• Tidak ada hasil yang ditemukan

renstra Dinkes OKU 2016 revisi (2 files merged)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "renstra Dinkes OKU 2016 revisi (2 files merged)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun2015 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untukmeningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehatbagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdayamanusia yang produktif secara sosial dan ekonomis

.

Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat di lihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional.

Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mewajibkan setiap Unit Kerja Perangkat Daerah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Kerja ( Renja ) dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selain itu tuntutan masa depan dimana tantangan yang mengarah kepada peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan tugas pemerintahan yang baik ( Good Governance ), maka perlu menyusun Perencanaan strategis sebagai instrumen manajemen publik yang meliputi perumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program.

(2)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 2

menyangkut program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan target yang harus dicapai dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan secara nasional.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU 2016 – 2021 ini selanjutnya dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja ( Renja ) Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Anggaran Dinas Kesehatan setiap tahunnya sejak tahun 2016 sampai dengan 2020.

1.2.Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2015 tentang Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

5. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VIII/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

7. Peraturan Daerah Kabupaten OKU Nomor 3 Tahun 2010 tentang Tata cara Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah.

1.3.Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Tahun 2016 - 2021 sebagai berikut :

1. Menjabarkan visi, misi dan program Dinas Kesehatan Kabupaten OKU kedalam program dan kegiatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun (tahun 2016 - 2021)

2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkandalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan KabupatenOKU danrencana kerja lima tahunan. 3. Memberikan pedoman dalam penyusunan instrument pengendalian, pengawasandan

evaluasi pembangunan.

1.4. Hubungan Rencana Strategis Dinas Kesehatan KabupatenOKU denganDokumen

(3)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 3

1. Sesuai amanat undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan nasional, bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan Menyusun rencana strategis.

2. Penentuan program dan kegiatan pokok pada rencanaStrategis dinas kesehatan Kabupaten OKU mengacu kepada rencana strategis Departemen Kesehatan Republik Indonesia Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019,

3. Rencana strategis dinas kesehatan KabupatenOKU mengakomodasi peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007, terutama mengenai pembagian urusan pemerintahanBidang kesehatan yang merupakan lampiran dariPeraturan pemerintah tersebut.

4. Bahwa target rencana strategis berdasar kepada Stándar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 741/MENKES/PER/VII/2014, tentang standard pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota

5. Rencana strategis dinas kesehatan Kabupaten OKU sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKP-SKPD)Dinas kesehatan Kabupaten OKU

(4)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 4

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten OKU mengacukepada Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Perintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, yaitu sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Hubungan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU dengan Dokumen Perencanaan lainnya.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab II. Gambaran Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten OKU 2.1. Tugas, fungsi dan struktur organisasi

2.2. Susunan Kepegawaian dan Aset yang dikelola 2.2.1. Susunan Kepegawaian

2.2.2. Aset yang dikelola

2.3. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran 2.3.1. Jenis Pelayanan

2.3.2. Kelompok Sasaran

Bab III. Isu-isu Stragegis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD 3.1. Gambaran Umum Daerah terkait dengan Pelayanan SKPD 3.2. Hasil-hasil yang dicapai selama tahun sebelumnya

3.3. Analisa isu-isu strategis berkaitan dengan tugas dan fungsi SKPD

Bab IV. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan 4.1. Visi

4.2. Misi

4.3. Tujuan dan Sasaran 4.4. Strategi

(5)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 5

Bab V. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran danPendanaan indikatif.

Bab VI. Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD

(6)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 6

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

SKPD DINAS KESEHATAN KAB. OKU

2.1. Tugas, fungsi dan struktur organisasi

2.1.1. Tugas dan Fungsi Organisasi

Dinas Kesehatan Kabupaten OKU merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah Bidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Adapun Dinas Kesehatan Kabupaten OKU mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan;

2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

Sedangkan untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kesehatan kabupaten OKU mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan.

2. Perencanaan strategis pada Dinas Kesehatan. 3. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan.

4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan. 5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan.

6. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang kesehatan.

7. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan bidang kesehatan. 8. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Kesehatan

9. Pembinaan UPTD

10. Pelaksanaan kebijakan Daerah dan kebijakan teknis bidang pelayanan dan peningkatan peran serta masyarakat, pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, obat dan makanan serta penyusunan program.

11. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan bidang kesehatan.

12. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan. 13. Pembinaan kepada masyarakat tentang kesehatan.

(7)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 7

2.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten OKU berdasarkan Peraturan Peraturan Pemerintah N0.41 tahun 2007 dan Peraturan Daerah No. 11 tahun 2014tentang Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten OKU adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Kesehatan 2. Sekretaris

 Kepala Sub Bagian Kepegawaian

 Kepala Sub Bagian Keuangan

 Kepala Sub Bagian Umum 3. Kepala Bidang Program

 Kepala SeksiPenyusunan Program & Pendataan

 Kepala SeksiPemantauan & Pengendalian

 Kepala SeksiEvaluasi & Pelaporan

4. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan

 Kepala SeksiPengamatan & Pencegahan Penyakit

 Kepala SeksiPemberantasan Penyakit

 Kepala SeksiPenyehatan Lingkungan 5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

 Kepala SeksiUpaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

 Kepala SeksiPenyuluhan Kesehatan

 Kepala SeksiPenelitian & Pelatihan

6. Kepala Bidang Upaya Kesehatan & Kefarmasian

 Kepala SeksiPenyehatan Keluarga

 Kepala SeksiPelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan

 Kepala SeksiKefarmasian & alat Kesehatan 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.2. Sumber Daya Manusia

(8)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 8

OKU.Data ketenagaan kesehatan berdasarkan tingkat dan jenis pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1.

Data Ketenagaan Kesehatan di Puskesmas, Dinas Kesehatan, UPT Yanfar Dan UPT Labkesda Kab. OKU

Per- Oktober Tahun 2015

NO JENIS TENAGA

UNIT KERJA

PUSKESMAS DINKES UPT

(9)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 9

12. SMF/SAA 6 1 1 -

13. SPPM - - - -

14. LCPK - - - -

15. SPK/UCP - - - -

16. JURKES PP - - - -

17. SLTA 16 4 1 1

18. SLTP 2 2 - -

19. SD 1 2 - -

Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab .OKU

2.3. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran

Sesuai dengan Sistem Pelayanan Kesehatan bahwa Upaya kesehatandikategorikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu kesehatan perorangan, kesehatanmasyarakat, dan kesehatan kewilayahan.

