• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEK KUCING DALAM UNGKAPAN PATUNG MEDIA BENANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OBJEK KUCING DALAM UNGKAPAN PATUNG MEDIA BENANG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Erlin Herlianti, 2015. Objek Kucing dalam Ungkapan Patung Media Benang

Penulis merespon rasa suka terhadap kucing dan media benang ke dalam karya patung, maka dari itu penulis menggunakan bahan benang dengan kucing siam sebagai objek, kedua hal tersebut memiliki karakter yang sama yaitu lentur. Benang yang biasanya digunakan dalam seni kriya dapat digunakan di dalam karya seni murni. Melalui karya patung benang ini, penulis menyelipkan identitas sebagai perempuan dimana benang selalu kental di lingkungan perempuan. Jenis patung adalah ekspresionis dengan dideformasi untuk memberikan kesan minimalis, dengan membentuk patung bulat keseluruhan untuk memberikan kesan feminin. Patung dibuat sebagai elemen estetis ruang publik segmentasi usia remaja. Patung ini menggunakan resin, sehingga dapat disimpan di ruangan terbuka. Alat dan bahan yang digunakan adalah gunting, kuas ukuran kecil, kuas besar, ember besar, gayung, cutter, jarum jahit, spidol warna, gunting benang, sarung tangan karet, benang, styrofoam, kertas koran, lem kayu, lem Styrofoam, plastik buah (plastik wrap), air, dan resin bening. Tahapan proses yang dilakukan yaitu sketsa, modelling, lepa, membalut model dengan plastik wrap/plastik buah, lilit benang, pengeleman benang, pengeringan, pelepasan benang, penjahitan benang, pengeleman dan penambalan, pengeringan, dan penorehan resin. Patung dikosongkan bagian dalamnya untuk memberikan efek terawang, agar tekstur dan media benang dapat terlihat jelas sehingga dapat dipasangkan lampu didalamnya. Patung ini memiliki massa yang lebih ringan. Kerapatan jarak antar benang masih dapat diekplorasi lagi untuk lebih memunculkan karakter benang.

(2)

The author responds to a sense of love for cats and yarn into sculptures, and therefore the author uses material yarn with a Siamese cat as an object, both of these have the same character that is flexible. The yarns are typically used in craft can be used in the work of fine art. Through this thread sculpture, author slipped identity as women, where the thread is very familiar in the realm of women's work. It is expressionist sculpture with deformed to give the impression of a minimalist, with a rounded shape overall sculpture to give the impression feminine, made as aesthetic elements of public space segmentation adolescence. This sculpture using resin, so it can be stored in the open space. Tools and materials used are ; scissors, small size brush, large brush, a large bucket, scoop, cutter, sewing needles, markers, scissors yarn, rubber gloves, yarn, styrofoam, newsprint, wood glue, styrofoam glue, wrap plastic, water, and a clear resin. Stage of the process are ; sketch, modeling, plaster, plastic wrap models with wrap plastic, wrap yarn, yarn sizing, drying, release thread, sewing thread, gluing and filling, draining, and incising the resin. Sculpture emptied inside to provide overlay effect, so that the texture and the media can be seen clearly that the thread can be fitted inside the lamp. It has a lighter mass. The density of the distance between the threads can still be explored further to better bring out the character of the yarn.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penciptaan ... 3

C. Tujuan Penciptaan ... 4

D. Manfaat Penciptaan ... 4

E. Kajian Sumber Penciptaan ... 4

F. Proses Penciptaan ... 4

G. Teknik ... 5

H. Media... 5

I. Sistematika Penulisan ... 6

BAB 11 LANDASAN TEORITIK ... 7

A. Seni Rupa ... 7

1. Pengertian Seni Rupa ... 7

2. Unsur-Unsur Seni Rupa ... 7

3. Prinsip Seni Rupa ... 10

B. Seni Patung ... 11

1. Pengertian seni patung ... 11

2. Unsur-unsur Seni Patung ... 12

(4)

4. Fungsi Dan Tujuan Pembuatan Seni Patung ... 14

5. Teknik dalam Berkarya Seni patung ... 15

C. Benang... 15

1. Pengertian Benang ... 15

2. Bahan Pembuat Benang ... 16

3. Jenis-Jenis Benang ... 17

4. Konstruksi Benang ... 22

D. Kucing ... 24

1. Pengertian Kucing ... 24

2. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Kucing... 24

3. Keunikan dan Karakter Kucing ... 25

4. Kucing Peliharaan ... 26

5. Jenis-Jenis Kucing ... 28

E. Makna Warna ... 31

F. Patung Benang ... 31

G. Kreasi Benang ... 33

H. Gagasan Awal ... 35

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN ... 36

A. Uraian ... 36

B. Kontemplasi ... 36

C. Stimulus ... 37

D. Pengolahan Ide ... 37

E. Alat Dan Bahan ... 38

1. Alat-Alat ... 38

2. Bahan... 45

3. Alat Penunjang ... 48

F. Proses Pengerjaan... 51

1. Tahap-Tahap Pembuatan Karya Patung ... 51

(5)

