• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Iklim Kerja Dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan Bagian Banquet di Hotel "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Iklim Kerja Dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan Bagian Banquet di Hotel "X" Bandung."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Hubungan Iklim Kerja dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan bagian Banquet di Hotel “X” Bandung.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara iklim kerja yang dirasakan dan kepuasan kerja pada karyawan di hotel “X” di Bandung dan kaitannya dengan faktor-faktor yang melatarbelakanginya pada karyawan bagian Banquet di Hotel ‘X’ Bandung. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Sampel dari penelitian ini adalah karyawan bagian Banquet dengan masa kerja minimal 1tahun dan berada pada level operation di Hotel ‘X’ Bandung yang berjumlah 15 orang.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara iklim kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan Banquet di Hotel “X” Bandung.

Weiss, Dawiss, England, dan Lofquist mengemukakan secara terperinci mengenai 20 hal yang menunjukkan kepuasan kerja seseorang secara lengkap dalam organisasi atau perusahaan, antara lain social service, creativity, morale values, independence, variety, authority, ability utility, social status, company policies and practices, supervision-human relation, security, compensation, work condition, advancement, supervision technical, co-workers, responsibility, recognition, achievement, activity. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik individu, karakteristik situasi kerja, dan karakteristik pekerjaan.

Kepuasan atau ketidakpuasan kerja akan berpengaruh pada kinerja para karyawan. Jika karyawan merasa puas dengan kondisi iklim kerjanya maka kinerja karyawan dapat meningkatkan produktifitas dari hotel “X”, sebaliknya jika karyawan merasa tidak puas dengan kondisi iklim kerjanya maka kinerja karyawan menurun, antara lain seperti malas-malasan, turn over, absensi tinggi, dimana hal ini juga dapat menurunkan produktifitas hotel “X” (Steers dan Porter, 1979). Menurut Litwin dan Meyer (1968), dimensi iklim kerja itu sendiri terdiri dari Conformity, Responsibility, Standard, Reward, Organizational clarity, dan team spirit.

Kepuasan seorang karyawan antara lain dapat disebabkan oleh adanya suasana kerja yang menyenangkan, imbalan yang sesuai, hubungan yang baik dengan atasan dan rekan kerja, adanya kepercayan yang diberikan pihak atasan, kejelasan tugas dan sebagainya, yang sedikit banyaknya mempengaruhi iklim kerja perusahaan. Penghayatan pekerja terhadap iklim kerja yang dirasakan dapat menghasilakan kesan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap perusahaan. Kesan karyawan terhadap perusahaannya akan mempengaruhi kepuasan kerja mereka.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ………. 1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ………... 10

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ………... 10

1.4 KEGUNAAN ………. 10

1.5 KERANGKA PIKIR ……….. 11

1.6 ASUMSI ……… 22

1.7 HIPOTESIS PENELITIAN ……….. 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 23

2.1 PERSEPSI ………. 23

2.1.1 Pengertian persepsi ……….. 23

2.1.2 Proses pembentukan persepsi ………. 24

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ……… 25

2.1.4 Persepsi terhadap iklim kerja yang dirasakan ……… 26

2.2 IKLIM KERJA ………... 27

2.2.1 Pengertian iklim kerja ……… 28

2.2.2 Macam-macam iklim kerja ……….. 29

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kerja ……… 31

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.2.5 Pengukuran iklim kerja ……… 34

2.2.6 Efek dari iklim kerja ……… 35

2.3 KEPUASAN KERJA ……… 35

2.3.1 Pengertian kepuasan kerja ………... 36

2.3.2 Teori kepuasan kerja ……… 37

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ……… 43

2.3.4 Pengukuran kepuasan kerja ………. 48

2.3.5 Hubungan antara iklim kerja yang dirasakan dan kepuasan kerja ………. 49

2.4 CONVENTION HOTEL ……….. 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

3.1 RANCANGAN PENELITIAN ……… 53

3.2 VARIABEL PENELITIAN ……….. 54

3.2.1 Definisi konseptual ……… 54

3.2.2 Definisi operasional ………. 55

3.3 ALAT UKUR ………... 58

3.3.1 Alat ukur iklim kerja ……… 58

3.3.2 Alat ukur kepuasan kerja ………. 59

3.3.3 Validitas dan reliabilitas alat ukur ………... 61

3.4 KARAKTERISTIK SAMPEL ………... 62

3.5 TEKNIK ANALISIS ……… 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1 GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ………. 65

4.2 PENGUJIAN HIPOTESIS ……… 66

(4)

Universitas Kristen Maranatha

4.4 DATA PENUNJANG DAN KEPUASAN KERJA ………. 68

4.5 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ………... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 KESIMPULAN ………. 78

5.2 SARAN ………. 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

DAFTAR RUJUKAN ... 82

LAMPIRAN

LAMPIRAN A DATA PENUNJANG

LAMPIRAN B ALAT UKUR IKLIM KERJA

LAMPIRAN C ALAT UKUR KEPUASAN KERJA

LAMPIRAN D HOTEL ‘X’

LAMPIRAN E DATA MENTAH

LAMPIRAN F VALIDITAS DAN RELIABILITAS

LAMPIRAN G KORELASI

LAMPIRAN H DATA KEBUTUHAN

(5)

LAMPIRAN A

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kebutuhan diri saudara, masing-masing pernyataan mempunyai tiga kemungkinan jawaban, yaitu :

1. Tidak terpenuhi (TT)

2. Cukup terpenuhi (CT)

3. Terpenuhi (T)

Saudara diminta untuk memberikan satu jawaban terhadap setiap pernyataan, dengan cara memberi tanda ( √ ) pada pernyataan yang sesuai dengan pendapat. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban saudara adalah benar, sehingga hendaklah saudara memberikan pendapat pada setiap pernyataan. Jangan sampai ada nomor yang terlewat.

Terima kasih dan selamat mengerjakan.

No. Pernyataan TT CT T

1. Kebutuhan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain

2. Kebutuhan untuk mencoba metodanya sendiri dalam

melakukan pekerjaan

3. Kebutuhan untuk melakukan sesuatu yang tidak

bertentangan dengan paham yang dianut.

4. Kebutuhan untuk bekerja sendiri dalam melakukan

pekerjaan

5. Kebutuhan untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari waktu ke waktu

6. Kebutuhan untuk memberitahukan orang lain tentang apa yang harus dilakukan.

7. Kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.

(6)

masyarakat.

9. Kebutuhan akan kebijakan perusahaan yang diterapkan dalam kegiatan kerja.

10. Kebutuhan akan cara pemimpin mengatur anak buahnya. 11. Kebutuhan akan adanya jaminan kemantapan jabatan. 12. Kebutuhan akan upah dan jumlah pekerjaan yang

dikerjakan karyawan.

