PENGARUH TREND HIJAB INSTAGRAM DI TAHUN 2016 TERHADAP GAYA BERBUSANA MAHASISWI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
SAFINATUN NISA’ NIM. B01213021
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
ABSTRAK
SAFINATUN NISA’, NIM: B01213021, 2016 “Pengaruh Trend Hijab Instagram
di Tahun 2016 Terhadap Gaya Berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya”. Skripsi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci: Instagram, Trend Hijab, dan Gaya Berbusana Mahasiswi
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perkembangan Trend pakaian muslimah (Hijab) di Instagram. Bersama dengan media sosial seperti Instagram, dunia hijab dewasa ini semakin berkembang dan lebih bervariasi. Dimana media sosial Instagram di tahun 2016 ini menjadi sangat populer dikarenakan penggunanya yang selalu dimanjakan oleh berbagai fitur tampilan foto dan video yang menarik. Selain fenomena tersebut, bila diamati dan diteliti, penampilan mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya kini semakin fashionabel. Oleh karena itu, peneliti ingin mengungkap adanya hubungan dari kedua fenomena diatas, ataukah perubahan yang terjadi pada mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut dipengaruhi oleh faktor lain.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi survei. Sedangkan teknik pengumpulan data, penulis menggunakan wawancara, observasi, dokumenter dan angket untuk variabel bebas/ independent (X) dan variabel terikat/ dependent (Y) dengan menetapkan sampel sebanyak 100 responden. Kemudian data diuji validitas dengan menggunakan spss.
Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa Trend Hijab Instagram memiliki pengaruh terhadap gaya berbusana mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Rumus Product Moment diketahui bahwa tingkat pengaruhnya sebesar 0.7 yang tergolong kuat. Dengan pengaruh sebesar 49% dan sisanya 51% gaya busana mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini sesuai dengan teori yang digunakan oleh peneliti, yakni teori efek kumulatif dari Neolle-Neuman. Dimana efek yang terjadi pada media tidak akan terjadi secara langsung yang kuat tetapi efek itu akan terus menguat seiring berjalannya waktu.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI...iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN SKRIPSI...v
ABSTRAK...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR GAMBAR...xi
DAFTAR TABEL...xii
BAB I : PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...7
C. Tujuan Penelitian...7
D. Hipotesis...8
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan...8
F. Kegunaan Penelitian...9
G. Definisi Operasional...10
H. Sistematika Pembahasan...11
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN...13
A. Instagram...13
1. Sejarah Instagram...13
2. Pengguna Instagram...18
B. Hijab...21
3. Perkembangan Hijab Saat Ini...26
4. Trend Hijab Instagram...29
C. Kajian Tentang Gaya Busana Mahasiswi Muslimah...32
D. Kerangka Teoritik...34
E. Hasil Penelitian yang Relevan...36
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...40
A. Rancangan Penelitian...40
B. Obyek Penelitian...42
C. Populasi dan Sampel...42
D. Variabel dan Indikator Variabel...45
E. Instrumen Penelitian...46
F. Prosedur Pengumpulan Data...49
G. Teknik Analisis Data...51
BAB IV : HASIL PENELITIAN...54
A. Deskripsi Obyek Penelitian...54
1. Sejarah UIN Sunan Ampel Surabaya...54
2. Profil Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya...59
3. Karakteristik Gaya Busana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya...64
B. Penyajian Data...66
C. Analisis Data Dalam Bentuk Perhitungan atau Korelasi Product Moment...74
D. Pengujian Hipotesis...77
E. Pembahasan Hasil Penelitian...81
BAB V : PENUTUP...83
A. Kesimpulan...83
B. Saran...84 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dakwah adalah pekerjaan atau ucapan dengan tujuan untuk mempengaruhi manusia agar mengikuti ajaran Islam.1 Berdakwah merupakan kegiatan tertua yang sekaligus menjadi sebab (instrumental) terbentuknya komunitas dan masyarakat serta peradaban manusia yang dapat menghantarkan kepada cita-cita ideal dakwah yaitu terwujudnya Khoirul Ummah. Dakwah merupakan kegiatan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yaitu suatu aktifitas mengajak atau memerintahkan manusia untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar. Kegiatan yang dalam upaya mengontrol kehidupan umat manusia yang didasarkan pada firman Allah SWT.2
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung” (Qs. Al-Imron: 104)
Dewasa ini, dengan bantuan alat-alat komunikasi modern atau disebut dengan media komunikasi yang semakin berkembang dapat memudahkan proses para da‟i untuk memberikan pesan dakwah kepada mad‟unya. Seperti halnya melalui media cetak, televisi, radio maupun media online yang saat ini sangat digandrungi oleh masyarakat.
1
2
Selain itu, perkembangan media komunikasi juga telah mempengaruhi inovasi mengenai metode dakwah Islam. Metode dakwah yang semula berupa aktifitas pengajian yang hanya dapat diterima atau dilaksanakan dengan cara langsung, yakni melalui sebuah majlis. Kini dapat diterima oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun sesuai dengan keinginan mad’u. Dan juga para da’i yang senantiasa dapat mengamalkan ilmu serta mengingatkan mad’unya dengan mudah tanpa harus mengadakan sebuah pengajian, selain itu cakupan mad’u atau penerima pesan dakwah yang lebih banyak. Dengan memanfaatkan
perkembangan media komunikasi tersebut, aktifitas dakwah dirasa sangat efisien mengingat kondisi mad’u yang berasal dari beragam profesi, umur dan jenis kelamin.
Dalam komunikasi terdapat dua jenis komunikasi, yakni komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi non verbal tidak terucap secara langsung, namun bersifat makna yang tersirat. Seperti dalam penyampaian pesan dakwah yang dapat disalurkan melalui makna yang terkandung dalam sebuah aktifitas, gaya berbusana maupun foto yang diposting dalam akun media sosial. Dari postingan foto itu, tidak sedikit pengguna media sosial yang teringat hingga melakukan hal seperti yang diperagakan atau dikatakan oleh postingan tersebut.
3
mengikuti syariat Allah, mengikuti apa yang Allah perintahkan.3 Dengan trend fashion busana muslim yang saat ini sedang populer di kalangan masyarakat muslimah, membuat jilbab/hijab tidak lagi dipandang sebagai pakaian serba tertutup yang menggambarkan kesan tradisional, monoton dan konvensional. Adapun jilbab, begitu sebutan dalam Al-Qur‟an, merupakan baju kurung atau
jubah. Ia memiliki fungsi untuk menutup aurat Muslimah sampai dengan batas mata kaki. Karakteristik jilbab itu terulur, tidak berpotongan, tidak tembus pandang dan tidak menampakkan lekuk tubuh.4 Sebagai fesyen, hijab berkembang mengikuti model dan gaya terkini. Ditambah dengan peran public figure yang sekarang ini telah banyak berhijrah untuk mengenakan hijab juga berperan banyak dalam boomingnya hijab di masyarakat. Selain itu, peran media sosial juga sangat menentukan. Saat ini, media sosial yang sangat digandrungi oleh masyarakat pengguna smartphone salah satunya adalah instagram. Instagram sebagai salah satu aplikasi media sosial yang mengutamakan foto dan video, juga sangat menunjang fenomena trend hijab saat ini.
