• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan komik sebagai media pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi untuk siswa SMK kelas X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan komik sebagai media pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi untuk siswa SMK kelas X"

Copied!
313
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI UNTUK SISWA SMK

KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

PINALIS TIODORA

NIM : 101334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Persembahan

Dengan sepenuh hati karya ilmiah ini kupersembahkan untuk :

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

 Kedua orang tuaku yang terkasih yaitu Ayah F.A Mukiyanto dan

Ibu B.Martinah

 Segenap kelurgaku kakak Krismawati, Edi wijaya, Tri mariatun dan

adiku Budi santoso

 Keluarga Kecilku yang tersayang Mas Bambang Susilo dan calon

buah hati kami

 Seluruh sahabat-sahabatku

(5)

v Motto

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4: 13)

Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang jujur,

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN DASAR

AKUNTANSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

Pinalis Tiodora Univesitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan komik pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar dalam pembelajaran akuntansi bagi siswa SMK kelas X semester I, khususnya pada pembelajaran materi Persamaan Dasar Akuntansi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Development atau R&D). Pengembangan komik dilakukan dengan

langkah-langkah desain sistem pembelajaran menurut Dick and Carey. Validasi dilakukan oleh dua orang ahli materi dan satu orang ahli media. Subjek uji coba produk adalah siswa SMK kelas X Akuntansi. Uji coba terdiri dari tiga tahap yaitu: uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penelitian mengenai kualitas produk dan saran untuk merevisi produk yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk komik yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran khususnya pada materi Persamaan Dasar Akuntansi pada SMK kelas X bidang keahlian Akuntansi. Hal ini dibuktikan oleh: (1) hasil penilaian dari ahli materi I menilai “sangat baik” dengan rata-rata

skor sebesar 4.4; (2) hasil penilaian dari guru atau ahli materi II menilai “baik”

denganrata-rata skor sebesar 3.9; (3) hasil penilaian dari ahli media menilai “sangat

baik” dengan rata-rata skor sebesar 4.3; (4) hasil penilaian dari uji coba perorangan

menilai “sangat baik” dengan rata-rata skor 4.3; (5) hasil penilaian dari uji

kelompok kecil menilai “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3.8; (6) hasil penilaian

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF COMIC AS AN ACCOUNTING LEARNING MEDIUM ON BESIC COMPETENCE OF FUNDAMENTAL ACCOUNTING EQUATION FOR THE TENTH CLASS STUDENTS OF

VOCATIONAL HIGH SCHOOLS

Pinalis Tiodora Universitas Sanata Dharma

2014

This study aims to divelop a comic that can be used as a media and source of accounting learning for the students of the tenth grade students of Social Science Departement of Vocational High School,with main topic: Basic Accounting Equation

This research is a research and development (R&D). The comic was developed by applying procedure system suggested by Dick & Carey. In maintaining the validity of this study, two experts of material design and one expert of media design were involved. The comic was tested to the students of the tenth gradestudents of Social Science Departement of VocationalHigh School. The trial consisted of three steps: they were individual trial, small group trial, and field trial. The data were obtained by questionnaire and interview. On the other hand, the data that were related to the quality of the research product and the suggestion for the research product were analysed in a descriptiv way.

Research findings show that the comic product was suitable to be used for learning media for basic accounting equation of the tenth grade students of Social Science Departement in SMK Muhammadiyah Cangkringan.(1) the assessment

from the material’s expert is in a very good criteria with the average score is 4.4;

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengembangan Komik sebagai Media Pembelajaran AkuntansiPada Kompetensi

Dasar Persamaan Dasar AkuntansiUntuk Siswa SMK Kelas X” dengan baik. Tugas

ini di buat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan di program studi pendidikan akuntansi, fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan

membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan inipenulis mengucapkan

trima kasih atas selesainya penyusunan skripsi ini, kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Kahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho S.Pd.M.Pd., selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia memberikan saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji I yang telah

meluangkan waktu untuk menguji,memberi kritik dan saran demi

(11)

xi

6. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji II yang telah

meluangkan waktu untuk menguji,memberi kritik dan saran demi

kesempurnaan sekripsi ini.

7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.Si. selaku ahli materi I yang membantu

peneliti dalam mengevaluasi dan memberikan saran untuk perbaikan buku

komik yang dikembangkan.

8. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd. selaku ahli media

pembelajaran yang membantu peneliti dalam mengevaluasi dan memberikan

saran untuk perbaikan buku komik yang dikembangkan.

9. Bapak Drs. Sudaryono Selaku kepala sekolah yang telah memberikan ijinuntuk

melakasanakan penelitian di SMK Muhammadiyah Cangkringan.

10. Ibu Endang S.S Selaku guru mata pelajaran akuntansi kelas X di SMK

Muhammadiyah Cangkringan yang sudah memberi waktu, pikiran dan tenaga.

11. Siswa kelas X SMK Muhammadiayah Cangkringan tahun ajaran 2014/2015

yang sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian ini.

12. Segenap dosen dan staf sekretariat Universitas Sanata Dharma jurusan

Pendidikan Akuntansi

13. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan

dorongan berupa materi dan doanya

14. Suami dan calon buah hati kami yang selalu mendukung usaha dan membantu

saya memudahkan penelitian saya.

15. Segenap teman-teman yang terlibat dalam menyelesaikan penelitian ini antara

(12)
(13)

xiii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI ... vii

ABSTRAK ... viii

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan penelitian ... 5

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan... 5

F. Pentingnya Pengembangan... 6

BAB II KAJIA PUSTAKA ... 8

A. Media Pembelajaran ... 8

B. Pengertian Akuntansi ... 9

C. Tujuan Pembelajaran Akuntansi ... 10

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Akuntansi ... 11

E. Media Pembelajaran Berbentuk Komik ... 14

1. Definisi dan Karakteristik Komik ... 14

2. Jenis-jenis Komik ... 15

3. Komik sebagai Media Pembelajaran ... 19

4. Kelebihan-kelebihan komik ... 20

5. Kekurangan-kekurangan komik ... 21

F. Penelitian dan Pengembangan ... 21

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 34

(14)

xiv

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ... 38

A. Desain Awal Produk ... 38

1. Konsep Produk ... 38

2. Sketsa Produk ... 39

3. Pengumpulan Bahan Produk ... 39

4. Pembuatan Komik Akuntansi... 40

B. Data Validasi Ahli ... 46

C. Revisi Produk Ahli ... 78

D. Data Uji Coba Perorangan ... 83

E. Revisi Produk Dari Uji Coba Perorangan ... 92

F. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 92

G. Revisi Produk Dari Uji Kelompok Kecil ... 101

H. Data Uji Coba Lapangan ... 101

I. Revisi Produk Dari Uji Lapangan ... 109

J. Analisis Data ... 109

1. Analisis Data Dari Ahli Materi ... 110

2. Analisis data Dari Ahli Media ... 134

3. Analisis Data Dari Uji Coba Perorangan ... 146

4. Analisis Data Dari Uji Kelompok Kecil ... 154

5. Analisis Data Dari Uji Lapangan ... 161

K. Kajian Produk Akhir ... 168

BAB V PENUTUP ... 170

A. Kesimpulan ... 170

B. Batasan ... 171

C. Saran ... 172

DAFTAR PUSTAKA ... 174

LAMPIRAN ... 176

(15)

xv

Halaman

Tabel 2.1 Kompetensi Intidan Kompetensi dasar Akuntansi

SMK kelas X Semester Ganjil ... 12

Tabel 3.1 Pedomana konversi Data Kuantitatif ke data Kualitatif Dengan skala lima (PAP) ... 36

