• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS

SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU

INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

Puspita Wulandari NIM 1102804

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Kedudukan dan Peran Perempuan

pada Komunitas Suku Dayak Hindu

Budha Bumi Segandhu Indramayu

dalam Sistem Sosial

Oleh Puspita Wulandari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Puspita Wulandari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PUSPITA WULANDARI

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM

SISTEM SOSIAL

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed NIP. 19550101 198101 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Siti Nurbayani K, M.Si NIP. 19700711 199403 2 002

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi

(4)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial. Penelitian berfokus pada perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang didalamnya dibahas mengenai kedudukan perempuan, peran perempuan, aktivitas perempuan, pendidikan perempuan dan nilai perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kedudukan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang diluhurkan dalam sistem kepercayaan, memperoleh gambaran mengenai peran perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang meliputi fungsinya dalam masyarakat dan keluarga, menganalisis aktivitas perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu pada pembagian kerja dengan laki-laki dalam bidang ekonomi, menganalisis tinggi dan rendahnya pendidikan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, dan menganaisis kajian gender dengan mengetahui penyebab luhurnya nilai yang dilekatkan pada perempuan dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan analisis data etnografi model Spradley. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara data, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan (field note). Hasil penelitian ini ditemukan luhurnya kedudukan perempuan dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang tertanam melalui konsep ngaula ning anak rabi.

Konsep ini menjadikan laki-laki dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu harus mengabdikan diri kepada perempuan. Tidak adanya kewajiban bagi perempuan untuk mengerjakan pekerjaan domestik dan kebebasan dalam memilih untuk hanya bekerja di ranah domestik atau di ranah publik merupakan implementasi dari konsep ngaula ning anak rabi. Konsep ini lahir dari kepercayaan bahwa perempuan adalah sumber kehidupan, tidak ada kehidupan jika tidak ada perempuan dan kepercayaan bahwa perempuan adalah lapisan alam.

Kata Kunci:

(5)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research is titled role and status of woman on social system of the community of Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. It is focused on the existence of woman in Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu which explains about women’s roles and statuses, their activities, education, and the value of woman in the community of Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. The purpose of this research is to identify woman’s status who is treated very special by Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu on their belief system, describing about women’s roles of Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu on society and family, analyzing their activities on the division of labor between man and woman, analyzing how they get educated them selves and examining about gender, the reason why woman is worshiped on Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. The method of this research is analysis descriptive method with qualitative research and using data analyzing ethnography of Spradley’s model. Data is collected by observation, interview, documentation study, literature study, and field note. This research has found that how high woman’s status is on Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, this belief comes from the concept of ngaula ning anak rabi.This concept teaches men to serve themselves for woman in Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

There is no obligation for woman to choose a job whether in domestic area or public area and they are free to have a job in those two area, that freedom is an implementation of the concept ngaula ning anak rabi. This concept comes from a belief system that woman is the resource of life, no woman means no life and woman is the universe.

(6)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

MOTTO ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 8

1. Secara Teoritis ... 8

2. Secara Praktis ... 8

3. Segi Kebijakan ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A.Kajian Pustaka ... 11

1. Sistem Sosial ... 11

2. Gender dan Feminisme ... 13

3. Nature dan Nurture ... 18

4. Kedudukan dan Peran Perempuan ... 20

(7)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Keluarga dan Masyarakat ... 25

7. Tindakan dan Interaksi Sosial ... 29

8. Aktivitas ... 30

9. Nilai dan Norma Sosial ... 31

B.Penelitian Terdahulu ... 32

C.Kerangka Pemikiran ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A.Desain Penelitian ... 35

B.Partisipan dan Tempat Penelitian ... 38

1. Partisipan ... 38

2. Tempat Penelitian ... 39

C.Metode Penelitian ... 39

D.Pengumpulan Data ... 42

1. Instrumen Penelitian ... 42

2. Proses Pengembangan Instrumen ... 43

A)Pengujian Validitas ... 43

1) Triangulasi Data ... 44

2) Member Check ... 46

3) Audit Trail ... 47

3. Teknik Pengumpulan Data ... 47

A)Observasi ... 48

B)Wawancara ... 49

C)Studi Dokumentasi ... 50

D)Studi Literature ... 51

E)Catatan (Field Note) ... 51

E. Analisis Data ... 52

1. Analisis Domain ... 53

2. Analisis Taksonomi ... 54

3. Analisis Komponensial ... 54

(8)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Profil Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu .. 56

1. Keadaan Geografis dan Topografi Indramayu ... 56

2. Iklim Indramayu ... 57

3. Jumlah Penduduk Indramayu ... 58

4. Ragam Agama di Indramayu ... 58

5. Pendidikan Indramayu ... 59

6. Mata Pencaharian Masyarakat Indramayu ... 59

7. Profil Nur Alam Paheran Takmad Diningrat dan Awal Mula Terbentuknya Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu ... 60

8. Arti Penamaan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu ... 63

9. Bentuk Bangunan, Pakaian Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu ... 70

10. Ritual dan Ajaran Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu ... 74

11. Proses Rekruitmen Anggota Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu ... 83

12. Kehidupan Sehari-hari Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu ... 84

B. Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Indramayu dalam Sistem Sosial ... 86

1. Kedudukan Perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Kepercayaan ... 86

2. Peran Perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang Meliputi Fungsinya dalam Masyarakat dan Keluarga ... 91

(9)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Tingkat Pendidikan Perempuan Suku Dayak Hindu Budha

Bumi Segandhu Indramayu ... 101

5. Penyebab Luhurnya Nilai yang Dilekatkan pada Perempuan dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu ... 103

C. Pembahasan Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial berdasarkan Model Spradley ... 105

1. Analisis Domain ... 105

2. Analisis Taksonomi ... 110

3. Analisis Komponensial ... 116

4. Analisis Tema Budaya ... 119

D. Implementasi Penelitian Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial di Pendidikan Sosiologi ... 120

E. Pembahasan Hasil Penelitian Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial Menggunakan Tahap Audit Trail ... 123