A. Upaya Kesehatan Perorangan

diselenggarakan oleh pemerintah,masyarakat dan swasta, terdiri dari : 1) Pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama, dalam bentuk :

a) Praktek Dokter Keluarga

b) Klinik Kesehatan Keluarga, yang dilayani oleh dokter keluarga, doktergigi, bidan, perawat, laboratorium klinik dan apotek/rumah obat

2) Pelayanan kesehatan perorangan tingkat kedua, dalam bentuk : a) Praktik dokter/dokter gigi spesialis

b) Rumah Sakit Kelas C dan B Non-Pendidikan

c) Rumah Sakit Swasta yang setara dengan huruf b) di atas

3) Pelayanan kesehatan perorangan tingkat ketiga, dalam bentuk : a) Praktik Dokter/Dokter Gigi Spesialis Konsultan

b) Klinik Spesialis Konsultan

c) Rumah Sakit Kelas B Pendidikan dan Kelas A

(10)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 10

B. Upaya Kesehatan Masyarakat

Diselenggarakan dengan tujuan memeliharadan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnyamasalah kesehatan di masyarakat dalam rangka meningkatkan derajatkesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Setiap penyelenggara pelayanankesehatan masyarakat wajib memberikan pelayanan kesehatan secaraprofesional, meliputi :

1) Promosi Kesehatan 2) Pemeliharaan Kesehatan

3) Pemberantasan Penyakit Menular 4) Kesehatan Jiwa

5) Pengendalian Penyakit Tidak Menular 6) Penyehatan Lingkungan

7) Penyediaan Sanitasi Dasar 8) Perbaikan Gizi Masyarakat

9) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

10) Pengamanan penggunaan zat aditif / tambahan makanan dan minuman 11) Pengamanan narkoba

12) Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Bentuk-bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat adalah : 1) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama

a) Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakattingkat pertama, yang wajib sekurang-kurangnya melakukan 6 (enam)jenis pelayanan dasar, yaitu :

- Promosi Kesehatan

- Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana - Perbaikan Gizi

- Kesehatan Lingkungan

- Pemberantasan Penyakit Menular - Pengobatan Dasar.

b) Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) - Pos Pelayanan Terpadu (posyandu)

(11)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 11

- Pos Upaya Kesehatan Kerja

- Dokter Kecil dan Upaya Kesehatan Sekolah - Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) - Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)

2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tingkat Kedua, yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten OKU dengan kegiatan :

a) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular b) Promosi Kesehatan

c) Pelayanan Kefarmasian d) Kesehatan Lingkungan e) Perbaikan Gizi

f) Kesehatan Ibu, anak .

3) Pelayanan kesehatan masyarakat tingkat ketiga yaitu Dinas KesehatanProvinsi yang didukung oleh berbagai pusat unggulan dan DepartemenKesehatan.

C. Upaya Kesehatan Kewilayahan

Diselenggarakan dengan tujuan untukmenciptakan kondisi yang menguntungkan dalam rangka mendukungtercapainya tujuan pembangunan berwawasan kesehatan. PenyelenggaraUpaya Kesehatan Kewilayahan adalah Pemerintah Kabupaten OKU denganmelibatkan lintas sektor terkait secara terkoordinasi dan terpadu, serta peranaktif masyarakat.

Bentuk-bentuk kegiatan upaya kesehatan kewilayahan adalah : 1) Penyusunan tata ruang wilayah

2) Pembangunan instalasi air bersih yang memenuhi syarat baku mutu

3) Pembangunan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) baiklimbah padat /sampah atau cair.

4) Pembuatan Peraturan Pengendalian Lingkungan di tempat-tempatumum

5) Pembuatan Peraturan tentang analisis dampak kesehatan untuksetiap pembangunan / industri yang berpotensi merugikankesehatan masyarakat

6) Penyediaan pangan yang cukup dan bergizi untuk masyarakattermasuk keluarga miskin 7) Penyediaan perumahan sehat dan advokasi teknis tentangpembuatan rumah yang

(12)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 12

(13)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 13

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD

3.1. Gambaran Umum Daerah terkait dengan Pelayanan SKPD

3.1.1. Geografi

Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas wilayah 361.760 Hektar. Dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 103040’ Bujur Timur sampai dengan 104033’ Bujur Timur dan antara 3045’ sampai dengan 4055’ Lintang Selatan.

Wilayah Kabupaten OKU memiliki batas wilayah:

 Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir

 Sebelah Selatan: berbatasan dengan kecamatan Muaradua dan Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

 Sebelah Barat: berbatasan dengan Kecamatan Semendo dan Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim

 Sebelah Timur: berbatasan dengan Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kab. OKU tahun 2015, luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu 3.523 KM2atau 3,72 % dari luas Provinsi Sumatera Selatan (97.257,72 KM2) yang terbagi dalam 13 Kecamatan, 143 Desa, dan 14 Kelurahan. Sekitar 0,82 % dari luas Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan kawasan pemukiman, 046% persawahan, pertanian tanah kering (3,87%), kebun campuran (4,37%), Perkebunan Besar (8,99%), Perkebunan Rakyat (23,8%), hutan sejenis/HTI (1,79%, industri (0,05%) dan pertambangan (0,05%). Kawasan yang belum diusahakan mencapai 55,66% yang berupa kawasan hutan lebat, hutan belukar, semak, tanah terbuka dan alang-alang. Sedangkan 0,12% untuk kegunaan lainnya.

3.1.2. Demografi

(14)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 14

/KM2.Adapun jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu yang tersebar di 12 kecamatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1.

Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan

Kab. Ogan Komering Ulu tahun 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. OKU (2015) NO KECAMATAN

LUAS WILAYAH

(KM2)

JUM LAH

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH RUMAH TANGGA

KEPADATAN PENDUDUK /

KM2 DESA KEL DESA+KEL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Baturaja Barat 134,86 7 5 12 33.538 7.904 246,60 2 Baturaja Timur 148,87 4 9 13 96.544 23.335 640,01 3 Lubuk Raja 126,00 7 0 7 29.242 7.581 229,21 4 Lengkiti 700,00 22 0 22 26.319 6.329 37,21 5 Sosoh Buay

Rayap 260,40 11 0 11 12.428 3.025 47,18 6 Peninjauan 453,69 24 0 24 42.399 10.038 92,34 7

Sinar

Peninjauan 190,00 6 0 6 21.977 5.655 114,36 8 Lubuk Batang 507,22 15 0 15 28.779 6.964 56,09 9 Semidang Aji 467,53 21 0 21 25.786 5.653 54,49 10 Pengandonan 94,79 12 0 12 9.377 2.264 97,85 11 Ulu Ogan 236,00 7 0 7 9.101 1.951 38,19 12 Muara Jaya 298,00 7 0 7 6.886 1.378 22,73

(15)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 15

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa Kecamatan Baturaja Timur merupakan kecamatan yang memilki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten OKU (640,01 jiwa / Km²), disusul Kecamatan Baturaja Barat (246,60 jiwa / Km²) dan kecamatan Lubuk Raja (229,21 jiwa / Km²). Sedangkan Kecamatan Muara Jaya merupakan Kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan yang paling rendah.

Pada akhir tahun 2015, kecamatan Peninjauan dimekarkan menjadi 1 (satu) kecamatan baru, yakni Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya. Sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang mulanya 12 kecamatan, menjadi 13 kecamatan. Karena pemekaran kecamatan baru dilakukan pada akhir tahun 2015, maka data luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah KK dan kepadatan kecamatan baru tersebut belum bisa diperoleh.

3.1.3. Sosial Ekonomi

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dalam melihat hasil pembangunan yang telah dilaksanakan, khususnya di dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan agregat dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan. Indikator ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembangunan yang telah dicapai oleh suatu daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2014 sebesar 5,13. Jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada tahun 2015, maka pertumbuhan ekonomi/PDRB pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan, yaitu dari 4,96 persen tahun 2014 naik menjadi 5,13 persen pada tahun 2015.

Dari aspek lapangan usaha, sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan tahun 2014 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (naik dari 6,69 persen pada tahun 2014 menjadi 8,13 persen pada tahun 2015), sektor angkutan dan komunikasi (naik dari 6,74 persen pada tahun 2014 menjadi 8,09 persen pada tahun 2015), sektor pertanian (naik dari 7,78 persen pada tahun 2014 menjadi 8,02 persen pada tahun 2015).

(16)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 16

penggalian. Sektor ini merupakan satu-satunya sektor yang menurun laju pertumbuhannya pada tahun 2015.

