• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X TPHP 1 SMK NEGERI 1 PANDAK PADA MATA DIKLAT SANITASI INDUSTRI DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN METODE DISKUSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X TPHP 1 SMK NEGERI 1 PANDAK PADA MATA DIKLAT SANITASI INDUSTRI DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN METODE DISKUSI."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Tri Any Hasanah
  • Pengajar:
    • Ichda Chayati, M.P
    • Fitri Rahmawati, M.P
    • Prihastuti Ekawatiningsih, MP.d
  • Sekolah: Universitas Negeri Yogyakarta
  • Mata Pelajaran: Pendidikan Teknik Boga
  • Topik: Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X TPHP 1 SMK Negeri 1 Pandak Pada Mata Diklat Sanitasi Industri Dengan Model Problem Solving Menggunakan Metode Diskusi
  • Tipe: skripsi
  • Tahun: 2011
  • Kota: Yogyakarta

I. PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan latar belakang penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Pandak. Penelitian ini berfokus pada kemandirian belajar siswa kelas X TPHP dalam mata diklat Sanitasi Industri. Ditemukan bahwa metode ceramah yang digunakan selama ini tidak efektif dalam meningkatkan partisipasi siswa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model Problem Solving dengan metode diskusi untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.

1.1 Latar Belakang

Latar belakang penelitian ini menyoroti pentingnya kemandirian belajar siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Ditemukan bahwa siswa kurang berinisiatif dan aktif dalam proses belajar, sehingga perlu adanya metode yang dapat mendorong kemandirian belajar, salah satunya melalui model Problem Solving.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini mencakup rendahnya kemandirian belajar siswa, penggunaan metode ceramah yang kurang menarik, serta terbatasnya sumber belajar yang tersedia. Penelitian ini berfokus pada bagaimana penerapan model Problem Solving dapat mengatasi masalah tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model Problem Solving menggunakan metode diskusi dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa, serta untuk mengukur peningkatan kemandirian belajar siswa setelah penerapan metode tersebut.

II. KAJIAN TEORI

Kajian teori ini membahas berbagai konsep yang relevan dengan penelitian, seperti pengertian belajar, kemandirian belajar, dan model Problem Solving. Teori-teori ini menjadi dasar untuk memahami bagaimana penerapan metode diskusi dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.

2.1 Pengertian Belajar

Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku yang terjadi akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Proses ini mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diamati dalam aktivitas sehari-hari siswa.

2.2 Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar adalah kemampuan siswa untuk belajar secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Ini mencakup aspek seperti inisiatif, disiplin, motivasi, dan tanggung jawab dalam proses belajar. Kemandirian ini penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa.

2.3 Model Problem Solving

Model Problem Solving adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Model ini melibatkan siswa dalam proses berpikir kritis dan analitis, yang dapat meningkatkan keterampilan dan kemandirian belajar.

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melibatkan penerapan model Problem Solving melalui diskusi kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini melibatkan kolaborasi antara peneliti dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari satu pertemuan yang berlangsung selama 90 menit.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi, angket, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas siswa selama pembelajaran, sedangkan angket digunakan untuk mengukur aspek-aspek kemandirian belajar siswa.

3.3 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar siswa setelah penerapan model Problem Solving.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Solving dengan metode diskusi dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Aspek-aspek seperti motivasi, tanggung jawab, percaya diri, disiplin, dan inisiatif mengalami peningkatan signifikan.

4.1 Penerapan Model Problem Solving

Penerapan model Problem Solving dalam pembelajaran Sanitasi Industri dilakukan melalui diskusi kelompok. Siswa diajak untuk menganalisis masalah dan mencari solusi secara kolaboratif, yang meningkatkan partisipasi dan kemandirian mereka.

4.2 Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian belajar siswa meningkat terlihat dari peningkatan persentase pada setiap siklus. Misalnya, motivasi siswa meningkat dari 76,67% pada siklus I menjadi 83,33% pada siklus III, menunjukkan bahwa siswa semakin aktif dan bertanggung jawab dalam belajar.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model Problem Solving menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada mata diklat Sanitasi Industri. Saran diberikan agar guru dapat terus menerapkan metode ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa model Problem Solving dengan metode diskusi efektif dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa, yang berdampak positif pada hasil belajar mereka.

5.2 Saran

Disarankan agar guru menerapkan model ini secara konsisten dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan hasil belajar secara keseluruhan.

Gambar

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Model Problem Solving
Gambar 1. Mekanisme Pembelajaran Pemecahan Masalah Nana Sudjana dan Wari Suwariyah (1991:68)
Tabel 2. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Pada Mata Diklat  Sanitasi Industri
Gambar 2. Model PTK Kemmis dan McTaggart (Pardjono, dkk, 2007: 21)
+7

Referensi

Dokumen terkait

2010.. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Praktek Tata Busana Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Teknologi Busana Kelas X SMK Sudirman 2 Wonogiri. Jurusan Teknologi

Hasil penelitian menunjukkan kesiapan guru mata diklat produktif Jurusan Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Depok menuju Sekolah Bertaraf Internasional ditinjau dari:

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Memahami Prinsip-Prinsip Bisnis (MPPB) di kelas X PM 3 SMK Negeri 1

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) mata diklat program produktif di SMK Negeri 1 Petang adalah (1) Keterlambatan dana pelaksanaan

Berdasarkan pengamatan penulis di kelas X Jurusan Teknik Permesinan SMK Negeri 1 Padang pada semester I tahun ajaran 2016/2017 dalam mata diklat Menggambar Teknik tampak

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL MATA DIKLAT TEORI PRODUKTIF UNTUK SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas

Judul Proyek Akhir : Hubungan Kemandirian Belajar Praktik Industri Dengan Hasil Belajar Busana Wanita Siswa Kelas XII Tata Busana SMK Negeri 1 Pandak. Dengan ini saya

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) mata diklat program produktif di SMK Negeri 1 Petang adalah (1) Keterlambatan dana pelaksanaan