ABSTRAK
REAKSI PASAR MODAL TERHADAP
PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO
Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang
Terdaftar dalam Indeks Kompas 100
Ausan Agris
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
iv
ABSTRACT
CAPITAL MARKET RESPONSE TO THE ANNOUNCEMENT OF
JOKO WIDODO’S PRESIDENTIAL CANDIDACY
Empirical Study on Listed Companies in the Index Kompas 100
Ausan Agris
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2016
This study aimed to test the capital market respons to the announcement of the
nomination of the president Joko Widodo . This type of research is a research
study of events by using a market model estimation model to estimate the
expected return. This study uses the estimated period of 100 days and the window
period for 7 days . Sample of companies used in this study were 86 companies
listed in the index kompas 100. The results showed that capital markets respon
positively and significantly related to the announcement of the presidential
nomination Joko Widodo . The results support the signaling theory , which is one
REAKSI PASAR MODAL TERHADAP
PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO
(Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang
Tergabung dalam Indeks Kompas 100)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Ausan Agris
NIM : 122214122
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Motto dan Persembahan
“Papa dan mama adalah Tuhan di dunia”
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas
karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Pencalonan Presiden Joko
Widodo : Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar dalam
Indeks Kompas 100”
. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2.
Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3.
Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si, selaku dosen pembimbing
I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan
hati.
4.
Ibu Dra.Diah Utari Bertha Rivieda M.Si., selaku dosen Pembimbing II,
yang juga telah mengarahkan, membimbing, dan banyak memberikan
masukan yang membangun untuk penulis sehingga skripsi ini menjadi
lebih sempurna.
5.
Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku anggota tim penguji yang telah
memberi masukan yang sangat berguna, membimbing, menyarankan,
dan mengingatkan penulis dalam banyak hal.
6.
Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
7.
Ayah dan Ibu tercinta yang sudah banyak memberikan berbagai dukungan
dari awal hingga skripsi ini selesai.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...
v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRAC ... xvi
BAB I
PENDAHULUAN ...
1
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Rumusan Masalah ...
6
C.
Batasan Masalah ...
6
D.
Tujuan Penelitian ...
6
E.
Manfaat Penelitian ...
6
x
A.
Pasar Modal ...
8
B.
Studi Peristiwa ... 11
1.
Definisi Studi Peristiwa ... 11
2.
Reaksi Pasar ... 12
3.
Tipe-tipe Studi Peristiwa ... 13
4.
Struktur studi peristiwa ... 14
5.
Macam-macam peristiwa ... 26
6.
Tipe Peristiwa ... 26
7.
Sumber Peristiwa ... 29
8.
Dampak Peristiwa ... 30
9.
Waktu Peristiwa ... 32
10.
Mengidentifikasi Peristiwa ... 33
11.
Tanggal Peristiwa ... 34
12.
Ketepatan Tanggal Peristiwa ... 34
13.
Kabar Baik dan Kabar Buruk... 36
C.
Signalling Theory
... 37
D.
Penelitian Sebelumnya ... 39
E.
Hipotesis ... 40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A.
Jenis Penelitian ... 42
B.
Populasi dan Sampel ... 43
C.
Penentuan Periode Jendela dan Periode Estimasi ... 48
E.
Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 55
A.
Deskripsi Statistika ... 55
B.
Pengujian Hipotesis ... 60
C.
Pembahasan ... 64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A.
Kesimpulan ... 68
B.
Keterbatasan... 69
C.
Saran-saran... 69
xii
DAFTAR TABEL
II.1
Kelebihan dan Kekurangan Jendela Pendek dan Panjang ... 17
III.1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 46
IV.1
Deskripsi Statistika Actual Return Saham Harian untuk Seluruh
Sampel pada Periode Jendela ... 56
IV.2
Deskripsi Statistika Return Pasar Harian untuk Seluruh Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode Jendela ... 58
IV.3
Deskripsi Statistika Expected Return Saham Harian untuk Seluruh
Sampel pada Periode Jendela ... 59
IV.4
Deskripsi Statistika Return Tak Normal Saham Harian untuk
Seluruh Sampel pada Periode Jendela ... 60
IV.5
Hasil Pengujian Rata-rata Return Tak Normal (RRTN) pada
DAFTAR GAMBAR
II.1
Periode Jendela Atau Periode Peristiwa ... 15
II.2
Periode Jendela dengan Panjang 7 Hari ... 18
II.3
Periode Estimasi dan Periode Peristiwa ... 20
II.4
Contoh Panjang Periode Estimasi dan Panjang Periode Jendela
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Judul
Lampiran 1
Actual Return Saham Harian Individu Sampel ... 75
Lampiran 2
Deskripsi Statistika Return Saham Harian untuk Seluruh
Sampel pada Periode Peristiwa ... 99
Lampiran 3
Return Pasar Harian Individu ... 102
Lampiran 4
Nilai Alfa dan Beta (86 Sampel Perusahaan) ... 126
Lampiran 5
Expected Return Saham Individu Sampel ... 128
Lampiran 6
Return Tak Normal Saham Individu Sampel ... 152
ABSTRAK
REAKSI PASAR MODAL TERHADAP
PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO
Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang
Terdaftar dalam Indeks Kompas 100
Ausan Agris
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
xvi
ABSTRACT
CAPITAL MARKET RESPONSE TO THE ANNOUNCEMENT OF
JOKO WIDODO’S PRESIDENTIAL CANDIDACY
Empirical Study on Listed Companies in the Index Kompas 100
Ausan Agris
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2016
This study aimed to test the capital market respons to the announcement of the
nomination of the president Joko Widodo . This type of research is a research
study of events by using a market model estimation model to estimate the
expected return. This study uses the estimated period of 100 days and the window
period for 7 days . Sample of companies used in this study were 86 companies
listed in the index kompas 100. The results showed that capital markets respon
positively and significantly related to the announcement of the presidential
nomination Joko Widodo. The results support the signaling theory, which is one
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1995 pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam bidang
pembangunan nasional, yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi
dunia usaha dan lahan investasi bagi masyarakat. Menurut Tandelilin
(2001), di pasar modal terjadi transaksi yang saling menguntungkan kedua
belah pihak. Pihak yang memiliki kelebihan dana mengalokasikan
dananya kepada pihak yang kekurangan dana, dan pihak yang kekurangan
dana dapat memenuhi kekurangan dananya dari pihak yang kelebihan
dana.
sesuai dengan harapan investor memberikan rasa aman dan keyakinan
kepada investor akan perekonomian yang lebih baik sehingga akan
meningkatkan investasi mereka di pasar modal. Sebaliknya, kondisi politik
yang tidak kondusif dan tidak sesuai dengan harapan investor akan
membuat investor menurunkan investasi mereka di pasar modal. Salah
satu contoh kondisi politik yang mempengaruhi pasar modal adalah
pengumuman perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II yang diumumkan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung Agung Yogyakarta pada
hari Senin tanggal 5 Desember 2005. Hasil dari perombakan Kabinet
Indonesia Bersatu II ini sesuai dengan apa yang diharapkan pasar.