BAB IV ANALISIS DAN VISUALISASI KARYA ... 64

A. Analisis Karya ... 64

B. Visualisasi Karya ... 67

1. Karya 1 ... 68

2. Karya 2 ... 70

3. Karya 3 ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(6)

A. Latar Belakang Penciptaan

Setiap orang memiliki rasa suka dalam dirinya termasuk salah satunya memelihara binatang, dengan memiliki binatang peliharaan biasanya bertujuan untuk memenuhi hasrat kebahagiaan bagi sebagian orang. Banyak orang yang memandang bahwa hewan peliharaan sebagai penawar stress ataupun kejenuhan selain itu juga hewan peliharaan memiliki berbagai peranan yaitu hewan penjaga rumah seperti anjing, hewan ternak seperti ayam, kambing, sapi, dan lain sebagainya. Salah satu hewan peliharaan yang menjadi favorit adalah kucing, selain hewan ini menggemaskan dan lucu, kucing juga merupakan binatang yang mudah akrab dengan manusia.

Gambar 1. 1 Kucing (Sumber : Dokumentasi Penulis)

(7)

Gambar 1.2 Dewi Bast

(Sumber : http://www.kucingkita.com/fakta-kucing/sejarah-kucing-kehidupan-manusia-1)

Banyak polemik yang memandang bahwa kucing dengan warna hitam pekat adalah kucing yang membawa sial namun ada juga yang memandangnya sebagai keberuntungan. Di Indonesia sendiri terdapat mitos yang mengatakan bahwa apabila ada kucing meloncati jenazah seseorang, maka jenazah tersebut akan hidup kembali, namun lain halnya dengan di Cina yang memandang kucing adalah hewan yang membawa keberuntungan. Memang tidak semua orang menyukai binatang jenis ini, namun bagi penulis, hewan ini merupakan hewan yang menjadi inspirasi di setiap karya yang diciptakan. Kucing merupakan salah satu binatang peliharaan yang sangat bersih dan ramah yang telah dikenal dari zaman dahulu kala, dalam agama Islam sendiri disebutkan bahwa kucing merupakan hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW, beliau memiliki seekor kucing yang diberi nama Muezza, kecintaannya terhadap kucing tersebut dibuktikan dengan memotong sebagian lengan bajunya yang sedang diduduki oleh Muezza agar tidak membangunkan kucing yang sedang tertidur di sebagian pakaian Nabi Muhammad tersebut. Adapun sebuah hadits dari Ibnu „Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa :

(8)

fisiknya ataupun dari karakter kepribadiannnya. Dalam segi fisik, kucing memiliki bulu lembut yang bagi sebagian orang dapat meningkatkan kebahagiaan dan rasa tenang ketika membelai bulunya. Dalam segi karakternya, kucing adalah salah satu hewan yang sangat ramah dan bersih, memiliki kelenturan tubuh yang cukup tinggi, kucing dapat melewati lubang sekecil apapun asalkan lubang tersebut dapat dilewati oleh kepalanya, bahkan dari cara berjalan kucing menjadi inspirasi dalam dunia modelling karena dipandang indah ketika berjalan sehingga timbul dengan istilah catwalk, selain itu juga kucing selalu diidentikan dengan misterius dilihat dari pandangan matanya yang tajam.

Dari latar belakang tersebut penulis memiliki ide untuk membuat karya seni patung dengan objek kucing. Hobi penulis dengan manjahit juga menjadi latar belakang dari terciptanya karya patung ini, benang merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam menjahit, bahan benang biasanya dijadikan untuk keperluan rumah tangga seperti pembuatan pakaian, selendang, tas, gorden, dan lain sebagainya. Benang memiliki karakter yang sama dengan kucing yaitu memiliki kelenturan yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan untuk dijadikan dengan berbagai macam bentuk. Benang merupakan media yang sangat akrab di lingkungan perempuan dari zaman dahulu seperti menenun, merajut dan menjahit, maka dari itu melalui karya patung objek kucing dengan bahan benang ini penulis menyelipkan identitasnya sebagai seorang perempuan. Karya patung yang diciptakan merupakan bentuk deformasi kucing yang mencerminkan karakter dari kucing tersebut dengan tiga bentuk gestur berbeda yang diadaptasi dari keseharian tingkah laku kucing yang dikenal oleh manusia yaitu menggeliat, siaga dan kaget.

Dalam menyelesaikan studi di Departemen Pendidikan Seni Rupa dan Desain UPI, penulis mencoba semaksimal mungkin dalam mewujudkan rasa suka terhadap hewan kucing dan bahan benang ke dalam karya seni patung dengan judul : “Kucing Sebagai Gagasan Berkarya Seni Patung Dengan Menggunakan Bahan Benang”.

