• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Grafis Aplikasi Bee Hold: Tertib Lalu Lintas Bagi Remaja di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Grafis Aplikasi Bee Hold: Tertib Lalu Lintas Bagi Remaja di Kota Bandung."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN GRAFIS APLIKASI BEE HOLD: TERTIB LALU LINTAS BAGI REMAJA DI KOTA BANDUNG

Oleh Felix Heryanto

NRP 1264062

Salah satu tata tertib yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah tata tertib berkendara atau tata tertib lalu lintas. Manfaat dari mematuhi tata tertib lalu lintas adalah mengurangi kemacetan, menghindari kecelakaan serta menambah kenyamanan bagi masyarakat sekitar dalam berkendara. Namun masih banyak yang belum mematuhi tata tertib lalu lintas tersebut, salah satunya adalah remaja.

Maka dari itu, tujuan dari perancangan grafis ini adalah memberikan gambaran bagi masyarakat Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas agar tata tertib lalu lintas menjadi hal yang tidak kaku dan membosankan. Manfaat dari perancangan ini adalah menambah pengetahuan masyarakat akan tata tertib lalu lintas.

Media utama yang digunakan adalah media aplikasi tertib lalu lintas yang terintegrasi dengan rambu-rambu lalu lintas yang ada di jalan raya. Para pengguna akan mendapatkan point jika mematuhi rambu-rambu yag ada di jalan raya. Media utama didukung oleh media promosi berupa poster, billboard, x-banner, media sosial, dan flyer. Melalui perancangan aplikasi tertib lalu lintas ini diharapkan remaja dapat lebih mengenal tata tertib lalu lintas serta tergerak untuk lebih mematuhi tata tertib lalu lintas.

(2)

ABSTRACT

The Graphic Application Design Bee Hold of The Traffic Regulations

for Bandung Teenagers

Submitted by Felix Heryanto

NRP 1264062

One of the rules that we must abide by is traffic regulations. Obeying traffic regulations allows us to be hindered from traffic congestion or accidents so that we can feel comfortable every time we ride. However, most people, especially teenagers, often go against the traffic rules.

Therefore, we made this design to let people in Bandung see the depiction of traffic rules which does not seem frigid or boring. The benefit that can be obtained from this design is people’s gain of further knowledge regarding traffic rules.

The media applied is the application media of traffic regulations integrated with traffic signs commonly found in the street. Traffic users will earn points if traffic lights are abode by. The supporting media comprise of posters, billboards, x-banners, social media and fliers. This application is expected to make teenagers more aware of the traffic rules and abide by them even more.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Media ... 5

2.1.1 Definisi Media ... 5

2.1.2 Efek Media ... 5

2.2 Tata Tertib ... 6

2.2.1 Definisi Tata Tertib ... 6

2.2.2 Tata Tertib Berkendara ... 6

2.3 Lalu Lintas ... 6

2.3.1 Definisi Lalu Lintas ... 7

(4)

2.4 Remaja ... 11

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 37

(5)

4.4 Hasil Karya ... 73

4.4.1 Budgeting ... 79

BAB V : PENUTUP ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

5.2.1 Saran Bagi Kasat Lantas Polwiltabes Bandung ... 82

5.2.2 Saran Bagi Sesama Peneliti ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.45 Tabel Budgeting ... 79  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.8 Diagram jumlah siswa mengetahui lalu lintas ... 24

Gambar 3.9 Diagram narasumber siswa mengenai lalu lintas ... 24

Gambar 3.10 Diagram siswa yang mengalami kecelakaan lalu lintas ... 25

Gambar 3.11 Diagram siswa yang melanggar lalu lintas ... 26

Gambar 3.12 Diagram macam pelanggaran lalu lintas ... 26

Gambar 3.13 Diagram penyebab pelanggaran lalu lintas ... 27

Gambar 3.14 Diagram jumlah pengguna smartphone ... 28

Gambar 3.15 Diagram pengguna smartphone sebagai gaya hidup ... 28

Gambar 3.16 Diagram siswa yang mengakses aplikasi ... 29

Gambar 3.17 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari jenis kelamin ... 30

