• Tidak ada hasil yang ditemukan

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA

INDONESIA TAHUN 2003-2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Sejarah

Oleh

ANGGODO BAMBANG KUSUMO

0907058

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Oleh

Anggodo Bambang Kusumo

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

© Anggodo Bambang Kusumo 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PENGESAHAN

ANGGODO BAMBANG KUSUMO

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA

INDONESIA TAHUN 2003-2007

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

H. Didin Saripudin, Ph.D

NIP. 19700506 199702 1 001

Pembimbing II

Drs. Syarif Moeis

(4)

Dr. Agus Mulyana, M.Hum

(5)

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This thesis titled “Dari Jalan Pajajaran Hingga Istana Merdeka: Perjuangan Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Tahun 2003-2007”. The main issues discussed in this thesis is “Bagaimana Jejak Langkah gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007”? The main problem is then divided into four research questions, namely (1) What is the background of the United Workers Movement PT Dirgantara Indonesia in 2003-2007? (2) How is the effort and the dynamics of the United Workers Movement PT Dirgantara Indonesia in fighting for the rights of workers in 2003-2007? (3) How does the United Workers Movement PT Dirgantara Indonesia on the condition and status of workers in 2007? (4) What factors driving and inhibiting Union Movement PT Dirgantara Indonesia in 2003-2007. The method used in this study is the historical method, with the following steps: (1) Selecting a topic; (2) Investigate the evidence; (3) Make important notes; (4) Evaluate critically, both internal and external criticism of criticism; (5) Develop research results; (6) Present in a way that can attract attention and communicate it to the readers so that they can be understood as clearly as possible.

The data collection techniques used in this research is the study of literature and interviews. Based on the results obtained some conclusions. First, based on the research note that, the trade union movement PT DI is a movement arising from the impact of policy termination of employment of all workers conducted by the company. Both the trade union movement in its struggle PT DI has made various efforts, both formal and non-formal conducted either within the company or outside the company, its own formal effort done with mediation efforts, as well as the remedies in the form of a claim to some degree of justice. Non-formal effort done with the form of rallies until sweeping and blocking the entrance to the company. Third, the status and conditions of the workers of PT DI has met clarity after the efforts made by the union PT DI. Status which has legally binding, such is no longer the workers of PT DI as well as the fulfillment of the rights of workers who have not been met will be paid immediately after the bankruptcy of the company. Fourth, there are several factors that influence the labor movement itself be a motivating factor and factor inhibitors, factor driving itself that form the common goal, any unilateral decision in the form of redundancy policy undertaken by companies without involving the workers' representatives in the form of the union itself, and factor economy. While inhibiting factors such as differences of opinion both within the inter-union workers in the company or in internal union itself. Results from this study are expected to provide recommendations on the teaching of history in schools and can be used as a framework for further research

(6)

Skripsi ini berjudul “Dari Jalan Pajajaran Hingga Istana Merdeka: Perjuangan Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Tahun 2003-2007”. Adapun masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Jejak Langkah gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007”? Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian, yaitu:(1)Bagaimana latar belakang munculnya Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007 ?(2)Bagaimana upaya dan dinamika Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak para pekerja tahun 2003-2007? (3) Bagaimana pengaruh Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia terhadap kondisi dan status para pekerja pada tahun 2007 ? (4) Apa saja Faktor-faktor pendorong dan penghambat Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Memilih topik; (2) Mengusut bukti-bukti; (3) Membuat catatan penting; (4) Mengevaluasi secara kritis, baik kritik internal maupun kritik eksternal; (5) Menyusun hasil-hasil penelitian; (6) Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa simpulan. Pertama, berdasarkan penelitian diketahui bahwa, gerakan serikat pekerja PT DI merupakan gerakan yang timbul sebagai dampak atas kebijakan pemutusan hubungan kerja seluruh pekerja yang dilakukan oleh perusahaan. Kedua gerakan serikat pekerja PT DI dalam perjuangannya telah melakukan berbagai upaya baik secara formal maupun non formal yang dilakukan baik itu di lingkungan perusahaan maupun di luar perusahaan, upaya formal sendiri dilakukan dengan upaya mediasi,serta upaya hukum dalam bentuk gugatan ke beberapa tingkat peradilan. Upaya non formal dilakukan dengan bentuk aksi unjuk rasa sampai sweeping dan pemblokiran jalan masuk ke perusahaan. Ketiga, status dan kondisi dari para pekerja PT DI telah menemui kejelasan setelah adanya upaya yang dilakukan oleh serikat pekerja PT DI. Status yang telah berkekuatan hukum tetap, berupa bukan lagi pekerja PT DI serta pemenuhan hak para pekerja yang belum terpenuhi akan segera dibayarkan setelah proses pemailitan perusahaan. Keempat, adanya beberapa faktor yang mempengaruhi gerakan pekerja itu sendiri berupa faktor pendorong dan faktor penghambat, faktor pendorong sendiri yakni berupa adanya tujuan bersama, adanya keputusan sepihak yakni berupa kebijakan PHK yang dilakukan oleh perusahaan tanpa melibatkan perwakilan pekerja berupa serikat pekerja itu sendiri, dan faktor ekonomi. Sementara faktor penghambat berupa adanya perbedaan pendapat baik di lingkungan antar serikat pekerja yang ada di perusahaan maupun di intern serikat pekerja itu sendiri. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi terhadap pembelajaran sejarah di sekolah dan bisa dijadikan sebagai kerangka berpikir untuk penelitian selanjutnya

(7)

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Serikat Pekerja ... 9

2.2 PT Dirgantara Indonesia ... 12

2.3 Gerakan Serikat Pekerja di Indonesia ... 18

2.3.1 GerakanSerikat Pekerja di Indonesia 1905-1973 ... 18

2.3.2 Gerakan Serikat Pekerja di Indonesia 1973-1985 ... 20

2.3.3 Gerakan Serikat Pekerja di Indonesia 1985-1998 ... 21

2.3.4 Gerakan Serikat Pekerja di Indonesia Pasca Reformasi ... 23

(8)

