LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR
:
SK. 169/ Menhut -II/ 2005
TANGGAL :
16 Juni 2005
KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU
PADA HUTAN TANAMAN ATAS NAMA PT. KELAWIT WANALESTARI
KETENTUAN I
: TUJUAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA
HUTAN TANAMAN
Usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an t anaman
bert uj uan :
1.
Meningkat kan produkt if it as lahan dan kualit as lingkungan
hidup.
2.
Menj unj ang pengembangan indust ri hasil hut an dalam negeri
guna meningkat kan nilai t ambah dan devisa.
3.
Memperluas lapangan kerj a dan lapangan usaha.
Unt uk mencapai t uj uan t ersebut usaha pemanf aat an hasil
hut an kayu pada hut an t anaman melaksanakan kegiat
an-kegiat an yang meliput i penyiapan lahan, pembibit an,
penanamanan, pemeliharaan, pengamanan, pemanenan at au
penebangan, pengolahan dan pemasaran hasil hut an sesuai
dengan Rencana Karya Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu
pada hut an t anaman menurut ket ent uan-ket ent uan yang
berlaku sert a berdasarkan asas manf aat dan lest ari, kerakyat an,
keadilan, kebersamaan, ket erbukaan, dan ket erpaduan.
KETENTUAN II
: PELAKSANAAN
PT. KELAWIT WANA LESTARI sebagai pemegang Izin Usaha
Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada hut an t anaman sebagai
pemegang izin melaksanakan kegiat an usaha pemanf aat an hasil
hut an kayu pada hut an alam pada areal kerj a yang t elah
dit et apkan sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku
sert a ket ent uan-ket ent uan berikut :
A.
BIDANG PERENCANAAN
1.
Potret Udara/ Landsat, Invent arisasi Hutan DAN
Pengaturan Tat a Ruang Hutan Tanaman.
a.
Pot ret Udara atau Citra Landsat.
Pemegang izin diwaj ibkan menyerahkan ke
Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya
dalamwakt u 18 (delapan belas) bulan set elah
dit erimanya Keput usan IUPHHK pada Hut an
t anaman :
1)
Pot ret udara skalai 1 : 20. 000 at au Cit ra
Landsat TM Band 542 skala 1 : 50. 0000 yang
meliput u seluruh areal kerj anya.
2)
Indeks pot ret udara di at as draf t ing f ilm
skala 1 : 250. 000 at au lebih besar (apabila
t ersedia pot ret udara).
3)
Buku laporan hasil pot ret udara at au cit ra
landsat berupa :
a)
Buku laporan hasil penaf siran
b)
Pet a Veget asi skala 1 : 25. 000 dan pet a
veget asi kompilasi (gabungan) skala 1 :
50. 000 – 1 : 100. 000 yang diberi warna
sesuai keadaan hut annya;
c)
Pet a garis bent uk skala 1 : 25. 000 (apabila
t ersedia pot ret udara);
d)
Pet a kelas lereng skala 1 : 50. 000 – 1 :
100. 000 (apabila t ersedia pot ret udara).
b.
Inventarisasi Hut an
1)
Pemegang Izin diwaj ibkan unt uk
melaksanakan invent arisasi hut an yang
meliput i paramet er-paramet er lingkungan di
dalam dan sekit ar wilayah kerj anya unt uk
memperoleh dat a/ inf ormasi yang akurat dan
t erbaru mengenai keadaan lahan , f lora dan
f auna, sert a sosial budaya masyarakat di
dalam dan sekit arnya.
2)
Dalam Melaksanakan invent arisasi hut an
pemegang izin harus berpedoman kepada
ket ent uan perat uran perundang-undangan
yang berlaku.
2.
Rencana Kerj a IUPHHK pada Hut an Tanaman
a.
Pemegang Izin waj ib membuat dan meyampaikan
RK, RKL, dan RKT usaha pemanf aat an hasil hut an
kayu pada hut an t anaman unt uk dinilai,
diset uj ui, dan disahkan oleh Depart emen
Kehut anan.
b.
RKUPHHK pada hut an t anaman diserahkan
kepada Depart emen Kehut anan sel ambat
-lambat nya 1 (sat u) t ahun sej ak dit erbit kannya
izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada
hut an t anaman unt uk dinilai, diset uj ui dan
disahkan.
c.