Gambar 3.18 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari umur ... 31

Gambar 3.19 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari pendidikan ... 31

Gambar 3.20 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari jenis kendaraan ... 32

Gambar 3.21 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari mobil ... 33

Gambar 3.22 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari motor ... 34

Gambar 3.23 Kampanye Gerakan Nasional ... 35

Gambar 3.24 Relawan yang membawa salah satu poster ... 36

Gambar 3.25 Anak-anak yang sedang membawa selebaran ... 36

Gambar 4.1 Logo Aplikasi “Bee Hold” ... 43

Gambar 4.2 Hewan Lebah ... 44

(8)
(9)

Gambar 4.36 Media Instagram ... 71

Gambar 4.37 Media Flyer ... 72

Gambar 4.38 Hasil Karya Aplikasi ... 73

Gambar 4.39 Hasil Karya Aplikasi ... 74

Gambar 4.40 Hasil Karya Poster ... 75

Gambar 4.41 Hasil Karya Billboard ... 75

Gambar 4.42 Hasil Karya X-Banner ... 76

Gambar 4.43 Hasil Karya Media Sosial ... 76

Gambar 4.44 Hasil Karya Flyer ... 77

Gambar 4.45 Gimmick Bee Hold ... 78

 

 

 

 

 

 

 

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Rangkuman Wawancara ... 85

A.1 Wawancara dengan Ria Wardani, M.si   ...  85 

A.2 Wawancara dengan Rahardian Krisman   ...  86 

Lampiran B Kuesioner ... 87

Lampiran C Lembar Asistensi ... 89

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata tertib adalah susunan aturan yang dirancang dengan tujuan agar

masyarakat lebih teratur dalam beraktifitas sehari-hari. Warga negara yang baik

harus mentaati aturan yang sudah dirancang oleh negaranya masing-masing. Salah

satu tata tertib yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah tata tertib

berkendara atau tata tertib lalu lintas. Tata tertib lalu lintas dirancang agar

masyarakat lebih teratur dalam berkendara di jalan raya. Dengan mematuhi tata tertib

lalu lintas akan mengurangi kemacetan, menghindari kecelakaan serta menambah

kenyamanan bagi masyarakat sekitar dalam berkendara. Namun pada kenyataannya

lalu lintas menjadi salah satu masalah penting yang dihadapi oleh setiap daerah.

Pelanggaran tata tertib terjadi di setiap daerah, termasuk Kota Bandung.

Menurut data yang diperoleh dari Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian

Wilayah Kota Besar Bandung , menyebutkan sekitar 79.844 pelakunya adalah remaja

berusia 15 – 18 tahun. Pelanggaran tata tertib terbanyak terjadi oleh usia muda. Salah

satu pelanggaran yang terjadi adalah pemakaian knalpot bising pada kendaraan roda

dua yang dilakukan oleh usia muda atau berstatus pelajar. Tidak hanya itu, ternyata

banyak pula pelajar yang tidak memiliki SIM. Polisi akan menindak para pelajar

yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) sesuai dengan UU No 22 tahun

2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Sindonews,com, Kamis, 18

September 2014). Jika pelanggaran tata tertib lalu lintas terus menerus dilakukan,

maka yang akan terjadi tidak hanya kecelakaan tetapi bisa berujung pada kematian.

Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah Jawa Barat telah mencatat selama tahun 2013

telah terjadi 7.802 kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan korban meninggal

mencapai 2.941 jiwa, luka berat 2.996 jiwa, dan luka ringan mencapai 7.746 jiwa

(Pikiran Rakyat Online, Minggu, 26 Januari 2014)

Dilihat dari sisi psikologis, psikolog Ria Wardani, M.si, mengemukakan

(12)

memikirkan lingkungan sekitar. Seorang remaja tidak membutuhkan sesuatu yang

kongkrit atau nyata. Dengan pola pikir remaja itu sendiri, remaja dapat berpikir

dengan khayalan mereka. Seorang remaja tidak menyukai paksaan terhadap dirinya.

