PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK MELALUI e-BILLING PADA PT. MANASA SISTEMATIKA INDONESIA
DI DENPASAR
Oleh :
MARIA SRIYANTI HELMI SAIK NIM: 1306043028
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK MELALUI e-BILLING PADA PT. MANASA SISTEMATIKA INDONESIA
DI DENPASAR
Oleh :
MARIA SRIYANTI HELMI SAIK NIM: 1306043028
Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagaian persyaratan menyeselesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing,
serta diuji pada tanggal: 10 Juni 2016
Tim Penguji Tanda Tangan
1. Ketua : Dra.Ni Ketut Lely A. Merkusiwati, M.,Si., Ak ...
2. Sekretaris : Komang Ayu Krisnadewi, SE.,M.,Si.,Ak ...
Mengetahui,
Ketua Program Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi (TAS)
yang berjudul “Prosedur Pembayaran Pajak Melalui e-Billing Pada PT. Manasa Sistematika Indonesia di Denpasar”.
Penyusunan Tugas Akhir Studi (TAS) ini, penulis menyadari bahwa
Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan
Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima
kasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.S. Selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM. Selaku Ketua Program Diploma Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak I Ketut Jati, SE., M.Si., Ak. Selaku Ketua Jurusan Studi Diploma III
Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Ibu Dra. Ni Ketut Lely A. Merkusiwati, M.Si., Ak. Selaku pembimbing
Tugas Akhir Studi yang telah banyak memberikan pengarahan dan
bimbangan sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi (TAS).
6. Ibu Komang Ayu Krisnadewi, SE., M.Si., Ak. Selaku Pembimbing
Akademik yang selalu senantiasa memberikan semangat, dorongan,
Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
8. Bapak Drs. I Gde Santana dan Bapak I Gde Bujangga Hartawan.,SE dan
seluruh Staf PT. Manasa Sistematika Indonesia di Denpasar yang
senantiasa memberikan penulis kesempatan untuk melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Aloysius Saik dan Ibu Ester Koe, S.Ag,
serta ketujuh saudara penulis kakak Erlinda Saik (Alm), adik Andikhianus
Saik (Alm), kakak Ricards Nono, kakak Maria Antonia Saik, S.Pd, adik
Marno Saik, Bony Saik dan Nofry Saik yang selalu mendukung,
memberikan semangat serta doa kepada penulis dalam menjalani kuliah
hingga penyusunan Tugas Akhir Studi ini ( TAS ).
10. Kekasih tercinta Bripda Fransisco Da Silva Christian Oliviera De Jesus
Gusmao yang selalu memberikan perhatian, dukungan serta doa sehingga
penulis dapat menjalani kuliah hingga penyusunan Tugas Akhir Studi ini.
11. Sahabat tersayang Silvia Graselita Santos Uju, serta teman penulis di
Program Studi Diploma III Perpajakan angkatan 2013 yang selalu
memberikan masukan dan semangat kepada penulis.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyumbangkan pikiran, saran
dan kritik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis mampu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir
Studi (TAS) ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan
kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian TAS ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi yang berkepetingan.
Denpasar, Juni 2016
Judul : Prosedur Pembayaran Pajak Melalui e-Billing Pada PT. Manasa Sistematika Indonesia di Denpasar
Nama : Maria Sriyanti Helmi Saik Nim : 1306043028
ABSTRAK
Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan negara yang semakin hari semakin penting. Berbagai terobosan yang terkait dengan aplikasi Teknologi Informatika dalam kegiatan administrasi perpajakan pun terus dilakukan guna meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan kepada Wajib Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka diperkenalkan Elektronic Billing System guna memudahkan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Namun pada kenyataannya, masyarakat banyak yang belum mengetahui bagaimana cara melakukan pembayaran pajak melalui e-Billing, karena pembayaran dengan e-Billing ini merupakan strategi terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak untuk membantu wajib pajak dalam membayar pajak.
