SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memperoleh gelar sar jana
Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “veteran” J awa Timur
DISUSUN OLEH :
FENTY KURNIA ENDAH R
1042010054
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PE RUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
Disusun Oleh :
FENTY KURNIA ENDAH R
1042010054
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi.
Menyetujui,
PEMBIMBING UTAMA
Dra. Siti Ning Farida, M.Si
NIP. 196407291990032001
Mengetahui,
DEKAN
Dra. Hj. Suparwati, M. Si
Oleh :
FENTY KURNIA ENDAH RAHAYUNINGTYAS NPM 1042010054
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 23 J uni 2014
Menyetujui,
PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJ I 1. Ketua
Dra. Siti Ning Farida, M.Si Dr a.Hj. Supar wati, M.Si NIP. 196407291990032001 NIP.19550781993022001
2. Sekr etaris
Dr.Eddy Poernomo, SE , MM NIP. 195408251984031001 3. Anggota
Dra. Siti Ning Farida, M.Si NIP.196407291990032001 Mengetahui,
DEKAN
hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga Skripsi dengan judul :
”Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menengah Batik J onegoroan di Home
Industri Kerajinan Batik Marely J aya Bojonegoro” dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Ning Farida, Dra., M.Si
selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga
banyak menerima dukungan dari Kedua Orang Tua dan berbagai pihak, baik
dukungan moril, materiil maupun spirituil. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Hj. Suparwati, Dra., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Lia Nirawati, Dra., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Siti Ning Farida, Dra., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
6. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Pihak Home Industri Kerajinan Batik Jonegoroan Marely Jaya Bojonegoro
yang telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Skripsi ini banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan Skripsi ini.
Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis.
Surabaya, Juni 2014
LEMBAR PERSETUJ UAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTRAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 12
1.3 Tujuan Penelitian ... ... 12
1.4 Manfaat Penelitian ... 12
1. Secara Praktis ... 13
2. Secara Teoritis ... 13
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 14
2.2 Landasan Teori ... 16
2.2.1 Usaha Kecil dan Menegah (UKM) ... 16
2.2.1.2 Kriteria Usaha Kecil dan Menegah (UKM) ... 18
2.2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan UKM ... 20
2.2.1.4 Ciri-ciri Usaha Kecil dan Menegah (UKM) ... 22
2.2.2 Manajemen Strategi ... 23
2.2.3 Strategi Fungsional ... 24
2.2.4 Analisis SWOT ... 43
2.2.4.1 Cara Membuat Analisis SWOT ... 48
2.2.5 Penjualan ... 50
2.2.5.1 Proses Penjualan ... 51
2.2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penjualan ... 53
2.2.6 Profit ... 55
2.3 Kerangka Berfikir ... 57
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 59
3.2 Batasan Masalah Penelitian ... 61
3.3 Lokasi Penelitian ... 62
3.4 Unit Analisis Penelitian ... 62
3.5 Subyek dan Informan Peneliti ... 63
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 64
3.7 Teknik Analisis Data ... 66
3.8 Pengujian Keabsahan Data ... 67
4.1.1 Profil Perusahaan ... 69
4.1.2 Visi dan Misi ... 70
4.1.3 Struktur Organisasi ... 70
4.1.4 Tugas dan Wewenang ... 72
4.2 Hasil Penyajian Data ... 74
4.2.1 Identitas Informan ... 75
4.2.2 Hasil Penelitian ... 76
4.2.2.1 Analisis SWOT ... 78
4.2.2.2 Strategi Keuangan ... 80
4.2.2.3 Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 81
4.2.2.4 Strategi Pemasaran ... 82
4.2.2.5 Strategi Produksi ... 86
4.3 Pembahasan ... 87
4.3.1 Analisi SWOT ... 94
4.3.2 Strategi Keuangan ... 97
4.3.3 Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 98
4.3.4 Strategi Pemasaran ... 100
4.3.5 Strategi Produksi ... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108
5.2 Saran ... 109
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2.1 Analisis SWOT ... 49
Gambar 2.2.2 Kerangka Berfikir ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pendapatan Pertahun Marely Jaya... 11
Tabel 2.1 Kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan Wawancara untuk Pemilik ... xiv
Lampiran 2 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Pemasaran ... xxi
Lampiran 3 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Desin ... xxiii
Lampiran 4 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Mencanting ... xxv
Lampiran 5 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Melorot ... xxvi
Lampiran 6 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Mewarnai ... xxvii
Lampiran 7 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Pengepakan ... xxix
Lampiran 8 Panduan Wawancara untuk Pelanggan: Ibu Dwi Harningsih ... xxx
Lampiran 9 Panduan Wawancara untuk Pelanggan: Ibu Mamsuhah ... xxxi
Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik J onegoroan di Home Industr i Kerajinan Batik Marely J aya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro. Pembimbing Utama Dra. Siti Ning Farida, M.Si.
Penelitian ini didasarkan pada strategi bisnis yang dilakukan oleh Marely Jaya dan merupakan strategi awal dalam mengembangkan usahanya sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Peneliti meneliti Usaha Kecil dan Menengah Di Marely Jaya Bojonegoro ini karena ingin mengetahui strategi bisnis dan analisis SWOT yang dilakukan Marely Jaya Bojonegoro. Marely Jaya ini karena merupakan salah satu Usaha Kecil dan Menengah yang dapat bertahan dari tahun ke tahun. Peneliti melakukan penelitian ini selama hampir satu bulan. Maka dari itu peneliti mengambil judul “Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik Jonegoroan di Home Industri Kerajinan Batik Marely Jaya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro”.
Metode analisis ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan realita sosial yang kompleks dengan menerapkan konsep-konsep teori yang ada. Dalam penelitian ini digunakan 9 responden, dimana responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil Strategi bisnis Usaha Kecil dan Menengah yang diamati dalam penelitian ini menunjukkan bahwa didalam mengolah keuangan dari sisi strategi produksi. Sedangkan didalam Manajemen Sumber Daya Manusia merekrut tenaga kerja, maka dianalisis menggunakan Analisis SWOT yang meliputi Strenght (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), Threats (Ancaman).
Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik J onegoroan di Home Industr i Kerajinan Batik Marely J aya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro. Pembimbing Utama Dra. Siti Ning Farida, M.Si.