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 127

A. Simpulan ... 127

B. Rekomendasi ... 128

(10)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan, namun pada kenyataannya perjalanan perempuan dalam melahirkan penerus peradaban tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Perjuangan perempuan memperoleh hak yang sama dengan laki-laki dalam kehidupan sosial melalui banyak kendala. Kendala ini datang baik dari keluarga sebagai unit sosial terkecil dan dari masyarakat sebagai pembentuk suatu nilai yang ditetapkan, terutama kepada perempuan. “Kenyamanan” akan kedudukan dan peran perempuan saat itu membawa perempuan ke dalam golongan makhluk kelas dua yang menjadikan kedudukan dan peran perempuan tidak terlalu diperhitungkan dalam kehidupan sosial.

Disebutkan oleh Fakih (2013, hlm. 5) bahwa “mempertanyakan status kaum perempuan pada dasarnya adalah mempersoalkan sistem dan struktur yang telah mapan, bahkan mempertanyakan status kaum perempuan pada dasarnya menggoncang struktur dan sistem status quo ketidakadilan tertua dalam masyarakat.”

Terlihat betapa saat itu perempuan dianggap telah memeroleh “kenyamanan” dalam kehidupan sosial. Kenyamanan dalam ketidakadilan yang dikonstruksi secara sosial. Ketidakadilan dalam hak memperoleh pendidikan, bekerja di ranah publik dan seluruh pekerjaan domestik yang hanya dibebankan kepada perempuan.

(11)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami ketidakadilan terutama dalam kehidupan sosial, seperti diskriminasi dan marginalisasi perempuan.

Ketidakadilan terhadap perempuan serta perjuangan perempuan dalam mengentaskan diri dari ketidakadilan merupakan kenyataan sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Kenyataan sosial yang terbentuk akibat dari tindakan sosial manusia yang terjalin dalam bentuk interaksi sosial antara manusia satu dan lainnya, sehingga saling berhubungan menjalin suatu aktivitas bersama dalam lingkungan sosial. Aktivitas sosial yang selanjutnya membentuk pola pikir mengenai jenis kelamin perempuan dan laki-laki dan penyertaan hak serta kewajibannya dalam ranah sosial. Aktivitas sosial yang selanjutnya menjadi kebiasaan dan dilekatkan pada kedua jenis kelamin ini dan melahirkan sebuah konstruksi sosial.

Ketidakadilan terhadap perempuan dihasilkan oleh konstruksi sosial yang tentunya dipengaruhi pula oleh lokasi sosial perempuan. Lokasi sosial yaitu lokasi global tempat perempuan itu tinggal, memiliki andil dalam penanaman nilai terhadap perempuan dan laki-laki yang selanjutnya ikut menentukan bagaimana cara pandang terhadap perempuan dan laki-laki.

Seperti yang diungkapkan oleh Ritzer (2012, hlm. 776) bahwa “ketidakterlihatan, ketidaksetaraan, dan perbedaan-perbedaan peran dalam hubungannya dengan laki-laki mencirikan secara umum kehidupan wanita, dipengaruhi oleh lokasi sosial wanita – yakni, oleh kelas, ras, usia, pilihan afeksional, status perkawinan, agama, entitas, dan lokasi globalnya.”

Terdapat banyak nilai-nilai yang dilekatkan pada perempuan yang membuat perempuan berada dalam kelompok inferior. Sebagai contoh adalah ketika perempuan dianggap hanya pantas menempati ranah domestik yaitu dapur, sumur dan kasur. Hal ini dikonstruksi secara sosial, melekat dalam diri perempuan dan dianggap sebagai hak kodrati atau sesuatu yang nature bagi perempuan. Sehingga tabu hukumnya jika perempuan menembus ranah publik dan berbuat lebih banyak di dalam ranah sosial.

(12)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesungguhnya dapat dipertukarkan ini menjadikan terbatasnya arah gerak perempuan, bahkan membuat tembok penghalang antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan bersama di ranah sosial.

Seperti yang diungkapkan oleh Fakih (2013, hlm. 8) bahwa “gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.” Ditegaskan pula oleh Ritzer (2012, hlm. 775) bahwa “gender merupakan suatu konstruksi sosial, sesuatu yang tidak berasal dari alam, tetapi diciptakan oleh masyarakat sebagai bagian dari proses kehidupan kelompok.”

Sebagai contoh adalah ketika perempuan dilekatkan dengan sifat emosional, lemah, lembut. Sementara laki-laki dilekatkan dengan sifat rasional, kuat, perkasa. Sifat tersebut tidak berlaku secara universal dan mutlak, artinya sifat tersebut dapat dipertukarkan. Ada perempuan yang kuat dan ada pula laki-laki yang lemah. Konstruksi sosial tersebut dibentuk sehingga menjadi seolah ketentuan Tuhan atau kodrat yang bersifat biologis dan tidak dapat diubah seperti sex atau jenis kelamin.

Seperti ditegaskan pula oleh Gamble (2010, hlm. xi) yang menyatakan bahwa:

Perempuan dalam konstruksi sosial dan pola patriarki menjadi semua hal yang bukan laki-laki atau citra yang tidak diinginkan laki-laki: dimana laki-laki dianggap kuat, perempuan lemah; laki-laki dianggap lebih rasional dan perempuan emosional, laki-laki dianggap aktif dan perempuan pasif; dan sebagainya.

(13)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menempatkannya ke dalam kelompok inferior, tetapi lebih kepada perjuangan untuk mengentaskan perempuan dari ketidakadilan dalam kehidupan yang dikonstruksi secara sosial. Kesetaraan gender adalah nilai pokok dalam perjuangan perempuan. Menghapus batasan perolehan hak yang hanya didasari pada perbedaan jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki.

Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki pandangan dan kepercayaan yang berbeda, namun komunitas ini berinteraksi sebagaimana umumnya dengan masyarakat sekitar, walaupun terdapat perbedaan pandangan dan kepercayaan diantara mereka. Perbedaan utama yang menjadi fokus dalam skripsi ini adalah mengenai perbedaan pandangan mengenai kedudukan dan peran perempuan.

Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu menanamkan rasa penghargaan lebih terhadap perempuan dibandingkan dengan masyarakat sekitarnya. Perempuan dalam komunitas ini menempati posisi yang diluhurkan. Penghargaan ini didasari pada kepercayaan bahwa tidak akan ada kehidupan tanpa perempuan. Perempuan dipandang sebagai makhluk kuat dan luhur karena banyak hal yang Tuhan berikan hanya kepada perempuan, seperti menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui yang semuanya itu untuk sekedar merasakannya saja laki-laki tidak akan mampu.

(14)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penghargaan lebih terhadap perempuan yang dilekatkan oleh komunitas ini pula dapat diketahui dari arti nama komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yaitu: Suku yang berarti kaki, maknanya adalah dalam mencapai tujuan manusia berdiri diatas kaki masing-masing dan dengan kepercayaan masing-masing; Dayak yang berasal dari kata ayak atau ngayak, maknanya adalah menyaring, memilah dan memilih antara yang benar dan yang salah, sehingga dapat mengambil pelajaran dari semua itu; Hindu yang berarti kandungan atau rahim, maknanya adalah setiap manusia yang ada di dunia ini dilahirkan dari kandungan Ibu atau perempuan; Budha yang berarti wuda atau telanjang, maknanya adalah setiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang, tanpa sehelai benang pun; Bumi yang berarti wujud, maknanya adalah kehidupan itu ada; Segandhu yang berarti sekujur tubuh, makna Bumi Segandhu yaitu kekuatan hidup; dan Indramayu yang berasal dari kata In yaitu inti, Darma yaitu orang tua, dan kata Ayu yaitu cantik atau perempuan yang bermakna bahwa perempuan adalah sumber kehidupan karena dari rahim perempuan manusia dilahirkan dan membentuk suatu peradaban.

Jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas lagi, Indramayu merupakan daerah yang dapat dikatakan masih asing dalam pemahaman mengenai gender. Perempuan masih ada yang terbelenggu dalam konstruksi sosial yang membatasi arah gerak vertikal. Secara umum masih tertanam nilai-nilai konvensional yang membatasi arah gerak perempuan untuk menembus ranah domestik. Bahkan masih dapat ditemukan pandangan bahwa perempuan merupakan “aset” yang walaupun perempuan dapat menembus ranah domestik tetapi hal ini lebih ke arah “pemanfaatan” jenis kelamin perempuan itu sendiri.

Perempuan diberi kepercayaan untuk memilih aktifitas dalam kesehariannya terutama dalam hal pembagian peran dengan laki-laki. Segala yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki dalam komunitas ini telah melalui persetujuan kedua pihak. Sehingga tidak ada rasa ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajibannya.

(15)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan. Laki-laki dalam komunitas ini juga tidak asing dengan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh perempuan, sehingga baik perempuan dan laki-laki mereka bekerja bersama dalam kehidupan sehari-hari, saling bahu-membahu.

Kerjasama antara perempuan dan laki-laki ini dibentuk dan dipelihara oleh Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, ini terlihat dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Bahu-membahu antara laki-laki dan perempuan dalam komunitas terjalin secara harmonis. Kerjasama yang menggambarkan bahwa antara perempuan dan laki-laki adalah untuk bekerjasama, saling meringankan dalam setiap kegiatan ini tumbuh dan dipelihara hanya berdasarkan pada aspek normatif, yaitu pengakuan dan penghargaan. Pengakuan bahwa perempuan itu ada, serta penghargaan terhadap perempuan yang seringkali dilupakan.

Berada ditengah-tengah masyarakat yang secara umum memiliki pandangan yang berbeda khususnya terhadap perempuan tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Pandangan berbeda terhadap perempuan dalam komunitas ini menjadi sebuah entitas menarik yang membedakannya dengan masyarakat lain. Nilai mengenai perempuan ini pula yang akan berpengaruh pada kedudukan dan peran perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Nilai yang dilekatkan pada perempuan di dalam komunitas ini menjadi hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Selanjutnya, bagaimana “kesetaraan” itu dipelihara oleh anggota komunitas ditengah pandangan yang berbeda terhadap perempuan dengan masyarakat sekitar? Bagaimana kedudukan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu dalam sistem kepercayaan? Bagaimana peran perempuan dalam masyarakat dan keluarga? Bagaimana aktivitas perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu dalam bidang ekonomi? Bagaimana pendidikan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu? Dan apa yang menyebabkan nilai perempuan lebih tinggi dari laki-laki dalam komunitas ini?

(16)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Oleh karena itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial.

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, penulis mendapatkan rumusan masalah utama dalam penelitian yaitu: Bagaimana kedudukan dan peran perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial?

Rumusan masalah utama tersebut akan dielaborasi ke dalam pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut.

a. Bagaimana kedudukan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang diluhurkan dalam sistem kepercayaan?

b. Bagaimana peran perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang meliputi fungsinya dalam masyarakat dan keluarga?

c. Bagaimana aktivitas perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu pada pembagian kerja dengan laki-laki dalam bidang ekonomi? d. Bagaimana tingkat pendidikan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi

Segandhu Indramayu?

e. Apa penyebab luhurnya nilai yang dilekatkan pada perempuan dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu?

C.Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah penelitian di atas, penulisan skripsi ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.