Oleh karena itu, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai prosedur pembayaran pajak dengan e-Billing. Langka-langkah untuk membantu wajib pajak dalam membayar pajak dengan e-Billing dan memperkenalkan e-Billing kepada masyarakat yang belum mengetahui dengan jelas mengenai e-Billing.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menjelaskan tentang prosedur pembayaran pajak melalui e-Billing beserta e-Billing itu sendiri agar wajib pajak lebih memahami dan mengerti tentang cara membayar pajak dengan jalur internet melalui e-Billing. Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem e-Billing terbukti cepat, mudah, akurat, efisien dan efektif karena Wajib Pajak dapat langsung membayar secara on-line tanpa harus ke Bank/Pos persepsi yang ditunjuk DJP. Setelah dilakukannya pembayaran tersebut maka WP akan mendapatkan bukti pembayaran dari teller atau bisa juga membayar menggunakan ATM dan bisa langsung mendapatkan bukti bayar.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Tujuan Penelitian ... 3
1.3Kegunaan Penelitian ... 4
1.4Sistematika Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori………. 7
2.1.1 Pengertian Pajak ... 7
2.1.2 Fungsi Pajak ... 8
2.1.3 Jenis-Jenis Pajak ... 9
2.2 Pajak Penghasilan Umum ... 11
2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan ... 11
2.3 e-Billing ... 13
2.3.1 Pengertian e-Billing ... 13
2.3.2 Keuntungan Dari e-Billing ... 15
2.3.3 Kerugian Dari e-Billing ... 16
2.3.4 Perbedaan e-Billing Generasi I dan e-Billing Generasi II... 17
2.3.5 Batas waktu Pembayaran Pajak Masa... 24
2.3.6 Batas Waktu Pembayaran Pajak Tahunan ... 25
2.3.7 Sanksi Terlambat Membayar Pajak... 26
2.3.8 Dasar Hukum Penerapan System e-Billing ... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 28
3.2 Objek Penelitian ... 28
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 28
3.4 Responden Penelitian ... 29
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 29
3.6 Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian ... 31
4.2 Bidang Tugas atau Kegiatan Institusi ... 30
4.2.1 Bidang tugas Secara Umum ... 32
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan……… 35 4.4 Pembahasan Hasil penelitian ……… .. 41 4.4.1 Tahapan Elektronik Billing Pajak... ... . 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 43 5.2 Saran ... 44
DAFTAR RUJUKAN……… 45 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Struktur Organisasi PT. Manasa Sistematika Indonesia………… . 31
2. Contoh Menu Login Pendaftaran billing system I………... 38
3. Contoh Menu Pendaftaran Billing System yang ke II……….. 39
4. Contoh Lampiran Persetujuan Atas Pendaftaran………. 39
5. Contoh Lampiran Verifikasi………. 40
6. Contoh Lampiran Penyimpanan data WP yang sudah diisi……… 41
7. Contoh Lampiran Penerbitang Kode Billing……… 43
8. Contoh Slip Pembayaran dari Bank Mandiri……… 44
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman 1 Perbedaan antara e-Billing versi I dan e-Billing versi II……… 17
2 Batas waktu pembayaran pajak SPT Masa WP Orang Pribadi,
Badan dan Bendaharawan………. ... … 24
3 Batas waktu pembayarn pajak Tahunan WP OP,
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan perekonomian Negara dewasa ini, pemerintah
harus meningkatkan dan mengoptimalkan pendapatan Negara melalui berbagai
sektor penerimaan. Penerimaan negara dapat berasal dari berbagai sektor, salah
satunya yang memberikan kontribusi terbesar yaitu berasal dari penerimaan pajak
negara. Semakin besarnya penerimaan negara dari kontribusi perpajakan, maka
pemerintah harus menggali segala potensi yang mendukung penerimaan pajak
tersebut yang mungkin sampai saat ini belum maksimal.
Penerimaan dari sektor pajak sebagai primadona dalam membiayai
pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang
berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu memperhatikan
masalah pembiayaan pembangunan. Pembangunan dapat dilaksanakan dengan
lancar apabila ada sumber dana yang mendukung. untuk membuat sukses usaha
tersebut diperlukan banyak dukungan diantaranya wajib pajak yang harus
melaksanakan kewajiban perpajakannnya dengan patuh.
