• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program kolaborasi penyediaan alat permainan edukatip (ape) di paud an-nissa kelurahan cilame kecamatan ngamprah bandung barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program kolaborasi penyediaan alat permainan edukatip (ape) di paud an-nissa kelurahan cilame kecamatan ngamprah bandung barat."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Hulfa afroini, 2015

Program kolaborasi penyediaan alat permainan edukatip (ape) di paud an-nissa kelurahan cilame kecamatan ngamprah bandung barat

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam UU No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembangunan agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepandaian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Adapun tujuan umum Pendidikan Nasional Indonesia secara jelas dan tegas di rumuskan dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudu pekertiluhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan merupakan paling utama dalam membentuk sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas sehingga pembangunan sektor pendidikan sangat mendapat perhatian dari semua pihak dan terus di tingkatkan mulai dari dikeluarkan Undang Undang Sistem Pendidikan nasional, penambahan dan pendirian lembaga , serta usaha lainya yang dapat meningkatkan mutu pendidikan dimana untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dan memenuhi kebutuhan pembangunan serta mampu mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi .

(2)

pendidikan keluarga atau pendidikan yang dilakukan di lingkungan keluarga. Di dalam Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, bab II pasal 3 yang berbunyi bahwa:

Pendidikan nasional berpungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatip, mandir, dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk itu antara pendidikan formal dan informal harus mendapat perhatian

yang sama, bahkan dalam beberapa konteks situasi bisa di pandang lebih penting dalam rangka pembangunan manusia Indonesia secara efektif, efesien, integratif, dan holistick . Sebagai bagian dari Program Pendidikan Luar Sekolah untuk pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir (0 tahun) sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu tumbuh kembangnya , pendidikan anak usia dini merupakan masa awal perkembangan yang paling mendasar dan fundamental bagi tumbuh kembang seluruh potensi anak. Masa ini sering disebut masa keemasan atau the golden age dimana titik pendidikan anak usia dini terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motoric halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, emosi, spritual, sosioemosional (sikap prilaku serta agama) bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahapan-tahapan perkembangan yang di lalui oleh anak usia dini.

Lembaga atau satuan PAUD merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang berperan penting sebagai wadah pendidikan mengutamakan bermain sambil belajar, ini dikarenakan anak-anak tidak terlepas dari dunia bermain maka dibutuhkan berbagai alat permainan yang dapat membantu mendukung tahap-tahap perkembangannya. Hal ini diatur dalam Permendikanas nomor 58 tahun 2009 tentang standar PAUD, telah mengatur tentang pentingnya penyedian sarana dan

(3)

APE menurut Depdiknas (2003) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.

Majunya suatu lembaga tergantung pada sikap pengelola. Pengelola bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan proses pembelajaran juga terhadap penyediaan alat permainan edukatif (APE) . Alat permainan edukatif (APE) didapatkan dengan cara membelinya dari produsen alat-alat permainan anak tetapi hal ini tentu saja akan menumbuhkan budaya konsumtif dan akan melemahkan daya kreativitas , karena mengingat pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama maka pihak pengelola mencoba melakukan kolaborasi lembaga dan orang tua agar dapat bekerja sama dalam penyediaan alat permainan edukatif (APE). Adapun kolaborasi menurut (CIFOR/PILI, 2005) yaitu bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yan menerima akibat dan manfaat.

Dalam pengelolaan pendidikan semua yang ada di lembaga terlibat bertangung jawab mulai dari kepala sekolah, tutor dan bagian adaministrasi ini disesuaikan

dengan tugas masing-masing namum ketersedian APE disini sangat penting untuk diperhatikan semua pihak, karena dengan adanya usaha penyediaan APE ini merupakan implementasi dari kreatifitas pengelola dalam mengelola pendidikan terutama dalam penyediaan APE. Dari penyediaan APE itu lembaga selaku pengelola disini memcoba memperdayakan para orang tua warga belajar untuk membantu pihak lembaga dalam penyediaan APE dengan cara mengunakan bahan yang telah ada , menambah APE dengan bahan yang mudah didapat .

