KORELASIBO
BODY MASS INDEXDANBODY FAT PERC EKANAN DARAH PADA MAHASISWA M
PUS III UNIVERSITAS SANATA DHARM YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Lidya Dinda Dwi Dasanthi
KORELASIBO
BODY MASS INDEXDANBODY FAT PERC EKANAN DARAH PADA MAHASISWA M
PUS III UNIVERSITAS SANATA DHARM YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Lidya Dinda Dwi Dasanthi
Halaman Persembahan
Ingat, Aku sudah memerintahkan kepadamu
supaya engkau sungguh-sungguh yakin dan
berani! Janganlah engkau takut atau kurang
bersemangat, sebab Aku Tuhan Allahmu
mendampingi engkau kemana saja engkau
pergi (Yosua 1:9)
PRAKATA
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ipang Djunarko M.Si., Apt selaku dekan Fakultas Farmasi
2. dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK., selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran,
bimbingan, motivasi, dan segala masukan dari awal hingga penyusunan skripsi
ini selesai.
3. Phebe Hendra, M. Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji atas saran yang
diberikan kepada penulis
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas
masukan-masukan dan saran dalam skripsi ini.
5. Laboratorium Parahita atas segala kerjasama dalam pengukuran tekanan darah
sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan
7. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
8. Papa dan Mama tercinta yang selalu berdoa, memberikan semangat, perhatian
dan cinta yang tiada henti kepada penulis
9. Priska Wulan Oktavianti yang merupakan kakak penulis yang selalu
memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
10. Yosin Guruh Herawati, Fransiska Anggita, Kusniar Sri Rahmini, Novi
Kiswanto, Bernadhea Wikan, Diah Intan Sari, Silvia Dwita, Hayu Ajeng
Raras, Amelia Felicia, Arnoldus Yansen, Danny Trias Prisnanda yang
merupakan rekan penulis dalam penelitian ini yang selalu ada dalam suka dan
duka hingga penelitian ini selesai.
11. Retta, Laras, Catherine, Gunggek, Ina, Wanda, Bertha, Lambang, Erni,
Melisa, Yosefina, sahabat-sahabat yang selalu ada ketika penulis sedang
merasa jenuh dan selalu memberi dukungan, semangat dan keceriaan tanpa
henti.
12. Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penelitian yang
dilakukan oleh penulis dan dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun. Penulis juga mengharapkan tulisan ini
mampu menyumbangkan bantuan kepada ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
INTISARI ... xx
ABSTRACT ... xxi
BAB I. PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Rumusan masalah ... 5
2. Keaslian penelitian... 5
3. Manfaat penelitian ... 8
B. Tujuan Penelitian... 8
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 9
A. Antropometri ... 9
C.Skinfold Thickness ... 11
D. BFP(Body Fat Percentage)... 13
E. Tekanan Darah ... 14
F. Obesitas ... 17
G. Landasan Teori ... 18
H. Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 20
B. Variabel Penelitian ... 20
C. Definisi Operasional ... 21
D. Responden Penelitian ... 22
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
F. Ruang Lingkup ... 25
G. Teknik Sampling ... 26
H. Instrumen Penelitian ... 27
I. Tata Cara Penelitian ... 27
1. Observasi Awal ... 27
2. Permohonan Izin dan Kerja Sama ... 27
3. PembuatanLeafletdanInformed Consent ... 28
4. Pencarian Responden ... 29
5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 30
6. Pengukuran Parameter ... 31
8. Analisis Data Penelitian ... 32
9. Pembagian Hasil Pemeriksaan ... 33
J. Kesulitan Penelitian ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Profil Karakteristik Responden ... 34
1. Usia ... 35
2. Body Mass Index(BMI) ... 36
3. Skinfold ThicknessdanBody Fat Percentage... 37
4. Tekanan Darah... 41
B. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada BMI, AST, TST, SST dan BFP ... 43
1. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 44
2. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2 ... 45
3. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Wanita pada Kelompok AST ≤24,7 mm dan AST >24,7 mm………... 46
5. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok TST
≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST
≤16,5 mm dan TST >16,5 mm……… 49
6. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok TST
≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST
≤16,5 mm dan TST >16,5 mm……… 50
7. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok SST
≤19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST
≤17,9 mm dan SST >17,9 mm……… 52
8. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok SST
≤19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST
≤17,9 mm dan SST >17,9 mm……… 52
9. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok BFP
≤21% dan BFP >19,8% dan Wanita pada Kelompok BFP≤25%
dan BFP >25% ……….. 54
10. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok BFP
≤21% dan BFP >19,8% dan Wanita pada Kelompok BFP ≤25%
dan BFP >25%... 55
C. Korelasi BMI, AST, TST, SST dan BFP terhadap Tekanan Darah . 56
1. Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden
Pria dan Wanita……… 57
2. Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik pada
3. Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden
Pria dan Wanita ... 61
4. Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita……….. 63
5. Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita ... 65
6. Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita ... 67
7. Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita ... 68
8. Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita ... 70
9. Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita………. 72
10. Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria danWanita……….. 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
LAMPIRAN ... 81
DAFTAR TABEL
Tabel I Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa
Asia ... 11
Tabel II Nilaibody fat percentage... 14 Tabel III Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun menurut JNC VII 15
Tabel IV Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan
Kekuatan Kolerasi, Nilaip, dan Arah Kolerasi... 32 Tabel V Karakteristik Responden Penelitian ... 34
Tabel VI Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada
Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2……… 46
Tabel VII Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada
Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST
>30,7 mm dan Responden Wanita pada Kelompok AST
≤24,7 mm dan AST >24,7 mm 49
Tabel VIII Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada
Responden Pria pada Kelompok TST ≤14,5 mm dan TST
>14,5 mm dan Responden Wanita pada Kelompok TST
≤16,5mmdan TST >16,5 mm………. 51
Tabel IX Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada
Responden Pria pada Kelompok SST≤19,8mm dan SST
>19,8 mm dan Responden Wanita pada Kelompok SST
Tabel X Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada
