ABSTRAK... BAB I PENDAHULUAN... ...
A. Latar Belakang Masalah…...………... B. Indentifikasi dan Rumusan Masalah...………... C. Definisi Operasional…………...…...………... D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……...……...…... E. Prosedur Penelitian... BAB II BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN
MOTIVASI BERPRESTASI... A. Perbedaan Makna Motif dan Motivasi...……... B. Teori-teori Motivasi... C. Faktor-faktor Motivasi Berprestasi... D. Fungsi Motivasi... E. Ciri-ciri Motivasi Tinggi... F. Strategi Pengembangan Motivasi... G. Definisi Bimbingan dan Konseling... H. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling... I. Azas-azas Bimbingan dan Konseling... J. Tugas-tugas Bimbingan dan Konseling... BAB III METODOLOGI PENELITIAN...
A. Metode Penelitian...…………... B. Teknik Pengumpulan Data Penelitian...………... C. Penyebaran dan Pengumpulan Data... D. Analisis Data Penelitian... BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN………
A. Profil Umum Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 2 Pontang Serang.…... B. Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi
Berprestasi ……… C. Uji Coba Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan
Motivasi Berprestasi SMPN 2 Pontang kabupaten Serang………... BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………...
1 BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan
rumusan masalah, definisi operasional, tujuan dan manfaat penelitian, serta
prosedur penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang
pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya
prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat
baru untuk menjalani aktivitas. Semangat ini secara sederhana dinamakan
motivasi.
Pendidikan merupakan fasilitas yang ideal dalam menumbuhkembangkan
keinginan untuk berprestasi, sebab pendidikan merupakan bagian integral dari
pembangunan kehidupan bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 (pasal 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia. Lebih lanjut, dalam pasal 3 dinyatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab besar
2
semangat untuk meraih tujuan-tujuan pendidikan yang secara langsung
merupakan prestasi yang diraih.
Semangat untuk meraih sesuatu tujuan, semangat menjalankan aktivitas,
semangat untuk belajar, mengerjakan tugas-tugas, bahkan semangat dalam
keseluruhan hidupnya. Karena semangat ini pula hasil usaha menjadi maksimal,
maka tak jarang usahanya itu melahirkan suatu prestasi. Motivasi melahirkan
prestasi dan prestasi melahirkan motivasi. Ini mengisyaratkan betapa pentingnya
suatu motivasi, karena prestasi adalah suatu kebanggaan.
Bagi para siswa, prestasi belajar merupakan suatu hal yang harus mereka
raih, mereka perjuangkan, dan mereka banggakan, bagi mereka yang memiliki
semangat (motivasi) belajar yang tinggi, prestasi belajar akan didapatnya. Namun
bagi yang semangat belajarnya rendah, tentu sulit mendapatkan prestasi.
Fenomena unik hasil dua riset tentang motivasi berprestasi. Pertama
penelitian Hari Utomo (2005) tentang,” Perbedaan Motivasi Berprestasi Siswa
antara Siswa yang Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang Bukan Pengurus
OSIS,” dengan sampel 20 siswa yang menjadi pengurus OSIS dan 25 siswa yang
bukan pengurus OSIS. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan nyata
antara motivasi berprestasi siswa yang menjadi pengurus OSIS cenderung
mempunyai motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
bukan menjadi pengurus OSIS.
Penelitian Tina Aquarista (2005) dengan judul,” Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Motivasi Berprestasi pada anak jalanan Usia 15-16 Tahun
di Rumah Singgah Alang-Alang Surabaya.” Penelitian ini menggunakan cross
3
3
penelitian ini adalah (1) tidak terdapat hubungan antara kebudayaan dengan
motivasi berprestasi, (2) tidak terdapat hubungan antara keluarga dengan motivasi
berprestasi, (3) tidak terdapat hubungan antara konsep diri dengan motivasi
berprestasi, (4) tidak terdapat hubungan antara pengakuan pencapaian dengan
motivasi berprestasi, (5) tidak terdapat hubungan antara peran gender dengan
motivasi berprestasi. Kesimpulannya kesemua faktor (kebudayaan, keluarga,
konsep diri, pengakuan pencapaian, dan peran gender tidak terdapat hubungan
dengan motivasi berprestasi.
Hasil dua penelitian di atas terdapat kontradiktif yang nyata tentang
pengaruh motivasi berprestasi terhadap faktor lain. Hal ini menjadi semakin
menarik untuk mengkaji lebih jauh tentang peranan motivasi berprestasi ini.