The study was based on a business strategy that is carried out by CV PLAN>net Desain and an initial of strategy in developing a business that can survive in long periods of time. Researchers examined the Small and Medium Enterprises in Bojonegoro Jaya Marely this because they want to know the business strategy and SWOT analysis conducted Marely Jaya Bojonegoro. Marely Jaya is because it is one of the Small and Medium Enterprises to survive from year to year. Researchers conducted the study for almost a month. Thus the researchers took the title " Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik Jonegoroan di Home Industri Kerajinan Batik Marely Jaya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro ".
This analysis method using qualitative descriptive study with the aim to describe the complex social reality by applying the concepts of existing theories. In this study, the 9 respondents, where respondents were taken by using purposive sampling technique.
Results Strategy for Small and Medium businesses observed in this study suggests that in the financial process of the production strategy. While in Human Resource Management hiring, then analyzed using SWOT analysis covering Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, usaha kecil selalu
digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting,
karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan
hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun
maupun modern. Usaha kecil yang merupakan salah satu pilar
perekonomian nasional. Hal ini disebabkan karena kemampuannya
bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi dan menyerap tenaga kerja
sangat membantu kelangsungan roda perekonomian di negara kita. Karena
usaha kecil dianggap masyarakat mampu untuk membuka lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat yang bergerak dibidang sektor informal,
maka masyarakat mulai berfikir untuk menjalankan usaha kecil yang
memiliki inovasi dalam menjalankan kegiatan bisnis usaha kecilnya.
Semakin banyaknya usaha kecil mengakibatkan ketatnya
persaingan membuat pelaku bisnis yang lebih unggul, dituntut untuk
mencari kiat-kiat yang tepat agar tetap mampu bertahan menghadapi
persaingan. Oleh karena itu, penyesuaian diri pelaku bisnis terhadap
perkembangan keadaan mutlak diperlukan. Menghadapi persaingan
dapat mengantisipasi dampak dari suatu kejadian dan mampu bertindak
proaktif atau inovatif untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan bersaing. Kemampuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan bersaing dapat dilakukan antara lain dengan
menetapkan strategi bisnis yang tepat.
Strategi pemasaran yang efektif, salah satunya dapat dilihat dari
stabilitas tingkat penjualan atau akan lebih baik bila dapat meningkatkan
dari tahun ke tahun sesuai dengan kuantitas / kualitas produk yang mampu
diproduksi oleh perusahaan. Dalam hal ini pihak manajemen harus
membuat suatu strategi yang mampu memanfaatkan berbagai kesempatan
yang ada dan berusaha mengurangi dampak ancaman yang ada menjadi
suatu kesempatan. Kreatifitas strategi penting dilakukan bila dihubungkan
dengan tingkat inovasi pada umumnya agar tercipta perencanaan strategi
yang mampu mengembangkan kreatifitas imajinasi konsep strategi
kedalam langkah-langkah prosedur penerapan program strategi bisnis.
Strategi yang dilakukan adalah mengendalikan dana dengan
memaksimalkan semua nilai perusahaan. Strategi sumber daya manusia
adalah mengembangkan dan mempertahankan karyawan dalam
menjalankan aktifitas yang diperlukan untuk memenuhi tujuan bisnis.
Strategi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masing – masing karyawan
dengan memberikan kompensasi agar mereka termotivasi dalam
melakukan pekerjaannya, selain itu manajer harus mampu mengelola
dan puas akan pekerjaannya. Strategi pemasaran adalah senjata utama
dalam kegiatan bisnis karena dengan adanya pemasaran yang efektif maka
seluruh kegiatan bisnis dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pemasaran
memiliki peran penting dalam kegiatan bisnis, karena itulah strategi
pemasaran yang telah ditetapkan harus dapat menarik konsumen agar mau
membeli produk yang ditawarkannya. Strategi produksi yang dilakukan
adalah bagaimana mengolah barang produksi tersebut sehingga
menghasilkan produk yang mempunyai ciri khas tersendiri. Strategi
produksi harus diterapkan agar barang yang diproduksi memiliki
keunggulan tetentu yang dapat dijadikan ciri khas oleh konsumen dari para
pesaing.
Lokasi Sentra sebagai pesaing Kerajinan Batik Jonegoroan antara
lain :
1. Kecamatan Temayang di Desa Jono dan di Desa Temayang
IBU SITI pengusaha berasal desa Jono kecamatan
Temayang Kabupaten Bojonegoro ini telah sukses dengan usaha
batiknya yang sudah lama ditekuninya yang dimulai dari tahun
2009 hingga sekarang. Di rumahnya yang terletak di Desa Jono
RT.16 RW.04 Kecamatan Temayang Bojonegoro.
Motif yang dihasilkan antara lain motif mangga, motif
pisang, motif lombok (cabe), motif daun jati, batik motif sapi, dan
Ibu Siti merintis usahanya dengan modal awal Rp. 200.000
dengan modal pinjaman. Seiring berjalannya waktu kain batiknya
kini masyarakat sudah mengetahui bisnis kain batiknya, yang
awalnya dari orang-orang terdekat hingga mengikuti
pameran-pameran yang ada di wilayahnya kini pemasaran kain batiknya
terdapat banyak di pasar-pasar dan toko-toko di Bojonegoro
bahkan hingga luar kota. Dengan perkembangan usaha batiknya
yang diterima dengan baik di kalangan maysarakat Bojonegoro
banyak masyarakat yang memakainya bahkan kini masyarakat
banyak yang mengenkan baju batik milik Ibu Siti disetiap
acara-acara resmi.
2. Kecamatan Dander di Desa Mojoranu
Ny. Sulatin (47) perajin asal Desa Mojoranu Kecamatan
Dander. Menurut Ibu Sulatin dengan keterbatasan alat cetak batik
ini menjadi penyebab utama menghambat produktifitas perajin.
Sedangkan bantuan dari pemerintah Bojonegoro ataupun dari
institusi lain masih belum menambah.
Di paguyupan Batik khas Bojonegoro baru dapat bantuan
hanya dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Bojonegoro, baru delapan buah alat.
Dari keterangan ibu Sulatin yang berprofesi sebagai tenaga
pengajar di salah satu sekolahan di Kecamatan Dander.
mampu per hari mencapai 50 unit, paling maksimal per orang
hanya 5 sampai 10 unit perhari.
Pengetahuan soal harga kain batik kita oleh masyarakat kita
digebyah uyah. Artinya semua jenis batik, motif dan memakai
berapa macam warna semua di samakan harganya.
