• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN CIVIC SKILLS MAHASISWA: Studi Kasus terhadap Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan-Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial-Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN CIVIC SKILLS MAHASISWA: Studi Kasus terhadap Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan-Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial-Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

No.Daftar FPIPS : 1873/UN.40.2.2/PL/2013

PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN CIVIC

SKILLS MAHASISWA

(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan-Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial-Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

Sangaditya Hadibudhitama

0907220

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam

Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Pendidikan

Kewarganegeraan-FPIPS-UPI)

Oleh

Sangaditya Hadibudhitama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Sangaditya Hadibudhitama 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

HALAMAN PENGESAHAN

PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN CIVIC

SKILLS MAHASISWA

(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan-Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial-Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh :

Sangaditya Hadibudhitama

0907220

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

Pembimbing II

Dr.Prayoga Bestari.,S.Pd.,M.Si NIP.19750414 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013 Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630802 198803 1 001 3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630802 198803 1 001

3.2

Dr.Kokom Komalasari, M.Pd 19721001 200112 2 001

3.3

(5)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN CIVIC SKILLS MAHASISWA (Studi Kasus terhadap Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan-Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial-Universitas Pendidikan Indonesia)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat civic skills mahasiswa yang cenderung rendah seperti (1) tingkat partisipasi terhadap organisasi masih rendah; (2) prilaku mahasiswa kurang mementingkan kepentingan bersama. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) program-program apa yang diterapkan organisasi mahasiswa dalam upaya meningkatkan civic skills mahasiswa?. (2) hambatan-hambatan apa yang muncul dalam meningkatkan civic skills mahasiswa?, (3) upaya apa yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam menganggulangi hambatan yang muncul dalam meningkatkan civic skills mahasiswa?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi literature. Lokasi penelitian di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Temuan dari penelitian ini adalah (1) peran organisasi kemahasiswan dalam meningkatkan civic skills mahasiswa sangat besar; (2) hambatan-hambatan yang muncul dalam kegiatan pengembangan civic skills mahasiswa yakni; (a) sikap apatis mahasiswa; (b) masalah pendanaan organisasi; (c) kurangnya koordinasi dan dengan mahasiswa; (d) birokrasi instansi pemerintah; (e) serta bantuan operasional dari pihak terkait; (3) upaya yang dilakukan BEM HMCH dalam meningkatkan civic skills mahasiswa adalah; (a) meningkatkan komunikasi dengan mahasiswa; (b) menciptakan situasi kerja yang kondusif; (c). mengadakan rapat rutin; ; (d) menyelarasksan kegiatan yang dilakukan BEM HMCH dengan pihak-pihak yang memberikan bantuan; e). Menyusun ulang pola kaderisasi yang dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa.

(6)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

ROLE OF STUDENT ORGANIZATION IN IMPROVING STUDENT CIVIC SKILLS (A Case Study of the Student - Faculty Citizenship Education Education Education Social Sciences - University of Indonesia )

Abstract

This research is motivated by the level of civic skills of students who tend to be low as ( 1 ) the level of participation in the organization is low, ( 2 ) student behavior is less concerned with the common good. The research problem is ( 1 ) what programs are implemented in an effort to improve the student organization of civic skills of students ? . ( 2 ) any obstacles that arise in improving the civic skills of students ? , ( 3 ) what efforts were made to raise our student organizations obstacles that arise in improving the civic skills of students ? . This study used a qualitative approach to the case study method . Data was collected through interviews , observation , documentation studies , literature studies . Location of the study at the Department of Citizenship Education . The findings of this study were ( 1 ) the role of student organizations in improving the civic skills of students is very large , (2 ) the obstacles that arise in the development activities of the civic skills of students , namely: ( a) student apathy , (b ) the problem of funding the organization ; ( c ) lack of coordination and the student ; ( d ) bureaucratic government agencies ; ( e ) as well as operational assistance from related parties , (3 ) the efforts made by BEM HMCH in improving the civic skills of students are: ( a) improve communication with students ; ( b ) creates a situation conducive work ; ( c ) . hold regular meetings ; ( d ) harmonizing the activities carried out by BEM HMCH with parties who provide assistance ; e ) . Reorder regeneration patterns can increase student participation