Boediono yang duet bersama Sri Muyani Indrawati masuk dalam jajaran
Kabinet Indonesia Bersatu II dianggap pasar dapat memberikan harapan
baru bagi perekonomian Indonesia sehingga pasar bereaksi positif
terhadap kebijakan ini (Rahayu, 2007).
salah satu dari 3 walikota terbaik di dunia tahun 2012 menurut situs
worldmayor.com
.
World Mayor
adalah situs internasional yang telah
terpercaya yang membuat dasar pemilihan walikota terbaik. Kriteria
terbaik dinilai berdasarkan kejujuran, berjiwa pemimpin, memiliki visi,
dan memiliki kemampuan manajemen. Selain itu, kriteria seorang
pemimpin terbaik juga dilihat dari sisi sosial kemasyarakatan yang dilihat
dari apakah pemimpin tersebut memiliki kesadaran sosial dan ekonomi,
mampu untuk menyediakan keamanan dan melindungi lingkungan, serta
tentunya memiliki keahlian untuk berkomunikasi dengan aneka budaya,
ras, dan latar belakang sosial.
Saat memimpin Solo, Joko Widodo bekerja bersama masyarakat.
Joko Widodo bukan tipikal pemimpin bertangan besi, tanpa kompromi,
ketika berurusan dengan hajat hidup masyarakat. Joko Widodo
menempatkan masyarakat sebagai mitra dalam memecahkan masalah
bersama, yang kedudukannya setara di hadapan pemimpin. Oleh karena
itu, banyak perencanaan dan program pemerintahan yang dilaksanakannya
berjalan mulus tanpa memunculkan gejolak di masyarakat. Salah satu
contoh keberhasilan program pemerintah yang dilaksanakan Joko Widodo
adalah merelokasi pedagang kaki lima ke tempat-tempat yang telah
disediakan sehingga kota Solo kembali nyaman dan asri.
pasar Tanah Abang ke PD Pasar Jaya. Keberhasilan kepemimpinan Joko
Widodo yang lainnya adalah merelokasi warga yang tinggal di sekitar
waduk dan bantaran Sungai Ciliwung ke rumah susun. Berdasarkan
pengalaman dan rekam jejak kepemimpinan yang baik, Joko Widodo
telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan dalam memimpin,
kepercayaan adalah hal yang penting. Joko Widodo juga telah dipercaya
untuk menjadi calon presiden dari pihak Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan yang diumumkan pada pertemuan elit Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan dan pengusaha-pengusaha pada tanggal 13 Maret
2014. Kabar mengenai pengumuman pencalonan Joko Widodo tersebut
dengan cepat tersebar di antara investor.
return
tak normal yang terjadi pada hari yang ditetapkan Nailiu sebagai
peristiwa pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo pada tanggal 14
Maret 2014. Berbeda dengan Nailiu (2014), penulis menetapkan tanggal
13 Maret 2014 sebagai peristiwa pengumuman Joko Widodo karena pada
tanggal tersebut telah terjadi pertemuan elit Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan dengan pengusaha-pengusaha yang membahas tentang
pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Kabar tersebut dengan
cepat menyebar diantara investor yang lebih mampu memberikan kejutan
kepada para investor dibandingkan tanggal 14 Maret 2014, tanggal saat
pengumuman tersebut diberitakan di berbagai media massa.
Dari uraian di atas penulis akan menulis skripsi ini dengan
mengambil judul “
REAKSI
PASAR
MODAL
TERHADAP
PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO: Studi
Empiris pada Perusahaan-perusahaaan yang Tergabung dalam Indeks
Kompas 100
”.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana reaksi
pasar modal terhadap pengumuman pencapresan Joko Widodo?
C.
Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan diambil dalam penelitian ini adalah
reaksi pasar modal yang dicerminkan melalui perubahan harga saham pada
perusahaan yang tergabung dalam Indeks Kompas 100.
D.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimanakah reaksi pasar
modal terhadap pengumuman pencapresan Joko Widodo.
E.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Investor
Indonesia, dapat memprediksi makro ekonomi dan mengetahui
prospek perekonomian bangsa Indonesia 5 tahun mendatang, serta
membantu investor untuk melakukan keputusan pembelian maupun
penjualan saham
.
2.
Bagi Penulis
Pada penelitian ini, penulis diharapkan mampu menerapkan teori
yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya manajemen keuangan
dan teori portofolio. Selain itu penulis memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai pasar modal serta lingkungan sekitar yang
mempengaruhinya, khususnya kondisi politik.
3.
Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi
kepustakaan bagi mahasiswa, khususnya bagi mereka yang ingin
melakukan penelitian di bi dang keuangan. Selain itu penelitian ini
dapat menjadi acuan dan inspirasi bagi penulis yang akan melakukan
penelitian dengan topik yang sama atau dengan metode yang sama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pasar Modal
1.
Definisi Pasar Modal
P
asar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang
diperjualbelikan di pasar modal ialah saham, obligasi, waran, right, dan
berbagai produk turunan seperti opsi (Hartono, 2014).
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa
diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan
obligasi, sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas
disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti
dari pasar modal secara fisik.
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara
(
intermediaries
). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal
dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat
menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
memiliki kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong
terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar
modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dapat
memilih alternatif investasi yang memberikan
return
yang paling
optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan
return
relatif besar
adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan
demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara
produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut (Tandelilin, 2001).
Secara formal, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar
untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang
yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities,
maupun perusahaan swasta (Husnan, 2005).
Dari tiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pasar modal
merupakan
pasar
berbagai
instrumen
jangka
panjang
yang
mempertemukan penjual dan pembeli.
2.
Manfaat Pasar Modal
Manfaat melakukan investasi di pasar modal dapat dipandang
dari sisi investor (yang membeli sekuritas) dan dari sisi emiten (yang
menerbitkan sekuritas). Dari sisi emiten, keberadaan pasar modal
diperlukan sebagai suatu alternatif untuk menghimpun dana eksternal
jangka panjang tanpa menggunakan intermediasi keuangan. Di samping
itu, pasar modal memungkinkan perusahaan menghimpun dana dalam
Kebutuhan akan dana ini menjadi makin besar apabila kegiatan
perusahaan-perusahaan mengalami peningkatan. Salah satu indikator
peningkatan kegiatan
bisnis
adalah jumlah kredit yang diberikan oleh
bank-bank kepada perusahaan-perusahaan. Namun, sektor perbankan
hanya dapat memberikan dana dalam bentuk pinjaman (utang). Dalam
teori keuangan dijelaskan bahwa penggunaan utang yang terlalu besar
akan meningkatkan biaya modal perusahaan. Dengan kata lain, untuk
menurunkan biaya modal, perusahaan mungkin suatu saat perlu
menambah modal sendiri. Pasar modal memungkinkan perusahaan
menghimpun dana dalam bentuk modal sendiri.
Bagi investor, keberadaan pasar modal sangat diperlukan
sebagai alternatif untuk melakukan investasi pada
financial asset
.
