DUKUN GRESIK
SKRIPSI
OLEH:
AWALUL FITRIYAH NIM: C94213172
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
DUKUN GRESIK
SKRIPSI Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ekonomi Syariah
Oleh:
AWALUL FITRIYAH NIM: C94213172
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya
ABSTRAK
Skripsi dengan judul ‚Analisis Pemberdayaan UMKM dengan Akad Qard}
al-Hasan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik‛ merupakan
hasil dari penelitaian kualitatif yang memiliki tujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai analisis prosedur bentuk pemberdayaan UMKM, serta menganalisis mengenai perkembangan bisnis nasabah UMKM sebelum atau
setelah melakukan pembiayaan Qard} al-Hasan di BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik. Untuk mengetahui model pemberdayaan
UMKM pada nasabah yang melakukan pembiayaan Qard} al-Hasan tersebut,
maka dilakukannya penelitian di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik sebagai subyek penelitian.
Metode penelitian yang digunkan yaitu deskriptif-kualitatif, dimana penelitian ini berusaha menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data-data yang sudah ada dan didukung dengan wawancara langsung kepada kepala pusat
bagian pembiayaan, pihak marketing selaku yang bertugas dalam melakukan
program pemberdayaan, serta nasabah UMKM yang melakukan pembiayaan Qard} al-Hasan. Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi secara mendalam terkait permasalahan yang peneliti angkat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif analitis.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa pemeberdayaan UMKM yang dilakukan oleh BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik untuk
meningkatkan perkembangan bisnis nasabah Qard} al-Hasan, dari ke 3 bentuk
pemberdayaan yaitu pemberian pinjaman dana, pengawasan dan pendampingan usaha, terdapat satu model pemberdayaan yaitu pendampingan usaha yang berjalan tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik yang menginginkan bisa menyelesaikan persoalan bisnis nasabahnya dengan cara mendengaran keluh kesahnya kemudian memberikan saran yang dibutuhkan atau memberikan solusi pemecahan masalah, dengan pendampingan usaha yang terjadi dilapangan oleh
bagian marketing, yang bagi para nasabah jarang ada diantara mereka yang
memberikan saran kepada para nasabah ketika mereka sedang mengalami kesulitan.
DAFTAR ISI
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 11
C. Rumusan Masalah ... 12
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12
E. Tujuan Penelitian ... 17
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 17
G. Definisi Operasional ... 18
H. Metode Penelitian ... 19
I. Sistematika Pembahasan ... 28
BAB II PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI PEMBIAYAAN QARD} AL-HASAN ... 30
A. Teori Pemberdayaan UMKM ... 30
B. TeoriQard} al-Hasan... 42
C. Hubungan Pemberdayaan UMKM melalui Akad Qard} al-Hasan ... 51
A. Sejarah dan Profil Singkat BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring
Dukun Gresik ... 54
B. Pengelolaan Dana Qard} al-Hasan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ... 60
C. Pemberdayaan UMKM dengan Menggunakan Akad Qard} al-Hasan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ... 67
1. Tujuan Pemberdayaan UMKM di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ... 68
2. Model Pemberdayaan UMKM di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ... 71
D. Data Nasabah yang Melakukan Pembiayaan Qard} al-Hasan Di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ... 74
1. Besaran Modal Usaha Nasabah UMKM yang Diberikan BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik melalui pinjaman Qard} al-Hasan ... 74
2. Bisnis Nasabah UMKM Sebelum dan Sesudah Adanya Pemberdayaan dari Pihak BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ... 75
BAB IV Analisis Pemberdayaan UMKM Melalui Akad Qard} al-Hasan di BMT Mandiri Sejahtera Dukun Gresik ... 85
A. Analisis Pemberdayaan UMKM Melalui Akad Qard} al-Hasan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ... 85
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Gambar Struktur Organisasi KSPPS BMT mandiri Sejahtera
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Data Besaran Pinjaman Modal Usaha Nasabah UMKM yang diberikan BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik Melalui Qard} al-Hasan ... 75 3.2 Perkembangan Jumlah Omzet Penjualan Nasabah UMKM Sebelum dan
Sesudah Melakukan Pembiayaan Qard} al-Hasan ... 76 3.3 Perkembangan Jumlah Nasabah UMKM Sebelum dan Sesudah Melakukan
Pembiayaan Qard} al-Hasan ... 79 3.4 Perkembangan Jumlah dan Variasi Barang Dagang Nasabah UMKM
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM merupakan kategori
bisnis berskala kecil yang dipercaya mampu memberikan kontribusi terhadap
perekonomian Indonesia, terutama saat krisis ekonomi yang terjadi pada
periode 1998 sampai dengan periode 2000an. UMKM sendiri dianggap
mampu bertahan pada krisis dimana puluhan perusahaan besar mengalami
kebangkrutan. Mereka mengalami kebangkrutan karena memang selama ini
mereka menggantungkan sumber pendanaan pada faktor eksternal seperti
hutang.1 Alasan-alasan UMKM dapat bertahan dan cenderung meningkat
jumlahnya pada masa krisis yaitu karena : pertama, sebagian besar UMKM
mempergunakan modal sendiri dan tidak mendapat modal dari bank.
Implikasi pada masa krisis keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku
bunga tidak berpengaruh terhadap UMKM. Kedua, dengan adanya krisis
ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak
memberhentikan pekerjanya, sehinga para penganggur tersebut memasuki
sektor informal dengan melakukan kegiatan usaha yang berskala kecil,
akibatnya jumlah UMKM meningkat.
Sebagian besar UMKM di Indonesia adalah usaha mikro di sektor
informal dan pada umumnya menggunakan bahan baku lokal dengan pasar
lokal. Itulah sebabnya tidak terpengaruh secara langsung oleh krisis global.
Kemampuan usaha kecil menengah untuk survive dengan sumber daya
pribadi inilah membuat banyak kalangan merasa optimis bahwa usaha kecil
mikro dimasa sekarang dan dimasa depan merupakan tonggak penyelamat
ekonomi nasional
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi sebuah nama yang
selalu dibicarakan terkait dengan pembangunan kembali perekonomian
Indonesia. Berbagai program dan kebijakan pengembangan dan
pemberdayaan mengenai UMKM telah banyak dilakukan khususnya oleh
pemerintah.2 Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah menjadi sangat
strategis dalam mengembangkan sektor riil, karena potensinya yang besar
dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi
tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraannya. Namun secara tidak langsung terdapat beberapa faktor
internal yang menghambat pemberdayaan antara lain, kurang bisa untuk
saling mempercayai, kurang daya inovasi, mudah pasrah, aspirasi dan
cita-cita rendah, wawasan waktu yang sempit, familisme, sangat tergantung pada
bantuan pemerintah, sangat terikat pada tempat kediamannya dan tidak
bersedia menempatkan diri sebagai orang lain.
