• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI AHLAN WASAHLAN DI SANGGAR WANDA BANTEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TARI AHLAN WASAHLAN DI SANGGAR WANDA BANTEN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TARI AHLAN WASAHLAN DI SANGGAR WANDA BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh :

Imas Ayu Kuswanti

0907477

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda

Banten

Oleh

Imas Ayu Kuswanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Bahasa dan Seni

© Imas Ayu 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian dengan judul “Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten” merumuskan beberapa masalah mengenai proses penciptaan tari Ahlan Wasahlan, dan peranan tari Ahlan Wasahlan dalam masyarakat kota Serang Banten. Bertujuan untuk memaparkan serta memahami sejumlah data tentang proses penciptaan tari Ahlan Wasahlan di sanggar tersebut. Lokasi penelitian di kota Serang dengan fokus pada tempat tinggal pencipta tari Ahlan Wasahlan yaitu Wiwin Purwinarti S.Pd. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis untuk menjawab permasalahan penelitian : Bagaimana proses penciptaan tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten. teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Keseluruhan data yang diperoleh, baik secara langsung dilapangan maupun berdasarkan telaah kepustakaan selanjutnya disusun secara sistematis berdasarkan kaidah penelitian. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tari Ahlan Wasahlan diciptakan pada tahun 2003 dengan tujuan bahwa pencipta tari ingin mengenalkan dan mengembangkan seni budaya Banten khususnya seni tari, didorong pula oleh faktor adanya kebutuhan permintaan pemerintah daerah untuk menciptakan tari penyambutan khas Banten. ragam gerak tari Ahlan Wasahlan cenderung mudah dan sederhana namun terdapat kesan atraktif karena menggambarkan kecerian seorang santriwati yang eberjik tetapi tetap sopan. Busana tari Ahlan Wasahlan memakai warna yang cerah menggambarkan keceriaan perempuan serta pemakaian kerudung yang menjadi ciri Banten yang Agamis. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi pengayaan bahan ajar tari kreasi baru untuk mengenalkan kekayaan budaya Banten sebagai budaya yang tidak diam dan ditinggalkan pendukungnya, namun sebagai budaya yang begerak dan berkembang dengan tari Ahlan Wasahlan sebagai salah satu wujudnya.

(5)

iv

Imas Ayu Kusmawanti, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisani Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10

A. Tinjauan Tari ... 10

B. Proses Penciptaan Tari ... 13

1. Unsur-Unsur Penciptaan Tari ... 15

a. Penata Tari ... 15

b. Ide Dan Kreatifitas ... 16

c. Koreografi ... 17

2. Tari Dan Lapisan Masyarakat Pendukungnya ... 17

C. Unsur Pendukung Tari ... 19

1. Tata Rias ... 19

2. Tata Busana ... 20

3. Musik Iringan Tari ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Metode Penelitian dan Pendekatan ... 22

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 23

(6)

v

Imas Ayu Kusmawanti, 2013

2. Subyek Penelitian ... 24

C. Batasan Istilah ... 24

D. Instrumen Penelitian ... 24

1. Pedoman Wawancara ... 25

2. Pedoman Observasi ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Wawancara ... 26

2. Observasi atau Pengamatan ... 28

3. Studi Dokumentasi ... 28

4. Studi Literatur ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 29

1. Penyusunan Satuan ... 30

2. Kategori Data ... 30

3. Penafsiran Data ... 31

G. Tahap-tahap Penelitian ... 31

1. Pra Penelitian ... 31

2. Pelaksanaan Penelitian ... 32

3. Penyusunan Laporan ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 34

2. Profile Wanda Banten ... 38

3. Latar Belakang Penciptaan Tari Ahlan Wasahlan ... 41

4. Proses Penciptaan Tari Ahlan Wasahlan ... 43

4.1Pencarian Ide Garap Tari Ahlan Wasahlan ... 44

4.2Eksplorasi Gerak Tari Ahlan Wasahlan ... 45

4.3Pembuatan Elemen Pendukung Tari Ahlan Wasahlan ... 46

5. Koreografi Tari Ahlan Wasahlan ... 48

6. Rias dan Busana Tari Ahlan Wasahlan ... 73

(7)

vi

Imas Ayu Kusmawanti, 2013

8. Peranan Tari Ahlan Wasahlan ... 83

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

1. Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten ... 84

1.1Proses Penciptaan Tari Ahlan Wasahlan ... 84

1.2Koreografi Tari Ahlan Wasahlan ... 84

1.3Rias dan Busana Tari Ahlan Wasahlan ... 85

1.4Iringan Musik Tari Ahlan Wasahlan ... 86

1.5Peranan Tari Ahlan Wasahlan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Rekomendasi ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ... 91