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

1. Memilih Topik yang Sesuai ... 33

2. Mengusut Bukti yang Relevan dengan Topik ... 34

3. Membuat Catatan yang Relevan dengan Topik ... 38

4. Mengevaluasi Bukti (Evidensi) yang Ditemukan ... 39

5. Menyusun Hasil Penelitian Secara Sistematis ... 42

6. Menyajikan Hasil Penelitian ... 43

BAB IV PERJUANGAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA 2003-2007 4.1 Latar Belakang Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia ... 46

4.2 Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Tahun 2003-2007 ... 51

4.2.1 Upaya Non Formal ... 51

4.2.2 Upaya Formal ... 54

4.3 Pengaruh Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Terhadap Kondisi dan Status Para PekerjaTahun 2007 ... 60

4.4 Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Pada Tahun 2003-2007 ... 67

4.4.1 Faktor Pendorong ... 68

4.4.2 Faktor Penghambat ... 69

(9)

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

5.2 Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gerakan pekerja bukan merupakan suatu hal yang asing di Indonesia, dalam sejarahnya kemunculan serikat pekerja sudah ada bahkan sejak era sebelum kemerdekaan, yang pada waktu itu tujuannya selain untuk mewujudkan kesejahteraan mereka juga tak terpisahakan dengan pergerakan nasional untuk kemerdekaan bangsa.

Pada awal 1900-an hingga memasuki Era Pra Kemerdekaan Indonesia kiprah gerakan pekerja ini ditandai oleh kegigihan para tokohnya dalam skala kejuangan nasional ataupun keberhasilan dalam mmemperjuangkan prinsip dan hak mendasar di tempat kerja dan hak kaum pekerja. Pada era sebelum kemerdekaan Republik Indonesia (awal 1900-an-1945), pembentukan gerakan pekerja yang lebih banyak berupa serikat buruh lebih cenderung berlatar belakang politik daripada pertimbangan sosial-ekonomi. Pada era ini perjuangan gerakan pekerja dalam memperoleh persamaan hak politik dan politik bersifat paralel dengan perjuangan partai politik yang sangat radikal (Hidajat, 2012: 2).

Motif politik yang mengiringi gerakan pekerja di Indonesia pada Era sebelum kemerdekaan, tampaknya berpengaruh terhadap gerakan buruh setelah

proklamasi kemerdekaan-atau setidaknya sampai dengan tahun 1970-an ketika

atas nama “akselarasi pembangunan nasional” dilakukan penyederhanaan gerakan

organisasi pekerja, khususnya serikat buruh. Perjuangan serikat buruh tidak semata untuk meningkatkan perbaikan nasib para anggotanya,tetepi juga focus untuk memenangkan perjuangan partai politik yang menaunginya untuk meraih kekuasaan dalam kehidupan politik Indonesia (Hidajat, 2012: 5).

(11)

2

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan karakteristik gerakan pekerja pasca reformasi cenderung berbeda dengan karaktrestik era sebelumnya, lebih lanjut hal ini pula dikatakan oleh Simanjuntak (2000:46) menyatakan bahwa:

Karakteristik gerakan pekerja pasca reformasi ini nampaknya mundur kembali ke kondisi sebelum deklarasi buruh 1973. Pertama beberapa bentuk organisasi pekerja yang telah melebur, memunculkan diri kembali. Kedua beberapa organisasi pekerja baru secara jelas atau tersamar mempunyai orientasi setarian atau terkait dengan partai politik atau agama. Ketiga beberapa organisasi pekerja baru cenderung mengutamakan pembentukan organisasinya di perusahaan yang telah terbentuk FSPSI atau SPSI Reformasi atau SPTP. Dengan demikian di beberapa perusahaan akan terbentuk lebih dari satu organisasi pekerja.

Pada era 2000-an terutama sejak ratifikasi konvensi No.87 mengenai kebebasan berserikat dan didorong oleh semangat reformasi, organisasi serikat pekerja di Indonesia berkembang dengan cepat, baik yang bersifat federatif maupun menurut organisasi perusahaan. Hingga pertengahan tahun 2000, telah terdaftar 20 serikat pekerja tingkat nasional yang berbentuk federasi, 40 serikat pekerja menurut organisasi perusahaan serta sekitar 1200 serikat pekerja tingkat perusahaan independen atau tidak berafiliasi dengan serikat pekerja yang lain (Simanjuntak, 2000: 5). Dan didorong oleh ratifikasi konvensi No.87 mengenai kebebasan berserikat pula pembentukan organisasi pekerja pun tidak terbatas di lingkungan perusahaan swasta saja organisasi pekerja juga pembentukannya mulai berkembang di tingkat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang

sebelumnya dikumpulkan dalam satu organisasi yang sama yakni di Korps Organiasi Pegawai Republik Indonesia (KORPRI). KORPRI sendiri dibentuk

(12)

sebagai perusahaan BUMN maka seluruh pegawai PT Dirgantara Indonesia secara otomatis tergabung ke dalam KORPRI.

