• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua T1 362007701 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua T1 362007701 BAB IV"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sumber data dari 3 anak remaja dan 3 keluarga yang berdomisili di Salatiga, seperti dibawah ini :

4.1. Profil Subjek

4.1.1. Profil Subjek I

Subjek I bernama Indyo Adi berusia 21 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan tinggal di Karang Kepoh Salatiga. Saat ini subjek tinggal bersama ayahnya sejak orang tuanya bercerai. Subjek adalah anak pertama dari dua bersaudara. Orang tuanya bercerai ketika dia masih duduk di bangku SD kelas 3 dan berusia 9 tahun. Status Indyo saat ini adalah mahasiswa. Setelah bercerai, ibunya memilih tinggal di Solo, dan ayahnya menetap di Salatiga hingga sekarang. Penyebab orang tuanya bercerai adalah karena ayah dari Indyo dulu punya kebiasaan jarang pulang rumah, hampir tiap hari minum minuman beralkohol, dan suka bermain judi.

(2)

Ayah Indyo sekarang ini sudah memiliki istri lagi dan memiliki 2 orang putra. Meskipun Indyo memiliki ibu baru, tetapi dia merasa biasa saja karena mereka jarang berkomunikasi meski satu rumah. Indyo mengakui jika jarang berkomunikasi dengan ayah dan ibu barunya, namun dia sayang terhadap dua adik tirinya. Bahkan Indyo sering mengajak maen adik-adiknya keluar rumah.

4.1.2. Profil Subjek II

Subjek II bernama Tika berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan dan tinggal di Jl. Perum Kota Baru Salatiga. Saat ini subjek tinggal bersama ibunya sejak orang tuanya bercerai. Subjek adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Orang tuanya bercerai ketika dia masih duduk di bangku SD kelas 2 dan berusia 8 tahun. Status Tika saat ini adalah mahasiswi di Salatiga. Sebelum orang tuanya bercerai, mereka tinggal di Ujung Pandang, Sulawesi. Setelah orang tuanya bercerai, ayahnya langsung pergi dan tinggal di Jakarta dan ibunya ke Salatiga bersama ketiga anaknya dan menetap hingga sekarang. Yang menyebabkan orang tuanya bercerai adalah karena perbedaan prinsip. Jika kedua pasangan suami istri sudah tidak bisa sejalan atau sepikiran lagi, maka yang sering terjadi adalah perceraian. Pasangan satu maunya seperti ini, namun yang satu lagi maunya tidak seperti itu, yang terjadi adalah bentrok pikiran yang dilanjut dengan percekcok-an atau adu mulut dan lama-lama menuju ke arah perceraian. Itulah yang terjadi dengan orang tua Tika. Saat ini ibu dari Tika memiliki usaha sendiri dirumahnya, yaitu menerima pesanan aneka snack dan juga catering.

4.1.3. Profil Subjek III

(3)

tunggal. Orang tuanya bercerai ketika dia berusia 17 tahun. Status subjek saat ini adalah karyawati disalah satu perusahaan Salatiga yang menerima pesanan souvenir untuk pernikahan. Yang menyebabkan orang tuanya bercerai adalah karena perbedaan prinsip. Hal ini sama dengan yang dialami orang tua subjek II (Tika). Bahkan Vanka menceritakan sendiri kepada peneliti jika ibunya menginginkan perceraian sesaat namun suatu saat menginginkan baikan lagi dengan ayahnya. Vanca berfikir bahwa orang tuanya bukan remaja yang sedang pacaran lalu bisa putus nyambung. Vanca pun tidak terima jika ayahnya dipermainkan perasaannya oleh ibunya. Ayahnya tidak menginginkan perceraian, namun yang bersikap keras ingin cerai adalah ibunya sendiri. Setelah orang tuanya bercerai, ibunya pergi dan tinggal di Jawa Barat dan ayahnya menetap di Salatiga bersama Vanca. Ternyata ibunya di Jawa Barat menikah lagi tanpa memberi kabar kepada Vanca dan ayahnya. Namun, Vanca dan ayahnya sudah tidak mempersoalkannya karena dari awal yang menginginkan perceraian adalah ibunya sendiri. Ayah Vanca memiliki usaha ternak ayam dirumah. Vanca tidak menginginkan dan tidak memperbolehkan ayahnya untuk menikah lagi, karena dia tidak mau ayahnya mengalami hal yang sama ketika dengan ibunya.