3. Kecamatan Purwosari di Desa Purwosari
Pasangan suami istri, Bapak Untoro dan Ibu Kastiani,
warga RT 01 RW 01 Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari
sangat ulet. Bapak Untoro sudah dua tahun ini menekuni usaha
kerajinan batik Jonegoroan. Awalnya belajar membuat batik motif
jonegoroan melalui pelatihan yang diadakan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten
Bojonegoro. Ia mengaku awalnya kesulitan membuat batik khas
Bojonegoro itu. Untoro juga mendapatkan modal awal untuk
merintis usaha kerajinan batik Rp 10.000.000,00. Selain itu, ia juga
mendapatkan bantuan peralatan seperti mesin cetak batik, meja,
dan juga kompor.
Bapak Untoro ada sembilan motif batik khas jonegoroan
lama yakni gotro renounce, sekar jati, karanglembu, parangdahono
mongal, jagung miji emas, pari sumilah, rancak tengul, meliwis
mukti, dan soto gondowangi. Semua motif batik khas jonegoroan
itu menggambarkan potensi lokal Bojonegoro. Selain motif lama
motif buah-buahan seperti pisang, salak, belimbing, mangga, dan
buah rosela. Motif buah-buahan itu juga menggambarkan potensi
buah-buahan yang ada di Bojonegoro.
Mengembangkan usaha kerajinan batik khas jonegoroan di
kampung pedesaan memang tidak mudah. Bapak Untoro dan Ibu
Kastiani mengajak warga di kampungnya belajar membatik dan
sekaligus memberi pemasukan bagi ibu rumah tangga. Tetapi,
kerajinan batik ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran
sehingga tidak semua ibu rumah tangga di kampungnya mau
menekuni kerajinan batik ini, dan hanya beberapa orang saja yang
mau belajar membatik.
Meski begitu, Bapak Untoro dan Ibu Kastiani tidak mau
menyerah. Mereka terus menekuni usaha kerajinan batik ini. Untuk
batik coletan atau batik tulis per potongnya dijual seharga
Rp120.000. Sedangkan, batik cap dengan satu warna biasanya
dijual seharga Rp60.000. Usaha ini dinamakan Rumah Batik Tiani
yang sekarang sudah terkenal dikampungnya
Bapak Untoro mengatakan dalam sehari kain batik yang
diproduksi dapat mencapai 10 potong. Hasil kerajinan kain batik
miliknya kini banyak dipajang di galeri Dekranasda di dekat
Stasiun Besar Bojonegoro. Selain itu, kain batik jonegoroan itu
juga banyak dipesan sekolah mulai SD, SMP, dan SMA di
Modal yang kurang untuk pengembangan usaha. Bapak
Untoro mengaku kini masih belum berani meminjam uang di bank
atau koperasi untuk mengembangkan usahanya itu. Ia lebih
memilih perlahan mengembangkan usahanya itu dengan
keuntungan yang diperolehnya.
Meski sudah dua tahun menekuni usaha kerajinan batik ini,
Bapak Untoro mengaku belum ada dukungan baik modal maupun
promosi dari pemerintah desa maupun kecamatan. Padahal usaha
kerajinan batik ini selain mempromosikan Bojonegoro lewat batik,
juga memberi lapangan pekerjaan bagi ibu ibu rumah tangga.
4. Kecamatan Bojonegoro di Jalan Teuku Umar
Moch. Arifin N (29) perajin dan penjual batik Jonegoroan
di Toko Griya Batik Jalan Teuku Umar. Batik yang paling diminati
pembeli adalah batik semi tulis. Karena harganya berada di
tengah-tengah antara batik tulis dan cap. Rata-rata harga antara Rp100.000
hingg Rp200.000 per meter.
Sedangkan untuk harga batik tulis per meter Rp250.000
hingga Rp400.000, dan untuk batik cap Rp65.000 hingga 75.000.
Usaha batik yang dirintis oleh Arifin ini tak sekadar
diminati masyarakat Bojonegoro saja. Melainkan juga sudah keluar
ke berbagai wilayah seperti Surabaya, Jakarta, Jember, Malang,
Usaha ini saya mulai pada tahun 2010 silam, dan kini
pemasarannya sudah sampai keluar kota, tidak hanya di
Bojonegoro saja, demikian kata Bapak Arifin.
Semua Lokasi Sentra bisa dikatakan pesaing karena
masing-masing perusahaan ingin mendapatkan pelanggan yang tetap. Dan dari
keempat Lokasi sentra yang ada di Bojonegoro yang paling berkembang
setiap tahunnya adalah Marely Jaya karena Marely Jaya yang pertama
mendirikan Perusahaan Batik Jonegoroan daripada keempat perusahaan
lokasi sentra. Dari semua lokasi sentra membuat motif yang sama karena
berawal dari Tim Pengerak PKK yang mengadakan lomba mendesain
Batik yang dimiliki Khas Bojonegoro, 600 karya dan penyeleksian dipilih
sembilan motif batik khas bojonegoro, dan sekarang menjadi empatbelas
motif khas Bojonegoro. Meskipun berbeda nama perusahaan tetapi semua
lokasi sentra yang ada di Bojonegoro mencantumkan Batik Jonegoroan
karena sebagai wujud keberhasilan mengangkat nama Bojonegoro keluar
daerah dan mampu untuk menata dan mensejahterakan wong Bojonegoro.
Penentuan usaha bagi bentuk usaha kecil menengah adalah sangat
penting, hal tersebut sehubungan efisiensi atas biaya dalam memperoleh
bahan baku maupun menghemat biaya transportasi dalam distribusi dan
penjualan produk akhirnya. Lokasi yang mudah dilihat, mudah ditemukan
dan tidak sulit menjangkaunya akan sangat membantu dalam pemasaran
produk atau jasa suatu usaha kecil menengah. Dengan sering di lihat,
banyak, lebih sering atau lebih laku dari produk sejenis di tempat lain dan
sekitarnya. (Subanar, 2001 : 33 & 135 ).
Dalam menentukan tempat usaha, pelaku bisnis dituntut dapat
melakukan analisis yang menguntungkan kegiatan bisnisnya. Analisis
SWOT (strenght, weaknesses, opportunities, threats) dapat membantu
para pelaku bisnis untuk menganalisa bagaimana strategi bisnis untuk
menganalisa bagaimana strategi bisnisnya harus dijalankan. Pelaku bisnis
harus dapat menentukan strenght atau kekuatan mereka agar dapat
dijadikan kunci dalam menjalankan bisnisnya, weaknesses atau kelemahan
adalah hal yang harus diwaspadai pelaku bisnis agar tidak mudah terbaca
oleh para pesaing. Setiap kegiatan bisnis pasti memiliki kelemahan dan hal
inilah yang harus diminimalisir agar tidak menjadi halangan dikemudian
hari bagi para pelaku bisnis juga akan memiliki opportunities atau peluang
dalam usahanya. Jika peluang tersebut didapat maka pelaku bisnis dapat
segera memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik minat konsumen
agar membeli produknya. Threats atau ancaman adalah halangan utama
para pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Ancaman
tersebut dapat berupa banyaknya pesaing dan juga mulai beralihnya
konsumen ke pesaing yang ada disekitar lokasi kegiatan bisnis.
