• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMITMEN ORGANISASI DAN KOMPENSASI DALAM PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MANDALA MANDIRI MOTOR (HONDA JEMURSARI) SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMITMEN ORGANISASI DAN KOMPENSASI DALAM PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MANDALA MANDIRI MOTOR (HONDA JEMURSARI) SURABAYA."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

(HONDA JEMURSARI) SURABAYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh :

CHOIRIL MUSTAQIM

0512010159 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)

KOMITMEN ORGANISASI DAN KOMPENSASI DALAM

PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PT. MANDALA MANDIRI MOTOR

(HONDA JEMURSARI) SURABAYA

S K R I P S I

Oleh :

CHOIRIL MUSTAQIM

0512010159 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

JAWA TIMUR

(3)

PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA PT. MANDALA MANDIRI MOTOR

(HONDA JEMURSARI) SURABAYA

Disusun Oleh : CHOIRIL MUSTAQIM

0512010159 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 7 Juni 2011

Pembimbing : Tim Penguji :

Ketua

Drs. Ec. Bowo Santoso, MM Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS

Sekretaris

Dr. H. Prasetyo Hadi, MM Anggota

Drs. Ec. Bowo Santoso, MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Komitmen Organisasi Dan Kompensasi Dalam Pengaruhnya

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

UPN “Veteran” Jawa Timur

4. Bapak Drs. Ec. Bowo Santoso, MM, selaku Dosen Pembimbing yang penuh

dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing

(5)

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.

6. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas

semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata

penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Mei 2011

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia... 12

2.2.2. Kinerja Karyawan ... 16

2.2.2.1. Pengertian Kinerja Karyawan ... 16

2.2.2.2. Penilaian Kinerja... 18

2.2.3. Komitmen Organisasi ... 20

(7)

2.3. Kerangka Konseptual ... 31

2.4. Hipotesis... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 33

3.1.1. Definisi Operasional ... 33

3.1.2. Pengukuran Variabel... 34

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 37

3.3.1. Jenis Data ... 37

3.3.2. Sumber Data... 37

3.3.3. Pengumpulan Data ... 37

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 38

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas... 38

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat ... 38

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat... 38

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat ... 39

3.4.3. Uji Normalitas Data ... 40

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) ... 40

3.4.5. Uji Hipotesis ... 42

(8)

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 45

4.1.2. Deskripsi Komitmen Organisasi (X1)... 47

4.1.3. Deskripsi Kompensasi (X2) ... 48

4.1.4. Deskripsi Kinerja Karyawan (Y) ... 50

4.2. Analisis Data ... 51

4.2.1. Evaluasi Outlier ... 51

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas ... 52

4.2.3. Evaluasi Validitas ... 54

4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 55

4.2.5. Evaluasi Normalitas ... 56

4.2.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 57

4.2.7. Uji Kausalitas ... 59

4.3. Pembahasan... 60

4.3.1. Pengaruh Komitmen Organisasi (X1) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) ... 60

4.3.2. Pengaruh Kompensasi (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran... 63

(9)

Tabel 1.1. Penjualan Mobil pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda

Jemursari) Surabaya Periode Januari – Desember 2010... 3

Tabel 1.2. Jumlah Absensi Karyawan PT. Mandala Mandiri

Motor(Honda Jemursari) Surabaya Periode Januari – Desember 2010 ... 5

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 46

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Komitmen

Organisasi (X1) ... 47

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kompensasi

(X2)... 49

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kinerja Karyawan (Y) ... 50

Tabel 4.7. Residuals Statistics... 52

Tabel 4.8. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 53

Tabel 4.12. Standardize Faktor Loading dan Construct dengan

Confirmatory Factor Analysis ... 54

Tabel 4.13. Construct Reliability dan Variance Extracted ... 55

Tabel 4.14. Assessment Of Normality ... 56

Tabel 4.15. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

Approach – Base Model... 58

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 31

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Komitmen Organisasi, Kompensasi Dan Kinerja Karyawan, Model Spesifikasi : One

(11)

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Komitmen Organisasi (X1),

Kompensasi (X2), Dan Kinerja Karyawan (Y)

(12)

KOMITMEN ORGANISASI DAN KOMPENSASI DALAM PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. MANDALA MANDIRI

MOTOR (HONDA JEMURSARI) SURABAYA

Oleh :

CHOIRIL MUSTAQIM

Abstraksi

Penelitian ini dilakukan di PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya. Berdasarkan data pada periode Januari – Desember 2010 penjualan mobil honda pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya cenderung tidak memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, kecuali pada 2 bulan sebelum hari raya idul fitri yaitu pada bulan Juli dan Agustus 2010, dimana hasil penjualannya berturut-turut mencapai 135 mobil pada bulan Juli 2010 dan 121 mobil pada bulan Agustus 2010, ini menunjukkan bahwa rendahnya kinerja karyawan. Hal ini didukung data bahwa selama 1 tahun mulai dari Jan-Des 2010 telah terjadi kenaikan jumlah absensi yang menunjukkan rendahnya motivasi karyawan terhadap perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya.

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan seluruh karyawan PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya yang berjumlah ±150 orang. Skala pengukuran yang digunakan adalah semantic differential scale dengan teknik pengukuran dengan jenjang 1-5. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling tepatnya simple random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sehingga semua anggota dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Pengambilan sampel didasari didasarkan pada pedoman ukuran sampel rumus Slovin, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 109 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM untuk melihat pengaruh komitmen organisasi dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya.

(13)

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan gencarnya usaha pemerintah dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi, memperluas pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya

maka pengembangan dunia usaha di Indonesia yang melibatkan pihak swasta baik

dibidang industri, perdagangan maupun jasa perkreditan yang perlu diarahkan

agar dapat meningkatkan peran sertanya dalam proses pembangunan.