(17)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memperoleh gambaran mengenai peran perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang meliputi fungsinya dalam masyarakat dan keluarga.

c. Menganalisis aktivitas perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu pada pembagian kerja dengan laki-laki dalam bidang ekonomi. d. Menganalisis tingkat pendidikan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi

Segandhu Indramayu.

e. Menganalisis kajian gender dengan mengetahui penyebab luhurnya nilai yang dilekatkan pada perempuan dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

D.Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

Secara teoretis penelitian ini berguna sebagai pengembangan dalam memahami kedudukan dan peran perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti sejenis di masa yang akan datang dan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kajian Sosiologi Keluarga dan Gender.

2. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Peneliti, sebagai wahana menambah ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan mengenai ilmu Sosiologi Keluarga dan Gender khususnya mengenai kedudukan dan peran perempuan dalam sistem sosial pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu;

(18)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Program Studi Pendidikan Sosiologi, sebagai media informasi dan penambah ilmu pengetahuan dalam bidang kajian Sosiologi Keluarga dan Gender khususnya kedudukan dan peran perempuan dalam sistem sosial pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, sehingga dapat menjadi referensi dalam penelitian lebih lanjut;

d. Masyarakat, sebagai media informasi mengenai ilmu Sosiologi Keluarga dan Gender khususnya kedudukan dan peran perempuan dalam sistem sosial pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

3. Segi Kebijakan

Dlihat dari segi kebijakan, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi: a. Pemerintah Kabupaten Indramayu, sebagai media informasi mengenai

keadaan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu terutama mengenai keadaan perempuan di dalam komunitas ini.

b. Dinas Pariwisata Kabupaten Indramayu, sebagai media informasi mengenai kekhasan budaya dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam meningkatkan pariwisata di Kabupaten Indramayu, khususnya di Kecamatan Losarang, Desa Krimun sebagai tempat tinggal komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

c. Menteri Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan, sebagai media informasi mengenai keadaan anak dan perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu terutama di bidang pendidikan.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Agar skripsi ini dapat mudah dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun berdasarkan struktur penulisan sebagai berikut:

(19)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II : Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Pada bab ini diuraikan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, serta posisi teoretis peneliti yang berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang subjek dan lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial.

BAB IV : Temuan dan Pembahasan. Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang profil Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu secara umum, pembahasan kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial, analisis kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial berdasarkan model Spradley, implementasi penelitian kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial di Pendidikan Sosiologi dan pembahasan hasil penelitian kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial menggunakan tahap audit trail.

(20)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(21)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial diteliti dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena aspek kedudukan dan peran perempuan dalam komunitas tidak dapat diukur dengan menggunakan model matematis, teori, serta hipotesis dan melalui proses pengukuran seperti pada pendekatan kuantitatif.

Tujuan penelitian akan tercapai dengan menggali makna yang di dapat saat peneliti terlibat langsung dengan subjek penelitian sehingga dapat mengamati dan mencatat perilaku subjek secara alamiah, yaitu perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Peneliti berusaha memahami kehidupan perempuan dalam komunitas ini melalui pengalaman yang akan dituangkan melalui kata-kata atau deskripsi serta gambar-gambar yang didapat peneliti saat observasi langsung.

Penelitian ini peneliti menggunakan perspektif teoritis. Creswell (2012, hlm. 93) mendefinisikan perspektif teoritis sebagai:

Panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras (atau isu-isu lain mengenai kelompok-kelompok marginal). Perspektif ini biasanya digunakan dalam penelitian advokasi atau partisipatoris kualitatis dan dapat membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, serta membentuk call for action and change (panggilan untuk melakukan aksi dan perubahan).

Perempuan adalah isu penting yang diteliti dalam penelitian ini. Perspektif teoritis memberi petunjuk kepada peneliti tentang bagaimana harus memposisikan diri saat penelitian berlangsung. Penulisan laporan akhir dengan perspektif ini, peneliti diharapkan mampu bersikap global artinya peneliti tidak memarginalisasi subjek penelitian dan dapat langsung berbaur dengan mereka.

(22)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memarginalkan salah satu pihak. Peneliti menuliskan apa adanya dari hasil yang didapat dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan persektif teoritis yang berfokus pada pemberdayaan umat yaitu pada kesetaraan gender dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Seperti yang ditegaskan dalam Creswell (2012, hlm. 94) mendefinisikan “perspektif teori kritis berfokus pada pemberdayaan umat manusia agar dapat bebas dari kungkungan rasial, kelas, dan gender yang dilekatkan pada mereka.”

Logika pendekatan induktif juga digunakan peneliti dalam mencapai tujuan penelitian. Logika pendekatan induktif mengarahan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian melalui wawancara dan observasi. Pengumpulan informasi didapat saat peneliti mengajukan pertanyaan terbuka kepada perempuan dan umumnya pada anggota komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu serta menuliskannya sebagai catatan lapangan. Hasil wawancara terbuka tersebut dianalisis sesuai dengan kategori yang merujuk pada tujuan penelitian. Selanjutnya peneliti akan mendapatkan pola umum generalisasi atau teori-teori mengenai kedudukan dan peran perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dan mengemukakanya sesuai dengan pengalaman pribadi di lapangan.

Pemaparan di atas menguatkan peneliti dalam melakukan penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial. Peneliti akan memposisikan diri semaksimal mungkin khususnya dengan perempuan komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dan umumnya seluruh anggota komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, agar dalam penelitian yang dilakukan tidak terjadi subjektifitas serta pemaparan hasil penelitian yang keliru.

(23)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan pendekatan kualitatif. Selain etnografi, dalam penelitian pendekatan kualitatif juga terdapat desain fenomenologis, naratif, study kasus dan grounded research.

