• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi kualitas pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (poned) dengan kepuasan pasien di Puskesmas Gajahan JURNAL RISKIANITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi kualitas pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (poned) dengan kepuasan pasien di Puskesmas Gajahan JURNAL RISKIANITA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN

DI PUSKESMAS GAJAHAN

Riskianita Aryani*)

Program Studi D IV Bidan Pendidik, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta

*)Email: Riskiaa@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang : Puskesmas PONED dituntut memberikan pelayanan bermutu dan memuaskan. Hasil kajian kualitas pelayanan kesehatan maternal tingkat kesehatan dasar dan rujukan tahun 2012 menunjukkan tingkat kepatuhan terhadap baku pelayanan kesehatan maternal rendah sebesar 50-80%. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara persepsi kualitas

pelayanan PONED dengan kepuasan pasien di puskesmas Gajahan. Metode Penelitian :Desain

penelitian observasional analitik pendekatan cross sectional. Teknik sampling Total sampling,

sampel penelitian adalah pasien yang mendapatkan pelayanan PONED sejumlah 36 pasien di

puskesmas Gajahan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 94,44% menilai persepsi

kualitas pelayanan PONED sudah baik dan 94,44% pasien puas dengan kualitas pelayanan

PONED di Puskesmas Gajahan. Analisis korelasi Spearman Rank menghasilkan p-value 0,000

dan nilai r 0,655. Simpulan: Ada hubungan antara persepsi kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Dasar (PONED) dengan kepuasan pasien di puskesmas Gajahan. Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pasien

CORRELATION BETWEEN THE QUALITY PERSPECTIVE OF BASIC EMERGENCY SERVICES NEONATAL OBSTETRIC (PONED) AND PATIENT SATISFACTION

IN PUBLIC HEALTH CENTER GAJAHAN

Abstract

Background: PONED public health center is demanded to give the best quality and satisfying service. The result of maternal service quality at basic level and a reference in 2012 show that the level of obedience in the standard of maternal service is low in which approximately 50-80% for antenatal upbringing, baby delivery, post delivery, and new-born care. This research is aimed at knowing the relation between the quality perspective of Basic Emergency Services Neonatal

Obstetric (PONED) and patient satisfaction in Gajahan public health center. Research Method:

This is an analytic observational research applying cross sectional approach. The sample was taken by total sampling method, the sample is 36 patients having PONED service in Gajahan

public health center. Result: The result shows that 94,44% believe that the quality perspective of

PONED service is fine and they are satisfied with the PONED service quality in Gajahana public

clinic. The analysis Spearman Rank correlation shows p-value <  (0,000< 0,05), there is a

significant correlation with 0.655 rho. Conclusion: There is a correlation between quality

perspective of Basic Emergency Services Neonatal Obstetric (PONED) and patient satisfaction in Gajahan public health center.

(2)

commit to user PENDAHULUAN

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) merupakan suatu pelayanan kebidanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetric (kebidanan) dan neonatal (bayi baru lahir). PONED di Puskesmas sebagai salah satu upaya yang

telah dilaksanakan oleh Kementerian

Kesehatan dalam mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal atau AKN (Taher, 2013).

Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya (Trihono, 2006).

Hasil dari penggunaan pengalaman

pelanggan terhadap suatu pelayanan yang

diberikan adalah kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap produk dan jasa pelayanan, sehingga kualitas pelayanan

Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

(PONED) dengan kepuasan pasien sangat berkaitan. (Tarigan, 2008; Supriyanto, 2010).

Hasil kajian kualitas pelayanan

kesehatan maternal pada tingkat kesehatan dasar dan rujukan di Indonesia tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan terhadap baku pelayanan kesehatan maternal masih relatif rendah yang berada dikisaran 50-80% baik untuk asuhan antenatal, persalinan dan perawatan nifas bagi ibu dan bayi baru lahir.

Hasil wawancara yang dilakukan

terhadap 5 ibu yang mendapatkan pelayanan

Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

(PONED), dalam menjawab pertanyaan ”Apakah pelayanan kegawatdaruratan ibu

dan bayi di puskesmas Gajahan ini

melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan antara persepsi Kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dengan kepuasan pasien di

puskesmas Gajahan”.