Indikator ekonomi makro lainnya yang bermanfaat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah dengan mengamati perkembangan pendapatan per kapita yang mampu dicapai oleh daerah tersebut. Secara umum besaran pendapatan per kapita didapat dari pembagian besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode waktu tertentu (biasanya dalam tahun). Sebagai indikator ekonomi makro, pendapatan per kapita suatu wilayah dapat memberi informasi awal mengenai keadaan sosial ekonomi atau kesejahteraan penduduk wilayah tersebut. Semakin tinggi angka pendapatan per kapita suatu wilayah, maka tingkat kesejahteraan penduduk wilayah tersebut juga semakin tinggi, sepanjang distribusi pendapatan penduduk tidak mengalami kesenjangan (economic gap) yang terlalu mencolok.

Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu mengalami peningkatan secara konstan dan stabil dari tahun ke tahun, baik yang dihitung atas dasar harga berlaku maupun bila dihitung berdasarkan harga konstan. Pada tahun 2015, pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar Rp. (atas dasar harga berlaku) atau sebesar Rp. (atas dasar harga konstan).

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu determinan didalam perilaku, semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan semakin tinggi pula pola pikir dan analisanya sehingga akan semakin baik didalam perilakunya serta semakin tinggi pula tingkat kesadaran terhadap kesehatan. Angka buta huruf di Indonesia semakin berkurang seiring dengan derap laju pembangunan. Hasil-hasil tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap penerimaan nilai-nilai kesehatan dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

(17)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 17

Tabel 3.2.

Sarana Pendidikan di Kabupaten OKU Tahun 2015

Pendidikan Sarana (Unit) Guru (Orang) Murid (orang)

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

TK 1 29 25 113 1.565 1.565

SD 185 26 1.942 410 40.193 1.761

SMP 32 23 634 234 14.588 2.356

SMU 10 11 271 298 2.382 1.916

SMK 4 7 147 146 1.275 917

D3/S1 1 6 - - - -

Sumber : Data Dasar Perencanaan Tahun 2015

Sarana pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ulu cukup memadai. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat 185 Sekolah Dasar Negeri dan 26 Swasta yang tersebar diseluruh wilayah OKU. Hanya saja untuk tingkat SMP maupun SMU jumlahnya lebih sedikit dan penyebarannya masih berpusat di Kota Baturaja atau kota Kecamatan saja. Sedangkan untuk seluruh kejuruan di Baturaja terdapat 4 SMK Negeri dan 7 SMK Swasta. Di Baturaja juga terdapat 1 Universitas, 3 Sekolah Tinggi dan 3 Akademi. Sedangkan Taman Kanak-kanak sebagai pendidikan pra sekolah terdapat di semua kecamatan. Hal tersebut menunjukkan animo masyarakat untuk memasukkan anak-anak ke jenjang pendidika\]n cukup besar

Pembangunan sarana prasarana pendidikan serta penambahan guru terus dilakukan agar pembangunan manusia guna peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat optimal. Yang nantinya SDM berkualitas dan professional dapat menggali, mengolah dan mengembangkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu.

3.2. Hasil-hasil yang dicapai selama tahun sebelumnya

(18)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 18

3.2.1. DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat adalah tujuan utama dari sistem kesehatan, artinya bahwa sistem kesehatan harus dapat mengupayakan derajat kesehatan yang sebaik-baiknya bagi seluruh masyarakat sepanjang hayat manusia. Derajat kesehatan yang optimal akan terlihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi.

A. Mortalitas

1) Angka Kematian Bayi (AKB)

Pada tahun 2015 jumlah lahir hidup (bayi) di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebanyak 7.835 bayi dengan jumlah bayi yang lahir mati 51 orang dan kematian neonatal sebanyak 44 orang .

2) Angka Kematian Balita (AKABA)

Jumlah balita di Kabupaten Ogan Komering berdasarkan data BPS tahun 2015 sebanyak 33.562 balita. Jumlah kasus kematian balita berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 8 orang.

3) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI )

(19)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 19

B. Morbiditas

1) Penyakit demam berdarah dengue (DBD )

Penyakit demam berdarah dengue (DBD ) telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan di berbagai Kabupaten maupun didaerah pedalaman. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 ditemukan 80 kasus DBD yaitu berdasarkan laporan dari Puskesmas dan Rumah Sakit, yang semuanya sudah ditangani oleh petugas kesehatan.

2) Penyakit malaria

Angka Malaria Insidence (Malaria Klinis) di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015 mencapai 24 per 1.000 penduduk, sedangkan target yang diharapkan adalah kurang dari 10 per 11.000 penduduk. Di tahun 2014 kasus malaria baik secara klinis maupun positif yaitu malaria klinis sebanyak 2.426 kasus dan 315 kasus positif malaria. Adapun persentase positif malaria sebesar 13% dan yang telah diobati sebesar 83%. Penanganan kasus malaria ini langsung dilakukan oleh petugas kesehatan baik yang ada dipuskesmas mapun di dinas kesehatan itu sendiri. Upaya – upaya yang dilakukan adalah pemeriksaan slide darah dan pengobatan .

3) Penyakit TB Paru

(20)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 20

4) Penyakit HIV/ AIDS

Penyakit HIV /AIDS merupakan new emerging diseases yang mengancam pada semua daerah. Pada tahun 2015 di Kabupaten OKU tidak ditemukan kasus HIV berdasarkan laporan dari puskesmas dan ditemukan 1 kasus berdasarkan laporan Rumah Sakit dr. Ibnu Soetowo.

5) AFP (Acute Flaccid Paralysis )

Jumlah kasus penyakit AFP ( Acute Flaccid Paralysis ) berdasarkan laporan dari puskesmas dan Rumah sakit untuk tahun 2015 diketemukan 4 kasus AFP. Dimana kasus tersebut terdistribusi 1 kasus di puskesmas Kemalaraja, 1 kasus di puskesmas Lengkiti, 1 kasus di puskesmas Sukaraya, dan 1 kasus di puskesmas Penyandingan, dengan rata-rata kasus diagnose GBS (Guillans Barre Syndrom).

6) Campak

Campak merupakan penyakit yang umumnya banyak menyerang bayi dan anak-anak terutama pada mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Upaya pencegahan untuk penyakit ini yaitu dengan imunisasi rutin. Tahun 2015 ini jumlah kasus campak sebanyak 64 kasus, dimana kasus terbanyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Rukam sebanyak 19 kasus. Hasil pemberian imunisasi campak bulan Januari s.d bulan Desemberyaitu sebanyak 6.134 bayi dari jumlah sasaran bayi yang diharapkan yaitu jumlah sasaran bayi sebanyak 6.907 bayi ( 88,8 % ).

7) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA )

(21)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 21

memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pneumonia.

Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia: Usia di bawah 2 bulan (Pneumonia Berat dan bukan Pneumonia); usia 2 bulan - < 5 tahun (Pneumonia, Pneumonia Berat dan bukan Pneumonia). Klasifikasi bukan Pneumonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA di luar Pneumonia ini antara lain: batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsillitis dan otitis. Pharyngitis, tonsillitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.

Target pencapaian cakupan penyakit ISPA tahun 2015 adalah 95% dari jumlah seluruh penduduk. Sedangkan target cakupan untuk balita sebesar 5%, target pencapaian ini mengalami perubahan dari 10%. Berdasarkan rekapitulasi laporan bulanan seluruh Puskesmas tahun 2015 ditemukan kasus ISPA sebanyak 21.285. Dari jumlah tersebut, ditemukan penderita Pneumonia balita sebanyak 864 (50,47%) dari target penemuan kasus pada balita tahun 2015 sebanyak 1712 kasus.