(4)

permainan edukatif terutama untuk APE dalam dengan penggunaan bahan seefektif mungkin namun tidak terlepas dari aturan bahwa permaianan anak harus menunjang psikomotorik, kognitif dan afektif. Adanya keterlibatan orang tua perkembangan anak akan lebih mudah tercapai, adanya kolabaorasi ini permasalahan yang di hadapi oleh PAUD akan mudah diatasi dalam penyediaan APE dan ini bukan menjadi masalah besar. Selain itu juga untuk membina hubungan baik antara pihak lembaga dengan orangtua dalam mengkomunikasikan perkembangan anak didik.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis mencoba mengadakan penelitian tentang “Kolaborasi Lembaga dalam penyediaan alat permainan Edukatif (APE) di Paud An-Nissa kelurahan cilame kecamatan ngamprah Bandung Barat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dan hasil pengamantan secara langsung di lapangan maka peneliti menemukan beberapa indikasi permasalahan yang ada di PAUD An-Nisa sebagai berikut :

1. Kurangnya Fasilitas Alat Permainan Edukatif (APE) sebagai alat penunjang

pembelajaran di tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) An-nissa khususnya untuk Alat Permainan Edukatif (APE) dalam.

2. Penyelengaan Program yang direncanakan oleh lembaga melibatkan semua anggota yang terlibat langsung terhadap lembaga seperti orang tua murid, murid, tutor dan pengelola yang bertujuan untuk membantu penyediaan alat permainan edukatif dalam suatu program kolaborasi

3. Kolaborasi ini dilakukan dengan memanfaatkan orang tua, murid, tutor dan pengelola sejauh mana keterlibatan dan bagaimana keterlibatannya di dalam program

4. Partisipasi orang tua warga belajar cukup tinggi dalam pembuatan Ape dengan menggunakan bahan disekitar atau yang didapat cukup tinggi dilihat dari jumlah jumlah kehadiran orang tua adalam pelaksanan program pembuatan APE

(5)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimanakah Pengelolaan Kolaborasi Lembaga dalam Pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE) di Paud An-Nissa Kelurahan Cilame Kecamatan Ngamprah Bandung-Barat .

Dengan batasan masalah penelitian dibatasi pada aspek yang disusun dalam pertanyaan di bawah ini :

1. Bagaimana Perencanaan program kolaborasi lembaga dalam penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE)?

2. Bagaimana Pelaksanaan program kolaborasi lembaga dalam penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE)?

3. Bagaimana hasil Pelaksanaan program kolaborasi lembaga dalam penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE)?

4. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat Program kolaborasi dalam penyediaan Alat Permainan Edukati (APE) dengan menggunakan bahan

disekitar kita kita/mudah didapat ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, tujuan utama dari penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana lembaga dapat berkolaborasi dengan orang tua murid dalam pengadaan APE di Paud An-nissa dan secara jelas tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran tentang :

1. Perencanaan program kolaborasi penyediaan Alat Permainan Edukati (APE). 2. Pelaksanaan program kolaborasi penyediaan Alat Permainan Edukati (APE) 3. Hasil pelaksanaan program kolaborasi penyediaan Alat Permainan Edukatif

(APE)

(6)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat terutama yang terlibat dalam pendidikan seperti pengelola dan penyelengara PAUD An-Nissa, para tutor atau pendidik, orangtua juga semua pihak yang terkait dalam Pendidikan Nonfornal. Secara terperinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagaimana pentingnya kolaborasi antara lembaga dengan orang tua dalam membangun hubungan yang baik untuk mencapai kepentingan bersama dalam meningkat kwalitas anak didik. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi pentingnya peran lembaga dalam menjalin kolaborasi dengan orang tua dalam pengembangan

alat permainan Edukatif (APE) untuk tercapainya kepentingan bersama menciptakan anak didik yang baik .

b. Bagi Orangtua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada orang tua bagaimana memilih memberikan mainan yang baik kepada anak mereka.

c. Bagi Lembaga

Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan cara kepada lembaga bagaimana penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE).

F. Struktur Organisasi

(7)

BAB I PENDAHULUAN, Didalamnya terkandung pembahasan Latar

Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan metode penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, Kajian pustaka didalamnya membahas beberapa

teori berhubungan dengan teori kolaborasi , factor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat.