B. Rumusan Masalah Penciptaan

(9)

2. Bagaimana analisis dan visualisasi seni patung menggunakan bahan benang dengan kucing sebagai objek?

C. Tujuan Penciptaan

1. Menemukan dan mendeskripsikan proses rancangan membuat karya seni patung menggunakan bahan benang dengan kucing sebagai objek.

2. Mengetahui dan mendeskripsikan tahapan pembuatan karya seni patung menggunakan bahan benang dengan kucing sebagai objek.

3. Memvisualisasikan dan analisis karya seni patung menggunakan bahan benang dengan kucing sebagai objek.

D. Manfaat Penciptaan 1. Manfaat teoritis

Manfaat penelitian secara teori adalah untuk menemukan konsep berkarya yang kreatif (baru) tentang pembuatan karya seni patung dengan menggunakan bahan benang.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat mewujudkan karya seni rupa yang inovatif tentang membuat karya seni patung dengan menggunakan bahan benang.

3. Manfaat bagi Pendidikan Seni

Menambah referensi tentang bahan pembuatan karya patung dengan menggunakan media benang.

E. Kajian Sumber Penciptaan

Dalam proses pembuatan karya seni patung benang ini penulis menggunakan ide dan eksperimentasi terhadap bahan benang yang akan dijadikan seni patung, selain itu juga kecintaan terhadap hewan kucing manjadi inspirasi dalam bentuk karya patung yang diciptakan.

F. Proses Penciptaan

(10)

G. Teknik

Dalam proses pengerjaan karya, penulis menggunakan beberapa teknik selama proses pembuatan patung media benang ini yaitu:

1. Sketsa : membuat sketsa sebagai acuan awal dalam membuat karya seni patung.

2. Modelling/membentuk : teknik yang digunakan pada proses membuat model styrofoam yang digunakan sebagai model cetakan tumpuan benang pada bentuk patung kucing media benang. 3. Lepa/penambalan : teknik yang digunakan adalah menutupi permukaan styrofoam dengan

menggunakan kertas koran dan lem kayu.

4. Lilit : teknik yang digunakan dalam pelilitan benang pada model cetakan patung. 5. Pengeleman : mengelem permukaan benang dengan menggunakan lem kayu.

6. Pengeringan : mengeringkan permukaan benang setelah pengeleman, dikeringkan di bawah sinar matahari.

7. Jahit : teknik yang digunakan ketika benang dilepaskan dari model cetakan dengan cara dibelah menggunakan cutter dan kemudian di sambungkan kembali dengan menggunakan teknik jahit menggunakan benang dengan warna senada.

8. Pengeleman : tahap ini dilakukan pada permukaan yang telah selesai dijahit.

9. Pengeringan : pengeringan permukaan jahitan setelah di lem dengan menggunakan hairdryer. 10. Penambalan : ditambal dengan dililit kembali menggunakan teknik yang sama dengan

benang yang senada yang kemudian di lem kembali.

11. Finishing : merupakan tahap terakhir dengan menorehkan resin bening pada permukaan patung benang dengan tujuan agar awet dan patung tersebut dapat di simpan di ruangan terbuka.

H. Media 1. Alat-alat

Gunting, kuas ukuran kecil, kuas ukuran besar, ember besar, gayung, cutter, jarum jahit, spidol warna, gunting benang.

2. Bahan

(11)

air , resin bening. 3. Alat penunjang

Laptop, sarung tangan karet, masker, hair dryer, camera, tripod.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pengantar karya tugas akhir ini direncanakan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang : latar belakang penciptaan, masalah penciptaan, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, kajian sumber penciptaan, metode penciptaan, sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi tentang : (1) Kajian pustaka, yang menjelaskan tentang seni rupa, seni patung, benang dan kucing. (2) Kajian faktual, yang menjelaskan fakta yang ada di lapangan. (3) Konsep penciptaan.

BAB III : METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Berisi tentang : menjelaskan metode dan langkah-langkah yang penulis gunakan dalam membuat karya, alat dan bahan, tahap proses pembuatan karya seni patung dengan menggunakan bahan benang.

BAB IV : VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Berisi tentang : analisis dan pembahasan karya seni patung benang dengan kucing sebagai objek.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

BAB III

METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

A. Uraian

Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa “…memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku untuk menentukan hubungan dengan unsur nilai dalam budaya manusia”.

Dari ungkapan tersebut, maka di dalam penciptaan suatu karya seni tidak terlepas dari bagaimana cara sang seniman merespon alam dan ruang dengan berbagai bentuk dan keadaannya seperti interaksi dengan lingkungan dan makhluk hidup lain. Tidak hanya inspirasi yang hadir dalam terciptanya suatu karya, namun suatu karya tercipta karena adanya rasa dan suatu karya akan bernilai jika ia memiliki makna serta arti tersendiri. Merespon berbagai bentuk keadaan dan kemudian menjadikannya sebuah karya merupakan sebuah upaya dalam mencurahkan rasa ke dalam sebuah karya seni khususnya seni rupa. Dalam hal ini penulis mencoba merespon rasa sukanya terhadap binatang peliharaan yaitu kucing dan mengkolaborasikannya dengan bahan benang yang tidak asing lagi di lingkungan penulis yang memiliki kegemaran menjahit. Maka dari itu penulis mencoba merealisasikan keduanya kedalam suatu karya rupa, yaitu kucing sebagai objek dalam membuat karya seni patung dengan menggunakan bahan benang.