Instagram sendiri adalah salah satu aplikasi media sosial yang saat ini paling laris digunakan, dalam sehari orang-orang melalui Instagram mampu mengupload atau membagikan foto dan video dari moment yang dimiliki hingga lebih dari 60 juta foto. Alasan mengapa Instagram berhasil meraih kepopulerannya tak lain karena habbit masyarakat sekarang yang cenderung “narsis”. Fitur kamera pada smartphone yang semakin meningkat dari segi
3
4
kualitas menjadi salah satu penyebabnya. Penggunaan Instagram semakin marak di tahun 2016. Instagram sendiri sudah dirilis pada tahun 2010 silam, namun baru booming antara tahun 2015 hingga 2016 ini. Dimana selain untuk pekerjaan, kini Instagram juga berfungsi sebagai media hiburan. Dimanapun dan kapanpun kita dapat berfoto dan membagikannya kepada dunia dengan mengupload foto melalui Instagram. Karena habbit tersebut, para pemilik bisnis menjadikan Instagram sebagai salah satu platform yang wajib digunakan untuk mempromosikan bisnis mereka.
Salah satu faktor menjamurnya berbagai trend busana hijab yakni, munculnya beragam akun penjualan yang biasa disebut online shop. Berangkat dari niat promosi terhadap produk dagangnya, didalamnya tersirat pesan dakwah yang berisi agar para wanita muslim tertarik untuk mengenakan hijab. Memang hanya beberapa akun penjualan yang menyadari misi tersebut. Selain itu, dengan banyaknya para selebriti dan public figure yang beralih untuk mengenakan hijab juga membuat penggemar atau khalayak senantiasa tertarik untuk mengikutinya. Ketika urusan gaya bergaya sudah menjalari berbagai lapisan sosial masyarakat Indonesia, yang sedikit banyak menjadi potret dimana tengah berlangsungnya dinamika dalam dunia kehidupan seperti terlihat pada bagaimana cara orang, baik sebagai individu maupun kolektif, menjalani dan mengekspresikannya.5 Yakni ditandai dengan munculnya berbagai variasi produk hijab yang semakin menarik sehingga dapat
5
membuang pikiran seorang muslimah bahwa memakai hijab membuat pemakainya terkesan kuno.
Meningkatnya pengguna instagram dengan waktu yang cukup singkat, membuat instagram menjadi salah satu aplikasi yang wajib ada pada setiap pengguna smartphone. Oleh karena itu, khususnya di tahun 2016 ini alur kehidupan masyarakat banyak diwarnai oleh berbagai trend yang diciptakan oleh seseorang melalui akun instagram.
Gaya berbusana dalam Agama Islam juga sudah diatur. Islam sangat luwes dalam mengatur gaya berbusana bagi pemeluknya dan juga tidak memberatkan ketika akan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Islam hanya memerintahkan untuk memakai pakaian yang tidak memamerkan aurat dan tidak berlebihan.6
Dengan fenomena berkembangnya trend hijab di Instagram tersebut, peneliti juga mengamati cara busana mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya. Sebagai pelajar yang namanya terdaftar sebagai mahasiswi di kampus Islam, mewajibkan para mahasiswi yang notabennya seorang muslimah harus memakai kerudung atau berhijab. Namun, dewasa ini gaya berbusana mahasiswi UIN Sunan Ampel pun semakin bervariasi mengingat perkembangan pola pikirnya. Perubahan itu selain mengarah kepada kebaikan juga dapat menuju hal-hal negatif. Berupa fashion mahasiswi yang cenderung “menor” dan gemar mengikuti tutorial hijab di media sosial.
6
6
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel merupakan lembaga pendidikan perguruan tinggi yang berbasis Islam, sehingga semua atribut yang dipakai oleh civitas akademika harus mencerminkan nilai-nilai Islam, terutama dalam berbusana. Dalam hal ini juga telah mengatur mahasiswa dan terutama mahasiswi dalam hal berpakaian. Kode etik berbusana mahasiswa dan mahasiswi tersebut secara jelas menyatakan bahwa pakaian yang menutup aurat, serta tidak transparan dan tidak ketat.
Dari hal di atas, penelitian ini ingin mengetengahkan persoalan mengenai gaya berbusana mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya yang khususnya di Tahun 2016 ini terkesan lebih fashionable bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Entah itu mencakup cara berpakaian di dalam atau di luar kampus. Dengan peristiwa maraknya trend berbusana di banyak media sosial, penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang hubungan antara dua fenomena tersebut. Yakni mengenai Trend Hijab yang terjadi di Instagram dengan perubahan gaya berbusana mahasiswi UIN Sunan Ampel tersebut. Penelitian ini merujuk pada salah satu teori komunikasi yakni Teori Efek Kumulatif (Cumulative Effects Theory). Teori ini dikembangkan oleh Elisabeth Neolle-Neumann yang menyimpulkan bahwa media tidak punya efek langsung yang kuat tetapi efek itu akan terus menguat seiring dengan berjalannya waktu.7
Berangkat dari latar belakang demikian, yakni banyaknya dampak yang membuat penulis menetapkan judul tentang “Pengaruh Trend Hijab Instagram
di Tahun 2016 Terhadap Gaya Busana Mahasiswi UIN Sunan Ampel
7
Surabaya”. Dimana makna hijab sendiri tersirat dalam kehidupan mahasiswi
UIN Sunan Ampel Surabaya yang merupakan cerminan dari sosok muslimah. Alasan peneliti menggunakan mahasiswi strata 1 UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai obyek penelitian adalah selain latar belakang peneliti yang berstatus sebagai mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya, juga agar penelitian ini lebih efisien dan fleksibel dimana peneliti dapat lebih mudah memahami karakter obyek yang diteliti.
B.Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas, penulis menetapkan beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Adakah pengaruh dari Trend Hijab yang terjadi di Instagram pada tahun 2016 ini terhadap gaya berbusana mahasiswi di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya?
2. Lalu jika ada pengaruhnya, seberapa besarkah pengaruh yang ditimbulkan oleh Trend Hijab yang terjadi di Instagram terhadap gaya berbusana mahasiswi di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
8
2. Dan besar pengaruh yang ditimbulkan oleh Trend Hijab yang terjadi di Instagram terhadap gaya berbusana mahasiswi di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya?
D.Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian dan pernyataannya masih bersifat lemah. Karena hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna.8 Oleh karena itu, peneliti merumuskan jawaban sementara sebagai berikut :
a. Hipotesis kerja atau disebut dengan hipotesis alternative, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Ha : Ada pengaruh trend Hijab Instagram di Tahun 2016 terhadap gaya berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya.
b. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Ho : Tidak ada pengaruh trend Hijab Instagram di Tahun 2016 terhadap gaya berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya.
E.Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Ruang lingkup dalam penelitian ini berlokasi di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya, untuk populasinya mencakup semua Mahasiswi yang tercatat
9
sebagai penempuh studi S1 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan keterbatasan variabelnya yakni gaya berbusana hijab seorang muslimah yang mengikuti trend terkini dengan ketentuan syariat agama Islam serta batasannya sebagai pelaku akademisi Universitas Islam.
Karena waktu penelitian dilaksanakan antara bulan November dan Desember, hasil penelitian ini berkisar pada trend hijab yang berkembang pada beberapa bulan sebelumnya yakni antara Bulan Juli hingga Oktober di Tahun 2016.