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Tahap I Produk Buku Komik Oleh Ahli Materi... 49

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Tahap II Produk Buku Komik Oleh Ahli Materi... 54

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Validasi Ahli Materi ... 60

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Produk Buku Komik oleh Ahli Materi II ... 61

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Buku Komik oleh Ahli Media Tahap I ... 67

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Buku Komik oleh Ahli Media Tahap II ... 72

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Validasi Ahli Media ... 77

Tabel 4.8 Contoh Penilaian Produk Uji Coba Perorangan ... 84

Tabel 4.9 Data Penelitian siswa pada Uji Coba perorangan ... 88

Tabel 4.10 Contoh Penilaian Produk Uji Coba Kelompok Kecil ... 93

Tabel 4.11 Data Penilaian Siswa Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 97

Tabel 4.12 Contoh Penilaian Produk Uji Coba Lapangan... 102

Tabel 4.13 Data Penilaian Siswa Pada Uji Coba Lapangan ... 105

Tabel 4.14 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Meteri oleh Ahli Materi I ... 111

Tabel 4.15 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Kebahasaan Oleh ahli Materi I ... 112

Tabel 4.16 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Penyajian oleh ahli Materi I ... 114

Tabel 4.17 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Kelayakan Media oleh Ahli Materi I ... 115

Tabel 4.18 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Tampilan Menyeluruh oleh Ahli Materi I... 117

Tabel 4.19 Kualiatas Buku Komik Hasil Validasi Pertama dari Ahli Materi ... 118

Tabel 4.20 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Meteri oleh Ahli Materi I ... 119

Tabel 4.21 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Kebahasaan oleh Ahli Materi I ... 121

Tabel 4.22 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Penyajian oleh Ahli Materi I ... 122

Tabel 4.23 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Kelayakan Media oleh Ahli Materi I ... 124

Tabel 4.24 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Tampilan Menyeluruh oleh Ahli Materi I... 125

(16)

xvi

Oleh Ahli Materi II ... 128 Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek penyajian

Oleh Ahli Materi II ... 130 Tabel 4.28 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Oleh Ahli Materi II ... 131 Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Oleh Ahli Materi II ... 132 Tabel 4.30 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Kebahasaan

Oleh Ahli Media ... 134 Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Penyajian

Oleh Ahli Media ... 136 Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek

Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 137 Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Tampilan

Menyeluruh Oleh Ahli Media ... 139 Tabel 4.34 Kualitas Buku komik hasil Validasi Pertama ... 140 Tabel 4.35 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Kebahasaan

Oleh Ahli Media ... 141 Tabel 4.36 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Penyajian

Oleh Ahli Media ... 142 Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek

Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 144 Tabel 4.38 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Tampilan

Menyeluruh Oleh Ahli Media ... 145 Tabel 4.39 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi

Dari Uji Coba Perorangan ... 147 Tabel 4.40 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan

Dari Uji Coba Perorangan ... 148 Tabel 4.41 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Penyajian

Dari Uji Coba Perorangan ... 149 Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Dari Uji Coba Perorangan ... 151 Tabel 4.43 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Dari Uji Coba Perorangan ... 152 Tabel 4.44 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi

Dari Uji Coba kelompok Kecil ... 154 Tabel 4.45 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan

Dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 155 Tabel 4.46 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Penyajian

Dari Uji Coba Kelompok kecil ... 157 Tabel 4.47 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 158 Tabel 4.48 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 160 Tabel 4.49 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi

Dari Uji Coba Lapangan ... 161 Tabel 4.50 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan

(17)

xvii

Tabel 4.51 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Penyajian

Dari Uji Coba Lapangan ... 164 Tabel 4.52 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Dari Uji Coba Lapangan ... 165 Tabel 4.53 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Dari Uji Coba lapangan ... 166 Tabel 4.54 Hasil Wawancara dari Perwakilan Uji Coba Perorangan

Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Lapangan ... 169

(18)

xviii

Halaman

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Depan ... 40

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Kata Pengantar ... 41

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Kompetensi ... 41

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Daftar Isi ... 42

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Petunjuk Penggunaan Buku Komik ... 42

Gambar 4.6 Tampilan Halaman Pengenalan Tokoh ... 43

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Materi ... 43

Gambar 4.8 Tampilan Latihan Soal ... 44

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Kunci Jawaban ... 44

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Evaluasi ... 45

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Profil penulis ... 45

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Kata Pengantar Sebelum Revisi... 79

Gambar 4.13 Tampilan Halaman Kata Pengantar setelah Revisi ... 79

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Indikator sebelum Revisi ... 80

Gambar 4.15 Tampilan Halaman Indikator setelah Revisi ... 80

Gambar 4.16 Tampilan Halaman Depan Sebelum Revisi ... 81

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Depan Setelah Revisi ... 80

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Petunjuk Buku Komik Sebelum Revisi .... 82

Gambar 4.19 Tampilan Halaman Petunjuk Buku Komik Setelah Revisi ... 83

Gambar 4.20 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Materi Oleh Ahli Materi I ... 112

Gambar 4.21 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Materi I ... 113

Gambar 4.22 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Penyajian Oleh Ahli Materi I ... 115

Gambar 4.23 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Materi I ... 116

Gambar 4.24 Diagram Batang Distribusi Frekuensi PenilaianTahap I Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi I ... 118

Gambar 4.25 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Materi Oleh Ahli Materi I ... 120

Gambar 4.26 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Materi I ... 122

Gambar 4.27 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Penyajian Oleh Ahli Materi I ... 123

Gambar 4.28 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Materi I ... 125

Gambar 4.29 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi I ... 126

Gambar 4.30 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi Oleh Ahli Materi II ... 128

Gambar 4.31 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Materi II ... 129

(19)

xix

Gambar 4.33 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian

Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Materi II ... 132 Gambar 4.34 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian

Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi II ... 133 Gambar 4.35 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Media ... 135 Gambar 4.36 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek penyajian Oleh Ahli Media ... 137 Gambar 4.37 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 138 Gambar 4.38 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi II ... 140 Gambar 4.39 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Media ... 142 Gambar 4.40 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Penyajian Oleh Ahli Media ... 143 Gambar 4.41 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 145 Gambar 4.42 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Tampilan Menyeluruh oleh Ahli Media ... 146 Gambar 4.43 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Materi pada Uji Coba Perorangan ... 148 Gambar 4.44 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kebahasaan pada Uji Coba Perorangan ... 149 Gambar 4.45 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Penyajian pada Uji Coba Perorangan ... 150 Gambar 4.46 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Kelayakan

Media pada Uji Coba Perorangan ... 152 Gambar 4.47 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Tampilan

Menyeluruh pada Uji Coba Perorangan ... 153 Gambar 4.48 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Materi pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 155 Gambar 4.49 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kebahasaan pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 156 Gambar 4.50 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Penyajian pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 158 Gambar 4.51 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kelayaan Media pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 159 Gambar 4.52 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Tampilan

Menyeluruh pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 161 Gambar 4.53 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Materi pada Uji Coba Lapangan ... 162 Gambar 4.54 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kebahasaan pada Uji Coba Lapangan ... 163 Gambar 4.55 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Penyajian pada Uji Coba Lapangan ... 165 Gambar 4.56 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

(20)

xx

Gambar 4.57 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Tampilan

Menyeluruh pada Uji Coba Lapangan ... 167

(21)

xxi

Halaman

Lampiran 1 Sketsa Produk ... 177

Lampiran 2 Lembar Evaluasi ... 182

A. Ahli Materi I ... 182

B. Ahli Media ... 189

... C. Ahli Materi II... 195

D. Uji Coba Perorangan ... 203

E. Uji Coba Kelompok Kecil ... 210

F. Uji Coba Lapangan ... 217

Lampiran 3 Hasil Validasi ... 223

A. Penilaian dari Ahli Materi I ... 223

1. Revisi I ... 223

2. Revisi II ... 230

B. Penilaian dari Ahli Materi II ... 237

C. Penilaian dari Ahli Media ... 245

1. Revisi I ... 245

2. Revisi II ... 251

Lampiran 4 Contoh Penilaian Kuisioner Uji coba ... 258

A. Penilaian Dari Uji Coba Perorangan ... 258

B. Penilaian dari Uji Coaba Kelompok Kecil ... 266

C. Penilaian dari Uji Coba Lpangan ... 274

Lampiran 5 Dokumentasi ... 281

A. Dokumentasi pada saat Uji Coba Perorangan ... 281

B. Dokumentasi Pada Saat Uji Coba Kelompok Kecil ... 283

C. Dokumentasi Pada saat Uji Coba Lapangan ... 284

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ... 286

A. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 287

B. Surat Ijin Penelitian dari SETDA DIY ... 288

C. Sutar Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Kab. Sleman ... 289

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di suatu negara dapat menentukan perkembagan negara ke

arah yang positif. Kemajuan pendidikan merupakan tolak ukur bagi suatu

negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran,

sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak negara tersebut ke arah

yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan akan menentukan perkembangan

suatu negara menuju kemandirian dalam semua bidang kehidupan. Salah satu

indikator keberhasilan pendidikan adalah terbentuknya individu yang cakap

dan mandiri melalui suatu proses belajar. Muhibin Syah dalam Elis Mediawati

(2011:68) mendefinisikan belajar sebagai tahapan perubahan tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh tiga aspek

utama yaitu peserta didik, pendidik dan sumber belajar. Namun, saat ini yang

sering menjadi masalah adalah belum terdapatnya keselarasan diantara tiga

aspek tersebut. Bentuk ketidakselarasan itu diantaranya verbalisme, salah

tafsir, perhatian tidak terpusat dan tidak terjadinya pemahaman.

Beberapa masalah diatas merupakan akibat dari belum optimalnya proses

komunikasi dua arah yaitu antara pendidik dan peserta didik dalam proses

(23)

berupa media sangat dibutuhkan untuk membantu proses pembelajaran. Dalam

proses ini kedudukan media cukup penting karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan

media sebagai perantara. Media pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang

mampu dijelaskan oleh guru melalui kata-kata tertentu. Beberapa jenis media

dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Media dapat

digolongkan menjadi media grafis, fotografis, media tiga dimensi, media

proyeksi, media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran. Dalam

penggunaannya tidak ada media yang mutlak digunakan dalam pelajaran

tertentu. Penggunaan media pada mata pelajaran tergantung pada kebutuhan

bahan ajar dan tujuan pembelajaran itu sendiri (Rivai, 2011).

Media grafis termasuk dalam media visual. Media grafis dapat

mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui

perpaduan antara ungkapan kata-kata dan gambar. Nilai media grafis terletak

pada kemampuan dalam menarik perhatian siswa dalam menyampaikan jenis

informasi tertentu secara cepat. Peran utama dari media grafis adalah

memvisualisasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan dalam bentuk yang

ringkas dan padat. Salah satu media pembelajaran dalam bentuk grafis adalah

komik.

Penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai peranan

yang penting yaitu komik memiliki kemampuan dalam menciptakan minat

belajar siswa serta membantu siswa mempermudah memahami materi

pelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik. Keberadaan komik dapat

(24)

pembelajaran. Posisi media ini akan berlaku pada proses pembelajaran di

semua cabang ilmu pengetahuan sesuai dengan karakteristik masing-masing

ilmu.

Akuntansi bukan suatu pelajaran yang sulit tetapi juga bukan pelajaran

cerdas-tangkas. Akuntansi merupakan pelajaran yang menuntut penalaran dan

pemahaman, banyak siswa yang belajar Akuntansi merasakan sulitnya

memahami akuntansi. Mata pelajaran ini sering dianggap sebagai mata

pelajaran yang membosankan bagi siswa. Anggapan bahwa akuntansi adalah

mata pelajaran yang sulit, rumit dan membosankan ini salah satunya

dipengaruhi oleh penggunaan media yang tidak tepat dalam proses belajar

mengajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi serta

beberapa siswa di SMK Muhammadiyah Cangkringan Sleman Yogyakarta

diperoleh informasi bahwa guru sering mengajar dengan menggunakan media

pelajaran yang kurang bervariasi, sejauh ini guru hanya menggunakan media

berupa papan tulis dan buku pelajaran sebagai sumber belajar. Hal ini membuat

siswa menjadi malas untuk belajar dan pemahaman siswa sulit untuk

ditingkatkan. Untuk menanggapi hal tersebut, peneliti mengembangkan media

pembelajaran berupa buku komik sebagai media pembelajaran aktif. Melalui

media pembelajaran berupa buku komik ini siswa dapat belajar secara mandiri

baik di rumah maupun disekolah. Oleh karena itu, buku komik dapat dijadikan

media pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan pemahaman siswa

terutama pada mata pelajaran akuntansi khususnya pada materi pesamaan dasar

(25)

Dewasa ini telah dikembangkan berbagai bentuk media yang berupaya

untuk menghasilkan suatu media yang mendukung pembelajaran yang

menyenangkan, tentunya dengan tidak meninggalkan tujuan utama dari

penggunaan media yaitu sebagai alat bantu penyampaian pesan pembelajaran

kepada siswa sehingga mudah dipahami.