Berdasarkan pengamatan dan informasi dari para pendidik, bahwa ada
indikasi terjadinya penurunan motivasi berprestasi pada siswa SMPN 2 Pontang,
gejala ini terefleksikan dari kegiatan siswa sebagai berikut:
1. Siswa lebih senang duduk-duduk santai dan bergerombol dibandingkan
membaca buku menjelang ujian.
2. Siswa saling menjiplak dan membuat asal ada dalam mengerjakan tugas.
3. Siswa tidak menyukai membaca buku di ruang perpustakaan, mereka lebih
senang ngerumpi di kantin pada saat istirahat.
4. Bila diadakan pelajaran tambahan (les) di sore hari, hanya sedikit siswa
yang datang.
5. Di saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, siswa jarang yang
aktif bertanya, namun saat ulangan mereka aktif bertanya-tanya.
4
7. Siswa tidak malu saat mendapat nilai rendah.
8. Berdasarkan laporan orang tua siswa banyak yang tidak belajar di rumah.
Kondisi demikian merupakan tantangan bagi guru Bimbingan dan
Konseling, untuk mampu menciptakan suatu kegiatan yang menjadikan siswa
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Karena sesuai dengan tujuan
pemberian layanan Bimbingan ialah agar siswa dapat: (1) merencanakan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan
datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, dan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi (Yusuf, 2009: 49).
Dengan demikian pengembangan Program Bimbingan dan Konseling bagi
Pengembangan Motif Berprestasi Siswa SMPN 2 Pontang Serang menjadi relevan
dengan keadaan sekolah.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain; (1) Bagaimana
meningkatkan motivasi berprestasi, salah satu permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah usaha guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan
motivasi berprestasi. Usaha ini dipandang penting karena motivasi berprestasi
akan sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa dan semangat belajar para
siswa. Usaha yang diwujudkan dalam meningkatkan motivasi berprestasi
diantaranya dengan bimbingan dan konseling, pemberian penghargaan dan
hukuman, atau melalui permainan; (2) Sehubungan di SMPN 2 Pontang belum
5
5
oleh guru pada umumnya adalah dengan pemberian hadiah pada saat pembagian
raport; (3) Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi berprestasi
pada umumnya bersifat klasik, yakni pemberian nasihat. Hasilnya tidak dapat
diukur dengan pasti, karena penanganannya insidental dan tanpa dukungan data;
(4) Inilah peranan penting guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan
motivasi berprestasi, karena guru bimbingan dan konseling telah memiliki konsep
dan bekerja secara professional, sehingga permasalah siswa yang berkenaan
dengan motivasi berprestasi dapat ditangani secara benar.
Seperti yang dijelaskan oleh McClelland tentang Motivasi berprestasi
(McClelland, 1985:224) merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai sukses
dalam suatu persaingan berdasarkan suatu keunggulan yang didasarkan pada
prestasi orang lain ataupun prestasi diri sebelumnya. Motivasi ini terefleksikan
dalam perilaku-perilaku, seperti pencapaian tujuan yang sulit, penentuan rekor
baru, ingin sukses dalam penyelesaian tugas sulit dan mengerjakan sesuatu yang
belum selesai sebelumnya. Individu tersebut menyukai tugas-tugas yang
kesuksesannya tergantung pada usaha dan kemampuan maksimal mereka.
Dengan identifikasi masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah
penelitian adalah seperti apa Program Bimbingan dan Konseling yang dapat
mengembangkan Motivasi Berprestasi siswa SMP Negeri 2 Pontang Serang.
Rumusan masalah dijabarkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Seperti apakah profil umum motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang
6
2. Bagaimanakah penyusunan program Bimbingan dan Konseling yang tepat
bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 2 Pontang
Serang?
3. Bagaimanakah hasil uji coba program bimbingan dan konseling bagi
pengembangan motivasi berprestasi siswa?