Perkembangan UMKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai
persoalan sehingga menyebabkan lemahnya daya saing terhadap produk
impor. Ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha mikro
kecil dan menengan seperti keterbatasan modal kerja dan modal investasi,
kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga
terjangkau, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas
yang baik, informasi pasar serta kualitas dalam pasaran. potensi UMKM yang
besar itu menjadi terhambat, meskipun UMKM dikatakan mampu bertahan
dari adanya krisis global namun pada kenyataannya
permasalahan-permasalahan yang dihadapi sangat banyak dan lebih berat. Hal itu
dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis global tadi,
UMKM harus pula menghadapi persoalan domestik yang tidak kunjung
terselesaikan seperti masalah upah buruh, ketenaga kerjaan dan pungutan liar,
korupsi dan lain-lain. Jika ekonomi kerakyatan ini mendapatkan perhatian
dan tanggapan yang serius dalam pengembangannya, maka dapat menjadi
tiang penyanggah ekonomi.
Perlunya sebuah lembaga yang dapat menjadi penyalur antar pemilik
kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana merupakan salah satu solusi
dalam memecahkan masalah ekonomi kerakyatan tersebut. Dana ini yang
akan digunakan untuk mengaktifkan sektor riil atau ekonomi rakyat.
Lembaga ekonomi yang dapat menjadi penyalur kebutuhan dana bagi rakyat
yang ingin mengembangkan sektor riil adalah lembaga keuangan mikro.
Lembaga keuangan mikro adalah suatu lembaga keuangan non bank yang
didirikan dengan tujuan untuk membantu pengembangan usaha-usaha kecil
menengan dengan pemberian pinjaman modal. Lembaga ini didirikan agar
mandiri yang kemudian akan memberi dampak terhadap peningkatan
perekonomian nasional.
Lembaga keuangan mikro kemudian menjadi kebutuhan yang sangat
penting dalam pergerakan ekonomi. Ketergantungan terhadap lembaga
keuangan mikro merupakan suatu keharusan bagi para pelaku ekonomi yang
berskala kecil. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalainya selalu
bersinggungan dengan ketersediaan modal yang umumnya berada dalam
kekuasaan lembaga keuangan mikro.3 Modal tenaga dan keahlian tidak bisa
dijadikan jaminan keberhasilan dalam suatu usaha, kegiatan usaha produktif
yang dilakukan oleh golongan ekonomi lemah seperti UMKM sebenarnya
mempunyai prospek yang cerah, namun pada kenyataannya banyak yang
kemudian terbentur oleh faktor modal. Sedangkan pada saat itu mayoritas
UMKM dan masyarakat terjebak pada money lander (rentenir)4. Maka dari
itu perlu adanya lembaga keuangan mikro yang mampu menyediakan
pinjaman tanpa memberatkan UMKM. Lantas apakah terpikir oleh kita ada
sebuah lembaga yang mau memberikan modal kepada pedagang tanpa
menggunakan jaminan, maka dari itu sangatlah penting untuk bisa membantu
UMKM ini dengan jalan memberikan bantuan pinjaman moda pada sebuah
lembaga keuangan mikro.
Lembaga keuangan mikro dibedakan menjadi dua, lembaga keuangan
konvensional yang menggunakan sistem bunga dan lembaga keuangan
3 Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam Sebuah Pengantar (Yogyakarta : LPPI, 2001), Cet 1, 117-118
syariah yang menggunakan prinsip-prinsip syariat Islam. Salah satu lembaga
keuangan mikro syariah yang berorientasi sebagai lembaga sosial keagamaan
adalah koperasi jasa keuangan syariah (KJKS).
Lembaga keuangan mikro yang berbadan hukum KJKS salah satunya
adalah Baitul Ma>l Wat Tamwi>l (BMT), sesuai dengan namanya terdiri dari
dua fungsi utama yaitu Baitul Ma>l seperti menerima titipan dana zakat dan
infaq, sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan
dan amanahnya. Sedangkan Baitul Wat Tamwi>l melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas dari BMT. Yaitu memberi fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
membutuhkannya, pembiayaan di BMT terdiri atas beberapa pola yaitu,
pembiayaan bagi hasil (Shirkah), pembiayaan jual beli (Murabah~ah),
pembiayaan sewa (ijarah), pembiayaan jasa (Wakalah, Kafalah, H~iwalah,),
pembiayaan kebajikan dan talangan (Qard} al-Hasan).
Qard} al-Hasan adalah pinjaman kebajikan, pinjaman kebajikan ini dibagi
dua yaitu pinjaman produktif dan pinjaman konsumtif. Pinjaman konsumtif
ditujukan bagi masyarakat dhuafa yang sedang membutuhkan uang, misalnya
untuk berobat atau membayar sekolah, sedangkan Pinjaman produktif
ditujukan bagi masyarakat yang mempunyai usaha tetapi kekurangan dalam
Salah satu BMT yang terfokus pada pembiayaan produktif untuk UMKM
adalah BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Jawa Timur, yang melayani
pembiayaan produktif khususnya pembiayaan Qard} al-Hasan. KSPPS BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik atau koperasi BMT KUBE
Sejahtera 023 merupakan lembaga keuangan syariah yang menggabungkan
dua bidang keuangan yang berbeda sifatnya dalam satu lembaga, yakni Baitul
Maal yang lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran
dana yang non profit, dan Baitut Tamwi>l yang dalam pendiriannya memang
sengaja didirikan sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang
komersil.
BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik ini berkantor
pusat di Desa Karangcangkring Dukun Gresik yang memiliki 21 kantor
cabang yang tersebar di wilayah Gresik, Lamongan dan Tuban. Lembaga
keuangan mikro syariah ini beroperasi sejak tahun 2004. Masyarakat yang
menjadi nasabah di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik
berasal dari berbagai desa dan berbagai kalangan yang memiliki profesi yang
berbeda-beda, mulai dari pedagang, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ibu rumah
tangga, petani, guru dan lain sebagainya, ada banyak lembaga formal maupun
non formal yang menjadikan pedagang di pasar sebagai sasaran nasabah,
mulai dari bank konvensional, bank syariah, dan bahkan rentenir. BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik menjadi salah satu
BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik membantu
mengatasi permodalan nasabah yang merupakan UMKM melalui pembiayaan
Qard} al-Hasan. Yeng merupakan pinjaman lunak tanpa bunga atau margin
keuntungan sebesar apapun dari pokok. Sebagai akibat bank tidak dapat
keuntungan apapun dari skema pembiayaan ini. Mengingat Qard} al-Hasan
merupakan fasilitas untuk pengusaha kecil maka dana ini dapat diambil dari
dana zakat, Infaq & Shadaqah (ZIS). Sesuai dengan dalil dalam al Qur’an
‚Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Al Baqarah: 245)
Memberi hutang hukumnya berbeda-beda, tergantung latar belakang dan
kondisinya. Secara umum hukum memberi hutang itu sunnah karena memberi
hutang merupakan salah satu cara untuk membantu orang lain.5 Memberi
hutang hukumnya wajib jika orang yang hendak berhutang (muqtarid) berada
dalam keadaan darurat bagi kelangsungan hidupnya, yakni jika tidak diberi
hutang maka akan terjadi sesuatu yang membahayakan bagi muqtarid.
Memberi hutang bisa haram jika ia yakin bahwa orang yang diberi hutangan
akan meggunakannya untuk kemaksiatan. Sama halnya dengan produk
5 M. Dumairi Nor, et al, Ekonomi Syariah Versi Salaf Penerjemah Arab oleh Zainuddin al
pembiayaan Qard} al-Hasan yang diberikan oleh BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik ini pada masyarakan kurang mampu, dan
memiliki niatan untuk bisa memberdayakan UMKM dengan cara
memberikan bantuan modal pada pihak yang benar-benar membutuhkan
dana.
Dalam memberikan bantuan pembiayaan yang produktif Qard} al-Hasan
BMT cukup selektif dalam memilih nasabah karena tidak semua nasabah bisa
diberi bantuan pembiayaan, hanya nasabah yang mempunyai usaha dan
benar-benar membutuhkan dana pinjaman untuk menambahkan modal
usahanya saja yang akan dibantu diberikan pembiayaan Qard} al-Hasan, maka
dari itu banyak UMKM yang meminjam dana untuk tambahan modal
usahanya di BMT dikarenakan syarat yang diajukan oleh BMT cukup mudah
seperti:6 nasbah memiliki simpanan tabungan di BMT, memiliki lapak di
pasar, FC KTP.7 Sedangkan untuk angsurannya juga tidak memberatkan
pihak peminjam dana karena tidak dikenakan adanya biaya tambahan cukup
melunasi pembiayaan pokoknya saja. Maka dari itu pembiayaan Qard}
al-Hasan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik diharapkan
dapat membantu mengatasi masalah permodalan sehingga nantinya dapat
membantu perkembangan usaha para nasabah UMKM.
Pada Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Isnaini Nurrohmah,
tentang ‚Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengan
6 Verry Kurnianto. Pihak Kepala Cabang di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik, Wawancara, Lamongan, 25 Agustus 2016
Sebelum Dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakhah Pada Koperasi
Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Beringharjo Yogyakarta).‛
Menyimpulkan bahwa adanya perkembangan usaha selama mendapatkan
pembiayaan mulai dari meningkatnya omzet penjualan, meningkatnya jumlah
tenaga kerja, dan juga meningkatnya pelanggan sebelum dan sesudah
mendapatkan pembiayaan.8 Adanya perkembangan inilah yang kemudian
dapat menjadikan suatu lembaga keuangan dikatakan sukses dalam
memberdayakan nasabah UMKM.
Pemberdayaan UMKM menjadi sangatlah penting sebagaimana yang
telah dijelaskan pada penelitian di atas. Namun perlu diketahui bahwa upaya
untuk pemberdayaan UMKM tidak cukup hanya dengan memberikan bantuan
modal saja, tapi juga harus ada bantuan lanjutan yang harus dilakukan seperti
adanya sarana pendidikan, pengawasan dan juga pendampingan mengenai
usaha tersebut agar bisa menunjang perkembangan usaha dari para nasabah
UMKM.
Nasabah UMKM bisa dikatakan berkembang apabila terdapat adanya
perbedaan sebelum dan sesudah mengunakan pembiayaan. Apabila ada
perkembangan bisnis seperti omzet, variasi dan jumlah barang dagang serta
perubahan jumlah pelanggan sesudah menggunakan pembiayaan berarti
penggunaan pembiayaan tersebut berhasil, namun apabila sesudah
menggunakan pembiayaan tidak terjadi perkembangan berarti pembiayaan
8 Isnaini Nurrohmah, ‚Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Sebelum Dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakhah Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi
tersebut belum berhasil dan perlu adanya bantuan lanjutan untuk bisa
meningkatkan omzet, variasi dan jumlah barang dagang serta jumlah
pelanggan agar tidak mengalami situasi penurunan pada bisnis yang sedang
dijalani tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik
untuk mengambil penelitian mengenai ‚ANALISIS PEMBERDAYAAN
UMKM MELALUI AKAD QARD} AL-HASAN DI BMT MANDIRI
SEJAHTERA KARANGCANGKRING DUKUN GRESIK‚.
Penelitian ini untuk melihat sejauh mana BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik dapat berperan sebagai agent of development
bagi nasabahnya dalam menumbuh kembangkan sektor UMKM serta BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik dapat menjadi salah satu
solusi alternatif dalam mengatasi masalah pembiayaan UMKM agar nasabah
UMKM dapat semakin tumbuh dan berkembang, semakin kuat dan mandiri
dalam menghadapi pangsa pasar yang lebih luas lagi serta citra positif yang
dimiliki oleh BMT maka banyak nasabah yang tertarik untuk menabung
disana, juga kebanyakan nasabah yang menabung di sana merupakan nasabah
UMKM.
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1. Banyak masalah yang dihadapi UMKM di Indonesia salah satunya adalah
aspek permodalan.
2. UMKM mengalami kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal yang
umumnya disertai persyaratan yang tidak mudah.
3. Adanya kesulitan bagi nasabah UMKM untuk mengelola dananya setelah
memperoleh pinjaman dari BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring
Dukun Gresik.
4. Setelah melakukan pembiayaan pihak nasabah mengalami kesulitan untuk
mengelola usahanya agar bisa selalu berkembang karena kurangnya
sarana informasi dalam proses mengembangkan usahanya tersebut
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti perlu membuat batasan
masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian ini difokuskan pada nasabah BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik yang melakukan pembiayaan Qard}
al-Hasan
2. Pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik dalam membantu mengembangkan bisnis
para nasabah UMKM.
1. Bagaimana bentuk pemberdayaan UMKM di BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik?
2. Bagaimana perkembangan bisnis UMKM sebelum dan sesudah
mendapatkan pembiayaan Qard} al-Hasan?