Media komik dapat dijadikan alternatif media dalam pembelajaran

Akuntansi. Salah satu media grafis ini dapat menampilkan visualisasi atas

materi yang perlu dibarengi dengan ilustrasi gambar. Komik menggabungkan

teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif. Perpaduan inilah yang membuat

komik mudah untuk dipahami oleh semua orang dari segala usia. Sehingga

komik dapat menarik perhatian dan semangat siswa untuk belajar dan

mengajari siswa untuk menerjemahkan cerita ke dalam gambar, bahkan

seolah-olah siswa dihadapkan pada konteks yang nyata sehingga muncul efek yang

membekas pada siswa dan dapat mengingat lebih lama. Materi dalam komik

dapat dijelaskan secara sungguh-sungguh, yang artinya bahwa materi dalam

bentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang

dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui

bentuk atau contoh kongkret apa maksud materi. Berdasarkan uaraian diatas,

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah

yaitu “Bagaimanakah kelayakan produk komik akuntansi pada kompetensi

dasar persamaan dasar akuntansi berdasarkan penilaian dari ahli media, ahli

materi dan praktisi pembelajaran akuntansi (guru akuntansi SMK) untuk

meningkatkan pemahaman siswa SMK kelas X” ?

C. Batasan Masalah

Dalam mata pelajaran akuntansi kelas X pada standar kompetensi

Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa memiliki beberapa

kompetensi dasar. Oleh karena itu, peneliti membatasi hanya pada kompetensi

dasar yang membahas tentang penafsiran persamaan akuntansi.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu

mengembangkan media pembelajaran akuntansi berupa komik yang layak

digunakan dalam pelajaran akuntansi khususnya pada kompetensi penafsiran

persamaan akuntansi untuk meningkatkan pemahaman siswa SMK kelas X.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan

(27)

akuntansi. Produk media pembelajar berupa komik yang dikembangkan ini

memiliki spesifikasi anatar lain:

1. Media komik akuntansi ini memuat materi untuk mencapai kompetensi

penafsiran persamaan akuntansi bagi siswa-siswa SMK kelas X.

2. Media komik akuntansi adalah komik yang berisi tentang materi pelajaran

akuntansi yang disajikan secara deskriptif dan naratif dengan tujuan agar

siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mengoptimalkan cara kerja otak

untuk mengingat materi pelajaran akuntansi. Komik ini berisi tentang

materi persamaan dasar akuntansi.

3. Media pembelajaran komik dibuat semenarik mungkin dengan alur cerita

yang jelas agar para siswa dapat mudah memahaminya, sehingga materi

yang disampaikan dapat melekat pada ingatan siswa.

4. Media pembelajaran komik ini dapat digunakan sebagai media pendukung

kegitan belajar siswa di luar kelas atau secara mandiri di rumah maupun di

sekolah.

5. Didalam media pembelajaran komik ini juga di lengkapi dengan soal

latihan dan evaluasi yang berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman siswa.

F. Pentingnya Pengembangan

1. Bagi Siswa

Penggunaan media melalui komik pada pelajaran akuntansi dapat

(28)

Disamping itu siswa memiliki pengalaman yang menarik dan

menyenangkan dalam mempelajari akuntansi yang terkesan sulit.

2. Bagi guru

Diharapkan guru dapat menggunakan media pembelajaran dalam bentuk

komik sebagai alternatif metode pelajaran sehingga siswa tidak merasa

bosan.

3. Bagi sekolah

Menambah koleksi media pembelajaran akuntansi yang dapat digunakan

dalam kegiatan pembelajaran atau secara mandiri. Selain itu media

pembelajran dalam bentuk komik akuntansi dapat memberikan inspirasi

bagi sekolah untuk menggembangkan media-mdia pembelajaran pada mata

pelajaran lainya

4. Bagi peneliti

Penelitian dan pengembangan merupakan wadah untuk menerapkan setiap

pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. Selain itu

penelitian ini memberikan pengalaman baru dalam membuat media

pembelajaran akuntansi yang menarik untuk digunakan dalam proses

(29)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut

Gerlach dan Ely sebagaimanayang dikutip oleh Sri Anitha (2010: 5), Media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau

elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi

visual atau verbal.

Menurut Gagne dalam Arif S. Sardiman (2011: 6) menyatakan bahwa

media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Bringgs dalam Arif S. Sardiman

(2011: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Bertolak dari berbagai pendapat ketiga tokoh tersebut dapat disimpulkan

(30)

siswa untuk belajar yaitu dengan cara menangkap, memproses dan menerima

pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pengertian perantara dalam hal ini

terutama alat-alat fisik baik itu alat grafis, fotografis ataupun elektrolis.

B. Pengertian Akuntansi

Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukkanya sistem

pembukuan berpasangan (double entry book keeping system) oleh pedagang

venesia yang merupakan kota dagang terkenal di italia. Pada tahun 1494

diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang

ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca

Pacioli. Buku itu berjudul summa de arithmatica, geometrica, proportioni et

proportionalita dan membahas pelajaran ilmu pasti. Dalam yang berisi

terdapat beberapa bagian yng berisi pelajaran pembukuan untuk pengusaha.

Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul tractatus de computis et

scriptorio.

Akuntansi menurut AICPA (American Institute of Certified Public

Accountans) dalam kardiman (2010: 2) akuntansi adalah seni dari pencatatan,

penggolongan dan peringkasan dengan sutau cara tertentu dan dalam nilai

uang terhadap kejadian atau transaksi paling sedikit atau sebagian sifat

keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Akuntansi dikatakan

sebagai seni karena akuntansi membutuhkan kemampuan, keyakinan, insting

(31)

dalamnya. Selain pengertian ini masih ada pengertian lainya yaitu akuntansi

sebagai suatu proses.

Akuntansi menurut AAA (American Accounting Association) dalam

kardiman (2010:2) akuntansi adalah proses pengidentifikasian,

pengukuran,dan penyampaian informasi ekonomi yang memungkinkan

dilakukanya penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi

tersebut.