RKLUPHHK pada hut an t anaman diserahkan
kepada Depart emen Kehut anan sel ambat
-lambat nya 5 (lima) bulan sej ak RKUPHHK pada
hut an t anaman unt uk dinilai, diset uj ui, an
disahkan.
d.
RKTUPHHK pada hut an t anaman diserahkan
kepada Dinas Kehut anan Provinsi set empat
selambat -lambat nya bulan Nopember sebelum
dimulainya t ahun berj alan unt uk dinilai,
diset uj ui, dan disahkan.
3.
Penat aan Hut an
Pemegang Izin waj ib mengelola seluruh areal kerj anya
dan membent uk unit -unit kelest arian pengusahaan
hut an/ kelas perusahaan berdasarkan RK-IUPHHKHT.
B. BIDANG PENYIAPAN DAN PEMBINAAN
1. Penyiapan Lahan
a. Pemegang Izin t idak dibenarkan membuka lahan
(land clearing) melampaui j at ah penanaman,
pemungut an yang t elah dit et apkan didalam RKT
pada hut an t anaman.
b. Pemegang izin dilarang melaksanakan kegiat an
pembangunan hut an t anaman dengan membuka
lahan (land clearing) di luar areal yang t elah
dit et apkan di dalam RKTUPHHK pada hut an
t anaman yang disahkan.
c. Pemegang izin dilarang melaksanakan kegiat an
penebangan hut an t anaman dengan membuka
lahan (land clearing) dengan cara dibakar.
d. Pemegang izin dilarang melaksanakan kegiat an
usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an
t anamanannya.
2. Persemaian
a. Pemegang izin harus menyediakan benih dan bibit
melalui persemaian yang baik pada areal hut an
t anaman, dimana saat penanaman selalu t ersedia
bibit dengan j umlag cukup, t epat wakt u dan
berkualit as t inggi.
b.
Pemegang izin harus membuat persemaian
menet ap (permanen) pada sat u lokasi at au lebih.
Memiliki suat u organisasi yang mapan dengan
personil pelaksana t et ap dan memungkinkan
pelaksanaan pekerj aan dilakukan secara ef ekt if
dan ef isien. Persemaian dapat digunakan selama
j angka wakt u rot asi t anaman sert a dapat
mendukung produksi bibit dalam j umlah besar
unt uk pemenuhan kebut uhan penanaman dengan
skala yang luas dan berkesinambungan.
c. Pemegang izin dapat menyiapkan benih dan bibit
dengan cara bekerj asama dengan Pemerint ah
melalui Pusat Persemaian Permanen yang
let aknya t ersebar diseluruh Indonesia. At au
pemegang izin dapat mengadakan benih unggul
dari yang berlabel dan at au benih yang berasal
dari pohon plus.
d. Pemegang izin dalam awal kegiat an dari
pembuat an persemaian harus mempert imbangkan
perencanaan yang mant ap, meliput i :
1). Pemilihan at au penent uan lokasi persemaian
harus mempert imbangkan : sumber air,
sumber media, kondisi t empat , sarana j alan,
luas persemaian, luas penanaman dan
lain-lainnya.
2). Penat aan ruang persemaian dalam areal
kerj a hut an t anaman harus dapat
mencipt akan kegiat an yang ef isien dan
ef ekt if sert a secara langsung akan ikut
menent ukan kualit as bibit yang dihasilkan.
3. Penanaman
a. Pemegang izin harus melaksanakan sist em
silvikult ur Tebang Habis Permudaan Buat an
(THPB).
b. Jat ah penanaman dit et apkan sesuai RKUPHHK
pada hut an t anaman yang dibuat pemegang izin,
set elah disahkan oleh Depart emen Kehut anan.
Dikelola dengan sist em silvikult ur THPB yang
dit et apkan, dengan mempert imbangkan
kemampuan sert a realisasi pemegang izin dalam
melaksanakan pembuat an t anaman, pemungut an
t ahun sebelumnya, sist em silvikult ur THPB sesuai
dengan t uj uan, pemegang izin j enis t anaman
pokok, rot asi t ebangan, pot ensi (st anding st ock)
dan pert umbuhan volumenya (riap/ growt ).
c. Pembangunan hut an t anaman didahulukan pada
areal kosong dan/ at au semak belukar.
d. Pemegang izin harus melaksanakan cara-cara
penanaman(pemasangan aj ir, j arak t anam,
ukuran lobang t anaman) sesuai dengan keadaan
wilayah kerj anya sert a t idak meninggalkan azas
manf aat , kelest arian dan lingkungan.
e. Semua kegiat an izin usaha pemanf aat an hasil
hut an kayu pada hut an t anaman dilaksanakan
dengan cara yang t idak mengakibat kan adanya
pemborosan dan kerugian-kerugian sumber daya
alam.