Responden Pria pada Kelompok BFP≤21%dan BFP >21%
dan Responden Wanita pada Kelompok BFP≤25% danBFP
>125%... 56
Tabel XI Korelasi BMI, AST, TST, SST dan BFP terhadap Tekanan Darah
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pengukuran Berat Badan ... 10
Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan ... 10
Gambar 3 Pengukuranabdominal skinfold thickness... 12
Gambar 4 Pengukuransuprailiac skinfold thickness... 12
Gambar 5 Pengukurantriceps skinfold thickness... 13
Gambar 6 Skema Responden... 13
Gambar 7 Histogram Distribusi Usia pada Responden Pria ... 35
Gambar 8 Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita... 35
Gambar 9 Histogram Distribusi BMI pada Responden Pria... 36
Gambar 10 Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita... 37
Gambar 11 Histogram Distribusi AST pada Responden Pria... 38
Gambar 12 Histogram Distribusi AST pada Responden Wanita... 38
Gambar 13 Histogram Distribusi TST pada Responden Pria ... 39
Gambar 14 Histogram Distribusi TST pada Responden Wanita ... 39
Gambar 15 Histogram Distribusi SST pada Responden Pria ... 40
Gambar 16 Histogram Distribusi SST pada Responden Wanita ... 40
Gambar 17 Histogram Distribusi BFP pada RespondenPria……….... 41
Gambar 18 Histogram Distribusi BFP pada RespondenWanita………… 41
Gambar 19 Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria……… 42
Gambar 21 Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden
Wanita... 43
Gambar 22 Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden
Wanita……… 43
Gambar 23 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Pria... 58
Gambar 24 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Wanita………. 58
Gambar 25 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Pria……….. 60
Gambar 26 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Wanita……… 61
Gambar 27 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Pria………. 62
Gambar 28 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Wanita……… 63
Gambar 29 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Pria………. 64
Gambar 30 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Wanita……… 64
Gambar 31 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik
Gambar 32 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Wanita……… 66
Gambar 33 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Pria……… 67
Gambar 34 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Wanita……… 68
Gambar 35 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Pria….………. 69
Gambar 36 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Wanita………. 69
Gambar 37 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Pria……….. 71
Gambar 38 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Wanita……… 71
Gambar 39 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Pria………. 72
Gambar 40 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik
Responden Wanita………. 73
Gambar 41 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik
Responden Pria………... 74
Gambar 42 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ethical Clearence... 82
Lampiran 2 Informed Consent... 83
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 84
Lampiran 4 Surat Penelitian dan Pengambilan Data ... 85
Lampiran 5 Leaflet... 86
Lampiran 6 Blanko Pencatatan ... 88
Lampiran 7 Data Laboratorium Parahita ... 89
Lampiran 8 Foto Timbangan Berat Badan ... 90
Lampiran 9 Foto Pengukur Tinggi Badan ... 91
Lampiran 10 Data Validasi Alat ... 92
INTISARI
Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuranbody mass index(BMI), skinfold thicknessyang hasilnya dapat dikonversi dalam bentuk body fat percentage (BFP) dan pengukuran tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara BMI dan BFP dengan tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilakukan pada 125 orang dengan subyek mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatancross sectional dengan teknik pengambilan sampelnon random samplingdengan jenispurposive sampling.Data dianalis secara statistik menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji hipotesis komparatif menggunakan uji Mann-Whitney, dan uji korelasi menggunakan ujiSpearmandengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=0,386; p=0,003 untuk BMI dan r=0,333; p=0,011 untuk BFP) dan tekanan darah diastolik (r=0,078; p= 0,560 untuk BMI dan r=0,117; p=0,383 untuk BFP) pada responden pria, terdapat korelasi negatif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=-0,016; p=0,900 untuk BMI dan r= -0,047; p= 0,705 untuk BFP) dan korelasi positif terhadap tekanan darah diastolik (r=0,004; p=0,976 untuk BMI dan r=0,034; p=0,788 untuk BFP) pada responden wanita.
ABSTRACT
Anthropometric measurements including measurement of weight, height, skinfold thickness and other scircumferences of the body. Anthropometric measurements were performed is the measurement of body mass index (BMI), skinfold thickness that results can be converted to body fat percentage (BFP) and measurement of blood pressure. The purpose of this study was to determine the correlation between body mass index and body fat percentage with blood pressure in male and female students of 3rdCampus University of Sanata Dharma.
The study was conducted on 125 people and respondents are collage students in 3rd Campus University of Sanata Dharma. This study is an observational with cross sectional analytic with non-random sampling and the type is purposive sampling. Data was statistically analyzed using the Kolmogorov-Smirnov normality test, comparative hypothesis testing using the Mann-Whitney test and Spearman correlation test using the test with 95% confidence level.
Conclusion indicate that there is a positive correlation between BMI and BFP on systolic blood pressure (r=0.386,p= 0.003 for BMI and r=0,333; p=0,011 for BFP) and diastolic blood pressure (r=0.078,p=0.560 for BMI and r=0,117; p=0,383 for BFP) in the male respondents, there is a negative correlation between BMI and BFP the systolic blood pressure (r=0.016,p=0.900 for BMI and r= -0,047; p= 0,705 for BFP) and a positive correlation on diastolic blood pressure (r=0.004,p=0.976 for BMI and r=0,034; p=0,788 for BFP) in the female respondents.
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk mengetahui
keadaan status gizi, yaitu dengan melihat gangguan pertumbuhan dan perubahan
komposisi tubuh (Wisnuwardhana, 2006). Metode pengukuran antropometri
seperti BMI, ketebalan lemak kulit, serta lingkar pinggul, lebih banyak digunakan
untuk kepentingan klinis karena relatif murah, mudah digunakan, dan tidak
memerlukan ketersediaan alat penunjang diagnostik canggih (Ginanjar, 2009).
BMI merupakan cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan
(obesitas). Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit
infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit
degeneratif (Ristianingrum, RahmawatiandRujito, 2010).