Sukses atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan adanya pelayanan

yang baik karena didalam setiap usaha pasti memerlukan layanan sebagai alat

pemuas kebutuhan sekalipun usaha itu sederhana. Tanpa ada layanan yang baik

maka kegiatan usaha tersebut tidak akan bisa berkembang, sebab keberhasilan

proses kelangsungan usaha tidak hanya bergantung dari peralatan canggih yang

dimiliki perusahaan, tetapi juga bergantung pada pelayanan yang akan diberikan

tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan masalah pelayanan

yang mana hal ini tidak terlepas dari peranan dari sumber daya manusianya.

Pentingnya peranan sumber daya manusia oleh setiap usaha, menuntut

organisasi untuk dapat mengolah faktor tenaga kerja menjadi sedemikian rupa

sehingga terjadi keseimbangan bagi seluruh karyawan perusahaan, karena

karyawan disini tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja di perusahaan tetapi

juga sebagai konsumen produk perusahaan. Sumber daya manusia dalam

(14)

2

Salah satu sasaran penting dicapai oleh perusahaan dalam rangka

mengembangkan sumber daya manusia adalah pemberian kompensasi yang layak

kepada kayawan, sehingga karyawan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan

jabatan dan posisi mereka. Karyawan yang baik diharapkan dapat meningkatkan

kinerja dalam perusahaan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo)

menunjukkan bahwa dalam periode Januari dan Februari 2010, penjualan mobil

nasional mencapai 107.000 unit. Kenaikan sebesar 33,75 % dibanding periode

yang sama pada 2009. Penjualan mobil pada Januari 2010 tercatat sebanyak

52.000 unit dan Februari mencapai 55.000 unit. (http://solusimobil.com)

Penjualan mobil sepanjang Januari 2011 mencapai 73.849 unit atau

meningkat 39,7% (21.018 unit) dibandingkan periode serupa di tahun 2010. Pada

2010, total penjualan otomotif mencapai 764.710 unit. Meski secara nasional

penjualan mobil tumbuh signifikan, terdapat potensi penurunan penjualan di

beberapa provinsi yang sudah menaikkan bea balik nama (BBN) mobil baru dari

kisaran 10% ke 15%. Pemerintah Daerah Jawa Timur sudah menerapkan BBN

sebesar 15% untuk mobil baru, hal ini menyebabkan banyak warga Surabaya

membeli mobil di Jakarta yang BBN-nya masih 10%, kemudian mobil dibawa ke

Surabaya. Setelah beberapa bulan, ia dapat mengganti pelat nomor sehingga

hanya terkena pajak 1% dari nilai kendaraan. (http://www.bataviase.com.id))

PT Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak di bidang otomotif sebagai dealer resmi Honda di

(15)

merek Honda dan suku cadang asli Honda. PT. Mandala Mandiri Motor (Honda

Jemursari) Surabaya beralamatkan di Jalan Jemursari No. 213 Surabaya.

PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya terdiri dari beberapa

bagian antara lain: Bagian penjualan (sales) yang berjumlah 40 orang, bagian

service yang berjumlah 60 orang, bagian suku cadang yang berjumlah 30 orang,

dan bagian staff yang berjumlah 20 orang, sehingga secara keseluruhan jumlah

karyawan 150 orang. PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya

selalu memperhatikan kesejahteraan karyawannya khususnya karyawan bagian

penjualan (sales) yang mampu memberikan kontribusi pada perusahaan terbesar

dibandingkan dengan bagian yang lain.

Berikut ini akan disajikan hasil penjualan mobil Honda di PT. Mandala

Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya, mulai Januari – Desember 2010

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Penjualan Mobil pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya Periode Januari – Desember 2010

Periode Target Penjualan

(16)

4

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada periode Januari – Desember 2010

penjualan mobil honda pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari)

Surabaya cenderung tidak memenuhi target yang telah ditetapkan oleh

perusahaan, kecuali pada 2 bulan sebelum hari raya idul fitri yaitu pada bulan

Juli dan Agustus 2010, dimana hasil penjualannya berturut-turut mencapai

135 mobil pada bulan Juli 2010 dan 121 mobil pada bulan Agustus 2010.

Terjadinya penjualan mobil honda pada Januari – Desember 2010 yang

cenderung tidak memenuhi target yang telah ditetapkan oleh PT. Mandala Mandiri

Motor (Honda Jemursari) Surabaya tersebut merupakan bentuk fenomena yang

berhubungan dengan penurunan kinerja karyawan. Hal ini harus segera ditangani

oleh perusahaan agar tidak menjadi masalah yang jadi berlarut-larut. Penurunan

kinerja karyawan tersebut dapat dikaitkan dengan rendahnya komitmen karyawan

untuk tetap bertahan bekerja di perusahaan, dan kebijakan dalam pemberian

kompensasi yang berlaku di PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari)

Surabaya yang kurang mendukung karyawan.

Hal ini didukung oleh data jumlah absensi karyawan dalam 1 tahun

(17)

Tabel 1. 2.

Jumlah Absensi Karyawan PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya

Periode Januari – Desember 2010

Periode Absensi

Sumber: Honda Jemursari Surabaya, Tahun 2011

Berdasarkan tabel 1.2, dapat diketahui bahwa selama 1 tahun mulai dari

Januari – Desember 2010 telah terjadi kenaikan jumlah absensi karyawan di

PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya. Fenomena tersebut

mengindikasikan rendahnya motivasi karyawan terhadap perusahaan.

Fenomena yang berhubungan dengan kompensasi di PT. Mandala Mandiri

Motor (Honda Jemursari) Surabaya dapat diketahui dari beberapa hal antara lain;

tidak adanya uang lembur bagi karyawan yang melakukan kerja melebihi jam

kerja, masih adanya sistem outsourching dan sistem kontrak, tidak adanya

(18)

6

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mamik (2010) yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara komitmen organisasi terhadap

kinerja karyawan, serta didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Muljani (2002) yang menyatakan bahwa apabila kompensasi dapat dipenuhi,

maka karyawan akan merasa puas, dan selanjutnya kepuasan akan memicu

karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya sehingga tujuan perusahaan

maupun kebutuhan karyawan akan tercapai secara bersama

Hal ini sesuai dengan pernyataan Atmajawati (2008; 70) bahwa

kompensasi merupakan faktor yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa

orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lainnya.