4. Pemeliharaan
a.
Pemegang izin harus melaksanakan pemeliharaan
t anaman dengan cara penerapan at au t indakan
sist em silvikult ur unt uk menst imulasikan
pert umbuhan t anaman dengam menent ukan
t empat t umbuh dan ruang t umbuh yang opt imal,
mencegah serangan hama dan penyakit .
b.
Pemegang izin waj ib melaksanakan pemeliharaan
t anaman pada t ahun berj alan/ t ahun ke 1 (sat u)
dengan cara penyulaman, penyiangan,
pendangiran, pencegahan hama penyakit ; t ahun
ke 2 (dua), t ahun ke 3 (t iga) dengan kegiat an
penyiangan, pendangiran, pencegahan hama
penyakit dan pemeliharaan selanj ut nya dengan
j enis kegiat an disesuaikan dengan j enis t anaman
sesuai ket ent uan yang berlaku.
C.
BIDANG PENGAMANAN HUTAN
1.
Perlindungan Hutan
Unt uk mencegah t erj adinya gangguan keamanan hut an
pemegang izin waj ib :
a). Mencegah adanya penebangan pohon t anpa izin;
b). Menyediakan sarana dan prasarana pengaman
hut an;
c). Ikut akt if melaksanakan pencegahan, pemadaman
dan penanggulangan kebakaran hut an dan
disekit ar areal kerj anya;
d).
Pemegang izin waj ib mencegah dan
menghindarkan t erj adinya t indak pelanggaran
oleh karyawan at u pihak lain yang menyebabkan
kerusakan hut an at au lahan hut an dalam areal
kerj anya, ant ara lain : penggarapan dan at au
penggunaan dan at au menduduki kawasan hut an
secara t idak sah dan perambahan lahan hut an,
pencegahan perburuan sat wa liar dan at au sat wa
yang dilindungi;
e).
Pemegang izin waj ib melaksanakan
t erselenggaranya f ungsi lindung dari Kawasan
Lindung dan areal kel erengan curam;
f ). Pemegang izin segera melaporkan set iap
t erj adinya gangguan keamanan hut an dan at au
kerusakan akibat bencana, hama dan at au
penyakit t erhadap t egakan di areal kerj anya
kepada pihak yang berwaj ib.
2. Pelest arian
Alam
a. Perlindungan
Flora
Pemegang izin t idak dibenarkan menebang
pohon-pohon dan memungut t umbuhan lain yang
dit et apkan sebagai j enis yang dilindungi sesuai
dengan perat uran perundangan yang berlaku,
kecuali mendapat kan izin khusus dari
Depart emen Kehut anan.
b. Perlindungan
Sat wa.
1). Pemegang izin waj ib mencegah t erj adinya
perburuan t erhadap sat wa liar baik yang
dilindungi maupun sat wa liar di areal
kerj anya kecuali dengan izin.
2). Pemegang izin perlu menyediakan f asilit as
koridor unt uk pergerakan sat wa.
c. Perlindungan obyek-obyek bernilai ilmiah dan
budaya.
1). Pemegang izin harus mencegah t erj adinya
kerusakan t erhadap obyek-obyek yang
bernilai ilmiah dan at au budaya yang
t erdapat di areal kerj anya.
2). Pemegang izin waj ib segera melaporkan
kepada inst ansi yang t erkait apabila
menemukan obyek yang bernilai ilmiah
dan/ at au budaya.
d. Pengamanan Kawasan Lindung, Kawasan
Pelest arian Alam dan Kawasan Suaka Alam.
1).
Unt uk pengamanan obyek-obyek t ersebut
pemegang izin waj ib membuat daerah
penyangga dengan lebar sekurang-kurangnya
500 (lima rat us) met er dari bat as
persekut uan/ bat as areal kerj anya.
2).