Pengukuran skinfold thickness adalah salah satu metode umum untuk menentukan komposisi tubuh seseorang dan persentase lemak tubuh. Metode ini
memperkirakan persentase lemak tubuh dengan mengukur ketebalan lipatan kulit
di lokasi tertentu pada tubuh. Hasil ketebalan lipatan kulit bergantung pada
formula yang mengkonversi angka-angka dalam perkiraan persentase lemak tubuh
seseorang sesuai dengan usia dan jenis kelamin (Quinn, 2010). Pengukuran
jumlah jaringan adiposa. Pengukuranskinfold thickness banyak digunakan karena menyajikan data mengenaibody fatsecara langsung (Moyad, 2004).
Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan
lemak yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan
terjadinya beberapa penyakit. Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui
sejak lama dan kedua keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular. Pada Swedish Obese Study didapatkan angka kejadian hipertensi pada obesitas adalah sebesar 13,5% dan angka ini akan makin
meningkat seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh dan waist-hip- ratio
(Anonim b, 2008).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi,
yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras. Bila
kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut
sebagai penyakit tekanan darah tinggi (Anonim a, 2004).
Menurut WHO danthe International Society of Hypertension(ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya
meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung
meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi
27,5% pada tahun 2004. Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit
dan sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi. Penelitian
epidemiologi membuktikan bahwa hipertensi berhubungan secara linear dengan
morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, penyakit
hipertensi harus dicegah dan diobati. Hal tersebut merupakan tantangan kita di
masa yang akan datang (RahajengandTuminah, 2009).
Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah
sistolik (TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg.
The joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNC VI) dan WHO/lnternational Society of Hypertension guidelines subcommittees setuju bahwa TDS dan keduanya digunakan untuk klasifikasi hipertensi (Kuswardhani, 2006).
Hipertensi bukan penyakit orang tua, karena tekanan darah tinggi bisa
dialami oleh siapa saja bahkan pada orang yang muda sekalipun, begitu juga
remaja. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik,
dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Prevalensi hipertensi remaja di seluruh dunia sekitar 15-20% populasi.
Berdasarkan data hasil pencatatan dan pelaporan Riskesdas Depkes RI tahun 2007
prevalensi hipertensi remaja sekitar 6-15%. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
pola hidup yang tidak sehat dan jarang berolahraga (Kurniati, Udiyono, and
Aktivitas remaja umumnya banyak dilakukan di luar rumah sehingga
sering dipengaruhi oleh teman sebaya, termasuk dalam hal pemilihan makanan.
Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekadar
bersosialisasi, untuk kesenangan dan agar tidak kehilangan status. Umumnya
remaja memilih makanan yag tidak membutuhkan waktu yang lama untuk diolah.
Kebiasaan makan remaja tersebut berkontribusi terhadap kejadian obesitas yang
akan menimbulkan terjadinya hipertensi obesitas (FattaandSulchan, 2012). Sebuah penelitian tahun 2008 yang dilakukan pada mahasiswi
Universitas Guru Nanak Dev, India, didapatkan hasil bahwa BMI, abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness secara signifikan berkorelasi dengan tekanan darah (Badaruddoza, KaurandBarna, 2010).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Chen, Li, Liang, Zhang, Cai, Huang,
Gui, et al., (2011) yang dilakukan di Cina pada mahasiswa dan mahasiswi didapatkan hasil bahwa BMI secara signifikan mempunyai korelasi yang positif
dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat
1. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan
yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi antara
pengukuran antropometri Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata
Dharma?
2. Keaslian penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :
a. “Inter-relationship of waist-to-ratio (WHR), body mass index (BMI) and subcutaneous fat with blood pressure among university-going Punjabi Sikh and
Hindu females”(Badaruddoza, Kaur,andBarna, 2010).
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa BMI, abdominal, triceps dan
suprailiac skinfold thickness secara signifikan berkorelasi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswi di Universitas Guru Nanak Dev,
India.
b. “Impact of body mass index on blood pressure in a collage student population” (Chen, Li, Liang, Zhang, Cai, Huang, Gui,et al., 2011).
Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi di Cina ini
didapatkan hasil bahwa BMI berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik
c. “Relation of Hypertension with Body Mass Index and Age in Male and Female Population of Peshawar, Pakistan”(Humayun, Shah,andSultana, 2009). Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa meningkatnya BMI juga
meningkatkan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 1006
subyek penelitian baik pria maupun wanita.
d. “Association between body mass index and blood pressure across three populations in Africa and Asia” (Tesfaye, Nawi, Minh, Byass, Berhane,
Bonita,et al., 2007).
Penelitian ini dilakukan di tiga populasi yaitu Ethiopia, Vietnam dan Indonesia.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada semua populasi BMI secara
signifikan berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan nilai r berkisar antara 0,23 dan 0,27, p<0,01.
e. “Relationship between Anthropometric Parameters and Blood Pressure in Sagamu Adolescents, Ogun State, South-West Nigeria” (Oyewole and
Oritogun, 2009)
Sebuah penelitian pada populasi di Nigeria menghasilkan nilai signifikansi
yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara abdominal skinfold thickness dan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada responden pria dan wanita, dengan nilai r berturut-turut sebesar r=0,209 dan r=0,111. Korelasi
f. “Korelasi Pengukuran Antropometrik dengan Tekanan Darah pada Laki-Laki Dewasa Sehat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun
2010”(Fran, 2010)
Penelitian yang dilakukan oleh Fran pada tahun 2010 didapatkan hasil uji
korelasi Spearman yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna antara pengukuran antropometri dengan tekanan darah. Korelasi
paling besar dalam penelitian ini adalah pengukuran antropometri dengan
menggunakan BMI yaitu dengan nilai korelasi sebesar 0,547 pada tekanan
darah sistolik dan 0,487 pada tekanan darah diastolik dengan kekuatan korelasi
sedang.
g. ”Korelasi antara Body Mass Index, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP), dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Tekanan Darah Pada Staff Wanita Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta”(Mukti, 2011).
