• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BISNIS USAHA KECIL DAN MENENGAH BATIK JONEGOROAN DI HOME INDUSTRI KERAJINAN BATIK MARELY JAYA BOJONEGORO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI BISNIS USAHA KECIL DAN MENENGAH BATIK JONEGOROAN DI HOME INDUSTRI KERAJINAN BATIK MARELY JAYA BOJONEGORO."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memperoleh gelar sar jana

Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “veteran” J awa Timur

DISUSUN OLEH :

FENTY KURNIA ENDAH R

1042010054

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PE RUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(2)

Disusun Oleh :

FENTY KURNIA ENDAH R

1042010054

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi.

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

Dra. Siti Ning Farida, M.Si

NIP. 196407291990032001

Mengetahui,

DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M. Si

(3)

Oleh :

FENTY KURNIA ENDAH RAHAYUNINGTYAS NPM 1042010054

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal 23 J uni 2014

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJ I 1. Ketua

Dra. Siti Ning Farida, M.Si Dr a.Hj. Supar wati, M.Si NIP. 196407291990032001 NIP.19550781993022001

2. Sekr etaris

Dr.Eddy Poernomo, SE , MM NIP. 195408251984031001 3. Anggota

Dra. Siti Ning Farida, M.Si NIP.196407291990032001 Mengetahui,

DEKAN

(4)

hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga Skripsi dengan judul :

”Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menengah Batik J onegoroan di Home

Industri Kerajinan Batik Marely J aya Bojonegoro” dapat terselesaikan dengan

baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Ning Farida, Dra., M.Si

selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga

banyak menerima dukungan dari Kedua Orang Tua dan berbagai pihak, baik

dukungan moril, materiil maupun spirituil. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Lia Nirawati, Dra., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Siti Ning Farida, Dra., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

6. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Pihak Home Industri Kerajinan Batik Jonegoroan Marely Jaya Bojonegoro

yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Skripsi ini banyak terdapat

kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

diharapkan demi kesempurnaan penulisan Skripsi ini.

Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis.

Surabaya, Juni 2014

(6)

LEMBAR PERSETUJ UAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTRAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1. Secara Praktis ... 13

2. Secara Teoritis ... 13

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 14

2.2 Landasan Teori ... 16

2.2.1 Usaha Kecil dan Menegah (UKM) ... 16

(7)

2.2.1.2 Kriteria Usaha Kecil dan Menegah (UKM) ... 18

2.2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan UKM ... 20

2.2.1.4 Ciri-ciri Usaha Kecil dan Menegah (UKM) ... 22

2.2.2 Manajemen Strategi ... 23

2.2.3 Strategi Fungsional ... 24

2.2.4 Analisis SWOT ... 43

2.2.4.1 Cara Membuat Analisis SWOT ... 48

2.2.5 Penjualan ... 50

2.2.5.1 Proses Penjualan ... 51

2.2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penjualan ... 53

2.2.6 Profit ... 55

2.3 Kerangka Berfikir ... 57

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 59

3.2 Batasan Masalah Penelitian ... 61

3.3 Lokasi Penelitian ... 62

3.4 Unit Analisis Penelitian ... 62

3.5 Subyek dan Informan Peneliti ... 63

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.7 Teknik Analisis Data ... 66

3.8 Pengujian Keabsahan Data ... 67

(8)

4.1.1 Profil Perusahaan ... 69

4.1.2 Visi dan Misi ... 70

4.1.3 Struktur Organisasi ... 70

4.1.4 Tugas dan Wewenang ... 72

4.2 Hasil Penyajian Data ... 74

4.2.1 Identitas Informan ... 75

4.2.2 Hasil Penelitian ... 76

4.2.2.1 Analisis SWOT ... 78

4.2.2.2 Strategi Keuangan ... 80

4.2.2.3 Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 81

4.2.2.4 Strategi Pemasaran ... 82

4.2.2.5 Strategi Produksi ... 86

4.3 Pembahasan ... 87

4.3.1 Analisi SWOT ... 94

4.3.2 Strategi Keuangan ... 97

4.3.3 Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 98

4.3.4 Strategi Pemasaran ... 100

4.3.5 Strategi Produksi ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1 Analisis SWOT ... 49

Gambar 2.2.2 Kerangka Berfikir ... 57

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pendapatan Pertahun Marely Jaya... 11

Tabel 2.1 Kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 19

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Panduan Wawancara untuk Pemilik ... xiv

Lampiran 2 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Pemasaran ... xxi

Lampiran 3 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Desin ... xxiii

Lampiran 4 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Mencanting ... xxv

Lampiran 5 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Melorot ... xxvi

Lampiran 6 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Mewarnai ... xxvii

Lampiran 7 Panduan Wawancara untuk Karyawan: Pengepakan ... xxix

Lampiran 8 Panduan Wawancara untuk Pelanggan: Ibu Dwi Harningsih ... xxx

Lampiran 9 Panduan Wawancara untuk Pelanggan: Ibu Mamsuhah ... xxxi

(12)

Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik J onegoroan di Home Industr i Kerajinan Batik Marely J aya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro. Pembimbing Utama Dra. Siti Ning Farida, M.Si.

Penelitian ini didasarkan pada strategi bisnis yang dilakukan oleh Marely Jaya dan merupakan strategi awal dalam mengembangkan usahanya sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Peneliti meneliti Usaha Kecil dan Menengah Di Marely Jaya Bojonegoro ini karena ingin mengetahui strategi bisnis dan analisis SWOT yang dilakukan Marely Jaya Bojonegoro. Marely Jaya ini karena merupakan salah satu Usaha Kecil dan Menengah yang dapat bertahan dari tahun ke tahun. Peneliti melakukan penelitian ini selama hampir satu bulan. Maka dari itu peneliti mengambil judul “Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik Jonegoroan di Home Industri Kerajinan Batik Marely Jaya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro”.

Metode analisis ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan realita sosial yang kompleks dengan menerapkan konsep-konsep teori yang ada. Dalam penelitian ini digunakan 9 responden, dimana responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil Strategi bisnis Usaha Kecil dan Menengah yang diamati dalam penelitian ini menunjukkan bahwa didalam mengolah keuangan dari sisi strategi produksi. Sedangkan didalam Manajemen Sumber Daya Manusia merekrut tenaga kerja, maka dianalisis menggunakan Analisis SWOT yang meliputi Strenght (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), Threats (Ancaman).

(13)

Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik J onegoroan di Home Industr i Kerajinan Batik Marely J aya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro. Pembimbing Utama Dra. Siti Ning Farida, M.Si.

The study was based on a business strategy that is carried out by CV PLAN>net Desain and an initial of strategy in developing a business that can survive in long periods of time. Researchers examined the Small and Medium Enterprises in Bojonegoro Jaya Marely this because they want to know the business strategy and SWOT analysis conducted Marely Jaya Bojonegoro. Marely Jaya is because it is one of the Small and Medium Enterprises to survive from year to year. Researchers conducted the study for almost a month. Thus the researchers took the title " Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menegah Batik Jonegoroan di Home Industri Kerajinan Batik Marely Jaya di Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro ".