Dengan keberadaan pasar modal, tersedia berbagai
financial asset
dengan risiko yang berbeda-beda. Investor dapat memilih
financial
asset
sesuai dengan preferensi risikonya. Selama berlaku hubungan
yang positif antara risiko dan tingkat keuntungan, investor bersedia
memilih investasi yang lebih berisiko kalau mereka dapat
mengharapkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Secara
umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah (Hartono, 2014):
a.
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
b.
Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga
Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat
risiko yang dapat diperhitungkan bagi investor.
c.
Menyediakan
leading indicator
bagi perkembangan perekonomian
suatu negara.
d.
Penyebaran
kepemilikan
perusahaan,
keterbukaan,
dan
profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta
mendorong pemanfaatan manajemen profesional sampai lapisan
masyarakat menengah.
B.
Studi Peristiwa
1.
Definisi Studi Peristiwa
Studi peristiwa
merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai
suatu pengumuman dan dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi dari pengumuman tersebut. Tujuan metode studi peristiwa
adalah untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman.
Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar
(
Hartono
, 2010).
Studi peristiwa
(event study)
disebut juga dengan nama analisis
residual
(residual analysis)
atau pengujian indeks kinerja tak normal
(abnormal performance index test)
atau pengujian reaksi pasar
(market
reaction test).
Menurut Bowman (1983) (dikutip dalam
Hartono
, 2010)
studi peristiwa adalah studi yang melibatkan analisis perilaku harga
sekuritas sekitar waktu suatu kejadian atau pengumuman informasi.
2.
Reaksi Pasar
menimbulkan reaksi positif oleh pasar. Dan sebaliknya peristiwa kabar
buruk diharapkan akan menimbulkan reaksi negatif oleh pasar
(
Hartono
, 2010).
3.
Tipe-tipe Studi Peristiwa
Penelitian-penelitian studi peristiwa dapat digolongkan ke dalam
empat kategori, yaitu sebagai berikut (
Hartono
, 2010).
a.
Kandungan informasi
(information content)
.
b.
Efisiensi pasar (
market efficiency
).
c.
Evaluasi model (
model evaluation
).
d.
Penjelasan metrik (
metric explanation
).
Studi peristiwa kategori pertama digunakan untuk menguji
kandungan informasi (
information content
) dari suatu peristiwa. Jika
suatu peristiwa atau informasi mengandung informasi, maka akan
direspon oleh pasar yang ditunjukkan oleh adanya
return
tak normal.
Return
tak normal adalah
return
di luar
return
normal.
Return
normal
adalah
return
seharusnya jika tidak terjadi peristiwa. Dengan
demikian,
return
tak normal adalah
return
akibat dari peristiwanya.
Pasar disebut efisien secara informasi jika suatu peristiwa atau
informasi direaksi dengan penuh dan cepat oleh pasar.
Kategori ketiga adalah penelitian yang mengevaluasi
model-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model-model
mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu. Yang termasuk
dalam kategori ini misalnya adalah penelitian yang diakukan oleh
Brown dan Warner (1980) yang menggunakan data bulanan, Ball dan
Warner (1981), dan Corrado (1989) yang menggunakan data harian
(dikutip dalam
Hartono
, 2010).
Kategori keempat dari penelitian ini adalah mencoba untuk
menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Penelitian ini
menggunakan
return
tak normal sebagai variabel dependen dan
variabel-variabel penyebab, misalnya karakteristik perusahaan sebagai
variabel-variabel dependen untuk menjelaskan terjadinya
return
tak
normal tersebut. Salah satu aplikasi dari penelitian kategori ini adalah
penelitian ERC (
earnings response coefficient
). Penelitian ERC
menggunakan
return
tak normal (atau kumulatif
return
tak normal)
sebagai dependen variabel dan laba tidak ekspektasian (
unexpected
earnings
) sebagai independen variabel. Koefisien hasil regresi ini yang
disebut dengan ERC.
4.
Struktur Studi Peristiwa
(
window period)
yaitu periode terjadinya peristiwa dan pengaruhnya,
dan periode estimasi (
estimation period
) untuk mengestimasi
return
ekpektasian (Hartono, 2010).
a.
Periode Jendela
Periode jendela (
window period
) atau jendela peristiwa
(
event window
) atau periode peristiwa (
event period
) merupakan
periode terjadinya peristiwa dan pengaruh terhadap peristiwa
tersebut. Diharapkan dari periode peristiwa ini dapat menangkap
reaksi dari peristiwa tersebut di dalam rentang waktu yang telah
ditentukan. Disebut dengan jendela (
window)
karena seperti halnya
jendela rumah, suatu peristiwa yang sedang terjadi dan efek dari
peristiwa dapat diamati lewat jendela yang ada. Periode jendela
harus sependek mungkin (Hartono, 2010).
[image:33.595.84.515.175.699.2]Periode Jendela
Gambar 2.1
Periode jendela atau periode peristiwa
Beberapa
penelitian
menunjukkan
tergantung
dari
peristiwanya, periode peristiwa yang pendek lebih mampu
menangkap efek signifikan dari peristiwanya (Ryngaert dan Netter,
1990) (dikutip dalam Hartono, 2010). Penelitian Dann, Mayers dan
Raab (1997) (dikutip dalam Hartono, 2010) misalnya menemukan
bahwa pasar bereaksi dalam waktu 15 menit dari peristiwa
pengumuman informasi spesifik perusahaan. Penelitian Mitchell
dan Netter (1989) (dikutip dalam Hartono, 2010) menunjukkan
bahwa pasar bereaksi dalam waktu 90 menit dari berita pengusulan
aturan pajak federal yang baru. Peristiwa-peristiwa ini
menunjukkan periode jendela yang pendek.
Periode jendela yang panjang juga dapat bermasalah jika
model
return
ekspetasiannya adalah model pasar (
market model
).
Dengan model pasar ini, maka
α
dan
β
diasumsikan konstan
selama periode jendela. Asumsi ini akan semakin bermasalah
dengan semakin panjangnya periode jendela. Oleh karena itu jika
memang periode harus panjang, maka metode dengan
α dan β
yang
konstan perlu dipertimbangkan.
[image:35.595.85.515.247.664.2]Berikut ini rangkuman tentang kelebihan dan kekurangan
jendela pendek dan panjang
Tabel 2.1
Kelebihan dan Kekurangan Jendela Pendek dan Panjang
Jendela Pendek
Jendela Panjang
Kelebihan
Jika peristiwanya masih
di dalam jendelanya,
mampu menangkap efek
peristiwanya lebih
signifikan
Dapat menangkap secara
utuh peristiwa dan efeknya
Kekurangan Dapat tidak menangkap
peristiwa atau efeknya
secara utuh jika
peristiwa atau efeknya
terjadi di luar
jendelanya
-
Peristiwa-peristiwa
pengganggu dapat terjadi
di jendela
-
Untuk model pasar yang
memberikan α dan β
yang konstan, jendela
panjang akan
memberikan hasil yang
bias karena seharu
snya α
dan β tidak konstan
sepanjang jendelanya
Panjang dari jendela ini juga bervariasi. Panjang dari
jendela yang umum digunakan berkisar 3 hari sampai dengan 250
hari untuk data harian dan 3 bulan sampai dengan 121 bulan untuk
data bulanan. McWilliams dan Siegel (1997) (dikutip dalam
Hartono, 2010) mengumpulkan beberapa penelitian studi peristiwa
di bidang manjemen dan menemukan panjang jendela yang
bervariasi dengan panjang jendela terpendek adalah 3 hari, yaitu 1
hari sebelum peristiwanya, hari peristiwanya, dan sehari setelah
peristiwanya yang biasanya ditulis sebagai (-1, +1).