Pajak merupakan kontribusi wajib pajak negara yang terutang oleh orang
pribadi maupun badan yang sifatnya memaksa berdasarkan perudang- undangan
yang berlaku, dengan tidak mendapatkan imbalan atau timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
2
ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk
mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan, disamping itu pajak
sebagai motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat dan penerimaan pajak
dapat berasal dari berbagai jenis pajak yang ada di indonesia.
Salah satu kewajiban perpajakan yang harus dilakukan yaitu pembayaran
pajak. Biasanya pembayaran pajak dilakukan di beberapa Bank persepsi yaitu
Bank BNI, Bank BRI, PT. Bank Mandiri, Kantor Pos yang ditunjuk oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Lamanya mengantri untuk membayar di Bank membuat
kebanyakan wajib pajak merasa jenuh dan bosan karena wajib pajak merasa waktu
mereka banyak terbuang hanya untuk mengantri di tempat-tempat pembayaran
pajak, disamping itu wajib pajak yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat
pembayaran pajak akan lebih banyak mengeluarkan biaya dan memerlukan
banyak waktu untuk sampai ke tempat pembayaran pajak. Beberapa klien dari PT.
MSI belum memahami dan mengetahui bagaimana cara menggunakan berbagai
macam aplikasi yang diterapkan oleh DJP dalam hal ini penggunaan e-billing itu
sendiri. Oleh karena itu, WP menggunkan jasa dari PT. MSI guna memperlancar
proses pembayaran pajak melalui e-billing ini. Dengan adanya permasalah yang
menghambat wajib pajak untuk membayar pajak, saat ini Direktorat Jenderal
Pajak telah memudahkan wajib pajak untuk membayar pajak yang bisa dilakukan
melalui internetyaitu dengan e-Billing.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam Keputusan Direktorat Jenderal Pajak
dinyatakan bahwa Pembayaran Pajak secara elektronik yang diadakan oleh
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk
3
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 32/PMK.05/2014 tentang
Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik (e-Billing) melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi ASP,e-Billing yang berbentuk formulir elektronik dalam
media komputer, diamana pembayarannya dilakukan secara elektronik dalam
bentuk data digital yang ditransfer atau disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak
melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP yang telah ditunjuk oleh
Direktorat Jenderal Pajak dengan sistem on-line dan real time.Penggunaan
e-Billing ini adalah hanya untuk membayar pajak yang dapat membantu wajib pajak
utuk membayar kewajibannya. Pembayaran dengan e-Billing dapat
mengefisiensikan biaya dan waktu, karena wajib pajak tidak perlu jauh-jauh untuk
membayar pajak secara langsung, cukup bayar melalui e-Billing dengan jaringan
internet.
Pembayaran/penyetoran pajak tersebut, meliputi pembayaran dalam mata uang
Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Pembayaran dalam mata uang Dollar
Amerika Serikat hanya dapat dilakukan untuk Pajak Penghasilan Pasal 25, Pajak
Penghasilan Pasal 29 dan Pajak Penghasilan yang bersifat Final yang dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak yang memperoleh izin untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika
Serikat. Transaksi pembayaran/penyetoran pajak secara elektronik, dilakukan
melalui Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan Kode Billing. Kode Billing
adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui Sistem Billing atas suatu jenis
4 1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pembayaran
Pajak Melalui e-Billing pada PT. Manasa Sistematika Indonesia di
Denpasar.
1.3 Kegunaan Penlitian
Adapun kegunaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Bagi perusahaan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar
atau tolak ukur didalam melaksanakan tugas untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan prosedur pembayaran pajak
melalui e-billing.
2) Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan yang lebih
luas dalam penerapan teori yang didapat dibangku perkuliahan dan
menambah pengetahuan tentang hal yang berkaitan dengan
prosedur pembayaran pajak melalui e-billing pada PT. Manasa
Sistematika Indonesia. Disamping itu mahasiswa bisa belajar
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik dan dapat
menciptakan hubungan yang harmonis tidak hanya dengan teman
seperjungan tapi juga dengan partner kerja atau pun dengan klien
3) Bagi Diploma III
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai
sarana untuk mempromosikan keberadaan lembaga pendidikan dan
5
perusahaan dalam mempersiapkan tenaga kerja yang profesional
untuk kebutuhanindustri.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran lebih lanjut tentang laporan ini, maka
disusun laporan Tugas Akhir Studi ini menjadi 5 (lima) bab secara
sistematis yang masing-masing mengandung pembahasan dengan rincian
sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah serta yang
menjadi pokok permasalahan yang diteliti. Disamping itu
ditentukan pula tujuan dan kegunaan penelitian, metode
penelitian serta menguraikan sistematika penyajian yang
digunakan untuk membahas masalah yang diungkapkan.
Bab II Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan mengenai tentang landasan teori dan hasil
penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian yang akan dibahas dalam Tugas Akhir Studi (TAS).
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian,
idenifikasi variable, definisi operasional, jenis data dan sumber
data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang
6 Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini meguraikan tentang teori-teori yang relevan dengan
topik atau judul yang akan dibahas dalam penyusunan Tugas
Akhir Studi serta menguraikan tentang Prosedur Pembayaran
Pajak Melalui e-billing pada PT. Manasa Sistematika Indonesia.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan tentang simpulan dari hasil pembahasan
serta saran-saran yang dianggap perlu untuk diajukan
7 BAB II ` KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak
Pajak merupakan salah satu wujud nyata secara partisipasi dalam rangka ikut
membiayai pembangunan nasional. Adapun definisi pajak menurut UU KUP No. 16
tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Mardiasmo (2016:1)
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran.
Pajak juga merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak
merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan
pelaksanaan pemerintahan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak sebagai berikut.
1) Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaanya yang
bersifat dapat dipaksakan.
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi atau
8
3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4) Pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
pemerintah.
2.1.2 Fungsi Pajak
Ada beberapa fungsi pajak menurut Waluyo (2010:3) yaitu.
1) Fungsi Anggaran (Budgetair)
Fungsi budgetair disebut sebagai fungsi utama pajak atau fungsi fiskal (fiscal
function), yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk
memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Fungsi ini disebut fungsi utama karena fungsi inilah
yang secara historis pertama kali timbul. Di sini pajak merupakan sumber
pembiayaan negara yang terbesar.
2) Sebagai Alat Pengukur
Fungsi ini mempunyai pengertian bahwa pajak dapat dijadikan sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, ketika pemerintah
berkeinginan untuk melindungi kepentingan petani dalam negeri, pemerintah
dapat menetapkan pajak tambahan, seperti pajak impor atau bea masuk, atas
9 3) Sebagai Alat Penjaga Stabilitas
Pemerintah dapat menggunakan sarana perpajakan untuk stabilisasi ekonomi.
Sebagian barang-barang impor dikenakan pajak agar produksi dalam negeri
dapat bersaing. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar
defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah dapat menetapkan
kebijakan pengenaan PPnBM terhadap impor produk tertentu yang bersifat
mewah. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam impor barang mewah yang
berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan.
4) Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pemerintah dapat menggunakan sarana perpajakan untuk stabilisasi ekonomi.
Sebagian barang-barang impor dikenakan pajak agar produksi dalam negeri
dapat bersaing. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar
defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah dapat menetapkan
kebijakan pengenaan PPnBM terhadap impor produk tertentu yang bersifat
mewah. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam impor barang mewah yang
berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan.
2.1.3 Jenis-jenis Pajak
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua
yaitu Pajak Daerah dan Pajak Pusat. Pajak Pusat adalah pajak yang dikelola oleh
pemerintah pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pajak- Departement Keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak yang
10
Kabupaten/Kota. Ada beberapa Pajak Pusat yang dikelola Oleh Direktorat
Jenderal Pajak yaitu.
1) Pajak Penghasilan (PPh)
adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak. Yang
dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang
dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan dengan nama
dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat
berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lainnya.