SUBJEK DAN METODE

Penelitian ini menggunakan desain

penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini

telah dilakukan di Puskesmas Gajahan pada bulan Desember 2014- Juni 2015.

Populasi aktual dalam penelitian ini

adalah keseluruhan individu yang

mendapatkan pelayanan PONED yang dapat ditangani di puskesmas. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pasien pada bulan Februari 2015, yakni sebesar 36 orang. Teknik sampling yang digunakan

adalah Teknik non Random (non probability

sampling) dan jenis sampel yang digunakan

adalah Total sampling.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dimana isi dari kuesioner tersebut mengenai data

responden, kualitas teknis (technical

quality), kualitas fungsional (functional quality), segi kenyamanan (amenity) dan kepuasan pasien.

Analisis univariat dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, status pasien, tempat pelayanan kesehatan yang

pernah dikunjungi, persepsi kualitas

(3)

commit to user

dalam penelitian ini adalah uji korelasi spearman rank.

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Karakteristik Responden Karakteristik Responden Penelitian atau subjek penelitian dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, status pasien dan tempat pelayanan kesehatan yang pernah dikunjungi.

1. Usia

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Usia

Klasifikasi Usia (tahun)

Frekuensi Presentase (%)

< 20 0 0

20-35 30 83,33

>35 6 16,67

Total 36 100

Sumber : Data Primer, 2015

Jumlah terbanyak responden

berdasarkan karakteristik umur

adalah usia 20-35 tahun sebanyak 30 orang atau sebesar 83,33%.

2. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Frekuensi Presentase (%)

Dasar 6 16,67

Menengah 28 77,77

Lanjut 2 5,56

Total 36 100

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan data yang

diperoleh oleh Peneliti, responden yang memiliki pendidikan terakhir menengah (SMP-SMA) mempunyai jumlah yang dominan yaitu 28 responden atau 77,77%.

3. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase

(%)

Sumber : Data Primer, 2015

Mayoritas responden berperan sebagai ibu rumah tangga yang jumlahnya adalah 20 orang atau 55,56%.

4. Status Pasien

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pasien

Status

Pasien Frekuensi

Presentase

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel diatas,

mayoritas responden memiliki status

pasien sebagai pasien BPJS yakni

sejumlah 17 responden atau 47,22%.

5. Tempat pelayanan kesehatan yang

pernah dikunjungi

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan tempat pelayanan kesehatan yang pernah dikunjungi

Tempat pelayanan kesehatan

Frekuensi Presentase

(4)

commit to user

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas

responden memiliki pengalaman

berkunjung ke Bidan Praktik Mandiri yakni sejumlah 18 responden atau 50,00%.

B. Data Variabel Persepsi Kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

Berdasarkan variabel Persepsi

kualitas pelayanan Obsteri Neonatal Emergensi Dasar, peneliti membagi kategori menjadi 2 yaitu: baik dan tidak baik. Baik dengan ketentuan apabila skor ≥ 75 dan tidak baik apabila skor < 75.

Hasil distribusi variabel kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar pada responden dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 4.6 Kualitas Pelayanan PONED di Puskesmas Gajahan

Sumber : Data Primer, 2015

Data yang didapatkan

menunjukkan sebagian besar responden atau sebesar 34 responden (94,44%) menilai persepsi kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Puskesmas Gajahan sudah baik.

C. Data Variabel Kepuasan Pasien

Dalam variabel kepuasan pasien,

peneliti membagi kategori menjadi 2 yaitu: puas dengan ketentuan apabila skor ≥ 77,5, sedangkan tidak puas apabila skor < 77,5. Hasil distribusi kategori tersebut berdasarkan penelitian pada responden dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.7 Kepuasan Pasien

Kategori Frekuensi Presentase

(%)

Puas 34 94,44

Tidak Puas 2 5,56

Total 36 100

Sumber : Data Primer, 2015

Data yang didapatkan

menunjukkan pasien puas dengan

kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Puskesmas Gajahan, yakni sebanyak 34 orang (94,44%). D. Data Variabel Persepsi Kualitas

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar dengan Kepuasan pasien

Tabel 4.8 Persepsi Kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar dengan Kepuasan pasien

Kepuasan

Sumber : Data Primer, 2015

Sejumlah 34 responden

(94,44%) menilai kualitas pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Puskesmas sudah baik yang ditunjukkan dengan sikap puas setelah mendapatkan pelayanan.