Dalam proses penciptaan karyanya, penulis memiliki gagasan dalam memvisualisasikan bentuk kucing dengan gestur yang berbeda yang menjadi ciri khas seekor kucing. Bentuk yang dideformasi menginterpretasikan kucing adalah hewan dengan karakter fisik yang lentur begitupun dengan bahan yang digunakan cukup mudah dibentuk dan mengikuti alur.

Dengan dibuatnya karya seni patung benang ini diharapkan dapat menjadi karya yang diterima oleh masyarakat selain itu juga bahan yang digunakan tidak hanya dapat dipakai sebagai bahan dalam pembuatan karya seni kriya tetapi juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat karya seni patung.

B. Kontemplasi

(13)

merupakan renungan dengan kebulatan pikiran atau perhatian penuh. Maka kontemplasi bagi seorang seniman merupakan awal proses terbentuknya karya yang akan diciptakan dari hasil pemikiran renungannya tersebut sehingga karya seni yang tercipta memiliki sesuatu untuk dipertaruhkan seperti kedalaman makna dan arti dari karya yang ia ciptakan.

Dengan berbagai pertimbangan dan kontemplasi, penulis akhirnya memutuskan untuk berkarya seni patung dengan kucing sebagai objek dan benang sebagai bahan utama dalam membuat karya seni patung ini. Rasa sukanya terhadap kucing menjadi objek dalam berkarya dan kesukaannya menjahit yang sangat erat hubungannya dengan bahan benang menjadi bahan material dalam membuat seni patung ini, selain itu juga penulis memiliki pengalaman sebelumnya dalam membuat karya seni dengan bahan benang ini sebelumnya. Maka dari itu penulis cukup yakin dalam berkarya seni patung objek kucing dengan media benang ini sebagai kreasi baru dalam berkarya seni patung karena benang tidak hanya dapat dipakai untuk seni kriya tetapi juga seni murni berupa patung.

C. Stimulus

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 1340) stimulus merupakan perangsang organisme bagian tubuh atau reseptor lain untuk menjadi aktif. Dalam proses berkarya penulis tidak hanya mengandalkan pengamatannya terhadap kucing secara langsung, namun penulis juga mencari informasi melalui buku dan media sosial lainnya. Selain itu juga dalam proses berkarya, penulis melakukan percobaan dengan menggunakan jenis benang yang lain untuk dijadikan karya seni patung ini. Dan juga penulis melakukan percobaan terhadap bahan resin sebagai finishing agar patung tidak hanya dapat di simpan di dalam ruangan tetapi juga memungkinkan untuk disimpan di luar ruangan.

D. Pengolahan Ide

(14)

mewujudkan gagasannya dalam berkarya seni.

E. Alat Dan Bahan 1. Alat-alat

a. Pensil, digunakan pada saat pembuatan sketsa awal pembuatan karya.

Gambar 3. 1, Pensil (Sumber : Dokumentasi penulis)

b. Pensil warna, digunakan pada saat sketsa perencanaan warna pada patung.

c. Spidol warna, digunakan untuk menandai garis pada Styrofoam. Gambar 3. 2 Pensil warna

(15)

Gambar 3. 3 Spidol warna (Sumber : Dokumentasi penulis)

d. Penggaris besi, digunakan untuk mengukur Styrofoam pada saat proses cutting

model.

Gambar 3. 4 Penggaris besi (Sumber : Dokumentasi penulis)

e. Cutter, dipergunakan untuk mengikis/mengukir permukaan styrofoam pada saat

(16)

Gambar 3. 5 Cutter (Sumber : Dokumentasi penulis)

f. Gunting, diperuntukan menggunting benang dan menggunting kertas Koran.

Gambar 3. 6 Gunting (sumber : Dokumentasi penulis)

g. Gunting benang, digunakan untuk memotong benang yang dilakukan pada saat

(17)

Gambar 3. 7 Gunting benang (Sumber : Dokumentasi Penulis)

h. Kuas ukuran kecil, digunakan untuk menorehkan lem stryrofoam pada saat perakitan

model cetakan, dipilihnya kuas ukuran kecil ini karena sesua dengan ketebalan

styrofoam. Pemilihan kuas yang dipakai adalah berukuran lebar dua sentimeter.

(18)

i. Kuas besar, digunakan untuk menorehkan lem kayu pada permukaan Styrofoam

yang telah terbalut kertas Koran.