8) Penyakit Diare

(22)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 22

9) Penyakit Rabies

Target penemuan kasus diare pada tahun 2015 tidak berubah dari tahun 2014, dimana angka kesakitan sebesar 0,411. Setelah dikalikan 10% jumlah penduduk, maka target penemuan kasus sebesar 14.071. Berdasarkan rekapitulasi laporan Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten OKU, ditemukan kasus diare sebanyak 8.333 kasus (63,55%). Dari kasus yang ditangani, setiap penderita diberikan 6 bungkus oralit, sedangkan untuk satu orang penderita balita diberikan 10 bungksus zinc.

10) Penyakit menular lain

Beberapa penyakit menular lain yang perlu diwaspadai adalah Anthrax, Japanese Encephalitis, dan Filariasis. Sampai dengan tahun 2015 tidak ditemukan kasus untuk penyakit-penyakit tersebut.

11) Pola 10 (Sepuluh ) Penyakit Terbanyak

Tabel 3.3.

10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Kab. OKU Tahun 2015

No. Jenis Penyakit Jumlah Proporsi

1. Influenza 8.402 29.48

2. Diare akut 7.259 25.47

3. Hipertensi 5.534 19.42

4. Tipus perut klinis 2.803 9.84

5. Malaria klinis 1.622 5.69

6. Pneumonia 968 3.40

7. Tersangka TB paru 578 2.03

8. Diabetes Melitus 727 2.55

9. TBC Paru BTA (+) 283 0.99

10. Diare berdarah 322 1.13

Total 28.498 100.00

(23)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 23

Berdasarkan data rawat jalan di puskesmas dapat diketahui bahwa pola penyakit terbanyak pada semua golongan umur masih didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi. Penyakit menular influenza menduduki posisi teratas (tabel 3.3.).

12) Penyakit Tidak Menular

Masalah kesehatan di masyarakat pada akhir-akhir ini menjadi beban ganda, dimana masalah penyakit menular menular belum selesai, permasalahan penyakit tidak menular muncul akibat pola hidup, seperti hypertensi, diabetes, jantung, stroke dan sebagainya.

Berdasarkan laporan PTM puskesmas se-kabupaten OKU Januari – Desember tahun 2015, terlihat bahwa dari 10 penyakit tidak menular terbanyak di puskesmas, penyakit hipertensi merupakan penyakit terbanyak yakni 3722 kasus (63,34%), diikuti dengan jumlah penyakit diabetes mellitus sebanyak 670 kasus (11,40%), dan cidera akibat kecelakaan lalulintas sebanyak 538 kasus atau 9,16 % (tabel 3.4)

Tabel 3.4.

10 Penyakit Tidak Menular (PTM) Terbanyak di Puskesmas di Kab. OKU Tahun 2015

No. Jenis Penyakit Jumlah Proporsi

1. Hipertensi 3,722 63.34

2. Diabetes Malitus 670 11.40

3. Cidera akibat kecelakaan lalu lintas 538 9.16

4. Obesitas 278 4.73

5. Asma Bronkiale 257 4.37

6. Cidera Akibat lain 169 2.88

7. Tiroid 76 1.29

8. Stroke 71 1.21

9. Osteoporosis 63 1.07

10. Penyakit jantung koroner 32 0.54

Total 5,876 100.00

(24)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 24

C. Status Gizi

Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual, bahkan status janin yang masih dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.

Terjadinya masalah gizi disebabkan oleh faktor langsung (asupan gizi dan infeksi) dan faktor tidak langsung (budaya, pendidikan, daya beli, ketersediaan, distribusi dan produksi). Masalah gizi mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga mempermudah infeksi dan kematian.

Program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi, konsumsi pangan sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Peningkatan status gizi diarahkan pada peningkatkan intelektualitas, produktivitas dan prestasi kerja serta penurunan angka status gizi kurang dan buruk.

Di Kabupaten OKU masalah gizi utama yang dihadapi adalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita, berat badan lahir rendah (BBLR) , anemia, gangguan akibat kekurangan yodium dan kekuranga vitamin A. Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator-indikator status gizi yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) gizi balita, gizi ibu hamil kurang energi kronis dan gangguan akibat kekurangan yodium.

1) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gr )

(25)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 25

2) Gizi Balita

Keadaan profil status gizi balita di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015 melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) dengan indicator yang digunakan BB menurut umur, yang dilaksanakan di seluruh kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu secara serentak, dengan jumlah sampel 18.666 balita, diperoleh status gizi balita sebagai berikut (Sumber : Laporan Tahunan Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015)

* Status gizi buruk : 0,24 % ( 45 balita ) * Status gizi kurang : 1,28 % (240 balita ) * Status gizi baik : 97,94 % ( 18.281 balita ) * Status Gizi lebih : 0,54 % ( 100 balita )

3) Kurang Energi Kronis (KEK )

Indikator KEK dimaksudkan untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) 15-49 tahun dengan menggunakan standar lengan atas (LILA ) < 23,5 cm. Berdasarkan hasil laporan penimbangan tingkat Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015 dari seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu, bahwa ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik sebanyak 908 bumil, dimana hasil penimbangan yang terbanyak ditemukan ibu KEK adalah sebanyak 196 bumil di wilayah kerja Puskesmas Karya Mukti.

4) Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY )

(26)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 26

5) Prevalensi Anemia Gizi Besi

Prevalensi Anemia Gizi Besi hanya diketahui berdasarkan survey cepat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu pada bulan Mei s.d Agustus 2015 dengan 50 sampel desa di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan hasil yang didapatkan oleh survey cepat tersebut bahwa anemia ibu hamil dan wanita usia subur menunjukkan :

1. Hasil pemeriksaan Hb menunjukkan bahwa responden sebagian besar (62 % ) menderita anemia gizi ringan dengan kadar Hb rata-rata 10,82 gr/dl. Sedangkan hasil pemeriksaan LILA menunjukkan sebesar 25,1 % responden menderita KEK.

2. Ibu hamil yang menderita anemia sebesar 61 % dan 15,5 % menderita KEK.

3. Ibu hamil yang menderita anemia sebagian besar usia produktif 20-35 tahun sebesar 45,9 %.

4. Ibu hamil yang menderita KEK sebagian besar pada usia produktif 20-35 tahun sebesar 17 %.

6) Laju Pertumbuhan penduduk dan Prevalensi Akseptor KB

Penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ulu ternyata terus bertambah dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan prevalensi akseptor KB. Menurut BKKBS Kabupaten Ogan Komering Ulu persentase akseptor KB terhadap pasangan usia subur adalah 23 % dan pencapaian KB aktif adalah 78 %

3.2.2. KEADAAN LINGKUNGAN

(27)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 27

3.2.3. KEADAAN PELAYANAN KESEHATAN

Gambaran keadaan pelayanan kesehatan disajikan melalui uraian indikator-indikator rasio puskesmas terhadap penduduk, rasio puskesmas pembantu terhadap penduduk, rasio rumah sakit terhadap penduduk .

1. Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling

(28)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 28

Tabel 3.5.

Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas di Kab.OKU Tahun 2015

No Puskesmas Jml

TT

Pos

yandu

Pustu Pos

kesdes

Polin

des

RDD/

RDRG RP

M

Pus

Ling

Roda

dua

1. Tj. Agung - 32 2 1 4 1/1 2 1 2

2. Kemalaraja - 23 3 - - 1/1 2 1 3

3. Sukaraya - 33 4 1 1 1 2 1 3

4. Batumarta II 19 19 3 3 2 1/1 3 1 1

5. Tj. Lengkayap - 30 3 15 4 1 1 1 4

6. Peninjauan 7 19 7 5 6 1/1 2 1 4

7. Lb. Rukam - 7 2 8 - 1 3 1 1

8. Karya Mukti 10 31 4 7 2 1 2 1 4

9. Lb. Batang - 27 5 4 9 1 2 2 1

10. Pengandonan 12 21 3 2 11 1 2 2 5

11. Pengaringan - 11 2 3 4 1 2 1 4

12. Penyandingan - 14 3 8 2 1 - 1 4

13. Mendingin 10 8 1 1 6 1 2 1 1

14. Ulak Pandan - 11 2 4 6 1 - 1 1

15. Sekar Jaya - 8 1 1 6 1 2 1 1

16. Muara Jaya - 11 2 4 6 1 - 1 1

Jumlah 38 286 44 62 57 14/4 23 18 38

Sumber : Laporan Tahunan Seksi Kesmas dan Rujukan Tahun 2015

2. Rumah sakit dan tempat tidur rumah sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.

(29)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 29

- 1 buah RS milik pemerintah : RS.Dr.H.Ibnu Sutowo - 1 buah RS yang dikelola oleh TNI : RS Dr. Noesmir

- 1 buah RS swasta : RS St. Antonio

Perbandingan indikator kegiatan rumah sakit di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang dicapai pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel ini :

Tabel 3.6.

Perbandingan Indikator yang Dicapai oleh Rumah Sakit di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun 2015 dan 2014

No. Rumah

Sakit

Indikator Standar 2014 2015 Ket

1. RSUD Ibnu Sutowo

BOR 60-78 % Menurun

AVLOS 6-9 hari Meningkat

BTO 40-50 kali Meningkat

TOI 1-3 hari Menurun

NDR 25 o/oo Menurun

2. RS St. Antonio BOR 60-78 % Meningkat

AVLOS 6-9 hari Meningkat

BTO 40-50 kali Meningkat

TOI 1-3 hari Menurun

NDR 25 o/oo Menurun

Sumber RL.1 Tahun 2015 dan 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa BOR dan BTO pada RSUD Dr. Ibnu Sutowo maupun RS St.Antonio mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Walaupun terjadi peningkatan yang cukup pesat dari beberapa indikator tersebut, akan tetapi peningkatan mutu pelayanan masih tetap harus diperhatikan, termasuk peningkatan SDM dan juga sarana gedung, peralatan kesehatan, maupun obat-obatan.

3. Sarana Pelayanan Kesehatan swasta

(30)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 30

pelayanan kesehatan swasta dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah sarana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7.

Perbandingan Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kabupaten OKU, Tahun 2014 dan 2015

No. Jenis Sarkes Swasta Tahun 2014 Tahun 2015 Ket

1. RS Swasta/ TNI 1/1 2 - 2. Rumah bersalin 4 4 - 3. Balai pengobatan 8 7 - 4. Klinik Khusus 2 2 -

5. Apotik 13 9 -

6. Toko Obat 18 16 -

7. Optik 4 5 -

8. Praktek Dokter Umum 68 18 - 9. Praktek Dokter gigi 6 2 - 10. Praktek Dokter Spesialis 11 8 - 11. Laboratorium swasta 2 1 - 12. Praktek Bidan 91 81 - Sumber: Laporan Tahunan Dinkes Kab.OKU Tahun 2015

(31)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 31

3.2.4. UPAYA KESEHATAN

Upaya kesehatan yang telah dilakukan dalam menanggulangi masalah kesehatan ini adalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan sarana kesehatan

Pemanfaatan sarana kesehatan masyarakat dapat dilihat dari jumlah kunjungan masyarakat di sarana pelayanan kesehatan tersebut.

Tabel 3.8.

Perbandingan Jumlah Kunjangan Penderita di Puskesmas dan

Rumah Sakit Tahun 2014 dan 2015

No. Unit Pelayanan Rawat Jalan Rawat Inap

2015 2014 2015 2014

1. Puskesmas

2. RSUD Dr. Ibnu Sutowo 3. RS St. Antonio

Sumber : Laporan Tahunan Dinkes Kab.OKU Tahun 2015

(32)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 32

2. Pelayanan Kesehatan

a. Pelayanan kesehatan ibu hamil

Indikator pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilihat dari jumlah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke sarana kesehatan atau disebut K1 dan K4. Dari perkiraan jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 9.134 orang diperoleh angka cakupan pelayanan untuk K1 adalah 8.963 orang atau sebesar 98,3 % dari target 95 % dan K4 adalah 8.357 atau sebesar 91,49% dari target 90 %. Hasil cakupan tertinggi untuk K4 adalah Puskesmas Lubuk Batang dengan pencapaian 102,99%. Sedangkan cakupan yang terendah dicapai oleh Puskesmas Tanjung Agung dengan pencapaian 88,59 %.

b. Pelayanan kesehatan bayi dan balita

Pelayanan kesehatan bayi yang dilaksanakan melalui kunjungan bayi yang berusia 0-11 bulan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sebanyak minimal 4 kali pertahun. Padatahun 2015dicapai target hasil sebanyak 7.607 atau sebesar 91,62% dari target 90%. Dan pada balita dilakukan kegiatan berupa deteksi tumbuh kembang, pengukuran lingkar kepala anak, pra Skrining perkembangan dan prilaku anak sekolah melalui kuesioner, test daya lihat, dan test daya dengar anak serta penilaian status gizi. Dari deteksi tumbuh kembang anak, pada tahun 2015 dicapai hasil sebanyak 26.493 atau sebesar 78,94%.

c. Pelayanan Kesehatan usia lanjut (Usila )

(33)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 33

3. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Sasaran perkiraan persalinan Kabupaten Ogan Komering Ulu selama tahun 2015 sebanyak 8.719 orang. Dari jumlah tersebut yang ditangani oleh tenaga kesehatan sebanyak 7.927 atau sebesar 90,92 % dari target 90 %. Sedangkan yang ditolong oleh non tenaga kesehatan atau dukun bayi sebanyak 35 atau sebesar 0,40 %. Alasan persalinan yang masih ditolong oleh dukun bayi ini diantaranya, dukun bayi tersebut masih ada hubungan keluarga bulin, pada saat melahirkan bidan tidak ada di tempat, dan biayanya relatif murah. Walaupun demikian dukun-dukun bayi tersebut ada yang sudah terlatih yang dilatih oleh tenaga kesehatan (bidan) sehingga dukun bayi tersebut sudah terampil dalam menangani persalinan dan bahkan menjadi pendamping para bidan desa.

Tabel 3.9.

Cakupan Imunisasi di Kab.OKU Tahun 2015

No. Jenis Imunisasi Jumlah Persentase

1. BCG 7640 92,7

2. DPT 1 7299 90,8

3. DPT 2 7355 91,5

4. DPT 3 7394 92

5. POLIO 1 7053 85,5

6. POLIO 2 7094 88,2

7. POLIO 3 7246 90,1

8. POLIO 4 7271 90,4

9. CAMPAK 7242 90,1

10. HEPATITIS 1 7242 90,1

11. HEPATITIS 2 7242 90,1

12. HEPATITIS 3 7242 90,1

(34)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 34

4. Cakupan Imunisasi Bayi

Berdasarkan laporan dari Subdin P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015 persentase cakupan imunisasi bayi dengan jumlah bayi 7.290 bayi dari 16 puskesmas dapat dilihat pada tabel 3.9.