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Provinsi Banten berdiri pada tahun 2000 berdasarkan Undang – Undang No. 23 tahun 2009 tentang Pembentukan Provinsi Banten. Saat ini Provinsi Banten terdiri dari Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang, Kota Cilegon, Tangerang dan Serang, Tangerang Selatan. Banten adalah daerah yang strategis sebagai jalur perdagangan dunia, Banten mendapatkan berbagai pengaruh dari budaya dan agama yang dibawa dari berbagai pedagang yang singgah di Banten. Sebelum Islam masuk ke Banten, agama Hindu dan Budha telah terlebih dahulu berada di Banten. Keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesultanan Banten mempengaruhi masuknya budaya Islam ke Banten yang selanjutnya mampu berakulturasi dengan budaya lokal Banten. Warisan seni budaya tradisional masa kesultanan yang masih terpelihara hingga kini diantaranya : gacle, rudat, ubrug, patintung/pencak, syaman, beluk, terbang gede, ketimpring, mawalan, bendrong lesung, debus Surosowan. Seni tradisional ini juga sering digunakan sebagai media penyebaran agama Islam di Banten. Tidak sedikit juga terciptanya Tarian Kreasi Baru dari kesenian yang berkembang Banten tersebut. Kerena Kesenian Yang berkembang Banten sendiri dominan adalah berupa alat music dan senandung-senandung Islami.

Banten memiliki banyak sekali jenis tarian yang tumbuh dan berkembang baik di perkotaan besar maupun pedesaan. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tari di Indonesia, Serang sebagai ibukota Banten pun turut andil dalam melaksanakan perkembangan tari. Perkembangan seni budaya tradisional di Serang, Banten, mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan masih besarnya animo masyarakat terhadap sejumlah seni musik tradisional membuat wilayah ini diprediksi menjadi daerah perkusi terkaya di Indonesia.

(9)

yaitu banyak terciptanya kreativitas anak bangsa yang ditampilkan di kota ini dari sanggar-sanggar yang berkembang di kota Serang. Sanggar Wanda Banten adalah salah satu sanggar di kota Serang yang berkembang sangat baik eksistensinya, sanggar ini berada di Komplek Ciolang Jaya No 17 Desa Panggung Jati Kecamatan Taktakan Kota Serang Provinsi Banten.

Sanggar ini bergerak dalam bidang kesenian daerah Banten, tidak hanya tarian yang diajarkan dalam sanggar ini tetapi musik, syair, dan bela diri juga dikembangkan disini. Sanggar Wanda Banten dipimpin oleh pasangan suami istri yang gemar akan seni tradisional yaitu Beni Kusnandar. S.Sn, M.Si dan Wiwin Purwinarti. S.Sn, pada tanggal 10 Desember 1995. Beni Kusnandar lebih berperan dalam penggarapan musik tari yang diciptakan oleh sanggar ini, sedangkan Wiwin Purwanti adalah koreografernya. Dengan tekun Wiwin dan Beni mengajarkan kesenian Tradisional kepada murid-muridnya, Mulai dari gerakkan, musik, dan penataan kostum semua dilakukan di sanggar.Ketertarikan Beni dan Wiwin dalam membuat sanggar sudah menjadi cita-cita mereka dan ketertarikan kebudayaan masyarakat Banten yang dianggap unik dan kaya akan unsur estetika. Ketertarikannya juga tumbuh dari rasa prihatin terhadap nasib budaya Banten yang sempat redup, untuk itu Beni dan Wiwin memiliki keinginan melestarikan dan mengembangkan kesenian Banten.

Dari awal terbentuknya sanggar, terdapat banyak karya yang diciptakan oleh Beni Kusnandar. S.Sn, M.Si dan Wiwin Purwinarti. S.Snyaitu Tari penyambutan Pengantin Banten, Tari Prajurit Surosowan Banten, Tari derbe Banten, Tari Ngerakse, Tari Ngaji diri, Tari Topeng Sempilan, Tari Dzalailan, Tari Dzalail Panggung Jati, Tari Ngeratib, Tari Ahlan Wasahlan, Tari Bentang Banten, Tari Rampak Terebang Ciolang, Tari Ringkang Jawari, Debus dan masih banyak lagi karya dari sanggar ini.

(10)

Islam pada masa Kesultanan Banten melalui berbagai pertunjukkan kesenian yaitu dengan shalawatan.

Salah satu contoh shalawatan adalah senandung ahlan wasahlan. Senandung ini bermakna untuk menanyakan kabar dan biasa dipakai dalam acara pembukaan suatu acara, setiap malam di perkumpulan sering melakukan kumpul bersama, senandung salawatan dengan memainkan rebana. Setiap ada acara di Kesultanan Banten sering melakukan penampilan ini, sehingga menjadi cara ampuh menarik perhatian warga dan sering dilakukan.Bentuk dasar yang melandasi terciptanya seni gerak adalah seni musik yang berjenis perkusi atau alat musik tabuh.Dari sinilah Wiwin mencoba mengembangkannya dalam bentuk tarian dengan kreasi yang tidak monoton. Ahlan Wasahlan misalnya, awalnya hanyalah sebuah pertunjukkan musik dengan Salawat Nabi sebagai ucapan selamat datang. Dengan menggunakan daya imajinasinya Wiwin mencoba mentransfer apa yang ada dipikirannya kepada penari-penari di sanggar sehingga terbentuk suatu konsep tarian yang berkembang di Banten.

Tari Ahlan Wasahlan adalah tarian yang bercerita tentang kehidupan keceriaan santriwati dalam sebuah pesantren. Beni dan Wiwin ingin menghidupkan suasana islami dalam kehidupan pesantren, para santri tidak hanya sholat, mengaji, tetapi adanya satu kultur yang memang hidup di pesantren seperti yang berkembangidah, shalawatan, nasyid dsb. Jadi, tarian ini menggambarkan tentang kuatnya pengaruh islam menyambut tamu dengan penuh keramah-tamahan.