(7)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

DAFTAR ISI A. Tinjauan Umum Organisasi Kemahasiswaan ... 8

1. Pengertian Organisasi... 8

2. Budaya Organisasi ... 10

3. Prilaku Organisasi ... 12

4. Pengertian Mahasiswa ... 14

5. Hakikat Organisasi Mahasiswa ... 16

B. Tinjauan Umum Civic skills ... 20

1. Pengertian Civics Education ... 20

2. Hakikat Civic Skills ... 25

3. Bentuk-bentuk Civic Skills ... 30

4. Tantangan dalam pengembangan Civic Skills ... 34

5. Media-media Untuk Mengembangkan Civic Skills... 35

6. Upaya-upaya untuk Mengembangkan Civic Skills ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 54

1. Himpunan Mahasiswa Civics Hukum ... 54

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

(8)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Civic Skills Mahasiswa ... 62

3. Upaya Menanggulangi Hambatan yang Muncul dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa... 68

C. Analisis Hasil Penelitian ... 69

1. Program Peningkatan Civic Skills Mahasiswa ... 69

2. Hambatan yang Muncul dalam Meningkatkan Civic Skills mahasiswa ... 80

4. Upaya Menanggulangi Hambatan yang Muncul dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa... 89

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 95

B. Rekomendasi ... 96

1. Ditujukan Kepada Pengurus BEM HMCH ... 96

2. Ditujukan Kepada Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan ... 97

3. Ditujukan Kepada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 97

4. Ditujukan Kepada Peneliti Selanjutnya ... 98

(9)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa Daftar gambar

Gambar 1.1 Tingkat Civic Skills Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan. ... 5

Gambar 2.1 Posisi Civic Skills Mahasiswa. ... 27

Gambar 3.1 Triangulasi dengan tiga Sumber. ... 57

Gambar 3.2 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data. ... 57

(10)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

DAFTAR TABEL

(11)

1

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah kaum cendikia yang mendapatkan pendidikan tertinggi serta memiliki pandangan luas untuk mengubah suatu tatanan masyarakat. Mahasiswa pun sebagai garda utama yang berinteraksi dan kelak terjun langsung dalam kehidupan masyarakat.

Organisasi mahasiswa berfungsi untuk membekali mahasiswa untuk kelak terjun ke masyarakat. Dimana dalam organisasi, mahasiswa dituntut untuk berani mengemukakan pendapat, berani mengambil keputusan dengan cepat, keberanian dalam mengambil keputusan, serta untuk mengimplementasikan keputusan yang telah dibuat.

Organisasi dipandang sebagai wadah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Organisasi pun merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan sebagai wadah atau tempat dimana administrasi dan manajeman dijalankan yang memungkinkan administrasi dan manajeman itu bergerak sehingga memberi bentuk pada administrasi dan manajemen.

Keikutsertaan mahasiswa dalam sebuah perkumpulan/organisasi kemahasisaan (Ormawa) merupakan hak yang melekat dalam diri mahasiswa yang diatur dalam dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Perguruan Tinggi pasal 109 ayat 1 point (h) dan (i) sebagai berikut:

(h) Memanfaatkan sumberdaya perguruan tinggi melalui perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat dan tata kehidupan bermasyarakat.

(i) Ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan

Keberadaan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) di perguruan tinggi merupakan hal penting dalam rangka pengembangan diri mahasiswa terutama dalam hal pengembangan potensi pemuda, Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 1998 tepatnya Pasal 110 Ayat 2 yang menyatakan

(12)

2

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

bahwa program pendidikan kepemudaan berfungsi mengembangkan potensi pemuda dengan penekanan pada:

a. penguatan nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; b. penguatan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air; c. penumbuhkembangan etika, kepribadian, dan estetika;

d. peningkatan wawasan dan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga;

e. penumbuhan sikap kewirausahaan, kepemimpinan, keteladanan, dan kepeloporan;

f. peningkatan keterampilan vokasional.

Mengacu kepada peraturan tersebut, penyelenggaraan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) sepenuhnya dilaksanakan oleh mahasiswa dari mahasiswa untuk mahasiswa demi meningkatkan potensi yang dimiliki mahasiswa.

Salah satu fungsi dari organisasi kemahasiswaan (Ormawa) adalah sebagai sarana penunjang pendidikan dan sarana untuk mengembangkan kemampuan diri (soft skills). Kemampuan diri (soft skills) sangatlah diperlukan bagi setiap mahasiswa untuk dapat berbaur dan terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Dalam perspekrtif Pendidikan Kewarngaraan, kemampuan diri (soft skills) dikenal dengan istilah kemampuan kewarganegaraan (civic skills). Sesuai dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu menjadikan warga negara yang baik (to be good citizenship), organisasi mahasiswa dalam hal pendidikan sangatlah strategis

kerena ormawa berperan dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat.