Analisis SWOT dapat membantu para pelaku bisnis agar dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya dapat berjalan sesuai rencana bisnis dan
tercapai tujuannnya. Pelaku bisnis harus berani mengakui apa saja
ancaman (threats) yang ada dalam menjalankan bisnisnya. Kreatifitas
adalah kemampuan seorang individu untuk menciptakan ide – ide baru
atau menempatkan prespekrif baru pada ide – ide lama. Sedangkan hasil
dari kreativitas adalah sesuatu yang bisa berupa barang atau bisa pula
gagasan yang mengejutkan karena berbagai kemungkinan. Misalkan
karena merupakan hal yang baru atau belum pernah ada, belum pernah
terpikirkan, unik dan lain sebagainya.
Usaha Kecil Menegah (UKM) merupakan salah satu bagian
penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, meskipun jika
dilihat skala ekonominya tidak seberapa jauh namun jumlah UKM sangat
besar dan dominan serta sumbangan yang diberikan selama ini baik untuk
masyarakat maupun Negara dapat dirasakan hasilnya.
Terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang
memandang pentingnya keberadaan UKM yaitu :
1. Kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga
kerja yang produktif.
2. Sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan
produktifitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi.
3. Sering diyakini bahwa UKM memilki keunggulan dalam hal
fleksibilitas daripada usaha besar (Berry, dkk, 2001).
UKM telah mampu bertahan pada saat perekonomian nasional
semakin lesu karena dampak krisis moneter. Bahkan eksistensinya mampu
nasional. Kota Bojonegoro tepatnya banyak memiliki Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) yang tersebar hampir setiap Kabupaten Bojonegoro
bergerak dibidang pertanian, kerajinan, makanan dan sebagainya.
Salah satu alasan banyaknya UKM yang tidak dapat bertahan lama
dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah karena kurang tepatnya
strategi bisnis yang dilakukan. Batik Jonegoroan Marely Jaya merupakan
salah satu contoh Usaha Kecil dan Menegah yang dapat bertahan dari
tahun ke tahun dengan jenis produk kerajinan tangan yang berupa tas,
dompet, baju yang mempunyai motif-motif menarik. Usaha ini dapat
bertahan lama karena memiliki strategi bisnis yang kreatif dan inovatif
yang dilakukan pemilik usaha dalam menghadapi persaingan bisnis yang
cukup kompetitif.
Tabel 1.1 : Pendapatan pertahun Marely J aya
NO TAHUN PENDAPATAN
1 2010 Rp 156.979.000,00
2 2011 Rp 299.865.000,00
3 2012 Rp 325.731.000,00
4 2013 Rp 372.117.000,00
Sumber : Data Marely Jaya, Tahun 2014
Strategi bisnis yang dilakukan Pelaku usaha merupakan strategi
awal dalam mengembangkan usahanya sehingga dapat bertahan dalam
menggunakan tenaga manusia. Batik Jonegoroan Marely Jaya berada di
Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro ini berdiri sejah akhir 2009
atau hampir 5 tahun tetap eksis menjalankan usahanya. Dalam
menghadapinya persaingan pasar yang cukup marak di Kabupaten
Bojonegoro sendiri dengan semakin menjamurnya UKM yang bergerak di
Industri kerajinan, Batik Jonegoroan Marelly Jaya tentunya memiliki
cara-cara tertentu dalam memenangkan persaingan pasar sehingga dapat
bertahan dari tahun ke tahun.
Menurut pengamatan kami terdapat kendala utama para perajin
ketika permintaan pasar meningkat dari hari ke hari. Permintaan ini
biasanya terjadi karena kurangnya tenaga kerja yang tersedia.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul penelitian
sebagai berikut : “Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menengah Batik
Jonegoroan di Home Industri Kerajinan Batik Marely Jaya Bojonegoro”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana strategi bisnis yang digunakan Usaha Kecil dan
Menengah Kerajinan Batik Marely Jaya yang berlokasi di Kecamatan
Sumberjo Kabupaten Bojonegoro untuk mengembangkan usahanya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis strategi bisnis yang digunakan
pelaku Usaha Kecil dan Menengah Batik Jonegoroan yang berlokasi Jl.
Raya Prayungan 154 Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro dalam
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
perusahaan Batik Marely Jaya Bojonegoro dalam memberikan
informasi atau masukan terhadap masalah yang dihadapi serta
memberikan bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijaksanaan
strategi bisnis selanjutnya dalam mengembangkan usahanya. Sebagai
bahan masukan untuk mengambil keputusan strategi bisnis.
2. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan
pertimbangan selanjutnya, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Peneliti Terdahulu
2.1.1 Achmad Djuaini (2009), dengan judul “Strategi Bisnis UKM bidang
makanan dan kerajinan”.
Sampel penelitian adalah 3 (tiga) Usaha Kecil dan Menengah UKM di
Kecamatan Ngadiluwih dalam bidang makanan dan kerajinan. Hasil
penelitian berupa narasi - narasi data kualitatif yang berkaitan dengan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten
Kediri. Dari penelitian dihasilhan bahwa ;strategi produksi adalah
diversifikasi produk dalam hal bentuk maupun jenis, dalam bidang
keuangan dengan menggunakan modal sendiri dan dari pinjaman bank
serta tanpa pencatatan, dalam manajemen sumber daya manusia terdri
antara 10 – 25 orang pekerja, dalam pemasaran lebih pada kualitas produk
dan kemasan.
2.1.2 Saihur Rohman (2010) dengan penelitian yang berjudul “Strategi
Bisnis Usaha Batik Madur a”.
1. Strategi bisnis apakah yang dilakukan batik “TRESNA art” di
Bangkalan Madura dalam melakukan usahanya.
2. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi
yang berupa narasi-narasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara
observation) dan dokumen. Peneliti menggunakan metode tersebut
karena dianggap sesuai dengan tujuan penelitian yang dicapai.