(11)

mengetahui tarian ini dan sering sekali dipentaskan untuk acara-acara penyambutan Pejabat dan Wisatawan yang berkunjung ke Banten.

Keistimewaan tarian ini yaitu terdapatnya senandung Yalil dalam iringan musiknya. Yalil adalah tradisi buka pintu dalam sebuah acara. Jika dalam tradisi sunda terdapat Rajah yaitu ritual penyambutan dalam acara, kalau di Banten terdapat Yalil. Yalil berisi tentang senandung islami yang berarti membuka pintu atau dibukanya sebuah acara dan sudah ada sejak Kesultanan Banten berdiri, sering dipakai untuk penyambutan tamu. Dalam satu kelompok pemain Yalil yang berada dalam Ds. Panggung Jati khususnya dalam Sanggar Wanda terdapat imam dan makmum, biasanya 1 orang sebagai imam dan 6 orang lainnya menjadi makmum. Selain itu ada juga musik Gambrung dan musik terebang gede yang terdapat dalam tarian ini sekaligus berfungsi sebagai bagian-bagian dalam tarian ini, bagian pembuka adalah iringan musik Gambrung yang menandakan kemeriahan sehingga menarik perhatian masyarakat sekitar, bagian kedua yaitu iringan senandung yalil yang diantaranya adalah tradisi yang berkembang Banten, dan bagian penutup terdapat iringan musik terebang gede yang dalam geraknya adalah silat patingtung yang berkembang Banten. Alat musik dalam tarian ini semuanya berjenis perkusi diantaranya ialah Koneng, Kempul, Bibit, Sela, dan Terebang Gede.

Jika diamati dari kostum yang dikenakan pada tari ahlan wasahlan, terdapat unsur budaya benafaskan islami. Unsur budaya bernafaskan islami tersebut dapat ditemukan pada bagian kepala, yaitu para penari mengenakan kerudung yang didesign oleh Wiwin menjadi kerudung yang simple tetapi nuansa islaminya tidak hilang.

(12)

penari dari tahun ke tahun semakin bertambah, muncul perubahan-perubahan pada tari tradisi, serta bentuk-bentuk tari baru yang mulai tumbuh.

Jika kita amati, saat ini terdapat banyak perkembangan yang terjadi pada tarian-tarian yang ada di Indonesia. Perkembangan ini dapat dilihat dari aspek tema pada sebuah tarian yang terlihat berbeda, namun struktur geraknya masih menggunakan sumber bahan tradisi, dan ada pula karya tari yang benar-benar baru, baik tema maupun sumber geraknya. Perkembangan seperti ini seringkali dikenal dengan istilah kreasi baru. Tari kreasi baru adalah inovasi dari seorang koreografer atau pencipta tari untuk menciptakan suatu tarian baru. Endang Caturwati (2007:165) mengatakan, kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreatifitas individual atau kelompok, sebagai karya yang dihasilkan atas kreatifitas individual atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru. Selain itu pengertian tari kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S Nalan (1996 : 11) sebagai berikut:

Hasil ciptaan-ciptaan tari yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali disebut dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya pembaharuan-pembaharuan.

Keberadaan tari ahlan wasahlan di masyarakat banten dapat dikatakan populer. Meskipun tari ahlan wasahlan termasuk karya baru, namun sekarang tarian tersebut sudah banyak menyebar di daerah Banten dan sekitarnya, tarian ini juga diharapkan dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Tarian ini telah berhasil menjadi icon masyarakat Banten baik di masyarakat itu sendiri maupun masyarakat luar.

(13)

April’08. Serah Terima Jabatan KODIM pada Rabu, 7 Mei’08 yang bertempat pada Kantor KODIM Cipocok juga menampilkan tarian ini.

Dengan melihat perkembangan serta eksistensi tari ahlan wasahlan yang begitu pesat, Dari awal terbentuknya tari Ahlan wasahlan sampai sekarang masih belum diketahui detail tentang proses penciptaan tari tersebut. peranan tari Ahlan wasahlan pun bagi masyarakat kota Serang-Banten sangat menarik perhatian peneliti untuk mengetahuinya. Sangat disayangkan bahwa belum ada tulisan atau penelitian yang membahas mengenai tari ahlan wasahlan maupun sanggar Wanda Banten. Padahal di dalam tari ahlan wasahlan terdapat suatu kekayaan estetik yang layak untuk diteliti jika melihat penyajiannya. Untuk itu sangat disayangkan apabila aset yang berharga seperti tari ahlan wasahlan yang sedang berkembang saat ini, tidak diangkat ke dalam suatu deskripsi tatu catatan tari sebagai bahan apresiasi dan pembelajaran bagi mahasiswa khususnya jurusan tari dan seniman lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai data yang jelas didapat langsung dari lapangan untuk melihat kemudian menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan proses penciptaan serta peranan tari ahlan wasahlan bagi masyarakat Serang-Banten. Penelitian ini dilakukan dengan alasan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana awal kemunculan tari ahlan wasahlan hingga dapat dikenal oleh masyarakat. Peneliti tertarik mengambil salah satu dari karya Sanggar Wanda Banten yaitu TARI AHLAN WASAHLAN DI SANGGAR WANDA BANTEN

B. RUMUSAN MASALAH

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi kajian utama dalam penulisan skripsi ini. Agar permasalahan yang dikaji menjadi lebih jelas, peneliti akan memberikan batasan masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

(14)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai mencakup dua aspek, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum bermaksud untuk memperoleh informasi dan pelajaran yang berharga dari peristiwa sejarah dimasa lampau agar menjadi pijakan melangkah ke masa depan serta sebagai upaya penggalian dan pelestarian budaya khususnya budaya Banten, serta sebagai bahan apresiasi bagi mahasiswa, pelaku seni dan masyarakat pada umumnya.