This analysis method using qualitative descriptive study with the aim to describe the complex social reality by applying the concepts of existing theories. In this study, the 9 respondents, where respondents were taken by using purposive sampling technique.

Results Strategy for Small and Medium businesses observed in this study suggests that in the financial process of the production strategy. While in Human Resource Management hiring, then analyzed using SWOT analysis covering Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, usaha kecil selalu

digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting,

karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan

hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun

maupun modern. Usaha kecil yang merupakan salah satu pilar

perekonomian nasional. Hal ini disebabkan karena kemampuannya

bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi dan menyerap tenaga kerja

sangat membantu kelangsungan roda perekonomian di negara kita. Karena

usaha kecil dianggap masyarakat mampu untuk membuka lapangan

pekerjaan baru bagi masyarakat yang bergerak dibidang sektor informal,

maka masyarakat mulai berfikir untuk menjalankan usaha kecil yang

memiliki inovasi dalam menjalankan kegiatan bisnis usaha kecilnya.

Semakin banyaknya usaha kecil mengakibatkan ketatnya

persaingan membuat pelaku bisnis yang lebih unggul, dituntut untuk

mencari kiat-kiat yang tepat agar tetap mampu bertahan menghadapi

persaingan. Oleh karena itu, penyesuaian diri pelaku bisnis terhadap

perkembangan keadaan mutlak diperlukan. Menghadapi persaingan

(15)

dapat mengantisipasi dampak dari suatu kejadian dan mampu bertindak

proaktif atau inovatif untuk mempertahankan dan meningkatkan

kemampuan bersaing. Kemampuan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kemampuan bersaing dapat dilakukan antara lain dengan

menetapkan strategi bisnis yang tepat.

Strategi pemasaran yang efektif, salah satunya dapat dilihat dari

stabilitas tingkat penjualan atau akan lebih baik bila dapat meningkatkan

dari tahun ke tahun sesuai dengan kuantitas / kualitas produk yang mampu

diproduksi oleh perusahaan. Dalam hal ini pihak manajemen harus

membuat suatu strategi yang mampu memanfaatkan berbagai kesempatan

yang ada dan berusaha mengurangi dampak ancaman yang ada menjadi

suatu kesempatan. Kreatifitas strategi penting dilakukan bila dihubungkan

dengan tingkat inovasi pada umumnya agar tercipta perencanaan strategi

yang mampu mengembangkan kreatifitas imajinasi konsep strategi

kedalam langkah-langkah prosedur penerapan program strategi bisnis.

Strategi yang dilakukan adalah mengendalikan dana dengan

memaksimalkan semua nilai perusahaan. Strategi sumber daya manusia

adalah mengembangkan dan mempertahankan karyawan dalam

menjalankan aktifitas yang diperlukan untuk memenuhi tujuan bisnis.

Strategi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masing – masing karyawan

dengan memberikan kompensasi agar mereka termotivasi dalam

melakukan pekerjaannya, selain itu manajer harus mampu mengelola

(16)

dan puas akan pekerjaannya. Strategi pemasaran adalah senjata utama

dalam kegiatan bisnis karena dengan adanya pemasaran yang efektif maka

seluruh kegiatan bisnis dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pemasaran

memiliki peran penting dalam kegiatan bisnis, karena itulah strategi

pemasaran yang telah ditetapkan harus dapat menarik konsumen agar mau

membeli produk yang ditawarkannya. Strategi produksi yang dilakukan

adalah bagaimana mengolah barang produksi tersebut sehingga

menghasilkan produk yang mempunyai ciri khas tersendiri. Strategi

produksi harus diterapkan agar barang yang diproduksi memiliki

keunggulan tetentu yang dapat dijadikan ciri khas oleh konsumen dari para

pesaing.

Lokasi Sentra sebagai pesaing Kerajinan Batik Jonegoroan antara

lain :

1. Kecamatan Temayang di Desa Jono dan di Desa Temayang

IBU SITI pengusaha berasal desa Jono kecamatan

Temayang Kabupaten Bojonegoro ini telah sukses dengan usaha

batiknya yang sudah lama ditekuninya yang dimulai dari tahun

2009 hingga sekarang. Di rumahnya yang terletak di Desa Jono

RT.16 RW.04 Kecamatan Temayang Bojonegoro.

Motif yang dihasilkan antara lain motif mangga, motif

pisang, motif lombok (cabe), motif daun jati, batik motif sapi, dan

(17)

Ibu Siti merintis usahanya dengan modal awal Rp. 200.000

dengan modal pinjaman. Seiring berjalannya waktu kain batiknya

kini masyarakat sudah mengetahui bisnis kain batiknya, yang

awalnya dari orang-orang terdekat hingga mengikuti

pameran-pameran yang ada di wilayahnya kini pemasaran kain batiknya

terdapat banyak di pasar-pasar dan toko-toko di Bojonegoro

bahkan hingga luar kota. Dengan perkembangan usaha batiknya

yang diterima dengan baik di kalangan maysarakat Bojonegoro

banyak masyarakat yang memakainya bahkan kini masyarakat

banyak yang mengenkan baju batik milik Ibu Siti disetiap

acara-acara resmi.

2. Kecamatan Dander di Desa Mojoranu

Ny. Sulatin (47) perajin asal Desa Mojoranu Kecamatan

Dander. Menurut Ibu Sulatin dengan keterbatasan alat cetak batik

ini menjadi penyebab utama menghambat produktifitas perajin.

Sedangkan bantuan dari pemerintah Bojonegoro ataupun dari

institusi lain masih belum menambah.

Di paguyupan Batik khas Bojonegoro baru dapat bantuan

hanya dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Bojonegoro, baru delapan buah alat.

Dari keterangan ibu Sulatin yang berprofesi sebagai tenaga

pengajar di salah satu sekolahan di Kecamatan Dander.

(18)

mampu per hari mencapai 50 unit, paling maksimal per orang

hanya 5 sampai 10 unit perhari.

Pengetahuan soal harga kain batik kita oleh masyarakat kita

digebyah uyah. Artinya semua jenis batik, motif dan memakai

berapa macam warna semua di samakan harganya.

3. Kecamatan Purwosari di Desa Purwosari

Pasangan suami istri, Bapak Untoro dan Ibu Kastiani,

warga RT 01 RW 01 Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari

sangat ulet. Bapak Untoro sudah dua tahun ini menekuni usaha

kerajinan batik Jonegoroan. Awalnya belajar membuat batik motif

jonegoroan melalui pelatihan yang diadakan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten

Bojonegoro. Ia mengaku awalnya kesulitan membuat batik khas

Bojonegoro itu. Untoro juga mendapatkan modal awal untuk

merintis usaha kerajinan batik Rp 10.000.000,00. Selain itu, ia juga

mendapatkan bantuan peralatan seperti mesin cetak batik, meja,

dan juga kompor.