Penelitian ini dilakukan oleh Mukti pada tahun 2011 dengan menggunakan
tekniknon-random samplingdengan jenispurposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan korelasi lemah antara BMI dengan tekanan darah sistolik dan
diastolik berturut-turut pada wanita r=0,066;p=0,627 dan r=0172;p=0,202,
lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,091;p=0,501
dan r=0,179;p=0,183, RLPP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
Berdasarkan keaslian penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa BMI,
abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi
pengukuran antropometri Body Mass Index dan Body Fat Percentage
terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Pengukuran antropometri BMI danBody Fat Percentageterhadap tekanan darah diharapkan mampu memberikan gambaran awal profil tekanan darah
yang berhubungan dengan faktor risiko penyakit hipertensi yang dapat
terjadi pada mahasiswa dan mahasiswi.
B. Tujuan Penelitian
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri
Pengukuran antropometri merupakan bagian dari pemeriksaan klinis dan
dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar
berbagai bagian tubuh. Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan
mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang
menggambarkan berat relatif terhadap tinggi badan, ukuran tunggal ini merupakan
indikator untuk menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang
(Gibney, Margetts,andKearney, 2008).
Metode pengukuran antropometri seperti BMI, ketebalan lemak kulit,
serta lingkar pinggul, lebih banyak digunakan untuk kepentingan klinis karena
relatif murah, mudah digunakan, dan tidak memerlukan ketersediaan alat
penunjang diagnostik canggih (Ginanjar, 2009).
B.Body Mass Index(BMI)
Body mass index (BMI) adalah indeks sederhana, dan biasa digunakan untuk mengklasifikasikan obesitas pada anak dan dewasa. Indeks ini telah
Gambar 1. Pengukuran Berat Badan
Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan
BMI telah diakui sebagai metode paling praktis dalam menentukan
tingkat overweight dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun. Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa Asia dapat dilihat pada Tabel
I. BMI dapat dihitung dengan rumus : Berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi
tinggi badan pangkat dua (dalam satuan meter persegi).
BMI = ( )
Tabel I. Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa Asia Obesitas II ≥30 Tinggi
C. Skinfold Thickness
Pengukuran skinfold-thickness dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun pada antropometri olah raga biasanya pengukuran dilakukan pada sisi
kanan badan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan skinfold caliper dengan satuan milimeter. Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian nilai yang
diperoleh merupakan nilai rata-rata jika pengukuran dilakukan dua kali dan nilai
median bila pengukuran dilakukan tiga kali. Pengukuran dilakukan pada subyek
dalam keadaan relaksasi pada posisi berdiri tegak dengan lengan tergantung bebas
di sisi kanan kiri badan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya
perubahan posisi subyek untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran (Sudibjo,
2012).
Ada beberapa lokasi pengukuran spesifik yang biasanya dilakukan
Gambar 3.Pengukuranabdominal skinfold thickness(ExRx, 2012)
2. Suprailiac / supraspinale skinfold. Cubitan dilakukan pada daerah (titik) perpotongan antara garis yang terbentang dari spina iliaca anterior superior
(SIAS) ke batas anterior axilla dan garis horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak sekitar 5 – 7 cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subyek dewasa, dan lebih kecil pada anak-anak atau sekitar 2 cm. Arah cubitan
membentuk sudut 45° terhadap garis horizontal (Sudibjo, 2012). Pengukuran
suprailiac skinfold thicknessdapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Pengukuransuprailiac skinfold thickness(Anonim c, 2011)
penampakan dari samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi
dengan sendi bahu sedikit eksorotasi dan sendi siku ekstensi di samping badan
(Sudibjo, 2012). Pengukuran triceps skinfold thicknessdapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5. Pengukurantriceps skinfold thickness(Anonim c, 2011)
D. Body Fat Percentage(BFP)
Persen lemak tubuh adalah ukuran lemak tubuh dalam kaitannya dengan
berat badan dan dihitung sebagai berat total lemak tubuh seseorang dibagi dengan
berat tubuh. Ada beberapa teknik untuk mengukur lemak tubuh, termasuk
antropometri, densitas dan konduktivitas (LoueandSajatovic, 2012).
Komposisi tubuh wanita dan pria jelas berbeda. Persentase lemak pada
tubuh wanita lebih banyak daripada pria, sedangkan komposisi otot pada tubuh
wanita lebih sedikit daripada pria. Jumlah lemak pada pria usia 30 tahun rata-rata
18% dan sedangkan pada wanita yang berusia sama memiliki jumlah lemak 29%.
Pada usia 50-an jumlah lemak menjadi 24% pada pria dan 34% pada wanita. Hal
mempunyai kelenturan yang lebih baik daripada pria (Lesmana and Ramayulis, 2008). Nilaibody fat percentagedapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Nilai body fat percentage (Baumagartner, Jackson, Mahan, and Rowe, 2007)
Men (under 30 years old) Women (under 30 years old)
High >28% >32%
Moderately high 22-28% 26-32% Optimal range 11-21% 15-25%
Low 6-10% 12-14%
Very low ≤5% ≤11%
E. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh
manusia. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
peredaran darah sistemik di dalam manusia. Tekanan darah dibedakan antara
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik (Gunawan, 2001).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung
menguncup (sistol). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada
saat jantung mengendor kembali (diastol). Dengan demikian, jelaslah bahwa
tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik.
Tekanan darah manusia senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai
Klasifikasi tekanan darah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel III. Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun menurut JNC VII (NHANES, 2004)
Normal <120 dan <80 Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89 Hipertensi
Hipertensi didiagnosis berdasarkan peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik. Ketika tekanan darah sistolik dan diastolik berada pada pada kategori yang
berbeda, maka dipilih kategori yang lebih tinggi untuk mengklasifikasikan tekanan
darah individu (Scohlze, 2007).
Yoshinaga, et al., menggunakan kriteria hipertensi sebagai berikut,
derajat 1-3 tekanan darah sistolik 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik 70
mm Hg; derajat 4-5 tekanan darah sistolik 130 mm Hg dan tekanan darah
diastolik 80 mm Hg. MenurutThe Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescents (2004), definisi hipertensi pada anak adalah apabila tekanan darah sistolik atau diastolik
di atas atau sama dengan persentil 95 menurut umur, jenis kelamin, dan tinggi
badan (HarisandTambunan, 2009).
Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah lama diketahui dan telah
banyak dilaporkan oleh banyak peneliti, namun mekanisme terjadinya hipertensi
autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas struktur dan fungsi pembuluh
darah. Ketiga hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan lainnya (Haris
andTambunan, 2009).
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang manset di lengan
atas, tepat di atas lipatan siku. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan di
dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi
tidak terdengar lagi, kemudian tekanan perlahan diturunkan. Pada saat denyut nadi
mulai terdengar lagi, bacalah tekanan pada batas atau permukaan air raksa yang
terdapat pada alat yang disebut sfigmomanometer. Inilah yang disebut tekanan
sistolik. Biarkan tekanan dalam manset tetap turun. Suara denyut nadi akan
terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah dan
akhirnya menghilang. Saat denyut terdengar melemah, kembali kita lihat tekanan
pada manometer. Inilah yang kemudian disebut diastolik. Satuan untuk keduanya
adalah millimeter air raksa (mmHg) (Kowalski, 2010).
Hipertensi ada dua jenis yaitu :
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah suatu pengingkatan persisten tekanan arteri yang
dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme control homeostatic normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup kurang lebih
90% dari kasus hipertensi. Pada umumnya hipertensi esensial tidak
disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan faktor yang saling berkaitan.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi
dalam suatu keluarga (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
2006).
2. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10 % penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi
sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang
meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis
atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.
Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat
menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan
tekanan darah. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, dengan
menghentikan obat atau mengobat/mengoreksi penyakit yang menyertai
merupakan tahap awal penanganan hipertensi sekunder (Ditjen Bina
kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).
F. Obesitas
Obesitas atau kegemukan punya pengertian yang berbeda-beda bagi
setiap orang. Menurut kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti berat badan
(BB) yang jauh melebihi berat yang diinginkan. Terkadang kita sering
menyamakan pengertian obesitas dengan overweight, padahal kedua istilah tersebut punya pengertian yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah suatu
keadaan dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh sehingga
terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
keluar (AstawanandLeomitro, 2009).
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita,
dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang
memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional) (Cortas, et
all, 2008)
.Perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat
badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan
hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan system rennin-angiotensin, dan
perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energy juga meningkatkan
insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi
natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus-menerus (Cortas, et all,
2008).
G. Landasan Teori
Pengukuran antropometri merupakan meliputi pengukuran berat badan,
BMI didefinisikan sebagai berat badan (BB) dalam kg dibagi dengan
tinggi badan (TB) dalam m2 (kg/m2). Pengukuran skinfold thickness nantinya dapat dikonversi menjadi body fat percentage (BFP) dengan menggunakan formula.
Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan
lemak yang berlebih dalam tubuh sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan
dapat membahayakan kesehatan. Berat badan merupakan faktor determinan pada
tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Sebagian besar
peneliti menitikberatkan patofisiologi hubungan obesitas dan hipertensi pada tiga
hal utama yaitu gangguan sistem autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas
struktur dan fungsi pembuluh darah.
Hipertensi dapat terjadi pada semua umur, termasuk pada remaja.
Mahasiswa dan mahasiswi termasuk dalam golongan remaja akhir, dimana pada
usia tersebut remaja akhir rentan terhadap hipertensi. Umumnya remaja memilih
untuk mengkonsumsi fast food. Kebiasaan makan remaja tersebut berkontribusi terhadap kejadian obesitas yang akan menimbulkan terjadinya hipertensi obesitas.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus
III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
H. Hipotesis
Terdapat korelasi positif bermakna antara BMI dan BFP terhadap
tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara
fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Data
penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi
dari data-data penelitian.
Studi cross-sectionalmencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo,
2002). Penelitian observasional analitik digunakan untuk mengetahui korelasi
pengukuran antropometri terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Ukuranbody mass index(BMI) danbody fat percentage(BFP) 2. Variabel tergantung
Tekanan darah
3. Variabel pengacau
b. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup subyek
penelitian.
C. Definisi Operasional
1. Subyek penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa dan
mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta baik
pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama dalam penelitian ini.
2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antroprometri. Pengukuran
antropometri meliputi pengukuran body mass index (BMI) dan abdominal, triceps and suprailiac skinfold thickness (tebal lapisan kulit). Hasil pemeriksaan lain yang diukur adalah tekanan darah.
3. Pengukuran body mass index (BMI) adalah perhitungan berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter persegi (m2).
4. Pengukuran body fat percentage (BFP) dilakukan dengan mengukur tiga jenis skinfold thickness yang terdiri dari abdominal, triceps dan suprailiac skonfold thickness, lalu dihitung dengan formula :
Untuk pria :
Untuk wanita :
(Baumagartner, Jackson, Mahan,andRowe, 2007) 5. Standar yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu menurut WHO untuk
BMI normal adalah 18,5-22,9 kg/m2 untuk pria dan wanita. BFP normal pria
adalah 11-21% dan untuk wanita 15%-25% (Baumagartner, Jackson, Mahan,
andRowe, 2007). Tekanan darah normal menurut JNC VII adalah <120 mmHg untuk sistol dan <80 mmHg untuk diastol.
D. Responden Penelitian
Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di
Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta yang sehat dan memenuhi kriteria
inklusi.
