716
PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI
MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT
BOBO KECAMATAN DOLO BARAT
Hikmah1
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk mengetahui Apakah ada peranan guru dalam pembelajaran kreativitas seni melipat kertas (origami). Faktor penyebab kurangnya kemampuan anak Tentang kreativitas seni melipat kertas (origami). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan guru dalam pembelajaran kreativitas seni melipat kertas (origami) pada anak TK Al-khairat Bobo Kec. Dolo Barat. Subyek dalam penelitian ini adalah anak TK Al-khairat Bobo Kec. Dolo Barat berjumlah 20 orang anak yang terdiri yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Hasil penelitian minggu ketiga dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian dalam pembelajaran kreativitas seni melipat kertas yaitu kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu terdapat 16 anak (80%) kategori berkembang sangat baik (BSB),dan 2 anak (10%) kategori berkembang sesuai harapan (BSH), 1 anak (5%) kategori mulai berkembang (MB), dan 1 anak (5%) pada kategori belum berkembang (BB). Kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat terdapat 15 anak (75%) kategori berkembang sangat baik (BSB), 3 anak (15%) kategori berkembang sesuai harapan (BSH), 1 anak (5%) kategori mulai berkembang (MB), dan 1 anak (75%) pada kategori belum berkembang (BB). Kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk terdapat 14 anak (70%) kategori berkembang sangat baik (BSB), 3 anak (15%) kategori berkembang sesuai harapan (BSH), 2 anak (10%) kategori mulai berkembang (MB) dan 1 anak (5%) pada kategori belum berkembang (BB). Dengan melihat perolehan nilai tersebut dapat menggambarkan bahwa terdapat peranan guru dalam pembelajaran kreativitas seni melipat kertas (origami) pada anak TK Al-khairaat Bobo Kecamatan Dolo Barat.
Kata Kunci : Kreativitas Seni Melipat Kertas (origami)
1 Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
717 PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TK diharapkan dapat membantu anak dalam
mengembangkan semua potensi atau kemampuan anak tersebut. Salah satu potensi yang perlu
dikembangkan sejak dini pada anak TK adalah tentang wawasan dan rasa seni anak. Seni
merupakan salah satu bentuk dari kecerdasan. Jadi mengembangkan potensi seni anak berarti
juga mengembangkan kecerdasannya. Jika potensi ini tidak dikembangkan sejak dini maka
masa emas pengembangan potensi atau kemampuan seni anak tersebut akan terlewat begitu
saja sehingga meskipun dapat dikembangkan pada tahun-tahun sesudahnya,namun hasil yang
akan dicapai tidak akan seoptimal jika dikembangkan pada masa emasnya. Oleh karena
itu,seorang guru TK diharapkan dapat membekali diri dengan wawasan tentang seni sehingga
guru dapat menjalankan perannya dengan baik.
Kreativitas merupakan aspek yang penting bagi setiap anak,tidak terkecuali bagi anak
TK. Tinggi rendahnya kreativitas yang dimiliki anak baik disekolah maupun dirumah akan
dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya,kreativitas yang dimiliki anak masih harus
dikembangkan lagi dan difasilitasi dengan berbagai sarana dan prasarana. Salah satunya yang
dapat mengembangkan kreativitas anak adalah seni melipat kertas (origami).
Kurangnya kreativitas anak khususnya dalam keterampilan seni melipat kertas (origami)
banyak dipengaruhi oleh faktor,kemungkinan bersumber dari anak itu sendiri,sarana
prasarana,lingkungan yang kurang mendukung,kemungkinan bersumber dari guru sendiri yang
kurang atau belum profesional dalam menerapkan berbagai keterampilan dasar mengajar,baik
keterampilan menggunakan variasi gaya mengajar atau menggunakan dalam memilih media.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian tentang pembelajaran
kreativitas seni melipat kertas (origami) pada anak TK Al-khairaat Bobo Kec. Dolo Barat.
Disinilah peran guru dalam melakukan berbagai upaya untuk membantu mengembangkan
kreativitas anak. Untuk itu kita menujuk pendapat yang dikemukakan oleh Yudrik Yahya
(2003: 27) bahwa :
718
Menurut Utami Munandar (1992:47) menjelaskan pengertian kreativitas sebagai
berikut :
a) Kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Biasanya, orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Sesungguhnya yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b) Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, penekanannya adalah pada kuantitas dan keragaman jawaban.
Jadi, secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai ”kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berfikir, serta
kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.