Sarana pengusahaan hut an yang
diperbolehkan diadakan pada daerah
penyangga hanyalah pembuat an j alan
angkut an set elah mendapat kan izin
Depart emen Kehut anan.
3. Upaya-upaya penanggulangan dampak lingkungan
harus dilaksanakan sesuai hasil AMDAL yang t elah
disetuj ui.
4. Lain-lain.
Tenaga dan sarana perlindungan hut an dan pelest arian
alam lain yang harus disediakan oleh pemegang izin,
ant ara lain :
a.
Tenaga Sat pam dalam j umlah yang memadai.
b.
Pos j aga dan port al dij alan masuk areal kerj a.
c.
Rambu-rambu larangan dan peringat an.
D. BIDANG
PEMANFAATAN
Pemanenan at au penebangan hasil hut an kayu :
a.
Kegiat an pemanenan at au penebangan hasil hut an
kayu dilaksanakan dengan cara yang t idak
mengakibat kan adanya pemborosan dan
kerugian-kerugian sumber daya alam.
b.
Pemegang izin t idak dibenarkan menebang kayu pada
areal dengan t uj uan konservasi/ lindung.
c.
Pemegang izin t idak dibenarkan melakukan
pemungut an hasil melampaui j at ah pemungut an yang
t elah dit et apkan dalam RK, RKL dan RKT pada hut an
t anaman.
d.
Pemegang izin t idak dibenarkan melaksanakan
kegiat an budidaya yang dapat mengganggu f unsi
lindung di areal kawasan lindung.
E. BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HUTAN
1. Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara
nasional pemegang izin waj ib meningkat kan ef isiensi,
ef ekt ivit as dan produkt if it as indust ri pengolahan kayu
yang t elah dimiliki, mengembangkan indust ri hilir
dengan orient asi eksport dan membant u keperluan
bahan kayu lainnya, sert a berperan sebagai Bapak
angkat bagi indust ri pendukung/ t erkait .
2.
Pemegang Izin waj ib meningkat kan kemampuan
rekayasa, rancang bangun, dan pengembangan
perangkat lunak lainnya bagi peningkat an dan
pengembangan Indust ri Pengolahan Kayu.
3.
Pemegang Izin diwaj ibkan memberikan inf ormasi
t ent ang dat a pemasaran set iap saat diperlukan
Pemerint ah.
4.
Pemegang Izin harus selalu meningkat kan
pengembangan pemasaran baik unt uk dalam negeri
maupun luar negeri dengan mengembangkan konsep,
st rat egi dan perencanaan pemasaran dan harus
berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan
t ingkat harga yang waj ar.
5.
Pemegang Izin harus mendukung kebij aksanaan
Pemerint ah dalam pemasaran hasil hut an.
6.
Pemegang Izin harus mempekerj akan t enaga grader
dan scaler secukupnya sebanding dengan volume hasil
hut an yang dihasilkan.
7.
Pemegang Izin harus ment aat i perat uran perundangan
t ent ang hasil hut an yang diat ur dalam Penat a Usahaan
Hasil Hut an.
8.
Pemegang Izin sej auh mungkin harus memiliki
perwakilan di pusat -pusat pemasaran hasil hut an dan
membant u Pemerint ah dalam analisa perencanaan dan
pelaksanaan pemasaran dalam rangka memant apkan
pasaran hasil hut an baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
F.
BIDANG INVESTASI, KETENAGAKERJAAN DAN PERALATAN.
1. Investasi
Pemegang Izin waj ib melaporkan kegiat an invest asi
set iap t ahun dalam bent uk isian yang t elah dit ent ukan
dan laporan keuangan akhir t ahun yang diaudit oleh
Akunt an Publik dengan berpedoman kepada
pernyat aan St andart Akunt ansi Keuangan No. 32 (PSAK
32) sesuai Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor
581/ Kpt s-II/ 1994 t anggal 16 Desember 1994 kepada
Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya pada
akhir semest er pert ama t ahun
2. Ket enagakerj aan
a.
Pemegang Izin waj ib mempekerj akan t enaga
t eknis dan t enaga ahli lainnya sesuai kebut uhan.
b.