E. Uji Hipotesis

Pengolahan data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil uji tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis antara Persepsi kualitas pelayanan PONED dengan kepuasan pasien

Kualitas Pelayanan

Frekuensi Presentase

(5)

commit to user

Berdasarkan hasil uji Spearman

Rank menunjukkan bahwa nilai r 0,655

dan p sebesar 0,000 (<0,05). Maka hipotesis diterima, dengan kesimpulan bahwa ada hubungan antara 2 variabel

yaitu persepsi kualitas pelayanan

PONED.

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik usia responden yang paling banyak memanfaatkan pelayanan PONED di Puskesmas adalah berkisar pada usia 20-35 tahun (83,33%) dan yang paling sedikit adalah responden dengan usia >35 tahun (16,67%). Menurut Latipun (2010) kelompok usia ini merupakan usia reproduktif sehingga telah matang pula daya tangkapnya dalam memahami segala hal tentang

pelayanan kesehatan yang dapat

menambah pengalamannya dalam

menilai kualitas suatu pelayanan.

Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini mayoritas adalah

tingkat pendidikan Menengah

(SMA/Sederajat) (77,77%) yang

merupakan tingkat pendidikan lanjutan. Tingkat pendidikan ini dianggap sudah cukup untuk ditempuh seorang wanita. Responden yang memiliki pendidikan terakhir pendidikan lanjut (Diploma/ Sarjana/ Magistter/ Doktor) hanya 2

responden (5,56%). Seperti yang

dituliskan Soekanto (2008) bahwa

tingkat pendidikan mempengaruhi

proses belajar, menurut Notoatmodjo (2010), permintaan konsumen dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan

berhubungan dengan pendidikan dan perilaku masyarakat, termasuk dalam pemanfaatan pelayanan PONED di puskesmas.

Jenis pekerjaan responden pada penelitian ini adalah Pedagang (2,77%), Buruh/ Tani (13,88%), Wiraswasta (27,77%), Ibu Rumah Tangga (55,56%). Menurut Irmayanti (2007) pekerjaan dan

jenis pekerjaan seseorang sangat

berhubungan dengan pergaulan sosial sehingga sangat memungkinkan bagi

individu untuk berinteraksi dan

memperoleh informasi yang luas. Dalam penelitian ini pola pikir responden dalam memberikan penilaian atas pelayanan PONED yang diterimanya berdasarkan perbandingan antara persepsi dengan

informasi yang diperoleh.

Responden dalam penelitian ini memiliki status pasien umum (8,33%), BPJS (47,22%), PKMS (44,45%). Sesuai aturan BPJS setiap peserta BPJS

mendapatkan pelayanan kesehatan

secara berjenjang dimulai dari fasilitas kesehatan dasar pertama yang dipilih oleh peserta (Depkes, 2013). Dalam penelitian ini status pasien BPJS memiliki peran yang berarti terhadap tingkat kunjungan pasien PONED. Meskipun demikian dapat dijelaskan bahwa pasien mendapatkan pelayanan

kesehatan yang sama, tidak ada

perbedaan perlakuan antara pasien umum, BPJS maupun PKMS.

Faktor terakhir yaitu tempat

pelayanan kesehatan yang pernah

dikunjungi, responden yang pernah berkunjung ke Rumah sakit negeri (13.88%), Rumah sakit swasta (2,77%),

Klinik (19,45%), dan mayoritas

berkunjung ke Bidan Praktek Mandiri (50,00%). Menurut Wijono (2009) Persepsi kualitas pelayanan kesehatan merupakan hasil dari pengalaman dan apa yang mereka dapatkan dalam

layanan kesehatan yang nantinya

mempunyai persepsi yang berbeda-beda

tentang unsur penting dalam

(6)

commit to user

kesehatan. Perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh perbedaan latar belakang, pendidikan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pengalaman, dan lingkungan.