F.Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya :
a. Informasi dan masukan mengenai pengembangan disiplin ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam pada umumnya dan Media sosial Islam pada khususnya.
b. Selain itu, agar penelitian ini dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan Trend di Instagram serta civitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi :
10
yang baik, sopan dan sesuai dengan tempat serta waktunya. Pada khususnya civitas akademisi di kalangan UIN Sunan Ampel Surabaya yang mempunyai background sebagai salah satu kampus Islam di Indonesia. Selain itu, secara umum juga memberi pandangan terhadap pelaku media sosial khususnya Instagram agar mengembangkan dan mengaplikasikan hal-hal positif serta mengembangkan karya positif terutama dalam hal berpakaian.
b. Peneliti, mampu memahami kehidupan modern saat ini, lebih menghargai segala sesuatunya, lebih teliti dalam menganalisis hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G.Definisi Operasional
1. Trend Hijab Instagram : “Trend” sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti kecenderungan.9 Sedangkan hijab adalah perintah menutup atau menghalangi aurat wanita agar tidak dilihat oleh lawan jenis.10 Hijab kini telah berubah arti menjadi sebuah Style busana yang biasa dikenakan seorang muslimah. Jadi, Arti dari Trend Hijab Instagram disini adalah Kecenderungan pengguna media sosial Instagram yang ingin meniru gaya atau style hijab seseorang yang sedang marak terjadi di Instagram serta menurutnya menarik untuk diikuti. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi bahwa yang model hijab Instagram yang diteliti adalah gaya hijab yang syar‟i.
9
11
2. Gaya Berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya : Gaya busana sendiri biasa diartikan sebagai Mode, yakni gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Secara umum, mode termasuk masakan, bahasa, seni,
dan arsitektur.11 UIN Sunan Ampel merupakan lembaga pendidikan Islam.
Sehingga semua atribut pakaian yang dipakai oleh civitas akademika harus mencerminkan nilai-nilai Islam terutama oleh Mahasiswi yang oleh agama juga telah dianjurkan untuk senantiasa menutup auratnya. Oleh karena itu, pakaian mahasiswi pada khususnya menjadi perhatian lebih dimana telah diterapkan kode etik kampus sebagai landasan berpijak selama masa perkuliahan. Busana yang dimaksud adalah yang tidak ketat, tidak transparan dan tertutup sehingga tidak menimbulkan syahwat kepada kaum adam yang melihatnya.
H.Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran jelas agar mendapatkan hasil penelitian yang optimal, maka diperlukan sistematika penulisan yang optimal dan baik pula. Sehingga isi dari hasil penelitian tidak melenceng dari apa yang sudah direncanakan dan ditetapkan dalam rumusan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, perlu adanya sistematika penulisan yang baik dan terarah dengan perincian sebagai berikut :
a. BAB I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang dari penelitian tentang Pengaruh Trend Hijab Instagram di Tahun 2016 terhadap Gaya Berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya ini,
11
12
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, ruang lingkup dan keterbatasan, definisi operasional dan sistematika pembahasan.
b. BAB II, bab ini membahas tentang kajian kepustakaan yang menerangkan tentang deskripsi teoritis tentang variabel yang diteliti dan argumentasi atas hipotesis yang diajukan. Kajian tersebut terdiri dari beberapa poin penting dalam setiap sub-babnya yakni a) Instagram; b) Hijab; c) Kajian tentang gaya busana mahasiswi muslimah; f) Kerangka Teoritik, dan g) Hasil Penelitian yang Relevan.
c. BAB III, berisi metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi, variabel, indikator, populasi, sampel dan teknik sampling, pengukuran, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. d. BAB IV, berisi penyajian objek penelitian. Selain itu juga memuat
penyajian data dan pengujian hipotesis tentang pengaruh trend hijab instagram di tahun 2016 terhadap gaya berbusana mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Instagram
1. Sejarah Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer dalam
kalangan pengguna telefon pintar (Smartphone). Nama Instagram diambil
dari kata „Insta‟ yang asalnya „Instan‟ dan „gram‟ dari kata „telegram‟.1
Jadi Instagram merupakan gabungan dari kata Instan-Telegram. Dari
penggunaan kata tersebut dapat diartikan sebagai aplikasi untuk
mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang
berupa mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi (Share) ke jejaring
sosial yang lain.
Gambar 2.1 Tampilan aplikasi Instagram dari Web. (Sumber: Dokumen pribadi peneliti, screenshot)
14
Orang yang mempunyai latar belakang dalam dunia fotografi pasti
sangat memanfaatkan aplikasi ini. Dengan banyaknya fungsi-fungsi
aplikasi Instagram untuk mengolah foto, Instagram memiliki daya tarik
tersendiri bagi penggunanya Selain itu, Instagram adalah aplikasi untuk
photo-sharing dan layanan jejaring sosial online yang memungkinkan
penggunanya untuk berbagi hasil foto melalui berbagai layanan social
media seperti Facebook, Twitter dan situs media lainnya.2
Pengguna aplikasi ini semakin berkembang pesat karena keunggulan
yang ditawarkan dari berbagai fitur aplikasi Instagram. Keunggulan itu
berupa kemudahan saat pengunggahan foto. Foto yang diunggah bisa
diperoleh melalui kamera ataupun di album ponsel. Instagram dapat
langsung menggunakan efek-efek untuk mengatur pewarnaan dari foto
yang dikehendaki.
Dengan berlatar belakang sebagai aplikasi jejaring sosial yang
dikhususkan untuk berbagi foto, Instagram memiliki ciri menarik yakni
ada batas foto ke bentuk persegi, mirip dengan gambar Kodak Instamatic
dan Polaroid, yang sangat berbeda dengan rasio aspek 16:9 sekarang, yang
biasanya digunakan oleh kamera ponsel.3
Instagram punya dua pendiri. Yang pertama Kevin Systrom, yang
telah dikenal oleh publik sebagai orang yang berkecimpung di dunia App.
2 Disadur berdasarkan artikel Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Instagram, diakses 15
November 2016 pukul 13:00)
3 Sherief Salbino, Buku Pintar Gadget Android Untuk Pemula, (Jakarta: Kunci
15
Systrom tumbuh di daerah pinggiran asri Boston yan dikenal dengan nama
Holliston. Dia lulus dari Stanford University pada tahun 2006 dengan gelar
ganda di bidang teknik dan manajemen. Lalu bergabung di Google selama
dua tahun dengan tugas mengurus Gmail dan kemudian bekerja di tim
Pengembangan Korporat. Dengan aktivitasnya yang banyak berkecimpung
di dunia media sosial membuat Kevin ingin mengerjakan sesuatu yang
merupakan miliknya sendiri. Kemudian Kevin Systrom meluncurkan
startup teknologi pertamanya, karena latar belakangnya sebagai seorang
pemogram, dia mampu mengelolanya dengan baik. Dia melihat potensi
mobile dan ledakan besar App yang fokus pada check-in berbasis lokasi.
Setelah itu dia terjun ke dalam arus tersebut dengan sebuah website
bernama Burbn.com.4
Kisah Instagram bukan hanya tentang Kevin Systrom. Seperti yang
sering terjadi, ada pendiri lain yakni Mike Krieger. Menurut Kevin,
meskipun kurang terkenal di publik, Mike adalah ruh dari App-nya. Mike
besar di Brasil, dan pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2004 untuk
belajar teknik di Stanford University. Dia jenis insinyur yang lebih
konservatif, tetapi memiliki bakat desain dan kreativitas yang kuat.
Setelah lulus dari Stanford University, dia bergabung dengan Startup
Superhot Meeb, sebuah platform chat berbasis mesin jelajah yang
16
populeritasnya meledak. Akan tetapi, apa yang benar-benar Mike inginkan
adalah berkembang dan melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.5
Dari keinginan yang sejalan tersebut, mereka bertemu. Berasal dari
kampus yang sama membuat keduanya tidak banyak mengalami kesulitan.