Gambar 3. 9 Kuas besar (Sumber : Dokumentasi penulis)

j. Ember besar, diperuntukkan menyimpan air.

(19)

k. Gayung, digunakan untuk menyimpan lem kayu.

Gambar 3. 11 Gayung (Sumber : Dokumentasi penulis)

l. Plastik wrap/plastik buah, Plastik buah (plastik wrap), diperuntukkan sebagai

tumpuan benang agar tidak menempel pada permukaan model cetakan dan bertujuan untuk memudahkan pada saatpelepasan benang dari model.

Gambar 3. 12 Plastik wrap (sumber : Dokumentasi penulis)

m. Jarum jahit, menjahit bagian benang yang telah digunting setelah dilepaskan dari

(20)

Gambar 3. 13 Jarum jahit (Sumber : Dokumentasi penulis)

n. Sprayer, digunakan untuk menyemprotkan air pada saatpelilitan benang agar benang

dapat menempel di permukaan plastik pada model patung.

(21)

2. Bahan

a. Kertas HVS, digunakan untuk membuat sketsa awal model karya.

Gambar 3. 15 Kertas HVS (Sumber : Dokumentasi penulis)

b. Benang jahit, digunakan sebagai bahan utama pembuatan patung, benang yang

diguakan berwarna hitam dan putih.

(22)

c. Styrofoam, digunakan sebagai pembuatan model cetakan patung.

Gambar 3. 17 Styrofoam (Sumber : Dokumentasi penulis)

d. Kertas Koran, digunakan untuk menutupi permukaan Styrofoam yang telah menjadi

model cetakan.

(23)

e. Lem kayu, diperuntukan mengikat helaian permukaan benang untuk memberi efek kaku pada patung.

Gambar 3. 19 Lem kayu (Sumber : Dokumentasi penulis)

f. Lem styrofoam untuk merekatkan bagian Styrofoam pada saat pembuatan model

cetakan.

Gambar 3. 20 Lem styrofoam (Sumber : Dokumentasi penulis)

(24)

juga air digunakan untuk menempelkan kertas koran pada Styrofoam pada proses

lepa.

Gambar 3. 21 Air (Sumber : Dokumentasi penulis)

h. Resin bening, digunakan sebagai finishing dengan tujuan agar patung benang bertahan lebih lama dan kuat.

Gambar 3. 22 Resin bening (Sumber : Dokumentasi penulis)

3. Alat penunjang

(25)

berkarya.

Gambar 3. 23 Laptop (Sumber : Dokumentasi penulis)

b. Camera, diperuntukan sebagai dokumentasi pada selama proses pembuatan karya.

Gambar 3. 24 Camera (Sumber : Dokumentasi penulis)

(26)

Gambar 3. 25 Tripod (Sumber : Dokumentasi penulis)

d. Masker, digunakan pada saat proses pengerjaan karya berlangsung.

(27)

e. Sarung tangan karet, digunakan pada saat penorehan resin.

Gambar 3. 27 Sarung tangan karet (Sumber : Dokumentasi penulis)

f. Hair Dryer, digunakan sebagai alat bantu untuk mengeringkan permukaan benang,

terlebih ketika mengeringkan permukaan benang setelah proses menjahit.

Foto 3. 28 Hair dryer (Sumber : Dokumentasi penulis)

4. PROSES PENGERJAAN

1. Tahap-Tahap Pembuatan Karya Patung

Proses pengerjaan karya patung ini dibagi menjadi sembilan tahap, yaitu:

(28)

b. Modelling

c. Lepa

d. Membalut model dengan plastik wrap/plastik buah e. Lilit benang

f. Pengeleman benang g. Pengeringan h. Pelepasan benang i. Penjahitan benang

j. Pengeleman dan penambalan k. Pengeringan

l. Penorehan resin

2. Proses Pembuatan Karya Patung

a. Membuat sketsa bentuk patung yang akan dibuat.

Gambar 3. 29 Membuat sketsa (Sumber : Dokumentasi penulis)

b. Memindahkan sketsa ke stryrofoam dengan menggunakan spidol warna, hal ini

(29)

Gambar 3. 30 Sketsa pada styrofoam (Sumber : Dokumentasi penulis)

c. Memotong sketsa yang telah sesuai dengan pola yang telah dibuat pada Styrofoam

dengan menggunakan cutter. Cutter yang digunakan diusahakan memilikimata pisau yang tajam, hal ini dimaksudkan agar bagian styrofoam yang terpotong memiliki permukaan yang rapi sehingga mudah untuk di lem/disatukan dengan bagian pada permukaan lainnya.

(30)
[image:30.595.150.446.168.374.2]

d. Menyatukan potongan Styrofoam sesuai pola dengan menggunakan lem styrofoam.

Gambar 3. 32 Menyatukan bagian-bagian styrofoam dengan menggunakan lem Styrofoam

(Sumber : Dokumentasi penulis)

e. Penorehan model Styrofoam sesuai model/sketsa yang telah dibuat.