13. Kebutuhan akan kondisi kerja karyawan.

14. Kebutuhan untuk menjadi mahir atau maju pada pekerjaannya.

15. Kebutuhan akan seorang supervisor karyawan dalam membuat keputusan.

16. Kebutuhan akan cara rekan kerja atau karyawan saling berhubungan.

17. Kebutuhan akan kebebasan karyawan untuk menggunakan keputusannya sendiri.

18. Kebutuhan akan pujian yang diterima karyawan akibat melaksanakan tugas dengan baik.

19. Kebutuhan akan perasaan karyawan setelah mencapai prestasi dalam pekerjaan.

(7)

LAMPIRAN B

PETUNJUK PENGISIAN

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan persepsi saudara mengenai iklim kerja, masing-masing pernyataan mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu :

1. Sangat tidak setuju (STS)

2. Tidak setuju (TS)

3. Setuju (S)

4. Sangat setuju (SS)

Saudara diminta untuk memberikan satu jawaban terhadap setiap pernyataan, dengan cara memberi tanda ( √ ) pada pernyataan yang sesuai dengan pendapat atau perasaan saudara. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban saudara adalah benar, sehingga hendaklah saudara memberikan pendapat pada setiap pernyataan. Jangan sampai ada nomor yang terlewat.

Terima kasih dan selamat mengerjakan.

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya mengetahui dengan baik apa yang diharapkan oleh pihak hotel saya

2. Pimpinan tidak begitu terlibat dalam masalah formal dan wewenang, tetapi lebih memusatkan perhatian pada usaha untuk memperoleh karyawan yang mampu bekerja.

3. Dalam hotel ini ditetapkan standar hasil kerja yang sangat tinggi.

4. Saya tidak terlalu banyak bersandar pada

pertimbangan sendiri, hampir semuanya harus berdasarkan persetujuan.

5. Apabila saya membuat kesalahan dalam hotel ini, saya akan ditegur.

6. Orang-orang bangga menjadi karyawan hotel ini. 7. Semua kebijaksanaan dan garis wewenang pada

hotel ini dapat dimengerti dengan jelas.

8. Dalam hotel ini saya tidak menyimpang dari

kebijaksanaan, petunjuk-petunjuk dan prosedur. 9. Rasanya ada tekanan agar saya terus menerus

memperbaiki hasil kerja sendiri dan kelompok. 10. Filosofi hotel mendorong karyawan untuk

(8)

No. Pernyataan STS TS S SS

persoalan.

11. Saya tidak diberi imbalan dan penghargaan yang cukup untuk pekerjaan yang baik.

12. Orang-orang dalam perusahaan ini belum cukup menunjukkan adanya saling percaya

13. Kelihatannya segala sesuatu sangat tidak terorganisir di lingkungan tempat kerja.

14. Hotel ini merupakan gagasan baru dan orisinil sehingga sangat sulit mendapatkan perhatian dan pertimbangan.

15. Di dalam hotel ini, kelihatannya para karyawan tidak begitu bangga akan prestasi yang dicapainya.

16. Atasan saya tidak mengharapkan agar segala sesuatu selalu dimintakan persetujuan apabila saya berpendapat bahwa saya mendapatkan cara yang benar.

17. Hotel mempunyai sistem promosi yang memungkinkan orang yang paling baik menuju puncak karirnya.

18. Para karyawan hotel cenderung untuk bersikap dingin dan jauh satu sama lain.

19. Produktivitas saya sangat terganggu oleh karena kurangnya koordinasi dan perencanaan.

20. Apabila saya ingin terhindar dari kesulitan, saya harus mengikuti aturan pelaksanaan yang sudah ditentukan.

21. Pimpinan menetapkan tujuan yang memberi tantangan bagi karyawannya.

22. Cara yang paling baik untuk maju dalam hotel ini adalah dengan menonjolkan diri.

23. Di hotel ini para karyawan mendapatkan penghargaan sesuai dengan kebaikan hasil kerjanya.

24. Di hotel ini diharuskan adanya persahabatan.

25. Saya merasa bahwa saya adalah seorang anggota suatu kelompok yang mampu menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik.

26. Dalam hotel ini sangat banyak aturan, kebijaksanaan, dan prosedur sehingga menyulitkan penyelesaian pekerjaan.

27. Para karyawan hotel dianjurkan untuk mengambil resiko yang dipertimbangkan matang-matang pada saat yang tepat.

28. Penghargaan dan dorongan yang saya peroleh mengalahkan semua hambatan dan kritik.

29. Di hotel ini ada hubungan yang hangat antara pimpinan dan karyawannya.

(9)

No. Pernyataan STS TS S SS

31. Di hotel ini, prosedur selalu dijaga agar tidak banyak prosedur yang tidak perlu.

32. Banyak sekali kritik di hotel ini.

(10)

LAMPIRAN C

PETUNJUK PENGISIAN

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan perasaan saudara mengenai, masing-masing pernyataan mempunyai lima kemungkinan jawaban, yaitu :

1. Sangat memuaskan (SM)

2. Memuaskan (M)

3. Ragu-ragu (RR)

4. Tidak memuaskan (TM)

5. Sangat tidak memuaskan (STM)

Saudara diminta untuk memberikan satu jawaban terhadap setiap pernyataan, dengan cara memberi tanda ( √ ) pada pernyataan yang sesuai dengan pendapat atau perasaan saudara. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban saudara adalah benar, sehingga hendaklah saudara memberikan pendapat pada setiap pernyataan. Jangan sampai ada nomor yang terlewat.

Terima kasih dan selamat mengerjakan.

No. Pernyataan STM TM RR M SM

1. Kesempatan saya untuk berguna bagi orang lain.

2. Kesempatan saya untuk mencoba beberapa gagasan saya sendiri.

3. Kesempatan saya untuk melakukan pekerjaan tanpa perasaan bersalah.

4. Kesempatan saya untuk bekerja sendiri. 5. Kesempatan saya memperoleh tugas yang

beragam dalam pekerjaan saya.

6. Kesempatan saya dimana karyawan lain meminta petunjuk pada saya.

7. Kesempatan saya untuk melakukan pekerjaan yang paling saya kuasai dengan baik.

8. Kesempatan saya untuk memperoleh kedudukan sosial dalam masyarakat yang diperoleh dari jabatan.

9. Kebijakan dan perlakuan perusahaan terhadap karyawannya.

10. Cara atasan saya dan saya menumbuhkan saling pengertian.

(11)

No. Pernyataan STM TM RR M SM

12. Besarnya upah atau gaji yang saya terima untuk pekerjaan yang dikerjakan.

13. Kondisi kerja di tempat saya bekerja

(pengaturan suhu, udara, cahaya, kebersihan, dll)

14. Kesempatan saya untuk maju dalam pekerjaan ini.

15. Kemampuan teknis yang dimiliki atasan saya. 16. Semangat kerjasama diantara rekan-rekan

sekerja saya.

17. Kesempatan saya untuk merencanakan pekerjan saya.

18. Cara saya diberitahu bila saya bekerja dengan baik.

19. Kesempatan saya untuk melihat hasil kerja yang saya lakukan.

20. Kesempatan saya untuk terus menerus melakukan kegiatan setiap saat.

21. Kesempatan saya untuk berguna bagi orang sesama.

22. Kesempatan saya untuk melaksanakan sendiri cara-cara baru dan orisinil.

23. Kesempatan saya untuk melakukan sesuatu yang tidak berlawanan dengan kaedah kepercayaan saya.

24. kesempatan saya untuk melakukan pekerjaan secara mandiri.

