BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Perancangan pusat sinema bandung ini di rancang berdasarkan hasil pendekatan
dan analisa kebutuhan fasilitas rekreasi dengan konsep yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat kota bandung. Secara administratif lokasi tapak berada Di
wwilayah pengembangan cibeunying, kota bandung, provinsi jawa barat. Lokasi
Tepatnya berada diatara Jalan Ir. H. Djuanda, Jalan Rangga Malela dan Jalan Sulanjana.
Gambar 5. 1 Peta Lokasi Proyek
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Adapun tapak proyek pusat cinema ini memiliki ketentuan sebagai berikut :
Luas tapak : 3,2 hektar
Batas wilayah
Utara : Jalan Sulanjana
Selatan : Taman Flexi
Timur : Jalan Ir. H. Djuanda
Gambar 5. 2 Lokasi Tapak Proyek
Sumber : Dokumentasi Pribadi
JALAN SULANJANA
JALAN IR.H.DJUANDA
A. Konsep dasar
Konsep dasar merupakan turunan dari tema perancangan, perancangan bangunan
bandung Cinema Center ini memiliki tema arsitektur hi-tech. Untuk dapat
mengaplikasikan tema arsitektur high-tech pada bangunan Cinema Center ini konsep
yang digunakan untuk mendukung konsep perancangan bangunan rekreasi komersial adalah yang “attractive scenes”. Konsep ini digunakan untuk dapat mewujudakan perencangan bangunan Cinema Center yang bukan hanya fungsional namun menarik.
REKREATIF ATRAKTIF
ATTRACTIVE SCENES
Gambar 5. 3 Konsep Dasar
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Attractive scenes, dalam film dikenal kata scena atau frame yang menjadi elemen
utama. Scene memberikan ekspektasi yang berbeda dalam setiap settingnya maka dari
itu konsep attractive scene digunakan agar bangunan memiliki suasana yang berbeda
dari bangunan bioskop atau Cinema Center lainnya. Selain itu konsep ini dapat
mewujudkan gagasan utama bangunan yang harus memberikan kesan rekreatif dan
B. Konsep Perencanaan Tapak
1. Konsep pemintakataan
Gambar 5. 4 Konsep Sirkulasi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Keterangan :
Zona public pada tapak ini sangat kuat karena terdapat pada 3 sisi jalan
sehingga dibutuhkan banyak ruang terbuka bagi public bagi pengunjung untuk
dapat melakukan aktivitas social.
Zona semi public di tempatkan di tengah tapak yang di kelilingi oleh area publik Karena bangunan Cinema Center ini merupakan bangunan rekreasi
komersial sehingga area semi public di tempat kan pada tengah tapak dengan
posisi di sebelah barat karena pada sebelah barat terdapat salah satu jalan areri
PUBLIK
PUBLIK
SEMI
PUBLIK
sekunder yaitu jalan ir. H djuanda hal ini merupakan potrensi dan dapat
dimanfaatkan sebagai zona penerima berupa drop off dan open lobby.
Zona privat merupakan zona yang dapat diakses oleh pengelola dan beberapa
tamu khusus, zona privat ditempatkan di bagian sebelah barat tapak karena
pada sisi barat khususnya jalan rangga malela kondisi jalannya cenderung
lenggang sehingga cocok dijadikan i area privat.
