• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keakuratan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Antara Wajib Pajak dan Fiskus Pada Industri Karton Box (Studi Kasus Pada PT "X").

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Keakuratan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Antara Wajib Pajak dan Fiskus Pada Industri Karton Box (Studi Kasus Pada PT "X")."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha negara. Salah satu sumber penerimaan negara dapat berasal dari sektor pajak, yang salah satunya adalah pajak penghasilan pasal 21 yang merupakan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukannya. Sistem pemungutan pajak penghasilan pasal 21 menggunakan with holding tax (pemungutan oleh pihak lain) sehingga dapat menimbulkan ketidakakuratan dalam penghitungan pajak penghasilan pasal 21 antara wajib pajak dan fiskus.

(2)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2 Identifikasi Masalah...4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...5

1.4 Kegunaan Penelitian...5

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis...6

1.6 Metode penelitian...9

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data...10

1.6.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian...10

1.6.3 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis...11

1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian...13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...14

2.1 Pajak...14

(3)

Universitas Kristen Maranatha vii

2.1.2 Fungsi Pajak...17

2.1.3 Jenis Pajak...18

2.1.4 Tarif Pajak...19

2.2 Pemungutan Pajak...21

2.2.1 Syarat Pemungutan Pajak...21

2.2.2 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ...23

2.2.3 Stelsel Pajak...24

2.2.4 Asas Pemungutan Pajak...26

2.2.5 Sistem Pemungutan Pajak...26

2.2.6 Hambatan Pemungutan Pajak...27

2.3 Pajak Penghasilan...28

2.3.1 Pengertian dan Dasar Hukum Pajak Penghasilan...28

2.3.2 Subjek dan Objek Pajak Penghasilan...29

2.3.2.1 Subjek Pajak Penghasilan...29

2.3.2.2 Objek Pajak Penghasilan...32

2.3.3 Penentuan Penghasilan Kena Pajak...35

2.3.4 Biaya-Biaya yang Dapat dan Tidak Dapat Dikurangkan...38

2.3.4.1 Biaya yang Dapat Dikurangkan...38

2.3.4.2 Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan...39

2.3.5 Penghasilan Tidak Kena Pajak...40

2.4 Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21)……….……….40

2.4.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21……….……..40

(4)

Universitas Kristen Maranatha viii

2.4.3 Objek Pajak Penghasilan Pasal21……….……..43

2.4.4 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21…………..………..44

2.4.5 Penghitungan dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21...44

2.5 Pemeriksaan Pajak...46

2.5.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak...46

2.5.2 Sasaran Pemeriksaan Pajak...46

2.5.3 Tujuan Pemeriksaan Pajak...46

2.5.4 Prosedur Pemeriksaan Pajak...48

2.6 Keakuratan...49

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...50

3.1 Objek Penelitian...50

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...50

3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...51

3.1.3 Fungsi Organisasi...55

3.1.4 Tugas Pokok Organisasi...56

3.1.6 Aktivitas Utama Perusahaan...57

3.2 Metode Penelitian...57

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data...57

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian...58

3.2.3 Analisa Data dan Pengujian Hipotesa...59

3.2.3.1 Penetapan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1)………60

(5)

Universitas Kristen Maranatha ix

3.2.3.3 Penetapan tingkat signifikansi...62

3.2.3.4 Penarikan kesimpulan...62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...63

4.1 Hasil Penelitian...63

4.1.1 Data Karyawan...65

4.1.2 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Wajib pajak dan Fiskus...75

4.1.3 Selisih/Keakuratan Penghitungan PPh Pasal 21 Anatara Wajib pajak dan Fiskus...145

4.2 Pembahasan...148

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...150

5.1 Kesimpulan...150

5.2 Saran...150 DAFTAR PUSTAKA

(6)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rumus Penghitungan PPh pasal 21...45

Tabel 2.2 Tarif Pasal 17...45

Tabel 4.1 Tarif Pasal 17...64

Tabel 4.2 Data Karyawan...66

(7)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR GAMBAR

(8)
(9)
(10)
(11)