B. Persepsi kualitas pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah persepsi kualitas pelayanan PONED. Mayoritas responden atau sebesar 34 responden (94,44%) menilai persepsi kualitas Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergensi Dasar di

Puskesmas Gajahan sudah baik dan 2 responden (5,56%) menilai persepsi kualitas pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Puskesmas tidak baik. Menurut Walgito (2010), persepsi

kualitas merupakan pandangan

seseorang terhadap stimulus yang

diterima dari panca indera, sehingga nantinya dapat memberikan penilaian atas pelayanan yang mereka terima, jika sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan maka konsumen akan merasa puas akan pelayanan yang telah mereka terima dan rasakan.

Pelayanan di Puskesmas mampu PONED dapat dinyatakan berkualitas

jika layanan dapat memberikan

kepuasan kepada penggunanya, artinya apa yang diperoleh dari pelayanan yang diterima sesuai dengan apa diharapkan ketika akan mencari layanan yang dibutuhkannya. Pelayanan kesehatan di Puskesmas mampu PONED dikatakan berhasil bila pasien yang berada dalam kondisi kegawatdaruratan medik yang dirujuk ke fasilitas Puskesmas mampu PONED, sudah dilayani sesuai dengan

kompetensi dan kewenangannya

berdasarkan standar pelayanan medik dan Standar Operasional Prosedur atau SOP (Depkes, 2013)

C. Kepuasan pasien

Responden dalam penelitian ini yaitu sebesar 34 responden (94,44%) menyatakan puas terhadap pelayanan

PONED dipuskesmas gajahan,

sementara 2 responden (5,56%)

menyatakan tidak puas terhadap

pelayanan PONED yang diterimanya. Kepuasan pasien merupakan salah satu

indikator kualitas pelayanan yang

diberikan dan merupakan modal untuk mendapatkan pasien lebih banyak serta

mendapatkan pasien loyal (setia).

Menurut Supriyanto (2010) bahwa kepuasan pasien merupakan hasil suatu evaluasi (pembandingan) dari apa yang didapat dengan apa yang diharapkan, bukan suatu sikap (rasa menyukai sesuatu tanpa unsur pembandingan).

Kepuasan pasien muncul apabila

pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan harapannya.

Demikian pula sebaliknya,

ketidakpuasan pasien akan muncul apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien dapat dipertahankan dengan cara memenuhi dan memberi lebih dari

harapan pasien, berfokus pada

pemuasan pasien dan menyediakan penyelesaian untuk permasalahan yang dihadapi pasien.

D. Hubungan antara persepsi kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dengan kepuasan pasien

Hasil penelitian dengan melihat kunjungan pasien PONED selama

waktu ± 1,5 bulan terakhir

(7)

commit to user

persepsi kualitas pelayanan PONED di Puskesmas tidak baik yang ditunjukkan

dengan ketidakpuasan setelah

mendapatkan pelayanan.

Hasil penelitian tersebut

menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi kualitas pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dengan kepuasan pasien. Hasil tersebut didukung oleh pernyataan bahwa untuk mendapatkan pelayanan PONED yang

berkualitas maka penyelengaraan

pelayanan kesehatan harus sesuai

dengan standard pelayanan medik dan Standard Operating Procedure (SOP)

yang telah ditetapkan. Pelayanan

PONED yang berkualitas akan

memberikan kepuasan kepada

penggunanya, artinya apa yang

diperoleh dari pelayanan yang diterima sesuai dengan apa diharapkan pasien (Depkes, 2013).

Ketidakpuasan yang muncul pada beberapa responden disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya yaitu : penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan petugas kurang jelas,

informasi yang diberikan petugas

mengenai keadaan pasien kurang jelas, petugas kurang memberikan perhatian terhadap setiap keluhan yang diajukan oleh pasien, petugas kurang cepat dalam merespons keluhan pasien, dokter yang memberikan pelayanan hanya pagi dan sore hari, serta kamar mandi pasien yang kotor. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Mubarak (2009) yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi

kepuasan pasien, yaitu kebutuhan dan keinginan, pengalaman masa lalu dan dari teman, komunikasi melalui iklan dan pemasaran.