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang pribadi, Perusahaan, maupun
Pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
dikenakan PPN. Pada dasarnya setiap barang dan jasa adalah Barang Kena
Pajak kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang PPN, Tarif PPN
adalah tunggal yaitu sebesar 10%, sedangkan untuk ekspor tarif PPN
adalah 0%. Yang dimaksud dengan Pabean adalah wilayah Republik
11
3) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)
Selain dikenakan PPN, atas barang-barang tertentu yang tergolong
mewah, juga dikenakan PPnBm. yang dimaksud dengan Barang Kena
Pajak yang tergolong Mewah adalah.
a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat.
2.2 Pajak Penghasilan Umum
2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan
Menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat (1) pengertian pajak
penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh oleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP yang bersangkutan
dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pajak penghasilan dikenakan terhadap
subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
12 1) Orang Pribadi
a. Orang pribadi sebagai subyek pajak dapat bertempat tinggal di
Indonesia maupun di luar Indonesia.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan, menggantikan yang
berhak yaitu ahli waris. Penujukan warisan yang belum terbagi subyek
pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atau penghasilan
yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
2) Badan
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, pengertian badan adalah sekumpulan oaring dan atau
modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak
melakukan usaha.
3) Bentuk Usaha Tetap
Suatu bentuk usaha tetap mengandung pengertian adanya suatu tempat usaha
(Place Of Business) yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung
termasuk juga mesin dan peralatan yang sifatnya permanen dan dipergunakan
untuk menjalankan usaha atau kegiatan dari orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal atau badan yang didirikan dan tidak berkedudukan di
Indonesia. Subyek pajak dibedakan dalam subyek pajak dalam negeri dan
subyek pajak luar negeri (Pasal 2 ayat (2), (3) dan (4) Undang-Undang Pajak
Penghasilan. Adapun yang dinyatakan sebagai subyek pajak dalam negeri
13
a. Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang yang
berada (untuk sementara waktu) di Indonesia lebih dari 183 hari (6
bulan) dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang yang selama satu
Tahun Pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat
tinggal di Indonesia;
b. Badan yang didrikan atau bertempat kedudukan di Indonesia;
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, untuk
menggantikan yang berhak;
d. Badan Usaha Tetap yang mana induk dari BUT tersebut yang berupa
badan atau perusahaan berkedudukan di luar negeri tetapi menjalankan
kegiatan usaha secara teratur di Indonesia.
Adapun yang dimaksud dengan subyek pajak luar negeri adalah Subyek Pajak
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, tidak didirikan dan berkedudukan
di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan di
14 2.3 e-Billing
2.3.1 Pengertian e-Billing
Salah satu fasilitas tersebut adalah sistem pembayaran elektronik (Billing
system). Sistem pembayaran pajak secara elektronik adalah bagian dari sistem
Penerimaan Negara secara elektronik yang diadministrasikan oleh Biller
Direktorat Jenderal Pajak dan menerapkan Billing System. Billing System adalah
metode pembayaran elektronik dengan menggunakan Kode Billing. Saat ini
Wajib Pajak dapat lebih mudah dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dengan
memanfaatkan fasilitas-fasilitas elektronik yang telah disediakan Direktorat
Jenderal Pajak. Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran/penyetoran pajak
dengan sistem pembayaran pajak secara elektronik. Pembayaran/penyetoran pajak
meliputi seluruh jenis pajak, kecuali.
1) Pajak dalam rangka impor yang diadministrasikan pembayarannya oleh Biller
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
2) Pajak yang tata cara pembayarannya diatur secara khusus.
Pembayaran/penyetoran pajak tersebut, meliputi pembayaran dalam mata
uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Pembayaran dalam mata uang
Dollar Amerika Serikat hanya dapat dilakukan untuk Pajak Penghasilan Pasal
25, Pajak Penghasilan Pasal 29 dan Pajak Penghasilan yang bersifat Final
yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang memperoleh izin untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata
15
elektronik, dilakukan melalui Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan Kode
Billing. Kode Billing adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui Sistem
Billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran yang akan dilakukan Wajib
Pajak.