Di Gambar 2.1 panjang periode jendela adalah dari waku t
1sampai waktu t
2.Sebagai contoh adalah jika digunakan data harian
dengan panjang periode jendela selama 7 hari (3 hari sebelum hari
peristiwa, 1 hari peristiwa dan 3 hari setelah hari peristiwa) dapat
digambarkan sebagai berikut ini
[image:36.595.85.515.219.692.2]Periode jendela
Gambar 2.2
Periode Jendela dengan Panjang 7 Hari
Di Gambar 2.2 terlihat bahwa hari 0 merupakan hari
terjadinya pengumuman peristiwa. Tujuh 7 hari panjang periode
jendela diambil relatif dari tanggal terjadinya peristiwa yaitu mulai
dari tiga hari sebelum tanggal peristiwa (hari -3) sampai tiga hari
setelah tanggal peristiwa (hari +3). Tujuh hari peristiwa ini dapat
juga dikatakan tiga hari sekitar tanggal peristiwa (yaitu tiga hari
sebelum, hari peristiwanya dan tiga hari sesudahnya). Umumnya
periode jendela juga melibatkan hari sebelumnya tanggal peristiwa
untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi, yaitu
apakah sudah mendengar informasinya sebelum informasi itu
diumumkan. Delattre (2007) (dikutip dalam Hartono, 2010)
mengusulkan untuk melibatkan hari sebelum tanggal peristiwa jika
pengumuman peristiwa diperoleh dari surat kabar, karena
umumnya informasinya sudah diketahui publik di hari-hari
sebelumnya.
Periode jendela sebagai periode pengamatan merupakan
periode di mana nilai-nilai
return
tak normal akan dihitung. Untuk
contoh ini,
return
tak normal akan dihitung pada hari -3, -2 dan -1
(untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran informasi), hari 0
(reaksi pasar pada tanggal pengumuman) dan hari +1, +2, +3
(untuk mengetahui kecepatan reaksi pasar).
b.
Periode Estimasi
dalam periode jendela bahkan setelah periode jendela. Periode
estimasi (
estimastion periode
) dan periode peristiwa (
event period
)
dapat dilihat di Gambar 2.3 berikut ini.
[image:38.595.85.512.194.638.2]Periode Estimasi Periode Peristiwa
Gambar 2.3
Periode Estimasi dan Periode Peristiwa
Di Gambar 2.3, t
3sampai dengan t
4merupakan panjang
periode estimasi, t
1sampai dengan t
2merupakan panjang periode
jendela dan t
0merupakan saat terjadi peristiwa. Dalam contoh ini,
periode estimasi dibuat sebelum periode peristiwanya. Sebagai
contoh adalah jika digunakan data harian dengan panjang periode
jendela selama 7 hari (3 hari sebelum hari peristiwa dan 3 hari
setelah hari peristiwa) dan panjang periode estimasi selama 200
hari, maka dapat digambarkan seperti tampak di Gambar 2.4
berikut ini.
Periode Estimasi Periode Jendela
Gambar 2.4.
Contoh Panjang Periode Estimasi dan Panjang Periode Jendela
untuk Data Harian
Panjang periode esimasi selama 200 hari ditunjukkan di
Gambar 2.4 mulai dari -4 sampai -203. Tidak ada patokan untuk
lamanya panjang periode estimasi ini. Panjang periode estimasi
yang umum digunakan adalah berkisar dari 100 hari sampai 250
hari atau selama setahun untuk hari-hari perdagangan dikurangi
dengan lamanya periode jendela untuk harian dan berkisar dari 24
sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan (Hartono, 2010).
c.
Proses Studi Peristiwa
Proses studi peristiwa menunjukkan tahapan-tahapan atau
langkah-langkah untuk melakukan suatu studi peristiwa. Secara
umum, studi peristiwa mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut
ini (Hartono, 2010).
Menentukan peristiwa yang akan diteliti yang akan dilihat
reaksi pasarnya.
Peristiwa-peristiwa ini misalnya adalah pengumuman
laba, pengumuman dividen, peledakan bom dan lain
sebagainya.
Mengidentifikasi peristiwa dan tanggal terjadinya peristiwa.
Setelah peristiwa yang akan diteliti telah ditentukan,
maka tahap berikutnya adalah mengidentifikasikan kapan
peristiwa tersebut terjadi. Tanggal terjadinya peristiwa bisa
dilihat dalam periode harian, mingguan atau bulanan. Tanggal
terjadinya peristiwa dapat sama untuk semua perusahaan
ataupun berbeda-beda untuk perusahaan yang berbeda.
Menentukan panjang dari jendela.
Panjang dari jendela tergantung dari peristiwanya. Jika
pasar diperkirakan akan bereaksi cukup lama terhadap
peristiwanya, maka panjang jendela peristiwa perlu dibuat
lebar. Jendela peristiwa harus cukup panjang untuk dapat
menangkap reaksi dari peristiwanya tetapi tidak boleh terlalu
lebar supaya tidak terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa
pengganggu.
Mengeluarkan peristiwa-peristiwa pengganggu.
Menentukan model
return
normal
Return
tak normal yang merupakan reaksi dari pasar
adalah selisih dari
return
sesungguhnya dikurangi dengan
selisih
return
normal.
Return
normal merupakan
return
jika
peristiwa yang diteliti tidak terjadi. Beberapa model dapat
digunakan untuk menghitung
return
normal. Karena
return
normal harus diekspektasi, maka
return
normal disebut juga
dengan nama
return
ekspektasian (
expected return
). Penulis
harus memilih model mana yang paling tepat untuk
mengekspektasi
return
normal.
Menentukan panjang periode estimasi
Beberapa model
return
normal atau
return
ekspektasian
melibatkan periode estimasi. Model-model ini misalnya adalah
model rerata sesuaian (
mean-adjusted model
) dan model pasar
(
market model
). Jika model-model ini digunakan, maka
panjang dari periode estimasi perlu ditentukan.
Menghitung
return
tak normal, rerata
return
tak normal dan
rerata kumulatif
return
tak normal.
waktu untuk seluruh sekuritas kemudian dapat direrata menjadi
rerata
return
tak normal. Rerata
return
tak normal ini
merupakan reaksi dari pasar untuk tiap waktunya. Kadang kala
rerata
return
tak normal ini diakumulasikan selama periode
peristiwanya. Akumulasi ini disebut dengan rerata akumulasi
return
tak normal.