2. Tujuan Khusus

2.1 Mendeskripsikan proses penciptaan tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten yang diantaranya membahas tentang latar belakang terciptanya tari Ahlan Wasahlan, Struktur Gerak tari Ahlan Wasahlan, rias dan busana tari ahlan Wasahlan.

2.2 Mendeskripsikan peranan tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten.

D. MANFAAT PENELITIAN

Secara umum diharapkan dengan adanya penelitian ini Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten dapat dikenal oleh masyarakat pada umumnya sebagai salah satu potensi budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di Banten khususnya di Serang. Secara khusus manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dari peneliti adalah bertambah luasnya wawasan peneliti dalam pengetahuan kesenian-kesenian di Banten khususnya Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten.

2. Bagi Para Seniman dan Masyarakat Setempat

 Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten sebagai bahan dalam

(15)

 Penelitian ini diharapkan dapat memiliki guna dan menjadi motivasi bagi

masyarakat dalam upaya melestarikan kesenian Banten agar bertahan dan berkembang sesuai dengan kebudayaan masyarakat.

3. Sanggar Wanda Banten

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi catatan penting tentang proses pelestarian tari ahlan wasahlan di sanggar tersebut sebagai karya mutlak dari Sangar Wanda Banten dan menjadi pembakuan tarian. Selain itu menjadi temuan faktual dan fenomenal tentang keilmuan kearifan lokal dalam bidang seni tari. 4. Bidang Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu materi muatan local atau dimasukkan dalam ekstrakulikuler di sekolah-sekolah baik di tingkat SD, SMP, SMA, bahkan Perguruan tinggi.

5. Mahasiswa UPI

Dengan adanya penelitian Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten diharapkan memberi pengetahuan baru bagi para mahasiswa yang baru mengetahui tentang kesenian dan membuka masalah baru untuk penelitian lebih lanjut.

6. Lembaga (UPI)

Dengan adanya penelitian Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten, dapat memberikan kontribusi dalam menambah sumber pustaka, serta menyumbangkan salah satu deskripsi kesenian khususnya seni tari baru di daerah Serang Banten yang belum tergali, sebagai wawasan dan bahan apresiasi bagi mahasiswa.

7. Pemerintahan Daerah

(16)

8. Pihak Lain

Dengan adanya penelitian Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten ini masyarakat bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian kesenian, dan agar tau betapa berharganya sebuah kesenian itu. Serta dapat membuat pengetahuan lebih luas tentang kesenian yang di Banten khususnya Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten.

A. STUKTUR ORGANISASI PENELITIAN

Pada struktur organisasi penulisan penelitian ini akan dijabarkan dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab satu berisi pemaparan alasan yang membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneitian struktur organisasi penelitian.

BAB II Kajian Pustaka

Pada Bab ini peneliti memaparkan mengenai berbagai kajian kepustakaan, yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses penelitian, serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber.

BAB III Metode Penelitian

Pada Bab ini metode penelitian yang peneliti lakukan terdiri atas,metode penelitian,lokasi penelitian, lokasi dan subjek yang akan dilaksanakan,design penelitian, metode penelitian, proses pengembangan, Instrument penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Pada Bab ini memaparkan hal-hal yang berkenaan dengan hasil penelitian berdasarkan dengan data yang diperoleh, pengamatan dan analisa dari fakta yang ditemukan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.METODE PENELITIAN DAN PENDEKATAN

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitianyang digunakan. Desain penelitianharus cocok denganpendekatan penelitianyang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan. Metode merupakan syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah masalah. Ketepatan metode dalam penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Sesuai dengan judul penelitian yang diambil, penulis menetapkan metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, dengan tujuan untuk membuat gambaran yang factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan cirri khas tertentu dalam objek penelitian. Metode deskriftif analisis berarti penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala menurut apa adanya. Adapun menurut Azwar (1999:7) tentang deskriptif analisis yaitu:

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian

Hal ini dijelaskan pula oleh Surakhman (1990:139):

Pada umumnya persamaan sifat dari segala bentuk penyelidikan deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangn yang meruncing dan sebagainya.

(18)

yang penting dan menarik, dan menyingkirkan data yang tidak perlu. Dari data yang ada, peneliti menetapkan data tersebut sebagai fokus penelitian. Setelah sampai pada fokus penelitian, langkah selanjutnya adalah memaparkan data-data tersebut, kemudian mengkonstruksikannya menjadi data dalam bentuk susunan yang berurutan.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan yang bersifat eksploratoris karena berusaha mengeksplorasi terhadap suatu permasalahan walaupun dengan sedikit informan. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Basrowi (2008:1), menyatakan bahwa ; berikut ini.

Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau lisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Pendapat lain, menurut Moleong (2010:6) bahwa penelitian kualitatif adalah, sebagai berikut.

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah tentang Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten.

B.LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi dan subjek penelitian digunakan untuk meberi penjelasan dimana penelitian dilakukan dan apa yang diteliti. Adapun lokasi penelitian dan subjek penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian

(19)

tempat tinggal pemilik Sanggar Tari Wanda BantenKomplek Ciolang Jaya No 17 Desa Panggung Jati Kecamatan Taktakan Kota Serang Provinsi Banten. Pemilihan lokasi ini dikarenakan di wilayah Kabupaten Serang, Sanggar Tari inilah yang pencetus dan pelestarian Tari Ahlan Wasahlan.No Hp. 081 112 3967 / 081 212 02543.

2. Subjek penelitian

Peneliti memilih lokasi ini karena tari ahlan wasahlan pertama kali diciptakan dan dikembangkan di Sanggar Wanda Banten.Banyak tarian dan musik kreasi yang diajarkan oleh pimpinan sanggar yaitu Beni Kusnandar.S.Sn, M.Si dan Wiwin Purwinarti.S.Sn. Maka dari itu peneliti memilih salah satu diantaranya yaitu tari ahlan wasahlan dan meneliti lebih jelas unsur tari didalamnya.

C.BATASAN ISTILAH

Guna menghindari adanya kesalahan menafsirkan dalam judul penelitian, maka penelitian ini memberikan batasan sebagai berikut:

Tari Ahlan Wasahlan tarian kreasi baru yang tarian yang bercerita tentang kehidupan keceriaan santriwati dalam sebuah pesantren. Beni dan Wiwin ingin menghidupkan suasana islami dalam kehidupan pesantren, para santri tidak hanya sholat, mengaji, tetapi adanya satu kultur yang memang hidup di pesantren seperti khasidah, shalawatan, nasyid dsb. Jadi, tarian ini menggambarkan tentang kuatnya pengaruh islam menyambut tamu dengan penuh keramah-tamahan.

Penciptaan adalah dari tiada menjadi ada, itulah terciptanya suatu dalam kehidupan manusia oleh manusia. Sesuatu yang tercipta itu menjadi titik mula perkembangan baru, sesuatu yang baru, yang terdapat pula merupakan saat genetis psikologisnya

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa instrumen penelitian. Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006:160), yaitu.

(20)

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrument merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan peneliti menyiapkan beberapa paduan diantaranya pedoman,observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan adanya panduan tersebut peneliti akan lebih fokus terhadap topik pembahasandimana dengan cara ini peneliti bisa terfokus mengetahui pada topik penelitian Sugiyono (2011 : 306) mengungkapkan bahwa :

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi“ seberapa jauh peneliti kulitatif siap melalukan penelitian yang selajutnya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pegumpulan data,menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Adapun Instrumen yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain: 1. Pedoman Wawancara

Perdoman Wawancara adalah kumpulan atau hal pokok yang menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu yang harus dilakukan dalam wawancara, sehingga wawancara tersebut dapat menghasilkan suatu hal yang diinginkan.Wawancara dilakukan langsung kepada narasumber, yaitu pencipta tari Ahlan Wasahlan sekaligus pemilik sanggar. Dan wawancara yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan dua pedoman yaitu wawancara terstruktur (structued interview) dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview). Sugiono (2011 : 319-320) mengungkapkan bahwa :

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawanvara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

(21)

2. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi adalah kumpulan atau hal pokok yang menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu yang harus dilakukan dalam observasi, sehingga observasi yang dilakukan tersebut dapat menghasilkan suatu hal yang diinginkan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi tidak berstruktur, karena peneliti hanya mengamati saja, tidak terjun langsung sebagai pelaku yang akan diteliti.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya mengandalkan pengamatan lewat kasat mata saja namun membutuhkan beberapa instrumen.Instrumen yang digunakan yaitu kamera foto dan kamera video karena hasil yang ingin didapat berupa gambar, rekaman suara, dan video. Adapunpedoman observasi serta tabel hasil observasi akan berada di dalam lampiran penelitian ini.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan oleh peneliti guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai penelitia yang dilakukan Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:

1. Wawancara

(22)

Wawancara dilakukan dengan menggunakan jenis wawancara terstruktur dan tak berstruktur agar pertanyaan yang diajukan kepada pihak yang terlibat dapat dijawab dengan jelas. Pemilihan subjek yang akan diwawancarai lebih difokuskan kepada orang-orang yang memiliki informasi labih luas tentang objek penelitian. Adapun narasumber yang diwawancarai adalah sebagai berikut.

1. Wiwin Purwinarti. S.Sn., sebagai koreografer Sanggar tari Wanda Banten dan pencipta tari ahlan wasahlan. Informasi yang akan diteliti lebih lanjut dengan Wiwin untuk mengetahui secara mendalam tentang proses penciptaan tari Ahlan Wasahlan

2. Beni Kusnandar. S.Sn, M.Si, sebagai pimpinan sekaligus pemilik Sanggar tari Wanda Banten dan pencipta tari ahlan wasahlan. Informasi yang akan diteliti lebih lanjut dengan Beni untuk mengetahui proses penciptaan musik tari Ahlan Wasahlan.