2. Konsep peletakan masa bangunan
Konsep peletakan massa bangunan berwawal dari penetuan garis axis jalan dan
axis tapak. Dari axi tapak diletakan massa bangunan mengikuti garis axis tapak
Gambar 5. 5 Konsep Peletakan Massa Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Konsep sirkulasi tapak
AXIS JALAN
AXIS
AXIS
AXIS JALAN
AXIS
Gambar 5. 6 Konsep Sirkulasi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Lokasi tapak terletak di 3 sisi jalan dengan karakter jalan yang berbeda
satu sama lain berdasarkan hasil analisis kemungkinan posisi gate masuk ke tapak
berada pada titik A dengan pertimbangan pada sisi sebelah timur tapak merupakan jalan arteri sekunder. kemudian untuk lokasi peletakan gate keluar
terdapat 2 titik yang menjadi konsentrasi yaitu keluar parkir luar dan drop off dan
juga keluar parkir basement. letak gate keluar pertama yaitu pada titik B dengan pertimbangan pada sisi barat tapak yaitu jalan rangga malela kondisinya relative
sepi dan lenggang dan pada sisi tenggara memiliki radius jalan yang cukup lebar
dan sangat potensial jika dijadikan pintu keluar atau gate keluar untuk parkir luar
dan juga untuk kendaraan drop off sehingga tidak terjadi kemacetan. Kemudian
pada titik C merupakan gate atau pintu keluar dari basementsehingga konsentrasi kendaraan terpecah menjadi 2 untuk mengrurangi kemacetan. Berikut adalah pola
Gambar 5. 7 Sirkulasi Tapak
Sumber : Dokumentasi Pribadi
1. Konsep Zoning Bangunan
a. Zoning vertical
POTONGAN MELINTANG POTONGAN MELINTANG
POTONGAN MEMANJANG
Keterangan
Servis Publik Semi publik Privat
Gambar 5. 8 Zoning Horizontal Sumber : Dokumentasi Pribadi
Secara umum konsep zoning horizontal terbagi menjadi 4 yaitu servis, public, semi
public dan privat pembagian fungsi didasarkan atas analisis kegiatan pengguna bangunan.
Gambar 5. 9 Zoning Horizontal
Sumber : Dokumentasi Pribadi
D. Konsep Modul Perancangan
Modul perancangan bangunan Cinema Center ini menggunakan modul 8x8 meter
Pertimbangan modul perancangan di tentukan berdasarkan kebutuhan luasan
masing-masing ruangan.
E. Konsep Bentuk, Fungsi, Ruang Interior
1. Konsep bentuk
Konsep fungsi bangunan menggunakan bentuk dasar geometri yaitu bujur
sangkar yang kemudian di letakan di tapak dan mengadaptasi bentuk tapak yang
kemudian dilakukan adisi atau penambahan bentuk hingga menghasilkan bentuk
deformasi seperti pada gambar 5 mengikuti bentuk bangunan, dan organisasi ruang
dan hubungan ruang di dasarkan oleh hasil analisis aktivitas.
Bentuk awal Proses Adisi Deformasi akhir Massa Terbentuk
Gambar 5. 11 Konsep Bentuk
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Konsep fungsi
Bangunan Cinema Center ini merupakan bangunan single massa atau massa
tunggal namun dalam bangunan ini terdapat beberapa fungsi yang berbeda namun
dalam jenis aktivitas yang sama sebagai berikut :
a. Kegiatan cinema
b. Kegiatan workshop
c. Kegiatan produksi
Masing-masing fungsi memiliki konsentrasi aktivitas pada lantai yang berbeda,
untuk kegiatan produksi terdapat pada lantai dasar dan lantai satu namun dengan
akses terpisah dari fungsi lain sehingg tidak terjadi kepadatan sirkulasi.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
kegiatan cinema di fokuskan pada lantai 1, mulai dari lobby penerimaan studio dan
area tunggu.
Gambar 5. 13 Denah Lantai 1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sedangkan untuk fungsi workshop terdapat pada lantai 2 terdapat satu level dengan
studio cinema utama agar terdapat interaksi dengan workshop.
Gambar 5. 14 Denah Lantai 2
3. Konsep interior
Konsep interior bangunan yaitu high technology interior dimana penggunaan
warna-warna monochrome seperti putih, abu/silver yang kemudian di kombinasikan
dengan materil alami seperti kayu hingga memberikan aksen-aksen pada ruangan.
Gambar 5. 15 Interior Studio
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Digunakan dalam bangunan dan untuk konsep furniture banyak diintegrasikan
dengan device atau alat-alat technology.