4.2. Hasil Observasi

4.2.1. Gambaran Subjek I

(4)

mengajak senyum dan menyapa orang tersebut. Subjek termasuk orang yang peka terhadap lingkungan sekitar.

Peneliti melakukan triangulasi terhadap teman terdekat subjek yang bernama Astri. Astri mengetahui kalau orang tua subjek bercerai saat dia masih kelas 3 SD. Astri mengenal orang tua subjek dan bahkan pernah diajak subjek pergi ke rumah Ibunya yang sekarang tinggal di Solo, sedangkan Bapaknya tinggal di Karang Kepoh bersama subjek dengan ibu baru atau ibu tiri dan kedua adiknya. Menurut Astri, subjek merupakan orang yang mudah berteman dan terbuka dengan siapa saja, temannya banyak, temannya juga ramah - ramah. “Memang disisi lain, subjek adalah orang yang mudah marah atau tempramen, itu pun jika berada dekat dengan saya?” Ini pernyataan dari Astri. Astri menilai bahwa subjek begitu karena dia terlalu sayang terhadap Astri, sehingga hal kecil pun bisa menjadi masalah yang besar. Namun jika subjek terhadap orang lain, dia tetap bisa membawa diri. Dalam artian subjek merupakan orang yang ramah, baik hati, suka menolong temannya yang sedang kesusahan, mudah bergaul dan terbuka dengan orang lain.

4.2.2. Gambaran Subjek II

Peneliti melakukan wawancara dengan subjek pada tanggal 9 Februari 2012 dan dilakukan dirumah subjek. Ketika peneliti mengamati subjek II yang berada dalam lingkungan rumahnya, subjek terlihat seperti orang yang sedang melamun dan tidak banyak kata. Subjek akan menjawab pertanyaan yang ditanyakan saja, jika tidak ditanya, dia akan diam.

(5)

4.2.3. Gambaran Subjek III

Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 10 Februari 2012 dan dilakukan dilingkungan tempat kerja subjek di ruko Pahlawan Salatiga. Ketika peneliti mengamati subjek III yang berada dalam lingkungan kerjanya, subjek terlihat orang yang cepat tanggap atas lingkungan sekitar. Subjek peka terhadap lingkungan sekitarnya. Itu terlihat ketika ada salah seorang teman kerjanya yang meminta tolong untuk diambilkan sesuatu dengan cara memberi kode, subjek pun membalas dengan memberikan kode bahasa tubuh tangan untuk menunggu sebentar, memberikan senyuman, serta alisnya ditarik ke atas dan kepala mengangguk untuk memastikan bahwa subjek mau mengambilkan sesuatu yang disuruh temannya.

Referensi

Dokumen terkait

Kepengawasan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru. Penelitian ini bertujuan

[r]

Dari 44 (empat puluh empat) perusahaan yang mendaftar dan mengambil dokumen, ternyata 5 (lima) Perusahaan memasukkan dokumen penawaran.. Demikian Berita Acara ini

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pendidikan Kabupaten Humbang Hasundutan akan mengadakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi yang bersumber dari Dana DAK Luncuran 2011

[r]

Demikian untuk diketahu:, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. : KEMITRAAN ASURANSI KESEHATAN

[r]

Kepada peserta pelel online melalui aplik tanggal 20 Oktober sanggahan tertuang.. Demikian Pengumuman untuk