Uji signifikansinya secara statistika.
Baik rerata
return
tak normal untuk setiap waktu atau
rerata kumulatif
return
tak normal selama periode peristiwa
perlu diuji signifikansinya secara statistik. Pengujian dapat
dilakukan secara pengujian parametrik atau nonparametrik.
d.
Return
Sesungguhnya
Return
realisasian (
realized return
) merupakan
return
yang
telah terjadi.
Return
realisasian dihitung menggunakan data
historis.
Return
realisasian penting karena digunakan dasar
penentuan
return
ekspektasian (
expected return
) dan risiko di
masa datang. Dalam konteks studi peristiwa,
return
realisasian
merupakan
return
sesungguhnya yang terjadi.
e.
Return
Normal
Menurut Hartono (2010), studi peristiwa menganalisis
return
tak normal (
abnormal return
) dari sekuritas yang mungkin
terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa.
Return
tak
normal (
abnormal return
) atau
return
kelebihan (
excess return
)
merupakan kelebihan dari
return
yang sesungguhnya terjadi
terhadap
return
normal.
Return
normal (
normal return
) merupakan
return
ekspektasian (
return
yang diharapkan oleh investor).
Dengan demikian
return
tak normal (
abnormal return
) adalah
selisih antara
return
sesungguhnya yang terjadi dengan
return
ekspektasian.
Untuk menghitung besarnya
return
normal diperlukan
suatu model untuk mengestimasinya.
Return
normal (
normal
return
) adalah
return
yang seharusnya diperoleh jika tidak terjadi
peristiwa. Karena kenyataannya terjadi bukan
return
normal lagi,
tetapi
return
total sesungguhnya. Karena
return
normal tidak
terjadi, maka
return
normal ini perlu diestimasi atau diekspektasi.
Return
normal diestimasi dengan asumsi seandainya peristiwa
tersebut tidak terjadi. Oleh karena itu
return
normal disebut juga
dengan nama
return
ekspektasian (
expected return
) atau estimasian
(
estimated return
).
Model-model yang umum digunakan di penelitian-penelitian untuk
menghitung
return
normal (
normal return
) atau
return
ekspektasian (
expected return
) dapat dikelompokkan kedalam tiga
kategori, yaitu model tanpa sesuaian risiko, model sesuai risiko,
dan model portofolio kontrol (
control portfolio model
).
5.
Macam-macam Peristiwa
Suatu peristiwa (
event
) didefinisikan sebagai informasi publik
di pasar yang di pasar yang mempengaruhi nilai satu atau lebih
perusahaan pada saat yang sama. Suatu peristiwa dapat dikelompokkan
ke dalam beberapa kategori menurut tipe, sumber, dampak dan waktu
peristiwanya. Menurut tipenya, suatu peristiwa dapat berupa suatu
pengumuman (
announcement
) atau kejadian (
activity
). Menurut
dampaknya, suatu peristiwa dapat berupa peristiwa spesifik yang
dampaknya pada seluruh perusahaan di pasar modal. Menurut
waktunya, suatu peristiwa dapat berupa peristiwa periodik atau
sporadik (Hartono, 2010).
6.
Tipe Peristiwa
Contoh peristiwa pengumuman-pengumuman adalah sebagai berikut
(Hartono, 2010):
Pengumuman yang berhubungan dengan laba, seperti misalnya
pengumuman laporan tahunan, pengumuman laporan interim,
pengumuman laporan perubahan metoda-metoda akuntansi,
pengumuman laporan auditor yang disampaikan oleh pihak
perusahaan.
Pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan, seperti misalnya
pengumuman peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal,
pengumuman estimasi laba sebelum akhir tahun fiskal,
pengumuman peramalan penjualan lainnya.
Pengumuman dividen, pengumuman dividen kas, pengumuman
dividen saham yang disampaikan oleh pihak perusahaan yang
membayar dividen.
Pengumuman pendanaan, seperti misalnya pengumuman yang
berhubungan dengan ekuitas, pengumuman yang berhubungan
dengan utang, pengumuman sekuritas hibrid, pengumuman sewa
guna, pengumuman persetujuan
standby credit
, pengumuman
pelemparan saham kedua, pengumuman pemecahan saham,
pengumuman pembelian saham kembali, pengumuman
joint
venture
dan lainnya disampaikan oleh pihak perusahaan.
Pengumuman investasi, seperti misalnya pengumuman eksplorasi,
pengumuman penutupan pabrik, pengumuman pengembangan
R&D, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak perusahaan.
Pengumuman ketenaga kerjaan, seperti misalnya pengumuman
negoisasi-negoisasi, pengumuman kontrak baru, pengumuman
pemogokkan, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak
perusahaan.
Pengumuman pemasaran-produksi-penjualan, seperti misalnya
pengumuman
pengiklanan,
pengumuman
rincian
kontrak,
pengumuman produk baru, pengumuman perubahan harga,
pengumuman penarikan produk, pengumuman laporan-laporan
produksi,
pengumuman
keamanan
produk,
pengumuman
penjualan, pengumuman rincian jaminan, dan lainnya yang
disampaikan oleh perusahaan.
Pengumuman manajemen-direksi, seperti misalnya pengumuman
susunan
direksi,
pengumuman
manajemen,
pengumuman
pergantian manajemen, pengumuman rincian struktur organisasi,
dan lainnya disampaikan oleh pihak perusahaan.
Pengumuman merjer ambil alih penjualan, seperti misalnya
pengumuman merjer, pengumuman investasi ekuitas, pengumuman
mengambil alih, pengumuman diambil alih, dan lainnya yang
disampaikan oleh pihak perusahaan.
Pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah, seperti
investigasi-investigasi terhadap kegiatan perusahaan, penguman
keputusan-keputusan regulator, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak
pemerintah atau peregulasi.
Pengumuman yang berhubungan dengan hukum, seperti misalnya
pengumuman tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap
manajernya, pengumuman tuntutan oleh perusahaan atau oleh
manajernya, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak perusahaan.
Pengumuman industri sekuritas, seperti misalnya pengumuman
pertemuan
tahunan,
pengumuman
perubahan-perubahan
kepemilikan saham, pengumuman “
heard on the street
”,
pengumuman
“insider” trading
, pengumuman harga dan volume
perdagangan,
pengumuman
pembatasan
perdagangan
atau
suspensi, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak pasar modal.
Peristiwa kejadian merupakan suatu kegiatan atau kejadian
yang
terjadi
yang
mengandung
informasi
yang
dapat
mempengaruhi nilai dari perusahaan. Kegiatan atau peristiwa ini
misalnya adalah pemogokan karyawan, gempa bumi, bom meletus,
pemilihan presiden, dan lain sebagainya.
7.
Sumber Peristiwa
Pengumuman yang berhubungan dengan laba.
Pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan.