BAB III, METODE PENELITIAN, Didalamnya berisi uraian metode

penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur pengolahan dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN, Didalamnya berisi deskripsi analisis data

hasil penelitian kolaborasi lembaga dengan orangtua dalam pengembanagan alat permainan edukati (APE) di PAUD An-nissa , pengolahan data hasil penelitian, serta pembahasannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, Pada bab ini penulis menguraikan

(8)

Hulfa afroini, 2015

Program kolaborasi penyediaan alat permainan edukatip (ape) di paud an-nissa kelurahan cilame kecamatan ngamprah bandung barat

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Paud An-Nissa Kom.Bukit Permata blok I-1 no 46 kelurahan cilame kecamatan ngamprah Bandung Barat.

2. Populasi dan Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono (2002:55) menyebut populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian

ditarik suatu kesimpulan.

Arikunto, S., (2007: 152) mendefinisikan bahwa: “Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat data untuk variabel penelitian yang dipermasalahkan mereka. Agar pengamatan terhadap individu dapat lebih mendalam, maka subjek yang diteliti dibatasi”. Subjek penelitian sangat penting kedudukannya, karena merupakan sumber informasi dalam penelitian, dan dapat

dipergunakan sebagai landasan dasar sebuah rancangan dan teori muncul. Subjek yang dipilih sebagai informan didasarkan pada asumsi bahwa mereka memiliki cukup informasi tentang fokus penelitian.

Subjek dalam penelitian ini tenaga pendidik Paud Annisa sebanyak 2 Orang dan orang Tua Murid sebanyak 2 Orang pemilihan tersebut karena mampu mewakili ini dilihat kemampuan mereka untuk berkomunikasi, kedekatan dengan warga belajar tingakat kehadiran baik sedangkan untuk orang tua murid yang dipilih mereka telah dianggap mewakili keseluruhan dilihat dari tingkat partisipasi mereka baik dalam setiap program, memberikan saran kedekatan dengan para orangtua lainnya.

B. Desain Penelitian

(9)

Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat tahap, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moleong (2007: 127) yaitu:

1. Tahap Pralapangan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai bagaimana lembaga dalam menjalankan program penyediaan alat permainan edukatif. Pada tahap awal peneliti melakukan onbservasi pada LembagaRumahBelajar yang merupakan tempat penelitian dan tempat penyelenggaraan Program kegiatan. Menyusun rancangan dan usulan penelitian berupa proposal penelitian, mengurus perijinan dan birokrasi untuk pelaksanaan penelitian, melihat secara mendalam dan menilai keadaan pada lokasi yang akan diteliti serta mencari sumber-sumber informasi yang akan dijadikan informan. Selanjutnya memilih dan menentukan subjek penelitian yang akan dijadikan sumber data. Terakhir peneliti menyiapakan alat atau perlengkapan penelitian berupa kisi-kisi penelitian, pedoman wawancara dan pedoman observasi serta studi dokumentasi.

2. Tahap Rancangan dan Pelaksanaan Lapangan

Tahapan rancanagan dan pelaksanaan lapangan yang dilakukan oleh peneliti

dilokasi penelitian yaitu dengan melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang telah ditentukan yaitu berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi serta studi dokumentasi. Sehingga informasi yang didapat dari informan akan lebih terarah dan peneliti mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan pada penelitian ini.

3. Tahap Analisis Data

(10)

4. Tahap Penulisan Laporan

Laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun laporan dari hasil penelitian secara sistematis dan laporan penelitian ini berkaitan dengan uraian-uraian mengenai proses yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

C. MetodePenelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono 2008; 2). Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatka data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Metode deskriptif dipergunakan dalam upaya memecahkan atau menjawab permasalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, seperti yang

diungkapkan oleh Sutaryat (2009; 39)Penggunaan metode deskriptif lebih tepat

dipakai untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Sebagaimana yang

telah dikemukakan oleh Ali (1995:120 ) bahwa

Metode penelitian deskriptip dipergunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang .dilakukan

dengan menempuh langkah –langkah pengumpulan, klasifikasi dan

analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama

membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam situasi deskripsi

situasi

(11)

D.Definisi Operasional

Untuk menjelaskan mengenai istilah-istilah menghindari kekeliruan dalam memahami dan menafsirkan istilah-istilah dalam penulisan, maka penulis meberikan penjelasan umum mengenai definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Nugraha,Ali, 2008).