Gambar 5. 16 Interior Lobby
Sumber : Dokumentasi Pribadi
F. Konsep Struktur dan Konstruksi
Berdasarkan hasil analisis perencanaan dan perancangan bangunan bandung Cinema
Center ini akan menggunakan struktur bentang lebar karena dalam bangunan
Cinema Center ini dibutuhkan ruang yang luas dan dengan sistem bentang lebar ini
penempatan kolom dapat di tempatkan sesuai kebutuhan dan tidak mengganggu
1. Struktur bawah (Sub-Structure)
Struktur bawah (sub structure) merupakan bagian struktur yang mempunyai
fungsi meneruskan beban kedalam tanah pendukung dan struktur atas
(Upperstructure) merupakan struktur yang menopang beban yang terjadi pada
atap, lantai, dinding, perabot dan pengguna bangunan.
Sub struktur akan menggunakan pondasi footplat dan tiang pancang dimana
footplat akan mengikat tiang pancang dan kolom sebagaimana gambar 1.1.
Gambar 5. 17 Pondasi Tiang Pancang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Upper structure
Upper Structure adalah seluruh bagian struktur dari bangunan yang ada diatas
permukaan tanah. Bangunan Struktur Atas (Upper Structure) berfungsi untuk
menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang, kendaraan,
dan lain sebagainya.
Struktur yang digunakan adalah sistem struktur atap membran, Membran
adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan
cenderung dapat menyesuaikan diri dengan cara struktur tersebut dibebani
sehingga struktur tidak akan mampu mendukung beban tanpa berubah bentuk.
Penggunaan atap membran pada bangunan, merupakn respon dari rooftop
yang digunakan sebagai area semi outdoor sehingga atap membran sesuai dengan
kebutuhan bangunan.
Gambar 5. 18 Isometri Struktur Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 5. 19 Isometri Struktur
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Karena bangunan cinema center ini memiliki modul 8x8 meter sehingga
Gambar 5. 20 Kolom Dan Tulangan Kolom
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dinding yang digunakan adalah beton pre-cast atau beton pra-cetak.seangkan
untuk dinding studio menggunakan dinding double panel.
Gambar 5. 21 Dinding Double Panel
Sumber : Dokumentasi Pribadi
G. Konsep Bahan Bangunan
Dengan penggunaan tema architecture high tech dimana dalam architecture high
tech Dominasi penggunaan bahan bangunan atau material bangunan adalah baja dan
kaca dan beton.
1. Baja
Penggunaan baja dengan pertimbangan beban bangunan, karena bangunan memiliki
ketebalan yang besar maka dari itu digunakan baja sebagai struktur utama pada
Gambar 5. 22 Isometri Struktur
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2. Kaca (curtain glass)
Pertimbangan dalam penggunaan curtain glass karena sebagian besar luar bangunan
atau fasad bangunan tidak menggunakan dinding namun menggunakan sehingga
diperlukan ikatan-ikatan pada kaca agar menopang fasad untuk itu curtain glass cocok
digunakan.
Gambar 5. 23 Isometri Struktur
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Beton pre-cast
Penggunaan material beton pre-cast atau pra-cetak digunakan agar memudahkan
pemasangan bangunan kemudian dari segi ketahanan beton pre-cast memiliki
Gambar 5. 24 Isometri Struktur
Sumber : Dokumentasi Pribadi
H. Konsep Utilitas dan Mekanikal Elektrikal
1. Utilitas
a. Utilitas air
Sistem utilitas air terbagi menjadi sistem utilitas air bersih, air kotor, dan air
hujan. Masing-masing sistem utilitas akan diuraikan secara singkat dengan
aksonometri sistem tergambar pada gambar kerja.
Air bersih
Supply air bersih pada bangunan berasal dari jaringan PDAM dan sumur
artesis, mengingat kebutuhan air bersih pada bangunan hotel yang cukup
besar sehingga tidak rasional apabila menggantungkan seluruh pasokan air
bersih dari jaringan PDAM. Air dari sumur artesis maupun PDAM akan
dialirkan, disaring, kemudian ditampung di reservoir bawah bangunan.
Kemudian air akan dipompakan ke reservoir atas bangunan untuk
masing-masing lantai bangunan. Sistem demikian disebut juga dengan sistem
down-feet.