Dimana Kevin tahu bahwa dengan masuknya Mike ke dalam kapal,
mereka akan merencanakan sesuatu yang benar-benar berbeda. Awalnya
Kevin tidak tahu persis apa yang akan dia lakukan dengan Burbn.com,
aplikasi yang telah dikembangkannya beberapa waktu yang lalu tersebut.
Lalu dengan bantuan pemikiran kekasihnya, Nicole. Instagram
diluncurkan pada 6 Oktober 2010. Pada hari pertamanya, ia menggaet
sekitar 25.000 pengguna. Dalam beberapa bulan, tepatnya Mei 2011
angkanya menyentuh 3,75 juta.
Kevin Systrom dan Mike Kreiger meneruskan eksekusi dan fokus
dengan sangat bagus. mereka berkutat penuh pada satu platform tunggal,
IPhone, dan melakukan satu hal tunggal, yakni berbagi foto. Twitter dan
Facebook mengikuti pertumbuhan Instagram dengan penuh minat dan
kecemasan. Pertumbuhan semacam itu merupakan ancaman jika dibiarkan
begitu saja. Pada April 2011, keadaan mulai memanas bagi Instagram.
Pada beberapa bulan sebelumnya, basis penggunaannya berlipat ganda
menjadi 30 juta dan versi Android siap-siap diluncurkan.
17
Tepatnya hari Kamis, 5 April, Zuckerberg yang saat itu sebagai CEO
dari Facebook, mengirim pesan teks ke Kevin Systrom, mengatakan dia
ingin berbicara lebih jauh. Ketika bertemu, Zuckerberg bersikukuh bahwa
Facebook adalah rumah sempurna bagi Instagram. Kemudian ia
membingkai ulang negosiasinya. Dengan angka final yang disepakati
sebesar $1 miliar yang merupakan kombinasi saham Facebook dan uang
tunai pemanis sebesar $500 juta. Salah satu alasan terbesar
perusahaan-perusahaan mengakusisi adalah untuk mendorong pertumbuhan. Facebook
mengakusisi Instagram dengan harga $1 miliar untuk mengambil salah
satu App fotografi sosial yang paling cepat pertumbuhannya tersebut. Jelas
bahwa pengguna Instagram yang saat itu berjumlah 300 juta mengunggah
banyak foto sehingga melampaui volume foto yang diunggah pengguna
Facebook sendiri.
Perkembangan Instagram sangatlah pesat dan dibuktikan dengan
kepopuleran Instagram yang sudah mencapai sebanyak 150 juta pengguna.
Ini merupakan pencapaian rekor yang fantastis.6 Trend Instagram
merupakan sebuah cara marketing yang memakai produk sebagai sarana
komunikasinya. Kelebihan Instagram adalah memakai partisipasi publik
sebagai corong iklan. Sekitar 3 juta pengguna Instagram memamerkan
karya-karya fotonya melalui Twitter atau Facebook. Artinya, partisipasi
6 Disadur berdasarkan artikel (http://blog.ub.ac.id/alifiainformatika/2013/09/23/
18
pengguna Instagram yang fanatik dengan gembira dan sukarela menjadi
sarana komunikasi bagi produk, tanpa terasa sebagai iklan.7
Namun dengan semakin meningkatnya pengguna Instagram serta
Instagram yang dapat digunakan secara mobile di perangkat bergerak
seperti telepon genggam atau komputer tablet. Kelebihan ini menjadikan
siapapun akan mudah mengakses Instagram dimanapun dan kapanpun.
Dengan semakin pesatnya pengguna Instagram sehingga saat ini banyak
pembisnis melirik aplikasi ini karena kemudahan untuk mengupload
banyak foto produk dan user juga dapat memberi komentar mudah dan
cepat.
2. Pengguna Instagram
Kronologi perkembangan pengguna Instagram telah dimuat dalam
artikel yang ditulis oleh Instagram sendiri melalui Instagram Blog. Pada
Desember 2010, Instagram memiliki 1 juta pengguna terdaftar. Pada Juni
2011 Instagram mengumumkan telah memiliki 5 juta pengguna dan
jumlah tersebut terus naik melewati angka 10 juta pada bulan September di
tahun yang sama. Pada bulan Juli 2011, Instagram mengumumkan bahwa
100 juta foto telah diunggah ke platform layanan dan jumlah tersebut terus
meningkat hingga mencapai angka 150 juta pada bulan Agustus 2011.
Bulan April 2012, diumumkan bahwa lebih dari 30 juta akun telah
aktif di Instagram. Data terakhir yang diumumkan secara oleh Instagram
19
Gambar 2.2 Grafik Pertumbuhan Pengguna Instagram (Sumber: www.statista.com)
bahwa pada bulan Maret 2013 adalah tercapainya angka 100 juta pengguna
aktif yang menjadikan Instagram menjadi salah satu jejaring sosial media
dengan jumlah pengguna terbanyak.8 Jumlah tersebut terus bertambah
hingga saat ini. Dimana di tahun 2016 ini, habbit masyarakat yang narsis
membuat Instagram menjadi media yang tepat untuk mengekspresikannya.
Salah satu survey yang dilakukan oleh situs Social On The Rocks,
sebuah web terkemuka untuk gadget & technology yang berbasis di
Amerika Serikat, menemukan bahwa sebanyak 67% pengguna Instagram
merupakan warga dengan usia produktif 18-34 tahun. Terdapat lebih
banyak pengguna wanita (55%) daripada pengguna laki-laki yang
8 Disadur berdasarkan data dari artikel : 100 million users (http://blog.Instagram.com
20
jumlahnya sebesar 45%.9 Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh
kecenderungan wanita untuk lebih terbuka dalam berbagi kehidupan
pribadinya di dalam media jejaring sosial, dibandingkan dengan laki-laki
yang lebih tertarik pada kebutuhan yang berhubungan dengan karir dan
kehidupan sehari-harinya.
Dalam penggunaan Instagram, terdapat beberapa peraturan yang
ditetapkan bagi penggunanya. Diantaranya Term of Use, misalnya
persyaratan bahwa untuk bisa memiliki akun Instagram seseorang harus
berusia minimal 13 tahun atau lebih. Selain itu, ada pula pembatasan
terhadap posting yang berupa kekerasan, telanjang, sebagian telanjang,
atau bernada seksual. Pengguna mendapatkan hak kepemilikan konten di
Instagram. Instagram tidak mengklaim hak kepemilikan dalam teks, file,
gambar, foto, video, suara, karya musik, karya tulisan, aplikasi, atau bahan
lain yang di-posting oleh pengguna.
Pada awal peluncurannya yakni tahun 2012, Instagram telah
membuat profil web yang memungkinkan pengguna untuk memiliki profil
diri serta menampilkan foto-foto Instagram mereka dalam tampilan ala
sosial media.10
Pengguna Instagram dapat menjangkau jauh lebih banyak pembaca /
pengunjung melalui tampilan baru tersebut. Publik yang tidak memiliki
9 C. Devi Handriatmaja, Citizen Journalizm Dalam Pemberitaan Bencana Di Instagram,
Skripsi Sarjana Ilmu Komunikasi, Universitas Atmajaya Yogyakarta, 2013, Hal. 46.
21
akun Instagram juga dapat menikmati seluruh foto yang ada di Instagram
melalui website ini tanpa harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu.