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian ini melihat pada penelitian terdahulu untuk mempermudah
dalam pengumpulan data, metode analisis data yang digunakan dalam
pengolahan data, maka penulis mencantumkan hasil penelitian terdahulu
yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran dengan harapan hasil
penelitian dapat tersaji secara akurat dan mudah dipahami. Selain itu juga
untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari beberapa penelitian sebagai
kajian yang dapat mengembangkan wawasan berfikir bagi peneliti. Dari
sekian literatur atau skripsi yang penulis temukan, terdapat beberapa skripsi
yang topiknya sama, namun terdapat persamaan dan perbedaan dari sisi
pembahasannya Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dicantumkan,
maka dapat kita lihat penjelasan di bawah ini:
Pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hardianto Ritonga (2015),
tentang ‚Peran Baitul Ma>l Wat Tamwi>l dalam Pemberdayaan Usaha Mikro
Surabaya).‛9 Menyimpulkan bahwa peran BMT Amanah Umah dalam
pemberdayaan UMKM meliputi tiga hal yaitu: memberikan pembiayaan
kepada pedagang kecil, melakukan pembinaan pada pedagang kecil, dan yang
terakhir memberikan pelayanan seperti pemasaran produk untuk membantu
kelancaran usaha pelaku UMKM dengan cara menghubungkan antara penjual
dan pembeli bahan baku yang tergabung dalam penerimaan pembiayaan.
Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai
pemberdayaan UMKM. Untuk perbedaannya terletak pada akad transaksi
yang dilakukan, pada penelitian tersebut tidak menjelaskan secara spesifik
mengenai akad pembiayaan yang digunakan dalam penyaluran dana untuk
membantu UMKM namun menjelaskan sistem penyaluran dana secara umum,
sedangkan pada penelitian ini untuk penyaluran dana yang akan diteliti lebih
difokuskan pada pembiayaan Qard} al-Hasan.
Kedua Penelitian selanjutnya dilakukan oleh pada Fitra Ananda (2011),
mengenai ‚Analisis Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil Menengah
Setelah Memperoleh Pembiayaan Mud~arabah Dari BMT At Taqwa
Halmahera Di Kota Semarang.‛10 Menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
antara omzet, keuntungan dan modal usaha sebelum dan sesudah
mendapatkan pembiayaan mudlharabah dari BMT at Taqwa Halmahera.
Adanya perkembangan inilah yang kemudian dapat menjadikan suatu
9 Hardianto Ritonga, ‚Peran Baitul Ma>l Wat Tamwi>l dalam Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Menengah (Studi Kasus Baitul Ma>l Wat Tamwi>l Amanah Umah Surabaya)‛ (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga, 2015), 50
lembaga keuangan dikatakan sukses dalam memberdayakan nasabah UMKM.
Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai
pemberdayaan UMKM. Untuk perbedaannya terletak pada akad yang
digunakan untuk melakukan transaksi pembiayaan, karena pada penelitian di
atas peeliti menggunakan skema pembiayaan Mud~arabah sedangkan pada
penelitian ini peneliti akan menggunakan akad Qard~ al-Hasan.
Ketiga pada penelitian yang dilakukan oleh Faizah Fajrina Firdaus (2016)
dengan judul ‚Analisis Strategi Pengelolaan Keuangan Masjid Al-Falah
Surabaya Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.‛11 Pada penelitian
tersebut pengeluaran dana yang di gunakan untuk membantu pemberdayaan
ekonomi masyarakat diantaranya seperti hal berikut ini; Pemberian modal
usaha bagi para dhuafa, Pemberian, pembagian zakat untuk para mustahiq
yang dilakukan oleh BAZ Al-Falah, Pelayanan kesehatan murah dan
terjangkau yang dilakukan oleh Poliklinik Al-Falah, kajian spirit muslim
sukses yang dijadwalkan oleh Bagian Dakwah Al-Falah dan masih banyak
yang lainnya. Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama dalam rangka
meneliti pemberdayaan UMKM. Untuk perbedaannya terletak pada bentuk
transaksi yang digunakan, pada penelitian ini tidak dijelaskan mengenai akad
Qard} al-Hasan karena pembahasannya hanya mencakup pengelolaan uang
yang ada di Masjid bukan uang yang ada dalam sebuah lembaga keuangan
mikro, sedangkan pada penelitian ini transaksi pembiayaan yang akan
digunakan untuk membantu pemberdayaan UMKM yaitu dengan
menggunakan penyaluran dana dari Qard} al-Hasan.
Keempat penelitian yang dilakukan oleh suprianto (2006) mengenai
‚Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Sebagai Salah
Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan.‛12 Menyimpulkan bahwa upaya
pemerintah untuk menyediakan kredit mikro bagi pengembangan UKM
sebagai upaya pengentasan kemiskinan merupakan upaya yang baik dan
dengan adanya program aksi pengembangan sistem pendukung usaha
bertujuan untuk mempermudah, memperlancar, dan memperluas akses
UMKM terhadap sumber daya produktif agar mampu memanfaatkan
kesempatan yang terbuka dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam
yang berwawasan lingkungan, serta meningkatkan skala usahanya. Persamaan
dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai pemberdayaan
UMKM. Untuk perbedaannya terletak pada alat ukur yang digunakan untuk
pembiayaannya modal usahanya karena di sini tidak menjelaskan mengenai
pembiayaan dengan menggunakan Qard} al-Hasan tapi hanya membahas
mengenai upaya yang dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan saja. Pada
penelitian ini pula lembaga kerjasama yang ditunjuk adalah lembaga
keuangan mikro secara umum, sedangkan penulis mengambil lembaga
keuangan mikro syariah atau lebih tepatnya BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik dalam pelaksanaan pemberdayaan UMKM.
Kelima penelitian yang dilakukan oleh Khusniati Rofiah (2011) yang
berjudul ‚peran lembaga keuangan mikro dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat di kabupaten Ponorogo‛13 pada penelitian tersebut didapatkan
hasil mengenai pemberdayaan ekonomi umat yang dilakukan oleh BMT
Surya Mandiri baik dalam bentuk penghimpunan maupun penyaluran dana
(pembiayaan) masih berada pada tahapan inisiator saja, belum masuk pada
tahapan fasilitator dan pendampingan. Sedangkan pada KSP Baku Makmur
selain dalam bentuk penghimpunan dan penyaluran dana kepada kelompok
usaha kecil mikro, juga pemberdayaan dalam bentuk kemitraan kelompok
usaha, yaitu berupa pembinaan dan pendampingan. Persamaan dalam
penelitan ini yakni sama-sama meneliti mengenai pemberdayaan UMKM.
