup tinggi, maka batuan ultrabasa di Kabu-paten Halmahera Timur dianggap mempunyai prospek yang cukup baik, sehingga perlu pene-litian lebih lanjut.

Terdapatnya beberapa perusahaan tambang nikel di Kabupaten Halmahera Timur, batuan yang tidak mengandung nikel dapat digunakan sebagai baku pupuk kieserite, yang merupakan nilai tambah dari penambangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kusdarto, dkk., 2006, Kajian Potensi Agromineral Di Indonesia, Direktorat Inventarisasi Sumber-daya Mineral, Bandung

Labaik. G., 2011, Prospek dan Pemanfaatan Awal Batuan Ultrabasa di Kabupaten Aceh Tengah,

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Labaik. G., 2012, Prospek Pemanfaatan Bat-uan Ultrabasa di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara

Potensi dan Prospek Batugamping di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, Dinas Pertam-banganan Energi Kabupaten Halmahera Timur;

Studi Supriatna, S, dkk., 1980, Peta Geologi Lembar Ternate dan Morotai, Maluku, skala 1:250.000 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung

…………, 2009, Laporan Akhir Kajian Bahan Baku untuk Pengembangan pupuk kiserit di Sumat-era Utara, Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara

(7)
(8)

Gambar

Gambar 1. Lokasi Eksplorasi Umum Dolomit  di  Kab. Karo Prov. Sumatera Utara
Gambar  2. Peta Geologi dan Sebaran Batuan Ultrabasa di Kab. Halmahera Timur, Prov.  Maluku Utara

Referensi

Dokumen terkait

Ternyata konsentrasi pluralisme media hanya terletak pada perkembangan dan pertumbuhan perusahaan media yang demokratis, sehingga informasi yang diberikan oleh

Hal tersebut menjadi pertimbangan re-desain interior Tea Spa, dengan menawarkan perawatan kecantikan wajah dan tubuh para wanita dengan menggunakan semua bahan yang

Pneumonia merupakan suatu radang paru yang diseakan o!e" erma#am$ akan o!e" erma#am$ ma#am etio!ogi seperti akteri% &irus% 'amur atau o!e" enda

Dua galur rizobakteri ( Mycobacterium senegalense 73LR dan Bacillus firmus 80JR) serta dua galur FMA ( Gigaspora sp. 38MDL) digunakan sebagai inokulan dengan penambahan

Adapun pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: (1) jenis usaha, (2) penghasilan sebulan, (3)pendapat tentang jumlah kunjungan wisatawan dan keterlibatan konflik

Hasil analisis variansi dua jalan pada taraf 5% menunjukkan: (1) pembelajaran matematika pada materi bangun ruang sisi datar menggunakan metode SQ3R menghasilkan prestasi sama

Untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Silabus : Pendidikan Teknik Lingkungan, sasaran dan kurikulum di jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, pengenalan lingkup bidang tugas sarjana, ilmu lingkungan dan pengertian