Hubungan kompensasi terhadap kinerja karyawan seperti yang

dinyatakan oleh Panggabean (2002: 77) dalam Atmajawati (2008) yang

menyatakan bahwa salah satu dari bentuk kompensasi adalah insentif yang

merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena

kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa

uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka

mereka yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja

Kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung kepada komitmen

organisasi. Komitmen dalam organisasi menunjukkan hasrat karyawan terhadap

perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi

perusahaan. Dalam dunia kerja komitmen karyawan terhadap organisasi menjadi

(19)

perusahaan, mengerjakan sesuatu melampaui batas yang telah diwajibkan oleh

perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Mamik (2010) yang menyatakan bahwa

komitmen organisasi merupakan suatu keadaan keterikatan psiokologis seorang

karyawan pada suatu organisasi atau perusahaan dimana karyawan tersebut

memihak, loyal, teridentifikasi dan terlibat dalam suatu organisasi tertentu

Hubungan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan seperti

yang dinyatakan oleh Allen dan Meyer (1997) dalam Mamik (2010) yang

menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat memperkuat atau meningkatkan

kinerja karyawan, artinya semakin tinggi tingkat komitmen organisasi yang

dirasakan para karyawan maka akan semakin tinggi pula tingkat kinerja, dan juga

sebaliknya.

Keefektifan kinerja karyawan merupakan masalah yang harus dihadapi

oleh perusahaan, dimana organisasi arus lentur dan efisien supaya dapat

berkembang dengan pesat. Bagi organisasi kinerja yang efektif berarti output yang

ada harus dipertahankan meskipun jumlah pekerjaannya sedikit ataupun

produktifitasnya melaksankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya maka akan meningatkan prestasi kerja atau kinerja dalam organisasi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Mamik (2010) yang menyatakan bahwa

kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standard dan kriteria yang

(20)

8

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dan

kajian yang lebih mendalam dengan judul “Komitmen Organisasi dan

Kompensasi Dalam Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Mandala

Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas permasalahan pada penelitian

ini adalah :

1. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya?

2. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah diatas dapat

dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan

pada PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya.

2. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan

berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan

informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan

komitmen organisasi, kompensasi dan kinerja karyawan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan

memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini yang

pernah dilakukan diantaranya adalah :

1. Mamik (2010), dengan judul “pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja,

dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan”. Tujuan penelitian

adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan

komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun

secara parsial. Penelitian ini menggunakan metode random sampling yaitu

teknik pengambilan sampel secara acak. Lokasi penelitian dilaksanakan pada

industri kertas yang ada di jawa timur, antara lain PT. Tjiwi Kimia,

PT. Pakerin, dan PT. Leces. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

pengaruh positif secara simultan dan secara parsial antara variabel gaya

kepemimpinan, motivasi kerja, dan komitmen organisasi terhadap kinerja

karyawan. Dengan memahami variabel yang berpengaruh pada terminal, pihak

terkait akan bisa menggunakan hasil tersebut untuk meningkatkan penghasilan

terminal dan menyempurnakan layanan kepada masyarakat.

2. Yayah Atmajawati (2008), dengan judul “Pengaruh variabel kompensasi,

motivasi dan kepuasan kerja terhadap keluar masuk pegawai (labour turnover)

pada PT. Jasaraharja Putera Surabaya”. Tujuan dari penelitian adalah

(23)

dipengaruhi oleh kompensasi yang diterima karyawan, motivasi karyawan dan

kepuasan kerja yang dirasakan karyawan di PT. Jasaraharja Putera Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Jasaraharja Putera

pada cabang Surabaya sebanyak 38 orang yang diambil secara menyeluruh

pada seluruh karyawan dengan menggunakan metode sensus. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif secara simultan dan secara

parsial antara variabel variabel kompensasi, motivasi dan kepuasan kerja

terhadap keluar masuk pegawai (labour turnover) pada PT. Jasaraharja Putera

Surabaya. Variabel kompensasi dengan indikator yang terdiri dari gaji, upah,

intensif, dan tunjangan berpengaruh dominan terhadap keluar masuk pegawai

(labour turnover) pada PT. Jasaraharja Putera Surabaya

3. Ninuk Muljani (2002), dengan judul “Kompensasi Sebagai Motivator Untuk

Meningkatkan Kinerja Karyawan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimanakah kompensasi bisa dikatakan menjadi motivator

untuk meningkatkan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa bagi perusahaan, karyawan adalah salah satu sumber daya yang amat

dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Ada dua hal dalam pemberian

kompensasi, pertama: kompensasi yang diberikan harus dapat dirasakan adil

oleh karyawan, kedua: besarnya kompensasi tidak jauh berbeda dengan yang

diharapkan oleh karyawan. Apabila dua hal tersebut dapat dipenuhi, maka

karyawan akan merasa puas, dan selanjutnya kepuasan akan memicu

karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya sehingga tujuan perusahaan

(24)

12

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM) antara lain

dikemukakan oleh Gomes (2000: 6) bahwa MSDM adalah “Perencanaan,

Pengorganisasian, Pengarahan dan Pengawasan atas pengadaan, Pengembangan

pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan

tenaga kerja dengan maksud untuk membantu pencapaian tujuan organisasi,

individu dan masyarakat”. Sementara Handoko (2002: 8) menjelaskan manajemen

sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber

daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi, maka pihak

manajemen perlu melaksanakan fungsi – fungsi manajemen secara tepat. Adapun

fungsi – fungsi manajemen secara umum sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Pengarahan (Directing)

4. Pengendalian (Controlling)

Pengertian dari masing – masing fungsi manajemen adalah sebagai

berikut:

1. Fungsi Perencanaan

proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi

(25)

yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Kegiatan fungsi ini

meliputi:

1. Menetapkan tujuan dan target bisnis

2. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

3. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

4. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan

target bisnis

2. Fungsi Pengorganisasian

Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan

dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan

tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif

dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.Adapun kegiatan fungsi

pengorganisasian meliputi:

- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan

menetapkan prosedur yang diperlukan

- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis

kewenangan dan tanggung jawab

- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber

daya manusia/tenaga kerja

(26)

14

3. Fungsi Pengarahan

Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam

organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat

menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas

yang tinggi. Fungsi ini meliputi kegiatan:

- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan

pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif

dan efisien dalam pencapaian tujuan

- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan

- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian

Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang

telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan

sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi

dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Adapun kegiatan ini antara lain:

- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis

sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang

mungkin ditemukan

- Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait

dengan pencapaian tujuan dan target bisnis

Nampak bahwa sumber daya manusia yang dimiliki organisasi berperan

(27)

(2000:2) “Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang

memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan,

dorongan semangat. Semua potensi sumber daya manusia tersebut sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi”.

Simamora (2004: 20) menjelaskan mengenai peranan manajemen sumber

daya manusia sebagai berikut: “Praktik sumber daya yang baik bakal

membuahkan peningkatan kemampuan sebuah organisasi untuk menarik dan

mempertahankan orang – orang terbaik. Perencanaan menjadikan perusahaan

lebih sadar terhadap tipe orang – orang yang dibutuhkan dalam jangka waktu

pendek, menengah dan panjang. Aktivitas rekruitmen dan seleksi yang berkualitas

menunjukkan orang – orang terbaik untuk jabatan yang tersedia dan memastikan

bahwa mereka ditempatkan pada posisi yang tepat. Evaluasi kinerja dan pelatihan

akan mengembangkan individu yang menuntut keahlian, pengetahuan, dan sikap

yang berbeda dari yang mereka miliki sekarang ini”.

Lanjut Simamora (2004: 20) menambahkan bahwa: “Praktik manajemen

sumber daya manusia yang sehat juga dapat memotivasi anggota – anggota

organisasi agar melakukan pekerjaan yang hebat. Praktek ini juga dapat

memancing komitmen para karyawan dan keterlibatan dalam organisasi.

Kemampuan berkembang dalam organisasi, mengalami pertumbuhan dan

perkembangan karir, serta menerima balas jasa yang sepadan dengan kinerja

sehingga dapat memacu kinerja yang tinggi dan sikap positif terhadap pekerjaan.

Keahlian manajer dalam berhubungan dengan serikat pekerja juga akan

(28)

16

2.2.2. Kinerja Karyawan

2.2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Definisi kinerja dalam model harapan adalah persepsi individu bahwa

upaya yang mereka keluarkan mengarah ke suatu evaluasi yang mendukung dan

evaluasi yang mendukung itu akan menghasilkan imbalan yang mereka hargai.

Mengikuti model harapan dari motivasi, jika harapan yang diharapkan

karyawan untuk dicapai tidak jelas, jika kriteria untuk pengukuran sasaran

tersebut samar-samar, dan jika karyawan itu kekurangan keyakinan diri bahwa

upaya mereka akan mengarah ke penilaian yang memuaskan mengenai kinerja

mereka atau meyakini bahwa akan ada pembayaran yang tidak memuaskan oleh

organisasi bila sasaran kinerja mereka tercapai, kita dapat mengharapkan bahwa

individu-individu akan bekerja cukup jauh dibawah potensial mereka.

Sedangkan menurut Suprihanto (2003: 7) "Setiap kegiatan yang dilakukan

karyawan pasti menghasilkan sesuatu tetapi sesuatu sebagai hasil kegiatan

tersebut belum tentu merupakan kinerja yang diharapkan suatu badan usaha untuk

itu badan usaha menetapkan standar kinerja karyawan agar tujuan dapat tercapai".

Gomes (2000) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai

dengan standard dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.

Menurut Gomes (2000: 142) ukuran kinerja mencakup beberapa tipe

kriteria performansi kinerja didasarkan diskripsi perilaku yang spesifik, yaitu:

1. Kuantitas kerja (quantity of work), adalah jumlah hasil kerja yang dia dapat

(29)

2. Kualitas kerja (quality of work), adalah kualitas kerja yang dicapai

berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3. Pengetahuan (job knowledge), adalah luasnya pengetahuan mengenai

pekerjaan dan keterampilannya.

4. Kreativitas (creativeness), adalah keaslian gagasan-gagasan yang

dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan yang timbul.

5. Kerjasama (Cooperative), adalah kesediaan untuk bekerja sama dengan orang

lain ( sesama organisasi ).

6. Ketergantungan (dependability), adalah kesadaran dan dapat dipercaya dalam

hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

7. Inisiatif (initiative), adalah semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru

dan dalam memeperbesar tanggung jawabnya.

8. Kepribadian (personal qualities), adalah menyangkut kepribadian,

kepemimpinan, keramahtamahan dan intergrasi pribadi.

Menurut Mamik (2010: 88) bahwa kinerja karyawan diukur dengan

menggunakan 3 indikator, antara lain:

1. Kualitas hasil kerja, merupakan hasil kerja keras karyawan yang sesuai

tujuan yang ditetapkan perusahaan sebelumnya.

2. Kuantitas hasil kerja, merupakan hasil kerja keras dari karyawan yang bisa

mencapai skala maksimal yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.

Dengan mengidentifikasi aspek-aspek atau dimensi dari kinerja, maka dapat

(30)

18

karyawan, sehingga akan lebih mudah bagi badan usaha untuk menentukan

penghargaan yang pantas diberikan kepada karyawan sesuai dengan kinerja yang

telah dicapainya. Hal ini akan dapat mendorong karyawan untuk lebih

mengembangkan diri dalam peran pekerjaannya sesuai dengan tuntutan badan

usaha, sehingga kinerja yang dicapai juga akan lebih meningkat.