2. Kolaborasi adalah sharing perencanaan, pengambialn keputusan, pemecahan masalah, tujuan bersama dan tanggung jawab, bekerja bersama-sama saling membutuhkan dan menghargai, koordinasi, komunikasi terbuka (baggs&schmitt,1988)

3. permainan (bettelheim) adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.”

4. Alat Permainan Edukatif adalah alat yang digunakan oleh anak untuk bermain Sambil belajar yang mengandung pendidikan Edukatif dan dapat merangsang otak untuk mengembangkan aspek kemapuan (Potensi Anak) Pengelolaan adalah Proses untuk mencapai tujuan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan , pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan (T. Hani Handoko , 1995)

E. Instrumen Penelitian

(12)

penelitiannya. Pengertian peneliti sebagai instrumen, sebagaimana menurut Sugiono (2011: 306) “Dalam penelitian kualitatif “the reseacher is the key informan”. Disini peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

Jadi didalam penelitian ini, peneliti berupaya seoptimal mungkin untuk mempelajari, memahami, mendalami dan menerapkan hal-hal seperti tersebut di atas. Dengan demikian diharapkan data yang terkumpul memiliki tingkat kepercayaan yang cukup meyakinkan peneliti sehingga hasil penelitian yang diperoleh memenuhi syarat untuk penelitian kualitatif. Instrumen penelitian disusun menjadi tiga macam, yaitu pedoman wawancara untuk lulusan warga belajar, narasumber teknis, dan ketua penyelenggara program kursus.

Berikut instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini diantaranya:

1. Wawancara

Sebagai alat penelitian, wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses dari suatu kegiatan. Kelebihan wawancara ialah bisa berkomunikasi langsung dengan objek penelitian sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara

lebih bebas dan mendalam.Informasi akan digali oleh peneliti melalui instrument teknik wawancara terstruktur dengan tujuan memperoleh data yang mendalam.

(13)

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden pengelola, tutor, dan orang tua murid berdasarkan pedoman wawancara yang kemudian dibuatkan kesimpulan dari hasil jawaban yang di dapat dari

2. Observasi

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data observasi yang dilakukan yaitu observasi tersamar dan observasi tidak terstruktur karena dalam melakukan pengumpulan data tersebut penulis hanya mempersiapkan rambu-rambu pengamatan secara keseluruhan dan sumber data mengetahui bahwa penulis sedang melakukan penelitian pada kegiatan Kolaborasi Lembaga Dalam Penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE) Di Paud An-Nissa Kelurahan Cilame Kecamatan Ngamprah Bandung Barat

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah melihat, mengkaji dan menganalisis suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dan menemukan makna yang ada di dalamnya. Teknik pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengumpulan data, adapun teknik tersebut adalah observasi (pengamatan), wawancara, studi dokumentasi.

1. Observasi (Pengamatan)

Teknik observasi menurut Sudjana (2009: 84) merupakan alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

(14)

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui dari dekat dalam melakukan kegiatan dan peristiwa tertentu sehinnga menghasilkan informasi yang berguan sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini , observsi dilakuakn terhadap program pembuatan APE dari bahan sekitar dan mudah didapat, yakni tentang bagaimana kolaborasi lembaga dalam penyediaan APE di PAUD An-nissa .

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang efektif di dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara menggunakan komunikasi dua arah antara peneliti dan informan, yaitu pihak-pihak yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam melakukan wawancara adalah dengan memanfaatkan informan kunci atau primer maupun informan sekunder.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011: 329) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa. Penggunaan teknik studi dokumentasi inidimaksudkan untuk

melengkapi data atau informasi yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, dengan cara menelusuri, mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang bersifat permanen dan tercatat agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

G.Triangulasi Data

Menurut Sugiyono (2011: 330) dalam teknik triangulasi data dapat diartikan sebagai “teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Maka sebenarnya peneliti itu sendiri mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

(15)

peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Data yang dihasilkan akan dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan yang spesifik dari sumber data, kemudian akan dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipasi pasif dan teknik wawancara dengan beberapa subjek penelitian. Data yang diperoleh dari satu subjek penelitian dibandingkan dengan subjek penelitian yang lainnya yaitu membandingkan hasil wawancara, dokumentasi dan obervasi antara pengelola Lembaga dengan Orang tua Murid.