25. Kesempatan saya untuk melakukan hal-hal yang berbeda pada waktu-waktu tertentu. 26. Kesempatan saya untuk memberitahu

pegawai lain bagaimana seharusnya melakukan suatu pekerjaan.

27. Kesempatan saya untuk melakukan pekerjaan yang sesuai sekali dengan kemampuan saya. 28. Kesempatan saya untuk menjadi orang yang

terpandang dalam masyarakat.

29. Kebijaksanaan hotel dan cara penerapannya. 30. Cara atasan saya memperlakukan

karyawannya.

31. Kepastian jaminan masa depan ditempat saya bekerja.

32. Peluang memperoleh uang sebanyak yang diterima rekan sekerja saya.

33. Lingkungan fisik tempat saya bekerja.

34. Kesempatan saya untuk mencapai kemajuan. 35. Kemampuan atasan saya membut keputusan. 36. Kesempatan saya untuk menumbuhkan

persahabatan akrab dengan rekan sekerja saya.

(12)

No. Pernyataan STM TM RR M SM

sendiri tanpa bantuan orang lain.

38. Cara perusahaan memberi penghargaan akan pekerjaan yang saya lakukan.

39. Kesempatan saya untuk merasakan kebanggaan akan pekerjaan yang saya lakukan.

40. Kesempatan saya untuk melaksanakan pekerjaan setiap saat.

41. Kesempatan saya untuk membantu orang lain. 42. Kesempatan saya untuk mencoba sesuatu

yang berbeda dari biasanya.

43. Kesempatan saya untuk melakukan hal-hal yang tidak berlawanan dengan hati nurani saya.

44. Kesempatan saya untuk bekerja sendiri 45. Kerutinan dalam pekerjaan saya. 46. Kesempatan saya untuk melakukan

pengawasan terhadap orang lain. 47. Kesempatan saya untuk menunjukkan

kemampuan saya dengan baik.

48. Kesempatan saya untuk bergaul dengan orang-orang terpandang.

49. Cara pihak hotel menyampaikan kebijaksanaan pada karyawan.

50. Cara atasan saya memberi dukungan kepada karyawannya.

51. Cara pihak hotel memberikan jaminan pekerjaan.

52. Gaji atau upah yang saya terima dibandingkan gaji atau upah yang diterima di tempat kerja lain dalam pekerjaan yang sama.

53. Kenyamanan kondisi kerja.

54. Cara menaikkan pangkat ditempat kerja saya. 55. Cara atasan saya melakukan pembagian kerja. 56. Keramahan rekan-rekan saya.

57. Kesempatan saya untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan orang lain. 58. Pengakuan yang diberikan pihak hotel kepada saya untuk pekerjaan yang telah saya lakukan. 59. Kesempatan saya untuk melakukan sesuatu

yang berguna atau bermanfaat.

60. Kesempatan saya untuk dapat terus menerus menyibukkan diri.

61. Kesempatan saya untuk berbuat sesuatu bagi orang lain.

62. Kesempatan saya untuk mengembangkan cara yang baru dan lebih baik dalam melakukan pekerjaan.

(13)

No. Pernyataan STM TM RR M SM

64. Kesempatan saya untuk bekerja sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

65. Kesempatan saya untuk melakukan sesuatu yang lain setiap hari.

66. Kesempatan saya untuk memberitahukan orang lain mengenai apa yang harus dilakukan.

67. Kesempatan saya untuk melakukan pekerjaan yang menuntut kemampuan terbaik saya. 68. Kesempatan saya untuk menjadi orang yang

terpandang dimata orang lain.

69. Cara hotel menerapkan kebijaksanaannya. 70. Cara atasan saya menangani keluhan dan

keberatan karyawannya.

71. Terjaminnya pekerjaan saya ditempat kerja. 72. Gaji atau upah saya berdasarkan banyaknya

pekerjaan yang saya lakukan.

73. Segi fisik kondisi kerja di tempat kerja saya. 74. Kesempatan saya untuk maju di tempat kerja. 75. Cara atasan saya memberi bantuan dalam

hal-hal yang sulit sekali.

76. Mudahnya rekan-rekan saya menjalani persahabatan.

77. Kebebasan untuk memutuskan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan saya sendiri. 78. Cara pihak hotel yang biasa diungkapkan bila

pekerjaan saya baik.

79. Kesempatan saya untuk melakukan sesuatu yang terbaik setiap saat.

80. Kesempatan saya untuk dapat giat terus sepanjang waktu.

81. Kesempatan saya untuk mendorong orang lain dalam pekerjaan.

82. Kesempatan saya untuk mencoba cara-cara sendiri dalm melakukan pekerjaan.

83. Kesempatan saya untuk melakukan pekerjaan tanpa ada perasaan merugikan orang lain. 84. Kesempatan saya untuk bekerja tanpa bantuan

orang lain.

85. Kesempatan saya untuk melakukan hal-hal yang beragam dalam pekerjaan saya. 86. Kesempatan saya untuk memberitahu orang

lain tentang apa yang harus dikerjakan. 87. Kesempatan saya untuk menunjukkan

kemampuan dan keterampilan saya. 88. Kesempatan saya untuk memperoleh

kedudukan yang terpandang dalam masyarakat.

(14)

No. Pernyataan STM TM RR M SM

90. Hubungan atasan saya dengan karyawannya. 91. Jalan yang ditempuh hotel untuk mencegah

karyawan diberhentikan atau digeser. 92. Gaji atau upah saya dibandingkan gaji atau

upah yang diterima karyawan lain. 93. Kondisi kerja saat ini.

94. Kesempatan saya untuk maju.

95. Cara atasan saya dalam membimbing bawahannya.

96. Kemudahan rekan-rekan saya untuk bergaul satu sama lain.

97. Tanggung jawab dalam pekerjaan saya. 98. Pujian yang saya terima untuk pekerjaan yang

saya lakukan dengan baik.

99. Saya telah berbuat sesuatu yang saya dapatkan di tempat kerja lain.

(15)

LAMPIRAN D

HOTEL ’X’

Hotel “X” terletak di pusat kota Bandung. Dekat dengan pusat

perbisnisan, perbelanjaan dan kebudayaan. Hotel “X” menawarkan 70 kamar hotel

yang dilengkapi dengan AC, radio, televise satelit, in-house movie, dan mini bar.

Pelayanan kamar di hotel “X” dapat dirasakan selama 24 jam. Ada pelayanan

laundry dan dry cleaning. Ruang pertemuan dapat menampung sekitar 200 orang.

Dapat dipergunakan untuk pernikahan, rapat, dan perjamuan. Peralatan untuk

pertemuan sudah dipersiapka dari pihak hotel. Di hotel “X” juga terdapat bar yang

dinamakan Pelangi Bar. Pelangi Bar merupakan tempat yang nyaman untuk

bertemu dengan teman sambil menikmati minuman dan Live music.