Bapak Untoro ada sembilan motif batik khas jonegoroan

lama yakni gotro renounce, sekar jati, karanglembu, parangdahono

mongal, jagung miji emas, pari sumilah, rancak tengul, meliwis

mukti, dan soto gondowangi. Semua motif batik khas jonegoroan

itu menggambarkan potensi lokal Bojonegoro. Selain motif lama

(19)

motif buah-buahan seperti pisang, salak, belimbing, mangga, dan

buah rosela. Motif buah-buahan itu juga menggambarkan potensi

buah-buahan yang ada di Bojonegoro.

Mengembangkan usaha kerajinan batik khas jonegoroan di

kampung pedesaan memang tidak mudah. Bapak Untoro dan Ibu

Kastiani mengajak warga di kampungnya belajar membatik dan

sekaligus memberi pemasukan bagi ibu rumah tangga. Tetapi,

kerajinan batik ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran

sehingga tidak semua ibu rumah tangga di kampungnya mau

menekuni kerajinan batik ini, dan hanya beberapa orang saja yang

mau belajar membatik.

Meski begitu, Bapak Untoro dan Ibu Kastiani tidak mau

menyerah. Mereka terus menekuni usaha kerajinan batik ini. Untuk

batik coletan atau batik tulis per potongnya dijual seharga

Rp120.000. Sedangkan, batik cap dengan satu warna biasanya

dijual seharga Rp60.000. Usaha ini dinamakan Rumah Batik Tiani

yang sekarang sudah terkenal dikampungnya

Bapak Untoro mengatakan dalam sehari kain batik yang

diproduksi dapat mencapai 10 potong. Hasil kerajinan kain batik

miliknya kini banyak dipajang di galeri Dekranasda di dekat

Stasiun Besar Bojonegoro. Selain itu, kain batik jonegoroan itu

juga banyak dipesan sekolah mulai SD, SMP, dan SMA di

(20)

Modal yang kurang untuk pengembangan usaha. Bapak

Untoro mengaku kini masih belum berani meminjam uang di bank

atau koperasi untuk mengembangkan usahanya itu. Ia lebih

memilih perlahan mengembangkan usahanya itu dengan

keuntungan yang diperolehnya.

Meski sudah dua tahun menekuni usaha kerajinan batik ini,

Bapak Untoro mengaku belum ada dukungan baik modal maupun

promosi dari pemerintah desa maupun kecamatan. Padahal usaha

kerajinan batik ini selain mempromosikan Bojonegoro lewat batik,

juga memberi lapangan pekerjaan bagi ibu ibu rumah tangga.

4. Kecamatan Bojonegoro di Jalan Teuku Umar

Moch. Arifin N (29) perajin dan penjual batik Jonegoroan

di Toko Griya Batik Jalan Teuku Umar. Batik yang paling diminati

pembeli adalah batik semi tulis. Karena harganya berada di

tengah-tengah antara batik tulis dan cap. Rata-rata harga antara Rp100.000

hingg Rp200.000 per meter.

Sedangkan untuk harga batik tulis per meter Rp250.000

hingga Rp400.000, dan untuk batik cap Rp65.000 hingga 75.000.

Usaha batik yang dirintis oleh Arifin ini tak sekadar

diminati masyarakat Bojonegoro saja. Melainkan juga sudah keluar

ke berbagai wilayah seperti Surabaya, Jakarta, Jember, Malang,

(21)

Usaha ini saya mulai pada tahun 2010 silam, dan kini

pemasarannya sudah sampai keluar kota, tidak hanya di

Bojonegoro saja, demikian kata Bapak Arifin.

Semua Lokasi Sentra bisa dikatakan pesaing karena

masing-masing perusahaan ingin mendapatkan pelanggan yang tetap. Dan dari

keempat Lokasi sentra yang ada di Bojonegoro yang paling berkembang

setiap tahunnya adalah Marely Jaya karena Marely Jaya yang pertama

mendirikan Perusahaan Batik Jonegoroan daripada keempat perusahaan

lokasi sentra. Dari semua lokasi sentra membuat motif yang sama karena

berawal dari Tim Pengerak PKK yang mengadakan lomba mendesain

Batik yang dimiliki Khas Bojonegoro, 600 karya dan penyeleksian dipilih

sembilan motif batik khas bojonegoro, dan sekarang menjadi empatbelas

motif khas Bojonegoro. Meskipun berbeda nama perusahaan tetapi semua

lokasi sentra yang ada di Bojonegoro mencantumkan Batik Jonegoroan

karena sebagai wujud keberhasilan mengangkat nama Bojonegoro keluar

daerah dan mampu untuk menata dan mensejahterakan wong Bojonegoro.

Penentuan usaha bagi bentuk usaha kecil menengah adalah sangat

penting, hal tersebut sehubungan efisiensi atas biaya dalam memperoleh

bahan baku maupun menghemat biaya transportasi dalam distribusi dan

penjualan produk akhirnya. Lokasi yang mudah dilihat, mudah ditemukan

dan tidak sulit menjangkaunya akan sangat membantu dalam pemasaran

produk atau jasa suatu usaha kecil menengah. Dengan sering di lihat,

(22)

banyak, lebih sering atau lebih laku dari produk sejenis di tempat lain dan

sekitarnya. (Subanar, 2001 : 33 & 135 ).

Dalam menentukan tempat usaha, pelaku bisnis dituntut dapat

melakukan analisis yang menguntungkan kegiatan bisnisnya. Analisis

SWOT (strenght, weaknesses, opportunities, threats) dapat membantu

para pelaku bisnis untuk menganalisa bagaimana strategi bisnis untuk

menganalisa bagaimana strategi bisnisnya harus dijalankan. Pelaku bisnis

harus dapat menentukan strenght atau kekuatan mereka agar dapat

dijadikan kunci dalam menjalankan bisnisnya, weaknesses atau kelemahan

adalah hal yang harus diwaspadai pelaku bisnis agar tidak mudah terbaca

oleh para pesaing. Setiap kegiatan bisnis pasti memiliki kelemahan dan hal

inilah yang harus diminimalisir agar tidak menjadi halangan dikemudian

hari bagi para pelaku bisnis juga akan memiliki opportunities atau peluang

dalam usahanya. Jika peluang tersebut didapat maka pelaku bisnis dapat

segera memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik minat konsumen

agar membeli produknya. Threats atau ancaman adalah halangan utama

para pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Ancaman

tersebut dapat berupa banyaknya pesaing dan juga mulai beralihnya

konsumen ke pesaing yang ada disekitar lokasi kegiatan bisnis.