Serikat pekerja/serikat buruh sendiri memiliki fungsi yang sangat penting dalam lingkungan kerja seperti yang dijelaskan dalam pasal 4 ayat 1

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Yang menyatakan bahwa serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh bertujuan memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh beserta keluarganya. Mencermati fungsi serikat pekerja tersebut, bahwa betapa pentingnya keberadaan dari sebuah serikat pekerja bagi para pekerja pendiriannya tidak bisa didirikan dengan sembarangan, tidak hanya sebatas pelengkap ataupun sekedar formalitas untuk memenuhi suatu unsur dalam undang-undang saja. Karena dalam kenyataannya serikat pekerja merupakan pihak pertama yang bertindak saat terjadi sengketa antara pekerja dengan perusahaan, dan tidak jarang disertai dengan upaya-upaya yang teramat gigih dilakukan dalam hal pembelaan hak para pekerja. Gerakan serikat pekerja dan buruh merupakan alat dan sarana bentuk eksistensi perjuangan pekerja dan buruh untuk memperjuangkan nasib dan hak-hak kaum pekerja dan buruh yang memiliki posisi tersendiri diantara kekuatan-kekuatan sosial lain yang efektif untuk memobilisasi massa dan anggotanya. Maka dengan semua itu serikat pekerja telah menjadi keharusan yang

ada di tiap lingkungan perusahaan, begitu pun di lingkungan PT Dirgantara Indonesia terdapat beberapa serikat pekerja seperti SP-FKK (Serikat Pekerja

Forum Komunikasi Karyawan) PT Dirgantara Indonesia, SPEDI (Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia), Serikat Pekerja CN-25.

(13)

4

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pabrik perusahaan penghasil pesawat terbang itu hingga ke Istana Negara. Meski memang lewat PTUN dan jalur pidana, hak-hak sebagian eks karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan (SPFKK) PT DI tetap tidak terpenuhi. Janji Pemerintah untuk menyelesaikan persoalan karyawan

DI tak kunjung kelar. Berdasarkan catatan para buruh, perusahaan masih terutang sekitar Rp.200 miliar kepada mereka. Untuk mengembalikan utang itu, ratusan

eks karyawan mencoba jalur lain yakni lewat kepailitan (http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol17520/pt-dirgantara-indonesia-dinyatakan-pailit 10/6/2014).

Puncaknya pada 2007 gerakan pekerja PT Dirgantara Indonesia berhasil memenangkan gugatan pailit terhadap perusahaan yang diputuskan oleh majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang diketuai Andriani Nurdin mengabulkan permohonan itu. PT Dirgantara Indonesia dinyatakan pailit, hal tersebut ditetapkan karena perusahaan belum sepenuhnya hak karyawan menyusul kemudian penunjukan tim kurator yang bertugas menyelesaikan proses pembayaran utang kepada kreditor serta para mantan karyawan PT Dirgantara Indonesia oleh majelis hakim (Irahali, 2008: 283).

Ada beberapa alasan yang membuat penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai serikat pekerja PT Dirgantara Indonesia khususnya tahun 2003-2007, pertama masih jarang sekali literatur yang

mengangkat tentang serikat pekerja, selain itu konflik hubungan industrial yang berujung pemailitan perusahaan seperti uapaya yang dilakukan serikat pekerja PT

Dirgantara Indonesia merupakan salah satu hal yang jarang terjadi di Indonesia, kedua adanya ketertarikan penulis untuk mengkaji secara mendalam mengenai

(14)

Hingga Istana Merdeka: Perjuangan Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Dalam Memperjuangkan Hak-Haknya Tahun 2003-2007”.

Kurun waktu yang dipilih oleh penulis dalam kajian ini adalah tahun 2003-2007. Awal kajian dimulai pada tahun 2003 karena pada saat itu sengketa

antara pekerja PT Dirgantara Indonesia dengan perusaahaan dimulai,yakni dengan adanya pemutusan hubungan kerja besar-besaran pekerjanya sebagai imbas dari

krisis moneter yang melanda Indonesia kala itu. Sedangkan akhir kajian dipilih pada 2007 yang berkaitan dengan dikeluarkannya putusan pailit kepada perusahaan oleh Pengadilan Niaga, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai tindak lanjut atas tuntutan yang diajukan oleh Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia itu sendiri .

1.2 Rumusan Masalah

Setelah mengetahui latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Jejak Langkah gerakan

Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007”. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian maka peneliti memfokuskan permasalahan dalam beberapa rumusan masalah yang dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang munculnya Gerakan Serikat Pekerja PT

Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007 ?

2. Bagaimana upaya dan dinamika Gerakan Serikat Pekerja PT

Dirgantara Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak para pekerja tahun 2003-2007?

3. Bagaimana pengaruh Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia terhadap kondisi dan status para pekerja pada tahun 2007 ? 4. Apa saja Faktor-faktor pendorong dan penghambat Gerakan Serikat

(15)

6

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran mengenai latar belakang munculnya Gerakan

Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007.

2. Menjelaskan upaya dan dinamika dari Gerakan Serikat Pekerja PT

Dirgantara Indonesia dalam upaya memperjuangkan hak-hak para pekerja pada tahun 2003-2007.

3. Memaparkan pengaruh dari gerakan serikat pekerja PT Dirgantara Indonesia terhadap kondisi dan status dari para pekerja.

4. Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat bagi berbagai pihak diantaranya:

1. Mengenal salah satu organisasi serikat pekerja di Indonesia dan bentuk pergerakannya.

2. Memperkaya pemahaman mengenai salah satu serikat pekerja dan bentuk pergerakannya di Indonesia

3. Memberikan konstribusi positif terhadap perkembangan penelitian sejarah mengenai perkembangan gerakan pekerja khususnya gerakan pekerja PT

Dirgantara Indonesia

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Maka untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini perlu disusun sistematika pembahasan sebagai berikut:

(16)

disampaikan untuk menjawab permasalahan yang telah ditentukan. Bagian terakhir adalah struktur organisasi penulisan skripsi.