H. Analisis Data

Berkenaan dengan pengolahan dan analisis data, Moleong (2007: 248), menjelaskan bahwa “analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.

Pendapat lain mengenai analisis data penelitian kualitatif, Trisnamansyah (2009: 48), menyatakan bahwa: “analisis dalam penelitian kualitatif tidak dinantikan sampai semua data terkumpul, tetapi dilakukan secara berangsur setelah selesai mendapatkan sekumpulan data dari wawancara, observasi, atau dokumen”.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi yang dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri atas catatan deskriptif yang merupakan catatan tentang apa yang dilihat, diamati, disaksikan, didengar dan dialami sendiri oleh peneliti.

2. Reduksi Data

(16)

dan sistematis, menonjolkan pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, yang akan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Proses reduksi data ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

3. Penyajian Data/ Display Data

Penyajian data merupakan upaya untuk menyajikan data guna melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan. Agar peneliti tidak tergelincir dalam pengambilan kesimpulan yang memihak dan tidak berdasar, maka peneliti akan mengadakan koding data, klarifikasi data, serta memberikan penggolongan kembali sesuai fokus masalahnya berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan dan pedoman wawancara

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan dan verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data

(17)

Hulfa afroini, 2015

Program kolaborasi penyediaan alat permainan edukatip (ape) di paud an-nissa kelurahan cilame kecamatan ngamprah bandung barat

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Aminah, S., dan Husni. (2007). “Kajian Pengembangan Kerangka Kerja Kolaborasi Evaluasi dengan Pendekatan Collaborative Business Process

Jakarta :Rajawali Press

- Cherner K, Murphy Maureen. 2005.Permainan Berbasis Sentra Pembelajaran.Erlangga: Jakarta

- Hasbullah.2005.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers

- Jaipul L. Roopnarine, James E. Jhonson. 2011.Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Berbagai Pedekatan.Prenada Media Grup: Jakarta

- Jonathan (2004:18) PerananKoordinasidanKolaborasiPrenada Media Grup: Jakarta

- Nurhafiza.2011.MK Kolaborasi Orang Tua dan Pendidikan Anak Usia Dini. Padang.UNP

- Suyanto,Slamet.2005.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.Kemendiknas

- Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.

- Subramanyan (1983:30) Collaboration and Institution Analysis Jakarta: VisiPustaka Indonesia

Perundang-undangan :

- UU No 20 / 2003 SistempendidikanNasional , Jakarta Depdiknas

- UU No 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1

Internet :

- konselingnur.blogspot.com

(18)

Hulfa afroini, 2015

Program kolaborasi penyediaan alat permainan edukatip (ape) di paud an-nissa kelurahan cilame kecamatan ngamprah bandung barat

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- file.upi.edukarakteristikkoalaborasi carpenter 1990 diaksespadatanggal 12 desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka simpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1) Fashion involvement memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Pada roda cacing ini bekerja sebuah cacing (ulir) c, yang dapat diputar dengan bantuan engkol f. Pena penusuk dari engkol itu dapat disetel ke dalam. Dengan

Bagi penggemar K-Pop yang tidak mempunyai cukup uang atau waktu untuk mengunjungi Korea Selatan, mereka akan membelanjakan uangnya untuk membeli segala

C.. Pendapatan usaha tani dalam kajian ini adalah nilai ekonomi komoditi yang diusahakan berupa tanaman kayu dan tanaman obat dalam jangka waktu analisis. Asumsi yang digunakan

merupakan salah satu tujuan manajemen. Pencapaian tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat dilihat dari tingginya harga saham perusahaan dalam perdagangan

Hal di ataslah yang kemudian menjadi daya dorong untuk melakukan penelitian dengan judul Strategi Pemberdayaan Perempuan Marginal Melalui Kewirausahaan Jamu Rompi

Untuk tujuan tersebut telah dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai kepadatan maksimum untuk indeks plastisitas tertentu, menentukan nilai koefisien permeabilitas

Hasil penelitian terhadap 63 responden tentang hubungan supervisi dengan kepuasan kerja melalui pengujian data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bernilai