Ini dikarenakan remaja merasa paksaan adalah suatu batasan yang dapat membatasi kreatifitas mereka dalam berpikir dan bertingkah laku. Dalam hal ini, sebagai orang

yang bergerak dalam bidang keilmuan DKV, penulis akan menggunakan ilmu

tersebut untuk mengajak para remaja di Kota Bandung agar lebih tertarik dalam

mematuhi tata tertib lalu lintas. Hubungan dari permasalahan ini dengan bidang

keilmuan DKV adalah peran DKV yang dapat membuat informasi yang sedemikian

rumit menjadi sederhana, sehingga diharapkan dapat mengajak remaja untuk

mematuhi tata tertib lalu lintas dan membuat hal tersebut menjadi lebih praktis dan

tidak membosankan.

Penulis tertarik dengan masalah tata tetrib lalu lintas dikarenakan oleh respon

remaja terhadap lalu lintas dan ketertiban lalu lintas itu sendiri. Seorang remaja perlu

dibimbing dalam proses menuju kedewasaannya, salah satunya adalah membimbing

mereka untuk lebih mengenal serta mematuhi tata tetrib lalu lintas. Ketertiban lalu

lintas yang perlu diperbaiki agar tercipta kenyamanan dan keamanan dalam

berkendara bagi masyarakat di Kota Bandung. Tidak hanya itu, dengan mematuhi

tata tertib lalu lintas akan mengurangi kecelakaan bahkan kematian.

Penulis tergerak untuk mengajak para remaja mematuhi tata tertib lalu lintas di

Kota Bandung. Penulis akan memberikan gambaran baru bagi remaja di Kota

Bandung terhadap tata tertib lalu lintas dengan marancang media agar remaja tidak

memiliki gambaran bahwa tata tertib lalu lintas adalah suatu hal yang kaku dan

membosankan.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang hendak diteliti lebih

lanjut adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara memberikan gambaran kepada remaja di Kota Bandung

(13)

2. Bagaimana merancang grafis aplikasi agar para remaja di Kota Bandung

tertarik dalam mematuhi tata tertib lalu lintas?

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dari

penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran bagi remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib

lalu lintas agar remaja tidak memiliki gambaran bahwa tata tertib lalu

lintas adalah suatu hal yang kaku dan membosankan.

2. Merancang grafis aplikasi tertib lalu lintas bagi remaja di Kota Bandung

yang sesuai agar remaja lebih peduli dan tertarik terhadap mematuhi tata

tertib lalu lintas.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Bahan dan materi dari penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa

metode, diantaranya:

1. Studi Pustaka

Penulis akan mencari dan mengumpulkan data melalui buku dan sumber

yang terpercaya mengenai tata tertib lalu lintas dan pelanggaran tata tertib

lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung.

2. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara dengan pihak dan lembaga-lembaga

terkait dalam menangani lalu lintas dan masyarakat di Kota Bandung.

3. Kuesioner

Kuesioner berisikan beberapa pertanyaan mengenai tertib lalu lintas dan

(14)

1.5 Skema Perancangan

Permasalahan : Pelanggaran remaja terhadap tata tertib lalu lintas di Kota Bandung

Rumusan Masalah

Memberikan gambaran baru kepada remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas melalui perancangan media tertib lalu lintas.