Bab II Tinjauan Pustaka, bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian serta penjelasan mengenai penelitian terdahulu

yang tema kajiannya dianggap relevan dengan penelitian yang akan dilakuakan. Penulis mencoba menjabarkan literatur-literatur yang

berkaitan dengan judul “Dari Jalan Pajajaran Hingga Istana Merdeka: Perjuangan Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Dalam Memperjuangkan Hak-Haknya Tahun 2003-2007”

Bab III Metode Penelitian, bab ini membahas langkah-langkah metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya. Metode yang digunakan adalah metode historis. Tahapan-tahapan metodenya adalah sebagai berikut: memilih suatu topik yang sesuai, mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik, membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditentukan ketika penelitian sedang berlangsung, mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber), menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah

disiapkan sebelumnya, dan menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca

sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

(17)

8

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam memperjuangkan hak-hak para pekerja tahun 2003-2007, serta hasil yang dicapai dari Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia dalam hal kondisi dan status para pekerja pada tahun 2003-2007. Semua hal tersebut dikaji dengan menggunakan sumber literatur dan sumber lisan

yang relevan.

Bab V Kesimpulan dan saran, merupakan inti jawaban serta

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Dari Jalan Pajajaran Hingga Istana Merdeka: Perjuangan Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Dalam Memperjuangkan Hak-Haknya Tahun 2003-2007”.Untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi tersebut maka diperlukan data-data dan informasi yang lengkap serta bisa dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan teknik penelitian berupa studi literatur, yaitu dengan cara menelusuri berbagai sumber kepustakaan, baik berupa skripsi, tesis, jurnal, buku, maupun berupa dokumen. Selain studi literatur, peneliti juga menggunakan teknik lainnya yakni studi wawancara dan studi dokumentasi.

Metode historis adalah suatu metode yang lazim digunakan dalam penelitian sejarah, melalui proses menguji dan menganalisa secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1985: 32). Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan)

yang diteliti (Sjamsuddin, 2007: 13). Lebih jelas Ismaun (2005: 35) mengatakan bahwa metode historis (metode ilmiah sejarah) adalah proses untuk menguji dan

(19)

33

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sjamsuddin (2007: 96) mengemukakan bahwa setidaknya ada enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah:

1. Memilih suatu topik yang sesuai;

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik;

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditentukan ketika penelitian sedang berlangsung;

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber);

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya;

6. Menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode historis adalah seperangkat cara atau prosedur untuk memecahkan suatu permasalahan sejarah berdasarkan hasil analisis terhadap peninggalan-peninggalan masa lampau dengan tahapan-tahapan tertentu yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.

1. Memilih Topik yang Sesuai

Menurut Kuntowijoyo (2003: 91) pemilihan topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Berdasarkan

(20)

rasa para Pekerja PT Dirgantara Indonesia yang menurut penulis dilakukan dengan perjuangan yang gigih dan tanpa ada kata menyerah.

Setelah observasi awal dilakukan, penulis mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan

Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, dengan judul Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Suatu Kajian Historis Tahun 2003-2007. Setelah judul

disetujui kemudian penulis menyusunnya dalam bentuk proposal skripsi. Proposal skripsi tersebut kemudian diajukan kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) untuk dipresentasikan dalam seminar proposal skripsi. Pada dasarnya proposal tersebut memuat judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, struktur organisasi skripsi dan daftar pustaka.

Proposal tersebut kemudian dipresentasikan dalam seminar proposal pada tanggal 24 Januari 2014 bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Pada seminar proposal tersebut penulis banyak mendapat masukan dari pembimbing dan para dosen, hingga akhirnya penulis mengambil kajian skripsi dengan judul “Dari Jalan Pajajaran Hingga Istana Merdeka: Perjuangan Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia Dalam Memperjuangkan Hak-Haknya Tahun 2003-2007”.

2. Mengusut Bukti yang Relevan dengan Topik

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu mengumpulkan sumber-sumber yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian, sumber tersebut terbagi

menjadi dua, yakni sumber tulisan dan sumber lisan. Sumber tertulis yang didapat kebanyakan hanya membahas mengenai pembahasan serikat pekerja secara umum dan mengambil studi kasus di serikat pekerja lain, bukan pada serikat pekerja yang akan penulis teliti. Namun, sumber-sumber tersebut bisa dijadikan sebagai studi perbandingan, persamaan dan perbadaan-perbedaan apa saja yang bisa dikaji sehingga peneliti bisa mengambil pandangan dari studi komparasi tersebut.

(21)

35

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(evidensi) yang relevan dengan permasalahan penelitian. Penulis mencari sumber-sumber tersebut dengan menelaah penelitian-penelitian terdahulu, seperti dari skripsi, tesis, jurnal dan dari buku-buku, baik buku yang berbentuk fisik maupun buku elektronik (e-book).

Demi lancarnya penelitian, penulis memerlukan surat keterangan yang menyatakan bahwa penulis sedang melakukan penelitian. Penulis megajukan

pembuatan surat izin penelitian yang disertai dengan surat pengantar dari jurusan kepada sub bagian mahasiswa FPIPS UPI yang kemudian ditandatangani oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional UPI Bandung. Adapun surat izin penelitian tersebut ditujukan kepada:

1. Sekretariat Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan (SP-FKK) PT Dirgantara Indonesia .

2. Biro Litbang PT Dirgantara Indonesia.

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian penulis mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan sebelum penelitian di lapangan berlangsung. Adapaun daftar perlengkapan yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, surat izin penelitian dari Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional yang ditujukan pada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Kedua, instrumen wawancara baik wawancara yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Ketiga, alat bantu rekam audio maupun visual

serta alat tulis manual.

Adapun tempat-tempat yang dikunjungi penulis dalam proses

pengumpulan sumber-sumber penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dari perpustakaan ini peneliti tidak menemukan buku yang terkait tentang gerakan serikat pekerja di PT Dirgantara Indonesia. Di perpusatakaan ini peneliti mendapatkan sumber dari skripsi yakni: skripsi berjudul PT Dirgantara Indonesia: Sejarah dan Peranannya Dalam Perkembangan

(22)

menemukan beberapa sumber mengenai serikat pekerja walaupun tidak terlalu banyak serta beberapa sumber yang terkait teori-teori yang digunakan.