117 Sanudi Printing L Bulanan K/1 12 11,906,400 108 ,360 12,014,760 992,200 13,006,960 650,348 12,356,612 15,600,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 118 Suripto Printing L Bulanan K/1 12 11,906,400 108 ,360 12,014,760 992,200 13,006,960 650,348 12,356,612 15,600,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 119 Edi Sopandi Printing L Bulanan K/2 12 11,906,400 108 ,360 12,014,760 992,200 13,006,960 650,348 12,356,612 16,800,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 120 Totoy Sudianto Printing L Bulanan K/3 12 11,906,400 162 ,540 12,068,940 992,200 13,061,140 653,057 12,408,083 18,000,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 121 Fatoni Printing L Bulanan K/2 12 11,906,400 108 ,360 12,014,760 992,200 13,006,960 650,348 12,356,612 16,800,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 122 dedi Mulyadi Printing L Bulanan K/2 12 11,906,400 135 ,450 12,041,850 992,200 13,034,050 651,703 12,382,348 16,800,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 123 Maman Turiman Printing L Bulanan K/2 12 11,906,400 162 ,540 12,068,940 992,200 13,061,140 653,057 12,408,083 16,800,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 124 Sutisna K. Printing L Bulanan K/3 12 11,906,400 108 ,360 12,014,760 992,200 13,006,960 650,348 12,356,612 18,000,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 125 Wiyono Printing L Bulanan K/2 12 11,906,400 108 ,360 12,014,760 992,200 13,006,960 650,348 12,356,612 16,800,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 126 Darsono Printing L Bulanan K/1 12 9,843,360 108 ,360 9,951,720 820,280 10,772,000 538,600 10,233,400 15,600,000 - NIHIL - - Kary. Tetap 127 Ade Sopandi Printing L Harian K/2 12 9,843,360 108 ,360 9,951,720 820,280 10,772,000 538,600 10,233,400 16,800,000 - NIHIL - - Upah Langsung 128 Mudakim Printing L Harian K/0 12 9,843,360 108 ,360 9,951,720 820,280 10,772,000 538,600 10,233,400 14,400,000 - NIHIL - - Upah Langsung 129 Agus Santoso Printing L Harian K/3 12 9,843,360 108 ,360 9,951,720 820,280 10,772,000 538,600 10,233,400 18,000,000 - NIHIL - - Upah Langsung 130 Ato Enang Printing L Harian K/2 12 9,843,360 108 ,360 9,951,720 820,280 10,772,000 538,600 10,233,400 16,800,000 - NIHIL - - Upah Langsung 131 Nurdin Printing L Harian K/1 12 9,843,360 316 ,050 10,159,410 820,280 10,979,690 548,985 10,430,706 15,600,000 - NIHIL - - Upah Langsung 132 Entis Kurnia Printing L Harian K/2 12 9,843,360 108 ,360 9,951,720 820,280 10,772,000 538,600 10,233,400 16,800,000 - NIHIL - - Upah Langsung 133 Iyep Sutisna Satpam L Harian K/3 12 9,843,360 316 ,050 10,159,410 820,280 10,979,690 548,985 10,430,706 18,000,000 - NIHIL - - Upah Langsung 134 Iwan Kurniawan Satpam L Harian K/3 12 9,843,360 316 ,050 10,159,410 820,280 10,979,690 548,985 10,430,706 18,000,000 - NIHIL - - Upah Langsung 135 Ii m Rusmana Satpam L Harian K/3 12 9,843,360 316 ,050 10,159,410 820,280 10,979,690 548,985 10,430,706 18,000,000 - NIHIL - - Upah Langsung 136 Ato Rahmat Satpam L Harian K/3 12 9,843,360 316 ,050 10,159,410 820,280 10,979,690 548,985 10,430,706 18,000,000 - NIHIL - - Upah Langsung 137 Yana Mulyana Satpam L Harian K/2 12 9,843,360 316 ,050 10,159,410 820,280 10,979,690 548,985 10,430,706 16,800,000 - NIHIL - - Upah Langsung 138 Yayan Suryana Satpam L Harian K/3 12 9,843,360 316 ,050 10,159,410 820,280 10,979,690 548,985 10,430,706 18,000,000 - NIHIL - - Upah Langsung

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai maksud tersebut Indonesia telah merencanakan pembangunan nasional bertahun-tahun lamanya melalui program PELITA I-V dan Era Lepas Landas. Sedangkan untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu adanya penyediaan dana yang cukup besar, oleh karena itu pemerintah perlu meningkatkan penerimaan negara. Untuk meningkatkan penerimaan negara salah satu sumber dana yang paling aman dan baik berasal dari sektor pajak karena berasal dari rakyat sendiri dan tidak mempunyai resiko.

(13)

Universitas Kristen Marantha 2

dituntut keaktifan dari wajib pajak sedangkan fiskus tidak turut campur tangan dalam penentuan besarnya pajak yang terutang dari wajib pajak kecuali wajib pajak tersebut melanggar ketentuan perpajakan yang berlaku.