Gambar 3. 33 Penorehan styrofoam dengan menggunakan cutter (Sumber : Dokumentasi Penulis)

f. Menutup seluruh permukaan Styrofoam yang telah terbentuk menjadi model dengan

menggunakan kertas Koran, hal ini dimaksudkan agar bagian sambungan Styrofoam

[image:30.595.150.443.425.632.2]
(31)
[image:31.595.175.465.110.325.2]

Gambar 3. 34 Lepa (penempelan kertas Koran) (Sumber : Dokumentasi penulis)

g. Mengeringkan model yang telah di balut dengan kertas korang di bawah sinar

matahari yang bertujuan agar proses pengeringan lebih cepat.

Gambar 3. 35 Pengeringan di bawah sinar matahari (Sumber :Dokumentasi penulis)

h. Membalut model yang telah tertutup oleh kertas Koran dengan menggunakan plastik

[image:31.595.154.443.402.618.2]
(32)
[image:32.595.171.446.111.302.2]

Gambar 3. 36 Membalut seluruh permukaan dengan menggunakan plastik wrap/plastik buah (Sumber : Dokumentasi penulis)

i. Melilit benang pada model cetakan.

Pada tahap ini teknik lilit yang dipakai adalah lilit acak, dimana tekstur yang dihasilkan tidak mengikuti alur.

Pada tahap ini dilakukan dengan dua tahap yaitu :

1) Penyemprotan air pada permukaan plastik agar benang mudah menempel dan kaku

dengan menggunakan alat sprayer.

[image:32.595.192.466.469.670.2]
(33)

2) Benang dililit secara acak dengan kerapapatan yang jarang, hal ini dimaksudkan

[image:33.595.167.448.205.416.2]

sebagai penanda corak warna pada patung selain itu juga dimaksudkan agar memudahkan pelilitan pada saat tahap ke dua agar benang mudah menempel pada permukaan patung.

Gambar 3. 38 Pelilitan benang tahap 1 (Sumber : Dokumentasi penulis)

3) Benang dililit secara acak dengan kerapatan yang rapat, hal ini merupakan proses lilit terakhir yang dilakukan dengan memenuhi bidang patung dengan kerapatan yang lebih rapat.

[image:33.595.159.451.483.695.2]
(34)

j. Pengeleman benang

[image:34.595.173.464.179.378.2]

Pengeleman benang dilakukan sebanyak dua tahapan yang berbeda yaitu pada tahap lilit pertama dan kedua dengan rincian sebagai berikut :

Gambar 3. 40 Pengeleman menggunakan kuas ukuran besar (Sumber : Dokumentasi Penulis)

1) Lem kayu yang dipakai pada saat lilit pertama menggunakan kadar air yang banyak,

hal ini dimaksudkan agar lem memiliki keenceran yang tinggi karena pada saat ini lapisan benang tidak terlalu rapat dan agar lem tidak terlalu menggumpal dan keras ketika kering sehingga pori-pori lilitan benang tidak tertutup oleh lem ketika

mengering.

[image:34.595.154.444.524.701.2]
(35)
[image:35.595.173.465.177.379.2]

2) Lem kayu yang dipakai pada lilit ke dua memiliki kadar air yang tidak terlalu encer karena pada lilit kedua permukaan benang yang dililit cukup rapat selain itu juga untuk menimbulkan efek lebih keras pada benang.

Gambar 3. 42 Lem kayu dengan kadar air sedikit (Sumber : Dokumentasi penulis)

k. Pengeringan

Proses pengeringan ini dilakukan dibawah sinar matahari, hal ini bertujuan agar lem dapat kering dengan sempurna dan lebih bening (mengkristal) selain itu juga waktu yang diperlukan tidak terlalu lama. Pengeringan di bawah sinar matahari langsung menimbulkan efek lebih kuat pada patung karena lem kering dengan sempurna.

[image:35.595.157.446.514.707.2]
(36)

l. Pelepasan

[image:36.595.177.466.201.387.2]

Pada tahap ini benang dilepas dari model cetakan dengan cara dipotong menggunakan cutter sesuai alur benang, hal ini bertujuan menyamarkan bekas sambungan pada patung saat penyatuan kembali.

Gambar 3. 44 Pelepasan model dengan menggunakan cutter (Sumber : Dokumentasi penulis)

m. Menjahit kembali benang

Teknik ini dilakukan pada saat benang telah terlepas dari model cetakan dan dijahit menggunakan pola zig-zag sesuai alur dengan warna benang yang senada dengan tujuan agar sambugan tidak terlihat.