Jenis pompa yang akan digunakan adalah pompa submersible untuk
mengambil air tanah. Sedangkan pompa sentrifugal digunakan untuk
menyalurkan air dari reservoir bawah ke reservoir atas bangunan. Pompa
sentrifugal bekerja berdasarkan perintah alarm elektronik, sehingga akan
otomatis bekerja apabila muka air pada reservoir atas bangunan mulai
menurun.
Gambar 5. 25 Skema Distribusi Air Bersih
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Air Kotor
Air kotor pada bangunan terbagi menjadi dua jenis, yaitu Black Water [air
kotoran buangan manusia] dan Grey Water [air buangan kebutuhan rumah
tangga, contohnya air dari wastafel, kamar mandi, bak cuci, dan lain
sebagainya]. Penanganan terhadap keduanya tentu saja berbeda, karena
black water akan membawa pengaruh lebih buruk terhadap kesehatan
penghuni dan masyarakat sekitar apabila tidak terolah dengan bai
Gambar 5. 26 Skema Distribusi Air Kotor Sumber : Dokumentasi Pribadi
Air buangan sanitasi [black water] dari setiap kamar dialirkan melewati
shaft yang ada pada setiap kamar mandi, kemudian berbelok pada lantai
utilitas yang terletak pada ruang plafond lantai 1, untuk kemudian masuk
ke dalam saluran utama yang menuju ke area STP [Seawage Treatment
BLACK WATER SEAWAGE TREATMENT PLAN [STP] SUMUR RESAPAN / RIOL KOTA
Plan]. Sedangkan air buangan dapur [grey water] sebelum masuk ke dalam
STP, akan dilewatkan terlebih dahulu ke dalam grese trap [penangkap
lemak].
Jenis STP yang digunakan adalah biological STP. Jenis biological STP
demikian akan memanfaatkan penguraian limbah oleh bakteri aerob,
sehingga produk akhir buangan limbah yang akan dihasilkan berupa
lumpur dan air yang tidak membahayakan bagi kesehatan. Selanjutnya air
buangan tersebut akan dialirkan ke riool kota terdekat.
Air Hujan
Air hujan pada umumnya dialirkan langsung ke sungai melalui
gorong-gorong yang sudah tersedia pada eksisting tapak. Akan tetapi diketahui
bahwa tapak terletak pada daerah dengan iklim tropis yang memiliki curah
hujan cukup tinggi, sehingga muncul gagasan untuk memanfaatkan air
hujan tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih tertentu, contohnya
untuk vegetasi tapak. Sistem demikian sering disebut RAIN
HARVESTING. Dengan demikian kebutuhan air bersih bangunan dan
tapak dapat dikurangi.
Sistem rain harvesting ini secara sederhana bekerja dengan mengalirkan
air hujan dari talang maupun parit pada tapak untuk kemudian ditampung
dalam kolam yang disebut kolam pengumpul air hujan [rain harvesting
pond] . Sisa buangan air hujan yang tidak tertampung oleh kolam akan
dialirkan langsung menuju sungai Cikapundung yang berada di dekat
tapak.
Adanya kolam pengumpul air hujan dapat menjadi tempat
berkembang-biaknya vektor penyakit, oleh karena itu dibutuhkan perawatan berkala
untuk sekedar membersihkan kolam tersebut. Ada baiknya pula apabila
kolam tersebut sehari-hari ditutup dari permukaan tanah sehingga aliran
air datang hanya dari pipa-pipa air hujan. dengan demikian air yang
nyamuk, namun bukan berarti perawatan dan pembersihan berkala dapat
sepenuhnya dilupakan
b. Konsep Mekanikal Elektrikal
1) Listrik
Sumber listrik utama bangunan diperoleh dari PLN dan generator
sebagai cadangan. Sistem kelistrikan juga menggunakan UPS (
uninterrupted power supply ) sehingga jika hubungan listrik dari PLN
terputus, peralatan dan mesin – mesin listrik yang ada pada bangunan
tidak akan mengalami gangguan.