Untuk perbedaan penelitian ini terletak pada akad yang digunakan karena
pada penelitian tersebut akad yang digunakan tidak di jelaskan secara spesifik
hanya menjelaskan mengenai pembiayaan secara umum saja. Sedangkan pada
penelitian ini akad yang digunakan untuk melakukan pembiayaan yaitu
menggunkan akad Qard~ al-Hasan.
Berdasarkan pada penelitian terdahulu di atas, meskipun terdapat
beberapa persamaan namun belum ada yang menjelaskan mengenai
pemberdayaan UMKM dengan menggunakan akad Qard} al-Hasandi BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk pemberdayaan UMKM di BMT Mandiri
Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik
2. Untuk mengetahui perkembangan bisnis sebelum dan sesudah
mendapatkan pembiayaan Qard} al-Hasan.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–pihak,
diantaranya:
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan, pengalaman serta ilmu pengetahuan
tentang pemberdayaan UMKM dengan menggunakan akad Qard}
al-Hasan yang berada di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring
Dukun Gresik.
b. Bagi jurusan/fakultas
Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi dan referensi
literatur untuk penelitian selanjutnya khususnya bagi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah tentang
pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik melalui akad Qard} al-Hasan.
2. Manfaat secara praktis
Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada pihak
BMT dalam melakukan program pemberdayaan UMKM dengan akad
Qard} al-Hasan yang baik, sehingga kedepannya dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang lebih
bijak.
b. Bagi masyarakat
Sebagai sarana informasi bagi masyarakat tentang operasional BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik, khusunya
penerapan akad Qard} al-Hasan pada program pemberdayaan UMKM.
G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, penulis perlu
memaparkan definisi dari variabel yang terdapat dalam judul ini. Diantaranya
sebagai berikut:
1. Pemberdayaan UMKM
Pemberdayaan UMKM merupakan suatu proses mengembangkan dan
memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terlibat dalam proses
pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus sehingga
masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat
mengambil keputusan secara bebas (independen) dan mandiri. Suatu
usaha bisa dikatakan berkembang apabila adanya perbedaan dari segi
jumlah pembeli, omzet serta jumlah dan variasi barang dagangan sebelum
pemberdayaan itu sendiri bisa dilakukan dengan cara memberikan
bantuan modal untuk usahanya, memberikan pendidikan melalui seminar
untuk menambah wawasan bagi para nasabah UMKM, adanya
penyuluhan, pengawasan, pendampingan dan juga pengawasan dari
lembaga yang bersangkutan seperti di sini lembaga yang terlibat yaitu
BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
2. Pembiayaan Qard} al-Hasan
Dalam mekanisme pembiayaan Qard} al-Hasan, pembiayaan berupa
pinjaman yang dijalankan tanpa adanya biaya tambahan bagi nasabah
UMKM yang ingin memulai usaha kecil-kecilan. Nasabah hanya
diwajibkan mengembalikan pinjaman pokoknya saja pada waktu jatuh
tempo sesuai dengan kesepakatan.
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif yaitu jenis
penelitian yang melukiskan keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu
maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara
umum.14 Pendekatan kualitatif ini merupakan suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah yang terjadi pada manusia.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan mengenai
pemberdayanaan UMKM dengan menggunakan akad Qard} al-Hasan di
BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
2. Data yang dikumpulkan
Data merupakan merupakan hasil pengamatan dan pengukuran
empiris yang mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu gejala
tertentu. Data merupakan fakta tentang karakteristik tertentu dari suatu
fenomena yang diperoleh melalui pengamatan.15 Penelitian ini
membutuhkan data primer, berupa data yang diperoleh dari informan
sebagai subjek penelitian yaitu manager dan staff BMT Mandiri
Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik. Sedangkan data sekunder yang
dikumpulkan dari literatur seperti buku, jurnal, artikel dan penelitian
terdahulu.
3. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Merupakan data-data yang penulis peroleh langsung dari
lapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utamanya adalah
Manajer, staff dan juga nasabah BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik. Data primer ini didapat melalui
wawancara yang akan dilakukan pada:16
15 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung, PT. Revika Aditama 2010), 280
1) Seorang manajer yang ada di BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik
2) Dengan 3 orang staff marketing yang melakukan penarikan pada
nasabah dan juga yang memantau langsung mengenai keadaan
usaha para nasabah UMKM. Ketiga marketing tersebut
diantaraya: Ainul Haris, Eko Prasetyo, dan Uzlifatul Jannah.
3) Serta melalui wawancara langsung pada 10 nasabah UMKM yang
mana merupakan area binaan dari ketiga marketing di atas.
Nasabah yang diwawancarai merupakan kategori nasabah
pedagang kecil yang melakukan pembiayaan Qard} al-Hasan di
BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik. Berikut
ini merupakan daftar binaan nasabah Qard} al-Hasan dari ketiga
marketing di atas
a) 4 nasabah UMKM (Cholifah, Dewi, Jumaryanto, Martiem)
dari area binaan staff marketing Ainul Haris
b) 3 nasabah UMKM (Minarsih, Siswandi, Siti Rahmawati) dari
area binaan staff marketing Eko Prasetyo
c) 3 nasabah UMKM (Sulastri, Tri Purwati, Umar Rashid) dari
area binaan staff marketing Uzlifatul Jannah
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur atau
bacaan yang relevan, serta dokumentasi dari BMT Mandiri Sejahtera
Data ini biasanya digunakan untuk melengkapi data primer,
mengingat bahwa data primer dapat dikatakan sebagi data praktek
yang ada secara langsung dalam praktek dilapangan atau ada
dilapangan karena penerapan suatu teori.17
4. Penentuan Subjek Dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Istilah subjek penelitian adalah menunjukan pada orang atau
individu atau kelompok yang dijadikan unit atau sasaran kasus yang
diteliti. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:
1) Manajer dan BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun
Gresik.
2) Staff Marketing yang menangani pembiayaan Qard} al-HasanBMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
3) Nasabah yang melakukan pembiayaan Qard} al-Hasandi BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
b. Objek Penelitian
Istilah objek penelitian menunjukan pada apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini
adalah, pemberdayaan UMKM dengan akad Qard} al-Hasan di BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk mempermudah
didalam mengumpulkan data dan untuk mendapatkan fakta kebenaran
yang terjadi pada subjek atau objek penelitian, maka teknik yang
digunakan penulis dalam mengumpulkan data diantaranya adalah:
a. Metode Interview atau Wawancara dengan Manajer, staff dan nasabah
BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data, pencarian
informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.18 Secara
umum metode wawancara ada dua yaitu terstruktur, pewawancara
menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dirumuskan dengan jelas,
sedangkan tidak terstruktur pewawancara tidak menyiapkan daftar
pertanyaan terlebih dahulu.