5. Cakupan Imunisasi Ibu Hamil

Pemberian imunisasi pada ibu hamil adalah imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Pada tahun 2015 berdasarkan laporan dari Subdin P2P Dinkes Kab.OKU diketahui bahwa sasaran ibu hamil sebanyak 8137 dari 16 puskesmas. Sedangkan persentase pemberian imunisasi TT di 16 puskesmas di Kab.OKU dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.10.

Cakupan Imunisasi TT di 16 Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten OKU, Tahun 2015

No. Puskesmas Jumlah

Sasaran Ibu Hamil

Imunisasi

TT 1 TT 2

Jumlah % Jumlah %

1. Tj. Agung 807 522 64,7 500 62

2. Sukaraya 911 6 0,7 212 23,3

3. Kemalaraja 942 2 0,3 114 12,2

4. Btm II 773 - - 94 12,2

5. Penyandingan 338 - - 5 1,5

6. Tj. Lengkayap 644 309 48,1 112 47,0

7. Mendingin 240 30 12,9 28 11,7

8. Pengandonan 222 33 15,3 51 23,4

9. Pengaringan 233 - - 23 9,9

10. Peninjauan 770 - - 442 57,5

11. Lubuk Rukam 299 5 2,0 3 1,3

12. Karya Mukti 606 18 3,0 116 19,1

13. Lubuk Batang 883 135 15,3 91 10,4

14. Ulak Pandan 445 - - 4 2,7

15. Sekar Jaya 701 279 39,9 755 107,8

16. Muara Jaya 192 - - 4 2,1

Jumlah 9006

(35)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 35

6. Status Gizi

Salah satu indikator untuk menilai tingkat kesehatan suatu negara dilihat dari status gizi masyarakat. Untuk meningkatkan status gizi masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu telah dilaksanakan upaya program perbaikan gizi. Upaya tersebut hasilnya akan tergambarkan melalui uraian berikut :

a. Status Gizi Balita

Untuk menilai status gizi masyarakat pada tahun 2015 digunakan indikator gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih yang hasilnya tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang menggunakan indikator KEP Total. Berdasarkan hasil pemantauan status gizi yang dilaksanakan di 12 kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan jumlah sampel yang ditimbang/diukur sebanyak 11.387 balita yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dari hasil survey persentase dan skor KEP Total Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2014 sebesar 10,0 %. Tentunya masalah gizi buruk ini berkaitan derat dengan tingkat pendidikan masyarakat dan sosial budaya yang ada.

b. Vitamin A

(36)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 36

Tabel 3.11.

Hasil Cakupan Program Vitamin A di Kabupaten OKU Tahun 2015

No. Sasaran Hasil Cakupan Target

Februari Agustus

1. Bayi 88% 90% 80 %

2. Balita 79% 89% 90%

3. Bufas 91,23% 80%

Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab.OKU Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa cakupan program vitamin A pada bayi, ;balita, dan bufas pada bulan Agustus lebih tinggi daripada cakupan yang diperoleh pada bulan Februari. Pencapaian cakupan program vitamin A pada bayi melampaui dari target yang ditetapkan, pada balitatidak melebihi target sedangkan pada bufas pencapaian cakupan program vitamin A untuk 1 tahun (2015) melebih target, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besarbufas sudah mengetahui pentingnya pemberian vitamin A pada bufas.

c. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY )

Upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY ) atau untuk mencegah timbulnya kreatin baru dan gondok endemik dikalangan penduduk maka dilaksanakan pendistribusian garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat.

(37)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 37

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase rumah tangga yang menggunakan garam beryodium 97,2 % (653 rumah tangga) dari target 95%.

d. Anemia Gizi pada Ibu Hamil

Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb dalam darah lebih kecil dari nilai normal untuk orang yang bersangkutan. Anemia dapat menyebabkan mudah lelah, lemah, lesu, produktivitas kerja dan konsentrasi menurun, dan dapat mengakibatkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Untuk menanggulangi hal tersebut maka dilaksanakan pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Pada tahun 2015 diperoleh hasil cakupan tablet Fe 1 sebesar 98,13 % dari target 90 % dan Tablet Fe 3 sebesar 91,49 % dari target 90 %. Tentunya hasil cakupan tablet Fe ini dapat lebih ditingkatkan dan dimantapkan lagi termasuk penyediaannya guna memenuhi kebutuhan sehingga diperoleh hasil yang lebih maksimal.

7. Kesehatan Lingkungan

7.1. Kesehatan Lingkungan

Program Penyehatan lingkungan yang dilaksanakan pada tahun 2015 meliputi penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan pemukiman dan tempat-tempat umum, dan higiene sanitasi pangan.

a. Penyelenggaraan Kegiatan Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar

1) Proteksi sumber air minum

(38)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 38

2) Pengawasan kualitas air minum - Inspeksi sanitasi sarana air minum.

- Pengambilan dan pemeriksaan sampel air pada penyelenggara air minum. - Pengambilan dan pemeriksaan sampel air pada depot air minum.

3) Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan higiene sanitasi sekolah Kampanye CTPS dan higiene sanitasi sekolah dilaksanakan sebagai upaya pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah untuk melindungi peserta didik dan warga sekolah lainnya dari faktor resiko lingkungan yang mengancam kesehatan. Pada tahun 2015 kampanye CTPS dan higiene sanitasi sekolah di laksanakan di 16 sekolah dan 10 sekolah pada desa pamsimas.

4) Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di masyarakat

Kampaye CTPS di masyarakat di laksanakan sebagai salah satu upaya untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat. Pada tahun 2015 kampanye CTPS di masyarakat di laksanakan di 10 desa pamsimas yaitu di wilayah kerja puskesmas Tj. Lengkayap, puskesmas Mendingin, puskesmas Batumarta II, puskesmas Pengaringan, dan puskesmas Ulak Pandan.

5) Pemicuan STBM

(39)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 39

2015 pemicuan STBM telah dilaksanakan di 24 desa dalam wilayah kerja 16 puskemas dan 2 desa telah mendeklarasikan desanya menjadi desa SBS yaitu 2 desa di wilayah kerja Puskemas Tanjung lengkayap.

b. Penyelenggaraan kegiatan penyehatan pemukiman dan Tempat-Tempat

Umum

1) Penyehatan Pemukiman

Pembinaan dan pemantauan penyehatan pemukiman salah satu tujuannya untuk meningkatkan capaian rumah sehat. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh antara lain akses air minum, akses jamban sehat, lantai, pencahayaan dan ventilasi.

2) Klinik Sanitasi

Pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan pembinaan Klinik Sanitasi di 16 puskesmas dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.

3) Inspeksi sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)

c. Penyelenggaraan kegiatan Higiene Sanitasi Pangan

Higiene Sanitasi Pangan adalah upaya untuk mengendalikan faktor resik terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Adapun upaya yang dilakukan adalah :

1) Inspeksi sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) 2) Pembinaan Tempat Pengolahan makanan

3) Inspeksi sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

4) Pengawasan dan Pembinaan Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

7.2.Cakupan Program Penyehatan Lingkungan

a. Penyehatan Air dan Sanitasi dasar

(40)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 40

Grafik 3.1.

Persentase Penduduk dengan Akses berkelanjutan terhadap

Air minum berkualitas (Layak) menurut puskesmas

Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas adalah jumlah penduduk yang memiliki akses terhadap air minum layak seperti sumber air minum terlindung yang meliputi ledeng, kran umum, hydran umum, terminal air, PAH, atau mata air dan sumur terlindung yg jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran, tidak termasuk air kemasan,air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung.