[image:36.595.153.444.504.700.2]
(37)
[image:37.595.173.464.132.332.2]

Gambar 3. 46 Pengeleman pada permukaan benang setelah dijahit (Sumber : Dokumentasi penulis)

n. Menyamarkan bekas sambungan dan penorehan lem

Menyamarkan bekas sambungan setelah menjahit dengan warna benang yang senada pada permukaan patung dengan cara ditambal dengan menggunakan teknik lilit yang sama, dimaksudkan agar sambungan tersebut tidak terlalu jelas terlihat dan tersamarkan menggunakan benang dengan warna senada, dan kemudian dilakukan pengeleman pada benang yang baru dililit tersebut agar menyatu dengan permukaan benang lainnya pada patung.

[image:37.595.171.461.537.718.2]
(38)

o. Peorehan lem

[image:38.595.170.460.181.377.2]

Penorehan lem dilakukan setelah penjahitan pada benang yang sudah menutupi bagian permukaan patung.

Gambar 3. 48 Pengeleman pada tambalan benang (Sumber : Dokumentasi penulis)

p. Pengeringan dengan menggunakan hairdryer

Pengeringan pada tahap ini menggunakan hair dryer, dimaksudkan untuk mempercepat proses pengeringan benang pada sambungan.

Gambar 3. 49 Pengeringan dengan menggunakan hair dryer (Sumber : Dokumentasi penulis)

[image:38.595.153.442.465.675.2]
(39)
[image:39.595.153.443.191.382.2]

Resin yang digunakan adalah jenis resin bening, hal ini dimaksudkan agar patung tahan lama selain itu juga patung dapat disimpan di tempat terbuka (outdoor), pemakaian resin bening bertujuan agar permukaan benang dapat terlihat.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Karya seni merupakan sebuah luapan ekspresi dari hasil merespon ruang dan keadaan sekitar. Suatu karya seni dapat menyampaikan berbagai hal yang tidak perlu diungkapkan melalui kata. Karya seni yang baik merupakan karya seni yang memiliki nilai dan arti tersendiri yang terkandung didalamnya yang dapat tersampaikan dengan baik kepada apresiator. Dalam penyajiannya, sang seniman menggunakan media yang

bermacam-macam seperti lukisan dengan menggunakan kanvas, ferformance art

dengan menggunakan tubuhnya sendiri dan lain sebagainya.

Bahan benang yang digunakan dalam membuat karya seni patung ini merupakan bahan yang sangat akrab dalam kehidupan penulis sehingga menjadi inspirasi untuk membuat media baru dalam berkarya seni patung, benang biasanya digunakan dalam ranah seni terapan, namun penulis mencoba mengeksplor benang ke dalam ranah seni murni yaitu seni patung. Benang memiliki karakter yang plastis sehingga dapat dibentuk sesuai keinginan. Di dalam bahan benang yang digunakan dalam pembatan karya seni patung ini juga penulis menyelipkan identitasnya sebagai perempuan, selain dari karakter benang yang terkesan lentur, biasanya benang selalu berkutat di wilayah kerja perempuan seperti menjahit, menenun, sulam, dan lain sebagainya.

(41)

keberuntungan. Dalam agama Islam kucing adalah hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW.

Dari kedua hal tersebut yang mendasari dibuatnya karya seni patung ini dengan mengkolaborasikan bahan benang dan hewan kucing ke dalam bentuk seni patung. Bahan benang yang digunakan dalam membuat seni patung dengan objek kucing ini dirasa cocok dan selaras untuk menampilkan karakter kucing yang sama halnya dengan karakter benang. Patung yang diciptakan beraliran ekspresionis dengan gestur dan bentuk yang dideformasi sedemikian rupa karena patung yang dibuat merupakan curahan bentuk ekspresi penulis terhadap objek dan bahan tersebut. Tujuan dari patung yang dibuat adalah sebagai penambah elemen estetis ruangan.

Dengan adanya tugas akhir ini, penulis merasa bangga karena telah dapat merealisasikan bahan benang yang dikenal lentur dan hanya dijadikan sebagai seni terapan menjadi bahan yang dapat dijadikan karya seni patung, sehingga memperkenalkan kepada masyarakat akan kebaruan bahan benang sebagai media dalam membuat karya seni patung.

B. Saran

Dari semua proses dalam pembuatan karya ini penulis mengalami berbagai pengalaman baru dalam penggarapan karya, maka dari itu penulis memandang perlunya saran yang penulis sampaikan, yaitu:

1. Bagi mahasiswa seni rupa

a. Semoga dapat menjadi referensi dan inspirasi yang baik dalam berkarya seni rupa.

b. Manfaatkan potensi diri yang dimiliki sebagai inspirasi dalam berkarya seni.

c. Ciptakan media baru dalam membuat karya seni.

d. Tidak harus melihat orang lain untuk berinovasi, tapi lihat ke dalam diri untuk

mendapatkan inspirasi.