Jumlah subyek penelitian yang ditetapkan sebesar 125 orang yang terdiri
dari 58 laki-laki dan 67 perempuan. Jumlah minimum sampel untuk penelitian
korelasi sebesar 30 subyek (Sevilla, Octave, Punsalan, Regala, 2006). Kelebihan
subyek dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek penelitian yang tidak dapat
hadir pada saat pengambilan data maupun yang masuk kriteria eksklusi, misalnya
subyek yang tidak berpuasa selama 8-10 jam. Kriteria eksklusi dalam penelitian
ini antara lain yang sedang menderita penyakit jantung koroner, demam, hamil,
Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yang dilakukan di
Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma, yaitu pada tanggal 8 September
2012 dan 15 September. Pada tanggal 8 September 2012 jumlah responden wanita
yang hadir yaitu 34 responden dari 48 responden wanita dan responden pria yang
hadir yaitu 20 responden dari 26 responden pria yang mengisi informed consent. Pada pengambilan data pertama ini terdapat 1 responden wanita dan 1 responden
pria yang dieklusi. Pengambilan data kedua yang dilaksanakan pada tanggal 15
September 2012, jumlah responden wanita yaitu 37 responden dari 41 responden
wanita dan responden pria yang hadir yaitu 41 responden dari 56 responden pria
yang mengisi informed consent. Pengambilan data kedua terdapat 3 responden wanita dan 2 responden pria yang dieklusi. Data pemeriksaan yang dipakai
sebagai data yaitu 67 responden pria dan 58 responden wanita. Skema responden
Penelitian in
Dharma Yogyakarta.
tanggal 8 September 201
Gambar 6. Skema Responden
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
n ini dilakukan di Kampus III Paingan Uni
ta. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 k
r 2012 dan 15 September 2012 di tempat yang s
niversitas Sanata
2 kali, yaitu pada
F. Ruang Lingkup
Penelitian initermasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi
antara Pengukuran Antropometri meliputi Body Mass Index dan Body Fat Percentage Terhadap Tekanan Darah” yang bertujuan untuk mengkaji adanya korelasi antara pengukuran antropometri meliputi body mass index dan body fat percentage terhadap tekanan darah. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 13 orang dengan parameter penelitian yang
berbeda-beda.
Parameter yang digunakan meliputi Body Mass Index (BMI), Skinfold Thickness, lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), kadar trigliserida, rasio kolesterol total/HDL, rasio LDL/HDL, kadar glukosa darah
puasa, dan tekanan darah.
Kajian dari penelitian ini meliputi :
1. Korelasi PengukuranBody Mass Index(BMI) terhadap Kadar Trigliserida. 2. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap Kadar Trigliserida.
3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap Kadar Trigliserida
4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio kolesterol total/HDL
5. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap rasio kolesterol total/HDL 6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap Rasio Kadar Kolesterol total/HDL
8. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap rasio HDL/LDL
9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap rasio HDL/LDL
10.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage
terhadap Tekanan Darah
11.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap Tekanan Darah
12.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap Glukosa Darah Puasa
13.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage
terhadap Glukosa Darah Puasa.
Penelitian ini fokus pada korelasi body mass index (BMI) dan body fat percentage(BFP) terhadap tekanan darah.
G. Teknik Sampling
Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah secara non-random sampling(pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis
purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling yang berarti tidak semua orang memiliki kesempatan yangsama untuk dijadikan
responden penelitian.
Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
mengidentifikasi semua karakteristik populasi, kemudian peneliti menetapkan
berdasarkan pertimbangan peneliti sebagian dari anggota populasi untuk menjadi
sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat
badan merk Tanita®, alat pengukur tinggi badan merk Strature®, tensimeter dan
skinfold caliper. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Tensimeter berfungsi sebagai alat pengukur tekanan darah.Skinfold caliperdigunakan untuk mengukur tebal lipatan kulit sehingga akan didapatkanbody fat percentage.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi Awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah
mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
dan konfirmasi tempat yang dapat digunakan untuk penelitian. Pengambilan
sampel sebanyak 125 orang, terdiri dari 58 laki-laki dan 67 perempuan yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian.
2. Permohonan Izin dan Kerja Sama
Permohonan izin pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian
memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah.
Permohonan izin kedua kepada Wakil Rektor I untuk mendapatkan ijin
melakukan penelitian. Permohonan kerja sama diajukan Laboratorium Parahita
untuk pengambilan dan pengukuran darah sampel. Permohonan kerja sama lagi
diajukan kepada calon subyek penelitian yang nantinya akan mengisi informed consent jika bersedia mengikuti penelitian ini. Permohonan kerja sama yang terakhir diajukan kepada kepala bagian rumah tangga untuk meminjam ruangan
untuk penelitian.
3. PembuatanLeafletdanInformed Consent
a. Leaflet
Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami
secara praktis tentang apa saja yang akan dilakukan pada penelitian ini.
Leaflet ini berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan, apa saja yang akan diukur dalam penelitian ini
dan manfaat dari dilakukannya penelitian ini. Peneliti mencantumkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan informasi dalam penelitian ini agar
terlihat lebih menarik.
b. Informed Consent
Informed consent merupakan bukti tertulis yang menyatakan bahwa responden bersedia untuk menjadi subyek dalam penelitian ini. pembuatan
4. Pencarian Responden
Pencarian responden dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin
penelitian dari Wakil Rektor I. Surat izin penelitian untuk meminta data nama
serta NIM mahasiswa dan mahasiswi diberikan kepada setiap Dekan Fakultas
Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik pengambilan subyek penelitian
secara random sampling yang mendapatkan 200 data NIM mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Surat
permohonan diajukan kepada Kepala BAPSI untuk meminta nomorhandphone
mahasiswa dan mahasiswi yang telah menjadi calon responden. Daftar nomor
handphone yang telah diterima segera digunakan peneliti untuk menghubungi responden untuk memastikan kesediaan sebagai responden penelitian ini.
Banyaknya nomor handphone yang tidak aktif serta banyak calon responden yang tidak bersedia, sehingga dari 200 calon responden hanya didapatkan 76
calon responden. Peneliti melakukan pencarian responden yang kedua dengan
menggunakan komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang
berada di lingkungan Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik sampling
yang kedua termasuk non-random sampling dengan pendekatan porpusive sampling. Calon responden yang didapatkan sebanyak 135 responden yang bersedia sebagai calon responden penelitian ini. Total calon responden yang
bersedia hadir ikut dalam penelititan ini adalah 211 responden. Calon
responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi diundang untuk hadir untuk
tujuan penelitian kepada responden yang dijelaskan melalui leaflet kepada calon responden. Calon responden yang bersedia untuk ikut serta dalam
penelitian akan menandatangani informed consent sebagai suatu bentuk penyataan tertulis atas kesediaan responden ikut serta dalam penelitian. Jumlah
sampel yang bersedia mendaftar pada saat briefing kurang, sehingga dilakukan pencarian responden secara tatap muka di wilayah Kampus III Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Pencarian responden dilakukan dengan
memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon
responden. Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran
parameter untuk memberikan informasi ulang terkait tempat dan waktu
pelaksanaan pengukuran parameter. Responden yang tidak hadir pada saat
pengukuran akan dikonfirmasi lagi kehadirannya.