Di hotel “X” juga terdapat coffee shop, yang dinamakan dengan

Pandanwangi Coffee shop. Pandanwangi coffee shop menawarkan pelayanan yang

baik serta disana akan diperoleh makanan Indonesia dan internasional. Setelah

beraktivitas seharian, hotel “X” menawarkan tempat refreshing seperti kolam

renang dan tempat fitness, dimana trainer-nya akan membimbing kita dalam

(16)

LAMPIRAN E DATA MENTAH Variabel Iklim Kerja Hotel “X”

NO 1 3 4 9 10 13 14 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29 32 33

1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2

2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2

4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3

7 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2

8 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 2 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4

9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2

10 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2

12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2

13 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3

(17)

LAMPIRAN E DATA MENTAH Variabel Kepuasan Kerja Hotel “X”

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 37

1 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3

2 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3

3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3

4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

5 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4

6 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3

7 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3

8 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3

9 4 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3

10 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4

11 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 2

12 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4

13 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 4 3

14 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3

(18)

LAMPIRAN E DATA MENTAH

Variabel Kepuasan Kerja Hotel “X” (Lanjutan)

(19)

LAMPIRAN E DATA MENTAH

Variabel Kepuasan Kerja Hotel “X” (Lanjutan)

(20)

LAMPIRAN F

RELIABILITAS KEPUASAN KERJA

N of Cases = 15.0 N of Items = 87

Alpha = .9756

RELIABILITAS IKLIM KERJA

N of Cases = 15.0 N of Items = 21

Alpha = .9310

VALIDITAS IKLIM KERJA

NO. ITEM VALIDITAS NO ITEM VALIDITAS

1 0,714 18 0,702

2 0,281 19 0,88

3 0,559 20 0,728

4 0,54 21 0,187

5 0,075 22 0,708

6 -0,042 23 0,613

7 -0,002 24 0,546

8 0 25 0,846

9 0,786 26 0,306

10 0,519 27 0,364

11 0 28 0,665

12 0,134 29 0,373

13 0,416 30 0,12

14 0,382 31 0,18

15 0,06 32 0,454

16 0,275 33 0,472

(21)
(22)

LAMPIRAN G

KORELASI IKLIM KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA

Correlations

.852 .000 15 Correlation Coefficient

Sig. (1-tailed) N

X Spearman's rho

Y

KORELASI KEPUASAN KERJA DENGAN ASPEK – ASPEK DARI IKLIM KERJA

Correlations

.444 .688 .576 .755 .758 .708

.049 .002 .012 .001 .001 .002

15 15 15 15 15 15

Correlation Coefficie Sig. (1-tailed) N

X Spearman's rho

(23)

Correlations

.171 .567 .366 .368 .643 .621

.272 .014 .090 .089 .005 .007

15 15 15 15 15 15

.490 .453 .372 .332 .605 .620

.032 .045 .086 .113 .008 .007

15 15 15 15 15 15

.410 .780 .557 .680 .893 .763

.065 .000 .015 .003 .000 .000

15 15 15 15 15 15

-.066 .224 .044 .034 .295 .314

.407 .212 .438 .453 .143 .127

15 15 15 15 15 15

.651 .312 .139 .315 .409 .360

.004 .129 .311 .127 .065 .094

15 15 15 15 15 15

.377 .802 .431 .855 .771 .685

.083 .000 .054 .000 .000 .002

15 15 15 15 15 15

.415 .652 .360 .599 .675 .636

.062 .004 .094 .009 .003 .005

15 15 15 15 15 15

.012 .461 .343 .551 .349 .489

.483 .042 .105 .017 .101 .032

15 15 15 15 15 15

.511 .579 .449 .269 .506 .317

.026 .012 .046 .166 .027 .125

15 15 15 15 15 15

.401 .761 .609 .596 .916 .717

.069 .000 .008 .009 .000 .001

15 15 15 15 15 15

.641 .613 .486 .597 .711 .583

.005 .008 .033 .009 .001 .011

15 15 15 15 15 15

.332 .449 .069 .534 .395 .440

.114 .046 .403 .020 .072 .050

15 15 15 15 15 15

.417 .535 .472 .219 .640 .543

.061 .020 .038 .217 .005 .018

15 15 15 15 15 15

.548 .295 .525 .364 .593 .443

.017 .143 .022 .091 .010 .049

15 15 15 15 15 15

-.112 .022 .453 .164 .115 -.101

.346 .469 .045 .280 .341 .360

15 15 15 15 15 15

.575 .746 .510 .590 .860 .747

.012 .001 .026 .010 .000 .001

15 15 15 15 15 15

-.116 -.254 -.370 .044 -.326 -.241

.340 .181 .087 .439 .117 .193

15 15 15 15 15 15

.549 .561 .514 .390 .624 .459

.017 .015 .025 .075 .006 .043

15 15 15 15 15 15

.536 .239 .304 .251 .368 .326

.020 .195 .135 .183 .088 .118

15 15 15 15 15 15

.454 .531 .366 .430 .641 .671

.045 .021 .090 .055 .005 .003

(24)

LAMPIRAN H DATA KEBUTUHAN

1 2 2 2 1 1 3 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 44

2 2 1 3 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 31

3 1 1 1 1 2 3 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 43

4 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 46

6 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 43

7 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 44

8 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 46

9 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 43

11 2 1 3 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 31

13 2 1 3 1 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 44

14 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 46

(25)

LAMPIRAN I

Tabulasi silang antara dimensi-dimensi iklim kerja dengan kepuasan kerja

Conformity Kepuasan Kerja Total

Memuaskan Tidak memuaskan

Menyenangkan 10

Tidak. Menyenangkan 2

13.33%

Tabel I.2 Dimensi Conformity dan kepuasan Kerja

Responsibility Kepuasan Kerja Total

Memuaskan Tidak memuaskan

Menyenangkan 10

Tidak. Menyenangkan 2

13.33%

Tabel I.2 Dimensi Responsibility dan kepuasan kerja

Standard Kepuasan Kerja Total

Memuaskan Tidak memuaskan

Menyenangkan 12

Tidak. Menyenangkan 0

0%

(26)

Rewards Kepuasan Kerja Total

Memuaskan Tidak memuaskan

Menyenangkan 12

Tidak. Menyenangkan 0

0%

Tabel I.4 Dimensi Rewards dan Kepuasan kerja

Org. Clarity Kepuasan Kerja Total

Memuaskan Tidak memuaskan

Menyenangkan 11

Tidak. Menyenangkan 1

6.67%

Tabel I.5 Dimensi organizational Clarity dan Kepuasan Kerja

Team Spirit Kepuasan Kerja Total

Memuaskan Tidak memuaskan

Menyenangkan 9

Tidak. Menyenangkan 3

20%

(27)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Bisnis dan pemasaran dalam era millenium baru bergeser dari yang semula berorientasi pada sektor manufaktur ke arah orientasi yang lebih luas dengan melibatkan pula aspek jasa atau layanan. Salah satunya adalah bidang pariwisata yang antara lain terdiri dari penyediaan akomodasi dan makanan, bidang pariwisata ini berkembang di kota-kota besar, termasuk diantaranya adalah kota Bandung.

Akomodasi adalah tempat menginap atau tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Sejalan dengan perkembangan jaman, akomodasi tidak hanya sekedar sarana tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian, tetapi sudah berkembang ke arah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, sport, dan lain sebagainya. Perkembangan ini mempengaruhi jenis dan banyaknya fasilitas yang disediakan oleh setiap pengusaha akomodasi.