2.3.2 Keuntungan Dari e-Billing
Jika dulu menyetor pajak membutuhkan Surat Setoran Pajak, namun dengan
adanya Billing System, Wajib Pajak tidak memerlukan waktu yang lama untuk
menyetor pajak, cukup memerlukan device dan internet, Wajib Pajak dapat
menyetor pajak dari mana saja. Beberapa keuntungan dari e-Billing yang penulis
ketahui yaitu.
a. Lebih Mudah
Wajib pajak tidak perlu lagi mengantri di loket teller untuk melakukan
pembayaran. Wajib pajak telah dapat melakukan transaksi pembayaran
pajak melalui Internet Banking cukup dari meja kerja atau melalui mesin
ATM yang ditemui di sepanjang perjalanan. Wajib pajak juga tidak perlu
lagi membawa lembaran SSP ke Bank atau Kantor Pos Persepsi. Sekarang
hanya cukup membawa catatan kecil berisi Kode Billing untuk melakukan
transaksi pembayaran pajak untuk ditunjukkan ke teller atau dimasukkan
sebagai kode pembayaran pajak di mesin ATM atau Internet Banking.
Sekarang dapat melakukan transaksi pembayaran pajak hanya dalam
16
Kantor Pos sebagai sarana pembayaran, sekarang tidak perlu lagi
menunggu lama teller memasukkan data pembayaran pajak, karena Kode
Billing yang ditunjukkan akan memudahkan teller mendapatkan data
pembayaran berdasarkan data yang telah di input sebelumnya Antrian di
Bank atau Kantor Pos akan sangat cepat berkurang karena teller tidak
perlu lagi memasukkan data pembayaran pajak.
b. Lebih Akurat
Sistem akan membimbing Wajib Pajak dalam pengisian SSP elektronik
dengan tepat dan benar sesuai dengan transaksi perpajakan, sehingga
kesalahan data pembayaran, seperti Kode Akun Pajak dan Kode Jenis
Setoran, dapat dihindari. Kesalahan entry data yang biasa terjadi di teller
dapat terminimalisasi karena data yang akan muncul pada layar adalah
data yang telah diinput sendiri sesuai dengan transaksi.
c. Lebih Cepat
Wajib Pajak dapat melakukan transaksi pembayaran pajak hanya dalam
hitungan menit dari mana pun wajib pajak berada. Wajib Pajak yang
memilih Teller Bank atau Kantor Pos sebagai sarana pembayaran tidak
perlu menunggu lama saat teller memasukan data pembayaran pajak.
Karena kode Billing yang ditunjukkan akan memudahkan teller untuk
mendapatkan data pembayaran berdasarkan data yang telah diinput
17
cepat berkurang karena teller tidak perlu lagi memasukkan data
pembayaran pajak.
2.3.3 Kerugian Dari E-Billing
Tidak hanya mempermudah dalam membayar pajak, sistem e-billing ini juga
mempunyai kelemahan seperti terjadinya gangguan pada jaringan internet saat
pengisian SSE ataupun pembayaran pajak. Hal tersebut dapat membuat sedikit
terhambatanya pembayaran yang dilakukan wajib pajak.
2.3.4 Perbedaan Antara e-Billing Versi I dan e-Billing Versi II
Secara filosofis tidak ada perbedaan mendasar antara dua aplikasi e-Billing
pajak tersebut. Urutan logikanya sederhana yaitu datar, men-generate kode billing
pajak, dan gunakan kode billing tersebut untuk membayar pajak. Ada beberapa
[image:29.612.113.528.470.700.2]perbedaan mendasar dari e-Billing seperti pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Perbedaan Antara e-Billing Versi I dan e-Billing Versi II No E-Billing Pajak Generasi I E-Billing Pajak Generasi II
1 Alamat Situsnya :
http://djponine.pajak.go.id
Alamat Situsnya : http://sse.pajak.go.id
2 Laman situs tersebut tidak terintegrasi atau berdiri sendiri.
Fitur e-billing Pajak (SSE) terintegrasi di situs DJP Online.
3 Kemampuan men-generate kode
billing pajak untuk pemungut
hanya terbatas pada bendahara.
Dapat men-generate kode billing pajak
untuk pemotongan/pemungutan yang
lebih luas termasuk bagi lawan transaksi
yang tidak berNPWP.