Saat ini, akuntansi telah familiar disebut sebagai language of business

atau bahasa dunia usaha (Endang, 2011: 4). Penyebutan ini dikarenakan

produk dari akuntansi adalah laporan keuangan yang merupakan sumber

pertukaran informasi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.

Jika dilihat dari sudut pandang lain yaitu di dalam perusahaan, akuntansi

merupakan suatu proses di dalam suatu perusahaan yang mendukung

keberlangsungan usaha suatu perusahaan.

C. Tujuan Pembelajaran Akuntansi

Mempelajari ilmu akuntansi dapat memberikan maanfaat positif bagi

seseorang dalam mengelola keuangan pribadi maupun dunia usahanya,

sehingga dapat memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis,

serta dapat memperole sajian informasi biaya dalam bentuk yang lebih mudah

dipahami. Dengan ilmu ini juga seseorang dapat memprediksi dan

(32)

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Akuntansi

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam

bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,

gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor)

yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan

mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang

seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising

element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti

merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal

Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan

antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke

kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu

akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar

satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran

yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga

terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait

yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial

(33)

(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar

dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara

integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial

dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu

peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan

penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan

yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

KI terdiri atas sejumlah KD sebagai acuan baku yang harus dicapai.

Berikut adalah SK dan KD Akuntansi SMK kelas X:

Tabel 2.1 KI dan KD Akuntansi SMK Kelas X Semester Ganjil

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianut

2. Menghayati dan mengamalkan

prilaku-prilaku (jujur, disiplin,

tanggung jawab,peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong,

kerja sama,cinta damai, responsif,

dan proaktif) dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas

1.1 Menunjukkan keimanan sebagai

rasa syukur dan keyakinan

terhadap kebesaran sang

pencipta karna menyadari

keteraturan dan kompleksitas

alam dan jagadraya yang diatur

oleh sang pencipta.

2.1 Memiliki motivasi internal dan

(34)

berbagai permasalahan

bangsadalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan dan

menjelaskan pengethuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu

pengetahuan, teknologi , seni,

budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan

minat untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan

menyajikan dalam dalam ranah

konkrit dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang di

pelajari di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif,

serta mampu menggunakan metode

sesuai kaidah keilmuan.

dalam menemukan dan

memahami ilmu pengetahuan

dasar tentang ilmu yang

dipelajari.

2.2 Menunjukkan prilaku ilmiah

(disiplin, jujur, teliti, tanggung

jawab, obyektif, kritis, kreatif,

inovativ, santun, peduli dan

ramah lingkungan) dalam

melakukan pekerjaan sebagai

bagian dari sikap ilmiah.

2.3 Menghargai kerja individu dan

kelompok dalam pembelajaran

sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap kerja

3.9 Menjelaskan persamaan dasar

akuntansi

4.9 Menyusun persamaan dasar

(35)

Sumber: Asep Ropi smkplusqurota.blogspot.com . Dari tuntutan materi

yang harus dipelajari oleh siswa pada jenjang kelas X SMK tersebut di atas,

terdapat salah satu materi pokok yaitu kompetensi dasar persamaan dasar

akuntansi. Kompetensi ini membutuhkan pendalaman konsep materi yang

memadai, sehingga siswa tidak hanya sekedar menghafal kebiasaan

pencatatan dari transaksi yang ada. Kedalaman pemahaman konsep yang

dimiliki siswa akan membantu memudahkan siswa untuk memahami

kompetensi kompetensi.

E. Media Pembelajaran Berbentuk Komik 1. Definisi dan Karakteristik Komik

McCloud dalam MS Gumelar (2011: 6) memaparkan definisi “komik

adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja dimaksudkan untuk

menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik dari pembaca”.

Komik dalam etimologi bahasa Indonesia berasal dari kata “comic” yang

kurang lebih secara semantik berarti lucu, lelucon (MS Gumelar, 2011: 2).

Dengan pengertian ini pantaslah jika banyak orang yang mempunyai presepsi

bahwa komik adalah sesuatu yang identik dengan suatu hal yang lucu. Lucu

dalam hal ini mencakup segi gambar tokoh yang ditampilkan dan juga konten

yang ada pada komik tersebut. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 64)

memberikan definisi yang senada bahwa komik adalah suatu bentuk kartun

yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan

(36)

para pembacanya. Dengan berbagai definisi yang berasal dari para tokoh

tersebut tidak heran jika predikat menghibur dan menyenangkan telah

melekat pada komik semenjak awal kemunculannya pada tahun 1980-an.

2. Jenis-jenis Komik

Berikut adalah jenis-jenis komik beserta penjabarannya yang diambil

dari sebuah website yang bernama jagoan comic (2007):

1) Kartun/Karikatur (Cartoon)

Kartun yang hanya berupa satu tampilan saja, dengan beberapa gambar

yang dipadu dengan tulisan- tulisan. Biasanya komik tipe kartun/karikatur

ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran)

yang dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami

maksud dan tujuannya.

2) Komik Potongan (Comic Strip)

Bentuk komik ini hanya berupa penggalan-penggalan gambar yang

disusun/dirangkai menjadi sebuah alur cerita pendek. Namun isiceritanya

tidak terpaku harus selesai pada satu kali terbitan namun dapat juga

dijadikan suatu cerita bersambung/berseri. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6

panel atau sekitarnya. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya

disodorkan dalam tampilan harian atau mingguan di sebuah surat kabar,

majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian isi cerita juga dapat berupa

(37)

Contoh: Panji Koming di surat kabar Kompas dan Gibug (Komik Potongan

yang dijadikan buku saku).

3) Buku Komik (Comic Book)

Kumpulan gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk

sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (ComicBook) ini acap

kali disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam buku komik

berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman

dan 64 halaman, buku ini biasanya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.

Buku komik dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:

a) Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)

Buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu lebar dan

besar. Walau berkesan tipis namun bisa juga dikemas dengan

menggunakan kualitas kertas yang baik/ bagus sehingga penampilan/

penyajian buku ini terlihat menarik. Apalagi dengan gambar dan warna

yang cantik, membuat buku komik ini sangat digemari.

b) Komik Majalah (Comic Magazine)

Buku komik ini berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya

menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya.

Dengan ukuran yang besar tersebut misalnya, 64 halaman bisa

menampung banyak gambar dan isi cerita. Contoh : komik Tintin,

Asterix dan Obelix.

(38)

Biasanya isi ceritanya lebih panjang dan komplikasi serta

membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya.

Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau

cerita putus.

d) Komik Tahunan (Comic Annual)

Bila pembuat komik sudah dalam skup penerbit yang serius, si

penerbit akan secara teratur/ berskala (misalkan setiap tahun atau setiap

beberapa bulan sekali) akan menerbitkan buku-buku komik baik itu

cerita putus maupun serial. Contoh komik tahunan yang ada di dalam

negeri, yaitu M&C Gramedia, PMK, Mizan, Terant, Bumi Langit,

Jagoan Comic, dan sebagainya. Adapun contoh yang ada di luar negeri,

yaitu Marvel Comics, DC Comics, dan sebagainya.

e) Album Komik (Comic Album)

Para penggemar bacaan komik baik itu komik karikatur maupun

komik strip dapat mengkoleksi (hasil guntingan dari berbagai sumber

media bacaan), dimana hasil koleksinya dikumpulkan dan disusun rapi

menjadi sebuah bundelan/ album bacaan.

f) Komik Online (Webcomic)

Selain media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan buletin,

media internet juga dapat dijadikan sarana dalam mempublikasikan

komik-komik. Dengan menyediakan situs web maka para pengunjung/

(39)

Dengan menggunakan media internet, jangkauan pembacanya bisa

lebih luas (diseluruh dunia yang memiliki koneksi internet dapat

mengaksesnya) dari pada media cetak. Komik online bisa dijadikan

langkah awal untuk mempublikasikan komik-komik dengan biaya yang

relatif lebih murah dibanding media cetak.

(Contoh:www.gibug.comdan www.kaptenbandung.com)

g) Buku Instruksi dalam Format Komik (Instructional Comics)

Tidak sedikit sebuah panduan atau instruksi sesuatu dikemas dalam

format komik, bisa dalam bentuk buku komik, poster komik, atau

tampilan lainnya. Pengguna/ pembaca akan lebih mudah cepat mengerti

bila melihat alunan gambar dari pada harus membaca

prosedur-prosedur dalam bentuk tulisan. Selain itu, dapat menjadi lebih menarik

dan menyenangkan.

h) Rangkaian Ilustrasi (Storyboard)

Biasanya didalam dunia perfilman maupun periklanan, sebelum

melangkah dalam pembuatan film/ iklan akan lebih mudah bekerjanya

bila dibuatkan rangkaian ilustrasinya terlebih dahulu, biasanya

rangkaian ilustrasi ini dibuat dalam bentuk gambar, dan sudah tentu

rangkaian ilustrasi gambar tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian

yang bisa disebut komik. Namun tidak usah jauh-jauh ke dalam dunia

perfilman/ iklan, sebelum para komikus membuat komik sudah pasti

(40)

diproses penggambaran, penintaan, pewarnaan dan penataan tampilan

(layout).

i) Komik Ringan (Comic Simple)

Biasanya jenis komik ini terbuat dari hasil cetakan kopian dan

steples (buatan tangan). Hal ini dimana pemilik dan pembuat komik

dengan biaya yang rendah turut dapat menciptakan komik-komik dan

berkarya, cara ini digunakan sebagai alternatif cara untuk turut berkarya

kecil-kecilan, bisa dijadikan langkah awal bagi para komikus. Contoh:

Kakek Bejo (pragatcomic.com).

j) Perencanaan dalam Pikiran (Planning on Mind)

Cukup sering bila kita ingin melakukan sesuatu, terlebih dahulu kita

membayangkan apa-apa saja yang akan kita lakukan nantinya

(persiapan). Dengan bayangan-bayangan dalam pikiran tersebut

sebenarnya sudah menjadi rangkaian gambar-gambar yang mana bisa

juga disebut juga sebagai komik, hanya saja gambar-gambar tersebut

tidak tertuang dalam coretan diatas kertas melainkan tergambar didalam

pikiran kita.

3. Komik sebagai Media Pembelajaran

Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru

bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran (Nana

Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005: 65). Eksperimen ini tentunya

(41)

oleh komik di dalam ruang pembelajaran. Penggunaan komik memiliki

kemampuan untuk menciptakan minat belajar siswa serta membantu

siswa dalam mempermudah mengingat materi pelajaran yang

dipelajarinya (Elis Mediawati, 2011: 70). Pembelajaran yang

menyenangkan akan membuat otak siswa berada pada kondisi rileks

sehingga pelajaran yang disampaikan pun akan lebih terserap dengan

baik. Materi yang dirasa rumit akan lebih dapat diuraikan.

4. Kelebihan-Kelebihan komik

Komik sebagai media pembelajaran dalam Riska Dwi dan M. Syaichudin

(2010: 78):

a) Peranan pokok dari buku komik dalam instruksional adalah

kemampuannya dalam menciptakan minat peserta didik.

b) Membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik, serta

c) Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan

untuk menumbuhkan minat baca.

d) Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya.

e) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang

abstrak.

f) Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi

yang lain.

g) Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau

(42)

5. Kekurangan-Kekurangan komik

Komik sebagai media pembelajaran juga memiliki kekurangan sebagai

berikut:

a) Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik,

tetapi jangan berhenti hanya sampai disitu saja, apabila minat baca

telah dibangkitkan cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi

bacaan film, gambar, tetap model (foto), percobaan serta berbagai

kegiatan yang kreatif.

b) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca

sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang

tidak bergambar.

F. Penelitian dan Pengembangan (Research and Depelopment )

Meteode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya

research and depelopment adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Menurut borg and gall (1989 : 624), educational research and depelopmant is a

process used to develop and validate educational product. Atau dapat diartikan

bahwa penelitian pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang

digunakan untuk mengembangan dan memvalidasi produk pendidikan. Hasil

dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan produk yang sudah

ada melainkan untuk menemukan pengetahuan dan jawaban atas permasalahan

(43)

Metode pengembangan dan penelitian juga didefinisikna sebagai suatu

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011 : 297), selanjutnya,

penelitian pengembangan adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang

cukup ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata 2009) penelitian

pengembangan juga diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sujadi, 2003: 164). Sejalan dengan hal

tersebut, menurut Richey and klein (2007 : 1), pengembangan adalah proses

penerjamahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik yang berkaitan dengan

desain sistematik, pengembangan dan evaluasi memproses dengan maksud

menetapakan dasar empiris untuk mengkreasikan produk pembelajran dan

non-pembelajaran yang baru atau model peningkatan pengembangan yang sudah ada.

Model penelitian pengembangan menurut sugiyono (2009 : 409), penelitian

dan pengembangan terdiri dari 10 langkah yaitu :

1. Potensi dan masalah.

Penelitian harus berangkat dari potensi atau masalah. Potensi adalah segala

seuatu yang memiliki nilai tambah sedangkan masalah adalah perbedaan

antara harapan dan kenyataan.