(28)

Universitas Kristen Maranatha 2

Perwani). Hotel memiliki beberapa klasifikasi. Klasifikasi hotel dapat dirumuskan berdasarkan beberapa segi, antara lain dari segi plan system (harga jual), dari segi jumlah kamar, dari segi tipe tamu, dari segi length of stay (lama tinggal), atau dari segi lokasinya, dan dari segi aktivitasnya. Jika diklasifikasikan, Hotel ”X” diklasifikasikan kedalam aktivitas tamu yaitu convention hotel.

Bandung merupakan salah satu kota yang sering didatangi oleh orang-orang dari luar kota, khususnya Jakarta. Hal ini dikarenakan jarak antara Bandung dengan Jakarta sudah tidak begitu jauh lagi. Dengan adanya tol Cipularang, Jakarta-Bandung dapat ditempuh hanya dengan waktu dua jam. Sehingga banyak pengunjung dari Jakarta tidak memerlukan tempat untuk menginap. Hal ini mengakibatkan bisnis akomodasi semakin menurun. Kemudian banyak hotel mengubah strategi dalam penjualannya. Mereka menyediakan berbagai fasilitas sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Sehingga fungsi dari hotel itu sendiri sedikit bergeser, dari yang memiliki fungsi hanya sebagai tempat tinggal sementara sampai memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan, perjamuan, dan pernikahan. Hotel semacam ini disebut Convention Hotel.

(29)

Universitas Kristen Maranatha 3

konferensi-konferensi, akan bisa mengundang badan-badan atau instansi-instansi, baik nasional maupun internasional untuk menyelenggarakan berbagai konferensi mereka di hotel tersebut (R. S. Damardjati, 1992).

Di dalam bisnis convention ini terjadi semacam barter atau pertukaran antara pembeli dengan penjual, dalam hal ini antara produk jasa dengan uang. Barter ini tidak akan berjalan mulus kalau petugas-petugas yang akan menangani pelayanan tidak diseleksi secara cermat, dididik dan dilatih dengan baik, diajar berkomunikasi serta dikoordinasikan dengan teliti serta dipersiapkan dengan kesungguhan hati. Sehingga dibutuhkan orang-orang yang tepat dalam bidang ini yang berkecimpung dalam satu bagian yang disebut Banquet.

Banquet berada dibawah departemen food and beverage. Banquet adalah melayani suatu jamuan makan dalam jumlah besar, dari segala macam bentuk pelayanan bisa diterapkan sesuai dengan permintaan pelanggan (Thalib Rizal, 2006). Cara pelayanan banquet berbeda dengan bagian lain, seperti restoran dan

(30)

Universitas Kristen Maranatha 4

Hospitality and Tourism Industry), yaitu antara lain rekrutmen, seleksi,

employment, terminasi, appraisal, promosi, status change, dan transfer.

Bagian Banquet di Hotel ”X” dikhususkan untuk melayani pertemuan-pertemuan yang dilakukan di hotel ”X”, yang karyawannya dituntut harus lebih terampil dalam melayani orang banyak dan lebih cekatan dalam hal penyediaan makanan. Karyawan bagian banquet yang juga merupakan bagian dari food and beverage, akan merasa lebih letih dan repot karena pergerakan fisik harus lebih banyak karena tamu-tamu yang datang lebih banyak. Namun dalam hal imbalan, bagian banquet lebih banyak daripada bagian food and beverage. Akan tetapi perbedaan yang ada tidak terlalu banyak, sehingga para karyawan merasa tidak cocok dengan upah yang diberikan.

Tenaga kerja merupakan aset utama yang paling penting yang dimiliki oleh perusahaan. Hotel harus memberikan perhatian dan pemuasan kebutuhan karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan, lingkungan pekerjaan, rekan kerja dari pada karyawannya sehingga tercipta kesesuaian antara keinginan karyawan dan tujuan perusahaan dengan menciptakan suasana kerja yang memuaskan serta meningkatkan kinerja karyawan.

(31)

harapan-Universitas Kristen Maranatha 5

harapannya mengenai pengalaman-pengalaman mendatang (Wexley dan Yukl, 1984)

Dalam Evy Yolani (2004), kepuasan kerja karyawan yang tinggi akan menghasilkan semangat kerja yang tinggi. Karyawan yang kepuasan kerjanya terpenuhi akan memberikan hasil yang baik serta dampak positif bagi perkembangan perusahaan. Sebaliknya ketidakpuasan dalam bekerja dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan.

Keterlibatan sumber daya manusia sebagai penggerak jalannya roda usaha bidang jasa perhotelan mempunyai kaitan yang erat dengan sistem dan lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang menyenangkan atau tidak menyenangkan akan mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor lingkungan kerja tersebut antara lain ruang kerja, hubungan dengan karyawan lain, sistem upah, dan kebijakan, yang kesemuanya itu akan dirasakan oleh karyawan sebagai iklim kerja.

Menurut Milton (1981), iklim kerja adalah suatu kualitas lingkungan internal yang relatif bertahan lama, dialami oleh para anggotanya, mempengaruhi tingkah laku anggotanya, digambarkan dalam seperangkat atribut atau karakteristik, dan membedakan suatu organisasi dengan organisasi lain. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pritchard dan Karasick (dalam Milton, 1981) pada 2 buah perusahaan, yaitu perusahaan A yang bergerak di bidang franchise nasional merupakan perusahaan yang berorientasi pada tingginya

(32)

Universitas Kristen Maranatha 6

perusahaan yang berorientasi pada rendahnya achievement, konservatif, kurang dinamis, sentralisasi, dan paternalistik.

Menurut Steers dan Porter (1991), iklim kerja yang dirasakan dapat mempengaruhi performance kerja karyawan, motivasi, dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan masalah yang penting dan memerlukan perhatian lebih, karena jika karyawan merasa puas dalam bekerja maka dapat membantu hotel dalam mencapai tujuan serta target yang telah ditetapkan.

Persepsi karyawan akan mempengaruhi perilaku mereka dalam bekerja. Iklim kerja yang dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan tergantung pada persepsi mereka. Karyawan yang mempersepsikan iklim kerjanya menyenangkan, diharapkan akan merasa puas dalam bekerja dan sebagai dampaknya para karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak hotel. Sebaliknya, jika karyawan mempersepsikan iklim kerja tidak menyenangkan, memungkinkan terjadi ketidakpuasan dalam bekerja dan akan meningkatkan absensi karyawan, produktifitas yang rendah, serta sering terjadinya kecelakaan kerja. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan kerugian bagi pihak hotel dan dapat berakibat buruk bagi perkembangan hotel.

Hotel “X” merupakan Convention Hotel yang terletak di pusat kota Bandung. Bagian Banquet di Hotel “X” ini berada dibawah departemen Food and Beverage (FB). Banquet berhubungan erat dengan departemen terkait, seperti

kitchen, front office, housekeeping, accounting, engineering, store room,

(33)

Universitas Kristen Maranatha 7

Bagian Kitchen berhubungan soal menu makanan, Front Office

berhubungan dengan kamar hotel yang digunakan, Housekeeping berhubungan dengan tata letak ruangan, Accounting berhubungan dengan penagihan dan pajak.