Analisis SWOT dapat membantu para pelaku bisnis agar dalam

menjalankan kegiatan bisnisnya dapat berjalan sesuai rencana bisnis dan

tercapai tujuannnya. Pelaku bisnis harus berani mengakui apa saja

(23)

ancaman (threats) yang ada dalam menjalankan bisnisnya. Kreatifitas

adalah kemampuan seorang individu untuk menciptakan ide – ide baru

atau menempatkan prespekrif baru pada ide – ide lama. Sedangkan hasil

dari kreativitas adalah sesuatu yang bisa berupa barang atau bisa pula

gagasan yang mengejutkan karena berbagai kemungkinan. Misalkan

karena merupakan hal yang baru atau belum pernah ada, belum pernah

terpikirkan, unik dan lain sebagainya.

Usaha Kecil Menegah (UKM) merupakan salah satu bagian

penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, meskipun jika

dilihat skala ekonominya tidak seberapa jauh namun jumlah UKM sangat

besar dan dominan serta sumbangan yang diberikan selama ini baik untuk

masyarakat maupun Negara dapat dirasakan hasilnya.

Terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang

memandang pentingnya keberadaan UKM yaitu :

1. Kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga

kerja yang produktif.

2. Sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan

produktifitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi.

3. Sering diyakini bahwa UKM memilki keunggulan dalam hal

fleksibilitas daripada usaha besar (Berry, dkk, 2001).

UKM telah mampu bertahan pada saat perekonomian nasional

semakin lesu karena dampak krisis moneter. Bahkan eksistensinya mampu

(24)

nasional. Kota Bojonegoro tepatnya banyak memiliki Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) yang tersebar hampir setiap Kabupaten Bojonegoro

bergerak dibidang pertanian, kerajinan, makanan dan sebagainya.

Salah satu alasan banyaknya UKM yang tidak dapat bertahan lama

dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah karena kurang tepatnya

strategi bisnis yang dilakukan. Batik Jonegoroan Marely Jaya merupakan

salah satu contoh Usaha Kecil dan Menegah yang dapat bertahan dari

tahun ke tahun dengan jenis produk kerajinan tangan yang berupa tas,

dompet, baju yang mempunyai motif-motif menarik. Usaha ini dapat

bertahan lama karena memiliki strategi bisnis yang kreatif dan inovatif

yang dilakukan pemilik usaha dalam menghadapi persaingan bisnis yang

cukup kompetitif.

Tabel 1.1 : Pendapatan pertahun Marely J aya

NO TAHUN PENDAPATAN

1 2010 Rp 156.979.000,00

2 2011 Rp 299.865.000,00

3 2012 Rp 325.731.000,00

4 2013 Rp 372.117.000,00

Sumber : Data Marely Jaya, Tahun 2014

Strategi bisnis yang dilakukan Pelaku usaha merupakan strategi

awal dalam mengembangkan usahanya sehingga dapat bertahan dalam

(25)

menggunakan tenaga manusia. Batik Jonegoroan Marely Jaya berada di

Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro ini berdiri sejah akhir 2009

atau hampir 5 tahun tetap eksis menjalankan usahanya. Dalam

menghadapinya persaingan pasar yang cukup marak di Kabupaten

Bojonegoro sendiri dengan semakin menjamurnya UKM yang bergerak di

Industri kerajinan, Batik Jonegoroan Marelly Jaya tentunya memiliki

cara-cara tertentu dalam memenangkan persaingan pasar sehingga dapat

bertahan dari tahun ke tahun.

Menurut pengamatan kami terdapat kendala utama para perajin

ketika permintaan pasar meningkat dari hari ke hari. Permintaan ini

biasanya terjadi karena kurangnya tenaga kerja yang tersedia.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul penelitian

sebagai berikut : “Strategi Bisnis Usaha Kecil dan Menengah Batik

Jonegoroan di Home Industri Kerajinan Batik Marely Jaya Bojonegoro”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana strategi bisnis yang digunakan Usaha Kecil dan

Menengah Kerajinan Batik Marely Jaya yang berlokasi di Kecamatan

Sumberjo Kabupaten Bojonegoro untuk mengembangkan usahanya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis strategi bisnis yang digunakan

pelaku Usaha Kecil dan Menengah Batik Jonegoroan yang berlokasi Jl.

Raya Prayungan 154 Kecamatan Sumberjo Kabupaten Bojonegoro dalam

(26)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak

perusahaan Batik Marely Jaya Bojonegoro dalam memberikan

informasi atau masukan terhadap masalah yang dihadapi serta

memberikan bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijaksanaan

strategi bisnis selanjutnya dalam mengembangkan usahanya. Sebagai

bahan masukan untuk mengambil keputusan strategi bisnis.

2. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan

pertimbangan selanjutnya, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi

(27)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Peneliti Terdahulu

2.1.1 Achmad Djuaini (2009), dengan judul “Strategi Bisnis UKM bidang

makanan dan kerajinan”.

Sampel penelitian adalah 3 (tiga) Usaha Kecil dan Menengah UKM di

Kecamatan Ngadiluwih dalam bidang makanan dan kerajinan. Hasil

penelitian berupa narasi - narasi data kualitatif yang berkaitan dengan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten

Kediri. Dari penelitian dihasilhan bahwa ;strategi produksi adalah

diversifikasi produk dalam hal bentuk maupun jenis, dalam bidang

keuangan dengan menggunakan modal sendiri dan dari pinjaman bank

serta tanpa pencatatan, dalam manajemen sumber daya manusia terdri

antara 10 – 25 orang pekerja, dalam pemasaran lebih pada kualitas produk

dan kemasan.

2.1.2 Saihur Rohman (2010) dengan penelitian yang berjudul “Strategi

Bisnis Usaha Batik Madur a”.

1. Strategi bisnis apakah yang dilakukan batik “TRESNA art” di

Bangkalan Madura dalam melakukan usahanya.

2. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi

yang berupa narasi-narasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara

(28)

observation) dan dokumen. Peneliti menggunakan metode tersebut

karena dianggap sesuai dengan tujuan penelitian yang dicapai.

3. Salah satu batik yang saat ini digemari konsumen adalah batik Madura.

Batik Madura diyakini memiliki keunikan dan kekhasan yang tidak

dimiliki produk-produk batik dari daerah lain yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu peneliti dalam penelitiannya hanya memfokuskan

penelitian tentang strategi bisnis yang dijalankan oleh “TRESNA art”

yang meliputi : Strategi Keuangan, Strategi Produksi, Strategi

Pemasaran dan Strategi Sumber Daya Manusia.

4. Kesimpulan penelitian tersebut adalah secara umum “TRESNA art”

menunjukkan peningkatan kondisi usaha batik, namun para pengrajin

batik masih mengelola bisnis secara tradisional. Hal ini ditunjukkan

bahwa untuk mengelola keuangan pihak “TRESNA art” masih

menggunakan cara pencatatan manual sedangkan dalam

mengembangkan produk pengrajin masih mendominasi menawarkan

(29)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Usaha Kecil dan Menegah (UKM)

2.2.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah

yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99

tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah : “Kegiatan Ekonomi rakyat

yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas

merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencengah

dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Menurut Hubeis (2009), UKM didefinisikan dengan berbagai cara

yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh

karena itu, perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi

tersebuat agar diperoleh pengertian yang sesuai dengan UKM, yaitu

menganut ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi.