Analisis uji Spearman

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi kualitas

pelayanan PONED dengan kepuasan pasien di Puskesmas p = 0,000 (< 0,05).

Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa persepsi kualitas pelayanan PONED memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan pasien (nilai p positif) dengan kekuatan korelasi kuat (r = 0,655).

Hubungan bermakna dengan

kekuatan kuat tersebut didukung dengan pernyataan bahwa kualitas pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

(PONED) di Puskesmas sangat

dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat dan alat kesehatan, serta proses pemberian pelayanan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu faktor-faktor

tersebut (termasuk sumber daya

manusia dan profesionalismenya)

supaya pelayanan kesehatan yang

berkualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat (Bustami, 2011). Di samping itu, program menjaga kualitas pelayanan kesehatan akan memberikan kepuasan kepada masyarakat pemakai jasa pelayanan Puskesmas (Muninjaya, 2006).

Kualitas pelayanan atau jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai

dengan ekspektasi pelanggan.

Berdasarkan definisi ini, kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

mengimbangi harapan pelanggan

(Tjiptana, 2007).

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Kumalasari (2009) dengan judul

(8)

commit to user

tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien, dengan nilai rho hitung sebesar 0,627 dengan p < 0,05.

Peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan suatu aspek penting yang berhubungan erat dengan kepuasan yang dirasakan oleh pasien selaku pelanggan puskesmas. Kualitas pelayanan harus ditingkatkan sesuai dengan standar karena semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh puskesmas maka semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan oleh pasien.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Hubungan antara Persepsi kualitas pelayanan Obsetetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) , dapat disimpulkan:

a. Sebagian besar responden,

sebanyak 94,44% menilai persepsi kualitas pelayanan PONED di Puskesmas Gajahan sudah baik.

b. Sebagian besar responden,

sebanyak 94,44% pasien puas dengan kualitas pelayanan PONED di Puskesmas Gajahan .

c. Ada hubungan antara persepsi

kualitas pelayanan PONED dengan kepuasan pasien di Puskesmas Gajahan dengan nilai p=0,000 dan r = 0,655.

B. Saran

a. Bagi Puskesmas Gajahan,

diharapkan untuk dapat

mempertahankan kualitas

pelayanan, bekerja sama dengan Dinas kesehatan untuk mengadakan pelatihan PONED sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang

ada dan lebih menjaga kebersihan sarana prasarana terutama kamar mandi supaya kualitas pelayanan PONED di Puskesmas Gajahan dapat selalu terjamin.

b. Bagi petugas di Puskesmas

Gajahan, diharapkan untuk lebih memperhatikan, lebih cepat dan tepat dalam menanggapi keluhan

pasien, memperhatikan

karakteristik pasien sehingga dapat memberikan penjelasan mengenai keadaan umum ataupun tindakan yang akan dilakukan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti serta disampaikan secara padat dan jelas

sehingga dapat lebih mudah

dipahami oleh pasien.

c. Bagi masyarakat, agar dapat

berpartisipasi aktif untuk

menyampaikan kritik dan saran secara langsung melalui kotak saran yang sudah disediakan kepada pihak Puskesmas Gajahan terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan.

d. Untuk penelitian selanjutnya,

diharapkan peneliti dapat meneliti lebih lanjut mengenai kebutuhan dan keinginan pasien, pengalaman masa lalu pasien serta komunikasi melalui iklan dan pemasaran yang menjadi faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pasien

mengenai kualitas pelayanan

kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, 2011. Penjaminan Mutu

Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta, Erlangga

Dahlan M.S., 2012. Statistik untuk

(9)

commit to user Aplikasi dengan Menggunakan SPSS

Edisi 5. Jakarta, Salemba Medika

Departemen Kesehatan RI,”Mengurangi

Angka Kematian Anak masih jauh dari target”, www.gizikia.depkes.go.id (8 Desember 2014)

Departemen Kesehatan RI, Hasil kajian kualitas pelayanan maternal tingkat

dasar dan rujukan tahun 2012,

www.kesehatanibu.depkes.go.id (16 Januari 2015)