Secara harfiah etnografi yaitu tulisan atau laporan mengenai suatu suku bangsa yang ditulis oleh antropolog berdasarkan hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Kekhasan dari etnografi adalah menghasilkan laporan dalam penelitian antropologis. Etnografi juga mengacu pada metode penelitian yang digunakan dalam penelitian antropologis.

Desain etnografi yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial hasilnya sangat bergantung pada laporan-laporan kajian lapangan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat, terutama dalam penelitian ini adalah perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

Sebagaimana Margaret Mead (dalam Spradley, 2007, hlm. vii) menyatakan bahwa ‘Anthropology as a science is entirely dependent upon field work records made by individuals within living societies (Antropologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan tergantung pada laporan-laporan kajian lapangan yang dilakukan oleh individu-individu dalam masyarakat-masyarakat yang nyata hidup).’

Etnografi adalah kegiatan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama dalam penelitian etnografi adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Seperti yang dikatakan oleh Bronislaw Malinowski (dalam Spradley, 2007, hlm. 4) bahwa etnografi bertujuan untuk ‘memahami sudut pandang penduduk asli, hubungan dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangannya mengenai dunianya.’

(24)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya mengenai perempuan. Penelitian dengan desain etnografi adalah penelitian yang melakukan pembelajaran dari masyarakat, belajar dari masyarakat.

Peneliti dalam desain etnografi diharapkan mampu mengkaji makna dalam setiap tindakan, kejadian atau pandangan mengenai kehidupan. Melihat lebih dalam terhadap suatu temuan lapangan, bukan hanya sekedar menuliskannya dalam hasil penelitian tanpa mengolah kembali makna tersirat yang ada di temuan lapangan tersebut.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian adalah pihak-pihak yang dipilih berdasarkan atas pertimbangan kebutuhan penelitian. Berperan sebagai subjek penelitian yang representatif, memiliki kualitas dan ketepatan yang sesuai dengan karakteristik masalah penelitian serta metode penelitian yang digunakan.

Partisipan penelitian merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi. Maka partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dan dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi Spradley (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 49) menyebutnya dengan “social situation” atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang semuanya berinteraksi secara sinergis. Menggunakan situasi sosial, peneliti menggali informasi yang dibutuhkan dalam penelitian melalui situasi social dengan menggunakan pengamatan secara mendalam terhadap aktivitas (activity) orang-orang (actor) yang berada pada suatu tempat (place). Situasi social ini mengacu pada keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang yang sedang melakukan aktivitas dimanapun tempatnya

(25)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang tinggal di Desa Krimun, Losarang – Indramayu.

Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu adalah komunitas di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang menanamkan nilai berbeda terhadap perempuan jika dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya.

Komunitas ini menanamkan nilai luhur terhadap perempuan dalam sistem sosial, terutama dalam hal kepercayaan yang mereka anut. Hal ini termanifestasi melalui ritual yang mereka jalankan dan penghormatan terhadap perempuan di dalam keluarga. Inilah yang menjadi alasan peneliti memilih Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu sebagai subjek penelitian, yaitu karena komunitas ini memiliki nilai-nilai khas yang dilekatkan kepada perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Krimun, RT: 13 RW: 03, Kecamatan Losarang - Kabupaten Indramayu. Tempat dimana komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu tinggal. Tempat ini dipilih berdasarkan pada fokus penelitian yang peneliti teliti yaitu mengenai kedudukan dan peran perempuan, mengingat bahwa di Desa Krimun terdapat suatu komunitas yang bernama Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang menempatkan perempuan pada posisi luhur.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian bertujuan untuk menyusun proses, prinsip-prinsip dan prosedur yang digunakan dalam mengkaji masalah penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis, yaitu menguraikan dan mengupas masalah-masalah yang diteliti secara analitik sampai rinci melalui pendekatan kualitatif.

(26)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia pada kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.” Metode penelitian ini berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung.

Metode deskriptif analisis pada penelitian ini ditunjang dengan penggunaan strategi penelitian etnografi. Strategi etnografi dipilih guna menyelidiki kelompok kebudayaan, pada penelitian ini yaitu Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang berada di lingkungan alamiah dalam waktu penelitian yang cukup lama. Proses penelitian menggunakan strategi etnografi bersifat fleksibel dan berkembang sesuai kondisi peneliti dalam merespon fenomena yang terjadi saat penelitian lapangan berlangsung. Seperti yang dikemukakan oleh Creswell (2012, hlm. 20) mengenai strategi etnografi bahwa:

Etnografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang didalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan data wawancara. Proses penelitian fleksibel dan biasanya berkembang sesuai kondisi dalam merespon kenyataan-kenyataan hidup yang dijumpai di lapangan.

Menurut Atkinson dan Hammersley (dalam Yulianti, 2013, hlm. 59), terdapat empat ciri etnografi yaitu:

Pertama, menekankan eksplorasi tentang hakikat suatu fenomena sosial tertentu dan bukan menguji hipotesis tentang fenomena tersebut; kedua, kecenderungan untuk bekerja dengan data yang tidak terstruktur yakni data yang belum di-coding di saat pengumpulannya, berdasarkan seperangkat kategori analisis yang tertutup; ketiga, investasi terhadap sejumlah upacara, bahkan sangat mungkin hanya satu upacara, namun dilakukan secara rinci; keempat, analisis data melibatkan penafsiran langsung terhadap makna dan fungsi tindakan manusia. Hasil analisis ini umumnya mengambil bentuk deskripsi dan penjelasan verbal.

(27)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih;

2. kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa;

3. kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politis administratif;

4. kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri;

5. kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi yang merupakan kesatuan daerah fisik;

6. kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi;

7. kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama;

8. kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu sama lain tingginya merata;

9. kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.