2.2.2.2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Davis (2001: 341) penilaian kinerja merupakan

suatu proses di mana organisasi mengevaluasi hasil kerja yang dilakukan oleh

karyawan. Sehingga penilaian kinerja merupakan mekanisme yang dapat

digunakan untuk memastikan apakah setiap karyawan pada setiap tingkatan telah

menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dengan demikian sistem penilaian dapat

digunakan oleh badan usaha terutama Supervisor dan Manajer untuk

mengevaluasi kinerja, sehingga apabila ada hasil kerja menurun dapat diambil

suatu tindakan.

Menurut Cascio (2000: 302) penilaian kinerja mempunyai dua tujuan yaitu

meningkatkan job performance masing-masing karyawan dan memberikan

informasi untuk karyawan dan manajer dalam pengambilan keputusan. Sesuai

dengan tujuan dari penilaian kinerja maka sebaiknya penilaian kinerja dilakukan

secara terbuka dan rahasia, maksud dari sifat terbuka yaitu: bahwa karyawan yang

dinilai berhak mengetahui penilaian yang dilakukan oleh atasannya, selain itu

apabila menurut karyawan penilaian yang dilakukan tidak sesuai atau tidak adil,

(31)

Dalam penilaian kinerja, ada pihak yang bertugas sebagai penilai.

Beberapa pihak yang dapat menjadi penilai menurut Mathis dan Jackson

(2002: 87) adalah :

a. Penilaian bawahan oleh atasan

Penilaian karyawan oleh atasan secara tradisional didasarkan bahwa atasan

langsung adalah orang yang berkualitas untuk mengevaluasi kinerja karyawan

secara realistis, objektif, dan adil.

b. Penilaian atasan oleh bawahan

Dalam sebuah pendekatan yang sangat baru, dewan direksi beberapa

perusahaan sedang dievaluasi. Oleh karena itu tanggungjawab mendasar dari

dewan direksi adalah untuk menetapkan tujuan-tujuan dan mengarahkan

upaya pencapaiannya, bagian dari kinerja harus juga dievaluasi.

c. Penilaian kelompok/rekan kerja

Untuk menggunakan anggota kelompok sebagai penilai adalah jika penilaian

lainnya dengan adanya potensi untuk membantu atau menyakiti.

Penilaian kinerja khususnya berguna di saat atasan tidak memiliki

kesempatan untuk mengobservasi setiap kinerja karyawan, tetapi rekan kerja

anggota kelompok melekukannya.

d. Penilaian diri sendiri

Penilaian diri sendiri dilakukan dalam kondisi tertentu. Intinya, hal ini

merupakan alat pengembangan diri yang memaksa karyawan untuk

memikirkan kekuatan dan kelemahan mereka dan menetapkan tujuan

(32)

20

penilaian karyawan jenis ini dapat bergunadan menjadi sumber yang kredibel

untuk informasi penilaian.

e. Penilai dari luar

Penilaian mungkin saja dilakukan oleh pihak luar. Pihak luar mungkin akan

melengkapi para manajer ini dengan dukungan profesional dalam membuat

penilaian, tetapi jelas ada beberapa kekurangannya. Pihak luar bisa jadi tidak

mengetahui keseluruhan kontigensi di dalam organisasi. Sebagai tambahan,

penilaian pihak luar akan memakan waktu dan mahal.

2.2.3. Komitmen Organisasi

Menurut Luthans (2002) dalam Mamik (2010: 88) bahwa komitmen

organisasi merupakan suatu keadaan keterikatan psiokologis seorang karyawan

pada suatu organisasi dimana karyawan tersebut memihak, loyal, teridentifikasi

dan terlibat dalam suatu organisasi tertentu

Pengertian komitmen organisasi menurut Riggio (2000: 229) komitmen

organisasi adalah semua perasaan dan sikap karyawan terhadap segala sesuatu

yang berkaitan dengan organisasi dimana mereka bekerja termasuk pada

pekerjaan mereka.

Komitmen organisasi menunjukkan hasrat karyawan terhadap perusahaan

untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan. Dalam

dunia kerja komitmen karyawan terhadap organisasi menjadi hal yang sangat

penting karena mereka berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan,

(33)

Atmosoeprapto (2000: 74) melengkapi bahwa karyawan yang mempunyai

komitmen akan selalu yakin dan terdorong minatnya untuk melakukan tugasnya

dengan baik tanpa perlu diawasi, karena ia bisa mengawasi dirinya sendiri.

Menurut Staw (2001: 306) komitmen merupakan nilai-nilai organisasi

yang memberikan arti penting dalam kehidupan seorang anggota organisasi

tersebut.

Aspek yang mencakup komitmen organisasi sangat banyak, sehingga

Luthans (2002: 131) menyederhanakan aspek tersebut dalam tiga dimensi, yaitu :

1. Affective Commitment

Affective commitment merupakan perasaan emosional karyawan, pengenalan

karyawan dan keterlibatannya di dalam suatu organisasi. Aspek ini sama

dengan pendekatan kesesuaian tujuan yang mengacu pada kekuatan keinginan

seseorang untuk tetap melanjutkan bekerja di perusahaan karena ia memiliki

kesamaan pandangan dan keinginan untuk melakukan hal yang sama.

2. Continuance Commitment

Continuance commitment merupakan komitmen yang berdasarkan biaya

kerugian yang ditanggung karyawan bila ia meninggalkan organisasi. aspek

ini sama dengan pendekatan mengerutkan yang mengacu pada kekuatan

keinginan seseorang untuk tetap melanjutkan bekerja di perusahaan karena ia

tidak menghasilkan di tempat lain.

3. Normative Commitment

Normative commitment merupakan jaminan yang dirasakan karyawan untuk

(34)

22

Keterkaitan yang kuat antara komitmen dan pemberdayaan disebabkan

karena adanya keinginan dan kesiapan karyawan dalam organisasi untuk

diberdayakan dengan menerima berbagai tantangan dan tanggung jawab. Argyris

dalam Rokhman (2001: 26) membagi komitmen menjadi dua yaitu komitmen

internal dan eskternal :

1. Komitmen internal merupakan komitmen yang berasal dari diri karyawan

untuk menyelesaikan berbagai tugas, tanggung jawab dan wewenang

berdasarkan pada alasan dan motivasi yang dimiliki. Pemberdayaan sangat

terkait dengan komitmen internal karyawan. Proses pemberdayaan akan

berhasil bila ada motivasi dan kemauan kuat untuk mengembangkan diri dan

memacu kreativitas individu menerima tanggung jawab yang lebih besar.

2. Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan kerja. Komitmen ini muncul

karena adanya tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab yang

harus diselesaikan oleh para karyawan. Peran supervisor sangat penting dalam

menentukan timbulnya komitmen ini karena belum adanya suatu kesadaran

individual atas tugas yang diberikan.

Pemberdayaan yang dapat dikembangkan untuk memperkuat komitmen

organisasi menurut Sharafat Khan dalam Rokhman (2001: 26) :

1. Pendelegasian (desire)

Keinginan manajemen untuk mendelegasikan dan melibatkan pekerja. Pekerja

diberi kesempatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang sedang

berkembang. Mendorong keahlian tim dan melatih karyawan untuk

(35)

2. Kepercayaan (trust)

Setelah pemberdayaan dilakukan oleh pihak manajemen, langkah selanjutnya

yaitu membangun kepercayaan antara manajemen dan karyawan. Adanya

saling percaya diantara anggota organisasi akan tercipta kondisi yang baik

untuk pertukaran informasi dan saran tanpa adanya rasa takut. Kepercayaan

antara keduanya dapat diciptakan dengan cara antara lain : (1) memberi

kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan ;

(2) Menyediakan waktu dan sumber daya yang cukup bagi karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan ; (3) Menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi

kebutuhan kerja ; (4) menghargai perbedaan pandangan dan perbedaan

kesuksesan yang diraih karyawan ; (5) menyediakan akses informasi yang

cukup.

3. Keyakinan (confident)

Menimbulkan rasa percaya diri karyawan dengan menghargai kemampuan

yang dimiliki karyawan sehingga komitmen terhadap perusahaan semakin

tinggi. Keyakinan karyawan dapat ditimbulkan melalui antara lain :

(1) mendelegasikan tugas penting kepada karyawan ; (2) menggali saran dan

ide dari karyawan ; (3) memperluas tugas dan membangun jaringan antar

departemen ; (4) menyediakan instruksi tugas untuk penyelesaian pekerjaan

yang baik.

4. Kredibilitas (credibility)

Menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan mengembangkan lingkungan

(36)

24

memiliki kinerja tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara antara lain :

(1) memandang karyawan sebagai partner strategis ; (2) peningkatan target di

semua bagian pekerjaan ; (3) mendorong inisiatif individu untuk melakukan

perubahan melalui partisipasi ; (4) membantu menyelesaikan perbedaan dalam

penentuan tujuan dan prioritas.

5. Akuntabilitas (accountability)

Pertanggungjawaban karyawan pada wewenang yang diberikan dengan

menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar dan tujuan

tentang penilaian terhadap kinerja karyawan. Tahap ini sebagai sarana evaluasi

terhadap kinerja karyawan dalam penyelesaian dan tanggung jawab terhadap

wewenang yang diberikan. Akuntabilitas dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut : (1) menggunakan jalur training dalam mengevaluasi kinerja

karyawan ; (2) memberikan tugas yang jelas dan ukuran yang jelas ;

(3) melibatkan karyawan dalam penentuan standar dan ukuran kinerja ;

(4) memberikan saran dan bantuan kepada karyawan dalam menyelesaikan

tugasnya.

6. Komunikasi (communication)

Adanya komunikasi terbuka untuk menciptakan saling memahami antara

karyawan dan manajemen. Keterbukaan ini dapat diwujudkan dengan adanya

(1) kritik dan saran terhadap hasil dan prestasi yang dilakukan karyawan ;

(2) menyediakan waktu untuk mendapatkan informasi dan mendiskusikan

(37)

Menurut Luthans (2002) dalam Mamik (2010: 88) menyatakan bahwa

indikator yang digunakan untuk mengukur komitmen organisasi antara lain:

1. Keinginan, merupakan niatan karyawan yang kuat untuk tetap menjadi

anggota organisasi tertentu

2. Kesediaan, merupakan kesiapan karyawan untuk berusaha meningkatkan

kemampuan diri atas nama organisasi

3. Keyakinan, merupakan ketetapan hati atas penerimaan nilai-nilai dan tujuan

dari organisasi

2.2.4. Kompensasi

Kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan

mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi

lainnya. Pengusaha harus cukup kompetitif dengan beberapa jenis kompensasi

untuk memperkerjakan, mempertahankan dan memberi imbalan terhadap kinerja

setiap individu di dalam organisasi.

Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan

dan strategi organisasi. Kompensasi juga menuntut keseimbangan antara

keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan dari para karyawan. Program

kompensasi dalam organisasi harus memiliki empat tujuan yaitu :

1. Terpenuhinya sisi legal dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai

2. Efektivitas biaya untuk organisasi

3. Keseimbangan individual, internal, eksternal bagi seluruh karyawan

(38)

26

Menurut Moekijat (1995: 54) dalam Atmajawati (2008) bahwa sesuai

dengan falsafah demokrasi dan keadilan sosial, maka dalam menyusun suatu

rencana kompensasi dipikirkan dasar-dasar sebagai berikut :

1. Bahwa untuk setiap pekerjaan yang sama harus dibayar gaji yang sama (equal

pay for equal work). Dasar equal pay for equal work diambil dari klasifikasi

jabatan yang memuat klas-klas. Jabatan-jabatan dari satu klas harus

mendapatkan penggajian yang sama. Dengan demikian diusahakan untuk

member pengupahan yang adil.