2. Perpustakaan PT Dirgantara Indonesia, di perpustakaan ini peneliti tidak

banyak menemukan buku yang secara langsung berkaitan dengan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia, disini peneliti lebih banyak menemukan

buku yang terkait teknologi pesawat terbang dan yang berkaitan dengan teknologi, namun peneliti mendapatkan buku Fragmen Nurtanio karangan Lili Irahali

Selain perpustakaan-perpustakaan yang telah disebutkan diatas, penulis juga mengunjungi tempat-tempat berupa toko atau bursa buku untuk menambah referensi penulis, beberapa diantaranya adalah:

a) Bursa buku pertama yang pertama adalah bursa buku di daeraha Dewi Sartika. Bursa buku yang terletak di sekitar jalan Dewi Sartika ini sering penulis kunjungi karena terkadang koleksi-koleksi bukunya cukup lengkap,bahkan beberapa buku yang sudah sulit dijumpai pun seringkali ada disini. Selama kunjungan ke bursa buku ini penulis menemukan buku yang terkait dengan penelitian beberapa diantaranya buku Seabad Gerakan Buruh Indonesia karya M.S Hidajat yang membahas mengenai perkembangan serikat buruh dan serikat pekerja

di Indonesia dari era sebelum kemerdekaan hingga era pasca reformasi.

b) Toko buku Bandung Book Centre yang terletak di dalam bursa buku Palasari, disini penulis menemukan buku yabg berjudul Peranan Serikat Pekerja dan Paradigma Baru Hubungan Industrial di

Indonesia yang ditulis oleh Pamayan J Simanjuntak yang membahas

tentang seluk beluk serikat pekerja secara mendasar

(23)

Buku-37

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku tersebut antara lain adalah sebagai berikut: buku Tentang Serikat Pekerja karya Indah Budiarti.

Sumber lisan diperoleh dengan cara melakukan wawancara terhadap tokoh yang dianggap dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan

yang dikaji dalam penelitian. Menurut Kuntowijoyo (2003: 74) dalam bukunya menjelaskan bahwa teknik wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan

informasi secara lisan dari sumber sebagai pelengkap sumber tertulis. Adapun proses wawancara yang dilakukan peneliti ialah wawancara langsung yakni dengan mendatangi ke tempat narasumber berada setelah adanya kesepakatan terlebih dahulu mengenai waktu dan tempat dilakukan wawancara. Sebelum memulai tahapan wawancara, peneliti menyiapkan terlebih dahulu rumusan pertanyaan penelitian yang dianggap inti dan penting. Selain itu dalam proses wawancarapun menghasilkan juga pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang masih relevan dengan masalah utama. Narasumber sendiri merupakan orang yang menjadi pelaku langsung ataupun saksi hidup mengenai permasalahan penelitian yang dikaji oleh penulis. Adapun narasumber yang penulis wawancara dalam penelitian ini adalah:

Narasumber pertama adalah Pegawai PT Dirgantara Indonesia yang bernama Bapak Eko Daryono, yang bersangkutan merupakan salah satu pegawai senior di PT DI yang telah bekerja sejak tahun 1988. Selain itu dengan posisi

sebagai staff administrasi SDM pada saat kebijakan PHK dilakukan perusahaan yang bersangkutan juga cukup banyak mengetahui tentang proses kebijakan

tersebut dan reaksi dari para pakerja saat itu.

(24)

Penggunaan wawancara sebagai teknik dalam memperoleh data,didasarkan karena sumber tertulis mengenai gerakan serikat pekerja PT Dirgantara Indonesia sangat kurang dan didasarkan atas pertimbangan bahwa pelaku benar-benar mengalami peristiwa tersebut,terutama yang menjadi objek kajian dalam

penelitian ini yaitu mereka yang terlibat atau sebagai tenaga kerja di PT Dirgantara Indonesia saat gerakan serikat pekerja PT Dirgantara Indonesia

muncul.

Pada proses mengusut bukti-bukti yang relevan dengan penelitian, penulis juga melakukan proses bimbingan dengan dosen pembimbing. Proses bimbingan mulai dilakukan setelah memperoleh penetapan pembimbing, penulis dibimbing oleh dua orang dosen yang selanjutnya disebut pembimbing I dan Pembimbing II. Sesuai dengan ketetapan pada saat seminar penulis dibimbing oleh dosen pembimbing I yaitu H. Didin Saripudin, Ph.D dan pembimbing II yaitu Drs. Syarif Moeis. Proses bimbingan dilakukan melalui kesepakatan antara pembimbing dan penulis, hal ini dilakukan agar tetap terjalin komunikasi yang baik antara penulis dan pembimbing berkenaan dengan permasalahan dalam penyusunan skripsi ini. Proses bimbingan ini sangat diperlukan sebagai upaya untuk berkonsultasi, berdiskusi, dan perbaikan serta mengarahkan penulis dalam mengembangkan penelitian. Tidak lupa dalam setiap kali bimbingannya dicatat dalam lembar dan buku bimbingan.

3. Membuat Catatan yang Relevan dengan Topik

Setelah bukti dan sumber-sumber yang relevan dengan pembahsan skripsi

(25)

39

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Gambaran umum serikat pekerja yang ada di Indonesia, dan membandingkannya dengan keadaan serikat pekerja yang menjadi tempat penelitian penulis.