18 5 Satu alamat email dapat
didaftarkan berkali-kali.
Satu alamat email hanya dapat
didaftarkan satu kali.
6 Pendaftaran baru tidak
menggunakan e-Fin.
Pendaftaran baru mensyaratkan adanya
e-FIN.
Sumber. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 & Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2007
2.3.6 Batas Waktu Pembayaran Pajak SPT Masa Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan dan Bendaharawan berdasarkan jenisnya.
Menurut prosedurnya setelah membuat e-billing dan mencetak kode
billingnya maka WP wajib membayar pajak sesuai dengan jadwal
pembayaran yang selama ini dilakukan. Ada pun batas waktu pembayaran
pajak masa yang sudah ditentukan seperti pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Batas Waktu Pembayaran Pajak SPT Masa Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan dan Bendaharawan berdasarkan jenisnya
No Jenis SPT Batas Waktu Pembayaran 1 PPh Pasal 4 ayat (2) Tgl 10 bulan berikutnya
2 PPh Pasal 15 Tgl 10 bulan berikutnya
3 PPh Pasal 21/26 Tgl 10 bulan berikutnya
4 PPh Pasal 23/26 Tgl 10 bulan berikutnya
5 PPh pasal 25
(Angsuran Pajak) untuk
Wp Orang Pribadi dan
19 Badan
6 PPh Pasal 22, PPN dan
PPnBM oleh Bea Cukai
1 hari setelah dipungut
7 PPh Pasal 22 (Bendahara
Pemerintah)
Pada hari yang sama saat
penyerahan barang
8 PPh Pasl 22
(Pertamina)
Sebelum delivery order dibayar
9 PPh Pasal 22
(Pemungut Tertentu)
Tgl 10 bulan berikutnya
10 PPN dan PPnBM
(PKP)
Akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan
11 PPN dan PPnBM (Bendaharawan
Pemerintah)
Tgl. 7 bulan berikutnya
12 PPN dan PPnBM (Pemungut Non Bendaharawan)
Tgl. 15 bulan berikutnya
13 PPh Pasal 4 ayat (2),
Pasal 15, 21, 23, PPN
dan PPnBM untuk WP
kriteria tertentu
Sesuai batas waktu per SPT Masa
20
2.3.7 Batas waktu pembayaran Pajak Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan dan Bendaharawan berdasarkan jenisnya
Menurut prosedurnya setelah membuat e-billing dan mencetak kode
billingnya maka WP wajib membayar pajak sesuai dengan jadwal
pembayaran yang selama ini dilakukan. Ada pun batas waktu pembayaran
pajak tahunan yang sudah ditentukan seperti pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Batas waktu pembayaran Pajak Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan dan Bendaharawan berdasarkan jenisnya
No Jenisnya Batas Waktu Pembayaran
1 PPh Orang Pribadi Sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan
2 PPh Badan Sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan
3 PBB 6 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT
Sumber. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 & Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 JO. 80/PMK.03/2010
2.3.8 Sanksi Terlambat atau Tidak Membayar Pajak
Sanksi keterlambatan membayar pajak pada dasarnya dibagi menjadi dua
yaitu atas keterlambatan membayar SPT Masa misalnya sanksi terlambat
membayar PPh pasal 21 atau terlambat membayar PPN dan SPT Tahunan.
1) Sanksi terlambat membayar SPT Masa
Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh
tempo pembayaran atau penyetoran pajak dan dikenai sanksi administrasi
[image:32.612.150.530.304.472.2]21
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan
dihitung penuh satu bulan. (Pasal 9 ayat (2a) UU Nomor 28 Tahun 2007).
2) Sanksi terlambat membayar SPT Tahunan PPh
pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh
tempo penyampaian SPT Tahunan dan dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu
pembayaran SPT Tahunan sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian
dari bulan dihitung penuh satu bulan. (Pasal 9 ayat (2b) UU Nomor 28 Tahun
2007).
2.3.9 Dasar Hukum Penerapan System e-Billing
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi
Undang-Undang.
2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 32/PMK.05/2014
tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik.
3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 26/PJ/2014 tentang Sistem
Pembayaran Pajak Secara Elektronik.