Menurut White (2005 :9) kemampuan kewarganegaraan (civic skills) sendiri memiliki posisi dalam pembauran demokrasi (democratic engagment) yaitu antara kesadaran kewarganegaraan (civic awareness) dan partisipasi kewarganegaraan (civic participation). Sedangkan kesadaran kewarganegaraan (civic awareness) dan partisipasi kewarganegaraan (civic participation)

merupakan turunan dari kesadaran demokrasi (democratic awareness) dan partisipasi demokrasi (democratic perticipation).

(13)

3

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

seprti debat, kajian tentang karya ilmiah, sosialisasi berkenaan tentang pendidikan. Maka sudah jelaslah peran organisasi mahasiswa sebagai lembaga informal dalam menunjang keberhasilan pendidikan di Indonesia.

Kemampuan kewarganegaraan (civic skills) memiliki beberapa indikator, seperti yang dikemukakan oleh White (2005 :10), sebagai berikut:

a) Berinteraksi dengan individu lain untuk kepentingan bersama (interacting with other personal for common interest)

b) Melakukan aksi untuk merubah sistem politik (taking action to improve political)

c) Pemantauan acara-acara publik dan masalah-masalah dalam masyarakat (monitoring public events & public issues)

d) Menerapkan putusan kebijakan tentang masalah-masalah dalam masyarakat (implementing policy decision on public issues)

e) Berunding dan membuat keputusan tentang masalah-masalah masyarakat (deliberating & making decisions about public policy issues)

f) Mempengaruhi para pembuat putusan kebijakan tentang masalah-masalah masyarakat (Influencing policy decisions on public issues) Berdasarkan pendapat diatas, mahasiswa yang memiliki civic skills harus memiliki keenam indikator tersebut. Keenam indikator tersebut sangat penting dalam menunjang kehidupan berdemokrasi. Tetapi dari keenam indikator tersebut, yang terpenting adalah indikatok yang pertama. Indikator pertama adalah arti sebenarnya dari demokrasi yang manjadi landasan dalam civic skills.

Sejauh ini mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengatahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia belum sepenuhnya memiliki pemahaman mengenai keenam indikator civic skills yang sangat berguna bagi perkembangan pendidikan khususnya di lingkungan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengatahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

(14)

4

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Gambar 1.1

Tingkat Civic Skills Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan

Sumber : Hasil Penelitian Awal diolah oleh penulis 2013

Dari data di atas dapat dilihat bahwa keterampilan mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang paling dominan adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain untuk kepentingan bersama, sedangkan keterampilan mahasiswa dalam mempengaruhi para pembuat putusan kebijakan tentang masalah-masalah masyarakat masih sangat kurang. Oleh karena itu harus dilakukan upaya untuk meningkatkan berbagai keterampilan tersebut agar para mahasiswa dapat menjalankan peran dan fungsi sebagaimana yang diharapkan.

24%

23%

19% 17%

13% 4%

Berinteraksi dengan individu lain untuk kepentingan bersama

Melakukan aksi untuk merubah sistem politik

Pemantauan acara-acara publik dan masalah-masalah dalam masyarakat

Menerapkan putusan kebijakan tentang masalah-masalah

Berunding dan membuat keputusan tentang masalah-masalah masyarakat

(15)

5

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

Berdasar pada data dan fakta yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana organisasi kemahasiswaan berperan sebagai media untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan (civic skills). Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul :

PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN CIVIC

SKILLS MAHASISWA (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Pendidikan

Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas

Pendidikan Indonesia).

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis ialah bagaimana peran organisasi mahasiswa dalam meningkatan civic skills mahasiswa?. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis membatasi masalah ke dalam beberapa rumusan, antara lain:

1. Program-program apa yang diterapkan organisasi mahasiswa dalam upaya meningkatkan civic skills mahasiswa?

2. Hambatan-hambatan apa yang muncul dalam meningkatkan civic skills mahasiswa?

3. Upaya apa yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam menganggulangi hambatan yang muncul dalam meningkatkan civic skills mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran organisasi mahasiswa dalam meningkatkan civic skills mahasiswa.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus antara lain:

(16)

6

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

b)Diketahuinya hambatan-hambatan yang muncul dalam meningkatkan civic skills mahasiswa

c) Diketahuinya upaya yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam menganggulangi hambatan yang muncul dalam meningkatkan civic skills mahasiswa

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan keilmuan, khususnya dalam ilmu pendidikan 2. Secara praktis

a) Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai program-program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan civic skills mahasiswa.

b) Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai hambatan-hambatan yang muncul dalam peningkatan civic skills mahasiswa.

Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi hambatan yang muncul dalam peningkatan civic skills mahasiswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen- dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

(17)

7

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai peran organisasi kemahasiswaaan dalam meningkatkan civics skill mahasiswa.

BAB IV : Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang peran organisasi kemahasiswaaan dalam meningkatkan civic skills mahasiswa,pandangan mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan dalam meningkatkan civic skills mahasiswa, pandangan dosen pendidikan kewarganegaraan terhadap peran organisasi kemahasiswaaan dalam meningkatkan civic skills mahasiswa. BAB V : Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba

(18)

41

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000 :3) penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Pendekatan ini dipilih berdasarkan dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang peran ormawa dalam meningkatkan civic skills mahasiswa ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual

dan kontekstual. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar belakang alamiahnya. Disamping itu, metode kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan penulis untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Arikunto (1998 :215),

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaflikasikannya dan menginterpretasikannya.

Senada dengan Endang Danial (2009 :63) yang mengemukakan bahwa Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, instiusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.

(19)

42

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

membutuhkan kajian yang mendalam untuk memecahkan masalah aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaflikasikannya dan menginterpretasikannya. Dengan menggunkan metode ini diharapkan peneliti dapat memperoleh infomasi yang mendalam tentang peran organisasi kemahasiswaan dalam meningkatkan civic skills mahahasiswa.

Dalam penelitian ini, penulis merupakan instrument penting yang berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh beberapa teknik pengumpulan data lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000 :132) bahwa:

Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya

Selain itu, penelitian ini lebih banyak menggunakan pendekatan antar personal, artinya selama proses penelitian penulis akan lebih banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian, dengan demikian diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Selain itu penulis juga berusaha untuk mendapatkan pandangan dari orang di luar sistem dari subjek penelitian, atau dari pengamat, untuk menjaga subjektifitas hasil penelitian.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pengurus Himpinan Mahasiswa Civic Hukum, sebagian mahasiswa Jurusan Pendidikan kewarganegaraan sebagai sumber, dan Dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengatahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

(20)

43

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa ormawa yang berada di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (HMCH) senantiasa melakukan upaya untuk meningkatkan Civic skills mahasiswa.

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan sampel bertujuan (purpose sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga besarnya sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan informasi.

Adapun subjek dalam penelitian ini berjumlah sembilan responden yaitu tiga mantan ketua umum Himpunan Mahasiswa Civic Hukum, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang diambil acak dari empat angkatan, dan Dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Mereka dipilih karena dinilai memenuhi kriteria yaitu mereka menguasai dan memahami dan juga menghayati kegiatan yang tengah diteliti, mereka tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan yang tengah diteliti dan mereka mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh hasil yang sama, maka sudah dianggap cukup untuk proses pengambilan data yang diperlukan sehingga tidak perlu lagi meminta keterangan dari responden berikut. Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

(21)

44

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

Menurut Nazir (1988 :65), metode survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai peran organisasi kemahasiswaan dalam meningkatkan civic skills mahasiswa. Adapun yang menjadi objek daripada observasi ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Civic Hukum (BEM HMCH). Pemilihan subjek tersebut berdasarkan pada program-program yang dilakukan oleh BEM HMCH dalam mengingkatkan civic skills mahasiswa.

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Nasution (1996 :73) tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain .

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui: 1. Program-program apa yang diterapkan organisasi mahasiswa dalam

upaya meningkatkan Civic skills mahasiswa?

2. Hambatan-hambatan apa yang muncul dalam meningkatkan Civic skills mahasiswa?

3. Upaya apa yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam menganggulangi hambatan yang muncul dalam meningkatkan Civic skills mahasiswa?

(22)

45

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti analisis dokumen dan studi literatur.

Berdasarkan hal ini, peneliti harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Dalam hal ini, pewawancara harus penuh perhatian terhadap apa yang diungkapkan, berusaha bertanya secara rinci kepada responden, menghindari pertanyaan yang kemungkinan hanya dijawab “ya” atau “tidak”, dan berusaha menghubungkan kesekuruhan hasil wawancara melalui persiapan pertanyaan penelitian yang direncanakan ini diharapkan dalam merespon pertanyaan responden lebih bebas dan terbuka, sehingga pertanyaan/proses Tanya jawab mengalir seperti pada percakapan sehari-hari.