Berbagai definisi mengenai UKM dalam Hubeis (2009) yaitu : Di

Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM

berdasarkan kepentingan Lembaga yang memberikan definisi.

a) Badan Pusat Statistik (BPS) : UKM adalah perusahaan atau industri

(30)

b) Bank Indonesia (BI) : UKM adalah peusahaan atau industri dengan

karakteristik berupa : (a) modalnya kurang dari Rp 20 Juta, (b) untuk

satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 Juta. (c)

memiliki aset maksimum Rp 600 Juta di luar tanah dan bangunan, dan

(d) omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar.

c) Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan Usaha

Kecil Menegah (UU No. 9 Tahun 1995) : UKM adalah kegiatan

ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan

kekayaan bersih Rp 50 Juta – Rp 200 Juta (tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha) dan omset tahuanan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU

UMKM/ 2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 Juta – Rp 500 Juta dan

penjualan bersih tahunan Rp 300 Juta – Rp 2,5 miliar.

d) Keppres No. 16/ 1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki

kekayaan bersih maksimal Rp 400 Juta.

e) Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Perusahann memiliki aset maksimal Rp 600 Juta di luar tanah dan

bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung), Perusahaan

memiliki modal kerja dibawah Rp 25 Juta (Departemen Perdagangan

sebelum digabung).

f) Departemen Keuangan : UKM adalah perusahaan yang memiliki

omset maksimal Rp 600 Juta per tahun dan atau omset maksimum Rp

(31)

g) Departemen Kesehatan : Perusahaan yang memiliki penandaan standar

mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merk Dalam Negeri (MD)

dan Merk Luar Negeri (ML).

2.2.1.2 Kriter ia Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai

berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (Dua

Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00

(Satu Miliar Rupiah).

3. Milik Warga Negara Indonesia.

4. Berdiri Sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak

berbadan hukum, termasuk koperasi.

Usaha dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka di

perlukan strategi UKM waralaba di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005

mencapai 42,4 Juta unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM

melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing Propinsi

(32)

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut UU

ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh

sebuah usaha.

Tabel 2.1 : Kriter ia Usaha Kecil dan Menengah

Sumber : Hubeis (2009)

Selain berdasar Undang-undang tersebut, dari sudut pandang

perkembangan Usaha Kecil dan Menengah dapat dikelompokkan

dalam beberapa kriteri Usaha Kecil dan Menengah yaitu :

a. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil dan Menengah

yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari

nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.

Contohnya adalah pedagang kaki lima.

b. Micro, Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menegah yang

memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat pengrajin

tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan. No Usaha

Kriteria

Asset Omset

1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 Usaha Kecil >50 Juta-500 Juta >300 Juta-2,5 Miliar

(33)

c. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah

yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima

pekerjaan subkontak dan ekspor.

d. Fast Moving Enterprise merupakan Usaha Kecil Menengah

yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan

transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

2.2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) dibandingkan dengan Usaha Besar (Partomo dan

Rachman, 2002) antara lain :

a. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam

pengembangan produk.

b. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.

c. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi

pasar yang berubah dengan cepat dibandingan dengan perusahaan

berskala besar yang pada umumnya birokratis.

d. Terdapat dinamismisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Kelemahan yang dimiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

(Tambunan, 2002) adalah :

a. Kesulitan Pemasaran

Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan

(34)

satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum

dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan,

baik di pasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan

pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor.

b. Keterbatasan Finansial

UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek

finansial antara lain : modal (baik modal awal maupun modal kerja)

dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan

untuk pertumbuhan output jangka panjang.

c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Keterbatasan Sumber Daya Manusia juga merupakan salah satu

kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek

kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk,

control kualitas, akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan

data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut

sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas

produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam produksi,

memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.

d. Masalah Bahan Baku

Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi

salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan

produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis,

(35)

produk-produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku

atau input lain karena harganya dlam rupiah menjadi sangat mahal

akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS.

e. Keterbatasan Teknologi

Berbeda dengan Negara-negara Maju, UKM di Indonesia umumnya

masih menggunakan teknologi tradisional dalam bentuk mesin tua atau

alat-alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini

tidah hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensii di

dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang

dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing

di pasar global. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor

seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru,

keterbatasan informal mengenai perkembangan teknologi, dan

keterbatasan sember daya manusia yang dapat mengoperasikan

mesin-mesin baru.

2.2.1.4 Cir i-ciri Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Ciri – ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara

umum adalah :

a. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang

tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah

(36)

b. Modal disediakan oleh seseorang pemilik atau sekelompok kecil

pemilik modal.

c. Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM

yamg memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-negara

mitra perdagangan.

d. Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan dan

sarana prasarana kecil.

2.2.2 Manajemen Str ategi

Dalam kondisi lingkungan bisnis yang dinamis, semakin cepat

terjadi perubahan, maka persaingan usaha juga semakin ketat. Untuk

menghadapi hal tersebut, suatu usaha bisnis perlu suatu strategi bisnis

untuk memenangkan persaingan agar kelangsungan hidup usahanya tetap

terjamin.

Strategi menempatkan sebuah organisasi dalam menentukan

tempat bisnis dan cara bisnis untuk bersaing. Strategi menunjukkan arahan

umum yang ingin ditempuh oleh suatu organisasi (perusahaan) untuk

mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar dan penting.

Setiap organisasi yang dikelola secara baik memiliki strategi, walaupun

tidak dinyatakan secara eksplisit.

Menurut Chandler dalam Rangkuti (2004 : 3), Strategi merupakan

alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang berkaitan dengan tujuan

(37)

Umar (2005 : 54) mendefinisikan bisnis adalah seluruh kegiatan

yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang

perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk

kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup

mereka. Sedangkan Boone dan Kurtz (2002 : 67) mendefinisikan bisnis

terdiri dari semua aktifitas yang bertujuan mencari laba dan perusahaan

yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sebuah sistem

ekonomi. Sebagian bisnis menghasilkan barang-barang berwujud seperti

mobil, sereal untuk makan pagi dan chip computer, sebagian lainnya

memproduksi jasa seperti asuransi, konser musik, penyewaan mobil dan

penginapan.

2.2.3 Strategi Fungsional

Menurut Porter dalam Rangkuti (2004 : 6) ada tiga strategi yang

dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu:

1. Cost Leadership

2. Diferensiasi

3. Fokus

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih

tinggi dibandingkan dengan pesaingnya, jika dia dapat memberikan harga

jual yang lebih murah daripada pesaingnya dengan nilai atau kualitas

produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh

(38)

efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan

baku dan sebagainya.