Engineering berhubungan dengan AC, listrik, gedung, recording, back drop. Store room berhubungan dengan alat-alt tulis dan stok barang. Personnel berhubungan dengan tenaga kerja. Steward berhubungan dengan peralatan pelayanan. Marketing berhubungan dengan design dan promosi. Purchasing berhubungan dengan persediaan dan permintaan pelanggan. Security berhubungan dengan keamanan. Perparkiran berhubungan dengan tempat parkir dan keamanan kendaraan.

Berdasarkan wawancara dengan HRM Hotel ”X”, alasan hotel ”X” memperhatikan kepuasan pelanggan dalam hal pelayanan dalam acara perjamuan atau pertemuan karena di Bandung Pusat sudah banyak persaingan hotel dalam hal akomodasi, dan dunia bisnis di kota Bandung sudah berkembang sehingga intensitas pertemuan dengan rekan bisnis meningkat, sehingga diperlukan tempat yang cozy untuk melakukan pertemuan bisnis, salah satunya adalah di tempat-tempat pertemuan yang sudah disediakan oleh hotel-hotel kebanyakan di kota Bandung. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan HRM Hotel “X”, cara-cara dalam menghadapi persaingan adalah melakukan pemasaran dengan cara-cara door to door, mengadakan special event seperti “Old and New” untuk menyambut tahun baru, menawarkan special rate yang negotiable, dan memasang flyer atau

(34)

Universitas Kristen Maranatha 8

Pada awalnya Hotel “X” memiliki masalah dengan area parkir, namun masalah itu sudah teratasi. Menurut HRM Hotel “X”, yang harus ditingkatkan pada bagian banquet adalah selling skill-nya, maka diperlukan push market. Sehingga target dalam penjualan Convention tercapai, yaitu 30 event dalam sebulan ditambah wedding event sebanyak 2 kali selama sebulan, karena selama ini rata-rata penjualan sebanyak 20 event dalam sebulan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan HRM Hotel “X”, cara-cara yang sudah dilakukan oleh manajemen hotel agar kebutuhan para karyawan terpenuhi sehingga mencapai kepuasan dalam bekerja antara lain dengan memperhatikan kesejahteraan para karyawan, misalnya dengan memberikan jaminan kesejahteraan secara penuh kepada karyawan dan ketiga anaknya. Kemudian dengan memberikan tunjangan transportasi, diadakan pemilihan the best employee, dan akan diberikan reward bagi pemenangnya. Selain itu juga gaji selalu ditinjau kenaikannya tiap tahun, dan uang service charge juga diberikan secara penuh.

Setelah itu diperoleh juga bahwa karyawan bagian banquet kadang malas-malasan dalam mengerjakan tugasnya. Seringkali karyawan harus ditegur agar mau bekerja lebih giat dan tidak malas-malasan. Kadang karyawan dari bagian F&B tidak mau menjadi karyawan Banquet karena merasa percuma bekerja lebih berat namun imbalan yang diberikan tidak jauh berbeda. Sehingga pihak hotel kadang-kadang memperkerjakan karyawan part time.

(35)

Universitas Kristen Maranatha 9

dirasakan dan kepuasan kerja karyawan. 30 % karyawan merasakan iklim kerja yang menyenangkan dan merasa puas. 50 % karyawan merasakan iklim kerja yang menyenangkan, namun merasa tidak puas. 10 % karyawan merasakan iklim kerja yang tidak menyenangkan, namun merasa puas. 10 % karyawan merasakan iklim kerja yang tidak menyenangkan dan merasa tidak puas.

Sedangkan berdasarkan dari tiap-tiap dimensi iklim kerja, diperoleh 20 % karyawan merasa peraturan tidak berjalan dengan baik. 10 % mengatakan bahwa atasan tidak memberi kebebasan dalam mengambil keputusan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan tanpa harus bertanya kepada atasan. 10 % merasa hubungan, baik antar karyawan maupun antara karyawan dengan atasan tidak baik.

Untuk dimensi-dimensi kepuasan kerja, diperoleh 20 % merasa tidak puas dengan tidak diberikannya kesempatan untuk melakukan pekerjaan dengan cara sendiri. 20 % merasa tidak puas dengan tidak diberikannya kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. 20 % merasa tidak puas dengan cara atasan memimpin anak buah. 20 % merasa kurang puas dengan kondisi kerja yang dirasakan. 20 % merasa tidak puas dengan tidak diberikannya kesempatan untuk mengembangkan wawasan dan karir. Dan 10 % merasa tidak puas dengan tidak diberikannya kesempatan untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda.

(36)

Universitas Kristen Maranatha 10

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah yang ingin diteliti adalah seberapa erat hubungan antara iklim kerja yang dirasakan dan kepuasan kerja pada karyawan di hotel “X” di Bandung.

1.3MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai hubungan iklim kerja yang dirasakan dengan kepuasan kerja pada karyawan di hotel “X” di Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keeratan hubungan iklim kerja yang dirasakan dengan kepuasan kerja pada karyawan di hotel “X” di Bandung.

1.4KEGUNAAN

1.4.1 Kegunaan teoretis

a. Memperdalam pemahaman tentang teori psikologi industri khususnya psikologi personel terutama yang berkaitan dengan iklim kerja dan kepuasan kerja karyawan.

(37)

Universitas Kristen Maranatha 11

1.4.2 Kegunaan praktis

a. Memberi masukan pada pihak hotel mengenai iklim kerja karyawannya serta kepuasan kerja para karyawannya sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pengelola hotel dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan serta menciptakan iklim kerja yang menyenangkan bagi karyawan.

b. Memberi informasi mengenai hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja.

1.5KERANGKA PIKIR

Bidang usaha hotel “X” merupakan industri jasa yang menyediakan pelayanan akomodasi, makanan dan minuman serta pelayanan-pelayanan pendukung lainnya yang dikelola secara komersial, seperti bisnis Convention. Jasa itu sendiri memiliki karakteristik, antara lain jasa tidak dapat dilihat, jasa memiliki variasi bentuk dan kualitas, jasa umumnya dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi, dan yang terakhir jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan (Fandy T. dan Gregorius C., 2005)

(38)

Universitas Kristen Maranatha 12

baik kepada para tamu. Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangatlah penting, karena pencapaian efisiensi dan efektifitas suatu hotel sangat tergantung pada cara karyawannya dalam bekerja.

Tenaga kerja sebagai sumber daya yang paling penting dalam perusahaan, karena produktifitas dari hotel tersebut tergantung dari sumber daya manusia yang melakukan tugas-tugasnya. Jika karyawan kurang baik melakukan tugas-tugasnya, maka produktifitas akan menurun. Sebaliknya, jika karyawan rajin dalam bekerja, maka produktifitas akan meningkat. Karyawan harus mendapat perhatian secara khusus dan terarah. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerja (dalam Evy Yolany, 2004).

Kepuasan kerja adalah perasaan-perasaan pekerja mengenai pekerjaannya. Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda pada pekerjaan. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya itu menggambarkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapannya mengenai pengalaman-pengalaman mendatang (Wexley dan Yukl, 1984).