2. Bahwa upah minimum harus dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan manusia

yang minimum

3. Kekuatan membayar daripada pemerintah

4. Tinggi rendahnya upah dari sektor pertikelir untuk pekerjaan yang sama.

Perbedaan upah yang terlalu besar akan menimbulkan jumlah pegawai yang

keluar cukup tinggi

Equal pay for equal work tidak dapat dijalankan dengan konsekuen,

karena upah harus dapat pula menjamin, hidup si pegawai dengan keluarganya.

Karena besarnya keluarterhadap upah pokok dan terhadap a yang berlain-lainan,

maka pada dasarnya upah yang sama itu diberikan banyaknya keluarga.

Menurut Mondy dan Noe (1996: 374) dalam Atmajawati (2008)

menyatakan bahwa kompensasi keuangan langsung terdiri atas gaji, upah dan

intensif (komisi dan bonus), sedangkan kompensasi keuangan tidak langsung

(39)

Menurut Mamik (2010: 88) menyatakan bahwa indikator yang digunakan

untuk mengukur kompensasi antara lain:

1. Gaji, merupakan imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara

teratur seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan. Gaji merupakan

jenis penghargaan yang paling penting dalam organisasi.

2. Upah, merupakan imbalan finansal langsung yang dibayarkan kepada para

pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang relative tetap,

besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya gaji atau upah diberikan

untuk mencari calon karyawan agar mau masuk menjadi karyawan.

3. Insentif, merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan

karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan

bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat

lagi, maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan

berdasarkan hasil kerja. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menentukan

standar yang tepat. Standar yang terlalu mudah tentunya tidak

menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan yang terlau sulit menyebabkan

karyawan frustasi.

4. Tunjangan, merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan

kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan para karyawan, contohnya tunjangan asuransi

(40)

28

2.2.5. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Luthan (2002) dalam (Mamik, 2010) menyebutkan bahwa telah banyak

penelitian yang mendukung hubungan positif antara komitmen organisasi

terhadap tingginya kinerja.

Penelitian tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja

karyawan dalam manajemen kualitas total (TQM) dilakukan oleh Bill Crech

(2000: 393) bahwa terdapat 3 variabel komitmen organisasi yang berpengaruh

terhadap kinerja karyawan yaitu :

1. Manfaat perbaikan produktivitas bagi karyawan

Wyatt Company menunjukkan 87 % anggota serikat pekerja tidak melihat

adanya hubungan prestasi kerja dan gaji. Karyawan menjelaskan alasan pokok

mereka kurang antusias bekerja lebih produktif adalah kurangnya insentif

kalau mereka bekerja lebih keras dari sebelumnya. Sebagian besar karyawan

tidak melihat manfaat bagi diri mereka sendiri dalam bentuk apapun kalau

produktivitas membaik. Karyawan percaya naiknya produktivitas hanya

berarti kerja lebih keras untuk gaji yang sama. Sikap negatif karyawan

menunjukkan komitmen organisasi masih rendah, karena perbaikan

produktivitas hanya dinikmati oleh sebagian kelompok orang (manajer) dalam

organisasi sedangkan karyawan tidak selalu demikian.

2. Menikmati sukses bersama-sama untuk memperkokoh komitmen

Survei Peat Marwick tahun 1990 menemukan 84 % perusahaan industri

menggunakan hubungan gaji dengan prestasi kerja untuk para manajer bukan

(41)

planning survey national summary tahun 1991-1992 pada 3100 perusahaan

menunjukkan adanya “kebiasaan non tradisional” yaitu dengan membagi

keuntungan perusahaan kepada seluruh karyawan di setiap strata.

3. Mempersempit kesenjangan manajemen dan karyawan

Perbedaan penghargaan yang diberikan kepada manajer dan karyawan yang

terlalu tinggi menyebabkan terbentuknya “manajer mempunyai posisi”,

“karyawan memperoleh upah”, terhambatnya komunikasi antara atasan

dengan bawahan.

Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja dapat dicapai dengan

kenaikan target produktivitas diikuti dengan kenaikan gaji secara adil, pembagian

keuntungan yang lebih adil tidak hanya memperbesar kompensasi manajer tetapi

juga kompensasi terhadap karyawan, keadilan kompensasi yang diberikan kepada

manajer dan karyawan dapat mempersempit kesenjangan antara keduanya.

2.2.6. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan

Panggabean (2002: 77) dalam Atmajawati (2008) menyatakan bahwa salah

satu dari bentuk kompensasi adalah insentif yang merupakan imbalan langsung

yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang

ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk

mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif lebih

menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu diperlukan

kemampuan untuk menentukan standar yang tepat. Standar yang terlalu mudah

(42)

30

Atmajawati (2008) menyatakan bahwa kompensasi tidak langsung

merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan

perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan

para karyawan, contohnya asuransi kesehatan, asuransi jiwa dan bantuan

perumahan.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian

kompensasi, baik kompensasi langsung maupun kompensasi tidak langsung

mampu mendorong karyawan bekerja lebih giat dan pada akhirnya dapat

(43)

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

(44)

32

2.4. Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan

teori, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

(45)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Komitmen Organisasi (X1) adalah suatu keadaan keterikatan psiokologis

seorang karyawan pada suatu organisasi atau perusahaan dimana karyawan

tersebut memihak, loyal, teridentifikasi dan terlibat dalam suatu organisasi

tertentu. Menurut Mamik (2010: 88) bahwa indikator untuk mengukur

Komitmen Organisasi (X3) meliputi :

X1.1 Keinginan karyawan dan organisasi untuk melaksanakan aturan-aturan

yang telah ditetapkan perusahaan

X1.2 Kesediaan karyawan dan organisasi untuk dapat melaksanakan segala

prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan

X1.3 Keyakinan karyawan dan organisasi untuk dapat memajukan

perusahaan dengan meningkatkan penjualan

2. Kompensasi (X2) adalah faktor yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa

orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lainnya.