Informasi yang diperoleh dari wawancara tersebut berupa gambaran umum pertunjukan tari ahlan wasahlan, silsilah singkat tentang Sanggar tari wanda banten, dan unsur-unsur pendukung yang ada di dalam tari ahlan wasahlan.

Berikut kegiatan proses wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian yaitu.

1. Sabtu, 01 Juni 2013 Proses pengenalan antara peneliti dan narasumber, survey lapangan tentang pelatihan tari Ahlan Wasahlan.

2. Jumat, 07 Juni 2013 melihat pentas Tari Ahlan Wasahlan di Alun-alun Serang dalam Acara Kebudayaan Banten.

3. Kamis, 20 Juni 2013 informan mencari tahu tentang latar belakang terciptanya Tari Ahlan Wasahlan kepada Wiwin. Awal pembuatan tari, Faktor pembuatan tari.

4. Jumat, 21 Juni 2013 informan menanyakan kepada Beni mengenai musik yang dipakai pada Tari Ahlan Wasahlan

(23)

6. Sabtu, 20 Juli 2013 survey pada masyarakat sekitar mengenai pengetahuan mereka pada Tari Ahlan Wasahlan.

7. Minggu, 1 September 2013 pendataan tentang alat musik yang dipakai pada tari Ahlan Wasahlan.

Wawancara dilakukan secara face to face dan kadang peneliti menggunakan pesawat telepon yang dikarenakan jarak yang cukup jauh antara peneliti dan narasumber.

Selain mewawancarai narasumber, peneliti juga mewawancarai masyarakat yang menonton pementasan teater ubrug guna mendapatkan pendapat tentang tari ahlan wasahlan dari masyarakat.

2. Observasi atau pengamatan

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian bersifat pelaku dan tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil.

Tujuan menggunakan teknik observasi ini untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti, baik dari segi pertunjukkan maupun segi penampilan melalui kostum dan rias. Observasi juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tidak mau berkomunikasi secara verbal.

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian pada hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dengan cara mengumpulkan data yang secara langsung diperoleh dari lapangan. Observasi ini dilakukan dengan mendatangi langsung kediaman pencipta tari Ahlan Wasahlan di Komplek Ciolang Jaya No 17 Desa Panggung Jati Kecamatan Taktakan Kota Serang Provinsi Banten.

3. Study Dokumentasi

(24)

Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah studi kearsipan yang meneliti catatan- catatan penting yang erat hubungannya dengan objek penelitian. Dengan adanya dokumentasi tentang objek yang diteliti, maka penelitian semakin kredibel karena didukung dengan foto-foto, video, atau karya tulis akademik.

Tujuan digunakannya teknik ini untuk memperoleh data berupa foto-foto maupun video secara jelas dan kongkret tentang objek penelitian yaitu tari Ahlan Wasahlan.

4. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan studi kepustakaan dari buku, media, ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian.

Studi literatur ini bertujuan untuk membuat keterangan yang telah ada menjadi lebih jelas lagi, karena adanya sumber-sumber lain yang lebih beragam.

Pada Kegiatan ini peneliti melakukan pencarian sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, skripsi, majalah, dan surat kabar yang berkaitan erat dengan objek penelitian. Untuk memperoleh data tersebut, peneliti mendatangi perpustakaan UPI Bandung, perpustakaan STSI, perpustakaan daerah Provinsi Banten, dan tempat-tempat yang menyediakan buku sumber yang mendukung penelitian. Adapun buku-buku yang membantu dalam penelitian ini adalah:

a. Pengetahuan Tari dan Drama Sebuah Pengantar karangan Dedi Rosala dkk, buku ini membantu peneliti dalam menjabarkan tentang pengertian-pengertian tata rias dan tata busana

b. Pertumbuhan Seni Pertunjukan karangan Edi Sedyawati, buku ini membantu peneliti dalam mencari referensi tentang seni pertunjukan.

Buku-buku selanjutnya lebih jelas terdapat di bagian daftar pustaka dalam skripsi ini.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

(25)

penelitian, dan mendeskripsikan.Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Burhan Bungin (2010:144) yang merupakan teknik analisis data kualitatif.

Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak dipertemukan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekadar untuk menjelaskan fakta tersebut.

Alasan menggunakan strategi analisis data kualitatif Burhan bungin, karena data-data yang didapat dilapangan adalah fakta-fakta sehingga mempermudah dalam menganalisis data.

Seluruh data yang telah didapatkan oleh peneliti selanjutnya akan diuraikan melalui penyusunan satua, kategorisasi data, dan ditafsirkan.

1. Penyusunan Satuan

Penyusunan Satuan adalah sepotong informasi terkecil yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain, artinya satuan ini harus dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan selain pengertian umum dalam konteks latar penelitian(Moleong,2006:252).

Langkah awal dalam menganalisis data adalah melakukan penyusunan satuan.Penyusutan satuan yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari seluruh jenis data yang sudah terkumpul.Data yang terkumpul, disusun dan diidentifikasi mana yang lebih penting.Namun pada tahap ini, peneliti tidak membuang data walaupun dianggap tidak relevan.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten. Dari bagian terkecil data yang ditemukan akan dikaitkan dengan permasalahan yang akan diteliti.