Pengumuman dividen.
Pengumuman pendanaan
Pengumuman investasi
Pengumuman ketenaga-kerjaan
Pengumuman pemasaran-produksi-penjualan
Pengumuman manajemen-direksi
Pengumuman merjer-ambil alih- divestasi
Kejadian-kejadian di dalam perusahaan-perusahaan, seperti
pemogokkan karyawan, kebakaran di lokasi perusahaan, pergantian
direksi dan lainnya.
Peristiwa-peristiwa dari luar perusahaan, seperti misalnya
sebagai berikut ini (Hartono, 2010):
Pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah.
Pengumuan yang berhubungan dengan hukum
Pengumuman industri sekuritas
Kejadian-kejadian gempa bumi, bom meletus, pemilihan presiden
dan lain sebagainya.
8.
Dampak Peristiwa
Dari dampaknya peristiwa-peristiwa dapat dikelompokkan
mempunyai (Hartono, 2010):
b)
Dampak seluruh perusahaan di suatu industri
c)
Dampak umum pada seluruh perusahaan di pasar modal.
Peristiwa-peristiwa yang hanya mempunyai dampak spesifik
pada perusahaan-perusahaan tertentu saja misalnya adalah (Hartono,
2010):
Pengumuman yang berhubungan dengan laba
Pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan
Pengumuman dividen
Pengumuman pendanaan
Pengumuman investasi
Pengumuman ketenaga-kerjaan
Pengumuman pemasaran-produksi-penjualan
Pengumuman manajemen-direksi
Pengumuman merjer-ambil alih- divestasi
Pengumuman yang berhubungan dengan hukum
Kejadian-kejadian di dalam perusahaan-perusahaan, seperti
pemogokkan karyawan, kebakaran di lokasi perusahaan, pergantian
direksi dan lainnya.
Peristiwa-peristiwa yang mempunyai dampak pada seluruh
perusahaan di suatu industri misalnya adalah (Hartono, 2010):
Pengumuman pemerintah yang dampaknya pada suatu industri,
peraturan-peraturan penggunaan metode akuntansi tertentu di industri oli
dan minyak, peraturan baru di industri
real estate
dan lainnya.
Peristiwa alam seperti gempa bumi dan banjir yang dampaknya
pada perusahaan-perusahaan di industri tertentu.
Peristiwa-peristiwa yang mempunyai dampak umum seluruh
perusahaan di pasar modal, misalnya adalah (Hartono, 2010):
Pengumuman keputusan-keputusan regulator dan industri
sekuritas untuk semua perusahaan di pasar modal.
Kejadian-kejadian politik dan alam yang dampaknya terhadap
semua perusahaan di pasar modal dan seperti misalnya bom
meletus, pemilihan presiden dan lain sebagainya.
9.
Waktu Peristiwa
Dari
waktu
kejadiannya,
peristiwa-peristiwa
dapat
dikelompokkan menjadi peristiwa periodik atau sporadik.
Peristiwa-peristiwa periodik terjadi secara periodic dengan waktu yang tertentu,
misalnya terjadi tiap kuartal atau tiap tahun. Peristiwa-peristiwa
periodik misalnya adalah pengumuman yang berhubungan dengan
laba.
Peristiwa-peristiwa sporadik merupakan peristiwa yang terjadi
dengan periode waktu yang tidak jelas. Peristiwa-peristiwa sporadik
misalnya (Hartono, 2010):
Pengumuman dividen
Pengumuman yang berhubungan dengan hukum
Kejadian-kejadian di dalam perusahaan-perusahaan, seperti
pemogokkan karyawan, kebakaran di lokasi perusahaan, pergantian
direksi dan lainnya
Peristiwa alam seperti gempa bumi dan bajir yang terjadinya tidak
dapat diperkirakan
Kejadian-kejadian politik seperti bom meletus
10.
Mengidentifikasi Peristiwa
Studi peristiwa mempelajari reaksi pasar sekitar terjadinya
peristiwa (
event
). Banyak sekali peristiwa yang terjadi yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Dari banyak peristiwa yang terjadi
perlu dipilih salah satu atau beberapa peristiwa yang akan diteliti
pengaruhnya terhadap nilai-nilai perusahaan. peristiwa yang dipilih
harus sesuai dengan topik dan isu penelitian (Hartono, 2010).
perkembangan penelitian seperti itu yang menunjukkan ekspansi
pengetahuan yang terakumulasi dan juga peningkatan kefokusan dari
suatu topik.
11.
Tanggal Peristiwa
Umumnya suatu studi peristiwa hanya melibatkan sebuah
peristiwa tunggal (
single event
) saja. Peristiwa tunggal dapat berupa
peristiwa tunggal pada waktu yang sama atau peristiwa tunggal pada
waktu yang berbeda. Peristiwa tunggal dengan waktu yang sama
merupakan sebuah peristiwa yang terjadi pada satu titik waktu tertentu
yang mempunyai pengaruh pada banyak perusahaan. Sedangkan,
peristiwa tunggal pada waktu yang berbeda yaitu peristiwa atau
pengumuman sejenis yang dilakukan oleh perusahaan berbeda pada
waktu yang berbeda juga (Hartono, 2010).
Studi peristiwa melibatkan sampel yang berisi dengan banyak
perusahaan. Untuk tipe peristiwa tunggal dengan waktu yang berbeda
maka perusahaan-perusahaan di sampel akan mempunyai waktu
peristiwa yang berbeda. Waktu yang berbeda-beda ini dijadikan waktu
yang sama secara relatif, yaitu dijadikan waktu yang disebut dengan
waktu ke nol.
12.
Ketepatan Tanggal Peristiwa
peristiwa tersebut tidak tertangkap, karena pasar bereaksi bukan pada
waktu tersebut tetapi pada waktu lain yang tidak tertangkap.
Konsepnya adalah menentukan tanggal peristiwa yang akan direaksi
oleh pasar. Pasar akan bereaksi pada peristwa atau pengumuman
pertama kali diterima oleh pasar bukan peristiwa atau pengumuman
resmi berikutnya yang disampaikan oleh pihak terkait. Misalnya
adalah peristiwa pengumuman dividen oleh emiten. Pengumuman
dividen oleh emiten mempunyai tidak hanya satu tanggal atau waktu
peristiwa, tetapi beberapa tanggal peristiwa seperti misalnya tanggal
pengumuman ke publik, tanggal
cum date,
dan tanggal dibayarnya
dividen karena pada tanggal ini pasar sudah mempunyai informasi
terlebih dahulu mengenai kebijakan dividen tersebut. Pasar
pertamakali menerima informasi pada saat pengumuman kebijakan
dividen tersebut diumumumkan ke pasar, sehingga tanggal
pengumuman ini diyakini sebagai tanggal pertama kali pasar
mendapatkan informasi kebijakan dividen (Hartono, 2010).
tidak terjadinya reaksi pada tanggal peristiwa yang salah atau terjadi
reaksi yang tidak seharusnya. Sering kali studi peristiwa tidak
menemukan reaksi yang signifikan di tanggal peristiwa karena
pengambilan tanggal peristiwa yang salah. Tidak terjadinya reaksi ini
dapat terjadi karena kemungkinan pasar sudah bereaksi sebelum pada
tanggal peristiwa yang sebenarnya. Kemungkinan kesalahan reaksi
yang kedua adalah pasar bereaksi yang tidak seharusnya bereaksi
(Hartono, 2010).