Departemen Kesehatan RI, 2013. Pedoman

penyelenggaraan puskesmas mampu PONED. Jakarta

Hidayat A.A.A., 2007. Metode Penelitian

Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta, Salemba Medika

Ghozali I., 2011. Aplikasi Analisis

Multivariat dengan program SPSS. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Indriaty D. R., 2010. Analisis Pengaruh

Tingkat Kualitas Pelayanan Jasa Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien (Studi pada Puskesmas Gunungpati Semarang). Semarang, Universitas Diponegoro

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta,

Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia

Kotler P., Keller K.L., 2006. Marketing

Management 12th Ed. New Jersey, Pearson Education Inc

Kumalasari.,2009. Hubungan Kualitas

Pelayanan Rawat Inap Dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Mawar I RSUD dr. Moewardi Surakarta. Universitas Sebelas Maret

Latipun.,2010. Psikologi Konseling. Malang,

Universitas Muhammadiyah Malang

Maharani, Arlina.,2013. Hubungan antara

tingkat kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan tingkat kepuasan pasien di puskesmas sukoharjo. Universitas Sebelas Maret

Mubarak W.I., Chayatin N., 2009. Ilmu

Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta, Salemba Medika

Meliono, Irmayanti; dkk., 2007. MPKT

Modul 1: Pengetahuan. Jakarta, Lembaga Penerbitan FEUI

Muninjaya A.A.G., 2008. Manajemen

Kesehatan. Jakarta, EGC

Notoatmojo S., 2010. Metode Penelitian

Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta

Sofyan M., et all., 2006. 50 Tahun IBI :

Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta, PP IBI

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian

Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunyoto D., 2012. Analisis Validitas dan

Asumsi Klasik. Yogyakarta, Gava Media

Supriyanto S., Ernawati, 2010. Pemasaran

Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta, Andi Offset

Soerjono, Soekanto.,2008. Sosiologi suatu

(10)

commit to user

Sulistina., 2009. Hubungan antara

pengetahuan Menstruasi dengan perilaku seksual remaja di SMPN 1 Trenggalek. Universitas Sebelas Maret, Thesis

Sunaryo.,2014. Psikologi untuk

Keperawatan. Jakarta, EGC

Tarigan I., Ariningrum R., 2008. Persepsi

dan Tanggapan Masyarakat terhadap Sistem Kesehatan, Jangkauan, dan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Banyuasin. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol.11 No.3 Tahun 2008

Taufiqurrahman M.A., 2008. Pengantar

Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta, UNS Press

Trihono, 2006. Arrimes Manajemen

Kesehatan Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta, Sagung Seto

Umar H., 2006. Riset Sumber Daya Manusia

Dalam Organisasi. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

Walgito, bimo. 2010. Pengantar Psikologi

Umum. Yogyakarta, Andi Offset

Wijono, djoko. 2011. Manajemen mutu

Gambar

Tabel 4.3 Distribusi Responden
Tabel 4.7 Kepuasan Pasien

Referensi

Dokumen terkait

(2) Untuk memperoleh seorang wakil dalam Kelembagaan Hubungan lndustrial, ditetapkan atas dasar perlbagian dari jumlah seluruh perusahaan yang menjadi anggota

selanjutnya disebut Transaksi Lindung Nilai Syariah adalah transaksi yang dilakukan berdasarkan pada Prinsip Syariah dalam rangka memitigasi risiko perubahan nilai tukar atas mata

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kinerja ekspor berbagai produk karet Indonesia ke negara- negara ASEAN5 (Malaysia, Singapore, Thailand, Filipina,

Sistem ini akan menghasilkan suatu pohon keputusan yang nantinya akan dibuat sebagai acuan dalam penentuan kelulusan peserta sertifikasi guru. Perancangan proses

Bentuk dan metode rangkaian kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan bimbingan islami dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak usia prasekolah di RA Al Muna Semarang yaitu :..

Review dilakukan terhadap berbagai teknik text summarization yang pernah digunakan pada penelitian-penelitian di bidang peringkasan teks berbahasa indonesia, baik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni rupa dengan menggunakan media pembelajaran animasi sebagai sumber ide penciptaan

Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang menjadi referensi penelitian ini Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2015) yang berjudul