Perusahaan dapat melakukan strategi diferensiasi dengan

menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya, misalnya

: persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan

yang baik dan brand image yang lebih unggul. Selain itu strategi fokus

dapat diterapkan untuk memperoleh keuntungan bersaing sesuai dengan

segmentasi dan pasar sasaran yang diterapkan.

Menurut Rangkuti (2004 : 6-7) pada dasarnya strategi dapat

dikelompokkan berdasarkan tipe strategi diantaranya sebagai berikut :

1. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

Misalnya: strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,

strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai

keuangan, strategi mengenai tenaga kerja dan sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada

investasi. Misalnya: apakah perusahaan ingin melakukan strategi

pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,

strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu devisi baru dan

(39)

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

Misalnya: strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional,

strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang

berhubungan dengan keuangan.

Identifikasi dan penentuan strategi di bidang fungsional sangat

penting karena dapat lebih memperjelas strategi utama dengan identifikasi

yang spesifik dan terperinci tentang bagaimana manajer harus mengelola

bidang-bidang fungsional tertentu di masa mendatang. Oleh karena itu,

tidak ada pilihan lain bagi manajemen kecuali mengembangkan berbagai

strategi di bidang fungsional dengan memberikan perhatian utama pada

bidang-bidang fungsional seperti: keuangan, sumber daya manusia,

pemasaran dan produksi.

Manajemen keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan

fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan

bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu

diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan adalah

merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh dan dengan cara apa

modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan

bisnis yang dijalankan.Manajemen sumber daya manusia adalah penerapan

manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya

(40)

daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerjasama

dengan perusahaan.

Manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan

fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa yang

dibutuhkan oleh konsumen dan bagaimana cara pemenuhan kebutuhannya

dapat diwujudkan.

Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan

fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen dengan teknik produksi yang

seefisien mungkin, mulai dari pemilihan lokasi produksi hingga produk

akhir yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Secara rinci strategi

bisnis atau fungsional dijelaskan sebagai berikut :

1. Strategi di Bidang Keuangan

Manajemen keuangan merupakan bagian dari perusahaan

fungsinya adalah mengorganisasikan perolehan data, menggunakan

data dan sekaligus mengendalikan dana tersebut dalam rangka

memaksimalkan nilai perusahaan.

Dana dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya yaitu :

sumber internal dan eksternal. Selanjutnya dana tersebut dikendalikan

melalui manajemen kas yang pada tahapan selanjutnya dana tersebut

diinvestasikan baik untuk investasi jangka pendek maupun investasi

(41)

Secara garis besar sumber dana dibagi atas tiga golongan

diantaranya :

1) Sumber Internal

Sumber internal seperti : laba, depresiasi dan amortisasi.

2) Sumber Eksternal

Sumber eksternal seperti pinjaman jangka pendek dan

pinjaman jangka panjang. Pinjaman jangka pendek diantaranya

kredit leveransir dan kredit rekening koran, sedangkan

pinjaman jangka menengah yaitu KMK permanen, KIK,

leasing dan pinjaman jangka panjang yaitu kredit hipotek dan

kredit obligasi.

3) Modal sendiri

Modal sendiri seperti : saham preferen dan deviden.

Menurut Suryana (2001 : 95-96) dalam perencanaan dan

penggunaan sumber dana ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan dalam merancang penggunaan biaya diantaranya

adalah :

1) Biaya Awal

2) Proyeksi atau rancangan keuangan yang mencakup

pembukuan neraca harian, proyeksi atau rancangan neraca

pendapatan (income statements), proyeksi atau rancangan

(42)

3) Analisis pulang pokok. Biaya awal (start-up cost) adalah

biaya yang diperlukan ketika perusahaan akan berdiri. Biaya

awal perusahaan yang baru berdiri pada umumnya meliputi

biaya awal yang tidak terduga, biaya administrasi (gaji

karyawan dan peralatan kantor), biaya (sewa) bangunan,

biaya asuransi serta biaya tambahan atau biaya secara umum.

Moeljadi (2006 : 66-67) menyatakan secara umum dalam

bisnis menggunakan empat anggaran berikut :

1) Anggaran fisik (physical)

2) Anggaran biaya (cost) disiapkan untuk setiap kategori

pengeluaran utama dari perusahaan, seperti: biaya pabrik atau

produksi, biaya penjualan dan biaya administrasi.

3) Anggaran keuntungan (profit) disiapkan berdasarkan

informasi yang berasal dari anggaran penjualan dan anggaran

biaya.

4) Anggaran kas (cash) dikembangkan melalui semua informasi

anggaran yang didiskusikan sebelumnya menjadi dasar kas.

2. Strategi di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (human resources management),

yaitu fungsi untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan

para karyawan andal dalam rangka menjalankan aktivitas yang

diperlukan untuk memenuhi tujuan organisasi (Boone dan Kurtz, 2002

(43)

perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perekrutan dan penyeleksian,

pelatihan dan pengevaluasian kinerja, tunjangan serta kompensasi dan

pemberhentian karyawan. Dalam melaksanakan tugas ini, para manajer

sumber daya manusia memenuhi tujuan tersebut dengan :

1) Menyediakan karyawan yang andal dan terlatih untuk

organisasi.

2) Memaksimalkan keefektivan karyawan dalam organisasi.

3) Memenuhi kebutuhan masing-masing karyawan dengan

memberikan kompensasi, peluang untuk berkembang dan

meningkatkan karier tunjangan dan kepuasan kerja.

Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atas

pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud

untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

Tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur

manusia secara baik agar memperoleh tenaga kerja yang mencintai

dan puas dengan pekerjaannya (Umar, 2005 : 331).

Kualitas, sikap dan perilaku sumber daya manusia sangat

dipengaruhi oleh perkembangan sosial, politik, kebudayaan dan

lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan sumber daya manusia

terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal, antara lain berupa

(44)

perkembangan sosial, perburuhan, agama, budaya dan sistem nilai

masyarakat lainnya. Sedangkan faktor-faktor internal sumber daya

manusia dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia itu

sendiri, yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia. Fungsi kedua,

yaitu fungsi operasional yang terdiri atas pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan

pemutusan hubungan kerja. Fungsi ketiga yaitu kedudukan

manajemen sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi perusahaan secara terpadu (Umar, 2005 : 137).

3. Strategi di Bidang Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan

oleh perusahan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan dan mencapai laba maksimal. Kegiatan atau aktivitas

pemasaran tidak hanya sekedar menjual barang dan jasa tetapi juga

merupakan suatu kegiatan pemasaran. Pemasaran juga dapat dikatakan

sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

melalui proses pertukaran. Pemasaran juga merupakan suatu upaya

untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan

nama perseorangan atau kelompok, mereka memperoleh yang

dibutuhkan dan yang diinginkan melalui pembuatan dan pertukaran

(45)

memberikan kepuasan kepada konsumen agar konsumen mempunyai

pandangan yang baik terhadap perusahaan serta dapat menarik minat

konsumen untuk membeli produknya.