Menurut Atmajawati (2008; 70) bahwa indikator untuk mengukur Kompensasi

(46)

34

X2.1 Gaji, merupakan imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan

secara teratur seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan

X2.2 Upah, merupakan imbalan finansal langsung yang dibayarkan kepada

para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan

atau banyaknya pelayanan diberikan

X2.3 Insentif, merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada

karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan

X2.4 Tunjangan, merupakan kompensasi tambahan yang diberikan

berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan

dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawan

3. Kinerja Karyawan (Y) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standard dan kriteria yang

ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Menurut Mamik (2010: 88) bahwa

indikator untuk mengukur Kinerja Karyawan (Y) meliputi :

Y1 Kualitas hasil kerja, merupakan hasil kerja keras karyawan yang sesuai

tujuan yang ditetapkan perusahaan sebelumnya

Y2 Kuantitas hasil kerja, merupakan hasil kerja keras dari karyawan yang

bisa mencapai skala maksimal yang telah ditentukan oleh pihak

perusahaan

3.1.2. Pengukuran Variabel

(47)

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 5 dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut :

1 5

Sangat Tidak Sangat Setuju

Setuju

Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor yang

berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada kotak yang tersedia di

sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 nilai tertinggi.

Jawaban dengan nilai antara 1-3 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan

pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 4-5 berarti

cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Mandala Mandiri

(48)

36

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008:80).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling

tepatnya simple random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang

dilakukan secara acak sehingga semua anggota dalam populasi mendapat

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. (Sugiyono, 2008: 85).

Penentuan sampel didasarkan pada pedoman ukuran sampel rumus

Slovin sebagai berikut :

... (Husain Umar, 2002:141)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Ukuran Populasi

e = Sampling error (10%) = 0,10

Dengan perhitungan:

n = 150

1 + 150 (0,1)²

n = 150

1 +150 (0,01)²

n = 109,09 ≈ 109

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

(49)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data primer yaitu

jenis data yang diperoleh dengan memberikan kuisioner secara langsung pada

karyawan PT. Mandala Mandiri Motor (Honda Jemursari) Surabaya

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

hasil pengisian kuesioner pada karyawan PT. Mandala Mandiri Motor (Honda

Jemursari) Surabaya

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan :

a. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara

langsung terhadap obyek yang diselidiki mengadakan pencatatan seperlunya.

b. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada para responden. Kuesioner dalam

penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu: variabel gaya kepemimpinan, motivasi

kerja dan komitmen organisasi ditujukan pada karyawan, sedangkan variabel

kinerja karyawan ditujukan pada pimpinan.

c. Interview yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

(50)

38

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan

sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

b. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien alpha cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan. (Augusty, 2002 : 193)

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi-observasi lainnya (Augusty, 2002 : 52).

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

(51)

mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas

dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam

Augusty, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat  < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai 2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

(52)

40

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor. (Augusty, 2002 : 34)

Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa langkah berikut ini

yang perlu dilakukan :

(53)

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan

estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini :

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang disajikan.

(54)

42

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai

kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan

perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

4. Multicolinierity and Singularity.

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. 2(Chi Square Statistic).

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai 2

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

(55)

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi

yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien

yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

e. CMIN/DF.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

(56)

44

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai 2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a

(57)

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh komitmen organisasi (X1),

kompensasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Mandala Mandiri

Motor (Honda Jemursari) Surabaya.

Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 2 – 14 Mei 2011. Kuesioner

dlakukan dengan menyebarkan 134 kuesioner pada responden. Dari hasil

penyebaran didapatkan 17 kuesioner yang dianggap rusak dan 8 kuesioner tidak

dikembalikan responden. Kerusakan yang dimaksud kerena pengisian yang

dilakukan tidak lengkap. Sehingga kuesioner yang layak untuk diikutkan pada

analisis selanjutnya sebanyak 109 kuesioner.

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 109 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 83 76,15

2 Wanita 26 23,85

Total 109 100,00

(58)

46

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden pria sebanyak 83 orang

(76,15 %) dan responden wanita sebanyak 26 orang (23,85 %).

2. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari 109 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui pendidikan terakhir para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase (%)

1 SMU / Sederajat 31 28,44

2 D3/S1 62 56,88

3 S2/S3 16 14,68

Total 109 100,00

Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.2 diketahui responden dengan pendidikan terakhir SMU /

Sederajat sebanyak 31 orang (28,44 %), pendidikan terakhir D3/S1 sebanyak 62

orang (56,88 %), dan pendidikan S2/S3 sebanyak 16 orang (14,68 %).

3. Berdasarkan Lama Bekerja

Dari 109 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui lama bekerja para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Lama Bekerja Jumlah Prosentase (%)

1 < 1 tahun 28 25,69

2 1 – 2 tahun 46 42,20

3 > 2 tahun 35 32,11

Gambar

Gambar 4.1.  Model Pengukuran & Struktural Komitmen Organisasi, Kompensasi Dan Kinerja Karyawan, Model Spesifikasi : One
Tabel 1. 2.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir yang berjudul “ Rancang Bangun Alat Bantu Produksi Benda Bentuk Lingkaran Menggunakan Las Asetilen Semi Otomatis ”, bertujuan untuk benda seperti plat

Dalonswom berkeyakinan apabila tiga buah ngoi yang berupa manik-manik itu diserahkan langsung dan dipegang oleh Iha Weinam, kemungkinan besar akan hilang jika ia ditelan oleh

Alhamdulillahira bbil’alamin, tiada untaian kata yang lebih indah yang dapat penulis ucapkan selain pujian atas nama Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya

Kecepatan rencana adalah kecepatan pada suatu ruas jalan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang, dan

This research used 40 broiler chickens using body weight, breast, belly, thigh circumference, and length of back as the variable.. The data were calculated

Selanjutnya dilakukan metode perhitungan dengan metode konveksi, sama halnya dengan metode konduksi yaitu melakukan partisi-partisi perhitungan namun kali ini dengan

dan tantangan yang terkait dengan mutu maupun keamanan pangan biji kakao Indonesia, serta mensintesis langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, yang

Telah dilakukan penelitian tentang Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Awar- awar (Ficus septica Burm) dengan Metode DPPH.. Penelitian ini bertujuan untuk