Tujuan

Merancang grafis aplikasi tertib lalu lintas bagi remaja di Kota Bandung agar memiliki gambaran terhadap tata tertib lalu lintas serta mematuhi

tata tertib lalu lintas

Grafis Aplikasi Tertib Lalu Lintas bagi Remaja di Kota Bandung

Sumber Data

Studi Pustaka : Buku dan Berita Online Wawancara : Kapolres Tabes Bandung dan

Psikologi Maranatha

Kuesioner : Pertanyaan akan disebar ke sekolah

Hasil Analisis

Remaja di Kota Bandung masih belum peduli terhadap pentingnya mematuhi tata tertib lalu lintas serta akibat dari melakukan pelanggaran tata tertib lalu lintas .

(15)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Negara Indonesia.

Dalam masalah tata tertib, Masayarakat Kota Bandung perlu meningkatkan ketaatan

terhadap tata tertib, salah satunya adalah tata tertib lalu lintas. Menurut data yang

diperoleh dari Kasat Lantas Polwiltabes Bandung, banyak pelanggaran tata tertib lalu

lintas yang terjadi dalam berbagai usia. Salah satunya adalah usia remaja yang

menjadi pelanggar kedua tertinggi dalam data statisik tahun 2015. Menurut data

yang didapat berdasarkan hasil survey, penulis merancang melalui  pendekatan  gaya 

hidup  dengan  mengenalkan  tata  tertib  lalu  lintas  melalui smartpohone berdasarkan 

adanya  gaya  hidup  yang  berkembang  di  kalangan  anak  remaja  pada  masa  sekarang. 

Saat  ini,  penggunaan smartphone  adalah  salah  satu  kegiatan  yang  banyak  dilakukan 

oleh kalangan remaja.  Perancangan  yang  dimaksud  adalah  dengan  merancang  media 

mobile application yang dinilai praktis dan mudah bagi kalangan remaja. 

Media utama dalam perancangan adalah aplikasi. Media aplikasi dipilih

dikarenakan banyaknya pengguna smartphone pada kalangan remaja. Menurut hasil

survey banyak remaja yang sering mengunduh aplikasi dan digunakan dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Media promosi seperti poster, billboard, x-banner,

media sosial (Instagram), dan flyer. Media promosi dipilih untuk membantu

mempromosikan aplikasi tersebut kepada masyarakat terutama kalangan remaja.

Pemilihan warna kuning yang dominan pada perancangan media utama dan

media promosi bertujuan untuk membuat masyarakat terutama kalangan remaja

menjadi tertarik serta memberikan warna cerah dan ramah. Pemilihan hewan lebah

yang diaplikasikan pada logo dikarenakan sifat-sifat positif hewan tersebut yang

(16)

5.2 Saran

Berikut merupakan saran-saran yang diberikan kepada lembaga terkait yaitu

Kasat Lantas Polwiltabes Bandung.

5.2.1 Saran dari Penguji

Merancang desain pada media sebaiknya lebih bervariatif dan tidak

terlalu monoton. Ini dimaksudkan agar audience tidak cepat bosan saat melihat

desain pada media tersebut. Dalam merancang media promosi untuk sebuah

aplikasi harus lebih menonjol karena sudah banyak aplikasi yang bermunculan

pada masa kini. Ini dimaksudkan agar aplikasi yang dirancang tidak kalah

bersaing dengan aplikasi lain.

5.2.2 Saran Bagi Kasat Lantas Polwiltabes Bandung

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tata tertib lalu

lintas dalam kehidupan sehari-hari. Para petugas lalu lintas lebih tegas terhadap

para pelaku pelanggaran tata tertib lalu lintas, baik pelanggaran kecil maupun

pelanggaran besar pada tata tertib lalu lintas. Kurangnya media promosi tata

tertib lalu lintas bagi kalangan remaja yang bersifat tidak kaku dan

membosankan.

Oleh karena itu, penulis berharap agar perancangan grafis yang telah

dirancangan dapat berguna serta membantu meningkatkan ketertiban lalu lintas

dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga berharap kepada lembaga terkait

dapat lebih tegas dalam melakukan tindak hukum terhadap para pelanggar tata

tertib lalu lintas.