13.
Kabar Baik dan Kabar Buruk
Hartono (2010) berpendapat bahwa isu lain dari suatu peristiwa
adalah arah pengaruh dari peristiwanya. Arah pengaruh dari peristiwa
dapat berupa arah positif, tidak berarah, dan atau berarah negatif. Arah
pengaruh posistif diperoleh jika dianggap peristiwanya merupakan
suatu kabar baik (
good news
) bagi pasar sehingga pasar diharapkan
juga akan bereaksi positif. Peristiwa tidak mempunyai arah pengaruh
jika dianggap peristiwa tersebut tidak mengandung informasi atau
tidak mengandung nilai ekonomis, sehingga diharapkan pasar tidak
akan bereaksi terhadap peristiwa ini. Arah pengaruh negatif
merupakan arah dari peristiwa kabar buruk (
bad news
) yang
diharapkan pasar juga akan merespon negatif terhadap kabar buruk
tersebut.
perusahaan-perusahaan yang mengumumkan peningkatan pembayaran
dividen diharapkan sebagai suatu kabar baik (
good news
) bagi pasar.
Karena sebagai kabar baik, maka diharapkan pasar juga akan bereaksi
positif terhadap peristiwa pengumuman ini.
Kabar baik (
good news
) atau kabar bururk (
bad news
) dari
suatu kejadian harus didasarkan pada teori atau logika yang kuat. Teori
mana yang digunakan tergantung dari mana yang paling tepat di
fenomenanya. Beberapa peristiwa mempunyai arah negatif (
bad news
).
Peristiwa-peristiwa ini biasanya adalah peristiwa yang merugikan atau
menurunkan nilai dari perusahaan. Tidak selalu arah dari suatu
peristiwa ekonomi atau peristiwa politik adalah sama untuk semua
perusahaan. sering juga peristiwa ekonomi dan politik mempunyai dua
arah berbeda sekaligus untuk perusahaan yang berbeda.
C.
Signaling Theory
Menurut Hartono (2014)
,
informasi yang dipublikasikan sebagai
suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Pada waktu informasi diumumkan dan
pelaku pasar menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu
menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal
baik
(good news)
atau sinyal buruk
(bad news)
. Pengumuman yang
memberikan sinyal positif akan mendorong investor untuk aktif
melakukan perdagangan saham di bursa efek. Pengumuman pencalonan
presiden Joko Widodo memberikan sinyal positif kepada investor karena
Joko Widodo dianggap memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik,
khususnya saat menjadi walikota di Solo.
Joko Widodo akan memberikan kebijakan-kebijakan yang
memajukan perusahaan, salah satunya memudahkan perijinan dengan cara
semuanya diintegrasikan dalam satu kantor. Diharapkan dengan
pengintegrasian ini, maka waktu pengurusan dapat di pangkas. Seperti
yang dilakukan Joko Widodo di Solo pernah memangkas waktu perijinan
yang sebelumnya enam bulan atau delapan bulan menjadi dua puluh enam
hari.
D.
Penelitian Sebelumnya
Penelitian tentang pengaruh pengumuman politik terhadap respon
pasar modal telah dilakukan oleh Rahayu (2007) dengan judul
“Reaksi
Pasar Modal terhadap Pengumuman Perombakan
(Reshuffle)
Terbatas
Kabinet Indonesia Bersatu II
”
memberikan temuan bahwa pasar modal
bereaksi positif dan signifikan terhadap pengumuman
reshuffle
Kabinet
Indonesia
Bersatu II. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya rata-rata
return
tak normal yang positif dan signifikan di sekitar tanggal
pengumuman. Reaksi pasar modal yang positif ini sesuai dengan
signaling
theory.
Namun,
hasil pengujian
average abnoral return
saham harian
menunjukan bahwa peristiwa tersebut tidak signifikan pada tanggal
peristiwa pengumuman Perombakan
(Reshuffle)
Terbatas Kabinet
Indonesia Bersatu II.
Penelitian lainn
ya tentang “Pengaruh Pengumuman Pencalonan
Presiden Joko Widodo 2014 Di Bursa Efek Indonesia
“
di lakukan oleh
Nailiu(2014). Hasil dari penelitian ini adalah pengumuman pencalonan
Joko Widodo tidak berpengaruh terhadap pasar modal Indonesia. Hasil
perhitungan
return
tak normal pada tanggal peristiwa pengumuman
pencalonan presiden Joko Widodo menunjukkan tidak signifikan.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian Wardhani (2012) yang
meneliti
“
Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Pemilihan
Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012”.
Hasil dari penelitian ini adalah
Jakarta Putaran II 2012 sebagai kabar baik, ditunjukkan dengan
munculnya rata-rata
return
tak normal yang bernilai positif dan signifikan
di sekitar tanggal terjadinya peristiwa.. Dalam peristiwa ini investor
mengharapkan Joko Widodo dan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta
sehingga pasar modal bereaksi positif terhadap peristiwa tersebut.
Selanjutnya bukti empiris Nunuhitu (1999) (dikutip dalam Rahayu,
2007) menunjukkan bahwa pasar modal bereaksi positif terhadap peristiwa
politik yang diharapkan, yaitu pengumuman Rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) pada tanggal 6 Januari 1998. Hal ini
dibuktikan dengan munculnya
return
tak normal positif yang signifikan
pada hari ke 6, 7, dan 8 sesudah pengumuman. Dengan demikian menurut
signaling theory
pasar akan cenderung menginterpretasikan peristiwa
pencalonan presiden Joko Widodo sebagai sinyal kinerja Joko Widodo
saat ini maupun prospeknya di masa 5 tahun mendatang. Sinyal ini pada
akhirnya akan mempengaruhi aktivitas di pasar modal (dicerminkan oleh
pergerakan harga saham) sehingga pada akhirnya pasar modal akan
bereaksi positif terhadap pengumuman yang diharapkan tersebut.
Penelitian Nunuhitu (1999) mendukung
signaling theory
ini.
E.
Hipotesis
baik serta mampu membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Hal ini
ditanggapi positif oleh sejumlah pelaku pasar modal karena Joko Widodo
dianggap mampu untuk mewujudkannya dan memberikan harapan baru
bagi perekonomian Indonesia. Dengan demikian tanggapan sejumlah
kalangan ini diduga menunjukkan reaksi pasar modal yang positif terhadap
pengumuman tersebut, yang dicerminkan oleh
return
tak normal yang
signifikan di sekitar tanggal pengumuman. Berdasarkan uraian tersebut
maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H
O: Pasar modal tidak bereaksi positif terhadap pengumuman
pencalonan presiden Joko Widodo
H
A: Pasar modal bereaksi positif terhadap pengumuman
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi peristiwa
(event study)
. Menurut Hartono (2010) studi peristiwa merupakan studi
yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (
event
) yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Reaksi pasar
ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang
bersangkutan, dan dapat diukur dengan menggunakan
return
tak normal
dari sekuritas perusahaan yang bersangkutan.
