UJI AKTIVITAS DESINFEKTAN DAN STERILISASI LINEN
OPERASI PASIEN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
SKRIPSI SARJANA FARMASI
Oleh
WULAN PANDUWI M.
No.BP : 0811013139
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
DAFTAR ISI
2.1 Desinfektan dan Antiseptik………. 4
2.1.1 Pengertian Desinfektan dan Antiseptik……….. 4
2.1.2 Mekanisme Kerja Desinfektan/Antiseptik………. 5
2.1.3 Persyaratan Desinfektan/Antiseptik 6 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktivitas Desinfektan/ Antiseptik………
2.4 Metode Standard Plate Count(SPC)……… 14
2.4.1 Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry)……… 15
2.4.2 Central Sterile Supply Departement (CSSD)……….. 18
II. PELAKSANAAN PENELITIAN……… 20
3.2 Pola Penelitian………... 20
3.4.7 Uji Aktivitas Desinfektan (Air Bilasan) terhadap Bakteri S.aureus dan MRSA………. 25 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN………. 26
4.1 Hasil……… 26
V. KESIMPULAN DAN SARAN……….. 34
5.1 Kesimpulan……….. 34
5.2 Saran……….. 34
DAFTAR PUSTAKA……….. 34
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II. Jumlah Koloni Bakteri Pada Air Bilasan Sesudah Diberi Desinfektan
III. Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Diberi Desinfekta
IV. Laken Operasi Besar dan Duk Bolong Sebelum Sterilisasi V. Laken Operasi Besar dan Duk Bolong Sesudah Sterilisasi VI. Penentuan Jumlah Koloni dengan Metode Standard Plate
Counter
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Isolasi Bakteri Linen Operasi Pasien RSUP DR. M. Djamil Padang ... 37
3. Uji Aktivitas Desinfektan ... 39 4. Koloni Bakteri Duk Bolong Sebelum Sterilisasi pada Media NA dengan
Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel I) ... 47 5. Koloni Bakteri Duk Bolong Sesudah Sterilisasi pada Media NA dengan
Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel I) ... 47
6. Koloni Bakteri Laken Operasi Besar Sebelum Sterilisasi pada Media NA dengan Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel I) ... 48
7. Koloni Bakteri Laken Operasi Besar Sesudah Sterilisasi pada Media NA dengan Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel I) ... 48
8. Koloni Bakteri Duk Bolong Sebelum Sterilisasi pada Media NA dengan Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel II) ... 49 9. Koloni Bakteri Duk Bolong Sesudah Sterilisasi pada Media NA dengan
Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel II) ... 49
10.Koloni Bakteri Laken Operasi Besar Sebelum Sterilisasi pada Media NA dengan Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel II) ... 50
11.Koloni Bakteri Laken Operasi Besar Sesudah Sterilisasi pada Media NA dengan Pengenceran Suspensi Bakteri 100 kali (Sampel II) ... 50
12.Koloni Bakteri Linen Operasi Pasien Sebelum Diberi Desinfektan pada Media NA dengan Pengenceran 10 kali (Sampel I) ... 51
13.Koloni Bakteri Linen Operasi Pasien Sesudah Diberi Desinfektan pada Media NA dengan Pengenceran 10 kali (Sampel I) ... 51
14.Koloni Bakteri Linen Operasi Pasien Sebelum Diberi Desinfektan pada Media NA dengan Pengenceran 10 kali (Sampel II) ... 52
15.Koloni Bakteri Linen Operasi Pasien Sesudah Diberi Desinfektan pada Media NA dengan Pengenceran 10 kali (Sampel II) ... 52
16.Koloni Bakteri Linen Operasi Pasien Sebelum Diberi Desinfektan pada Media NA dengan Pengenceran 10 kali (Sampel III) ... 53
18.Desinfektan (Air Bilasan) Terhadap Bakteri S.aureus ... 54
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang penentuan aktivitas desinfektan dan sterilisasi linen operasi pasien RSUP DR. M. Djamil Padang untuk melihat jumlah koloni bakteri. Sampel yang digunakan adalah air bilasan sebelum diberi desinfektan sebagai kontrol negatif, air bilasan sesudah diberi desinfektan, linen duk bolong, dan laken operasi besar. Penurunan angka koloni bakteri antara sebelum dan sesudah diberi desinfektan adalah dari 98,2% sampai 99,8%. Sedangkan penurunan angka koloni bakteri antara sebelum dan sesudah sterilisasi adalah 100% dan sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Pada uji aktivitas antibakteri desinfektan
digunakan metoda difusi agar dengan bakteri uji Staphylococcus aureus dan Methicillin-Resistant
I. PENDAHULUAN
Desinfektan merupakan bahan kimia yang dapat membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme pada permukaan benda mati (Vandepitte, J., et al., 2010). Suatu desinfektan yang baik harus memenuhi persyaratan dalam waktu singkat dapat mendesinfeksi, mempunyai spektrum aktivitas antimikroba yang luas, mempunyai daya tahan lama, tidak bersifat toksik, dan dapat ditoleransi kulit (Mutschler, 1991). Desinfektan dengan konsentrasi tertentu dapat mematikan mikroorganisme penyebab penyakit dengan cara merusak struktur dinding sel, mengubah permeabilitas membran sel, mengadakan perubahan molekul-molekul protein dan asam nukleat atau dapat pula menghambat sintesis asam nukleat dan protein (Pelczar, M. J & Chan, C. S., 1998).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua mikroorganisme yang ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi mikroorganime yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh mikroorganisme yang paling tahan panas, yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Cara sterilisasi yang umum digunakan, yaitu : sterilisasi uap air panas, sterilisasi panas kering, sterilisasi uap panas bertekanan, sterilisasi dengan penyaringan, dan sterilisasi dengan radiasi (Vandepitte, J., et al., 2010). Sterilisasi bertujuan untuk menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran yang bebas dari kontaminasi bakteri, terutama pada penggunaan alat-alat perlengkapan operasi untuk menghindari terjadinya infeksi luka pasca operasi di rumah sakit (Dugel, G., 2002).
Infeksi luka operasi merupakan Infeksi nosokomial yang kedua terbanyak setelah infeksi saluran kemih (WHO, 2002). Infeksi luka pasca operasi merupakan penyebab utama morbiditas, mortalitas, dan peningkatan biaya rumah sakit (Adysaputra, et al., 2009).
tekstil yang digunakan di rumah sakit. Produk-produk tersebut meliputi linen rawat inap, linen rawat jalan, linen ruang operasi, dan lain-lain. Alur aktivitas fungsional linen dimulai dari penerimaan linen kotor, pemilahan, penimbangan, proses pencucian dengan menggunakan desinfektan, pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak, pelipatan, merapikan, mengepak atau mengemas, dan menyimpan linen bersih yang dilakukan di laundry. Setelah itu, linen didistribusikan ke unit-unit yang membutuhkan, khusus linen operasi pasien akan didistribusikan ke CSSD untuk disterilisasi (Depkes RI, 2004).
Infeksi luka pasca operasi bisa terjadi jika desinfeksi dan sterilisasi linen operasi pasien tidak memenuhi standar yang ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yaitu tentang tingkat kebersihan alat-alat perlengkapan ruangan operasi 0-5 koloni/cm2 dan ruangan operasi harus bebas patogen (Depkes RI, 2004).