Listrik yang bersumber dari PLN memiliki tegangan 220 volt akan di
atur pendistribusiannya lewat MDP ( Main Distribution Panel ) yang
terletak pada lantai basement 1 yang lalu dialirkan ke panel distribusi
interior bangunan. Untuk selanjutnya panel distribusi interior tersebut
dengan kabel yang terletak pada shaft utama disalurkan pada beban –
beban listrik pada tiap lantai bangunan.
Trafo pada bangunan digunakan pada peralatan seperti genset yang
menghasilkan tegangan tinggi, agar penyaluran tegangan tidak melebihi
kemampuan beban listrik.
1) S
Gambar 5. 27 Skema Distribusi Listrik Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2) Sistem Proteksi Bangunan
Proteksi terhadap bahaya kebakaran :
Detektor kebakaran diletakkan pada plafon setiap ruangan lalu
dihubungkan dengan pusat kontrol. Detektor yang digunakan adalah
jenis detektor asap dan detektor panas.
Sprinkler
Air sprinkler akan dipompakan oleh fire sprinkler pump yang
diletakkan pada ruang pompa dan bekerja sebagaimana tabung kaca
quartzoid ( mudah pecah ) yang ada pada kepala sprinkler pecah
karena memuai ( akibat panas ). Pipa distribusinya terletak di atas
plafon dan pada tiap lantai mempunyai katup kendali utama dan
cabang, yang berfungsi mengatur tekanan dan memudahkan
perawatan.
Hydran
Hydran box diletakkan berdekatan dengan tangga darurat, dimana
pompa hydran bekerja berdasarkan indikator tekanan yang berada di
ruang pompa, sedangkan pipa distribusinya diletakkan pada shaft.
Tangga darurat
Tangga darurat dirancang sebagai tangga yang memiliki hubungan
langsung dengan udara luar sehingga asap akibat kebakaran dapat
langsung dilepaskan ke udara bebas. Pintu yang menghubungkan
tangga darurat dan ruang di sebelahnya dirancang untuk tahan
terhadap api dan mampu mencegah asap.
3) Penangkal Petir
Penangkal petir yang digunakan adalah sistem Franklin, dimana
jaringan tembaga dilapisi krom dipasang disekeliling puncak bangunan
tertinggi. Jaringan ini kemudian dihubungkan ke tanah dengan kabel –
kabel tembaga yang dipasang di luar bangunan. Arde grounding berupa
batang tembaga dan ditanamkan ke dalam tanah. Penangkal petir ini juga
menjadi elemen estetis yang tak terpisahkan pada bangunan.
Pada Cinema Center ini digunakan sistem komunikasi private
automatic branch exchange ( PABX ) untuk sambungan telepon dengan
saluran khusus dan lancar, tanpa merepotkan operator. Dari jaringan
telepon kota didapat beberapa nomor telepon yang dibagi lagi ke titik –
titik pemakai. Kabel distribusi utamanya diletakkan pada ruang shaft
khusus dan pada tiap lantai dipasang unit kontrol PABX untuk
memudahkan perbaikan bila terjadi kerusakan pada salah satu bagian
jaringannya.
Selain itu dilengkapi fasilitas yang penunjang : akses internet 24
jam, jaringan komunikasi dengan akses cepat dan mudah terhadap bursa
efek, pasar saham, valuta asing, informasi perbankan.
5) Pengolahan Sampah
Sistem pengolahan sampah pada bangunan dilakukan secara manual
dan bertahap melalui staff khusus yang bertugas untuk mengangkut
sampah dari tiap lantai yang kemudian melalui lift servis diteruskan
menuju pembuangan sampah sementara yang terdapat di site untuk
seterusnya diangkut oleh petugas sampah dinas tata kota
I. Konsep Perancangan Lansekap
Konsep lansekap mengikuti bentuk tapak dan sirkulasi tapak yang kemudian
membentuk pola-pola lansekap. Konsep lansekap mengutamakan konsep open space dan
cinema outdoor sebagai pusat orientasi lansekap. Untuk menunjang akustika lingkungan
pemilihan tanaman pada tapak yang digunakan adalah pohon mahoni yang dapt
Gambar 5. 28 Konsep Lansekap Sumber : Dokumentasi Pribadi
PUSAT ORIENTASI LANSEKAP AREA TERBUKA