Kesembilan prinsip di atas akan selalu berhubungan dengan penelitian etnografi. Namun, penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial yang peneliti lakukan lebih kepada point ke empat yaitu kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri. Mengingat bahwa, Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu berada di tengah-tengah masyarakat yang memiliki nilai-nilai umum yang sama, namun komunitas ini memiliki nilai khusus mengenai perempuan yang berbeda dengan masyarakat sekitarnya. Nilai khusus yang kemudian menjadi fokus dalam penelitian ini.

Kesatuan masyarakat yang didasarkan pada rasa identitas bersama dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dapat dilihat dari perbedaan busana yang dikenakan komunitas ini jika dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya, perbedaan nilai terhadap perempuan yang selanjutnya menimbulkan perbedaan dalam ritual kepercayaan, kehidupan berumah tangga, dan aktivitas di dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu sehari-hari.

(28)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang kemudian menjadi identitas komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

Perbedaan nilai-nilai inilah yang menjadikan sebuah identitas bagi Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Identitas yang membedakan komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dengan masyarakat di sekitarnya.

D. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 59), menyatakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.” Selanjutnya Nasution (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 60), menyatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasar pada pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian kualitatif yang memiliki permasalahan belum jelas dan pasti di awal penelitian, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrumen akan bergeser ketika masalah yang diteliti semakin jelas.

(29)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktifitas perempuan, pendidikan perempuan serta nilai perempuan, sampai kepada upacara yang digelar oleh Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

Berdasar pada peran peneliti sebagai key human instrument, oleh karena itu data yang dikumpulkan oleh peneliti juga akan didukung oleh alat-alat pengumpul data lainnya, yaitu pedoman studi kepustakaan serta pedoman wawancara yang dilakukan peneliti terhadap anggota komunitas, terutama kepada perempuan komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

Peneliti sebagai human instrument atau peneliti sendiri sebagai pengumpul utama data penelitian, dinyatakan oleh Lincon dan Guba (dalam Duwiri, 2009, hlm. 52) mengenai alasan-alasan mengapa peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hanya manusia yang dapat merasakan dan segera memberikan tanggapan terhadap tanda atau petunjuk tentang orang dan lingkungan yang ada.

2. Daya kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi pada manusia, sehingga ia dapat mengumpulkan informasi mengenai banyak hal pada berbagai tingkatan secara simultan.

3. Tekanan yang holistik memerlukan instrumen yang mampu menangkap fenomena dengan segala konteksnya secata menyeluruh. 4. Manusia mampu berfungsi dengan kompeten dan simultan baik di

ranah pengetahuan proporsional maupun dalam pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman (proportional and tacit knowledge).

5. Manusia mampu memproses data segera setelah dikumpulkan, langsung mengembangkan hipotesis dan mencobanya dengan responden di tempat itu juga.

6. Manusia memiliki kemampuan unik untuk menyimpulkan data di tempat, dan langsung dapat meminta penjelasan, perbaikan dan uraian yang lebih jelas dari responden.

7. Kemungkinan jawaban yang tidak lazim atau aneh dapat diselidiki lebih jauh oleh instrumen manusia, bukan hanya untuk validitasnya akan tetapi terlebih penting untuk mencapai tingkat pengertian yang lebih tinggi daripada yang mungkin dilakukan oleh alat yang bukan manusia.

(30)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pengembangan instrumen bertujuan untuk menjabarkan lebih lanjut mengenai instrumen dalam penelitian yang telah direncanakan. Pengembangan instrumen akan membantu peneliti dalam mengkaji hasil penelitian melalui cara yang sesuai dengan masalah penelitian, sehingga hasil yang didapat akan lebih mudah untuk ditafsirkan dan lebih akurat.

A)Pengujian Validitas

Pengujian kesahihan data (validitas data), dibutuhkan agar data yang diperoleh memenuhi kriteria kredibilitas data. Penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial merupakan penelitian yang menggunakan deskripsi kualitatif, oleh karena itu keabsahan data akan diuji melalui cara-cara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut.

1) Triangulasi Data

Sugiyono (2009, hlm. 83) menyebutkan bahwa:

Triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi data merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data hasil penelitian dengan mengumpulkan data-data yang didapat dari sumber yang sama tetapi menggunakan teknik yang berbeda-beda. Teknik yang biasa digunakan dalam triangulasi data adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

(31)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 83) bahwa “Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.”

Langkah dalam melakukan triangulasi data adalah sebagai berikut. a) Triangulasi data dilakukan dengan pihak yang berkompeten yaitu para

informan yang dibutuhkan dan sesuai dengan penelitian, yaitu beberapa anggota komunitas dan perempuan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Hal ini perlu dilakukan agar keseluruhan proses penelitian dapat berlangsung dengan tepat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian dan menghindari terjadinya bias dalam interpretasi data.

b) Data mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial dikumpulkan, selanjutnya data mengenai kedudukan dan peran perempuan ini diperiksa kembali ketepatan dan kelengkapannya. Ketepatan dan kelengkapan data penelitian dapat diperiksa dengan cara sebagai berikut:

a) membaca dan menelaah kembali sumber data penelitian sehingga diperoleh pemahaman makna;

b) membaca dan mengkaji dengan teliti berbagai sumber hasil penelitian terdahulu mengenai Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu sebagai bahan informasi;

c) melakukan pengamatan secara terus-menerus, tekun, ajeg, berkesinambungan, cermat dan terperinci terhadap berbagai fenomena yang berhubungan dengan kedudukan perempuan yaitu mengenai peran, aktivitas, pendidikan dan nilai perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

(32)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.Member Check

B.Audit Trail

Observasi mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial dilakukan melalui pengamatan langsung oleh peneliti terhadap kedudukan, peran, aktivitas, pendidikan perempuan dan penganalisaan nilai yang dilekatkan kepada perempuan sehingga menempatkan perempuan kepada posisi yang luhur.