C. Definisi Operasional
1. Program Bimbingan dan Konseling
Program merupakan rancangan asas-asas atau usaha-usaha, sedangkan
istilah bimbingan berasal dari kata guidance dengan kata dasar guide ini
mempunyai arti menunjukan, menentukan, atau mengemudikan, selanjutnya kata
bimbingan dimanaknai secara beragam, diantaranya: Mortensen and Schmuller
(Yusuf & Juntika, 2008: 6) mengemukakan,”Guidance may be defined as that
part of the total educational program that helps provide the personal
opportunities and specialized staff services by which each individual can develop
to the fullest of his abilities and capacities in terms of the democratic idea;
Shertzer and Stone (Yusuf & Juntika, 2008: 6) memandang sebagai Process of
helping and individual to understand himself and his word. Uman Suherman
(2009:10) mengemukakan bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu
(konseli) sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga
akhli (konselor) agar individu (konseli) mampu memahami dan mengembangkan
potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sedangkan istilah
konseling secara etimologis berasal dari bahasa latin ‘consilium’ yang berarti
“dengan” atau “bersama”. Menurut Winkel (1991: 62), Counseling berasal dari
7
7
pembicaraan (to take counsel), jadi konseling adalah upaya pemberian nasihat,
anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran, menurut Patterson (1967 :
227), konseling adalah upaya mempengaruhi perubahan tingkah laku secara sadar
pada pihak klien, dan Natawijaya (1987 : 32 ), konseling adalah hubungan timbal
balik anatara dua individu, dimana yang satu sebagai konselor, berusaha
membantu klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalahmasalah yang dihadapi untuk menyongsong masa
depan. Lebih lanjut Kottler dan Brown (1985 : 8 ), menjelaskan bahwa konseling
adalah proses untuk merangsang berpikir agar ide- ide mengendap, berkembang
dan tumbuh ke arah konsepsi pribadi, ditambahkan Uman Suherman (2009: 15),
konseling merupakan hubungan yang bersifat membantu agar klien dapat tumbuh
ke arah yang dipilihnya juga agar dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya; lebih lanjut S.Wilis (2004: 18), menjelaskan konseling sebagai
upaya bantuan terhadap individu agar berkembang potensinya secara optimal,
mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya yang senantiasa berubah. Berdasarkan pengertian ahli di atas dapat
dikemukakan bahwa Program Bimbingan dan Konseling merupakan rancangan
usaha-usaha pemberian bantuan kepada konseli (siswa) oleh konselor (guru) agar
konseli mampu mengembangkan diri secara optimal dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya
2. Motivasi berprestasi (Achievement Motivation )
Beberapa ahli mendefinisikan Motivasi berprestasi: McClelland dan
Atkinson (Buck, 1988) adalah upaya untuk mencapai sukses dengan berkompetisi
8
berupa prestasi orang lain atau prestasi sendiri yang pernah diraih sebelumnya.
Heckhausen (1967) memberi pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha keras
individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi
mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai
pembanding. Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil
pelaksanaan tugas (berkaitan dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri
(berkaitan dengan diri sendiri) dan perbandingan dengan orang lain (berkaitan
dengan orang lain). Nana Syaodih (2007: 70) mendefinisikan motivasi berprestasi
adalah motif untuk berkompetensi baik dengan dirinya atau pun dengan orang lain
dalam mencapai prestasi yang tertinggi. Berdasarkan uraian di atas motivasi
berprestasi adalah upaya individu (siswa) untuk meningkatkan kecakapan dirinya
dalam berkompetensi dengan standar keunggulan tertentu baik dengan dirinya
maupun dengan orang lain.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui profil umum motivasi berprestasi siswa SMPN 2
Pontang Serang.
b. Untuk menyusun program layanan bimbingan dan konseling bagi
pengembangan motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang.
c. Untuk menguji coba efektivitas program bimbingan dan konseling bagi
pengembangan motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang..
2. Manfaat Penelitian
9
9
1)Pengembangan khasanah baru pemberian layanan bimbingan dan
konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi.
2)Memperkaya studi keilmuan tentang bimbingan dan konseling
berfokus pada pengembangan motivasi berprestasi.
b. Secara Praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi :
1) Guru Bimbingan dan Konseling untuk lebih memaksimalkan
pelayanan dalam pengembangan motivasi berprestasi.
2) Wali Kelas, untuk memperhatikan pengelompokan siswa sehingga
dapat mendorong berkembangnya motivasi berprestasi yang secara
tidak langsung akan meningkat prestasi belajar siswa.
3) Kepala Sekola ketika mengambil kebijakan sekolah untuk
mengembangkan motivasi berprestasi karena dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa juga meningkatkan kinerja guru.
E. Prosedur Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka Prosedur Penelitian ini akan
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran seberapa tinggi
motivasi berprestasi mereka, yang kemudian akan dijadikan bahan awal dalam
pemberian Bimbingan dan Konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi
siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif.
Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran/deskripsi
tentang motivasi berprestasi serta bagaimana bentuk program Bimbingan dan
10
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif,
tujuannya adalah mengetahui gambaran tinggi rendahnya motivasi berprestasi
siswa.