3. Studi Dokumentasi

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif membutuhkan jenis data primer dan sekunder. Dalam hal ini studi dokumentasi termasuk kedalam jenis data sekunder, yakni berupa dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk menunjang data penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong (1998:161), ”…dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”.

Menurut Endang Danial (2009: 79) studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa dokumen berupa AD/ART BEM HMCH, serta format evaluasi kegiatan.

4. Studi Literatur

(23)

46

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan berbagai literatur baik berupa buku maupun artikel-artikel dari media masa atau internet. Hal ini dimaksudkan untuk memperolah data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan dapat menunjang hasil dari penelitian tersebut.

D. Pedoman wawancara

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti merupakan instrumen utama (key instrument) dalam mengumpulkan data dan menginterpretasi data dengan

dibimbing oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti sendiri akan terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan observasi dan wawancara secara mendalam. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi dan wawancara. Dalam prakteknya kedua metode tersebut dapat digunakan secara bersama-sama, artinya sambil wawancara juga melakukan observasi atau sebaliknya. Dalam observasi ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian.

Observasi ini dimaksudkan untuk mengamati orang-orang dan juga kegiatan yang dilakukan BEMHMCH yaitu diantaranya melakukan observasi mengenai kegiatan pengkaderan yang dilakukan BEM HMCH. Aktor yaitu orang-orang yang terlibat dalam kegiatan yang tengah diteliti diantaranya adalah pengurus BEM HMCH, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, dan Dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Aspek yang diamati antara lain mengenai kegiatan-kegiatan pengkaderan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Civic Hukum seperti, penerimaan anggota baru (Civic Hukum Smart Camp) dan

Latihan Kepemimpinan Mahasiswa.

(24)

47

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Civic Hukum, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, dan Dosen

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.

Supaya hasil wawancara dapat terekam degan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka memakai bantuan alat-alat yaitu antara lain buku catatan untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data, tape recorder untuk merekam semua percakapn atau pembicaran, dan camera untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

E. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian peneliti melakukan persiapan yang diperlukan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian, pertimbangan masalah penelitian, lokasi penelitian dan pengurus perijinan merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.

(25)

48

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

Kewarganegaraan. Langkah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman wawancara, dan observasi tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing, kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman penulis dalam mengadakan penelitian dilapangan.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh proses perijinan sebagai berikut:

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti serta kajian teori mengenai peran ormawa dalam meningkatkan civic skills mahasiswa.

b. Memilih dan merumuskan masalah penelitian. c. Menentukan judul dan lokasi penelitian. d. Menyusun proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai, maka penulis mulai terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data dari responden. Selain observasi penulis juga memperoleh data melalui wawancara dengan responden.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi Pengurus Himpunan Mahasiswa Civic Hukum untuk membuat janji mengadakan wawancara terkait peran ormawa dalam meningkatkan civic skills mahasiswa.

b. Menghubungi mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang dipilih acak dari empat angkatan untuk membuat janji mengadakan wawancara terkait peran ormawa dalam meningkatkan civic skills mahasiswa.

(26)

49

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

d. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, obeservasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian. Senada dengan hal tersebut Nasution (1996

:129) mengemukakan “dalam penelitian kualitatif analitis data harus dimulai sejak

awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk

tulisan dan dianalisis”. Tahapan analisis data menurut Nasution (1996 :129)

adalah sebagai berikut:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

(27)

50

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

2. Display Data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang

terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi melalui beberapa teknik, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2000:192-205), yaitu:

a. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan responden dilakukan dalam kondisi tenang agar informasi yang diperoleh dapat sedalam mungkin. b. Wawancara yang diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian

sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan.

c. Data yang diperoleh melalui wawancara atau studi dokumentasi dicek keabsahannya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.

d. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

e. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.

Demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang dilakukan penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.

(28)

51

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Menurut Sugiyono (2009 :368-375) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

a). Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri.

b). Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Menurut Sugiyono (2009:371), “sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti”.

c). Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan subjek

penelitian.

(29)

52

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

Gambar 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber

Sumber : Direduksi dari Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono 2009)

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Observasi

Studi Literatur

Sumber : Direduksi dari Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono 2009)

Mahasiswa Dosen Pkn

(30)

53

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data

Bulan I Bulan II

Bulan III

Sumber : Direduksi dari Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono 2009)

d). Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data-data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya.

e). Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga lebih dapat dipercaya.

(31)

54

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

(32)

55

(33)

94

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan rekomendasi sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun kesimpulan dan rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Peran organisasi mahasiswa dalam meningkatkan civic skills terlihat dengan program-program yang dilakukan oleh pengurus BEM HMCH sesuai dengan nilai-nilai civic skills.

2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Peran BEM HMCH dalam meningkatkan civic skills mahasiswa sangat besar terlihat dari program-program yang dilakukan oleh BEM HMCH sudah merefleksikan nilai-nilai civic skills, yaitu : kegiatan PAB (Penerimaan Anggota Baru) merefleksikan nilai kebersamaan dan kerja sama, dan ,LKM (Latihan Kepemimpinan Mahasiswa), merefleksikan nilai saling menghargai dan tanggung jawab

b. Hambatan-hambatan yang dihadapi pengurus BEM HMCH dalam meningkatkan civic skills mahasiswa berasal dari faktor internal dan faktor eksternal seperti: 1. Faktor internal: a). sikap apatis mahasiswa; b). masalah pendanaan; c). kurangnya koordinasi dan sosialisasi dengan mahasiswa. 2. Faktor eksternal: a). birokrasi Instansi Pemerintah; b). partisipasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan; c). bantuan operasional dari pihak terkait.

(34)

95

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

b. Upaya yang harus dilakukan oleh pengurus BEM HMCH dalam meningkatkan civic skills mahasiswa adalah : a). lebih meningkatkan kembali koordinasi dan

komunikasi dengan mahasiswa demi terjalinnya suatu kerjasama yang baik; b). selalu berusaha menciptakan situasi kerja yang kondusif yang dapat mendukung pelaksanaan program kegiatan ; c). mengadakan rapat bulanan secara rutin sebagai program evaluasi terhadap segala kinerja pengurus BEM HMCH dalam menjalankan tugas dan wewenangnya ; d). menciptakan kegiatan yang dapat menampung seluruh aspirasi mahasiswa ; e). menyelarasksan kegiatan yang dilakukan BEM HMCH dengan pihak-pihak yang dapat memberikan bantuan; f). menyusun ulang pola kaderisasi yang dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa.

B. Rekomendasi

Pada bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis untuk tidak hanya mengamati sekaligus evaluator belaka, namun turut pula memberikan masukan berupa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang diberikan penulis antara lain:

1. Ditujukan Pengurus BEM HMCH

a. Ketua umum sebagai pemimpin organisasi, harus lebih mengoptimalkan pengetahuan yang dimilikinya melalui pendekatan terhadap mahasiswa sehingga ketua umum dapat mengetahui masalah yang menjadikan mahasiswa enggan untuk berorganisasi

b. Pengurus BEM HMCH harus memberikan penghargaan kepada pihak-ihak yang telah membantu sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana. Penghargaan tersebut ditujukan kepada pengurus, instansi pemerintahan, Jurusan Pendidikan kewarganegaraan yang telah membantu dalam terlaksansnya kegiatan tersebut.

(35)

96

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

Kewarganegaraan, serta meningkatkan koordinasi dengan pihak pemerintahan yang lebih tinggi sebagai langkah menuju peningkatan civic skills mahasiswa yang lebih baik.

2. Ditujukan Kepada Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan

a. Mahasiswa Pendidikan kewarganegaraan harus senantiasa mendukung kegiatan atau program-program yang dicanangkan oleh BEM HMCH agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan lancar.

b. Mahasiswa Pendidikan kewarganegaraan harus senantiasa melakukan evaluasi terhadap kinerja BEM HMCH agar terciptanya koordinasi yang baik guna melaksanakan kegiatan selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi. c. Mahasiswa Pendidikan kewarganegaraan harus senantiasa aktif dalam

berorganisasi tidak hanya mengejar izasah semata karena dengan berorganisasi dapat meningkatkan civic skills yang lebih berguna ketimbang izasah.