2. Kategorisasi data

(26)

Pada tahap ini, peneliti mengkategorisasikan data yang telah ada.Kategorisasi ini dibuat berdasarkan pikiran dan Kriteria tertentu. Dari data yang ada, kemudian data tersebut disusun berdasarkan kriteria data sesuai dengan permasalahan penelitian : a. data-data tentang seni pertunjukan tari Ahlan Wasahlan, b. data-data tentang taritari Ahlan wasahlan, c. data-data tentang tata busana dan tata rias penari ahlan wasahlan,

3. Penafsiran Data

Menurut Schaltzman dan Strauss yang dikutip oleh Basrowi dan Suwandi, tujuan penafsiran data ialah :

Tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu antara tiga (3) tujuan, yakni deskrepsi semata-mata, deskripsi analitik, teori stantive, tujuan deskripsi semata-mata (Basrowi&Suwandi,2008:200).

Tahap ketiga dalam analisis data adalah menafsirkan data yang telah dikategorisasikan.Penafsiran ini harus dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

G. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tahapan, yaitu: 1. Pra Penelitian

Pra penelitian merupakan tahap awal yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahap pra penelitian berfungsi untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan penelitian. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1.1Menentukan Topik penelitian

(27)

1.2Menentukan Judul Penelitian

Tahap kedua yaitu, peneliti membuat rumusan masalah untuk dikaji dalam penelitian.Setelah mendapatkan rumusan masalah, peneliti mengajukan beberapa judul kepada dewan skripsi untuk diseleksi agar mendapat judul yang terbaik.Pada

akhirnya judul yang terbaik adalah “Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda

Banten”.

1.3Pengajuan Izin Penelitian

Menyadari pentingnya untuk menyelesaikan perizinan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sehingga mengganggu jalannya penelitian, peneliti memerlukan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan pengantar dari Jurusan Pendidikan Seni Tari.

1.4Menyiapkan Perlengkapan penelitian

Bersumber dari pertanyaan penelitian, dapat ditentukan jenis data apa yang diperlukan. Berdasarkan jenis data tersebut dapat ditentukan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan yang paling penting dalam suatu penelitian. Adapun prosesnya yaitu:

2.1Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah topik dan judul penelitian disetujui olah pihak Jurusan pendidikan seni Tari UPI Bandung.Waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data ini sekitar 5 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber, mengobservasi langsung objek penelitian, mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi dan literature-literatur yang berhubungan erat dengan objek penelitian.

2.2Konsultasi dengan pembimbing

(28)

2.3Pengolahan Data

Untuk mengkaji kebenaran informasi dilakukan pengolahan data dengan cara melengkapi dan memperjelas data yang telah didapatkan. Data yang telah didapat tersebut kemudian disusun menjadi sebuah tulisan sehingga data tersebut mendekati kebenarannya.

3. Penyusunan Laporan

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan saat observasi yang didukung oleh bukti-bukti fisik (data) seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan tari Ahlan Wasahlan merupakan tari kreasi baru hasil karya koreografer asal Serang Wiwin Purwinarti yang diciptakan pada tahun 2003 sebagai wujud dari keinginan Wiwin untuk mengembangkan seni budaya Banten Khususnya seni tari kepada masyarakat Banten dan sekitarnya. Tari Ahlan Wasahlan juga tercipta atas permintaan dari Dinas Kebudayaan untuk membuat tarian penyambutan khas Banten.

Tari Ahlan Wasahlan adalah tari kreasi baru yang dibawakan secara berkelompok oleh penari perempuan yang energik, ceria, dan sopan dengan gerakan yang dinamis. Tarian ini dibuat sesuai dengan kebudayaan masyarakat khas Banten. Banten sangat identik dengan kultur yang agamis, jadi Wiwin mengangkat tentang kehidupan para santriwati yang dengan riang serta ramahnya menyambut tamu. Ahlan Wasahlan sendiri diambil dari salah satu jenis shalawatan yang mengandung arti selamat datang. Jadi Tari Ahlan Wasahlan adalah tarian penyambutan yang dibawakan dengan gerakan yang dinamis dan energik tanpa menghilangkan sisi ramah tamahnya.

Struktur gerak dalam Tari Ahlan Wasahlan tercipta dari keahlian modifikasi gerak dari tarian sebelumnya yang diciptakan Wiwin sehingga menghasilkan ragam gerak baru yang variatif, serta menampilkan kesan ceria dengan gerakan yang lincah dan tempo yang dinamis sebagai penunjang cerita.

(30)

Iringan tari Ahlan Wasahlan menggunakan alat musik Terebang Gede, Sela, Bibit, Kempul, Koneng, dan kempul patingtung yang merupakan alat musik perkusi khas Banten. bagian awal dan akhir merupakan pengembangan dan kreativitas pencipta musik serta penyesuaian dengan gerakan.

Tari Ahlan Wasahlan dalam masyarakat berperan sebagai tari penyambutan pada acara-acara tertentu. Tarian ini berguna sebagai pelestarian budaya Banten yang mayoritas masyarakatnya kental akan budaya Islaminya. Sebagai wujud pelestarian budaya yang bernuansa islami wiwin menciptakan tarian yang mencerminkan kehidupan masyarakat banten yang ramah tamah, sopan, dan religi.