Dari grafik diatas rata-rata capaian program adalah 63,83% yag berarti masih belum mencapai dari target MDGS tahun 2015 yaitu 67%. Dari 16 Puskesmas di Kabupaten OKU 4Puskesmas telah mencapai target MDGS yaitu PuskesmasSukaraya, PuskesmasTanjung Agung, PuskesmasSekar Jaya dan Puskesmas Mendingin. Capaian tertinggi adalah Puskesmas Mendingin 0,00

10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

57,98 67,88

80,23 78,02

63,13

65,10 61,64

66,02 62,08

63,03 60,04

51,08 88,52

49,57 47,82

(41)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 41

dengan 88,52% yang berarti sudah melampai target dan yang terendah adalah puskemas Peninjauan dengan 47,82%.

2) Penduduk dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi layak

Yang dimaksud dengan fasilitas sanitasi layak adalah Fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit sesuai KEPMENKESNomor 852/Menkes/KS/IX/2008.

Grafik 3.2.

Penduduk Dengan Akses Terhadap Fsilit Sanitasi Yang Layak

(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban Puskesmas

Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

(42)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 42

melampai target yaitu Puskemas Sekar Jaya, Puskesmas Kemalaraja dan Puskesmas Sukaraya.

3) Persentase Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat

Sebagai salah satu bentuk pengawasan kualitas air minum pada penyelenggara air minum sebagaimana tercantum dalam Permenkes on. 736 tahun 2010 tentang Tata Laksana dan Pengawasan Kualitas Air Minum, maka di lakukan kegiatan Inspeksi Sanitasi, Pengambilan dan Pemeriksaan sampel air dari berapa penyelenggara air minum. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan jumlah sampel sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah seluruh sampel air minum yang diuji yang diambil pada jaringan distribusi penyelenggara air minum.Dari hasil pemeriksaan kualitas air minum pada penyelenggara air minum pada tahun 2015 mencapai 83% dari target 100%.Pengawasan Kualitas Air Minum juga di laksanakan pada Depot Air Minum, pengawasan dilakukan dengan melaksanakan pembinaan rutin, pengambilan dan pemeriksaan sampel air. Perhitungan juga dilakukan dengan membandingkan jumlah sampel sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah seluruh sampel air minum yang diuji yang diambil pada Depot Air Minum yaitu pada air produk yang siap didistribusikan pada konsumen . Dari hasil pemeriksaan kualitas air minum pada Depot Air Minum pada tahun 2014 mencapai 88% dari target 100%.

4) Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM

(43)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 43

Grafik3.3.

Desa yang telah melaksanakan sanitasi total berbasis

Masyarakat (STBM) di wilayah kabupaten OKU

Periode 2012 - 2015

Pelaksanaan Pemicuan STBM dimulai dari tahun 2012 yaitu sebanyak 2 desa pada tahun 2013 menjadi 4 desa, meningkat pada tahun 2014 menjadi 17 desa dan 24 desa pada tahun 2015.Sampai dengan tahun 2015 jumlah desa yang telah melaksanakan STBM adalah 47 desa dari 156 desa yang ada atau 30,12%.

b. Penyehatan pemukiman dan Tempat-Tempat Umum

1) Persentase Rumah Sehat

Berdasarkan informasi dan data dari 16 Puskemas pada tahun 2015 capaian rumah sehat adalah 67,49% yang berarti masih jauh dari target Kabupaten yaitu 85%.

2) Klinik sanitasi

Tahun 2015 kegiatan klinik sanitasi telah dilaksanakan di 16 Puskesmas. Dari 3731 kasus penyakit yang dirujuk ke klinik sanitasi, ternyata kasus yang paling sering di rujuk ke klinik sanitasi adalah kasus ISPA 1551 kasus (41%), Diare 846 kasus (23%), Kulit 661 kasus (18%), TB. Paru 432 kasus (11%), dan 0

5 10 15 20 25

2012 2013 2014 2015

2

4

17

(44)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 44

penyakit lainnya 176 kasus (5%).Penyakit lainnya terdiri dari kasus penyakit Campak, Cikungunya, Tipoid, Muntaber, dan Disentri.

3) Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat

Fokus pembinaan tempat-tempat umum (TTU) tahun 2015 adalah sarana pendidikan, sarana kesehatan dan hotel. TTU dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya serta memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan.Pada akhir tahun 2015, 16 puskesmas menginformasikan capaian TTU memenuhi syarat kesehatan 77,2%. Ini berarti belum mencapai target Kabupaten yaitu 85%.

c. Higiene Sanitasi Pangan

Indikator keberhasilan program higiene sanitasi pangan (HSP) adalah persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan.

1) Persentase tempat pengolahan makanan (TPM) memenuhi syarat kesehatan

Berdasarkan laporan puskemas pada tahun 2015 capaian TPM memenuhi syarat kesehatan adalah 55,50%. Namun dari 55,5% tersebut baru 7 TPM yang memenuhi syarat kesehatan yang memiliki sertifikat laik higiene.

8) Peran Serta Masyarakat

Dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, peran serta masyarakat cukup penting dan untuk itu dari Seksi PSM sendiri yang mempunyai tugas antara lain membina dan memotivasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan mengambil keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tentunya dengan memberdayakan sarana kesehatan baik secara swadaya ataupaun pemerintah. Untuk itu peran serta masyarakat ini bertujuan untuk menggugah masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

(45)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 45

berkembang ditengah kehidupan masyarakat, agar masyarakat dapat mengatasi dan menyelenggarakan upaya kesehatan secara mandiri.

Adapun hasil kegiatan yang telah dilaksanakan adalah : 1. Pembinaan Peningkatan Strata Posyandu

Pencapaian pembinaan posyandu dilaksanakan di 14 puskesmas 2. Pengadaan Seragam Kader Posyandu

Pengadaan seragam kader posyandu dilaksanakan kepada 250 kader 3. Pertemuan pengelola posyandu dan kader posyandu

9) Pengawasan dan Pembinaan Sarana Pelayanan Obat

Pengawasan dan pembinaan sarana pelayanan obat di Kabupaten OKU tahun 2015 dilaksanakan dengan mengadakan :

- Pengawasan 30 sarana apotek dan 5 sarana Toko Obat

- Penertiban penjualan obat illegal di wilayah 16 puskesmas di Kab.OKU

Dari kegiatan penertiban terhadap pedagang/ penjual obat illegal di 16 wilayah puskesmasn berhasil di amankan lebih kurang 30 jenis obat keras daftar G tablet/ botol/amp/kapsul. Tindak lanjut dengan melakukan pemusnahan obat oleh pedagang disaksikan petugas dinas kesehatan serta teguran keras bagi pedagang yang bersangkutan dan perjanjian untuk tidak mengulangi lagi menjual obat keras yang dilarang..

10) Pengawasan dan Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga Pangan

(46)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 46

dilapangan masih ditemukan produk pangan olahan yang tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan berbahaya ( Formalin, borax, pewarna tekstil), tidak memenuhi syarat pelabelan (tidak mencantumkan tgl kadaluarsa, komposisi dan pencantuman kata halal tanpa registrasi halal ), masih ditemukan pangan dengan kemasan rusak, serta tidak semua IRTP menerapkan CPPB dan persyaratan hygiene sanitasi pangan . Untukitu maka dilakukan pengawasan dan Pembinaan terhadap 404 IRTP aktif yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu, hasilnya diketahui hanya 92 IRTP yang memenuhi syarat dan telah memiliki sertifikat produk pangan (SPP-IRT ). Guna meningkatkan pengetahuan produsen industri rumah tangga pangan dilakukan Penyuluhan Keamanan pangan bagi penanggung jawab IRTP setiap tahunnya minimal 20 orang hingga akhir tahun 2014 tercatat sudah 236 IRTP yang telah mengikuti PKP.