Peneliti akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, baik itu yang dilakukan oleh perempuan secara khusus maupun yang dilakukan oleh anggota komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu secara umum. Peneliti juga mengikuti jalannya ritual Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pemahaman nilai-nilai yang dianut oleh Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu, serta dapat membantu dalam penelaahan makna yang terkandung dalam situasi sosial yang terjadi dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

Proses triangulasi dilakukan karena dalam penelitian bukan tidak mungkin peneliti akan mendapatkan hasil yang masih membingungkan. Untuk meminimalisir hal tersebut maka peneliti melakukan triangulasi data dengan cara mengumpulkan dan mengkaji hasil penelitian yang Observasi mengenai

(33)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didapat dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Tujuan ahirnya adalah mendapatkan data-data akurat yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

2) Member Check

Member check dilakukan dengan tujuan agar informasi yang diperoleh peneliti dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Selanjutnya data yang diperoleh peneliti diuji secara kritis melalui member check dengan cara sebagai berikut :

a) meminta tanggapan pada responden untuk mengecek kebenaran data yang telah disusun. Dalam hal ini perempuan anggota komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang menjadi subjek penelitian;

b) pengecekan data yang didapat ini dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang selama proses penelitian berlangsung, hingga hasil penelitian sesuai dengan maksud informan.

3) Audit Trail

Audit trail merupakan tahap pemantapan yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran yang disajikan dalam penelitian. Hasil analisis data tentang kedudukan perempuan melalui pengkajian peran, aktivitas, pendidikan perempuan dan nilai perempuan dalam komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu diperiksa dan diteliti kebenaran, keakuratan, dan kelengkapannya oleh peneliti rekan sejawat, dosen pembimbing atau dosen pengampu bidang keilmuan yang lebih memahami dan dapat memberi masukan mengenai pengolahan data selanjutnya.

Langkah ini berdasar pada pemikiran bahwa hasil analisis data dapat diklarifikasi dengan pihak lain yang lebih relevan, terutama yang memahami masalah dan tujuan penelitian ini sebelum ditetapkan simpulan akhir terhadap hasil penelitian.

(34)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Lincoln dan Guba (dalam Duwiri, 2009, hlm. 53) bahwa ‘peneliti sebagai human instrument, pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara dan teknik, dan berasal dari sumber-sumber, misalnya catatan, dokumen, dan sisa-sisa catatan tentang kegiatan manusia yang tertinggal dan dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan peneliti.’

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan diperoleh melalui wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi. Seperti yang dikemukakan oleh Bungin (2010, hlm. 107) yang menyatakan bahwa:

Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisa data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet. Tahap pengumpulan data adalah tahap disaat peneliti mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian sebanyak-banyaknya yaitu informasi mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial.

Peneliti pada tahap ini melakukan observasi lebih mendalam terhadap subjek penelitian. Melakukan wawancara secara mendalam dengan informan yaitu perempuan dan anggota komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Wawancara ini dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan hingga hasil wawancara mencukupi untuk dikaji dan tujuan penelitian tercapai. Aspek kedalaman dan validitas data dan informasi yang diperoleh dari lapangan harus tetap menjadi pertimbangan penting bagi peneliti.

Informasi dan data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik sebagai berikut.

A)Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) di mana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.

(35)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya. Kriteria suatu pengamatan dikatakan sebagai kegiatan pengumpulan data yaitu: pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius; pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan; pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian; pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.

Peneliti dalam penelitian ini melakukan observasi langsung. Artinya, peneliti berada bersama subjek penelitian guna ikut merasakan dan mengalami kegiatan subjek penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Observasi langsung yang dilakukan peneliti akan membuat pengamatan terhadap tujuan penelitian lebih matang. Peneliti juga akan lebih mudah dalam mengkaji makna dari kegiataan yang dilakukan oleh subjek penelitian.

Keikutsertaan peneliti dalam penelitian bertujuan untuk memperkecil jarak antara peneliti dengan subjek penelitian atau yang diteliti. Dengan bergabungnya peneliti dengan subjek yang diteliti menjadikan hubungan yang dekat antara keduanya. Kedekatan hubungan ini akan memudahkan peneliti dalam mendapat informasi dan menggali makna dalam setiap informasi yang didapat. Mengingat bahwa dalam penelitian kualitatif yang menggunakan desain etnografi bukan hanya untuk menggali informasi yang telah menjadi tujuan penelitian tetapi disamping itu peneliti juga diharapkan mampu mengkaji makna dari setiap informasi yang didapat. Pengkajian makna ini dapat diperoleh dari bahasa yang digunakan, simbol, kehidupan sehari-hari atau dalam situasi sosial yang terjadi di Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

B)Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Bungin (2010, hlm. 108) menyebutkan bahwa:

(36)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Wawancara dilakukan guna mendapat informasi langsung dari subjek penelitian dan dari individu atau kelompok penunjang penelitian. Dalam penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial, peneliti akan mewawancarai perempuan anggota komunitas, perwakilan anggota komunitas secara keseluruhan dan warga sekitar tempat tinggal komunitas.

Pengetahuan mengenai makna subjektif individu terhadap fokus penelitian akan didapat melalui teknik wawancara. Teknik wawancara juga memberikan ruang bagi peneliti untuk dapat mengekplorasi isu penelitian yang tidak dapat dilakukan melalui teknik lain.

Pengumpulan informasi dengan teknik observasi serta wawancara dalam penelitian pada dasarnya saling menguatkan satu sama lain. Kedua teknik ini memberi ruang tersendiri kepada peneliti dengan subjek penelitian. Pangamatan peneliti yang didapat dari teknik observasi dapat dikaji lebih dalam lagi melalui teknik wawancara. Peneliti dapat menanyakan situasi sosial yang didapat melalui wawancara dengan subjek penelitian. Begitupun sebaliknya hasil wawancara dapat dibuktikan kebenarannya melalui teknik observasi, apakah hasil wawancara yang didapat sesuai dengan situasi sosial yang diamati atau tidak. Teknik wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti memberi penguatan dalam penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial.