Tari Ahlan Wasahlan merupakan tarian yang diciptakan sebagai refleksi pergerakan budaya Banten untuk menyadarkan bahwa budaya Banten tidak ditinggalkan oleh pendukungnya, namun budaya Banten tetap hidup dan bergerak dengan hadirnya tari Ahlan Wasahlan sebagai salah satu wujudnya.

B. REKOMENDASI

1. Sanggar Wanda Banten

Sanggar Wanda Banten lebih meningkatkan perkembangan tari Ahlan Wasahlan kepada masyarakat luas, mengenalkan kepada masyarakat mengenai pencipta tari Ahlan Wasahlan agar baik tari maupun penciptanya mendapat penghargaan dan apresiasi yang baik dari masyarakat.

2. Kepada Pembaca/Mahasiswa Seni Tari

Dapat dijadikan sebagai referensi untuk melanjutkan penelitian tentang tari Ahlan Wasahlan khususnya perkembangan tari Ahlan Wasahlan dan Aplikasi tari Ahlan Wasahlan disekolah-sekolah maupun sanggar-sanggar yang ada dengan proses penelitian yang lebih baik lagi.

3. Pemerintahan Daerah

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, dkk. 2007. Apresiasi bahasa dan seni. Bandung : Basen Press.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Caturwati, Endang. (1996). Rias dan Busana Tari Sunda. Bandung: STSI Press.

______________. (2000). R. Tjetje Somantri (1892-1963) Tokoh Pembaharu Tari Sunda. Yogyakarta: Tanggerang.

______________. 2007 Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press-STSI.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Hadi, Y S.(2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta:PUSTAKA.

Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya. Bandung : CV. Bintang Wali Artika.

____________________. (2012). Apresiasi Simbol dalam Seni Nusantara. Bandung : CV. Bintang Wali Artika.

Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Murgianto, Sal. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar. Jakarta : Deviri Ganan.

____________. (2004). Tradisi dan Inovasi Beberapa Masalah tari di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Nalan, Arthur S. (1996). Kapita Selekta Tari. Bandung : STSI Press Bandung.

Narawati, Tati. (2003). Wajah Tari Sunda Dari Masa ke Masa. Bandung : P4ST.

___________. (2005). Tari Sunda Dulu, Kini, dan Esok. Bandung : P4ST UPI.

___________.(2009). Etnokoreologi sebagai Sebuah Disiplin Kajian Tari. Bandung : P4ST UPI.

(32)

Pekerti, W.et.al.(2007). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka

Plekhanov, G. 2007. Seni dan Kehidupan Sosial. Bandung: Ultimus

Rosala, D. et.al.(1999). Bunga Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Bandung: Humaniora Utama Press.

_____________.(1999). Pengetahuan Tari dan Drama Sebuah Pengantar. Bandung: Daya Mandiri Grafika.

Rusliana, Iyus. 2008. Penciptaan Tari Sunda. Bandung: Etno Teather Publisher.

Sedyawati. Edi. 1984. Tari Tinjauan dari Berbagai segi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Soedarsono, R.M. (1976). Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta : Akademi Seni Tari Indonesia.

______________. (1977). Tari-tarian Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek perkembangan Media Kebudayaan.

______________. (2010). Seni Pertunjukkan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta : Gajah Madha University Press.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhman, Winarno. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Utami, Mega P. 2011. Tari Lenggang Nyai di Sanggar Laboratorium Indonesia Jakarta (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Winarta, S.H. 2002. Antropologi Budaya. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul TARI KEMBANG BEKASI DI SANGGAR SINAR SELI ASIH KOTA BEKASI, merupakan salah satu karya ilmiah yang ditulis berdasarkan pengamatan terhadap

Proses implementasi pelatihan tari daerah di Sanggar Raksa Budaya dapat dilihat dari perencanaan yang dilakukan yaitu dengan menentukan tarian yang akan diajarkan

Dari penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan setelah tarian tersebut selesai di garap oleh koreografer maka selanjutnya untuk menyempurnakan tarian terebut adalah

Perubahan saat pandemi menjadi lebih terbatas dari sebelumnya namun dalam menjalankan fungsi manajemen saat pandemi Sanggar Tari MD Dance School sudah cukup baik hanya

Metode kombinasi: diskusi, ceramah, dan praktik langsung Pembelajaran tari dinilai efektif [17] Pembelajaran seni saat pelaksanaan PPL Praktik Pengalaman Lapangan Aplikasi online,

Karya tari Ledhek adalah karya tari baru atau tari yang sebelumnya belum pernah ada yang menciptakan, meskipun materi dari gerak yang Yolanda Putri Probosekar dalam karya Ledhek adalah

Peneliti mengatakan bahwa bentuk penyajian musik Iringan Tari Pasambahan Baralek Gadang merupakan sebuah ansambel campuran dengan menggunakan 6 alat yaitu talempong pacik, gendang

Kesimpulan Setelah diuraikan dari semua bab sebelumnya berupa analisis masalah, pengolahan dan penjabaran data-data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan tes, angket, mengenai