Menurut Wahyuni (2001:31), pengembangan kreativitas sejak usia dini menjadi sangat penting
untuk terus dipupuk dalam diri anak didik :
a. Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan aktualisasi merupakan kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kreativitas merupakan manivestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
b. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.
c. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif, tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan pada individu.
d. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahtraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, teknologi baru.
Dari pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas mempunyai peran yang
penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena anak yang dapat menyalurkan
kreativitasnya akan mempunyai makna pada tahap perkembangannya. Sejarah origami bermula
sejak manusia mulai memproduksi kertas, di Tiongkok, pada abad pertama yang diperkenalkan oleh Ts’ai Lun. Kemudian abad keenam orang biksu Budha bernama Donchu (Tokyo) yang berasal dari Goguryeo. Salah satu keunikan origami adalah ada akhir lipatannya. Origami
adalah sebuah seni yang sangat diminati di jepang terutama pada perayaan-perayaan sejak
719
Hadjar Parmadi, dan Evan Sukardi (2009:7.3);kegiatan melipat kertas merupakan salah
satu pengembangan motorik halus yang membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan
pengembangan seni;. Selanjutnya menurutnya kegiatan melipat kertas merupakan salah satu
media untuk membantu melenturkan otot motorik halus. Kegiatan melipat erat kaitannya
dengan kegiatan 3 M yaitu menggunting, mewarnai, dan menempel. Namun dalam prakteknya
melipat merupakan kegiatan tersendiri dari 3 M tersebut. Walaupun masih pada keterampilan
bagaimana mengolah kertas menjadi karya seni rupa, tetapi membutuhkan daya cipta yang
lebih sulit.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Al-khairaat Bobo Kecamatan Dolo Barat. Dengan
Subjek penelitian ini berjumlah 20 orang anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak
perempuan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 tehnik yaitu tehnik observasi,
tehnik dokumentasi, dan tehnik wawancara. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
P = �
� x 100%
Keterangan :
P = Persentase
F = Jumlah jawaban dari masing-masing alternatif N = Jumlah Sampel
HASIL PENELITIAN
720
Tabel 2 Hasil Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Kreativitas Seni Melipat Kertas (Origami) Pada Minggu Kedua
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Kreativitas Seni Melipat Kertas (Origami) Pada Minggu Ketiga
1. Kreativitas Melipat Kertas Menjadi Bentuk Perahu
Tugas kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu yang diberikan peneliti untuk
anak adalah menggunakan kertas lipat yang dibentuk anak dengan bentuk perahu. Oleh
sebab itu disini peran guru sangat penting untuk menjelaskan atau memperkenalkan bentuk
721
dengan memberikan tugas kepada anak yaitu melalui penugasan langsung melipat kertas
dengan bentuk perahu pada awalnya anak masih belum lancar melipat kertas dengan bentuk
perahu tetapi dengan terus member bimbingan dan motivasi melalui latihan menggunakan
pemberian tugas,kemampuan anak dalam melipat kertas dengan bentuk perahu dari yang
tadinya belum bisa menjadi sangat bisa.
Dari hasil pengamatan pada minggu pertama kegiatan kreativitas melipat kertas
menjadi bentuk perahu,yang mana diketahui dri 20 orang anak yang menjadi subjek
penelitian, 5 orang anak atau 25% yang tergolong dalam kategori berkembang sangat baik
(BSB), 4 orang anak atau 20% yang tergolong dalam kategori berkembang sesuai harapan
(BSH), 4 atau 20% yang tergolong dalam kategori mulai berkembang (MB) dan 7 orang
anak atau 35% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Untuk pengamatan minggu kedua kegiatan ini dilakukan,diperoleh data dari 20 orang
anak yang menjadi subjek penelitian ada 9 orang anak atau sebesar 45% yang tergolong
dalam kategori berkembang sangat baik (BSB). Sebanyak 5 orang anak atau sebesar 25%
yang tergolong kategori berkembang sesuai harapan (BSH), sebanyak 3 orang anak atau
sebesar 15% yang tergolong kategori mulai berkembang (MB) dan sebanyak 3 orang anak
atau 15% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Adapun pengamatan minggu ketiga kegiatan ini dilakukan,diperoleh data dari 20
orang anak yang menjadi subjek penelitian ada 16 orang anak atau sebesar 80% yang
tergolong dalam kategori berkembang sangat baik (BSB). Sebanyak 2 orang anak atau
sebesar 10% yang tergolong kategori berkembang sesuai harapan (BSH), sebanyak 1 orang
anak atau sebesar 5% yang tergolong kategori mulai berkembang (MB) dan sebanyak 1
orang anak atau 5% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Berdasarkan dari hasil pengamatan kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu,
maka dapat diperoleh hasil yang baik sebab pada minggu pertama dari 20 anak yang
menjadi subjek penelitian hanya 5 orang anak atau sebesar 25% anak yang mendapat
kategori berkembang sangat baik (BSB),sementara pada minggu kedua dari 20 orang
anak,ada 9 orang anak atau sebesar 45% anak yang tergolong kategori berkembang sangat
baik (BSB) dan pada minggu ketiga dari 20 orang anak ada 16 orang anak atau sebesar 80%
722
2. Kreativitas Melipat Kertas Menjadi Bentuk Pesawat
Tugas kedua yang digunakan peneliti untuk kreativitas melipat kertas menjadi bentuk
pesawat pada anak. Seperti pada tugas sebelumnya peneliti menggunakan kertas lipat yang
dibentuk anak dengan model pesawat. Sebelum kertas lipat dibagikan kepada anak maka
guru harus memperkenalkan atau memberi contoh lipatan kertas pesawat yang akan
dikerjakan pada anak,setelah itu kemudian dibagikan kepada anak kertas lipat yang akan
dibentuk menjadi pesawat.