Dalam penelitian ini digunakan wawancara secara terstruktur,
dimana wawancara diberikan kepada manajer dan staf pembiayaan
Qard} al-Hasan BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun
Gresik serta pihak UMKM terkait langsung dengan masalah
pembiayaan Qard} al-Hasan. Wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui data tentang pemberdayaan UMKM dengan
menggunakan pembiayaan Qard} al-Hasan. Melalui teknik ini
informasi yang akan diungkap yaitu (pertama) mengenai model
pemberdayaan UMKM yang telah dilakukan oleh pihak BMT Mandiri
Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik pada nasabah UMKM, yang
(kedua) mengenai dampak dari bantuan modal yang telah diberikan
setelah dan sebelum mendapatkan pembiayaan Qard} al-Hasan.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal atau
variable yang berupa catatan atau benda-benda tertulis seperti buku,
majalah, dokumentasi, brosur, tulisan-tulisan yang menempel
didinding. Metode ini, peneliti gunakan untuk memperoleh data yang
mencatat diantaranya meliputi, sejarah awal mula berdirinya, visi,
misi, tujuan, struktur organisasi BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik dan masih banyak yang lainnya.
c. Metode Observasi
Teknik observasi yaitu melakukan pengamatan untuk
memperoleh data, dengan mendengarkan, memberikan perhatian
secara hati–hati dan terperinci.19 Secara umum observasi dapat
dilaksanakan dengan partisipasi yaitu pengamat ikut menjadi peserta
dalam kegiatan. Dalam observasi ini peneliti gunakan untuk
mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan Qard} al-Hasan, model
pemberdayaan yang ada serta pengaruhnya terhadap perkembangan
nasabah UMKM.
6. Teknik pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu teknik dalam penelitian kualitatif
yang dilakukan setelah data lapangan terkumpul. Data terbagi menjadi
dua, yaitu data lapangan (data mentah) dan data jadi. Pengolahan data
dapat dilakukan dengan cara:
a. Editing, yaitu memeriksa kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna keselarasan
antara data yang ada dan hubungannya terhadap penelitian. Dalam hal
ini peneliti akan mengambil data yang akan dianalisis dengan
rumusan masalah saja.
b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah
direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.20 Peneliti
melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan
menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan
peneliti menganalisis data.
c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh
dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran
fakta yang telah ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah
jawaban dari rumusan masalah.
7. Teknik analisis data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif, yaitu penelitian
yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif
dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.21 Kualitatif
dalam skripsi ini merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan
data-data deskriptif dari wawancara dan dokumentasi.
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analitis yakni dengan menjelaskan atau menggambarkan
data hasil penelitian dan selanjutnya penulis harus menggali lebih dalam
guna mengetahui apa yang terdapat di belakang fakta dari yang terlihat
atau terdengar tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode induktif
untuk menarik suatu kesimpulan terhadap hal-hal atau peristiwa dari data
yang telah dikumpulkan melalui dokumentasi, baru kemudian ditarik
kearah kesimpulan umum. Pada metode induktif data dikaji melalui
proses yang berlangsung dari fakta.
Aplikasi dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang
pemberdayaan UMKM yang menjadi nasabah di BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik. Untuk mengetahui perkembangan
bisnisnya setelah diberikan bantuan modal dan juga adanya pengawasan
serta pendampingan usaha dari pihak BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik, dengan data yang telah peneliti
kumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian
ditarik kesimpulan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yaitu
‚analisis pemberdayaan UMKM dengan akad Qard} al-Hasan di BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
8. Teknik Keabsahan Data
Penilaian keabsahan penelitian kualitatif terjadi pada waktu proses
pengumpulan data, dan untuk menentukan keabsahan data diperlukan
teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu dan dalam memeriksa keabsahan data yang
diperoleh maka penulis menggunakan teknik triangulasi data. Menurut
Sugiyono Teknik triangulasi data terdapat 3 macam, yaitu : 22
a. Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh dianalisis oleh peneliti sehngga menghasilkan suatu
kesimpulan selanjutnya dimintakan kesempatan (member check)
dengan tiga sumber data.
b. Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi,
dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi
lebih lanjut untuk memastikan data mana yang lebih benar.
c. Triangulasi waktu
Data yang dilakukan dengan teknik wawancara di pagi hari pada
saat pada saat narasumber masih segar, akan menghasilkan data lebih
valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai diketemukan kepastian datanya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber
yang berasal Manager, staff marketing dan juga nasabah BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik. Triangulasi
sumber bertujuan untuk mencocokkan jawaban antara manager dan
staff dengan nasabah apakah sesuai atau tidak.
1. Sistematika Pembahasan
Untuk ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah analisis meteri
dan penulisan skripsi ini maka penulis menjelaskan dalam sistematika
penulisan. skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub bab sebagai
berikut:
Bab I pendahuluan. Dalam bab ini, peneliti menguraikan hal-hal yang
terkait dengan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, rumusan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab II Pemberdayaan UMKM dengan akad Qard} al-Hasan. Dalam bab ini
peneliti menguraikan dan menjelaskan mengenai teori pemberdayaan
UMKM, teori Qard} al-Hasan, Hubungan Pemberdayaan UMKM dengan akad
Qard} al-Hasan.