Pemegang izin diwaj ibkan unt uk mempekerj akan
t enaga-t enaga ahli kehut anan yang memenuhi
persyarat an di bidang Perencanaan Hut an,
Silvikult ur dan Pengelolaan sesuai Perat uran
Perundang-undangan yang berlaku.
c. Pemegang izin diwaj ibkan menyelenggarakan
Pendidikan dan Lat ihan Tenaga Kerj a Indonesia
sesuai kebut uhan, disamping it u pemegang izin
diwaj ibkan mengikut sert akan t enaga kerj a pada
set iap Pendidikan dan Lat ihan yang dilakukan
oleh Pemerint ah sepanj ang menyangkut bidang
kegiat annya.
d. Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan
kerj a, karyawan harus diperlakukan sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.
3. Peralatan
a.
Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal
kerj anya, pemegang izin diwaj ibkan unt uk
membuat rencana pengadaan/ pemanf aat an dan
laporan realisasi t ent ang j enis, j umlah sert a
keadaan per j enis alat berat yang ada di
Lapangan kepada Depart emen Kehut anan.
b.
Set iap pemindahan peralat an yang digunakan
ket empat lain diluar areal kerj anya perlu
mendapat perset uj uan Depart emen Kehut anan.
c.
Set iap pemasukan, penggunaan, dan pemindahan
peralat an yang t idak dipergunakan lagi dan at au
direncanakan unt uk dapat dihapuskan agar dibuat
Berit a Acara sebagai penghapusan peralat an.
G. PENELITIAN
Dalam rangka mencegah, mengurangi dampak negat if yang
mungkin t imbul , dan meningkat kan dampak posit if dari
kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri, pemegang
izin waj ib menyediakan pet ak permanen (permanen plot )
unt uk pengamat an pert umbuhan t egakan (kualit as dan
kuant it as) dan erosi.
KETENTUAN III
: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN
A.
BIDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1.
Pemegang izin waj ib memperhat ikan at au mengambil
langkah-langkah secara maksimal unt uk menj amin
kesehat an dan keselamat an umum karyawan dan at au
orang lain yang berada di dalam areal kerj anya.
2.
Didalam hal t erj adinya kecelakaan-kecelakaan yang
menimpa karyawan pemegang izin at au orang lain
yang berada di dalam areal kerj anya, maka kepada
mereka harus diperlakukan sesuai perat uran
perundangan yang berlaku.
B. BIDANG
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
1.
Fasilit as Pembangunan Masyarakat .
Pemegang izin diwaj ibkan membant u Pemerint ah
dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di
dalam dan di sekit ar areal kerj anya yang ant ara lain
meliput i :
a.
Pengadaan t empat -t empat ibadah.
b.
Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan.
c.
Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.
2. Kesempat an
Kerj a
Pemegang izin harus memberi kesempat an kerj a dan
pelat ihan kepada masyarakat , baik di dalam maupun
di sekit ar areal kerj anya.
3. Fasilit as
Pengobat an.
a.
Pemegang izin harus mendirikan klinik dengan
kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur
lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a penuh
unt uk Pemegang Izin.
b.
Pemegang izin harus menyediakan pelayanan
pengobat an kepada seluruh karyawannya dan
ist erinya.
c.
Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan
karyawan pemegang izin dapat t urut
menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan
biaya seringan mungkin.
d.
Pemegang izin harus menyediakan pos-pos
pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang
diperlukan.
4. Pemegang
izin
diwaj ibkan melaksanakan pembinaan
masyarakat yang ada di dalam/ sekit a areal kerj a
IUPHHK pada hut an t anaman sesuai ket ent uan yang
berlaku.
5.
Pemegang izin diwaj ibkan membina dan
mengembangkan Koperasi Karyawan dan at au KUD dan
at au Koperasi Primer lainnya yang ada disekit arnya
sert a waj ib memberikan kesempat an kepada Koperasi
t ersebut nt uk memiliki saham pemegang izin, at au
kerj a sama usaha pada segmen kegiat an pemanf aat an
hasil hut an kayu pada hut an t anaman.
C. BIDANG
FASILITAS
TEMPAT TINGGAL KARYAWAN DAN
KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI.
1. Base Camp
Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,
pemegang izin harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan :
1)
Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan
harus memenuhi kelayakan ruang t empat yang
sehat .
2)
Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan
Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan
3)
Pembangunan Base Camp di areal izin
pemanf aat an hasil hut an kayu lain harus ada
perset uj uan t ert ulis dari pemegang izin
pemanf aat an hasil hut an kayu yang
bersangkut an.