Populasi adalah seluruh siswa SMPN 2 Pontang dengan menggunakan
Sampel Unrestricted Random Sample dengan teknik Sistematic Sampling,
maksudnya adalah sampel ditarik langsung dari populasi dan secara sistematis
sampel diambil dari sebagian populasi dengan teknik pengurutan yang sistematis.
Intrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan wawancara.
1. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan
a. Identifikasi awal, ini dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif di
lapangan sehingga mendapat gambaran awal tingkat motivasi berprestasi
mereka,meliputi observasi, wawancara, dan penyebaran inventoring.
b. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling bagi pengembangan
motif berprestasi siswa.
c. Pelaksanakan Program Bimbingan dan Konseling bagi pengembangan
motivasi berprestasi siswa. Tujuannya adalah mengupayakan terjadinya
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian, penyebaran dan pengumpulan
data, serta pengolahan dan analisis data penelitian.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh program bimbingan dan konseling
bagi pengembangan motivasi berprestasi siswa.
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan adalah
metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada
pada masa sekarang. Berkenaan dengan bagaimana kondisi, proses, karakteristik, hasil
dari suatu variabel.
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: (1) motivasi berprestasi
siswa, (2) program bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi
siswa.. Untuk mendapatkan data peneliti menentukan subjek penelitian yaitu siswa SMP
Negeri 2 Pontang Kabupaten Serang pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010
yang tersebar di 10 rombongan belajar (kelas). Dengan pertimbangan efesiensi waktu,
biaya dan tenaga, maka subjek penelitian (siswa) tersebut diambil sebagian atau wakil
dari setiap tingkatan yang membentuk sampel penelitian atau unit penelitian.
Sebagai deskripsi jumlah keseluruhan subjek, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
SUBJEK (POPULASI) PENELITIAN MOTIVASI BERPRESTASI
NO KELAS 7 JUMLAH KELAS 8 JUMLAH KELAS 9 JUMLAH JML TOTAL
1 A 38 A 35 A 34
2 B 38 B 35 B 34
3 C 38 C 34 C 33
4 D 38 D D
152 104 101 357
Dalam pengumpulan data, peneliti menghubungi sampel/subjek yang memenuhi
persyaratan, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek, yang terpenting mudah
dihubungi dan terpenuhinya jumlah quota yang ditetapkan (Arikunto, 1998:114).
Untuk menentukan besarnya subjek/sampel penelitian, peneliti menggunakan
rumus Yamane (Jalaludin, 1989: 82), yaitu sebagai berikut:
Keterangan: N = Ukuran Populasi
n = Ukuran Sampel Minimal
d = presisi
1 = Angka konstan
Secara kuantitatif disebut kesalahan baku, standar error yang dalam penelitian
sosial besarnya antara 5% sampai 10%, dan pada penelitian ini yang diambil adalah 5%,
sehingga diperoleh:
= 188,92 dibulatkan menjadi 189 siswa
Jadi jumlah sampel penelitian 189, sedangkan untuk penentuan sampel tiap kelas
ditentukan secara proposional, perhitungannya sebagai berikut:
Kelas VII N= 152 X 188,92 = 80,74 dibulatkn 81 358
Kelas VIII N= 104 X 188,92 = 54,88 dibulatkn 55 358
52
Dengan demikian penentuan jumlah sampel untuk tiap kelas jumlahnya
ditentukan secara proporsional. Penyebaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
DISTRIBUSI SAMPEL PENELITIAN
NO KELAS 7 JUMLAH KELAS 8 JUMLAH KELAS 9 JUMLAH
JML TOTAL1
A
21
A
19
A
18
2
B
20
B
18
B
18
3
C
20
C
18
C
17
4
D
20
D
D
81
55
53
189
JUMLAH
Selanjutnya untuk mendapatkan data tentang program bimbingan dan konseling
bagi pengembangan motivasi berprestasi.
Tabel 3.3
RESPONDEN VALIDASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
BAGI PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI
NO RESPONDEN JUMLAH KETERANGAN
1 Kepala Sekolah 1
2 Komite Sekolah 1
3 Guru Mata Pelajaran 5
4 Siswa 3 dari pengurus OSIS
Jumlah 10
B. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Berdasarkan cara atau teknik pengumpulan data, dapat dilakukan
dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan
memberikan jawaban “ Ya” atau “Tidak” pada setiap pertanyaan. Dalam penyekoran,
kedua instrumen yang dipergunakan dengan nilai berkisar 1 dan 0. Perinciannya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4
KRETERIA PENILAIAN
ALTERNATIF JAWABAN SETIAP ITEM
NO OPTION
Positif Negatif
1 Ya 1 0
2 Tidak 0 1
SKOR
Dalam menyusun alat pengumpul data, peneliti berpedoman pada ruang lingkup
variabel-variabel yang terkait. Untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpulan
data, maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan ditanyakan
pada responden berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada bab II.