Wajib pajak yang menentukan sendiri pajak yang terutang terkadang masih melakukan kesalahan atau melanggar ketentuan perpajakan yang berlaku baik disengaja maupun tidak disengaja. Bahkan masih banyak wajib pajak yang belum sadar dalam menjalankan kewajibannya untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Surat Pemberitahuan (SPT) baik SPT masa maupun SPT tahunan merupakan salah satu manifestasi pokok dari sistem self assessment.

Kesalahan-kesalahan seperti itu umumnya ditemukan pada negara yang menganut sistem self assessment. Sehingga kewajiban pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan (Fiskus) adalah melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan undang-undang perpajakan. Pembinaan dalam hal ini salah satu upayanya adalah melakukan penyuluhan perpajakan melalui kantor penyuluhan dan pengamatan potensi perpajakan (KP-4). Pelayanan salah satu upayanya adalah dengan cara membukakan kantor pelayanan pajak yang layak dijangkau oleh wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Sedangkan pengawasan yang dilakukan Pemerintah salah satu upayanya adalah dengan cara melakukan serangkaian kegiatan pemeriksaan yang pada dasarnya merupakan suatu Compliance Audit

(audit kepatuhan) atas pelaksanaan undang-undang perpajakan.

(14)

Universitas Kristen Marantha 3

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya sehingga diharapkan tidak terjadi penggelapan pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance). Pemeriksaan juga dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka pelaksanaan peraturan perpajakan.

Fiskus yang telah melakukan pemeriksaan pajak dapat mengetahui seberapa besar tingkat kepatuhan wajib pajak yang telah memenuhi kewajibannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak yang akan digunakan untuk membiayai kepentingan umum. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor pajak yang cukup penting adalah PPh pasal 21 dan PPh pasal 26 yang merupakan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukannya.

Yang membedakan pengenaan PPh pasal 21 dan PPh pasal 26 untuk orang pribadi sebagai penerima penghasilan adalah status dari orang pribadi tersebut, yakni berstatus wajib pajak orang pribadi dalam negeri ataukah wajib pajak orang pribadi luar negeri. Apabila penerima penghasilan tersebut adalah wajib pajak orang pribadi dalam negeri, maka akan dikenai PPh pasal 21, sebaliknya apabila penerima penghasilan tersebut adalah wajib pajak orang pribadi luar negeri, maka akan dikenai PPh pasal 26.

(15)

Universitas Kristen Marantha 4

pajak orang pribadi. Dengan kata lain, pemotong PPh pasal 21/26 dapat berupa pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, penyelenggaraan kegiatan, dana pensiun atau badan lain.

Dalam hal ini Penulis tertarik untuk meneliti masalah keakuratan penghitungan PPh pasal 21 karena PPh pasal 21 merupakan pajak orang pribadi dalam negeri yang menjadi sumber penerimaan negara yang cukup penting dan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari jenis pajak lainnya. Karakteristik itu adalah sistem pemungutannya yang menggunakan with holding tax (pemungutan oleh pihak lain). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul untuk penelitiannya adalah: ”ANALISIS KEAKURATAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ANTARA WAJIB PAJAK DAN FISKUS PADA INDUSTRI KARTON BOX.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian diatas, untuk mengetahui sejauh mana keakuratan penghitungan PPh 21 yang dilakukan oleh Fiskus dan Wajib Pajak, maka penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan jumlah pajak yang dibayar oleh PT. ”X” dengan pajak yang dihitung oleh Fiskus?

(16)

Universitas Kristen Marantha 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan maksud untuk memperoleh data-data yang dapat dijadikan bahan untuk penulisan skripsi. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan jumlah pajak yang dibayar oleh PT. ”X” dengan pajak yang dihitung oleh Fiskus.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan perhitungan pajak Penghasilan pasal 21 oleh PT. ”X” telah sesuai dengan peraturan perpajakan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh, maka penulis mengungkapkan beberapa kegunaan dari penelitian ini untuk beberapa pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi Penulis

(17)

Universitas Kristen Marantha 6

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran untuk menambah pemahaman, wawasan pengetahuan, dan pengertian dalam hal perpajakan, serta meningkatkan kemampuan untuk menganalisis, mengkaji, dan mengevaluasi tentang masalah perpajakan terutama masalah PPh 21 agar sesuai dengan peraturan perpajakan.