Bab III Pemberdayaan UMKM melalui akad Qard} al-Hasan di BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik. Dalam bab ini peneliti
menguraikan gambaran umum mengenai subjek yang akan diteliti yaitu
mengenai BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik yang
meliputi: sejarah singkat BMT Sejahtera Gresik, profil BMT Sejahtera
Gresik, visi dan misi, struktur organisasi, produk-produk, pengelolaan dana
Qard} al-Hasan, pengelolaan dana Qard} al-Hasan, serta pemberdayaan UMKM
di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
Bab IV analisis pemberdayaan UMKM dengan akad Qard} al-Hasan di
BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik. Dalam bab ini
peneliti menguraikan mengenai, analisis pembiayaan Qard} al-Hasan, serta
menganalisis mengenai pemberdayaan yang telah di lakukan oleh pihak BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik,
Bab V penutup. Pada bab penutup ini mencakup kesimpulan dari
keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan dari keseluruhan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat
BAB II
PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI PEMBIAYAAN QARD} AL-HASAN
A. Pemberdayaan UMKM
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment,
yang mempunyai makna dasar ‘pemberdayaan’, di mana ‘daya’ bermakna
kekuatan (power). Awalan em berasal dari bahasa latin dan Yunani yang
berarti ‚di dalamnya‛, karena itu pemberdayaan dapat berarti kemampuan
dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya pendayagunaan,
pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.1
Bryant & White menyatakan pemberdayaan sebagai upaya
menumbuhkan kekuasaan dan wewenang yang lebih besar kepada
masyarakat miskin. Cara dengan menciptakan mekanisme dari dalam
(build-in) untuk meluruskan keputusan-keputusan alokasi yang adil, yakni
dengan menjadikan rakyat mempunyai pengaruh. Sedangkan menurut
Imang Mansur Burhan pemberdayaan masyarakat berarti salah satu cara
dalam upaya membangkitkan potensi umat menjadi lebih baik lagi, dalam
lingkungan sosial, politik, dan ekonomi.2
Pemberdayaan menurut Andrew Bartllet (2004) meliputi perubahan
yang terjadi secara kuantitatif pengukuran dengan angka-angka untuk
1 Lili Bariadi, et al, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005), 53
menghitung perubahan produksi, konsumsi dan pendapatan,
Pemberdayaan melibatkan proses yang di dilakukan oleh individu atau
kelompok, yang mengarah ke perubahan dalam tingkat kontrol yang
mereka miliki atas asset tertentu, ditambah perubahan dalam hubungan
yang mereka miliki dengan orang lain.3
Sementara Harry Hikmat menjelaskan ada beberapa faktor internal
yang menghambat pemberdayaan antara lain, kurang bisa untuk saling
mempercayai, kurang daya inovasi/kreativitas, mudah pasrah/
menyerah/putus asa, aspirasi dan cita-cita rendah, tidak mampu menunda
menikmati hasil kerja, wawasan waktu yang sempit, familisme, sangat
tergantung pada bantuan pemerintah, sangat terikat pada tempat
kediamannya dan tidak mampu/tidak bersedia menempatkan diri sebagai
orang lain.4 Maka dari itu faktor-faktor penghambat tersebut sebaiknya
diberi penanganan yang lebih lanjut dari pihak pemerintah maupun
lembaga keuangan mikro seperti adanya proses pelatihan berwirausaha
untuk masyarakat miskin, adanya program pendidikan mengenai kegiatan
berwirausaha, adanya pendampingan, pengawasan, maupun hal lainnya
yang dirasa perlu, agar proses pemberdayaan bisa berjalan sesuai dengan
yang direncanakan.
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Pemberdayaan merupakan upaya membangkitkan kemampuan,
memberikan kebebasan, serta kesempatan kepada masyarakat yang berada
dalam kesulitan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta
berupaya untuk berada dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Pengertian UMKM
Banyak definisi tentang usaha mikro, kecil dan menengah yang
dikemukakan oleh beberapa lembaga atau instansi bahkan UU.
Undang-undang terbaru yang dikeluarkan pemerintah tentang usaha
mikro, kecil dan menengah adalah UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1
yang menyebutkan bahwa :5
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
5
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Kriteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 disebutkan bahwa :6
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
6
3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
c. Karakteristik UMKM
Adapun karakteristik UMKM adalah sebagai berikut :7
1) Mempunyai skala kecil, baik model, penggunaan tenaga kerja
maupun orientasi pasar.
2) Banyak berlokasi di pedesaan, kota-kota kecil atau daerah pinggir
kota besar.
3) Status usaha milik pribadi atau keluarga
4) Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sosial budaya yang
direkrut melalui pola pemagangan atau melalui pihak ketiga.
5) Pola kerja seringkali part time atau sebagai usaha sampingan dari
kegiatan lainnya
6) Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi,
pengolahan usaha dan administrasi sederhana.
7
7) Struktur permodalan sangat terbatas dan kekurangan modal kerja
serta sangat bergantung terhadap sumber modal dan lingkungan
pribadi.
8) Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
yang sering berubah secara tepat.
3. Tujuan Pemberdayaan UMKM
Dalam tujuan pemberdayaan merujuk pada hasil yang ingin dicapai
oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan
mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Adapun tujuan
dari pemberdayaan UMKM menurut UU No. 20 tahun 2008 adalah:8
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang dan berkeadilan
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil
dan menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
c. Meningkatkan peran usaha mikro, kecil dan menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari
kemiskinan.
Tujuan dari Pemberdayaan UMKM ini sebenarnya bukan membuat
UMKM menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian
karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas
usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain).
Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah memandirikan para nasabah
UMKM, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan
diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambungan.
Sedangkan Target dari konsep pemberdayaan ini adalah ingin mengubah
kondisi yang serba sentralistik menjadi situasi yang lebih otonom dengan
cara memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat miskin,
masyarakat yang kurang mampu dalam banyak aspek kehidupan untuk
merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang mereka
pilih sendiri. Masyarakat yang berada pada kelompok ini juga diberi
kesempatan untuk mengelola dana pembangunan, baik yang berasal dari
pemerintah maupun dari pihak luar.9
4. Upaya Pemberdayaan UMKM
Maksud dari strategi penanggulangan kemiskinan adalah upaya yang
dilakukan pemerintah daerah terhadap pemberdayaan UMKM dalam
meningkatkan peranannya dalam perekonomian sehingga dapat
nengurangi angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan. Hal
yang perlu diingat bahwa sektor UMKM memiliki peran yang besar bagi
Perekonomian nasional hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap
pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan sebagai
penggerak peningkatan ekspor manufaktur/nonmigas serta melakukan
penyerapan tenaga kerja, yang mampu menyerap lebih dari 99,45% tenaga
kerja. Meskipun demikian kontribusinya terhadap PDB masih sekitar
30%. Upaya untuk memajukan sektor UMKM tentu saja akan dapat
meningkatkan kesejahteraan para pekerja yang terlibat di dalamnya.
Pengembangan UMKM akan dapat menyerap lebih banyak lagi tenaga
kerja yang ada sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.10
Disamping itu pemberdayaan UMKM banyak menghadapi
permasalahan yaitu kesulitan terhadap permodalan, tehnologi, rendahnya
kualitas sumber daya manusia, mahalnya harga bahan baku dan
banyaknya pesaing yang bergerak dalam bisnis yang sama. Mengingat
hal tersebut maka pembangunan ekonomi harus menuju pada system
ekonomi rakyat yaitu UMKM. Kedudukan dan posisi UMKM perlu
ditingkatkan dan pemberdayaan UMKM sebagai sarana pengentasan
kemiskinan merupakan salah satu alternatif yang harus segera dilakukan.