Menurut Kotler (2000 : 9), Pemasaran adalah suatu proses sosial

dimana setiap individu dan kelompok mendapatkan apa yang

diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk

yang bernilai.

Menurut Alma (2004 : 3), Pemasaran adalah sebuah disiplin

bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan

perubahan value dari satu inisiator stakeholder. Dari kedua definisi di

atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan

strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran sesuatu

yang bernilai satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen.

Menurut Swastha (2000 : 7), Konsep pemasaran adalah sebuah

falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemasaran mencakup kegiatan

perusahaan yang memuat beberapa konsep diantaranya seperti :

a. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Produk

Kebutuhan konsumen adalah suatu keadaan dimana perasaan

kekurangan kepuasan atas dasar tertentu. Keinginan adalah

dorongan dari pemuas kebutuhan yang lebih lama. Permintaan

produk adalah keinginan untuk membeli produk-produk yang

(46)

b. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada seseorang

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan orang tersebut.

c. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai adalah perkiraan konsumen akan kapasitas keseluruhan

produk untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan nilai tersebut

konsumen merasa puas dan tidak ragu atas biaya yang dikeluarkan.

d. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan

Pertukaran adalah perbuatan untuk mendapatkan produk yang

diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai

penggantinya. Transaksi adalah pertukaran nilai antara dua pihak,

para pemasar yang cerdik selalu membangun hubungan jangka

panjang dengan para pelanggannya.

e. Pasar

Pasar yang terdiri dari semua pelanggan potensial yang sama-sama

mempunyai kebutuhan atau keinginan yang mampu terlibat dalam

pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Jadi

ukuran pasar tergantung banyaknya orang yang memiliki

kebutuhan dan ingin menawarkan sumber daya tersebut sebagai

pengganti apa yang mereka inginkan.

f. Pemasar dan Pemasaran

Pemasar adalah seseorang yang mencari sumber daya orang lain

(47)

Sedangkan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana

masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan

pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lain.

Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan meneliti

kebutuhan dan keinginan konsumen (probe), menghasilkan barang dan

jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product),

menentukan tingkat harga (price), mempromosikan agar produk dikenal

konsumen (promotion) dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen

(place) maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa

yang dihasilkan disukai, dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen (Supranto

dalam Suryana, 2001 : 97).

Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti dari pemasaran adalah

penciptaan nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan daripada nilai yang

diciptakan oleh pihak pesaing. Strategi usaha yang cocok dengan konsep

tersebut adalah “memproduksi barang dan jasa apa yang dapat dijual” dan

bukan “menjual barang dan jasa apa yang dapat diproduksi”. Prinsip dasar

pemasaran adalah menciptakan nilai bagi pelanggan (costumer value),

keunggulan bersaing (competitive advantages) dan fokus pemasaran

(focus).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah

(48)

kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi sebenarnya pemasaran

menggabungkan beberapa kegiatan yang dirancang untuk memberi arti

melayani, memuaskan konsumen sambil mencapai tujuan organisasi.

Kegiatan pemasaran timbul apabila manusia memutuskan untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara tertentu yang

disebut pertukaran. Jadi pemasaran merupakan suatu interaksi yang

bertujuan memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun pembeli.

Penanganan proses pertukaran memerlukan banyak waktu dan

keahlian. Manajemen pemasaran terjadi apabila sekurang-kurangnya satu

pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan

tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang dikehendakinya.

Untuk memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat

membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan serta menyesuaikan diri

dengan perubahan lingkungan, maka dalam kegiatan pemasaran harus ada

yang mengkoordinasi yang dikenal dengan istilah manajemen perusahaan.

Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 7) mendefinisikan

manajemen pemasaran sebagai penganalisaan, perencanaan dan

pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan

pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai

tujuan organisasi.

Hal di atas sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam

(49)

menghasilkan kepuasan-kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Titik

berat manajemen pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan

pasar dan menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang

efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar.

Jadi, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses

manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Kegiatan ini menimbulkan pertukaran yang diinginkan baik yang

menyangkut barang maupun jasa. Proses pertukaran baik yang

ditimbulkan oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua

belah pihak, maka penentuan produk, harga, promosi dan tempat

disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen, dipengaruhi sedemikian

rupa sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan.

Pemilihan strategi pemasaran yang tepat sangat menentukan

keberhasilan usaha pemasaran suatu produk terutama dalam iklim usaha

yang sangat ketat saat ini.

Strategi pemasaran itu sendiri terdiri dari unsur-unsur pemasaran

barang yang terpadu meliputi product, place, price dan promotion. Dalam

suatu perusahaan penyusunan strategi pemasaran merupakan alat untuk

mempertahankan kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

(50)

Strategi pemasaran yang baik tidak hanya untuk menghasilkan

keuntungan perusahaan pada saat ini saja, tetapi juga memberikan

keuntungan di masa mendatang. Sehubungan dengan itu, Kotler (2000 :

21) berpendapat bahwa “Strategi pemasaran adalah logika pemasaran

dimana berdasarkan hal tersebut unit bisnis diharapkan dapat mencapai

sasaran pemasaran”. Adapun strategi pemasaran ini terdiri dari

pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran serta alokasi pemasaran

dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan serta

kondisi persaingan. Secara teoritis strategi pemasaran memiliki dua

kegiatan pokok diantaranya adalah :

1) Memilih pasar yang ingin dijadikan sasaran pemasaran (Target

Market).

2) Merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari berbagai unsur

dalam pemasaran (Marketing Mix).

Perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu menggunakan

strategi marketing mix sebagai perantara dalam memuaskan kebutuhan dan

dalam melakukan kegiatan pemasaran khususnya dalam menentukan

bentuk suatu perangkat sarana yang pokok dalam sistem pemasaran.

Untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar ataupun

konsumen yang dipilih maka perusahaan harus membuat suatu rencana

yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih.

(51)

yaitu strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi

promosi.

Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 193) Marketing Mix adalah

kombinasi dari keempat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran perusahaan yang meliputi: produk, struktur harga,

sistem distribusi dan kegiatan promosi.

a. Produk (Product)

Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 194) Produk adalah suatu

sifat yang kompleks, baik dapat diraba, termasuk kemasan,

warna, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan

perusahaan dan pengelola yang diterima oleh pembeli untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

Produk memiliki empat karakteristik yaitu :

1. Kualitas atau mutu

2. Ciri-ciri

3. Gaya atau corak

4. Kemasan

b. Harga (Price)

Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 221) harga adalah

jaminan uang (ditambah beberapa produk apabila

memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

(52)

Dalam hal ini harga suatu produk jelas sekali merupakan

faktor yang amat menentukan perilaku konsumen, harga sering

dijadikan indikator yang amat menentukan dalam perilaku

konsumen, harga sering dijadikan indikator kualitas bagi

konsumen, konsumen sering menggunakan harga sebagai

kriteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan

harga tinggi biasanya dianggap superior dan barang yang

mempunyai harga rendah dianggap interior (rendah

tingkatannya).

a. Saluran Distribusi (Place)

Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 200) saluran

distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus

barang-barang dari produsen ke perantara akhirnya

sampai pada pemakai.