2. Pengumpulan data.

Pengumpulan berbagai data yang diperlukan dalam perancangan produk.

(44)

Pembuatan rancangan produk awal yang akan dibuat lengkap dengan

spesifikasinya.

4. Validasi desain

Proses penilaian terhadap rancangan berdasarkan pemikiran rasional bukan

fakta di lapangan, denngan cara menghadirkan para ahli yang sesuai.

5. Revisi desain.

Koreksi ahli dijadikan untuk bahan perbaikan produk.

6. Uji coba produk

Hasil dari perbaikan dibuat prototipe jadi, kemudian diuji cobakan

penggunaanya pada kelompok terbatas. Desain ujicoba produk

menggunakan desain ekperimen dengan cara membandingkan keadaan

sebelum dan sesudah (befoer-after) menggunakan produk atau

menggunakan kelompok kontrol (pretest-postest group desain). Kemudian

dilakukan uji efektifitas dengan menggunakan uji-t.

7. Revisi produk

Proses perbaikan produk berdasarkan saran dan hasil uji efektifitas pada uji

coba produk.

8. Uji coba pemakaian

Ujicoba pemakaian produk yang lebih luas dan tetap dinilai kekuarangan

dna hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.

(45)

Perbaikan dilakukan apabila ada saran perbaiakan atau usulan pada ujicoba

pada kelompok luas.

10. Produksi masall

Setelah beberapa kali pengujian dan dinilai efektif maka dapat dilakukan

produksi secara masall.

Dengan model borg dan gell (Sukmadinata, 2010 : 169-170), maka prosedur

yang ditempuh dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dan pengumpulan data

Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan data awal untuk

kajian pustaka, pengamatan kelas, identifikasi permasalahan dan

merangkum permasalahan.

2. Perencanaan

Melakukan perencanaan yaitu identifikasi dan definisi ketrampilan,

perumusan tujuan dan uji ahli atau uji coba pada sekala kecil.

3. Pengembangan draf produk

Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi penyiapan materi

pempelajaran, penyusunan buku petunjuk, dan perangkat evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal

Melakukan uji coba lapangan awal tahap awal, dilakukan terhadap 1-3

sekolah menggunakan 6-12 subjek. Pengumpulan informasi/data dengan

menggunakan observasi, wawancara, kuesioner dan dilanjutkan analisi data.

(46)

melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan

saran-saran dari hasil uji lapangan awal.

6. Uji coba lapangan

Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 5-15 sekolah,

dengan 30-100 subjek.

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan

Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan

saran-saran hasil uji lapangan utama.

8. Uji pelaksanaan lapangan.

Melakukan uji lapangan oprasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah,

melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara,

observasi dan kuesioner.

9. Penyempurnaan produk akhir.

Perbaikan terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba

lapangan.

10.Disemenasi dan implementasi

Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan

menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama

dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau

distribusi dan kontrol kualitas.

Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey

(1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural.

(47)

1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.

2. Melaksanakan analisi pembelajaran.

3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa.

4. Merumuskan tujuan performansi.

5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran.

7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.

8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.

9. Merevisi bahan pembelajaran.

10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Model Dick and Carey Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah.

Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang

pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain.

Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang

sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya.

Dengan kata lain, system yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas,

namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya. Langkah

awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran.

Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah

menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana

tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suaturancangan

(48)

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata

pelajaran dimaksudkan agar:

 Pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir

pembelajaran.

 Adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki.

 Menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran

G. Hasil penelitian yang relevan

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai penelitian dan pengembangan

terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Indriana Mei Listiyani (2012), yang berjudul “Pengembangan

Komik sebagai Media Pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar

Persamaan Dasar Akuntansi untuk Siswa SMK Kelas Xmenunjukkan bahwa

media pembelajaran berbentuk Komik Akuntansi ini sangat layak untuk

digunakan. Terbukti dengan skor penilaian oleh ahli materi sebesar 131,11 atau

87,54% yang termasuk dalam kriteria sangat baik, skor penilaian ahli media

sebesar 105,50 atau 92% yang termasuk dalam kriteria sangat baikdan skor

penilaian oleh praktisi pembelajaran sebesar 169 atau 99,39% yang termasuk

dalam kriteria sangat baik. Pada uji coba lapangan, dengan melaksanakan

(49)

nilai tes siswa dari 51,88 manjadi 92,5. Dengan demikian, media pembelajaran

berbentuk komik ini sangat layak digunakan untuk pembelajaran akuntansi di

SMA Kelas X.

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai penelitian dan pengembangan

terdahulu yang ada kaitanya dengan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Anton Dedy Kurniawan (2011) yang berjudul “media pembelajaran

komik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP kanisius

gayam yogyakata dalam pokok bahasan wujut zat” hasl dari penelitian

menunjukan bahwa (1) penerapan metode pembelajaran komik meningkatkan

pemahaman konsep siswa pada kelas VIIA dan juga pada kelas VII B yang

menggunakan metode ceramah berdasarkan penghitungan statistika p=0.000<

α = 0.05 (signifikan) dan p= 0.045< α =0.05 (signifikan), (2) kelas dengan

metode pembelajaran komik lebih baik dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan metode ceramah berdaarkan perhitungan statistik p = 0.000 < α

=0.05 dan p =0.045 < α = 0.05 (signifikan). Minat siswa terhadap kedua metode

pembelajaran tidak jauh berbeda terlihat dari hasil statistika yang menunjukkan

p = 0.371 > α = 0.05 (tidak sgnifikan), tetapi jika dikaji dengan interval skor

yang didapat, media pembelajaran komik masuk dalam kategori minat,

sedangkan media ceramah masuk dalam kategori cukup berminat.

Penelitian yang dilakukan oleh Cita Murti Pramaeswari (2010) yang

berjudul “komik sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa kelas

VIIF SMP N 1 yogyakarta belajar memahami hubungan antarsudut” Subjek

(50)

Kemudian dipilih 13 siswa sebagai subjek wawancara untuk dianalisis hasil

belajar siswa dari segi kognitif dan subjek guru adalah peneliti. Penelitian ini

mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini adalah hasil belajar siswa 3,4,5,6,dan 8 terjadi peningkatan pemahaman

materi, sedangkan siswa 1 dan siswa 2 belum memahami materi yang

disampaikan sedangkan 6 siswa lainya berpendapat bahwa pembelajaran

(51)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Produk pembelajaran yang dikembangkan adalah komik

akuntansi pada kompetensi menafsirkan persamaan akuntansi untuk

meningkatkan pemahaman siswa SMK kelas X. Penelitian ini dirancang

dengan menggunakan desain pengembangan pembelajaran Walter Dick dan

Lou Carey.