5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), alat
kesehatan dikatakan baik jika memenuhi nilai CV≤5%. Pengukuran reabilitas
instrumen dilakukan sebanyak lima kali. Instrumen yang divalidasi pada
penelitian ini antara lain timbangan berat badan Tanita® dengan nilai CV sebesar 0,125%, dan alat pengukur tinggi badan Stature® dengan nilai CV sebesar 0,027%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen timbangan berat badan dan tinggi badan memenuhi persyaratan
6. Pengukuran Parameter
Parameter yang diukur adalah berat badan dan tinggi badan (untuk menghitung
BMI), tebal lipat kulit dan tekanan darah.
a. PengukuranBody Mass Index
Untuk mengukur BMI dibutuhkan pengukuran tinggi badan dan berat
badan. Pengukuran tinggi badan dilakukan menggunakan meteran yang
ditempelkan di tembok dalam posisi tegak lurus. Pengukuran berat badan
menggunakan timbangan. Meteran dan timbangan diletakkan secara
berdekatan agar memudahkan responden sebab responden diwajibkan
melepaskan sepatu untuk mengurangi faktor koreksi.
b. Pengukuranskinfold thickness
Tebal lipat kulit yang diukur adalah pada bagian abdominal, triceps dan
suprailiac. Bagian abdominal adalah bagian tengah perut, bagian triceps
adalah bagian lengan bawah, sedangkan bagian suprailiac adalah bagian perut samping. Pengukuran tebal lipat kulit ini menggunakan alat yaitu
skinfold caliperdan bagian yang diukur adalah bagian tubuh sebelah kiri. c. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter.
Pengukuran ini dilakukan oleh tenaga medis dari Laboratorium Parahita.
7. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi menggunakan
8. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah
dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,1. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson
apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak
terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %. Di
bawah ini adalah tabel panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan
kekuatan korelasi, nilai p dan arah korelasi.
Tabel IV. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilaip, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2011)
No Parameter Nilai Interpretasi
1. Kekuatan Korelasi (r) 0,00-0,199 Sangat lemah 0,20-0,399 Lemah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat
2. Nilaip p<0,05 Terdapat korelasi
yang bermakna antara dua variabel yang diuji
p>0,05 Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji 3. Arah Korelasi + (positif) Searah, semakin
besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.
9. Pembagian Hasil Pemeriksaan
Pembagian hasil pemeriksaan diberikan secara langsung kepada
responden. Peneliti memberikan penjelasan makna hasil pemeriksaan dan
memberikan saran-saran untuk menjaga kesehatan jika ditemukan hasil
pemeriksaan yang tidak normal.
J. Kesulitan Penelitian
Kesulitan yang dialami peneliti adalah kesulitan dalam mendapatkan
responden penelitian. Responden yang sudah bersedia untuk ikut serta dalam
penelitian ini tidak hadir pada saat pengambilan data sehingga peneliti perlu
mencari responden lagi. Kesulitan yang lain yaitu responden tidak berpuasa
selama 8-10 jam sebelum pengambilan data sehingga masuk dalam kriteria
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Responden
Responden yang ikut serta dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan
mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan sampel
menggunakan teknik non-random sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 125 orang yang bersedia ikut serta dalam penelitian ini. Setelah dilakukan
pengambilan data, data diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tarif kepercayaan 95%. Digunakan uji Kolmogorov-Smirnov
karena jumlah sampel yang digunakan lebih dari 50, yaitu 58 responden pria dan 67
responden wanita. Di bawah ini merupakan tabel karakteristik responden penelitian.
Tabel V. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik Wanita (n=67) P Pria (n=58) P
Usia (tahun) 20 (18-22)** 0,00 21 (18-24)** 0,00 BMI (kg/m2) 22,12 (16,52-36,45)** 0,00 23,83 (17,89-47,13)** 0,00 Abdominal
skinfold thickness (mm)
24,67 (9,83-52)** 0,033 (30,88±16,75)* 0,250
Suprailiac skinfold thickness (mm)
17,17 (6,67-38,83)** 0,018 (27,88±14,37)* 0,350
Triceps skinfold
1. Usia
Responden yang mengikuti penelitian ini memiliki rentang usia 18-24
tahun untuk mengetahui apakah pada rentang usia itu beresiko mengalami
hipertensi.
Data usia responden pria dan wanita setelah diuji menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menghasilkan signifikansi yang sama yaitu sebesar p=0,000 yang menunjukkan bahwa usia
responden terdistribusi tidak normal. Data yang terdistribusi tidak normal
menunjukkan bahwa data usia 18-24 tidak tersebar merata.
Data yang terdistribusi tidak normal ditunjukkan oleh gambar 7 dan
gambar 8, dimana grafik lebih condong ke kiri.
Gambar 8. Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita
2. Body Mass Index(BMI)
Uji normalitas pada pria menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 yang
berarti data terdistribusi tidak normal. Uji normalitas pada wanita juga terdistribusi
tidak normal dengan p=0,014. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan
bahwa data BMI tidak tersebar merata.
Data yang terdistribusi tidak normal ditunjukkan oleh gambar 9 dan
gambar 10, dimana grafik lebih condong ke kiri.
Gambar 10. Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita
3. Skinfold ThicknessdanBody Fat Percentage
a. Abdominal Skinfold Thickness(AST)
Uji normalitas AST pada responden pria terdistribusi normal yang
memiliki p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data AST
tersebar merata. Pada responden wanita menunjukkan signifikasi sebesar p=0,009
yang berarti data terdistribusi tidak normal. Data yang terdistribusi tidak normal
menunjukkan bahwa data AST tidak tersebar merata.