2. Bagi UPI

a. Menambah koleksi sumber informasi dan referensi dalam bidang seni rupa

(42)

sumber referensi dari buku dengan mudah dan tidak hanya mengandalkan sumber dari internet saja.

b. Membuat galeri untuk memajang karya koleksi khususnya Pendidikan Seni Rupa.

c. Adakan pameran untuk tugas akhir, sehingga karya tidak hanya diapresiasi di

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Achambault, A. dkk. (2004) English Visual Dictionary. Alih bahasa (Frans T. Haryanto). : Bhuana Ilmu Populer untuk Gramedia Direct Selling.

Drajat, R.B. (2008) Filosofi Penghayat Cahaya. Jakarta : Kompas Gramedia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2013) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Farndon, J. dkk. (2013) The Little Animal Encyclopedia. Alih bahasa (Edia Permata). Jakarta : Erlangga.

Kartika, D.S. (2004) Seni Rupa Modern. Bandung : Rekayasa Sains.

Mochtar, B. (1992) Seni Patung Indonesia. Yogyakarta : Badan Penerbit ISI Yogyakarta. Poespo, G. (2005) Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta : Penerbit Kansius (Anggota IKAPI). Prawira, S.D. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan Desain. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Setiawan, A. (2012) Perjuangan Hidup Sebagai Sumber Gagasan untuk Berkarya Seni Patung

Binatang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Soemarto, R. & Soesilo, S. (1987), Dasar-dasar Mematung. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Widya, W. (2011) Binatang Sahabat Kita. Jakarta : Tigaraksa Satria.

Wiguna, S.S. (2012) Karya Patung Abstrak Berbahan Kawat. Skripsi, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia.

(44)

2010].

Freeandindependent. (2012) Seni Patung. [online]. Tersedia di :

http://alphardfireveloz1.blogspot.com/2012/01/patung_02.html[diakses 02 Januari 2012].

Muzayyin, M. (2013) Prinsip-prinsip Seni Rupa. [online]. Tersedia:

http://senibudayasmktap.blogspot.com/2013/09/prinsip-prinsip-seni-rupa.html

[Diakses02 September 2013].

Sajid, F. (2014) Prinsip-Prinsip Desain Seni Rupa. [online]. Tersedia di : http://sma

-senibudaya.blogspot.com/2014/08/lima-prinsip-desain-seni-rupa.html [Diakses31

Agustus 2014].

Shahab, F. H. (2012) Kucing Chinchilla Longhair. [online]. Tersedia di :

http://wawashahab.blogspot.com/2012/03/kucing-chinchilla-longhair.html [Diakses 22

Maret 2012].

Sidik. (2013) Benang. [online]. Tersedia: http://sidikamir21.blogspot.com/2013/03/benang.html [Diakses11 Maret 2013].

Sobandi, B. Unsur dan Prinsip Dasar Seni Rupa. [online]. Tersedia di :

file.upi.edu/…Unsur2_dan_Prinsip2_Dasar_Sen_Rup.pdf [diakses 06 Januari 2015].

Wahyudi, A. (2013) Gara-gara Menyiksa Seekor Kucing. [online]. Tersedia di :

http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/gara-gara-menyiksa-seekor-kucing.html [diakses

2 Januari 2013].

Wahyuni, N. Seni Patung. [online]. Tersedia di : http://nopik9a.wordpress.com/materi/seni

-rupa/seni-patung/ [diakses 02 Januari 2014].

Wikibooks. (2014) Berteman Dengan Hewan Peliharaan. [online]. Tersedia di :

Gambar

Gambar 3. 3 Spidol warna  (Sumber : Dokumentasi penulis)
Gambar 3. 5 Cutter (Sumber : Dokumentasi penulis)
Gambar 3. 7 Gunting benang  (Sumber : Dokumentasi Penulis)
Gambar 3. 10 Ember besar  (Sumber : Dokumentasi penulis)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2015.. Abstrak Suprematisme Sebagai Gagasan Berkarya Seni Patung Dengan Media Kayu. Dalam karya ini penulis terinspirasi dari lukisan

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan dengan definisi setiap kata maka dapat disimpulkan yang dimaksud judul Tugas Akhir “ Kehidupan Fauna sebagai Ide Penciptaan Karya Seni

Berdasarkan konsep-konsep budaya dari estetik sebagai landasan visual dalam proses perwujudan karya seni modern, khususnya karya seni patung Bali modern Ida Bagus Tilem,

Dalam proses pembuatan karya seni patung benang ini penulis menggunakan ide dan eksperimentasi terhadap bahan benang yang akan dijadikan seni patung, selain itu

Dalam karya seni patung yang ciptakaan oleh penulis medium yang dipergunakan adalah polyester resin dengan teknik modeling tanah liat, hal ini bertujuan untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengelompokan karya seni dengan studi kasus karya seni patung pada Institut Seni

Karya seni patung yang terkait dengan landscape adalah suatu karya patung yang tidak terlepas dari lingkungannya yakni lingkungan alam di kawasan Selorejo, kawasan hutan

Antitesis Objek dalam Seni Patung, diajukan oleh Ardiansyah, NIM 0711829021, Program Studi Seni Rupa Murni, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia