BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemui dan dibahas, dapat ditarik
beberapa kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari pertanyaan
penelitian berkaitan dengan terbentuknya mental accounting serta gambaran
mental accounting pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW.
Kesimpulan-kesimpulan tersebut antara lain :
1. Terdapat mental accounting pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW
Salatiga, ketika seorang mahasiswa memiliki kecenderungan untuk
mengorganisir, memberlakukan uang dengan tepat, mengevaluasi
keuangannya. Mental accounting lebih terlihat pada mahasiswa konsentrasi
akuntansi. Mahasiswa akuntansi terbentuk mental accounting dikarenakan
pembelajaran akuntansi yang telah karakter akuntansi mahasiswa secara
berkesinambungan, mental accounting pada mahasiswa non akuntansi
terbentuk karena mayoritas inisiatif mahasiswa sendiri.
Pembentukan mental accounting pada mahasiswa non akuntansi
dan akuntansi dibantu beberapa faktor pendukung. Adapun faktor-faktor
- Pembelajaran Akuntansi dan Keuangan yang terus menerus menjadi
faktor dalam membentuk mental accounting pada mahasiswa
konsentrasi akuntansi.
- Pendidikan orang tua tentang pengaturan keuangan akan memberi
pengetahuan tambahan bagi mahasiswa.
- Status tempat tinggal yang jauh dari orang tua, sehingga merasa lebih
bijaksana dalam menggunakan uang. Secara tidak langsung akan
membuat mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab secara sadar diri
dalam pengelolaan keuangan yang dimiliki yang akan membentuk
mental accounting pada diri mahasiswa.
- Tekat untuk pembuktian bahwa mahasiswa non akuntansi maupun
akuntansi dapat melakukan pengaturan keuangan pada dasarnya akan
membentuk rasa tanggung jawab terhadap uang yang dimiliki.
Mahasiswa akuntansi dan non akuntansi tidak semua dari mereka
memiliki mental accounting. Faktor-faktor yang membuat mahasiswa tidak
memiliki mental accounting adalah :
- Pembelajaran Akuntansi dan Keuangan yang diperoleh pada
mahasiswa konsentrasi non akuntansi hanya dasar atau pengantar saja,
dan dengan jumlah SKS yang sedikit tidak membantu dalam
- Pembelajaran Akuntansi dan Keuangan yang diikuti mahasiswa
konsentrasi akuntansi lebih jauh ternyata membuat mahasiswa
mengetahui berbagai sisi negatif dari proses akuntansi. Pengetahuan
akan sisi negatif proses akuntansi inilah yang membuat mahasiswa
malas dan tidak tertarik untuk menggunakan pengetahuan mereka
dalam mengelola keuangan pribadi mereka, namun mahasiswa akan
tetap melakukan proses akuntansi meskipun telah mengetahui sisi
negatifnya ketika berada pada lingkungan organisasi.
- Jumlah nominal yang didapatkan dirasa tidak terlalu besar, sehingga
kurang memberikan tantangan bagi mahasiswa untuk melakukan
berbagai proses akuntansi pada keuangan pribadi mahasiswa, sehingga
pengaturan berbagai pengeluaran jarang dilakukan.
- Sumber uang yang didapatkan mahasiswa berbeda-beda. Mahasiswa
akan lebih ketat dalam menggunakan uang mereka, jika sumber uang
tersebut berasal dari kerja keras mahasiswa sendiri sehingga proses
akuntansi mulai dari pencatatan, pengumpulan nota, perencanaan
pengeluaran, hingga evaluasi dilakukan. Namun jika sumber uang
yang diterima dari pemberian orang tua, atau uang bonus rasa
tanggung jawab kurang dimiliki oleh mahasiswa.
- Ketidak percayaan diri terhadap perencanaan sendiri membuat
pengetahuan akan proses akuntansi dalam pengelolaan keuangan
pribadi mahasiswa.
2. Deskripsi proses mahasiswa menunjukkan mental accounting pada
mahasiswa Pendidikan Ekonomi termasuk masih sederhana, hal ini terlihat
dari perlakuan mahasiswa terhadap uang yang dimiliki, yaitu :
- Perencanaan sumber uang yang harus dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan hanya sebatas pemikiran awal saja. Usaha mahasiswa dalam
pencarian sumber dana juga tidak total, hal ini dikarenakan mahasiswa
masih cenderung memandang mudah dalam meminta uang tambahan
kepada orang tua.
