o
Senin0
Selasa.
Rabu2 3 4 5 6 7
20 21 22
o
Mar OApr 8Meio
Kamis
0
Jumat
8
9
10
11
23
24
25
26
OJun
OJul
0
Ags
o
Sabtu
0
Minggu
12
@
14 15 1627 28 29 30 31
o
Sep0
Okt0
Nov0
Des~danya
Mahasiswa Asing
rak Kurangi Kuota Oalam Negeri
--.
..
- - -=
"--- - -
--
...""""'"
--
-
-
--
-
-Salah satu indikator
ranking
perguruan tinggi dunia.
JAKARTA
-
Direktur Jenderal Pendi-dikan Tinggi Fasli Jalal menyata-kan adanya mahasiswa asing yang be1ajar di Indonesia tidak mengu-rangi jatah mahasiswa dari dalarn negeri. Alasannya, kuota mahasis-wa asing maksimal 10 persen dari total mahasiswa.ltu pun, kata dia, dari sekitar 60 fakultas kedokteran baik perguruan
tinggi negeri maupun perguruan
tinggi swasta di Indonesia, hanya 13 fakultas yang menerima mahasiswa .asing.
"Jumlahnya bervariasi, mulai
be-lasan mahasiswa," kata Fasli kepa-da Tempo kemarin. Karena itulah,
dia menarnbahkan, jumlah
maha-siswa asing yang terdaftar bisa ber-beda setiap tahun, tergantung jum-lah mahasiswa lokal yang diterima.
Mahasiswa asing, ia menjelaskan, tidak bisa begitu saja masuk pergu-ruan tinggi Indonesia. "Harus mele-wati tes akademik." Menurut Fasli, keberadaan mahasiswa asing mem-berikan banyak keuntungan. Di
an-taranya, pembuktian mutu
pendi-dikan Indonesia didunia
interna-sional karena kepercayaan untuk
be1ajar di Indonesia, dan tambahan
dana dari. sumbangan pendidikan
yang jumlahnya sekitar 10 kali lipat dana mahasiswa dalarn negeri.
Mahasiswa asing, kata diar sarna sekali tidak mendapat subsidi biaya investasi clan biaya operasional saat
be1ajar di perguruan tinggi lokal.
"Mereka membayar full cost
recove-ry,"katanya. Selain itu, adanya ma-hasiswa asing merupakan salah
sa-tu indikator ranking perguruan
tinggi berke1as dunia (world class
university).
Sebe1umnya, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengaku
ku-rang senang melihat banyaknya
mahasiswa dari luar negeri belajar ilmu kedokteran di negeri ini. Ke-pada petinggi Universitas Padjadja-ran, Bandung, dia memmta agar
pe-nerimaan mahasiswa asing untuk
bidang kedokteran dihentikan
seca
-an peningkat-an mutu pendidikan
tinggi, menjamin mutu pendidikan untuk mencapai kompetensi stan-dar.
Dengan cara ini, dia mencontoh-kan, mutu lulusan pendidikan ting-gi di Papua tidak berbeda dengan mutu lulusan dari Semarang. Cara ini juga-menguji kompetensi lulusan dokter dari lulusan mana saja.
Direktorat .Pendidikan Tinggi,
ujar Fasli, juga memastikan
fakul-tas kedokteran yang sudah. solid
memandu fakultas kedokteran
lain yang masih baru, ~'Seperti
Universitas Indonesia, Universitas
Gadjah Mada, dan Universitas
Airlangga. "
. REHATEIIAI.EII SUSANTlI ALl ANWAR
- _h_
K lip i n 9
Hum QsUn
p Qd
2 0 0 9
ra bertahap.
Alasannya, kata Fadilah, masih banyak orang Indonesia yang ingin jadi dokter. Selain itu, kata Fadilah,
fasilitas rumahsakit yang dipakai
untuk praktek mahasiswa kedok-teran asing dibiayai dengan uang
rakyat (Koran Tempo, 12 Mei).
Fasli memahami permintaan Fa-dilah. Dia menjanjikan, perguruan tinggi akan memenuhi kebutuhan dokter dalarn negeri. Selain masa-lah jummasa-lah, kata dia, masamasa-lah mutu dan distribusi dokter harus diper-hatikan.
Saat ini, Fasli menarnbahkan,
Di-rektorat Pendidikan Tinggi telah
bekerja sarna dengan Konse1 Ke-dokteran untuk memverifikasi