B.Hijab
1. Pengertian Hijab
Secara etimologi, kata “hijab” berasal dari bahasa Arab dengan akar
kata “ -ج- ”, yang bentuk verbalnya (fi’ilnya) adalah َ َ َح. Kata tersebut
diterjemahkan sebagai “menutup, menyendirikan, memasang tirai,
menyembunyikan, membentuk pemisahan, hingga memakai topeng”.
حلا berarti “benda yang menutupi sesuatu”.11 Filsafat di balik Hijab
bagi wanita dalam Islam adalah bahwa wanita harus menutup tubuhnya
dalam pergaulannya dengan laki-laki yang menurut hukum agama bukan
muhrimnya, dan bahwa dia tidak boleh memamerkan dirinya.12
Kita meyakini adanya suatu filsafat khusus di dalam Islam mengenai
gaya hidup wanita yang membentuk pandangan intelektual kita dan
berguna untuk analisis. Itulah yang disebut dasar Hijab Islam. Kata Hijab
sendiri mempunyai makna “penutup”, karena menunjuk kepada suatu alat
penutup. Barangkali dapat dikatakan bahwa karena asal katanya, maka
tidak semua penutup adalah hijab. Penutup yang dirujuk sebagai hijab
muncul di balik kata tabir.13
11 Raodatul Jannah, Sudah Benarkah Kita Berhijab?, (Bekasi: Guepedia), Hal. 14.
12 Murtadha Muthahhari, Hijab: Gaya Hidup Wanita Islam, (Bandung: Mizan, 1997), Hal.
14.
22
Pada masa sekarang ini tampaknya ada kecenderungan di kalangan
masyarakat khususnya para penulis Muslim untuk menyebut pakaian yang
sesuai syariat dengan hijab, dan menyebut penyandangnya dengan kata
muhajjabah (perempuan yang mengenakan hijab). Meskipun tidak ada
kesetiaan dalam menggunakan istilah tersebut, karena kadang-kadang
istilah hijab dan jilbab dipakai secara bergantian. Padahal sebenarnya
terdapat perbedaan penggunaan istilah hijab yang termuat dalam
Al-Qur’an dan Sunnah dengan istilah hijab dalam pengertian baru, yaitu yang
bermakna sebagai pakaian muslimah atau jilbab.14
Pada mulanya ketika seorang laki-laki dan perempuan bertemu
dalam suatu ruangan, maka adanya sebuah hijab sangat diutamakan
sebagai penghalang antara keduanya. Hal ini pada zaman dahulu
digunakan untuk melindungi aurat wanita dari lawan jenis. Sedangkan
jilbab berarti sebuah alat penutup kepala bagi seorang wanita untuk
menutupi auratnya yakni rambut dari orang-orang yang bukan muhrimnya.
Di era modern ini, kata hijab sudah berganti makna. Sekarang hijab
lebih cenderung berarti jilbab yang lebih bervariasi dan kekinian. Dengan
kata lain, jilbab sekarang sudah dikatakan kalah saing dibandingkan
dengan hijab. Ketika seseorang mendengar kata jilbab, akan berpikiran
tentang gaya busana muslimah yang kuno dan ketinggalan jaman.
Sedangkan hijab sendiri dewasa ini sedang „naik daun’ dengan berbagai
23
inovasi hijab fesyen yang sedang marak dikembangkan oleh para
muslimah.
Sehingga dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,
hijab bisa diartikan ke dalam beberapa kata yaitu, pertama hijab diartikan
sebagai kata “penutup” namun tidak hanya sekedar berfungsi menutupi
saja, lalu kedua hijab juga diartikan sebagai kata “tirai, tabir, pengalang
dan pemisah” namun bukan berarti sebuah dinding yang harus
memisahkan kegiatan kaum perempuan dari kaum laki-laki, begitupun
pengertian selanjutnya yang menyampaikan bahwa hijab adalah
“mencegah dari penglihatan orang lain”. Secara garis besar menunjukkan
bahwa hijab berarti sebagai sesuatu yang berfungsi menutup keindahan
wanita dari penglihatan orang lain selain suami dan sanak saudaranya dan
juga hijab berarti memisahkan kontak tubuh (bersentuhan, bersenggolan,
bersalaman, dsb) wanita dari laki-laki lain selain suami dan sanak
saudaranya.
2. Dasar Hukum Berhijab
a. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 59:15
24
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(Al-Ahzab: 59)
b. Hadist Nabi Muhammad SAW
يس ع ق : م ه ل س ل ق : ل ق ه ع ه يض ه ع
ك
ي ع ي ع يس ك ء س س لا
ي ق لا
لا س ك س اي ائ
د يا لا خ يا ، ئ لا غ
ا ك ا ك يس ج يل حي ا حي
Artinya :
“Dari Abu Hurairah r.a berkata : “Rasulullah Bersabda” : Ada dua kelompok ahli neraka yang belum pernah dilihatnya yaitu orang-orang mempunyai cambuk, seperti ekor lembu, dimana dengan cambuk tersebut mereka memukulnya kepada sesama manusia, dengan orang perempuan yang berpakaian tetapi seperti orang yang telanjang, merayu dan melenggak-lenggok membesarkan kondenya seperti punggung onta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya surga. Dan sesungguhnya harumnya surga itu akan didapatkan sejauh perjalanan sana sini. (H.R Muslim)16
Ayat ini menuntun kaum wanita untuk mengulurkan jilbab/hijabnya
ke tubuhnya pada waktu keluar rumah untuk memenuhi keperluan mereka.
Dengan tujuan agar mereka berbeda dari wanita budak sehingga tidak ada
seorang pun akan mengganggu mereka, karena ragu. Ini berarti bahwa
jilbab disyariatkan untuk menyempurnakan keadaan ketika mereka keluar
rumah, dan dalam kesempurnaan ini terdapat kesempurnaan pembedaan,
16 Muslich Shabir, Terjemah Riadhus Shalihin, (Semarang: CV Toha Putra, 1981), Jilid II,
25
penjagaan diri, dan penghormatan. Adapun terpenuhinya penutup yang
wajib terhadap aurat, maka hal ini dapat diwujudkan dengan pakaian yang
bagaimanapun bentuknya asalkan memenuhi persyaratan yang
diperintahkan Syar’i (Pembuat syariat).
Diwajibkannya berhijab bagi wanita muslimah bertujuan agar ada
pemisah antara dirinya dengan laki-laki yang bukan mahram jika terpaksa
harus pergi ke luar rumah.17 Perlindungan terhadap wanita dengan hijab
merupakan upaya melindungi masyarakat secara keseluruhan.
Allah SWT telah memerintahkan hijab ini melalui kitab-Nya dan
melalui lisan Rasul-Nya. Hal itu pula yang diamalkan oleh Ummahatul
Mukminin pada masa-masa lalu dan sampai masa yang akan datang.
Tubuh wanita secara keseluruhan adalah aurat, dari ujung rambut sampai
ke ujung kaki-nya. Oleh karena itu, dia harus menutupi seluruh tubuhnya
dari pandangan laki-laki.18
Dengan demikian, kita tahu bahwa para pemuka Islam bersepakat
dalam hal-hal berikut ini:19
1. Wanita tidak diperbolehkan menampakkan apapun di hadapan
orang selain mereka yang dikecualikan oleh Allah SWT melebihi
wajah dan kedua tangannya.
17 Al-Jarullah, „Abdullah bin Jaarullah bin Ibrahim, Hak dan Kewajiban Wanita Muslimah menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005), Hal. 82
18Ibid., Hal. 83.
19 Fada A.R Al-Qashir, “Wanita Muslimah: Antara Syariat Islam dan Budaya Barat”,
26
2. Tidak boleh menampakkan wajah dan kedua tangan apabila hal itu
memungkinkan terjadinya fitnah.