2. Menentukan instrumen alat pengumpul data.
3. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap
variabel.
4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang
5. akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang
telah dibuat.
6. Menetapkan kreteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot
54
7. Membuat petunjuk pengisian angket, responden mubuhkan tanda ceklist (√) pada
jawaban yang sesuai.
Aspek-aspek penelitian dijabarkan sejumlah indikator yang direalisasikan dalam
bentuk pertanyaan angket yang pilihan jawabannya adalah” ya” dan “tidak”.Pilihan
jawaban dua option dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pada responden untuk
menjawab dan memudahkan peneliti dalam pengolahan data. Pertanyaan yang
pararelkan dengan indikator sehingga mampu mengukur data penelitian.
Di bawah ini disajikan kisi-kisi instrumen dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.5
2. Puas dengan hasil pekerjaan karena hasil usaha sendiri.
13,14,15 16
1.Menetapkan nilai yang akan dicapai. pelajaran secara tuntas.
27,29,30,31
1.Gigih /giat mencari cara untuk menyelesaikan tugas.
35,36,37,38
2. Menampilkan sesuatu yang
berbeda/bervariasi
39,41,42,43 40
D.Berusaha
mencapai cita-cita.
1. Rajin mengerjakan tugas 44,45,46,47
48
2. Belajar dengan keras 49,50,51,52
Untuk menyusun program bimbingan dan konseling bagi pengembangan
motivasi berprestasi, maka terlebih dahulu disusun rancangan program bimbingan.
Rancangan program bimbingan tersebut kemudian dirapatkan/dimusyawarahkan untuk
mendapatkan masukan dari seluruh peserta. Secara garis besar rancangan program
bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi siswa SMPN 2
Pontang Serang akan meminta pendapat tentang hal-hal sebagai berikut.
4. Ulet dalam belajar. 63,64,65,66
67
5. Menetapkan cita-cita 68,69,70,71
E.Memiliki
tugas yang moderat.
1.Mempunyai cara untuk
mempermudah tugas-tugas yang sukar.
72,73,74,75 76
2.Memilih tugas pada tingkat kesukaran yang sedang.
77,78,79
F. Melakukan
kegiatan sebaik-baiknya
1.Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan.
80,81,82
2.Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaati jadwal tersebut.
83,84,86,87 88
86
3.Berinisiatif untuk belajar mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru
89,90,91, 9392
4. Memiliki buku pelajaran
dan alat tulis yang
dibutuhkan dalam belajar.
2. Membuat persiapan belajar
.
106,108,109 ,110,111
56
Tabel 3.6
KISI-KISI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
TUJUAN ASPEK SUB ASPEK
a. Pendapat tentang Program Bimbingan dan
Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi
b. Kebijakan tentang Program Bimbingan dan
Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi
c. Prospek Program Bimbingan dan Konseling bagi
Pengembangan Motivasi Berprestasi
d. Hakikat Program Bimbingan dan Konseling bagi
Pengembangan Motivasi Berprestasi
e. Kontribusi Program Bimbingan dan Konseling
bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi
f. Faktor pendukung dan penghambat Program
Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi
g. Upaya meningkatkan pelaksanaan layanan
Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi
h. Kinerja guru Pembimbing
2.Sistem Pengelolaan
Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motif Berprestasi
a. Keikutsertaan personel dalam Program
Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi
b. Jalinan hubungan personel sekolah dengan guru
pembimbing
a. Dasar Penyusunan Program (1) Perencanaan, (2)
Pengorgani- sasian, (3) Sarana, (4) Anggaran, (5) Koordinasi, (6) Pelaksanaan, (7) Penilaian
b. Keikutsertaan Personil Sekolah dalam penyusunan
program.
4.Bidang Layanan a.Aspek-aspek layanan
b.Keterlasanaan penyampaian Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi
a.Keluasan cakupan sasaran layanan
C. Penyebaran dan Pengumpulan Data
Ada dua kegiatan yang dilakukan penelitian sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan: Pertama, kegiatan untuk memperoleh data tentang motivasi berprestasi
siswa siswa, dilakukan dengan penyebaran angket kepada seluruh responden SMPN 2
Pontang pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 mulai tanggal, 26 April 2010.