Dari hasil pengamatan pada minggu pertama kegiatan kreativitas melipat kertas
menjadi bentuk pesawat,yang mana diketahui dri 20 orang anak yang menjadi subjek
penelitian, 5 orang anak atau 25% yang tergolong dalam kategori berkembang sangat baik
(BSB), 5 orang anak atau 25% yang tergolong dalam kategori berkembang sesuai harapan
(BSH), 4 atau 20% yang tergolong dalam kategori mulai berkembang (MB) dan 6 orang
anak atau 30% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Untuk pengamatan minggu kedua kegiatan ini dilakukan,diperoleh data dari 20 orang
anak yang menjadi subjek penelitian ada 7 orang anak atau sebesar 35% yang tergolong
dalam kategori berkembang sangat baik (BSB). Sebanyak 6 orang anak atau sebesar 30%
yang tergolong kategori berkembang sesuai harapan (BSH), sebanyak 4 orang anak atau
sebesar 20% yang tergolong kategori mulai berkembang (MB) dan sebanyak 3 orang anak
atau 15% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Adapun pengamatan minggu ketiga kegiatan ini dilakukan,diperoleh data dari 20
orang anak yang menjadi subjek penelitian ada 15 orang anak atau sebesar 75% yang
tergolong dalam kategori berkembang sangat baik (BSB). Sebanyak 3 orang anak atau
sebesar 15% yang tergolong kategori berkembang sesuai harapan (BSH), sebanyak 1 orang
anak atau sebesar 5% yang tergolong kategori mulai berkembang (MB) dan sebanyak 1
orang anak atau 5% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Berdasarkan dari hasil pengamatan kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat,
maka dapat diperoleh hasil yang baik sebab pada minggu pertama dari 20 anak yang
menjadi subjek penelitian hanya 5 orang anak atau sebesar 25% anak yang mendapat
kategori berkembang sangat baik (BSB),sementara pada minggu kedua dari 20 orang
723
baik (BSB) dan pada minggu ketiga dari 20 orang anak ada 15 orang anak atau sebesar 75%
anak yang tergolong kategori berkembang sangat baik atau berhasil.
3. Kreativitas Melipat Kertas Menjadi Aneka Bentuk
Selanjutnya, setelah peneliti mengadakan kegiatan pengamatan dengan kreativitas
melipat kertas menjadi aneka bentuk kepada anak dan terus memberi bimbingan dan
motivasi, kemampuan anak dalam kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk menjadi
lebih baik. Dari hasil pengamatan pada minggu pertama kegiatan kreativitas melipat kertas
aneka bentuk,yang mana diketahui dri 20 orang anak yang menjadi subjek penelitian, 5
orang anak atau 25% yang tergolong dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), 3
orang anak atau 15% yang tergolong dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH), 5
atau 25% yang tergolong dalam kategori mulai berkembang (MB) dan 7 orang anak atau
35% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Untuk pengamatan minggu kedua kegiatan ini dilakukan,diperoleh data dari 20 orang
anak yang menjadi subjek penelitian ada 8 orang anak atau sebesar 40% yang tergolong
dalam kategori berkembang sangat baik (BSB). Sebanyak 7 orang anak atau sebesar 35%
yang tergolong kategori berkembang sesuai harapan (BSH), sebanyak 3 orang anak atau
sebesar 15% yang tergolong kategori mulai berkembang (MB) dan sebanyak 2 orang anak
atau 10% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Adapun pengamatan minggu ketiga kegiatan ini dilakukan,diperoleh data dari 20
orang anak yang menjadi subjek penelitian ada 14 orang anak atau sebesar 70% yang
tergolong dalam kategori berkembang sangat baik (BSB). Sebanyak 3 orang anak atau
sebesar 15% yang tergolong kategori berkembang sesuai harapan (BSH), sebanyak 2 orang
anak atau sebesar 10% yang tergolong kategori mulai berkembang (MB) dan sebanyak 1
orang anak atau 5% yang tergolong kategori belum berkembang (BB).