3. Mereka sepakat membolehkan menampakkan wajah dan tangan
sebagai bentuk keringanan karena tuntutan ilmu, berobat, atau
pada saat memberikan persaksiaan. Tiga butir ini merupakan ijma’
ulama.
4. Tetapi mereka berbeda pendapat di balik kondisi-kondisi ini, hal
tersebut adalah kondisi wanita yang berada di wilayah komunitas
publik. Sebagian pendapat menganggap wanita boleh
menampakkan wajah pada kondisi seperti itu, tetapi sebagian yang
lain secara tegas tetap mengharuskan menutup wajah.
3. Perkembangan Hijab Saat Ini
Hijab yang belakangan ini menjadi tren, sesungguhnya merupakan
perintah Allah kepada kaum muslimah yang sudah ada sejak zaman
dahulu. Hijab merupakan tata cara berpakaian muslimah dalam menutup
auratnya. Dalam berhijab, seseorang muslimah boleh menampakkan wajah
dan telapak kakinya, sementara yang lainnya harus ditutupi baik
menggunakan pakaian, jilbab atau kerudung karena masuk dalam aurat.
Dalam perkembangannya, hijab kemudian menjadi komoditas ekonomi
sehingga masul dalam mode yang memiliki jenis, model dan motifnya.
Akibatnya, hijab menjadi tren masa kini seiring dengan perkembangan
27
Kenyataannya, hijab saat ini bukan lagi semata-mata karena perintah
agama untuk menutup aurat karena perlahan namun pasti hijab sudah
menjadi bagian dari lifestyle. Tak sedikit wanita yang memutuskan
menjadi hijabers sebab dirinya “merasa cantik” dengan kain warna-warni
yang dililitkan di leher dan kepala tersebut. Akhirnya fenomena
buka-tutup kerudung seringkali terjadi dan mulai dianggap biasa oleh
masyarakat. Terlepas dari pergeseran nilai dan fungsi penutup kepala ini,
tidak dapat dipungkiri jika hijab fashion yang bisa dimaknai sebagai
model-model hijab memberikan warna tersendiri bagi muslimah
Indonesia.
Oleh karenanya, terjadi peningkatan pemakaian kerudung yang
cukup fantastis di negeri ini. Lihatlah di jalanan, di pusat perbelanjaan, di
tempat rekreasi, di perkantoran, di kampus-kampus, dan di tempat-tempat
lainnya akan terlihat betapa banyak wanita yang mengenakan busana
muslimah. Bahkan di televisi pun seperti pada acara kuis, peserta yang
mengenakan kerudung atau hijab pun sering muncul. Para pemakai
kerudung terus memasuki berbagai lapisan masyarakat. Kalau dulu
kerudung itu terkesan kampungan, kini pakaian ini diminati kalangan
menengah ke atas. Bahkan beberapa artis cantik pun banyak menukar
penampilan mereka, baik pada sat shooting maupun dalam kesehariannya,
28
Dampak dari maraknya hijab ini kemudian muncul istilah yang
menarik di masyarakat, yaitu apa yang disebut “hijab gaul”. Istilah ini
merebak seiring dengan tren pemakaian busana muslimah di kalangan
remaja dengan model yang mengikuti mode remaja pada umumnya.
Hijab mempunyai beberapa syarat tersendiri, karena tidak semua
pakaian pantas digunakan sebagai hijab. Adapun beberapa persyaratan
tersebut adalah sebagai berikut:20
1. Pakaian tersebut hendaknya tidak merupakan perhiasan, misalnya
berwarna norak dan menjadi pusat perhatian, karena pada dasarnya
wanita dilarang menampakkan perhiasan.
2. Pakaian harus tebal, tidak tipis, karena tujuan hijab adalah menutupi.
Sementara yang tipis tidak berfungsi untuk menutupi, melainkan yang
menampakkan sesuatu yang berada di baliknya.
3. Pakaian harus longgar, tidak menampakkan bentuk badan, dan tidak
menampakkan keindahan lekuk tubuh.
4. Pakaian tidak menyerupai pakaian laki-laki
5. Hendaknya tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir karena kita
dilarang meniru-niru mereka. Bahkan Rasulullah memerintahkan kita
agar berbeda dengan mereka.
6. Hendaknya tidak memberi wewangian pada pakaian.
7. Hendaknya tidak memakai gaun kemasyhuran(selebritas).
29
4. Trend Hijab Instagram
Membahas tentang trend masa kini, era reformasi di Indonesia
membentuk suatu budaya popular yaitu trend hijab. Hijab mulai memasuki
dunia fashion dengan berbagai trend dan gaya yang sedang popular di
kalangan dunia mode. Berbagai desain terbaru muncul beriringan dengan
trend desain busana umum yang muncul dalam dunia mode. Saat ini
banyak perempuan yang mengenakan hijab, dan sudah diterima oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai identitas muslim secara
wajar. Gaya busana hijab pun mengalami perubahan, berkiblat pada pusat
mode dunia yang didukung penyebaran oleh berbagai bentu media massa.
Perkembangan fashion saat ini sangat pesat terutama fashion
muslim. Banyak muncul desaigner muda yang mengkreasikan bakatnya
untuk membuat pakaian muslim modern. Hal ini yang membentuk sebuah
komunitas Hijabers. Banyaknya komunitas hijabers yang saat ini berdiri
di Indonesia karena komunitas ini adalah bentuk dari budaya yang sedang
populer di kalangan masyarakat. Keberadaan komunitas seperti Hijabers
Community mampu menarik antusiasme masyarakat untuk ikut bergabung
ke dalam komunitas tersebut, yang membuat komunitas ini menjadi
berkembang dikarenakan banyak peminatnya.
Media sosial khususnya Instagram memiliki peran penting dalam
mempopulerkan trend busana muslim yang berkembang melalui
30
Masyarakat pun mengimitasi pemodelan media tersebut, yang
menyebabkan hijab menjadi bagian dari budaya populer. Seperti
akun-akun di bawah ini yang banyak menarik perhatian para Hijabers di
Instagram :
a. Dian Pelangi (@ dianpelangi)
Menjadi seorang artis yang menjadi sorotan publik, telah
dimanfaatkan oleh Dian Pelangi untuk memperkenalkan model
hijab yang membuatnya semakin populer di kalangan anak muda.
b. Zaskia Adya Mecca (@ zaskiaadyamecca)
Meski telah memiliki 3 anak, zaskia adya mecca
menunjukkan bahwa kehidupan setelah pernikahan tidak
31
gaya busananya semakin stylish dan akun Instagramnya
merupakan salah satu selebriti dengan followers terbanyak.
c. Joyagh (@ joyagh)
Joyagh bukan seorang artis, penyanyi atau bahkan model.