Pengumpulan angket dilaksanakan secara bersamaan, data dikumpulkan dari responden
dan dihitung kesesuaian jumlahnya yaitu 189 responden, kemudian dilakukan
pengolahan data
Kedua, penyusunan Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motif
Berprestasi siswa, yan dilaksanakan melalui focus group discussion.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Ukuran memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data yang
mengukur variabel penelitian harus mempunyai syarat utama, yaitu validitas atau
kesahihan dan relianilitas atau keajegan.
Dalam penelitian ini instrumen yang telah dinilai ahli (judgement experts)
disebarkan kepada sampel yakni siswa SMPN 2 Pontang kelas VII, VIII, dan IX pada
semester genap 2009/2010 , berjumlah 189 yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapaun
pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan sejak hari Senin, 26 April 2010 sampai
dengan Sabtu, 1 Mei 2010.
58
Seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (1998: 136) bahwa, tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana variabel data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan pengujian validitas tiap butir item.
Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen, peneliti
mengunakan rumus koefesien korelasi (r) dengan teknik Spearman yang dengan ’
r
hoSpearman’ Rumus ini untuk mengkorelasikan urutan tingkatan (M.Ali.1993:193),
rumusnya adalah sebagai berikut:
Arikunto (1987:211)
Keterangan:
r
hoxy = koefisien korelasi tata jenjangD = Diference (pembeda) antarjenjang setiap subjek.
N = banyaknya subjek
Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi (
r
),menggunakan teknik korelasi seperti yang dikemukakan Masrun (Sugiono, 1999:106)
sebagai berikut.
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi
yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat hádala kalau
r
= 0,3 jadikalau korelasi antarinstrumen dengan skor total kurang 0,3 maka butir dalam instruyen
seleksi angket dan membuang pernyataan/ítem yang tidak valid yakni yang skor
korelasinya kurang dari 0,3. Item/pernyataan yang valid yakni yang skor korelasinya
sama atau lebih besar dari 0,3. Dilakukan pengolahan data lebih lanjut.
Dari hasil pengujian sitem Excel dan program SPSS for Windows versi 12.0,
dengan análisis korelasi bivariat Pearson, dapat diketahui dari jumlah subjek sebanyak
40 siswa, dari seluruh ítem yang berjumlah 111, yang dinyatakan valid dengan tingkat
kepercayaan 95% sampai 99% sebanyak 94 item dan yang dinyatakan tidak valid
sebanyak 17 item, terdiri dari ítem nomor 1, 5, 11, 19, 25, 29, 31, 36, 42, 53, 61, 67, 72,
84, 85, 104, dan 107 karena berada pada tingkat kepercayaan di bawah 95%.Dengan
demikian 94 item yang valid langsung bisa dipakai untuk pengumpulan data serta diolah
lebih lanjut, sedangkan 17 item yang dinyatakan tidak valid langsung dibuang. Oleh
karena itu, ítem alat pengungkapan data motivasi berprestasi yang dipergunakan dalam
penelitian ini sebanyak 94 item. Perhitungan validitas selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 3.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian derajat konsistensi (keajegan)
instrumen pengumpul data. Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketetapan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian
ini menggunakan internal consistency sehingga pengujian tingkat reliabilitas instrumen
dilakukan dengan menggunakan metode belah dua (split half methode) Spearman
Brown, yaitu membelah dua instrumen menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap.
60
(Sugiono, 1999:104) Keterangan:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua
Setelah koefisiensi korelasi dan reliabilitas diperoleh, kemudian dikonsultasikan
menggunakan tabel r dari product moment. Jika r hitung > dari r tabel pada taraf
kepercayaan tertentu maka instrumen tersebut reliabel, dan sebaliknya, jika r hitung <
dari r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Dari hasil perhitungan untuk instrumen Motivasi Berprestasi siswa, diperoleh
harga koefisien korelasi sebesar 0,939 dengan tingkat kepercayaan 99%.
Kemudian dari hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien relibilitas total
(r
tt)sebagai berikut.
(Arikunto, 1998)
Hasil perhitungan menunjukan bahwa
r
tt sebesar 0,9685 dengan tingkatkepercayaan 99% atau p < 0,01. Hal ini berarti instrumen penelitian Motivasi
Berprestasi memiliki tingkat ketepatan yang sangat signifikan. Dengan demikian
instrumen ini dapat dipergunakan untuk penelitian. Hasil perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 4.
D. Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini, difokuskan pada dua analisis data, pertama analisis data
hasil diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) dan penyebaran angket untuk
mengetahui gambaran motivasi berprestasi siswa SMPN 2 Pontang Serang , kedua
menganalisis data dalam rangka penyusunan program bimbingan dan konseling yang
tepat bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 2. Pontang Serang.
bersumber dari responden (data angket motivasi berprestasi) terkumpul. Teknik analisis
data menggunakan statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram, perhitungan modus, median, mean, pengukuran tendensi sentral, perhitungan
desil, persentil, deviasi, dan perhitungan prosentase.
Sedangkan untuk menganalisis data Program Bimbingan dan Konseling bagi
Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa adalah bersifat kualitatif. Data yang
diperoleh melalui focus group discussion yaitu diskusi kelompok yang terfokus pada
penyusunan program layanan bimbingan serta observasi lapangan.
Tabel 3.7
HASIL UJI COBAPROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI
N
O Aspek Indikator
Persentase Keberhasilan
Sebelum Sesudah Kenaikan
62
e. Menetapkan cita-cita 46,83% 52,91%
5
a.Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan.
50,09% 54,67% 4,58%
b. Membuat jadwal
125
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan rekomndasi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan tafsiran penelitian yang diuraikan pada Bab
IV, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum motivasi berprestasi SMPN 2 Pontang kabupaten Serang di
atas, posisi motivasi berprestasi dikategorikan kurang baik atau rendah.
2. Profil aspek motivasi berprestasi tertinggi sebelum dilaksanakan
bimbingan ada pada aspek melakukan kegiatan sebaik-baiknya, dan
terendah pada aspek tanggung jawab.
3. Sebagai solusi atas rendahnya motivasi berprestasi siswa berdasarkan
temuan penelitian, maka disusunlah suatu program layanan bimbingan
dan konseling bagi pengembangan motivasi siswa terutama untuk
meningkatkan tanggung jawab.
4. Berdasarkan hasil uji coba program bimbingan dan konseling hasilnya
cukup efektif. Terjadi peningkatan secara signifikan terhadap seluruh
aspek motivasi berprestasi.
B. Rekomendasi
Setelah melakukan penelitian , membahas dan kemudian menyimpulkan
hasil penelitian, di akhir tesis ini penulis mengajukan beberapa rekomendasi yang
126
1. Bagi Kepala Sekolah
Setelah telaah kajian penelitian ini, akan menjadi moment yang baik
apabila terus ditindaklanjuti untuk menyusun program bimbingan secara
komprehensif. Kepala sekolah dapat memulainya dengan membuat kebijakan
tentang penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di SMPN 2 Pontang
kabupaten Serang, penunjukan personel, penyusunan program, penyediaan ruang
BK, pengadaan sarana prasarana, sosialisasi dan penyediaan anggaran.
Berkenaan dengan hasil penelitian tentang motivasi berprestasi siswa
SMPN 2 Pontang kabupaten Serang yang secara keseluruhan berada pada tingkat
yang rendah/kurang, maka hal ini harus menjadi perhatian untuk
menyelenggarakan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
motivasi berprestasi siswa. Sebab melalui uji coba program bimbingan terjadi
peningkatan yang cukup signifikan, oleh karena itu penyelenggaran program
layanan bimbingan dan konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi layak
untuk diterapkan di SMPN 2 Potang Kabupaten Serang.
2. Bagi Guru Bimbingan
Berkenaan dengan hasil penelitian yang menunjukkan terjadi peningkatan
motivasi berprestasi secara signifikan pada seluruh aspek motivasi berprestasi.
Untuk itu, direkomendasikan untuk menggunakan program bimbingan dan
konseling bagi pengembangan motivasi berprestasi di sekolah.
3. Bagi Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran hendaknya lebih memicu motivasi berprestasi siswa
melalui pemberian reward dan punismen yang tepat. Melakukan proses
berlomba untuk unggul, kreatif, moderat, melakukan kegiatan sebaik-baiknya dan
128
Daftar Pustaka
ACCEL, (2009) David McClelland’s Research Into Achievement
Motivation. tersedia (on line) , http//amazon.com.
Ali, Muhammad. (1993). Prosedur dan Strategi Penelitian Kependidikan. Bandung:Angkasa.
Aquarista, Tina. (2005). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Motivasi Berprestasi pada anak jalanan Usia 15-16 Tahun di Rumah Singgah Alang-Alang Surabaya. Jurnal Psikologika:
Pemikiran dan Penelitian Psikologi.
Arikunto,(2002).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: RinekaCipta
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi
Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN
Depdiknas .(2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.