3. Salah satu batik yang saat ini digemari konsumen adalah batik Madura.
Batik Madura diyakini memiliki keunikan dan kekhasan yang tidak
dimiliki produk-produk batik dari daerah lain yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu peneliti dalam penelitiannya hanya memfokuskan
penelitian tentang strategi bisnis yang dijalankan oleh “TRESNA art”
yang meliputi : Strategi Keuangan, Strategi Produksi, Strategi
Pemasaran dan Strategi Sumber Daya Manusia.
4. Kesimpulan penelitian tersebut adalah secara umum “TRESNA art”
menunjukkan peningkatan kondisi usaha batik, namun para pengrajin
batik masih mengelola bisnis secara tradisional. Hal ini ditunjukkan
bahwa untuk mengelola keuangan pihak “TRESNA art” masih
menggunakan cara pencatatan manual sedangkan dalam
mengembangkan produk pengrajin masih mendominasi menawarkan
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Usaha Kecil dan Menegah (UKM)
2.2.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah
yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99
tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah : “Kegiatan Ekonomi rakyat
yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas
merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencengah
dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Menurut Hubeis (2009), UKM didefinisikan dengan berbagai cara
yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi
tersebuat agar diperoleh pengertian yang sesuai dengan UKM, yaitu
menganut ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi.
Berbagai definisi mengenai UKM dalam Hubeis (2009) yaitu : Di
Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM
berdasarkan kepentingan Lembaga yang memberikan definisi.
a) Badan Pusat Statistik (BPS) : UKM adalah perusahaan atau industri
b) Bank Indonesia (BI) : UKM adalah peusahaan atau industri dengan
karakteristik berupa : (a) modalnya kurang dari Rp 20 Juta, (b) untuk
satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 Juta. (c)
memiliki aset maksimum Rp 600 Juta di luar tanah dan bangunan, dan
(d) omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar.
c) Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan Usaha
Kecil Menegah (UU No. 9 Tahun 1995) : UKM adalah kegiatan
ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan
kekayaan bersih Rp 50 Juta – Rp 200 Juta (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha) dan omset tahuanan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU
UMKM/ 2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 Juta – Rp 500 Juta dan
penjualan bersih tahunan Rp 300 Juta – Rp 2,5 miliar.
d) Keppres No. 16/ 1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki
kekayaan bersih maksimal Rp 400 Juta.
e) Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Perusahann memiliki aset maksimal Rp 600 Juta di luar tanah dan
bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung), Perusahaan
memiliki modal kerja dibawah Rp 25 Juta (Departemen Perdagangan
sebelum digabung).
f) Departemen Keuangan : UKM adalah perusahaan yang memiliki
omset maksimal Rp 600 Juta per tahun dan atau omset maksimum Rp
g) Departemen Kesehatan : Perusahaan yang memiliki penandaan standar
mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merk Dalam Negeri (MD)
dan Merk Luar Negeri (ML).
2.2.1.2 Kriter ia Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (Dua
Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00
(Satu Miliar Rupiah).
3. Milik Warga Negara Indonesia.
4. Berdiri Sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.
5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, termasuk koperasi.
Usaha dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka di
perlukan strategi UKM waralaba di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005
mencapai 42,4 Juta unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM
melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing Propinsi
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut UU
ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh
sebuah usaha.
Tabel 2.1 : Kriter ia Usaha Kecil dan Menengah
Sumber : Hubeis (2009)
Selain berdasar Undang-undang tersebut, dari sudut pandang
perkembangan Usaha Kecil dan Menengah dapat dikelompokkan
dalam beberapa kriteri Usaha Kecil dan Menengah yaitu :
a. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil dan Menengah
yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.
Contohnya adalah pedagang kaki lima.
b. Micro, Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menegah yang
memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat pengrajin
tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan. No Usaha
Kriteria
Asset Omset
1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2 Usaha Kecil >50 Juta-500 Juta >300 Juta-2,5 Miliar
c. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima
pekerjaan subkontak dan ekspor.
d. Fast Moving Enterprise merupakan Usaha Kecil Menengah
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi Usaha Besar (UB).
2.2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dibandingkan dengan Usaha Besar (Partomo dan
Rachman, 2002) antara lain :
a. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam
pengembangan produk.
b. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.
c. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi
pasar yang berubah dengan cepat dibandingan dengan perusahaan
berskala besar yang pada umumnya birokratis.
d. Terdapat dinamismisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Kelemahan yang dimiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
(Tambunan, 2002) adalah :
a. Kesulitan Pemasaran
Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan
satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum
dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan,
baik di pasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan
pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor.
b. Keterbatasan Finansial
UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek
finansial antara lain : modal (baik modal awal maupun modal kerja)
dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan output jangka panjang.
c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterbatasan Sumber Daya Manusia juga merupakan salah satu
kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek
kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk,
control kualitas, akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan
data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut
sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas
produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam produksi,
memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.
d. Masalah Bahan Baku
Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi
salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan
produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis,
produk-produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku
atau input lain karena harganya dlam rupiah menjadi sangat mahal
akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS.
e. Keterbatasan Teknologi
Berbeda dengan Negara-negara Maju, UKM di Indonesia umumnya
masih menggunakan teknologi tradisional dalam bentuk mesin tua atau
alat-alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini
tidah hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensii di
dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang
dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing
di pasar global. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor
seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru,
keterbatasan informal mengenai perkembangan teknologi, dan
keterbatasan sember daya manusia yang dapat mengoperasikan
mesin-mesin baru.
2.2.1.4 Cir i-ciri Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Ciri – ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara
umum adalah :
a. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang
tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah
b. Modal disediakan oleh seseorang pemilik atau sekelompok kecil
pemilik modal.
c. Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM
yamg memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-negara
mitra perdagangan.
d. Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan dan
sarana prasarana kecil.
2.2.2 Manajemen Str ategi
Dalam kondisi lingkungan bisnis yang dinamis, semakin cepat
terjadi perubahan, maka persaingan usaha juga semakin ketat. Untuk
menghadapi hal tersebut, suatu usaha bisnis perlu suatu strategi bisnis
untuk memenangkan persaingan agar kelangsungan hidup usahanya tetap
terjamin.
Strategi menempatkan sebuah organisasi dalam menentukan
tempat bisnis dan cara bisnis untuk bersaing. Strategi menunjukkan arahan
umum yang ingin ditempuh oleh suatu organisasi (perusahaan) untuk
mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar dan penting.
Setiap organisasi yang dikelola secara baik memiliki strategi, walaupun
tidak dinyatakan secara eksplisit.