Data yang terdistribusi normal pada responden pria ditunjukkan oleh
gambar 11, dimana grafik rata, tidak condong ke kanan maupun ke kiri. Data yang
terdistribusi tidak normal pada responden wanita ditunjukkan oleh gambar 12,
Gambar 11. Histogram Distribusi AST pada Responden Pria
Gambar 12. Histogram Distribusi AST pada Responden Wanita
b. Triceps Skinfold Thickness(TST)
Uji normalitas TST responden pria terdistribusi tidak normal dengan nilai
p=0,028. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan bahwa data TST tidak
tersebar merata.
Uji normalitas TST pada wanita terdistribusi normal dengan p=0,200.
Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data TST tersebar merata.
Data yang terdistribusi tidak normal pada responden pria ditunjukkan oleh
pada responden wanita ditunjukkan oleh gambar 14, dimana grafik rata, tidak
condong ke kanan maupun ke kiri.
Gambar 13. Histogram Distribusi TST pada Responden Pria
Gambar 14. Histogram Distribusi TST pada Responden Wanita
c. Suprailiac Skinfold Thickness(SST)
Uji normalitas SST responden pria dan wanita terdistribusi normal dengan
nilai p yang sama yaitu p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan
bahwa data SST tersebar merata.
Data yang terdistribusi normal pada responden pria dan wanita
ditunjukkan oleh gambar 15 dan gambar 16, dimana grafik rata, tidak condong ke
Gambar 15. Histogram Distribusi SST pada Responden Pria
Gambar 16. Histogram Distribusi SST pada Responden Wanita
d. Body Fat Percentage(BFP)
Setelah mendapatkan data pengukuran abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness, dihitung BFP. Kemudian dilakukan uji normalitas, BFP responden pria terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai p=0,195, BFP
pada responden wanita juga terdistribusi normal dengan nilai p=0,200. Data yang
terdistribusi normal menunjukkan bahwa data BFP tersebar merata.
Data yang terdistribusi normal pada responden pria dan wanita
ditunjukkan oleh gambar 17 dan gambar 18, dimana grafik rata, tidak condong ke
Gambar 17. Histogram Distribusi BFP pada Responden Pria
Gambar 18. Histogram Distribusi BFP pada Responden Wanita
4. Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan
sphygnomanometer. Setelah data didapatkan, dilakukan uji normalitas masing-masing tekanan darah sistolik dan diastolik responden pria dan wanita. Uji
normalitas sistolik responden pria dan wanita terdistribusi tidak normal dengan nilai
p yang sama yaitu p=0,000. Uji normalitas tekanan darah diastolik pada pria dan
normal menunjukkan bahwa data tekanan darah sistolik dan diastolik tidak tersebar
merata.
Data yang terdistribusi tidak normal pada responden pria dan wanita
ditunjukkan oleh grafik yang lebih condong ke kiri (gambar 19) dan grafik yang
lebih condong ke kanan (gambar 20, 21, dan 22).
Gambar 19. Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria
Gambar 21. Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Wanita
Gambar 22. Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden Wanita
B. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada BMI, AST, TST, SST dan BFP
Penelitian ini membandingkan antara BMI normal dan BMI tidak normal
terhadap tekanan darah sistolik maupun diastolik. Data responden pada penelitian
ini dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok responden yang memiliki
BMI<23 kg/m2 (normal dan tidak mengalami obesitas) dan kelompok responden
yang memiliki BMI23 kg/m2(tidak normal dan mengalami obesitas). Pada kedua
jika jumlah responden >50, sedangkan jika jumlah responden <50 digunakan uji
normalitasShapiro-Wilk.
1. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI≥23 kg/m2
Diketahui jumlah responden pria yang memiliki BMI<23 kg/m2sebanyak
41 responden, sedangkan jumlah responden yang memiliki BMI 23 kg/m2
sebanyak 26 responden. Uji normalitasShapiro-Wilkpada BMI<23 kg/m2dan BMI
23 kg/m2 pada responden pria terdistribusi tidak normal dengan nilai signifikansi
secara berturut-turut p=0,004 dan p=0,000. Dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk
membandingkan tekanan darah sistolik pada BMI<23 kg/m2 dan BMI 23 kg/m2
dan didapatkan nilai p=0,056 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna antara tekanan darah sistolik pada BMI<23 kg/m2 dan BMI 23
kg/m2.
Dilakukan uji normalitas terhadap 2 kelompok berdasarkan BMI
responden wanita dan diketahui jumlah responden wanita yang memiliki BMI<23
kg/m2 sebanyak 41 responden dan 26 responden yang memiliki BMI23 kg/m2.
Dikarenakan responden <50 maka digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan
p=0,000 pada BMI<23 kg/m2 dan p=0,004 pada BMI23 kg/m2 yang berarti data
terdistribusi tidak normal sehingga dilanjutkan ujiMann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik kedua kelompok tersebut. Uji Mann-Whitney
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna sistol antara kelompok
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Purwokerto pada 63 responden,
usia dewasa muda dan dewasa akhir, dengan membandingkan tekanan darah
responden yang memiliki BMI normal dan yang tidak normal, didapatkan nilai
p=1,000 (p>α=0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
bermakna antara tekanan darah pada kedua kelompok BMI tersebut (Destyana,
Saryono, Mursiyam, 2009).
2. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI≥23 kg/m2
Nilai signifikansi p=0,000 pada kedua kelompok uji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal pada responden pria, sehingga dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok BMI<23 kg/m2 dengan
BMI23 kg/m2. Nilai signifikansi dari uji Mann-Whitney adalah p=0,886 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna antara tekanan darah
diastolik pada kelompok BMI<23 kg/m2dengan BMI23 kg/m2.
Uji normalitas Shapiro-Wilk pada responden wanita menunjukkan nilai
signifikansi p=0,000 untuk BMI<23 kg/m2dan BMI23 kg/m2yang berarti kedua
data tekanan darah diastolik terdistribusi tidak normal, sehingga dilanjutkan dengan
uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan tekanan daragh diastolik. Uji
Mann-Whitney menghasilkan nilai signifikansi p=0,953. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna tekanan darah