Lembaga-lembaga yang turut ambil bagian dalam

penyaluran barang diantaranya adalah :

1. Produsen

2. Perantara

3. Konsumen

Saluran distribusi ini merupakan suatu instruktur yang

menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda (seperti

(53)

memasarkan barang secara efektif. Dalam penyaluran barang

konsumen, terdapat lima macam saluran yang ditunjukkan untuk

pasar konsumen. Pada setiap saluran produsen mempunyai

alternatif yang sama untuk menggunakan kantor dan cabang

penjualan. Selanjutnya produsen juga pedagang besar, berbagai

macam pengecer.

Adapun macam-macam saluran distribusi yaitu sebagai berikut :

1. Produsen – konsumen

2. Produsen – pengecer – konsumen

3. Produsen – pedagang besar – konsumen

4. Produsen – agen – pengecer – konsumen

5. Produsen – agen – pedagang besar – pengecer – konsumen

a. Promosi (Promotion)

Menurut Swastha dan Irawan (2002 : 222) Promosi

adalah arus informasi atau persuasi suatu arah yang

dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi

kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam

pemasaran. Disini perusahaanlah yang harus

memberitahukan dan mendorong masyarakat untuk

membeli produk-produk mereka melalui media massa

(54)

4. Strategi di Bidang Produksi

Perumusan dan penetapan strategi di bidang produksi penting

dilakukan untuk dijadikan sebagai tuntutan kerja para manajer.

Pengalaman menunjukkan bahwa ada dua komponen yang biasanya

menjadi perhatian utama diantaranya adalah :

1) Sarana dan prasarana kerja

Komponen ini menyangkut berbagai keputusan. Misalnya:

tentang lokasi usaha, besaran usaha, pemakaian fasilitas kerja

dan penggantiannya.

2) Pengadaan sarana dan prasarana kerja

Pada umumnya terdapat dua jenis pilihan dalam hal pengadaan

sarana dan prasarana kerja yaitu dengan cara menyewa atau

membeli. Pilihan mana yang akan digunakan diukur

berdasarkan pada biaya, masing-masing memiliki kelebihan

dan kelemahan. Oleh karena itu, rincian yang lebih jelas perlu

dibuat dan dimasukkan sebagai bagian strategi fungsional dan

operasional.

Secara fungsional bidang manajemen produksi dan

operasional perlu menerapkan sistem perencanaan dan

pengawasaan kegiatan-kegiatannya untuk memperlancar proses

pengambilan keputusan, antara lain adalah :

a. Tingkat inventaris yang tepat;

(55)

c. Pengendalian mutu;

d. Tingkat produktifitas kerja;

e. Jadwal produksi;

f. Pencarian tenaga kerja;

g. Penggunaan fasilitas kerja;

h. dan sebagainya

Jadi manajemen produksi bertindak sebagai proses yang secara

berkesinambungan dan efektif menjalankan fungsi-fungsi manajemen

untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk

digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berupa

bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses,

barang dalam proses pada proses manufaktur dan barang jadi yang

disimpan untuk dijual. Perencanaan dan pengendalian persediaan berguna

untuk menjadikan proses produksi dan pemasaran stabil. Persediaan bahan

baku bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi

pasokan bahan baku. Persediaan penyangga dan komponen berguna untuk

mengurangi ketidakpastian produksi akibat kerusakan mesin. Sementara

persediaan produk jadi berguna untuk memenuhi fluktuasi permintaan

yang tidak dapat dengan segera dipenuhi oleh produsen mengingat untuk

(56)

Menurut Keown, dkk (2000 : 750-751) manajemen persediaan

melibatkan control asset yang digunakan dalam proses produksi atau

diproduksi untuk dijual dalam kegiatan bisnis perusahaan biasa. Tujuan

dari menyimpan bagi suatu perusahaan adalah untuk memisahkan operasi

perusahaan, artinya membuat masing-masing fungsi bisnis independent

dari fungsi lain agar penundaan atau penghentian dalam satu area tak

mempengaruhi produksi dan penjualan produk akhir.

2.2.4 Analisis SWOT

Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam

pendekatannya menggunakan analisis SWOT. Karena dengan

menggunakan analisis SWOT maka perusahaan akan dapat mengetahui

apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan atau tidak.

Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul dari bentuk yang

paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk

mengalahkan pesaing sampai menyusun strategi untuk memenangkan

persaingan bisnis, dengan konsep cooperation. Terkait dengan

permasalahan dalam penelitian, maka penjelasan masalah analisis SWOT

sangat perlu, dimana SWOT adalah kependekan dari Strenghts (kekuatan),

Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman).

Kekuatan dan kelemahan berkaitan dengan diri dalam menyusun rencana

strategis, baik organisasi dan karyawannya, jaringan pemasoknya, sistem

operasionalnya, maupun citra yang dimilikinya. Sedangkan peluang dan

Gambar

Tabel 1.1 : Pendapatan pertahun Marely Jaya
Tabel 2.1 : Kriteria Usaha Kecil dan Menengah
Gambar 2.2.1 Analisis SWOT
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh, maka dapat diketahui strategi bisnis yang dilakukan oleh CV PLAN>net Desain dalam mengembangkan

STRATEGI BERTAHAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PARA PERAJIN BATIKi. (Studi Kasus Di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta Propinsi DIY

berbahan kulit mencoba mencari keuntungan yang dianggap cukup dari usahanya. Fokus dalam penelitian ini ditujukan untuk mengamati bagaimana cara bertahan. UKM khususnya

Dalam menghadapi persaingan bisnis kerajinan rotan, pengusaha pengrajin menerapkan strategi pengembangan produk, 4 (empat) dimensi utama yang digunakan pengusaha,

Penerapan strategi bertahan hidup yang lebih berfokuskan kepada perbaikan intern, dapat berupa strategi corporate governance, dimana corporate governance dapat diartikan sebagai

Strategi bersaing yang dijalankan oleh Kelompok Usaha Bersama Kucai Jaya dalam pengembangan produk adalah dengan strategi diferensiasi.. Diferensiasi yang dilakukan

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada kerajinan tenun ikat di desa Parengan Kecamatan Maduran-lamongan, focus penelitian diaarahkan pada strategi bisnis

Analisa Faktor Internal Bisnis Strength Kode Strength S1 Kualitas kain batik yang sudah di akui dunia sehingga dalam pemasaran dalam Batik Anto DJamil memerlukan pemasaran yang