Menurut Chandler dalam Rangkuti (2004 : 3), Strategi merupakan
alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang berkaitan dengan tujuan
Umar (2005 : 54) mendefinisikan bisnis adalah seluruh kegiatan
yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk
kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup
mereka. Sedangkan Boone dan Kurtz (2002 : 67) mendefinisikan bisnis
terdiri dari semua aktifitas yang bertujuan mencari laba dan perusahaan
yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sebuah sistem
ekonomi. Sebagian bisnis menghasilkan barang-barang berwujud seperti
mobil, sereal untuk makan pagi dan chip computer, sebagian lainnya
memproduksi jasa seperti asuransi, konser musik, penyewaan mobil dan
penginapan.
2.2.3 Strategi Fungsional
Menurut Porter dalam Rangkuti (2004 : 6) ada tiga strategi yang
dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu:
1. Cost Leadership
2. Diferensiasi
3. Fokus
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pesaingnya, jika dia dapat memberikan harga
jual yang lebih murah daripada pesaingnya dengan nilai atau kualitas
produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh
efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan
baku dan sebagainya.
Perusahaan dapat melakukan strategi diferensiasi dengan
menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya, misalnya
: persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan
yang baik dan brand image yang lebih unggul. Selain itu strategi fokus
dapat diterapkan untuk memperoleh keuntungan bersaing sesuai dengan
segmentasi dan pasar sasaran yang diterapkan.
Menurut Rangkuti (2004 : 6-7) pada dasarnya strategi dapat
dikelompokkan berdasarkan tipe strategi diantaranya sebagai berikut :
1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.
Misalnya: strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, strategi mengenai tenaga kerja dan sebagainya.
2. Strategi Investasi
Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi. Misalnya: apakah perusahaan ingin melakukan strategi
pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,
strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu devisi baru dan
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.
Misalnya: strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional,
strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang
berhubungan dengan keuangan.
Identifikasi dan penentuan strategi di bidang fungsional sangat
penting karena dapat lebih memperjelas strategi utama dengan identifikasi
yang spesifik dan terperinci tentang bagaimana manajer harus mengelola
bidang-bidang fungsional tertentu di masa mendatang. Oleh karena itu,
tidak ada pilihan lain bagi manajemen kecuali mengembangkan berbagai
strategi di bidang fungsional dengan memberikan perhatian utama pada
bidang-bidang fungsional seperti: keuangan, sumber daya manusia,
pemasaran dan produksi.
Manajemen keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan
bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu
diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan adalah
merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh dan dengan cara apa
modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan
bisnis yang dijalankan.Manajemen sumber daya manusia adalah penerapan
manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya
daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerjasama
dengan perusahaan.
Manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa yang
dibutuhkan oleh konsumen dan bagaimana cara pemenuhan kebutuhannya
dapat diwujudkan.
Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen dengan teknik produksi yang
seefisien mungkin, mulai dari pemilihan lokasi produksi hingga produk
akhir yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Secara rinci strategi
bisnis atau fungsional dijelaskan sebagai berikut :
1. Strategi di Bidang Keuangan
Manajemen keuangan merupakan bagian dari perusahaan
fungsinya adalah mengorganisasikan perolehan data, menggunakan
data dan sekaligus mengendalikan dana tersebut dalam rangka
memaksimalkan nilai perusahaan.
Dana dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya yaitu :
sumber internal dan eksternal. Selanjutnya dana tersebut dikendalikan
melalui manajemen kas yang pada tahapan selanjutnya dana tersebut
diinvestasikan baik untuk investasi jangka pendek maupun investasi
Secara garis besar sumber dana dibagi atas tiga golongan
diantaranya :
1) Sumber Internal
Sumber internal seperti : laba, depresiasi dan amortisasi.
2) Sumber Eksternal
Sumber eksternal seperti pinjaman jangka pendek dan
pinjaman jangka panjang. Pinjaman jangka pendek diantaranya
kredit leveransir dan kredit rekening koran, sedangkan
pinjaman jangka menengah yaitu KMK permanen, KIK,
leasing dan pinjaman jangka panjang yaitu kredit hipotek dan
kredit obligasi.
3) Modal sendiri
Modal sendiri seperti : saham preferen dan deviden.
Menurut Suryana (2001 : 95-96) dalam perencanaan dan
penggunaan sumber dana ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam merancang penggunaan biaya diantaranya
adalah :
1) Biaya Awal
2) Proyeksi atau rancangan keuangan yang mencakup
pembukuan neraca harian, proyeksi atau rancangan neraca
pendapatan (income statements), proyeksi atau rancangan
3) Analisis pulang pokok. Biaya awal (start-up cost) adalah
biaya yang diperlukan ketika perusahaan akan berdiri. Biaya
awal perusahaan yang baru berdiri pada umumnya meliputi
biaya awal yang tidak terduga, biaya administrasi (gaji
karyawan dan peralatan kantor), biaya (sewa) bangunan,
biaya asuransi serta biaya tambahan atau biaya secara umum.
Moeljadi (2006 : 66-67) menyatakan secara umum dalam
bisnis menggunakan empat anggaran berikut :
1) Anggaran fisik (physical)
2) Anggaran biaya (cost) disiapkan untuk setiap kategori
pengeluaran utama dari perusahaan, seperti: biaya pabrik atau
produksi, biaya penjualan dan biaya administrasi.
3) Anggaran keuntungan (profit) disiapkan berdasarkan
informasi yang berasal dari anggaran penjualan dan anggaran
biaya.
4) Anggaran kas (cash) dikembangkan melalui semua informasi
anggaran yang didiskusikan sebelumnya menjadi dasar kas.
2. Strategi di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (human resources management),
yaitu fungsi untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan
para karyawan andal dalam rangka menjalankan aktivitas yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan organisasi (Boone dan Kurtz, 2002
perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perekrutan dan penyeleksian,
pelatihan dan pengevaluasian kinerja, tunjangan serta kompensasi dan
pemberhentian karyawan. Dalam melaksanakan tugas ini, para manajer
sumber daya manusia memenuhi tujuan tersebut dengan :
1) Menyediakan karyawan yang andal dan terlatih untuk
organisasi.
2) Memaksimalkan keefektivan karyawan dalam organisasi.
3) Memenuhi kebutuhan masing-masing karyawan dengan
memberikan kompensasi, peluang untuk berkembang dan
meningkatkan karier tunjangan dan kepuasan kerja.
Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atas
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud
untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.
Tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur
manusia secara baik agar memperoleh tenaga kerja yang mencintai
dan puas dengan pekerjaannya (Umar, 2005 : 331).
Kualitas, sikap dan perilaku sumber daya manusia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan sosial, politik, kebudayaan dan
lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan sumber daya manusia
terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal, antara lain berupa
perkembangan sosial, perburuhan, agama, budaya dan sistem nilai
masyarakat lainnya. Sedangkan faktor-faktor internal sumber daya
manusia dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia itu
sendiri, yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia. Fungsi kedua,
yaitu fungsi operasional yang terdiri atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemutusan hubungan kerja. Fungsi ketiga yaitu kedudukan
manajemen sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi perusahaan secara terpadu (Umar, 2005 : 137).
3. Strategi di Bidang Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan
oleh perusahan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan dan mencapai laba maksimal. Kegiatan atau aktivitas
pemasaran tidak hanya sekedar menjual barang dan jasa tetapi juga
merupakan suatu kegiatan pemasaran. Pemasaran juga dapat dikatakan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
melalui proses pertukaran. Pemasaran juga merupakan suatu upaya
untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan
nama perseorangan atau kelompok, mereka memperoleh yang
dibutuhkan dan yang diinginkan melalui pembuatan dan pertukaran
memberikan kepuasan kepada konsumen agar konsumen mempunyai
pandangan yang baik terhadap perusahaan serta dapat menarik minat
konsumen untuk membeli produknya.
Menurut Kotler (2000 : 9), Pemasaran adalah suatu proses sosial
dimana setiap individu dan kelompok mendapatkan apa yang
diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk
yang bernilai.
Menurut Alma (2004 : 3), Pemasaran adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dari satu inisiator stakeholder. Dari kedua definisi di
atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran sesuatu
yang bernilai satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Menurut Swastha (2000 : 7), Konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemasaran mencakup kegiatan
perusahaan yang memuat beberapa konsep diantaranya seperti :
a. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Produk
Kebutuhan konsumen adalah suatu keadaan dimana perasaan
kekurangan kepuasan atas dasar tertentu. Keinginan adalah
dorongan dari pemuas kebutuhan yang lebih lama. Permintaan
produk adalah keinginan untuk membeli produk-produk yang
b. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada seseorang
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan orang tersebut.
c. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah perkiraan konsumen akan kapasitas keseluruhan
produk untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan nilai tersebut
konsumen merasa puas dan tidak ragu atas biaya yang dikeluarkan.
d. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan
Pertukaran adalah perbuatan untuk mendapatkan produk yang
diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai
penggantinya. Transaksi adalah pertukaran nilai antara dua pihak,
para pemasar yang cerdik selalu membangun hubungan jangka
panjang dengan para pelanggannya.
e. Pasar
Pasar yang terdiri dari semua pelanggan potensial yang sama-sama
mempunyai kebutuhan atau keinginan yang mampu terlibat dalam
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Jadi
ukuran pasar tergantung banyaknya orang yang memiliki
kebutuhan dan ingin menawarkan sumber daya tersebut sebagai
pengganti apa yang mereka inginkan.
f. Pemasar dan Pemasaran
Pemasar adalah seseorang yang mencari sumber daya orang lain
Sedangkan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana
masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan
pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lain.
Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan meneliti
kebutuhan dan keinginan konsumen (probe), menghasilkan barang dan
jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product),
menentukan tingkat harga (price), mempromosikan agar produk dikenal
konsumen (promotion) dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen
(place) maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa
yang dihasilkan disukai, dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen (Supranto
dalam Suryana, 2001 : 97).
Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti dari pemasaran adalah
penciptaan nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan daripada nilai yang
diciptakan oleh pihak pesaing. Strategi usaha yang cocok dengan konsep
tersebut adalah “memproduksi barang dan jasa apa yang dapat dijual” dan
bukan “menjual barang dan jasa apa yang dapat diproduksi”. Prinsip dasar
pemasaran adalah menciptakan nilai bagi pelanggan (costumer value),
keunggulan bersaing (competitive advantages) dan fokus pemasaran
(focus).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah
kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi sebenarnya pemasaran
menggabungkan beberapa kegiatan yang dirancang untuk memberi arti
melayani, memuaskan konsumen sambil mencapai tujuan organisasi.
Kegiatan pemasaran timbul apabila manusia memutuskan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara tertentu yang
disebut pertukaran. Jadi pemasaran merupakan suatu interaksi yang
bertujuan memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun pembeli.
Penanganan proses pertukaran memerlukan banyak waktu dan
keahlian. Manajemen pemasaran terjadi apabila sekurang-kurangnya satu
pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan
tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang dikehendakinya.
Untuk memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat
membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan serta menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan, maka dalam kegiatan pemasaran harus ada
yang mengkoordinasi yang dikenal dengan istilah manajemen perusahaan.
Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 7) mendefinisikan
manajemen pemasaran sebagai penganalisaan, perencanaan dan
pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan
pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai
tujuan organisasi.
Hal di atas sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam
menghasilkan kepuasan-kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Titik
berat manajemen pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar dan menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang
efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar.
Jadi, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses
manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Kegiatan ini menimbulkan pertukaran yang diinginkan baik yang
menyangkut barang maupun jasa. Proses pertukaran baik yang
ditimbulkan oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua
belah pihak, maka penentuan produk, harga, promosi dan tempat
disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen, dipengaruhi sedemikian
rupa sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan.
Pemilihan strategi pemasaran yang tepat sangat menentukan
keberhasilan usaha pemasaran suatu produk terutama dalam iklim usaha
yang sangat ketat saat ini.
Strategi pemasaran itu sendiri terdiri dari unsur-unsur pemasaran
barang yang terpadu meliputi product, place, price dan promotion. Dalam
suatu perusahaan penyusunan strategi pemasaran merupakan alat untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan
Strategi pemasaran yang baik tidak hanya untuk menghasilkan
keuntungan perusahaan pada saat ini saja, tetapi juga memberikan
keuntungan di masa mendatang. Sehubungan dengan itu, Kotler (2000 :
21) berpendapat bahwa “Strategi pemasaran adalah logika pemasaran
dimana berdasarkan hal tersebut unit bisnis diharapkan dapat mencapai
sasaran pemasaran”. Adapun strategi pemasaran ini terdiri dari
pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran serta alokasi pemasaran
dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan serta
kondisi persaingan. Secara teoritis strategi pemasaran memiliki dua
kegiatan pokok diantaranya adalah :
1) Memilih pasar yang ingin dijadikan sasaran pemasaran (Target
Market).
2) Merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari berbagai unsur
dalam pemasaran (Marketing Mix).
Perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu menggunakan
strategi marketing mix sebagai perantara dalam memuaskan kebutuhan dan
dalam melakukan kegiatan pemasaran khususnya dalam menentukan
bentuk suatu perangkat sarana yang pokok dalam sistem pemasaran.
Untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar ataupun
konsumen yang dipilih maka perusahaan harus membuat suatu rencana
yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih.
yaitu strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi
promosi.
Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 193) Marketing Mix adalah
kombinasi dari keempat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan yang meliputi: produk, struktur harga,
sistem distribusi dan kegiatan promosi.
a. Produk (Product)
Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 194) Produk adalah suatu
sifat yang kompleks, baik dapat diraba, termasuk kemasan,
warna, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengelola yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
Produk memiliki empat karakteristik yaitu :
1. Kualitas atau mutu
2. Ciri-ciri
3. Gaya atau corak
4. Kemasan
b. Harga (Price)
Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 221) harga adalah
jaminan uang (ditambah beberapa produk apabila
memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
Dalam hal ini harga suatu produk jelas sekali merupakan
faktor yang amat menentukan perilaku konsumen, harga sering
dijadikan indikator yang amat menentukan dalam perilaku
konsumen, harga sering dijadikan indikator kualitas bagi
konsumen, konsumen sering menggunakan harga sebagai
kriteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan
harga tinggi biasanya dianggap superior dan barang yang
mempunyai harga rendah dianggap interior (rendah
tingkatannya).
a. Saluran Distribusi (Place)
Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 200) saluran
distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus
barang-barang dari produsen ke perantara akhirnya
sampai pada pemakai.
Lembaga-lembaga yang turut ambil bagian dalam
penyaluran barang diantaranya adalah :
1. Produsen
2. Perantara
3. Konsumen
Saluran distribusi ini merupakan suatu instruktur yang
menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda (seperti
memasarkan barang secara efektif. Dalam penyaluran barang
konsumen, terdapat lima macam saluran yang ditunjukkan untuk
pasar konsumen. Pada setiap saluran produsen mempunyai
alternatif yang sama untuk menggunakan kantor dan cabang
penjualan. Selanjutnya produsen juga pedagang besar, berbagai
macam pengecer.
Adapun macam-macam saluran distribusi yaitu sebagai berikut :
1. Produsen – konsumen
2. Produsen – pengecer – konsumen
3. Produsen – pedagang besar – konsumen
4. Produsen – agen – pengecer – konsumen
5. Produsen – agen – pedagang besar – pengecer – konsumen
a. Promosi (Promotion)
Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 222) Promosi
adalah arus informasi atau persuasi suatu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran. Disini perusahaanlah yang harus
memberitahukan dan mendorong masyarakat untuk
membeli produk-produk mereka melalui media massa
4. Strategi di Bidang Produksi
Perumusan dan penetapan strategi di bidang produksi penting
dilakukan untuk dijadikan sebagai tuntutan kerja para manajer.
Pengalaman menunjukkan bahwa ada dua komponen yang biasanya
menjadi perhatian utama diantaranya adalah :
1) Sarana dan prasarana kerja
Komponen ini menyangkut berbagai keputusan. Misalnya:
tentang lokasi usaha, besaran usaha, pemakaian fasilitas kerja
dan penggantiannya.
2) Pengadaan sarana dan prasarana kerja
Pada umumnya terdapat dua jenis pilihan dalam hal pengadaan
sarana dan prasarana kerja yaitu dengan cara menyewa atau
membeli. Pilihan mana yang akan digunakan diukur
berdasarkan pada biaya, masing-masing memiliki kelebihan
dan kelemahan. Oleh karena itu, rincian yang lebih jelas perlu
dibuat dan dimasukkan sebagai bagian strategi fungsional dan
operasional.
Secara fungsional bidang manajemen produksi dan
operasional perlu menerapkan sistem perencanaan dan
pengawasaan kegiatan-kegiatannya untuk memperlancar proses
pengambilan keputusan, antara lain adalah :
a. Tingkat inventaris yang tepat;
c. Pengendalian mutu;
d. Tingkat produktifitas kerja;
e. Jadwal produksi;
f. Pencarian tenaga kerja;
g. Penggunaan fasilitas kerja;
h. dan sebagainya
Jadi manajemen produksi bertindak sebagai proses yang secara
berkesinambungan dan efektif menjalankan fungsi-fungsi manajemen
untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk
digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berupa
bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses,
barang dalam proses pada proses manufaktur dan barang jadi yang
disimpan untuk dijual. Perencanaan dan pengendalian persediaan berguna
untuk menjadikan proses produksi dan pemasaran stabil. Persediaan bahan
baku bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi
pasokan bahan baku. Persediaan penyangga dan komponen berguna untuk
mengurangi ketidakpastian produksi akibat kerusakan mesin. Sementara
persediaan produk jadi berguna untuk memenuhi fluktuasi permintaan
yang tidak dapat dengan segera dipenuhi oleh produsen mengingat untuk
Menurut Keown, dkk (2000 : 750-751) manajemen persediaan
melibatkan control asset yang digunakan dalam proses produksi atau
diproduksi untuk dijual dalam kegiatan bisnis perusahaan biasa. Tujuan
dari menyimpan bagi suatu perusahaan adalah untuk memisahkan operasi
perusahaan, artinya membuat masing-masing fungsi bisnis independent
dari fungsi lain agar penundaan atau penghentian dalam satu area tak
mempengaruhi produksi dan penjualan produk akhir.
2.2.4 Analisis SWOT
Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam
pendekatannya menggunakan analisis SWOT. Karena dengan
menggunakan analisis SWOT maka perusahaan akan dapat mengetahui
apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan atau tidak.
Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul dari bentuk yang
paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk
mengalahkan pesaing sampai menyusun strategi untuk memenangkan
persaingan bisnis, dengan konsep cooperation. Terkait dengan
permasalahan dalam penelitian, maka penjelasan masalah analisis SWOT
sangat perlu, dimana SWOT adalah kependekan dari Strenghts (kekuatan),
Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman).
Kekuatan dan kelemahan berkaitan dengan diri dalam menyusun rencana
strategis, baik organisasi dan karyawannya, jaringan pemasoknya, sistem
operasionalnya, maupun citra yang dimilikinya. Sedangkan peluang dan