B. Prosedur Pengembangan

Dalam desain pengembangan pembelajaran Dick dan Carey terdapat

sepuluh tahapan pengembangan pembelajaran, tetapi dalam pengembangan

komik akuntansi ini tahapan pengembangan dibatasi sampai dengan sembilan

tahapan, karena pengembangan komik akuntansi hanya sebatas uji coba

prototype produk. Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan yaitu

menghasilkan Komik Akuntansi untuk Siswa SMK yang menarik dan layak

untuk digunakan dalam pembelajaran secara mandiri di rumah.

Prosedur pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh

pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan dapat dilihat

(52)

C. Uji Coba Produk

C. Uji Coba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan komik sebagai

media pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan pemahaman

siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Uji coba dalam pengembangan media

pembelajaran berupa komik ini meliputi:

Tahap I

Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan analisis kebutuhan.

Tahap II

Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengembangkan komponen pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai langkah-langkah Dick

andCarey.

Tahap III

Menyusun draft komik akuntansi pada kompetensi memmahami penyusunansiklus perusahaan jasa untuk meningkatkan pemahaman bagi siswa SMK kelas X.

Komik Akuntansi pada Kompetensi Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa untuk Meningkatkan Pemahaman Bagi Siswa SMK Kelas X

Evaluasi Formatif I Evaluasi Formatif II Evaluasi Formatif III Evaluasi Formatif IV

Tinjauan Ahli Materi dan Ahli Desain

Evaluasi Perorangan Evaluasi Kelompok Kecil

Evaluasi Lapangan

Analisis

Revisi I

Analisis Analisis Analisis

Revisi II Revisi III v

(53)

1. Validasi

Validasi oleh ahli media pembelajaran, ahli materi akuntansi, dan

praktisi pembelajaran akuntansi (guru mata pelajaran akuntansi) bertujuan

untuk mengevaluasi desain komik, isi materi, bahasa yang digunakan, dan

lain-lain. Hasil data dari ahli media pembelajaran dan ahli materi akuntansi

dianalisis untuk digunakan sebagai pijakan merevisi komik akuntansi

(Revisi I).

2. Uji perorangan

Evaluasi formatif tahap kedua dilaksanakan setelah draft komik

selesai direvisi pada tahap pertama. Uji coba perorangan dilakukan pada

tiga orang siswa yang mempunyai latarbelakang prestasi yang berbeda, satu

orang yang berkemampuan tinggi, satu orang yang berkemampuan sedang,

dan satu orang yang berkemampuan rendah. Prosedur pengambilan sampel

berdasarkan pada perolehan nilai mata pelajaran Akuntansi siswa SMK.

Hasil uji coba dianalisis dan dijadikan landasan merevisi komik (Revisi II)

sebelum dilakukan uji coba pada kelompok kecil.

3. Uji kelompok kecil

Setelah melalui revisi, draft komik dievaluasi kembali dengan

menggunakan sekelompok kecil berjumlah sembilan orang yang terdiri dari

tiga orang dengan prestasi di atas rata, tiga orang dengan prestasi

rata-rata, dan tiga orang dengan prestasi di bawah rata-rata. Diantara mereka

(54)

Hasil dari uji coba kelompok kecil akan dijadikan landasan untuk merevisi

(Revisi III) draft komik sebelum uji coba lapangan.

4. Uji coba lapangan

Uji coba lapangan dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan

penggunaan komik hasil pengembangan pada kondisi di kelas. Uji coba

lapangan diberlakukan pada satu kelas, tidak termasuk siswa yang telah

dikenakan evaluasi satu-satu dan evaluasi kelompok kecil.

Setelah dilakukan evaluasi formatif IV, maka kegiatan penelitian

pengembangan akan dibatasi sampai tahap ini. Hasil akhir evaluasi (Revisi

IV) dari pelaksanaan uji coba lapangan berupa Komik Akuntansi yang telah

layak digunakan untuk membantu siswa SMK kelas X dalam memahami

materi persamaan dasar akuntansi.

D. Subjek Uji Coba

Sebelum diujicobakan kepada siswa, produk yang dikembangkan ini

divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi pembelajaran akuntansi

(guru mata pelajaran akuntansi). Subjek uji coba produk yang dikembangkan

ini adalah siswa kelas X dengan mengambil sampel di SMK Muhammadiyah

Cangkringan Sleman. Uji coba produk terdiri dari uji coba perorangan yang

dilakukan pada tiga orang siswa dan uji coba kelompok kecil pada enam orang

siswa, serta uji lapangan pada 31 siswa dari SMK Muhammadiyah

(55)

E. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dari serangkaian validasi dan uji coba produk

berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dihimpun dari tanggapan,

kritikan, dan saran-saran melalui kuesioner yang diperoleh darivalidasi, uji

perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Data-data tersebut digunakan

untuk merevisi produk yang akan dikembangkan. Adapun data kuantitatif

diperoleh dari hasil penilaian kelayakan produk.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam menghasilkan produk pengembangan yang berkualitas diperlukan

instrumen yang berkualitas dan mampu menggali apa yang dikehendaki dalam

pengembangan media komik. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan

data (Henri dalam teorionline.wordpress.com), yaitu berupa:

1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini berisi item-item/ indikator penilaian untuk

menentukan kualitas komik oleh ahli media, ahli materi, guru, dan siswa.

Kuesioner penilaian dari responden, disusun dengan menggunakan kriteria

penilaian Skala Likert. Pada Skala Likert skor tertinggi tiap butir 5 dan

terendah 1 (Deni, 2013:169). Sebelum menyusun kuesioner, terlebih

dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang

Gambar

Tabel 2.1 KI dan KD Akuntansi SMK Kelas X Semester Ganjil
Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan
gambar dengan tampilan awal sebagai berikut :
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Negara-negara Timur Tengah yang saat ini menjadi sorotan media dunia menarik kita kaji dengan menggunakan pendekatan sosial politik yang akhirnya berpengaruh pada kehidupan ekonomi

kelompok kontrol dengan efek analgetik pa&amp; mencit yang diberi. ekstrak Rimpang Temukunci (Boesenbergra parzdurata

[r]

Peran penyuluh pertanian sebagai mediator Kemampuan penyuluh menjembatani kelompok petani dalam bimbingan teknis dengan pemerintah maupun non-pemerintah, petugas

Sebagai contoh, programmer dapat menentukan model yang menjembatani komputasi back-end dengan front-end GUI (graphical user interface). View, bertanggung jawab untuk

Kepala Sub Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (ADAK) 6. Dosen dan Mahasiswa.. Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan Ilmu

Dari percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan A dengan konsentrasi akar tuba segar 1 ppm merupakan waktu rata-rata kematian ikan nila terlama dan perlakuan D