Event study
ini dapat
digunakan untuk menguji kandungan informasi dari sebuah pengumuman
(Hartono, 2010).
Event study
diartikan sebagai mempelajari pengaruh
suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu
terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi (Tandelilin,
2009).
Studi peristiwa mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang
mempengaruhi sekuritas dan
return
sekuritas tersebut. Beberapa peristiwa,
seperti perubahan regulasi atau kejutan ekonomi, mempengaruhi banyak
sekuritas secara kontemporer. Peristiwa lain, seperti perubahan kebijakan
dividen atau
stock split,
merupakan hal spesifik untuk masing-masing
sekuritas (Kritzman, 1994). Lebih lanjut Kritzman (1994) mengatakan
bahwa
event study
sering digunakan untuk menguji hipotesis pasar yang
efisien. Contoh,
abnormal return
yang muncul setelah suatu peristiwa
terjadi atau
abnormal returns
yang berasosiasi dengan hipotesis pasar
efisien pada peristiwa kontradiktif yang dapat diantisipasi. Selain dari
pengujian pada efisiensi pasar,
event study
merupakan hal yang berharga
dalam pengukuran besarnya dampak suatu peristiwa.
B.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada 517 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan 2013
–
2014.
Dari populasi yang sudah ditentukan maka pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode
purposive sampling
.
Menurut Sugiyono (2008)
purposive sampling
merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga data yang
diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian yang
kompeten di bidangnya.
Widodo. IHSG sendiri adalah indeks keseluruhan perusahaan yang ada di
dalam pasar modal di Indonesia. Indeks selain IHSG yang selanjutnya
terkenal adalah LQ45.
Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktif
diperdagangkan. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan
saham yang masuk di LQ-45 adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar
dangan kriteria tertentu. Penulis tidak memilih indeks ini karena penulis
menganggap sampel 45 perusahaan sangat sedikit untuk digunakan dalam
penelitian ini, terlebih jika ada ketentuan lainnya. Oleh karena itu penulis
memilih indeks Kompas 100 yang memiliki lebih banyak sampel dengan
aspek yang hampir sama (likuiditas dan kapitalisasi pasar). Penulis
berharap dengan sampel yang lebih banyak, maka akan lebih
menggambarkan reaksi dari peristiwa tersebut.
Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
tergabung didalam indeks Kompas 100 dengan pertimbangan tertentu.
Kriteria untuk pemilihan sampel perusahaan yang masuk dalam indeks
Kompas 100 adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan ini mempunyai likuiditas yang baik
Pertimbangan tertentu pemilihan sampel dari 86 perusahaan yang
tergabung dalam Indeks Kompas 100 dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1.
Sampel yang diambil dalam penelitian adalah perusahaan yang
berturut-turut tercatat dalam daftar saham Indeks Kompas 100 selama
periode pengamatan yaitu periode Agustus 2013 s.d. Januari 2013
dan periode Februari 2014 s.d. Juli 2014. Dari 100 perusahaan yang
terdaftar dalam periode pengamatan tersebut yang tidak tercatat secara
berturut-turut selama periode pengamatan ada sejumlah 14
perusahaan. Sehingga perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam
penelitian sebanyak 86 perusahaan.
2.
Pada saat periode jendela, perusahaan tidak melakukan
corporate
action.
Dari 86 perusahaan yang dijadikan sampel tidak ada yang
melakukan
corporate action
, sehingga perusahaan yang menjadi
sampel tetap sejumlah 86 perusahaan.
[image:63.595.83.520.213.734.2]Berikut ini 86 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No.
Kode Saham
Nama Perusahaan
Keterangan
1.
AALI
Astra Agro Lestari Tbk.
Tetap
2.
ACES
Ace Hardware Indonesia Tbk.
Tetap
3.
ADHI
Adhi Karya (Persero) Tbk.
Tetap
4.
ADMG
Polychem Indonesia Tbk.
Tetap
5.
ADRO
Adaro Energy Tbk.
Tetap
6.
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Tetap
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
(Sambungan)
No
Kode Saham
Nama Perusahaan
Keterangan
8.
ANTM
Aneka Tambang (Persero)
Tbk.
Tetap
9.
APLN
Agung Podomoro Land Tbk.
Tetap
10.
ASII
Astra International Tbk.
Tetap
11.
ASRI
Alam Sutera Reality Tbk.
Tetap
12.
BBCA
Bank Central Asia Tbk.
Tetap
13.
BBKP
Bank Bukopin Tbk.
Tetap
14.
BBNI
Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
Tetap
15.
BBRI
Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
Tetap
16.
BBTN
Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk.
Tetap
17.
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk.
Tetap
18.
BEST
Bekasi Fajar Industrial Estate
Tbk.
Tetap
19.
BHIT
MNC Investama Tbk.
Tetap
20.
BIPI
Benakat Integra Tbk.
Tetap
21.
BJBR
Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk.
Tetap
24.
BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Tetap
25.
BMTR
Global Mediacom Tbk.
Tetap
26.
BRAU
Berau Coal Energy Tbk.
Tetap
27.
BRMS
Bumi Resources Minerals Tbk.
Tetap
28.
BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk.
Tetap
29.
BTPN
Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk.
Tetap
30.
BWPT
BW Plantation Tbk.
Tetap
31.
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia
Tbk.
Tetap
32.
CTRA
Ciputra Development Tbk.
Tetap
33.
CTRS
Ciputra Surya Tbk.
Tetap
34.
DILD
Intiland Development Tbk.
Tetap
35.
ENRG
Energi Mega Persada Tbk.
Tetap
36.
ERAA
Erajaya Swasembada Tbk.
Tetap
37.
EXCL
XL Axiata Tbk.
Tetap
38.
GGRM
Gudang Garam Tbk.
Tetap
39.
GIAA
Garuda Indonesia (Persero)
Tbk.
Tetap
40.
GJTL
Gajah Tunggal Tbk.
Tetap
41.
HRUM
Harum Energi Tbk.
Tetap
42.
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
(Sambungan)
No
Kode Saham
Nama Perusahaan
Keterangan
43.
IMAS
Indomobil Sukses
Internasional Tbk.
Tetap
50.
JPFA
Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Tetap
51.
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk.
Tetap
52.
KIJA
Kawasan Industri Jababeka
Tbk.
Tetap
53.
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
Tetap
54.
LCGP
Eureka Prima Jakarta Tbk.
Tetap
55.
LPCK
Lippo Cikarang Tbk.
Tetap
56.
LPKR
Lippo Karawaci Tbk.
Tetap
57.
LSIP
PP London Sumatra Indonesia
Tbk.
Tetap
58.
MAIN
Mal