3. Bagi Pihak Lain

Untuk memberikan bahan masukkan bagi pihak-pihak lain yang memerlukan informasi mengenai perpajakan dan sebagai informasi tambahan bagi mereka yang akan melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari Official Assessment System yang sangat tergantung pada peran Pemerintah dalam menetapkan besarnya pajak terutang menjadi Self

Assessment System yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk

melaksanakan kewajiban perpajakan secara mandiri. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui sistem self assessment, perlu diikuti dengan tindakan pengawasan guna mewujudkan tercapainya sasaran kebijakan perpajakan.

(18)

Universitas Kristen Marantha 7

pengeluaran-pengeluaran umum pemerintah, dimana sebagian besar biaya tersebut berasal dari penerimaan pajak sebagaimana tercermin dalam pengertian pajak menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH. dalam buku Perpajakan karangan Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., A. (2003:1) yang berbunyi:

”Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

Hal ini mengakibatkan timbulnya perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah. Karena itu pemerintah berusaha meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan memberlakukan undang-undang perpajakan sehingga dapat pula meningkatkan penerimaan negara.

(19)

Universitas Kristen Marantha 8

Orang pribadi yang menerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dan jabatannya dikenai PPh pasal 21. Dalam hal membayar pajak bukanlah merupakan tindakan yang sederhana, pada dasarnya tidak seorangpun yang senang membayar pajak, karena mungkin pembayaran pajak tidak mendapatkan kontraprestasi (imbalan) langsung bagi sipembayar pajak. Dalam berbagai literatur perpajakan dikenal dua cara untuk meminimalkan pembayaran pajak, seperti yang telah disebut diatas, yaitu:

§ Wajib pajak selalu berusaha untuk membayar pajak terutang sekecil mungkin, sepanjang hal itu dimungkinkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Tax Avoidance).

§ Wajib pajak cenderung untuk menyelundupkan pajak yaitu usaha penghindaran pajak yang terutang secara ilegal, sepanjang wajib pajak tersebut mempunyai alasan meyakinkan bahwa akibat dari perbuatan kemungkinan besar mereka tidak akan dihukum serta yakin pula bahwa rekan-rekannya melakukan hal yang sama (Tax Evasion).

Wajib pajak seringkali menggunakan salah satu dari kedua cara tersebut untuk meminimalkan pembayaran pajaknya. Sehingga diperlukan tindakan untuk mendorong kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya yaitu dengan dilakukannya pemeriksaan pajak (Tax Audit), hal ini sesuai dengan pasal 29 ayat 1 undang-undang nomor 16 tahun 2000:

(20)

Universitas Kristen Marantha 9

penelitian dan pemeriksaan SPT pajak dilakukan untuk menelusuri (Tracing) kebenaran SPT atau mengungkapkan seberapa besar kekeliruan-kekeliruan maupun penyimpangan-penyimpangan yang ada, pembukuan atau catatan dan pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya dibandingkan dengan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya dari wajib pajak. Pada akhir pemeriksaan, petugas akan menyampaikan pemberitahuan kepada wajib pajak mengenai kelebihan atau kekurangan dari pajak yang telah dilaporkan dan akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut:

”Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Wajib Pajak dan Fiskus.”

1.6 Metode Penelitian

Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Pengantar Penelitian Hukum (1984:7) menyatakan bahwa, metodologi merupakan suatu unsur mutlak yang harus ada didalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

(21)

Universitas Kristen Marantha 10

objek yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan, sebagai alat perbandinag antara teori dengan kenyataan-kenyataan yang diperoleh dilapangan.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian untuk mendapatkan data primer, berupa penelitian langsung ke perusahaan sebagai objek penelitian untuk mengumpulkan data, mempelajari data dan catatan-catatan perusahaan serta keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian untuk memperoleh data sekunder untuk dijadikan landasan teoritis dalam menganalisa masalah serta sebagai pedoman untuk melakukan studi penelitian yang dilaksanakan dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti tersebut.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

(22)

Universitas Kristen Marantha 11

variabel lain. Dalam operasionalisasi penelitian ini data yang dipakai oleh penulis adalah data kuantitatif, maka variabel-variabel yang digunakan sebagai berikut: 1. Variabel independen pertama (X1) adalah perhitungan PPh pasal 21 yang

dihitung oleh wajib pajak.

2. Variabel independen kedua (X2) adalah perhitungan PPh pasal 21 yang dihitung oleh fiskus.

Analisis keakuratan penghitungan PPh pasal 21 yang dihitung oleh wajib pajak dan fiskus

Indikator X1 = Penghitungan terhadap penghasilan neto, PTKP, dan PKP menurut wajib pajak.

Indikator X2 = Penghitungan terhadap penghasilan neto, PTKP, dan PKP menurut fiskus.