Pengawasan pangan juga dilakukan dengan cara pengambilan dan pemeriksaan 100 sampel pangan yang terindikasi ditambahkan bahan berbahaya, hasil pemeriksaan ditemukan 16 sampel TMS mengandung + formalin dan pewarna tekstil rodhamin B .

11) Pengadaan Peralatan Kesehatan

Pada tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu melalui dana Tugas Perbantuan (TP) APBN Satker 110437 melaksanakan pengadaan alat kesehatan, Puskesmas Keliling Double gardan sesuai Petunjuk Teknis (JUKNIS) Tugas Perbantuan. Adapun alat kesehatan yang didistribusikan ke Puskesmas terpilih (Peninjauan, Baturmarta II, Mendingin, dan Tanjung Baru), terdiri atas:

1. SET PERALATAN POLIKLINIK KIA (PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU, ANAK, KB DAN IMUNISASI) sebanyak 4 set, yang terdiri dari:

(47)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 47

d. Set perawatan pasca persalinan e. Set resusitasi bayi

f. Set Imunisasi

2. SET PUSKESMAS KELILING sebanyak 3 set, terdiri dari: - Peralatan Puskesmas Keliling

12) Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pada tahun 2015 telah dilaksanakan pembangunan baru sarana UPTD Puskesmas Tanjung Baru, rehabilitasi lanjutan ruang perawatan UPTD Puskesmas Pengandonan, Rehabilitasi rumah dinas UPTD Puskesmas Mendingin dan pembuatan pagar dan teralis UPTD Labkesda.

(48)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 48

3.3. Analisa Isu-Isu Strategis Berkaitan Dengan Tugas Dan Fungsi SKPD

3.3.1. Analisis SWOT

ANALISIS LINGKUNGAN

INTERNAL (ALI)

ANALISIS LINGKUNGAN

EKSTERNAL (ALE)

KEKUATAN/STRENGHT

a. Sarana Kesehatan Pemerintah

Kabupaten OKU b. Sumber pembiayaan

kesehatan

c. Jumlah tenaga kesehatan

KELEMAHAN/WEAKNESS

a. Kinerja Pelayanan Kesehatan Masih Rendah

b. Sistem Manajemen Database masih lemah

c. Kurang Optimalnya Pemberdayaan

Masyarakat dan Kemitraan

STRATEGI (S-O)

a. Meningkatkan peran serta kader kesehatan b. Memantapkan dan

merealisasikan

komitmen bersama untuk pembangunan kesehatan umumnya, dan secara khusus meningkatkan upaya pelayanan kesehatan

bermutu dan

terjangkau

c. Peningkatan peran serta aktif sektor swasta melalui CSR bidang kesehatan

STRATEGI (W-O)

a. Memperbaiki sistem manajemen

kesehatan yang meliputi informasi kesehatan, keuangan,

SDM, dan

administrasi kesehatan

b. Penguatan pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care) dan revitalisasi Puskesmas

(49)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 49

ANCAMAN/THREAT

a. Adanya Beban Ganda Penyakit Masyarakat b. Perilaku Masyarakat

Masih Kurang

Mendukung PHBS c. Prosentase

Pembiayaan

Kesehatan dari APBD Masih Kurang

STRATEGI (S-T)

a. Penyebaran fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan proporsi jumlah penduduk

b. Kepastian

penjaminan biaya kesehatan

masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

STRATEGI (W-T)

a. Peningkatan kinerja petugas kesehatan dengan penyusunan SOP, penerapan standar pelayanan minimal

b. Penyediaan sarana dan prasarana program pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular

c. Perbaikan manajemen

pelayanan public berbasis

pembangunan

masyarakat mandiri kesehatan

3.3.2. Analisis Lingkungan Internal (ALI)

a. Kekuatan

1) Sarana Kesehatan Pemerintah Kabupaten OKU

Pemerintah kabupaten OKU mempunyai sarana kesehatan yang terdiri dari : Rumah Sakit Pemerintah 1 buah, Puskesmas tanpa perawatan : 11buah, Puskesmas perawatan : 6 buah, Puskesmas pembantu : 44 buah, Mobil Puskesmas Keliling : 18 buah.

2) Sumber pembiayaan kesehatan

(50)

Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 50

3) Jumlah tenaga kesehatan

Mempunyai tenaga kesehatan yang yaitu Medis : 13 orang, Kebidanan : 159 orang, Keperawatan : 71 orang, Kesehatan masyarakat : 46 orang, Kefarmasian : 2 orang, Gizi : 4 orang, Analis Kesehatan : 2 orang.

b. Kelemahan

1) Kinerja Pelayanan Kesehatan Masih Rendah

Kinerja pelayanan kesehatan masih tergolong rendah. Faktor kematian balita, bayi dan ibu sebenarnya dapat dicegah dengan intervensi yang dapat dijangkau dan sederhana.

2) Sistem Manajemen Database masih lemah, sehingga informasitentang pencapaian hasil pembangunan kesehatan masih sulitdidapatkan, sehingga kesulitan dalam menetapkan pencapaianindikator kesehatan.

3) Kurang Optimalnya Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan

Pembangunan kesehatan di Kabupaten OKU masih kurang optimal dalam memberdayakan masyarakat dan kemitraan, hal ini dapat dilihat semakin menurunnya secara kualitas Posyandu, polindes, POD dan Dana Sehat. Demikian pula jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk sektor swasta, LSM dan dunia usaha lainnya masih belum optimal. Program- kemitraan saat ini, misalnya Forum Desa Sehat dan PKK, masih dalam taraf hubungan normatif, artinya kemitraan yang telah dibangun belum menampakkan kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap upaya dan permasalahan kesehatan.

3.3.3. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)

a. Peluang

1) Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya program ini, akan memudahkan pengerjaan yang sebelumnya masih menggunakan sistem manual menjadi sistem komputerisasi, sehingga dapat memberikan

Salah satu yang melatar belakangi penggunaan wireless sebagai media untuk jaringan komputer adalah kemudahan, dan letak geografis yang tidak memungkinkan menggunakan kabel, karena

Konsep dasar yang digunakan pada rancangan Pasar Tradisional adalah Ekonomis dan Hygienis,dimana hal ini menyangkut pada fungsi utama pasar tradisional sebagai

Seperti yang sudah kita lihat, sebuah fungsi yang hanya terdefinisi pada selang terbatas, terdapat kemungkinan untuk memiliki beberapa deret Fourier yang berbeda.. Deret

Hasil serupa juga ditunjukkan dari penelitian Nunung Nurhayati (2015) yaitu pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak yang berarti bahwa pengetahuan

Dalam hal ini nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelompokan RVI bangunan berdasarkan bentuk atap tidak

Musim pemijahan dan ukuran layak tangkap udang jerbung (Penaeus merguiensis) di perairan Dumai dan sekitarnya, Riau.. Andina Ramadhani Putri Pane * , Ali Suman Balai Riset

Adapun permasalahan yang dapat saya ambil dari latar belakang tersebut adalah: Seberapa besar pengaruh budaya asing terhadap peradaban di Indonesia.