2. Sejarah singkat serikat pekerja di Indonesia .

3. Gambaran umum kondisi PT DI pada saat gerakan serikat pekerja muncul di lingkungan PT DI.

4. Upaya-upaya gerakan serikat pekerja PT DI dalam memperjuangkan hak-haknya.

5. Dampak perjuangan gerakan serikat pekerja di lingkungan PT DI terhadap status dan kondisi para pekerja.

6. Faktor-faktor pendorong dan penghambat Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003-2007

4. Mengevaluasi Bukti (Evidensi) yang Ditemukan

Setelah peneliti membuat catatan-catatan yang mengacu pada sumber tertulis maupun sumber lisan langkah selanjutnya adalah mengevaluasi bukti-bukti (evidensi) yang telah ditemukan. Tahapan ini merupakan suatu proses menelaah dan menilai sumber-sumber informasi yang telah dikumpulkan dengan dengan masalah yang dikaji dalam skripsi ini. Menurut Sjamsuddin (2007: 131) setelah sejarawan (peneliti) telah berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis

pada sumber-sumber tersebut, akan tetapi peneliti harus memfilternya secara kritis. Kritik sumber dilakukan, baik terhadap bahan materi (eksternal) sumber

maupun terhadap substansi (isi) sumber. Sehingga karya sejarah merupakan karya produk dari suatu proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan hasil dari suatu fantasi, manipulasi atau fabrikasi sejarawan. Kritik terhadap sumber pada dasarnya dilakukan dalam rangka mencari kebenaran, dengan melakukan kritik sumber penulis dapat menentukan kelayakan dari sumber yang akan digunakan dalam penelitian sejarah.

(26)

kali ia harus menggabungkan antara pengetahuan, sikap ragu (skeptis), percaya begitu saja, menggunakan akal sehat dan melakukan analisis intelijen. Adapun pembagian kritik terhadap sumber sejarah mencakup dua aspek, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.

Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua

informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007: 105). Kritik eksternal bertujuan untuk memberi penilaian terhadap asal-usul sumber sejarah, peneliti melqkukqn kritik eksternal dengan cara menelaah, meganalisis secara seksama terhadap sumber-sumber yang diperoleh sehingga diketahui unsur latar belakang peneliti,penerbit,tahun terbit dan keasliannya. Kritik eksternal ini dilakukan untuk memperoleh apakah sumber tersebut otentik atau tidak.

Kritik eksternal yang dilakukan peneliti pada sumber lisan adalah dengan melihat dan mengidentifikasi apakah narasumber tersebut mengalami dan hidup sezaman dengan persitiwa yang dikaji oleh peneliti dan apakah latar belakang narasumber tersebut sesuai dengan yang peneliti butuhkan. Sumber kritik eksternal harus menerangkan fakta dan kesaksian bahwa:

a.Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang itu atau pada waktu itu

authenticity atau otensitas.

b.Kesakian yang telah diberikan itu bertahan tanpa ada perubahan, atau

penambahan dan penghilangan fakta-fakta yang substansial, karena memori manusia dalam menjelaskan peistiwa sejarah terkadang berbeda setipa individu, adapun ada yang ditambah ceritanya atau dikurangi tergantung pada sejauh mana narasumber mengingat peristiwa sejarah yang dikaji.

(27)

41

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bekerja di PT Dirgantara Indonesia 2003-2007. Daya ingat narasumber sangat penting karena daya ingat sangat berpengaruh terhadap hasil kajian untuk dapat memberikan informasi yang benar-benar sesuai dengan apa yang dialami olehnya dan apa yang benar-benar terjadi pada kurun waktu 2003-2007 ketika bekerja di

PT Dirgantara Indonesia. Selain itu, kesehatan fisik dan mental serta kejujuran narasumber sangat penting diperhatikan.

Kritik internal merupakan kritik dalam untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya,kemampuan pembuatnya, tanggung jawab dan moralnya (Ismaun, 2005 : 50). Dalam tahapan ini penulis melakukan kritik internal baik terhadap sumber lisan maupun tertulis. Kritik internal terhadap sumber-sumber tertulis yang telah diperoleh berupa buku-buku referensi dialkukan dengan membandingkannya dengan sumber lain yang membahas masalah serupa. Kritik internal dilakukan penulis untuk melihat layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh sumber tersebut untuk selanjutnya dijadikan penelitian dan penulisan skripsi. Kritik internal yang dilakukan penulis diawali ketika penulis memperoleh sumber, penulis membaca keseluruhan isi sumber kemudian dibandingkan dengan isi sumber-sumber lainnya yang telah dibaca terlebih dahulu oleh penulis. Pokok pikiran apa saja yang menjadi fokus kajiannya. Hasil perbandingan sumber tersebut bisa digunakan karena sesuai topik kajian.

Kritik internal untuk sumber tertulis dilaksanakan peneliti dengan melakukan konfirmasi dan membandingkan berbagai informasi dalam suatu

(28)

mempunyai kesamaan dalam menjelaskan sejarah awal PT Dirgantara Indonesia itu sendiri, meskipun kedua penulis buku berbeda akan tetapi penjelasan tentang sejarah dari PT Dirgantara Indonesia itu sendiri didasari pada dokumen pendirian perusahaan itu sendiri. Peneliti beranggapan bahwa kedua buku tersebut dapat

dijadikan sumber untuk menunjang penelitian. Untuk sumber lisan, peneliti melakukan perbandingan antar hasil wawancara narasumber satu dengan

narasumber lainnya (cross checking) dengan tujuan untuk mendapatkan kecocokan dari fakta-fakta yang ada guna meminimalisasi subjektivitas narasumber. Selain itu, peneliti juga melakukan proses perbandingan antara sumber tertulis dengan sumber lisan yang didapat oleh penulis. Tahap ini bertujuan untuk memilah-milah data dan fakta yang berasal dari sumber primer dan sekunder yang diperoleh sesuai dengan judul penelitian.