Djumhur,I &.Surya, Moh. (1994). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Bandung: CV.ILMU .
DPR-RI. (2003).Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara.
Esti, Sri. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Gibson R.L. & Mitchel M.H. (1986). Introduction to Counseling and
Guidance. New York : MacMillan Publishing Company.
Gunarsa, Singgih. (1996) .Psikologis Praktis Anak, Renaja, danKelurga, Jakarta:PT. BPK Gunung Mulia. 11
Haditono, SR. (1989). Achievment Motivation, Parent’s Educational Level
andChild Learning Practice in from Occupational Groups.
Yogyakarta:Fakultas Psikologi.UGM.
Hurlock, Alizabeth B. (1980). DEVELOMENTAL PSYKOLOGY (Psikologi
Perkembangan) Jakarta: Erlangga.
Kartono, K.(1985). Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan
Industri.Jakarta: CV. Rajawali.
Koswara, E. (1995). Motivasi Teori dn Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Kottler, Jeffry & Brown, Robert.W, (1985). Introduction to therapeutic
Counseling California: Cole Publishing Company.
Mappiare, Andi. (1984).Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah Surabaya: Usaha Nasional.
Martaniah, Sri Mulyati. (1984). Motif Sosial Remaja Suku Jawa dan
Mendiknas. (2006). Peraturan Menteri Nomor 23 tentang Standar
Kompetensi Lulusan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Natawidjaya, Rochman. (1987). Pendekatan – pendekatan Dalam
Penyuluhan Kelompok. Bandung: CV Diponegoro.
__________. (2009). Konseling Kelompok Konsep dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi
Petersen, Lindy. (2005). Stop and Think Learning ( Bagamana Memotivasi
Belajar), Jakarta: Gramedia
Prayitno (1999). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Jakarta:Penerbit Reina Cipta dan Depdikbud.
________.(1999), Profesionalisme Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Purwanto,E. (1993). Pengaruh Balikan Sosial terhadap Motivasi
Berprestasi. Tesis. Sadli, Saparinah. 1991. Intelegensi Bakat dan Tes-IQ. Gaya Favorit Press FakultasPsikologi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Rasimin, B.S. (1982). Motivasi dalam Belajar. Jakarta:Depdikbud. Rusmana, Nandang (2009).Permainan (Game & Play).Bandung:Rizqi. ________. (2009). Konseling Kelompok bagi Anak Pengalaman Traumatis.
Bandung:Rizqi.
________. (2009).Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode,
Teknik, dan Aplikasi).Bandung:Rizqi.
Sardiman A.M, (2000) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.
Shertzer, Bruce dan Stone-Shelly C., (1974). Fundamental of Counseling
.Boston: Ho ugton Mifflin Company.
Sudijono, Anas. (1987). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Sugiono. (2008).Metoda Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sugiyo, E. Purwanto, T.E, Budiningi, M Nasrun dan S Haryanto. (1995).Menungkatkan Motivasi Berprestasi siswa melalui
Pelatihan AtribusiKausal. IKIP Semarang.
Suherman (editor ). (2008). Konsep & Aplikasi Bimbingan & Konseling. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingn dan Konseling.Bandung .
Bandung: Rizki.
________. (2007). Materi Layanan Informasi dalam manajemen Bimbingn
130
Sukardi, Dewa Ketut,(200) Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah.
Sukmadinata, Nana Syaodih.(2007). Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi (1983). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada
_________. (1995),Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press..
Swenson, David X. (2000). ”David McClelland’s 3-Need Theory
Achievement,Affiliation, Power” dalam www.ccs.edu/
users/dswenson/web/ LEAD/McClelland.html
Tabrani, A.Rusyan, dkk, (1998). Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar.Bandung: PT. Remadja Karya.
Trihendradi, Cornelius. (2005). SPSS 12 Statistik Inferen Teori dasar dan
Aplikasinya. Yogyakarta: Andi
Utomo, Hari Agus. (2005) Perbedaan Motivasi Berprestasi Antara Siswa
yang Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang bukan Pengurus OSIS di SMU YPE (Yayasan Pendidikan Ekonomi) Semarang Tahun 2004-2005. Skripsi: Universitas Negeri
Semarang.
Wasty, Soemanto , (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Willis, Sofyan S.. (2004). Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung :
Afabeta.
Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT.Grafindo Persada
Winkel, W.S.(1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gresindo.
Yusuf, Syamsu & Nurhisan, A Juntika. (2008).Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung : Program Pascasarjana UPI & PT Remaja
Rosdakarya.
________. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Qureys.
________. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja . Bandung : Rosda