(39)

Universitas Kristen Maranatha 13

Weiss, Dawiss, England, dan Lofquist mengemukakan secara terperinci mengenai 20 hal yang menunjukkan kepuasan kerja seseorang secara lengkap dalam organisasi atau perusahaan, antara lain social service, creativity, morale values, independence, variety, authority, ability utility, social status, company

policies and practices, supervision-human relation, security, compensation, work

condition, advancement, supervision technical, co-workers, responsibility,

recognition, achievement, activity.

Social service, yaitu kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain.

Creativity, yaitu kemampuan bagi karyawan untuk mencoba metodanya sendiri dalam melakukan pekerjaan. Morale Values, kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan paham yang dianut. Independence, yaitu kesempatan bekerja sendiri dalam melakukan pekerjaan. Variety, yaitu kesempatan melakukan hal-hal yang berbeda dari waktu ke waktu.

Authority, yaitu kesempatan untuk memberitahukan orang lain tentang apa yang harus dilakukan. Ability utility, yaitu kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki. Social status, yaitu kesempatan untuk menjadi “seseorang” dalam masyarakat. Company policies and practices, yaitu cara kebijakan perusahaan diterapkan dalam kegiatan kerja. Supervision-human relation, yaitu cara memimpin, mengatur anak buahnya.

Security, yaitu cara bekerja dapat menjamin adanya kemantapan jabatan.

(40)

Universitas Kristen Maranatha 14

kesempatan untuk menjadi mahir atau maju pada pekerjaannya. Supervision technical, yaitu kesempatan supervisor karyawan dalam membuat keputusan.

Co – workers, yaitu cara rekan kerja atau karyawan saling berhubungan.

Responsibility, yaitu kebebasan karyawan untuk menggunakan keputusannya sendiri. Recognition, yaitu pujian yang diterima karyawan akibat melaksanakan tugas dengan baik. Achievement, yaitu perasaan karyawan setelah mencapai sesuatu dalam pekerjaan. Activity, yaitu kemampuan untuk selalu bekerja atau sibuk.

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik individu, karakteristik situasi kerja, dan karakteristik pekerjaan. Karakter individu terdiri dari kebutuhan-kebutuhan individu (needs), nilai-nilai yang dianut oleh individu (values), dan ciri-ciri kepribadian (personality traits). Karakteristik situasi kerja terdiri dari social comparison with other employee (seorang pekerja akan membandingkan hasil yang diterima dari pekerjaannya dengan yang diterima pekerja lain dalam pekerjaan yang sama), reference group (kelompok dimana individu seringkali meminta petunjuk dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ditemuinya), dan previous job characteristic (persepsi karyawan terhadap apa yang seharusnya diterima dari pekerjannya akan dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap apa yang mereka peroleh sebelumnya). Sedangkan karakteristik pekerjaan terdiri dari compensation, supervision, the work it self, co-workers, job security, dan advancement opportunity.

(41)

Universitas Kristen Maranatha 15

dan Porter (1979), iklim kerja adalah sebagai sifat atau karakter dari suatu lingkungan kerja yang dirasakan oleh para anggotanya yang sebagian besar merupakan hasil dari tindakan-tindakan yang diambil secara sadar maupun tidak sadar oleh suatu organisasi dan mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku berikutnya. Dengan kata lain iklim kerja merupakan faktor pembeda antara organisasi yang satu dengan yang lain, karena dapat dianggap sebagai kepribadian dari organisasi. Iklim kerja merupakan sesuatu yang dapat dipersepsi oleh para karyawan , yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, seperti kebutuhan, nilai dan sikap terhadap organisasi.

Iklim kerja akan dimaknakan dan dihayati oleh karyawan, dan proses persepsi akan mengawali serangkaian proses psikologis selanjutnya. Persepsi merupakan proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus yang diterimanya dari lingkungan. Persepsi menunjukkan adanya gejala bahwa para karyawan memberikan reaksi terhadap lingkungan karena adanya perhatian terlebih dahulu terhadap rangsang. Hal ini disebabkan persepsi seseorang terbentuk dari beberapa proses, yaitu proses menerima, mengorganisasikan, menginterpretasikan, menyeleksi, menguji, memberikan reaksi kepada panca indera.

(42)

Universitas Kristen Maranatha 16

seperangkat atribut atau karakteristik, dan membedakan suatu organisasi dengan organisasi lain. Iklim kerja ini merupakan stimulus atau rangsang yang akan dipersepsi oleh karyawan di lingkungan kerjanya.

Kepuasan atau ketidakpuasan kerja akan berpengaruh pada kinerja para karyawan. Jika karyawan merasa puas dengan kondisi iklim kerjanya maka kinerja karyawan dapat meningkatkan produktifitas dari hotel “X”, sebaliknya jika karyawan merasa tidak puas dengan kondisi iklim kerjanya maka kinerja karyawan menurun, antara lain seperti malas-malasan, turn over, absensi tinggi, dimana hal ini juga dapat menurunkan produktifitas hotel “X” (Steers dan Porter, 1979). Menurut Litwin dan Meyer (1968), dimensi iklim kerja itu sendiri terdiri dari Conformity, Responsibility, Standard, Reward, Organizational clarity,

dan team spirit.

Conformity, derajat perasaan yang menekankan pada peraturan yang berlaku dalam lingkungan pekerjaannya, prosedur-prosedur, kebijaksanaan dan pelaksanaan kerja yang harus ditaati. Resposibility, derajat perasaan yang menekankan pada keadaan dimana pekerja mempunyai tanggung jawab pribadi dalam melaksanakan pekerjaan, mereka diberi kebebasan untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana tanpa harus bertanya kepada atasan.

(43)

Universitas Kristen Maranatha 17

menekankan pada pemberian imbalan dan penghargaan yang diberikan perusahaan pada para pekerja atas hasil kerja mereka.

Organizational clarity, derajat perasaan yang menekankan pada kejelasan akan tugas yang harus dilaksanakan dan pekerjaan yang harus diselesaikan juga menunjukkan keteraturan yang membantu pekerja dalam melakukan tugas. Team spirit, derajat perasaan yang menekankan bahwa para karyawan saling mempercayai dan saling membantu, serta adanya hubungan baik antara karyawan dan atasan dalam hubungan kerja.

Karyawan yang mempersepsikan iklim kerjanya menyenangkan, diharapkan akan merasa puas dalam bekerja dan sebagai dampaknya para karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak hotel. Sebaliknya, jika karyawan mempersepsikan iklim kerja tidak menyenangkan, memungkinkan terjadi ketidakpuasan dalam bekerja, sehingga menimbulkan absensi tinggi, turn over, produktifitas rendah, dan kecelakaan kerja

(44)

Universitas Kristen Maranatha 18

Melalui conformity, karyawan merasa kebutuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam lingkungan pekerjaannya, prosedur-prosedur, kebijaksanaan dan pelaksanaan kerja yang harus ditaati terpenuhi, maka tercapai kepuasan kerja dalam hal kebijaksanaan perusahaan, kondisi kerja yang nyaman, dan adanya kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan paham yang dianutnya, sehingga karyawan akan merasa senang. Sebaliknya, apabila karyawan merasa kebutuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam lingkungan pekerjaannya, prosedur-prosedur, kebijaksanaan dan pelaksanaan kerja yang harus ditaati tidak terpenuhi, maka kepuasan kerja dalam hal kebijaksanaan perusahaan, kondisi kerja yang nyaman, dan adanya kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan paham yang dianutnya tidak tercapai, sehingga karyawan merasa tidak senang.