Namun hobinya untuk mengabadikan gaya berpakaiannya di
Instagram dengan hastag #oot d membuatnya terkenal dan
memiliki ratusan ribu followers. Ia pandai memadupadankan
32
C. Kajian Tentang Gaya Busana Mahasiswi Muslimah
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa agama. Setiap
agama memiliki aturan dan nilai-nilai yang berbeda dalam berbagai bidang,
diantaranya tata cara beribadah dan aturan-aturan dalam menjalankan
kehidupan. Agama islam merupakan salah satu agama di Indonesia yang
memiliki penganut terbesar dibandingkan dengan agama yang lain. Di
kalangan perempuan Islam (Muslimah) terdapat gaya berbusana yang
berkaitan dengan nilai agama dan aturan agama. Gaya berbusana muslimah
tersebut adalah bentuk gaya busana berupa pakaian yang tertutup dan sesuai
syar’i. Beberapa hal yang harus diperhatikan muslimah dalam berpenampilan
:21
33
a. Tidak mengenakan pakaian yang menyeret sampai ke tanah
b. Tidak mengenakan pakaian yang terlalu ketat
c. Tidak mengenakan pakaian yang menerawang
d. Tidak mengenakan hijab yang seperti punuk unta (ditinggikan)
e. Tidak memilih hijab yang masih terlihat leher atau aurat lainnya selain
muka dan telapak tangan
f. Tidak memakai aksesoris yang berlebihan
g. Tidak memakai warna yang terlalu mencolok
h. Tidak memakai legging sebagai celana luaran. Fungsi legging adalah
untuk dalaman (inner)
i. Tidak memakai make up yang berlebihan atau menor.
Dalam dunia perkuliahan, seorang muslimah tentu juga harus menjaga
martabatnya sebagai seorang pribadi yang beragama Islam. Hal tersebut dapat
digambarkan salah satunya dengan cara berpakaiannya dalam menjalankan
peran sebagai mahasiswi.
Perkembangan dunia mode berbusana dewasa ini, semakin membuat
wawasan para muslimah khususnya mahasiswi tentang bagaimana agar tetap
tampil modis semakin luas. Dengan padu-padan pakaian yang tentunya
sesuai dengan syariat agama Islam, para wanita kini semakin percaya diri
untuk menampilkan identitas dirinya sebagai seorang muslimah. Khususnya
34
mahasiswi yang belum mempunyai penghasilan sendiri menjadi tantangan
tentang bagaimana agar tetap tampil menarik di waktu perkuliahan.
Referensi mengenai gaya berbusana mahasiswi muslimah yang trendi
telah beredar dari beberapa media seperti majalah, koran dan media sosial.
Selain harus sesuai dengan kode etik kampus, mahasiswi kini juga telah
pandai memilih busana yang nyaman dan „aman’. Pergi ke kampus
hendaknya menggunakan pakaian yang sederhana dan nyaman, terutama jika
menggunakan transportasi umum. Pilih pakaian dan gaya kerudung yang
praktis dan dapat digunakan dengan tingkat mobilisasi yang tinggi.22
Contohnya ketika jadwal perkuliahan yang padat, seorang mahasiswi
juga hendaknya memilih pakaian yang santai seperti paduan Petterned Scarf,
White Blouse dan Khaki Pants dengan warna terang dimana busana dengan
warna terang menghasilkan padanan gaya yang terlihat lebih santai
dibandingkan dengan warna gelap maupun yang terlalu terang. Tidak lupa
sepatu model Sneakers atau Platform Shoes membuat penampilanmu semakin
Fashionable.
D. Kerangka Teoritik
Kajian teoritik merupakan seperangkat konsep atau definisi yang
berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk meramalkan
35
fenomena. Dalam hal ini, secara teoritik perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independent dan dependent.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif.
Dimana peneliti mencoba untuk mencari pengaruh Trend Hijab Instagram
yang terjadi di Tahun 2016 terhadap gaya berbusana Mahasiswi UIN Sunan
Ampel Surabaya. Bertolak pada suatu teori yang menganggap bahwa media
tidak punya efek langsung yang kuat tetapi efek itu akan terus menguat
seiring dengan berjalannya waktu. Efek kumulatif menyatakan bahwa tidak
ada yang bisa menghindari media, karena pesan media sudah menyebar.
Pesan yang berlebihan ini terus dibawa sampai ke rumah. Untuk menguatkan
teorinya, Neolle-Neumann mengutip kampanye advertising media yang
mengirimkan pesan yang berkali-kali. Tidak ada iklan yang hanya muncul
sekali. Bahkan dalam berita pun ada redundensi, di mana semua media
mengarahkan perhatiannya kepada kejadian yang sama. Dari sini timbul
istilah cumulative effects theory (pengaruh media terjadi bertahap dari waktu
ke waktu).23
Jadi, pengaruh media secara tidak langsung akan berpengaruh pada
pembacanya. Karena dewasa ini media juga semakin marak, beragamnya
media (internet, radio, televisi dan media cetak) memudahkan masuknya efek
media bagi para pembaca atau penggunanya. Misalnya saja ada seorang
pengguna Instagram, dengan seringnya pengguna tersebut membuka
36
Instagram, maka secara tidak langsung pengguna tersebut akan menerima
efek media yang akan tejadi secara bertahap. Dalam hal Trend Hijab
misalnya, pengguna akan cenderung menyelaraskan busana yang dikenakan
dengan jilbab dan pernak-pernik untuk menunjang penampilannya sesuai
dengan Trend yang berkembang di Instagram agar penampilannya terkesan
modis dan tidak ketinggalan jaman.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
No. Judul Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh Buku Brain
Beauty Belief Karya Dian
Pelangi Terhadap Gaya
Berbusana Syar’i Komunitas
Hijabers Surabaya.
Penelitian ini dilakukan oleh
mahasiswi fakultas dakwah
jurusan KPI UIN Sunan
Ampel Surabaya tahun 2015,
Farkhatul Isti’anah
Sama-sama
menggunakan metode
penelitian secara
kuantitatif dan
membahas salah satu
media dakwah. Selain itu
juga meneliti hal yang
sama yakni materi
tentang hijab dan gaya
berbusana.
Dalam penelitiannya
Farkhatul ingin
mengetahui ada atau
tidak adanya
pengaruh dari Buku
Brain Beauty Beliefe
Karya Dian Pelangi
Terhadap Gaya
Berbusana
Komunitas Hijabers
Surabaya dan untuk
mengetahui sejauh
mana tingkat
37
Brain Beauty Beliefe
Karya Dian Pelangi
Terhadap Gaya
Berbusana Syar’i
Komunitas Hijabers
Surabaya. Ternyata
tingkat pengaruh
sangat kuat dengan
interval koefisien
hubungan sebesar
68.
2 Pengaruh Harga, Promosi
Penjualan, Persepsi Manfaat,
dan Persepsi Risiko
Terhadap Perilaku Belanja
Online Mahasiswi UIN
Sunan Ampel Pada Produk
Mode Muslim di Instagram
Penelitian ini dilakukan oleh
mahasiswi fakultas ekonomi
dan bisnis islam UIN Sunan
Sama-sama
menggunakan metode
penelitian kuantitatif dan
juga menjadikan
mahasiswi UIN Sunan
Ampel Surabaya sebagai
obyek penelitian
Dalam penelitian ini,
Ratih ingin
mengetahui ada atau
tidak adanya
pengaruh harga,
promosi, penjualan,
persepsi risiko
terhadap perilaku
belanja online
mahasiswi UIN
38
Ampel Surabaya tahun
2016, Ratih Indah Arofah.
Surabaya pada
produk mode
muslim di Instagram
dan untuk
mengetahui sejauh
mana tingkat
pengaruh harga,
promosi, penjualan,
persepsi risiko
terhadap perilaku
belanja online
mahasiswi UIN
Sunan Ampel
Surabaya pada
produk mode
muslim di Instagram.
Untuk memperoleh
tujuannya Ratih
menggunakan
metode kuantitatif
dengan jenis
39
3 Citizen Journalism Dalam
Pemberitaan Bencana Di
Instagram (Analisis Isi
Kuantitatif Pemberitaan
Bencana Hurricane Sandy di
New York, Amerika Serikat
melalui Publikasi Foto di
Instagram Pada Periode
Waktu 29-30 Oktober 2012
Sebagai Bentuk Jurnalisme
Warga Baru).