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada
hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antar pemerintahan dan
masyarakat. Dengan mencermati permasalah yang dihadapi oleh UMKM,
maka kedepan perlu diupaya hal-hal sebagi berikut:11
10 Supriyanto, ‚Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan‛ , Jurnal Ekonomi & Pendidikan, No.1, Vol 3 (Desember, 2006), 10
a. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondisif
Pemerintahan perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif
antar lain dengan mengusahakan ketentraman dan keamanan berusaha
serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan
sebagainya.
b. Bantu Permodalan Pemerintahan
Pemerintahan perlu memperluas bantuan permodalan dengan sistem
kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi
UMKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu
melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal,
skema pinjaman, leasing dan dana modal ventura.
c. Perlindungan Usaha
Adanya perlindungan jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha
tradisional yang merupakan usah golongan ekonomi lemah, harus
mendapatkan perlindungan dari pemerintahan, baik itu melalui
undangan-undangan maupun peraturan pemerintahan yang bermuara
kepada saling menguntungkan.
d. Pengembangan Kemitraan
Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antara UMKM,
atau antara UMKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun
di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam
e. Pelatihan Pemerintah
Perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik dalam aspek
kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta
keterampilannya teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
f. Membentuk lembaga khusus
Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya
penumbuh kembangkan UMKM dan juga berfungsi untuk mencari
solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun
eksternal yang dihadapi oleh UMKM.
g. Memantapkan Asosiasi
Asosiasi yang ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya
antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang
sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
h. Mengembangkan Promosi
Hal ini di lakukan guna lebih mempercepat proses kemitraan antara
UMKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya
mempromosikan produk-produk yang dihasilkan.
Sumodiningrat juga mengatakan bahwa secara konkrit pemberdayaan
masyarakat diupayakan melalui pembangunan ekonomi rakyat. Sementara
itu, pembangunan ekonomi rakyat harus diawali dengan usaha usaha
pengentasan penduduk dari kemiskinan. Kemudian Sumodiningrat,
tersebut di atas paling tidak harus mencakup lima hal pokok yaitu;
bantuan dana sebagai modal usaha, pembangunan prasarana sebagai
pendukung pengembangan kegiatan, penyediaan sarana, pelatihan bagi
aparat dan masyarakat, serta penguatan kelembagaan sosial ekonomi
masyarakat seperti; bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang
suatu saat harus diganti dengan tabungan yang dihimpun dari surplus
usaha. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi,
yaitu:12
a. Enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya adalah
pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki
potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat
yang sama sekali tanpa daya, Karena jika demikian pasti sudah punah.
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan
mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
b. Empowering, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki
masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan, serta pembukaan akses
kedalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi
berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok
adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan serta
akses kedalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal,
teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar, dan masih bnyak yang
lainnya.
c. Protecting, memberdayakan mengandung pula arti melindungi.
Pengertian melindungi di sini buka berarti mengisolasi atau menutupi
dari interaksi, karena hal itu justru akan mengecilkan masyarakat
kecil dan melemahkan masyarakat yang sudah lemah. Melindungi di
sini diartikan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan
yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
Dari penjelasan di atas dapat dimbil kesimpulan bahwa pemberdayaan
merupakan upaya untuk mengembangkan suatu potensi yang dimiliki oleh
individu ataupun kelompok guna meningkatkan taraf hidupnya dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mewujudkan hasil yang
diinginkan dari suatu pemberdayaan yaitu berupa output yang merupakan
hasil langsung dari proses pemberdayaan yang dilakukan, dan outcome
yaitu dampak perubahan yang diharapkan setelah adanya proses dari
B. Qard} al-Hasan
1. Pengertian Qard} al-Hasan
Kata Qard} ( ٌر َ ) berasal dari kata Qaradha ( َر َ )yang berarti
memotong, memakan. Qard~ sendiri atinya adalah pinjaman. Secara
terminologi muamalah adalah ‚memiliki sesuatu yang harus dikembalikan
dengan pengganti yang sama‛.13 Dalam istilah perbankan syariah
maknanya adalah akad pemberian pinjaman bank kepada pihak kedua
untuk kebutuhan mendesak atau sebagai dana talangan (over draft/
cerukan) dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman bersifat
konsumtif. Dana talangan tersebut dikembalikan sesuai dengan jumlah
yang diterima tanpa imbalan dan pembayarannya dapat dilakukan secara
sekaligus atau cicilan dalam waktu tertenu.
Menurut Syafi’i Antonio, Qard} adalah pemberian harta kepada orang
lainyang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkantanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqh klasik,
Qard} dikategorikandalam akad saling membantu dan bukan
transaksikomersial.14
Karim menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga jenis peminjaman
uang. Pertama, bila pinjaman diberikan dengan tidak mensyaratkan apa
pun, selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu
tertentu maka bentuk pinjaman uang seperti ini disebut dengan Qard}.
13 Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syariah Panduan Teknis Pembuatan Aakad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah (Yogyakarta : UII Press, 2009), 137
Kedua, apabila pinjaman uang mensyaratkan sesuatu jaminan dalam
bentuk atau jumlah tertentu maka bentuk pemberian pinjaman ini disebut
dengan rahn. Ketiga, peminjaman uang yang bertujuan untuk mengambil
alih piutang dari pihak lain, bentuk dari peminjaman uang ini disebut
dengan hiwalah.15
Pada buku ekonomi syariah versi salaf Qard} adalah memberikan
(menghutangkan) kepada orang lain tanpa mengharap imbalan untuk
dikembalikan dengan pengganti yang sama dan dapat ditagih atau
diminta kapan saja penghutang menghendaki. Akad Qard} ini
diperbolehkan dengan tujuan meringankan (menolong) beban orang lain.16
Sedangkan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia pinjaman berasal dari
kata pinjam yang artinya memakai barang atau uang orang lain untuk
waktu tertentu, kalau sudah sampai waktunya harus dikembalikan. Dalam
aplikasinya di lembaga keuangan mikro syariah, Qard} biasanya digunakan
untuk menyediakan dana talangan kepada nasabah yang membutuhkan
dan untuk menyumbang pada sektor usaha kecil/mikro atau untuk
membantu sektor sosial. Dalam hal terakhir skema pinjamannya disebut
Qard} al-Hasan.
Qard} al-Hasan merupakan perjanjian untuk tujuan sosial. Tidak
mustahil bagi suatu bank syariah yang terpanggil untuk memberikan
15 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Ed ke-2. Cet ke-2, 57