1.6.3 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis

Pengujian data hipotesis adalah suatu cara dalam statistik yang digunakan untuk menguji anggapan dasar yang masih bersifat sementara sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. Secara

Variabel X1 Perhitungan PPh pasal 21 yang dihitung oleh wajib pajak.

Variabel X2 Perhitungan PPh pasal 21 yang dihitung oleh fiskus.

(23)

Universitas Kristen Marantha 12

umum, hipotesis yang digunakan adalah hipotesis yang diuji terlebih dahulu untuk kemudian diterima. Hipotesis tersebut yaitu:

H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghitungan PPh pasal 21 yang dihitung oleh Wajib Pajak dan Fiskus.

H1: terdapat perbedaan yang signifikan antara penghitungan PPh pasal 21 yang dihitung oleh Wajib Pajak dan Fiskus.

(24)

Universitas Kristen Marantha 13

1

X = Variabel independen pertama yaitu penghitungan PPh pasal 21 menurut Wajib Pajak.

2

X = Variabel independen kedua yaitu penghitungan PPh pasal 21 menurut Fiskus.

n1 = Banyaknya variabel sampel independen pertama. n2 = Banyaknya variabel sampel independen kedua.

S1 = Simpangan baku/standar deviasi variabel independen pertama. S2 = Simpangan baku/standar deviasi variabel independen kedua.

Maka akan ditarik kesimpulan jika:

§ Zhitung> Ztabel H0 diterima

§ Zhitung< Ztabel H1 diterima

1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

(25)

138 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada PT. “X”, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan jumlah pajak yang dibayar oleh PT. “X” dengan pajak yang dihitung oleh fiskus. Jumlah Pajak Penghasilan pasal 21 terutang yang dibayar oleh PT. “X” sebesar Rp 39.788.444,00 sama dengan jumlah Pajak Penghasilan pasal 21 terutang yang dihitung oleh fiskus yaitu sebesar Rp 39.788.444,00.

2. PT. “X” telah menerapkan penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Sehingga hasil pengujian dengan menggunakan uji data dua sample tidak berhubungan (independent) dengan Uji Mann-Whitney pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:

“ Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghitungan wajib pajak (PT. “X”) dengan penghitungan fiskus, pada Sig. 2-Tailed sebesar 1,000 dengan uji dua pihak.”

5.2 Saran

(26)

Universitas Kristen Maranatha 139

dalam hal perbaikan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. PT. ”X” dalam penghitungan pajak, khususnya Pajak Penghasilan pasal 21 telah baik dan sesuai dengan peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku. Diharapkan hal tersebut dapat terus dipertahankan sehingga kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.

(27)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR PUSTAKA

J, Supranto. 2001. Edisi Keenam.Statistik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mardiasmo. 2003. Edisi Revisi.Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Resmi, Siti. 2005. Perpajakan – Teori dan Kasus. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Santoso, Singgih. 2004. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Suandy, Erly. 2000.Hukum Pajak. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Suandy, Erly. 2003. Edisi Revisi. Perencanaan Pajak. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Suandy, Erly. 2006. Edisi 2.Perpajakan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan korespondensi pada mahasiswa matakuliah English for Secretary pendidikan bahasa Inggris FKIP UMSU tahun akademik

dengan menggunakan bahasa pemrograman Python, YASARA untuk preparasi reseptor target dan ligan uji, namun pada kegiatan ini digunakan untuk mengukur nilai RMSD,

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia sampel MOCAF seperti penentuan kadar air, kadar abu, kadar amilosa, dan pH dengan analisis kimiawi

Primary house merupakan salah satu bangunan yang terdapat didalam area PRSPP teratai Surabaya yang berfungsi sebagai tempat rehabilitasi narkoba pada tahapan

Hal ini berarti ketimpangan dan keparahan rata-rata pengeluaran penduduk miskin di daerah perkotaan sudah semakin mengecil pada periode September 2014 - Maret 2015, sementara

Asam fusarat dengan konsentrasi 30-60 ppm, potensial digunakan sebagai komponen seleksi secara in-vitro untuk skrining ketahanan tanaman melon terhadap layu fusarium.. An

Unsur-unsur ekstrinsik yang ditemukan dalam trilogi DE adalah (1) interaksi sosial yang dilakukan para tokoh; (2) trilogi DE sebagai media representasi masyarakat,

Hasil yang diperoleh dari analisa sensitifitas fungsi utilitas model logit biner dari lima atribut yang dianalisa hasilnya adalah sebagai berikut : Atribut cost, time, headway,