3. Ditujukan Kepada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan harus menjadi rekanan dengan BEM HMCH karena kegiatan yang dilakukan oleh pengurus BEM HMCH tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan dari Jurusan.

b. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan harus senantiasa memberikan pandangan pentingnya berorganisasi kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan agar tingkat partisipasi mahasiswa dalam berorganisasi terus meningkat.

c. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan harus dapat menjadi jembatan bagi BEM HMCH untuk dapat menggandeng instansi-instansi pemerintah ataupun swasta yang dapat mendukung dalam setiap kegiatan yang dicanangkan oleh pengurus.

(36)

97

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

a. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian seperti yang telah penulis lakukan, agar menambah luas bahan kajian tidak hanya organisasi kemahasiswaan.

b. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti mengenai aspek civic education yang lain, seperti civic knowledge atau civic dispotitions.

(37)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Anwar Idochi. (1984). Teori Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bernard, Chester . (1938). The function of the executive. Harvard University Cambridge : Harvard University.

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Djahiri, Kosasih A. (2002). Pkn Sebagai Pembelajaran Demokrasi Disekolah (dalam jurnal civicus vol I no. 2). Bandung : jurusan PKN FPIPS UPI. Hasibuan. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jalaluddin Rakhmat (1986). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remadja Karya CV.

Karim, M. Rusli. (1985). Mahasiswa Cendekiawan Dan Masa Depan. Bandung: Alumni.

Kartono, Kartini. (1992), Pemimpin Dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu. Jakarta: Rajawali Press

Kusumah, Indra. (2007). Risalah pergerakan mahasiswa, Alumni :Bandung. Kovacs,Melisa (2005). Civic Skills and Civic Education .Journal of

education.20,1-20.

Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(38)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Rivai, Veithzal. 2003, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (edisi 1). Jakarta: Rajawali Press

Sugiyono. (2009). Metode Penelititan Kuatitatif. Bandung: Alfabeta

Sani, Muhammad. (2012). Persaudaraan, Kebersamaan dan kekuatan Moral, Kunci Meraih Sukses. Jakarta:Al mawardi

Siagian, P. Sondang . (2004). Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutarto. (1992). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Thoha Miftah. (2007). Perilaku ORGANISASI Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

White,Charles. (2012).The Nature Of Civics Education.Makalah disajikan dalam acara PELATIHAN DOSEN PKn [CIVIC EDUCATION] TAHUN 2012 Hotel Millennium, Jakarta, Indonesia

Winataputra. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Pendidikan Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Bandung : Aidya Aksara Press.

Winardi. (2001). Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

B. SUMBER PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang – UndangNo. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan dasar dan Menengah

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan

C. SUMBER-SUMBER LAIN

Peraturan Rektor Nomor 8052/HK/H40/2010 tentang Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas Pendidikan Indonesia

(39)

Sangaditya Hadibudhitama, 2013

Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Civic Skills Mahasiswa

D. PENELITIAN TERDAHULU

Saepudin, Epin. 2010 Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan (Studi Kasus Terhadap Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung).

Taufik Rohman 2008 Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Modal Sosial di Kalangan Siswa (studi kasus di sma negeri 29 bandung).

Gambar

Gambar 1.1 Tingkat Civic Skills Gambar 3.1 Triangulasi dengan tiga Sumber. ......................................................
Tabel 4.1 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data. ..........................
Gambar 1.1
Gambar 3.2 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

(A) Gunung api maar; hasil erupsi eksplosif yang kuat dan hanya t erjadi sekali saja. (B) Gunung api st rat o; hasil erupsi efusif yang t erjadi

ALFA ALBAYTI Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMA UNGGULAN HAF-SA ZAHA-BPPT Penjas 6.A Lestari 2 Lap... Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SDN GENTONG 2 Penjas 5.A Lestari

Dalam orasi / Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Amien RAis optimis bahwa PAN akan mampu menjadi partai yang masuk 5 besar dalam perolehan suara//

pengambilan sampah, fasilitasi kegiatan dan pemasaran hasil olahan sampah kerjasama pihak ketiga, peningkatan pelayanan kebersihan pasar, mempersiapkan bentuk kelembagaan

Analisis Perubahan Penutupan Lahan Kabupaten Cianjur Jawa Barat Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Departemen Konservasi

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif R&D, Bandung: CV Alfabeta. Taswan.2010.Manajemen Perbankan, Konsep, Teori dan Aplikasi, Edisi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN RANTAU

Pada kenyataannya, terdapat pelbagai permasalahan lingkungan di sekitar Waduk Jatibarang yang dapat mengancam keberlangsungan waduk.Peran serta masyarakat sangat