Penelitian ini dilakukan oleh
mahasiswi fakultas ilmu
sosial dan ilmu politik prodi
ilmu komunikasi Universitas
Atma Jaya Yogyakarta
Tahun 2013, Clara Devi
Handriatmaja
Sama-sama
menggunakan Instagram
sebagai kajian
penelitian.
Perbedaannya
terletak pada metode
penelitian dan arah
penelitian yang
dalam penelitian ini
menuju kepada
pemberitaan sebuah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Rancangan Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan agar dapat ditemukan, dikembangkan, dibuktikan
atau sikap antisipasi terhadap suatu pengetahuan dan masalah tertentu yang
sedang diteliti. Metodologi penelitian yang dimaksud adalah seperangkat
pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis tentang pencarian
data yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu.
Sedangkan penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang
melalui penyelidikan secara hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat pada masalah tersebut.1 Penelitian
ini bersifat korelasional yang merupakan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan
tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang
ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.2
Tujuan dalam penelitian memegang peranan yang sangat penting, karena
merupakan arah dan sasaran yang harus dicapai. Oleh sebab itu tujuan
penelitian harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan rinci dalam bentuk
pernyataan (statement). Tujuan penelitian menunjukkan adanya sesuatu hal
1 Imam Suprayogo, Metode Penelitian Sosial Agama (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), Hal. 6.
2 Disadur berdasarkan data dari artikel :
41
yang harus dicapai atau diperoleh setelah penelitian tersebut selesai
dilaksanakan. Suatu hal yang harus dicapai merupakan jawaban tentang
masalah yang diteliti. Karenanya antara tujuan, masalah, hipotesis atau
pertanyaan penelitian dan kesimpulan harus sinkron atau sesuai.3
Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif yang dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivsm.
Digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Menurut tingkat eksplanasi atau tingkat penjelasannya, dimana penelitian
ini bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Penelitian ini termasuk
dalam penelitian eksplanasi survei dimana peneliti diwajibkan membangun
hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan karena format penelitian ini
bertujuan mencari hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yang diteliti,
dengan demikian statistik inferensial merupakan alat utama dalam analisis
data.4 Lalu selanjutnya data yang diperoleh dari sampel yang telah ditentukan
tersebut dikelola dengan menggunakan rumus korelasi pearson Product Moment. Selain itu, Penelitian ini merujuk pada salah satu teori komunikasi
yakni Teori Efek Kumulatif (Cumulative Effects Theory). Teori ini dikembangkan oleh Elisabeth Neolle-Neumann yang menyimpulkan bahwa
3 Ine I. Amirman Yousda, dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta:
42
media tidak punya efek langsung yang kuat tetapi efek itu akan terus menguat
seiring dengan berjalannya waktu.5
B.Obyek Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Trend Hijab Instagram di Tahun 2016 terhadap Gaya Berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya”. Maka peneliti mengambil obyek penelitian pada mahasiswi
UIN Sunan Ampel Surabaya yang menggunakan aplikasi Instagram dan
khususnya pada mahasiswi yang sangat peduli dengan busana muslim yang
dipakai di lingkungan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.
C.Populasi dan Sampel
Sebelum menentukan sampel yang akan diteliti, maka peneliti harus
menentukan Teknik Sampling terlebih dahulu. Teknik sampling merupakan cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel
yang dijadikan sumber data. Teknik sampling adalah metode pengambilan sampel. Sampling atau sampel berarti sebagian dari kumpulan objek penelitian yang diamati(populasi).
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Yakni wilayah
generalisasi yang terdiri atas; obyek /subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.6 Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh Mahasiswi Strata 1 (S1) di Universitas Negeri Sunan Ampel
43
Surabaya yang merupakan pengguna aktif media sosial Instagram dan
mahasiswi yang cenderung peduli dengan tata dan gaya busana yang
dikenakan oleh mahasiswi di lingkungan kampus UIN Sunan Ampel
Surabaya.
Penelitian ini menggunakan populasi semua mahasiswi aktif Strata 1
(S1) UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjumlah 8831 orang.7
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan
merupakan kumpulan elemen yang merupakan bagian kecil dari populasi.
Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai
objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagaian dari populasi
terhadap objek penelitian.
Dalam kebanyakan penelitian, orang sering mempersoalkan besar
kecilnya sebuah sampel. Bahkan persoalan ini, kadang kala menjadi
berkepanjangan dalam suatu penelitian. Seharusnya tidak demikian, karena
besar kecil suatu sampel dari populasi tertentu tidak menjamin ketepatan
suatu kesimpulan penelitian. Sampel yang menjamin ketepatan kesimpulan
adalah suatu sampel yang benar-benar representatif.
Dengan jumlah populasi sebesar 8831 mahasiswi aktif S1 di UIN Sunan
Ampel Surabaya, peneliti melakukan perhitungan secara pasti jumlah
besaran sampel untuk populasi tertentu.
Rumus perhitungan besaran sampel:8
44
n =
Dimana :
n : Jumlah sampel yang dicari
N : Jumlah populasi
D : Nilai presisi (ditentukan sebesar 90% atau α = 0,1
n =
=
Maka dari jumlah populasi 8831 diperoleh ukuran sampel sebesar
98,8803046 atau yang peneliti bulatkan menjadi 100 sampel penelitian yang
representatif.
Penelitian ini menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang berbeda bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel atau yang lebih
dikenal dengan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
sama bagi anggota populasi untuk dijadikan sampel.9
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan ketentuan. Dalam penentuan sampel tergantung
setidak-tidaknya dari beberapa kriteria yakni:10
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif... Hal, 115.
45
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih
baik.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 100 mahasiswi aktif
jenjang S1 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang dianggap
mewakili pengguna Instagram di lingkungan kampus, dan juga memiliki
kriteria tentang kepedulian terhadap gaya berbusana muslimah bagi
mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
D.Variabel dan Indikator Variabel
Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau obyek
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain. Menurut Sugiyono dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Administrasi mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun
obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.11 Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel, yaitu :
1. Variabel Independen/ Variabel Bebas (X)
Variabel Independen/ Bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen(terikat).
46
Dalam hal ini, yang menjadi Variabel Independen (X) adalah “Trend
Hijab Instagram di Tahun 2016”. Adapun indikatornya sebagai berikut :
- Keaktifan dalam menggunakan Instagram
- Wawasan terhadap trend busana hijab di Instagram - Model Hijab yang disukai dari Instagram
- Pengetahuan terhadap public figure yang berkontribusi dalam
trend di Instagram
2. Variabel Dependen/ Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam hal ini, yang menjadi Variabel Dependen (Y) adalah “Gaya
Berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya” adapun indikatornya
sebagai berikut :
- Pandangan terhadap gaya berbusana syar’i dari trend hijab di Instagram
- Jenis koleksi busana hijab yang dimiliki
- Pemilihan jenis busana yang dikenakan di kampus
- Cermin diri tentang busana sehari-hari terhadap identitas
mahasiswi universitas berbasis Islam.
E.Instrumen Penelitian
Untuk menemukan efek pengaruh Trend Hijab di Instagram terhadap gaya berbusana mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya, dirumuskan instrumen
47
dirumuskan, ditujukan untuk mengungkap aspek-aspek sebagai berikut; 1)
Ruang lingkup penggunaan aplikasi media sosial Instagram bagi mahasiswi
UIN