2.
Tempat penimbunan Kayu/ hasil
Tempat penimbunan kayu/ hasil izin usaha
pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an t anaman
harus t erpisah dari t empat Base Camp.
3. Bangunan
Lainnya.
Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan
didirikan di dalam areal kerj anya harus mendapat kan
izin Depart emen Kehut anan
D.
BIDANG PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA
Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan ket ent uan perat uran
perndang-undangan yang berlaku.
E. BIDANG
HAK-HAK
LAIN
Pemegang Izin t idak mempunyai hak-hak lain selain apa
yang t ercant um di dalam Keput usan Izin pemanf aat an hasil
hut an kayu pada hut an t anaman dan kelengkapannya.
Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliput i Hak-hak pengolahan
at as t anah hut an, hak-hak at as mineral, minyak bumi, gas
alam, bahan-bahan kimia, bat u-bat u mulia at au set engah
mulia, dan sumber-sumber alam lainnya
KETENTUAN IV : BIMBINGAN DAN PENGENDALIAN
Pemerint ah dan Pemerint ah Daerah melakukan bimbingan dan
pegendalian t erhadap pelaksanaan semua kegiat an pemegang
izin baik mengenai pelaksanaan f isik usaha pemanf aat an hasil
hut an kayu pada hut an t anaman maupun semua
administ rasi/ pembukuan dan surat menyurat pengelolaannya.
KETENTUAN V
: PELANGGARAN/ SANKSI
1.
PENGERTIAN PELANGGARAN
Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan/ at au t idak
memenuhi persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um
dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku
dan/ at au Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada
hut an t anaman besert a dokumen kelengkapannya.
2.
PENGENAAN SANKSI
Pelanggaran t erhadap ket ent uan Keput usan ini dikenakan
sanksi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.
KETENTUAN
VI
:
KONSEKWENSI TERHADAP HAPUSNYA IZIN USAHA
PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN
A.
Kewaj iban pemegang izin set elah hapusnya izin usaha
pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an t anaman.
Dalam hal hapusnya izin usaha pemanf aat an hasil hut an
kayu pada hut an t anaman, kepada pemegang izin t et ap
dibebankan kewaj iban-kewaj iban:
1.
Melunasi iuran izin usaha pemanf aat an hasil hut an
kayu pada hut an t anaman dan Provisi Sumber Daya
Hut an (PSDH).
2.
Melaksanakan semua ket ent uan yang dit et apkan oleh
Pemerint ah dan at au Pemerint ah Daerah dalam rangka
hapusnya izin usaha pemanf aat n hasil hut an kayu pada
hut an t anaman.
B.
Pada saat hapusnya izin usaha pemanf aat an hasil hut an
kayu pada hut an t anaman karena habis masa berlakunya
dan at au perpanj angannya, penyerahan kembali sebelum
j angka wakt u yang diberikan berakhir at au dicabut oleh
Ment eri Kehut anan, maka :
1.
Melunasi seluruh kewaj iban f inansial sert a memenuhi
kewaj iban-kewaj iban lain yang dit et apkan oleh
Pemerint ah dan at au Pemerint ah Daerah.
2.
Melaksanakan semua Ket ent uan–ket ent uan yang
dit et apkan berkait an dengan berakhirnya izin sesuai
dengan ket ent uan yang berlaku.
3.
Barang t idak bergerak (j alan angkut an, j embat an,
bendungan air, dermaga, base camp, gudang,
perkant oran, rumah kaca dan sebagainya), dan at au
t anaman yang t elah dibangun dan at au t elah dit anam
dalam areal kerj anya menj adi milik negara.
4.
Pemerint ah dan at au Pemerint ah Daerah t idak
bert anggung j awab at as kewaj iban pemegang izin
t erhadap pihak ket iga.
5.
areal hut an yang dibebani IUPHHK pada hut an
t anaman pengat urannya kembali pada negara.
6.
Pemegang Izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu
pada hut an t anaman diwaj ibkan menyerahkan semua
klise dan bahan-bahan sert a pet a, gambar-gambar
ukuran t anah dan sebagainya yang bersangkut an
dengan pengusahaan hut an kepada Depart emen
Kehut anan dengan t idak menerima gant i rugi.
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
MENTERI KEHUTANAN,
Tt d.
Tt d.