Berdasarkan dari hasil pengamatan kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk,
maka dapat diperoleh hasil yang baik sebab pada minggu pertama dari 20 anak yang
menjadi subjek penelitian hanya 5 orang anak atau sebesar 25% anak yang mendapat
kategori berkembang sangat baik (BSB),sementara pada minggu kedua dari 20 orang
anak,ada 8 orang anak atau sebesar 40% anak yang tergolong kategori berkembang sangat
baik (BSB) dan pada minggu ketiga dari 20 orang anak ada 14 orang anak atau sebesar 70%
724 KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu,kreativitas melipat kertas
menjadi bentuk pesawat,kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk pada anak di minggu
pertama tergolong sangat rendah. Dari 20 orang anak yang dijadikan subjek penelitian sekitar 5
orang anak yang berkembang sangat baik (BSB) dalam kreativitas melipat kertas menjadi
bentuk perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas
menjadi aneka bentuk. Sisanya sekitar 4 orang anak yang berkembang sesuai harapan (BSH)
dalam kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas melipat kertas menjadi
bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk, dan 5 orang anak yang
mulai berkembang (MB) dalam kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas
melipat kertas menjadi bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk,
dan 6 orang anak yang belum berkembang (BB) dalam kreativitas melipat kertas menjadi
bentuk perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas
menjadi aneka bentuk.
Pada minggu kedua Dari 20 orang anak sejumlah 8 orang anak yang berkembang sangat
baik (BSB) dalam kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas melipat kertas
menjadi bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk, 6 orang anak
yang berkembang sesuai harapan (BSH) dalam kreativitas melipat kertas menjadi bentuk
perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas
menjadi aneka bentuk, 3 orang anak yang mulai berkembang (MB) dalam kreativitas melipat
kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat dan kreativitas
melipat kertas menjadi aneka bentuk, dan 3 orang anak yang belum berkembang (BB) dalam
kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk
pesawat dan kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk.
Pada minggu ketiga terjadi perubahan tingkat pemahaman anak dalam kreativitas seni
melipat kertas (Origami) Dari 20 orang anak sejumlah 15 orang anak yang berkembang sangat
baik (BSB) dalam kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas melipat kertas
menjadi bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk, 3 orang anak
yang berkembang sesuai harapan (BSH) dalam kreativitas melipat kertas menjadi bentuk
perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat dan kreativitas melipat kertas
725
kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk pesawat dan kreativitas
melipat kertas menjadi aneka bentuk, dan 1 orang anak belum berkembang (BB) dalam
kreativitas melipat kertas menjadi bentuk perahu, kreativitas melipat kertas menjadi bentuk
pesawat dan kreativitas melipat kertas menjadi aneka bentuk.
Adapun saran yang dikemukakan peneliti, yaitu :
1. Bagi anak TK agar memotivasi diri untuk berani melakukan dan mencoba sendiri di rumah
hal-hal yang telah dipelajarinya di Taman Kanak-Kanak. Hal ini untuk lebih melatih anak
berkreativitas seni melipat kertas (Origami) dengan baik.
2. Bagi guru TK disarankan hendaknya menciptakan sebuah bentuk tugas yang menyenangkan
bagi anak. Hal ini bertujuan dengan alat belajar mengajar yang sesuai dengan anak agar anak
tetap bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga mendukung
keberhasilan anak dalam berkreativitas seni melipat kertas (origami) dengan baik.
3. Bagi kepala Taman Kanak-Kanak disarankan agar dapat memperhatikan, mendukung dan
memberikan fasilitas untuk membantu upaya guru dalam membantu perkembangan anak
megenai kreativitas seni melipat kertas (origami).
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia.
Pamadi, Hadjar & Sukardi, Evan. (2009). Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pipit .(2010). Seni Melipat Memacu Kreativitas Otak. Jakarta.
Sujiono, Anas. (1991). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.