- Pengaturan pengeluaran memang telah dilakukan oleh sebagian besar
mahasiswa baik dari akuntansi maupun non akuntansi, namun
pengaturan pengeluaran atau pembelanjaan tidak dicatat secara rinci
dan terstruktur.
- Penyimpanan uang yang dimiliki tidak dipisah-pisahkan sesuai dengan
akun kebutuhannya, namun mayoritas mahasiswa memiliki cara
sendiri dengan setelah mendapatkan uang langsung memenuhi
kebutuhan pokok yang wajib untuk dipenuhi. Hal ini dianggap
membantu dalam mengendalikan pengeluaran yang tidak berguna atau
- Mahasiswa masih didapati memiliki hutang karena tidak menyiapkan
dengan perkiraan yang mendekati untuk alokasi uang sebagai
cadangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tidak terduga mereka.
- Mahasiswa telah mempraktekan pengetahuan evaluasi dalam
pembelajaran akuntans namun tidak denngan rinci dan total karena
tidak ada pencatatan setiap transaksi yang dilakukan maupun setiap
ahir periode dengan rinci, pengumpulan nota juga tidak dilakukan oelh
sebagian besar mahasiswa.
- Mayoritas mahasiswa mengevaluasi keuangan hanya dengan mereview
ulang pengeluaran yang dilakukan dengan mengingat-ingat kembali
serta mencatat dengan tidak rinci dan tidak ada catatan yang disimpan,
sehingga hasil setiap evaluasi keuangan tidak bisa dibandingkan oleh
mahasiswa sebagai pandangan atas pengelolaan keuangan dari waktu
ke waktu.
- Mahasiswa melakukan tahap re-organize, yakni pengaturan kembali
uang sisa dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang belum terpenuhi
pada waktu tengah-tengah periode. Hal ini kurang lebih telah
membantu mahasiswa untuk mengontrol penggunaan uang yang
5.2. Saran
1. Bagi mahasiswa non akuntansi pembelajaran akuntansi dan keuangan dasar
belum memiliki pengaruh yang baik terhadap pembentukan mental
accounting, maka perlu adanya pengaplikasian karakteristik akuntansi yang
membantu membentuk mental accounting secara berkesinambungan pada
matakuliah masing-masing konsentrasi. Sehingga karakteristik akuntansi
tidak berhenti pada pemberian matakuliah akuntansi dan keuangan
pengantar saja bagi mahasiswa konsentrasi non akuntansi.
2. Mahasiswa konsentrasi akuntansi dengan mengetahui sisi negatif proses
akuntansi dalam keuangan pribadi menjadi faktor utama dalam penghambat
pembentukan mental accountingsehingga perlu pengetahuan lebih pada
proses akuntansi pada uang pribadi dan pemahamannya harus lebih
diberikan sehingga mahasiswa tidak terlalu memandang sisi negatif dari
proses akuntansi dalam mengelola keuangan pribadi.
3. Sebenarnya mahasiswa Pendidikan Ekonomi sadar akan pentingnya
pengaturan pembelanjaan uang yang dimiliki. Namun, mayoritas mahasiswa
tidak melakukan pencatatan dengan baik atas pengaturan pembelanjaan
sehingga perlu adanya pelatihan secara tidak langsung melalui pembelajaran
Akuntansi dan Keuangan yang ada untuk mahasiswa mencoba melakukan
pencatatan dengan baik dan rinci atas pengelolaan keuangan pribadinya.
dan terstruktur sehingga membantu mahasiswa untuk mengontrol
pembelanjaan uang mereka sendiri.
4. Jika mahasiswa masih sering mengatakan malas, tidak tertarik, dan tidak
ingin mengelola uang pribadi dengan rumit, perlu ditanamkan rasa tanggung
jawab yang lebih pada keuangan pribadi dan kepemilikan sikap tegas
terhadap diri sendiri terutama masalah keuangan pada setiap pembelajaran
akuntansi sehingga tidak hanya keharusan melakukan proses akuntansi pada
suatu organisasi dan perusahaan melainkan sangat dibutuhkan pula pada
pribadi seseoran. Sehingga mental accounting mahasiswa menjadi terbentuk
dengan sendirinya, dan keputusan-keputusan yang diambil mahasiswa
menjadi lebih tepat sejak dini. Pada akhirnya ketika mahasiswa berada pada
lingkungan organisasi atau perusahaan pola pikir mahasiswa akan lebih siap
dalam membuat keputusan dan mengelola keuangan, dengan tidak