5.2.3 Saran Bagi Sesama Peneliti

Tata tertib lalu lintas merupakan salah satu topik yang dapat diangkat

menjadi hal menarik dan penting untuk diinformasikan kepada masyarakat.

Tata tertib lalu lintas yang seringkali dikemas secara formal dan kaku menjadi

salah satu faktor kurangnya rasa ketertarikan masyarakat kepada tata tertib lalu

(17)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Alwi Dahlan. 1998. Memahami Globalisasi: Tantangan Perguruan Tinggi Abad 21.

Seminar BP-7 Pusat 19 Februari, Jakarta.

Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Hadiman, H. 2001. Tetib Mengemudi Dalam Rangka Menunjang Operasi Zebra.

Jakarta

Halim, Dr. Nurdin Abd MA. 2010. Media dan Perubahan Sosial. Pekanbaru:

Lembaga Penelitian & Pengembangan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Jensen, L.C. 1985. Adolescence: Theories, Research, Applications. St. Paul, San

Fransisco: West Publishing Co.

Kagitcibasi, C. 1984. Socialization in Traditional Society. International Journal of

Psychology. 19.

Kunkel, A., Hummert, M.L & Dennis, M.R. 2006. Social learning theory. Modeling

and communication in the family context. In Enganging theories in family

communication multiple perspectives. London: Sage Publications.

Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 1.

Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono, Sarlito W. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Stoop. 1958. Principles and Practices in Guidance. New York: Mc. Graw Hill Book

Company.

Sudarsono, Drs. Dharmawan. 1988. Petunjuk Keselamatan Lalu Lintas. Jakarta:

Asosiasi Keselamatan Jalan Indonesia.

Surya, Drs. MOH. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: C.V.

ILMU Bandung.

(18)

B. Sumber Online

Anonim. 2014. “Ciri-ciri Remaja dilihat dari Sisi Psikologis”, (Online), (www.tipsmanfaat.com, diakses 26 Maret 2014).

Anonim. 2012 “Definisi Tata tertib”. (Online). (www.kbbi.co.id, diakses 2012).

Anonim. 2016. “Sat Lantas Rancang Program Lalu Lintas bagi Pelajara atau Mahasiswa”, (Online), (www.jurnalmetronews.com, diakses 9 Januari 2016).

Indra, Andre Bayu. 2014. “Kapolda: Penyebab Utama Laka Lantas Pelanggaran Lalu Lintas”, (Online), (www.pikiran-rakyat.com, diakses 26 Januari 2014).

Ispranato, Tri. 2014. “Polisi Bakal Razia Knalpot Bising di Sekolah”, (Online), (www.daerah.sindonews.com, diakses 18 September 2014).

Gambar

Tabel 4.45   Tabel Budgeting   .............................................................................
Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Pendahuluan : Spiritual memiliki manfaat bagi kesembuhan dan kualitas hidup bagi pasien gangguan jiwa termasuk pasien skizofrenia. Spiritual juga dapat menjadi strategi koping

komuni kudus yang kita terima setiap minggu atau setiap hari dalam misa harian, perlahan-lahan kita pun membuka diri pada tuntunan Allah. Yang ilahi menjadi insani agar

The aim of this research was to find out the effectiveness of Picture Word Inductive Model in teaching writing descriptive text to the eighth grade students of

pesantren Ulil Albab Ngaliyan Semarang. Sumber data sekunder yang dimaksud adalah sumber berupa data yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis bahas,

Related to this study, the researcher found the factors that make the second semester students difficult in writing narrative paragraph at State Islamic College of

Demikia surat ini kami sampaikan atas perhatian dan

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha-Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

Manfaat pemakaian neraca lajur antara lain digunakan untuk memeriksa data (rekening dan jumlah saldo) yang akan disajikan dalam laporan keuangan, dapat menunjukan