C)Studi Dokumentasi

(37)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Telaahan atau pengkajian atas dokumen-dokumen seperti foto-foto dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian yang dilakukan. Dokumentasi dilakukan peneliti dengan menggunakan kamera foto dan alat perekam dengan bantuan handphone untuk merekam aktifitas perempuan dan aktifitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu yang relevan dengan tujuan penelitian.

Dokumentasi akan membantu peneliti dalam melengkapi bahan penunjang penelitian. Dokumentasi juga digunakan sebagai penguat peneliti dalam melakukan kajian penelitian. Berkaitan dengan foto Bogdan and Biklen (dalam Duwiri, 2009, hlm. 57) mengemukakan bahwa ‘terdapat dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan sendiri.’

Peneliti mendokumentasikan kegiatan penelitian baik secara pribadi artinya dihasilkan oleh peneliti sendiri, maupun yang dihasilkan oleh orang lain yang didapat dari internet dan dokumentasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya guna memenuhi tujuan dalam studi dokumentasi.

Studi dokumentasi akan memberi gambaran khususnya pada peneliti dan umumnya bagi pembaca mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti selama penelitian juga akan lebih dapat dimengerti dan dipahami ketika terdapat gambar-gambar atau video-video pendukung. Studi dokumentasi bukan hanya berperan sebagai referensi lanjutan bagi peneliti, tetapi dengan studi dokumentasi yang dilakukan peneliti, pembaca juga lebih dapat memahami situasi sosial yang terjadi dalam Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu.

D)Studi Literatur

(38)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian lainnya untuk memperoleh informasi mengenai masalah dan tujuan penelitian. Peneliti memperkuat penelitian dan hasil penelitian dengan studi literatur dari berbagai sumber yang didapat.

Belum banyaknya penelitian yang dilakukan di Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Secara umum, pencarian informasi mengenai Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu didapat melalui teknik observasi dan wawancara yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh minimnya literatur tentang Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu. Tidak adanya buku pedoman kehidupan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu juga membuat peneliti harus menggali lebih dalam lagi terhadap informasi yang didapat, situasi sosial yang teramati dan makna di dalamnya.

E)Catatan (Field Note)

Peneliti dalam melakukan penelitian membuat catatan singkat mengenai pengamatan langsung peristiwa yang dilihat dan didengar. Catatan ini selanjutnya disalin kembali kedalam catatan yang lebih lengkap sebagai bahan informasi tambahan dalam penelitian.

Seperti dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007, hlm. 209) bahwa: ‘catatan (field note) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.’

Peneliti mencacat semua kejadian yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan oleh subjek penelitian yaitu Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu maupun oleh peneliti sendiri. Peneliti dapat mencatat pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari hasil penelitian yang didapat untuk kemudian ditanyakan kembali kepada informan sebagai konfirmasi kebenaran data yang didapat.

(39)

Puspita Wulandari, 2014

Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam Sistem Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumentasi, studi literatur dan catatan (field note) akan membuat informasi semakin kuat, karena satu diantara kelima teknik tersebut dapat menjadi alat konfirmasi teknik yang lain, intinya adalah kelima teknik ini dapat saling menguatkan informasi yang didapat dalam penelitian.

Berikut adalah gambar teknik pengumpulan data dalam penelitian mengenai kedudukan dan peran perempuan pada komunitas Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandhu Indramayu dalam sistem sosial.

Bagan 3.2: Teknik Pengumpulan Data

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus-menerus (continue) dimulai dari awal penelitian hingga akhir penelitian. Peneliti menggunakan analisis data kualitatif model Spradley yaitu analisis data etnografi. Analisis etnografi digunakan guna menemukan pertanyaan melalui analisis data lapangan yang didapat dari hasil observasi partisipan di lapangan. Seperti yang dituliskan oleh Emzir (2012, hlm. 209) bahwa “Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses penemuan pertanyaan. Sebagai pengganti datang ke lapangan dengan pertanyaan spesifik, peneliti etnografi menganalisis data lapangan untuk menemukan pertanyaan.”

Sebagaimana yang terdapat pada Emzir (2012, hlm. 209), ada empat jenis analisis dalam penelitian analisis etnografi. Berikut adalah empat jenis analisis data etnografi Model Spradley.

1. Analisis Domain

Teknik Pengumpulan Data

Studi Literatur

Catatan (Field Note) Studi

Dokumentasi Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Adapun jumlah total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi di Kabupaten Bengkayang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun 2015 – 2019, baik berdasarkan sumber

Penelitian dilakukan untuk melihat kinerja sistem MFC pada pengolahan air limbah industri pangan, dalam hal ini tahu dan cucian beras (catering), dengan

Unsur mineral lain yaitu besi, iodium, tembaga dan seng terdapat dalam jumlah yang kecil dalam tubuh, karena itu disebut trace element atau mineral mikro (Arifin 2008).. 2.2.1

11 tanggungan keluarga yang kecil relatif kurang memperhatikan pilihan kelembagaan tataniaga dalam menjual hasilnya, begitu pula halnya pada petani proyek dengan tingkat

Dalam penulisan ilmiah ini penulis membahas tentang cara-cara pembuatan Animasi Kartun Crayon Shinchan dengan menggunakan Macromedia Flash MX dan bekerja dibawah sistem operasi

Hasil penelitian mencatat, keanekaragaman spesies tumbuhan berguna di HAIM yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebanyak 176 spesies yaitu untuk konstruksi berat 69

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Ayat (8) Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2009 tentang Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Lembaga

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kreativitas siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Treffinger lebih tinggi dibandingkan dengan