Adapun kritik internal terhadap sumber lisan dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan kepada narasumber, antara narasumber satu dengan narasumber yang dilakukan dengan cara memutar ulang rekaman hasil wawancara, penulis menyaring (filter) informasi-informasi dari narasumber dan mencatat hasilnya ke dalam sebuah tulisan yang kemudian disusun secara sistematis. Setelah peneliti melakukan kaji banding pendapat narasumber yang satu dengan lainnya kemudian hasil dari kaji banding tersebut dibandingkan dengan sumber tertulis yang ada. Kaji banding ini bertujuan untuk

memperoleh kebenaran dari fakta yang didapat dari sumber tertulis maupun sumber lisan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

5. Menyusun Hasil Penelitian Secara Sistematis

(29)

43

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyusunan hasil penelitian yang dituangkan dalam bentuk tulisan. G.R. Elton (Daliman, 2012: 106) berpendapat bahwa ada tiga kategori bentuk penulisan yaitu, secara naratif, deskriptif, dan analitik. Pada penelitian ini penulis menggunakan model penulisan naratif, yang disajikan secara sistematis dan sesuai

kronologi alur waktu peristiwa-peristiwa sejarah yang sudah dikumpulkan dan dikritik. Setelah itu penulis mulai menafsirkan setiap fakta yang diperoleh tersebut

baik dari sumber tertulis maupun dari sumber wawancara kemudian dihubungkan dengan fakta-fakta lainnya, baru setelah itu fakta-fakta yang sudah tersusun diharapkan mampu menggambarkan gerakan serikat pekerja PT Dirgantara Indonesia dalam upaya memperjuangkan hak-haknya tahun 2003-2007.

6. Menyajikan Hasil Penelitian

Setelah kerangka penulisan sudah tersusun sesuai dengan kronologi peristiwa, langkah berikutnya adalah menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan, langkah ini disebut sebagai historiografi. Historiografi merupakan tahap akhir dari prosedur sebuah penelitian sejarah, seluruh hasil penelitian yang diperoleh penulis disusun menjadi suatu karya tulis ilmiah berupa skripsi. Historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu yang disebut sejarah (Ismaun, 2005: 28). Lebih lanjut Sjamsuddin (2007: 155-156) dalam bukunya menerangkan bahwa

historiografi merupakan cara utama dalam memahami sejarah dengan menggunakan pikiran-pikiran kritis dan analitis sehingga menghasilkan sintesis

dari seluruh penelitian yang dilakukan dalam suatu penulisan utuh.

(30)

pemahaman penulis mengenai masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam rencana penelitian sebelumnya.

Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu tugas akhir akademis yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana.Penulisan

laporan penelitian ini dituangkan ke dalam bentuk karya ilmiah yang disebut skripsi. Skripsi ini disusun dengan gaya bahasa yang sederhana, ilmiah dan

menggunakan ejaan yang disempurnakan serta mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil penelitian akan disusun ke dalam lima bab dan akan dijabarkan, sebagai berikut:

Bab I berupa pendahuluan, berisi mengenai latar belakang masalah yang memuat kerangka pemikiran mengenai pentingnya penelitian, kesenjangan yang ada pada obejek penelitian serta alasan-alasan lain yang menjadikan penulis memilih meneliti gerakan serikat pekerja PT Dirgantara Indonesia dalam upaya memperjuangkan hak-haknya. Selain itu bab ini juga memuat rumusan masalah yang bertujuan agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih fokus dan dapat mencapai tujuan penelitian yang direncanakan. Selain itu memuat juga manfaat penelitian, metode yang digunakan pada saat penelitian serta terakhir memuat struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, berisi pemaparan sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian, baik sumber-sumber yang berupa buku maupun sumber dari

penelitian sebelumnya yang masih berkaitan dengan masalah penelitian yang akan dilakukan. Selain pemaparan tentang sumber-sumber penelitian bab ini juga

membahas mengenai landasan teori penelitian dan penjelasan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian.

(31)

45

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya, dan menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas

mungkin.

Bab IV Perjuangan Gerakan Serikat Pekerja PT Dirgantara Indonesia

Dalam Memperjuangkan Hak-Haknya Tahun 2003-2007. Bab ini merupakan uraian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan penulis. Uraian tersebut berdasarkan permasalahan atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.

(32)

. BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari pembahasan yang telah dikaji pada bab sebelumnya terdapat beberapa point yang dapat penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

Pertama, berdasarkan penelitian diketahui bahwa, gerakan serikat pekerja PT DI merupakan gerakan yang timbul sebagai dampak atas kebijakan pemutusan hubungan kerja seluruh pekerja yang dilakukan oleh perusahaan.

Kedua, gerakan serikat pekerja PT DI dalam perjuangannya telah melakukan berbagai upaya baik secara formal maupun non formal yang dilakukan baik itu di lingkungan perusahaan maupun di luar perusahaan, upaya formal sendiri dilakukan dengan upaya mediasi,serta upaya hukum dalam bentuk gugatan ke beberapa tingkat peradilan. Upaya non formal dilakukan dengan bentuk aksi unjuk rasa sampai sweeping dan pemblokiran jalan masuk ke perusahaan

Ketiga, status dan kondisi dari para pekerja PT DI telah menemui kejelasan setelah adanya upaya yang dilakukan oleh serikat pekerja PT DI. Status yang telah berkekuatan hukum tetap, berupa bukan lagi pekerja PT DI serta

pemenuhan hak para pekerja yang belum terpenuhi akan segera dibayarkan setelah proses pemailitan perusahaan.

(33)

74

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghambat berupa adanya perbedaan pendapat baik di lingkungan antar serikat pekerja yang ada di perusahaan maupun di intern serikat pekerja itu sendiri.

5.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi pada

pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas karena materi penelitian ini termasuk dalam materi pembelajaran di sekolah.

Materi dari penelitian ini sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) kelas XII sejarah kelompok peminatan. Kompetensi Inti: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, dan KD: Kehidupan Bangsa Indonesia di Masa Orde Baru dan Reformasi, tentang Mengevaluasi perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan pada masa Orde Baru dan Reformasi.