(45)

Universitas Kristen Maranatha 19

dalam hal dimana mereka diberikan kesempatan untuk mencoba metodanya sendiri dalam melakukan pekerjaan, kesempatan melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki, serta kebebasan untuk menggunakan keputusannya sendiri tidak tercapai, sehingga karyawan merasa tidak senang.

Melalui standard, karyawan merasa kebutuhan terhadap standard kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan harus dicapai oleh pekerja terpenuhi, maka karyawan akan merasa puas dengan diberikannya kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki, dan caranya bekerja dapat menjamin adanya kemantapan kerja, sehingga karyawan akan merasa senang. Sebaliknya, karyawan merasa kebutuhan terhadap standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan harus dicapai oleh pekerja tidak terpenuhi, maka karayawan merasa tidak puas karena tidak diberikannya kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki, dan caranya bekerja tidak dapat menjamin adanya kemantapan kerja, sehingga karyawan merasa tidak senang.

(46)

Universitas Kristen Maranatha 20

jumlah pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka dan tidak adanya pujian terhadap hasil kerja yang mereka lakukan, sehingga karyawan akan merasa tidak senang.

Melalui organizational clarity, karyawan merasa kebutuhan terhadap kejelasan akan tugas yang harus dilaksanakan dan pekerjaan yang harus diselesaikan juga menunjukkan keteraturan yang membantu pekerja dalam melaksanakan tugas terpenuhi, maka karyawan akan merasa puas dengan mendapatkan kejelasan akan tugas yang harus diselesaikan dan kebutuhan untuk menjadi lebih mahir dalam bekerja, sehingga karyawan akan merasa senang. Sebaliknya, karyawan merasa kebutuhan terhadap kejelasan akan tugas yang harus dilaksanakan dan pekerjaan yang harus diselesaikan juga menunjukkan keteraturan yang membantu pekerja dalam melaksanakan tugas tidak terpenuhi, maka karyawan merasa tidak puas dengan tidak mendapatkan kejelasan akan tugas yang harus diselesaikan dan kebutuhan untuk menjadi lebih mahir dalam bekerja, sehingga karyawan akan merasa tidak puas.

(47)

Universitas Kristen Maranatha 21

Untuk lebih jelas lagi, hubungan antara iklim kerja dan kepuasan kerja ini dapat digambarkan seperti dalam bagan di bawah ini :

Karyawan

Iklim kerja

Dimensi iklim kerja :

(48)

Universitas Kristen Maranatha 22

1.6ASUMSI

Berdasarkan uraian diatas, diasumsikan bahwa :

a. Setiap karyawan memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang iklim kerja yang dirasakannya.

b. Iklim kerja dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan oleh karyawan, dimana hal ini akan berpengaruh pada tercapainya kepuasan kerja.

1.7HIPOTESIS PENELITIAN

(49)

78 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai hubungan iklim kerja dan kepusan kerja pada karyawan bgian Banquet di hotel ‘X’ Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang erat antara iklim kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan Banquet di Hotel “X” Bandung.

2. Kebutuhan, yang merupakan karakteristik individu, yang terpenuhi merupakan faktor internal yang dapat mendukung kepuasan karyawan dalam bekerja.

3. Latar belakang pendidikan perhotelan, keterampilan dalam melayani, serta pengalaman bekerja juga akan menghasilkan kepuasan karyawan dalam bekerja.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukn beberapa saran sebagai berikut :

(50)

Universitas Kristen Maranatha 79

2. Bagi karyawan yang sudah puas dan senang disarankan agar mereka tetap mempertahankan persepsi mereka dan kinerja agar mencapai produktifitas yang ingin dicapai.

3. Dalam melakukan rekrutmen, Hotel “X” dapat melakukan seleksi dalam hal pendidikan, keterampilan serta pengalaman, sehingga akan diperoleh karyawan yang tepat untuk pekerjaan yang tepat.

(51)

80 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Damardjati, R. S. 1992. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Davis, K & J. W. Newstorm. 1985. Human Behavior at Work : Organizational Behavior. Seventh Edition. Singapore : Mc Graw-Hill Book Co.

Jewel, L. N. & Marc Siegall. 1998. Psikologi Industri / Organisasi Modern. Penerjemah : A. Hadgana Pudjaatmaka & Meitasari. Edisi 2. Jakarta : Arcan.

Kolb, David A., Irwin M. Rubin, James M. Mc Intyre. 1971. Organizational Psychology. Second edition. Prentice-Hall.

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior. Seventh edition. Singapore : Mc Graw-Hill, International edition.

Milton, Charles R. 1981. Human Behavior in Organization, Three Levels of Behavior. Englewood Cliff, New Jersey : Prentice-Hall Inc.

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Riley, Michael. 1996. Human Resource Management in the Hospitality and Tourism Industry. Second edition. Oxford : Linacre House, Jordan Hill.

Rizal, Thalib. 2006. Sukses jadi Jutawan dari Profesi Pengelolaan Banquet: Teknis Pengelolaan Banquet. Jakarta: Edsa Mahkota.

Robbin, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia, jilid 1. Jakarta : Prenhallindo.

Steers, Porter. 1979. Motivation and Work Behavior. Second edition. New York : Mc Graw-Hill, International edition.

(52)

Universitas Kristen Maranatha

81

Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

(53)

82 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Anggraeni S., Reni. 2001. Hubungan antara Iklim Kerja yang dirasakan dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Divisi “X” di PT “Y” Bandung. Tugas Sarjana S1.Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha.

Gambar

Tabel I.2 Dimensi Conformity dan kepuasan Kerja
Tabel I.4 Dimensi Rewards dan Kepuasan kerja

Referensi

Dokumen terkait

Hal itulah yang menjadi tanda tanya yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian yang menjadikan mahasiswa Siswa SMA Daarul Aitam Palembang yang

Manfaat dari penelitian ini adalah (1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif bagi peningkatan pemahaman konsep tentang menyatakan lambang bilangan cacah

Hasil pendugaan parameter persamaan biaya operasi prod uksi tenaga listrik dapat dilihat pada Tabel 25. Dari Tabel 25 tersebut memperlihatkan bahwa hampir semua variabel

Penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol dan asam lemak

Peranan Periode V Kepengurusan IPHI Kota Surakarta dalam membantu calon jamaah haji untuk menggapai haji yang mabrur Tahun 2010-2014 .... Materi Manasik

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil pada analisis beban kerja melalui perhitungan Full Time

 Terselenggaranya seminar yang mendukung aktivitas pembelajaran  Penyelenggaraan pembelajaran berbasis industri. SPJJ merupakan program pendidikan yang dirancang sedemikian

Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat Kecamatan Percut Sei Tuan termasuk masyarakat yang sudah maju dalam bidang pendidikan, hal ini dibuktikan dengan