Setelah putusan putusan pailit PT DI yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung, gerakan ini terus mengalami dinamika, Sempat terjadi kesepakatan damai antara SP FKK PT DI dengan perusahaan namun setelahnya kembali terjadi

permasalahan antara keduanya. Sehingga penulis merekomendasikan penelitian yang lain untuk mengkaji bagaimana perkembangan berikutnya dari gerakan

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Asyhadie, Zaenal. (2009). Peradilan Hubungan Industrial. Jakarta: Rajawali Pers

Barzun, J & Graff, H. (1970). The Modern Researcher. New York: Harcourt, Brace & World.

Budiarti, Indah. (2008). Tentang Serikat Pekerja. Jakarta: SPI.

Daliman, A. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Dalimunthe, Jainul. (2005). Menggali Militansi Merancang Eksistensi Perjalanan Serikat Pekerja Pos Indonesia Dalam Kiprah. Bandung: The Institute Of Public Publishing

Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah (Terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Hardijan, Rusli. (2003). Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hidajat, M.S. (2012). Seabad Gerakan Buruh Indonesia. Bandung: Nuansa Aulija.

Irahali, Lili. (2008). Fragmen PT Nurtanio sampai Dirgantara Indonesia 1983-2007. malang: Banyumedia Publishing

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Pertamina Advanced Technology Division. (1986). PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio. Jakarta : Pertamina Advanced Technology Division

Setioko, Aji. (2010). Pengambilan Keputusan Dalam Organisai. Semarang: Tidak diterbitkan

Simanjuntak, Pamayan J. (2000). Peranan Serikat Pekerja dalam Paradigma Baru Hubungan Industrial di Indonesia. Jakarta: HIPSMI

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

(35)

76

Anggodo Bambang Kusumo, 2015

DARI JALAN PAJAJARAN HINGGA ISTANA MERDEKA: PERJUANGAN GERAKAN SERIKAT PEKERJA PT DIRGANTARA INDONESIA TAHUN 2003-2007

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syamsudin, S. dkk. (1983). Nurtanio PT Industri Pesawat Terbang Indonesia. Jakarta : Depatremen Penerangan RI

Tim Penyusun. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wijayanti, Asri. (2009). Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta: Sinar Grafika.

Sumber Dokumen

Undang-Undang R.I Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Sumber Internet

(2003). PT Dirgantara Indonesia [online] tersedia:

http://www.mpr.go.id/berita/read/2003/09/04/3663/pt-dirgantara-indonesia

[11/01/2015].

(2007). PT Dirgantara Indonesia Dinyatakan Pailit. [online] Tersedia:

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol17520/pt-dirgantara-indonesia [17

Juni 2014]

(2011). PT Dirgantara Indonesia : Profil Perusahaan. [online]. Tersedia: http://www.bumn.go.id/ptdi/halaman/134 [11 [Januari 2015].

Ari, Ivan. (2013). Perundingan Bipartit antara pengusaha dan pekerja. [online].

(36)

Hidayat, Patria. (2004). Gugatan Karyawan Dirgantara Indonesia dikabulkan [online] tersedia: http://news.liputan6.com/read/64014/gugatan-karyawan-dirgantara-indonesia-dikabulkan?id=64014 [18/01/2015] .

M,Adek. (2003). Ribuan Karyawan PT Dirgantara Indonesia Unjuk Rasa[online]

tersedia:

http://www.tempo.co/read/news/2003/02/14/0583102/Ribuan-Karyawan-PT-Dirgantara-Unjuk-Rasa [11/01/2015].

RH,Priyambodo . (2007). Pailit PTDI dibatalkan mantan karyawan ajukan PK [online] tersedia: (http://www.antaranews.com/berita/81352/pailit-pt-di-dibatalkan-mantan-karyawan-ajukan-pk [18/01/2015]

Srihartini,Rini. (2003) Perundingan karyawan PT Dirgantara Indonesia dengan

perusahaan buntu [online] tersedia:

http://www.tempo.co/read/news/2003/06/14/0583102/Perundingan

Karyawan-PT-Dirgantara-dengan-perusahaan-buntu [11/01/2015].

Surbakti. (1992) Dalam Balitbang Jatim. [online]. Tersedia: http://balitbangjatim.com/jurnalmainIsidetail.asp/id_jurnal=13&id_isi=227hal=2

[17 Juni 2014].

Wignyosubroto. (2006). Dalam Balitbang Jatim. [online]. Tersedia: http://balitbangjatim.com/jurnalmainIsidetail.asp/id_jurnal=13&id_isi=227hal=2

[17 Juni 2014].

Sumber Surat Kabar

Harian Galamedia (15 Februari 2010).

Wawancara:

Hasil wawancara dengan AP pada tanggal 28 Desember 2014 ( Mantan anggota SP FKK).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Perguruan Tinggi penerbit Transkrip Akademik sudah tidak beroperasi atau ditutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, pengesahan Salinan Transkrip Akademik dan

Aplikasi Microsoft Access 2000 dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Buring Foto copy dan cetak dengan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu dengan baik, cepat

Berdasarkan hasil uji coba dari operasi date implementasi SQL dari database Nilai Mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Operasi date yang digunakan

Pita yang terbentuk dalam gel agarosa merupakan rRNA yang berukuran 28S dan 18S, sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa hasil isolasi RNA dikatakan baik apabila

dijelaskan oleh Middlemas dkk., (2013) pada penelitiannya dengan HCl sebagai agen pelindi memberikan hasil bahwa waktu pelindian dan konsentrasi pelarut memiliki pengaruh

pendidikan rumah tangga miskin di Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang, 2) Pekerjaan rumah tangga miskin di Kelurahan Binuang Kampung Dalam

[r]