NASKAH PUBLIKASI
Perbandingan Porositas Produk Hasil Injeksi
Molding dan Pres Molding Pada Proses Pembuatan
Hendel Pintu Mobil
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun :
ANDI PORWANTA
NIM : D200 050 172
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta – 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi / tugas akhir :
Nama : Bambang W. Febriantoko, ST, MT ( Pembimbing I )
Nama : Ir. Masyrukan, MT ( Pembimbing II )
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi ( tugas akhir ) dari mahasiswa :
Nama : Andi porwanta
NIM : D 200 05 0172
Program Studi : Teknik Mesin
Judul Skripsi : ” Perbandingan Porositas Produk Hasil Injeksi Molding dan Pres Molding Pada Proses Pembuatan Hendel Pintu Mobil’’naskah artikel tersebut layak dan dapat persetujuan untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, 25 Maret 2013
Perbandingan
porositas
produk hasil injeksi
molding
dan pres
molding
pada proses pembuatan hendel pintu mobil
Andi porwanta,Bambang W. Febriantoko, Masyrukan
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura
ABSTRAKSI
Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern, dalam dunia otomotif karet merupakan salah satu bahan pokok untuk pembuatan komponen – komponen otomotif tertentu, khususnya handle yang sering kita lihat pada interior mobil bagian atas, yang gunanya untuk pegangan saat kendaraan melakukan pengereman , berbelok dan saat kondisi jalanan rusak.
Proses pertama diawali dengan persiapan alat dan pembuatan mold, kemudian dilakukan pembuatan karet kompon dari bahan karet alam dan bahan lain dan dilakukan proses pencampuran sehingga menghasilkan karet kompon setelah itu dilakukan pencetakan. dilakukan perbandingan porositas atau cacat produk antara proses injeksi dengan pres. dengan suhu mold vulkanisasi 160 °C dengan
variasi lama waktu vulkanisasi 1 jam. Pengukuran porositas produk meliputi luas
penampang yang dihasilkan dan diameter lubang porositas produk kemudian dibandingkan porositas yang dihasilkan sehingga bisa diambil kesimpulan.
Dari hasil perbandingan porositas antara proses pres molding dengan injeksi molding dapat disimpulkan bahwa untuk hasil porositasnya, produknya lebih bagus pres dengan L=6,056328mm dan A=0,610083mm2 walaupun terjadi cacat porositas
lebih banyak pada produknya dan hasilnya biasa jauh lebih keras pada proses pres di bandingkan dengan proses injeksi,dengan L= 2,272114mm dan A=0,27653mm2
terjadinya porositas pada proses injeksi lebih sedikit dan untuk kekerasannya masih kurang di bandingkan dengan pres yang jauh lebih keras, karena tidak adanya campuran pada pembuatan hendel pada proses injeksi.
Pendahuluan
Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat
membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi
penggunaannya. Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah
pohon karet (atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih
banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami.
Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah
penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap
cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan
dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah
ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu yang
semuanya terbuat dari bahan karet.
Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena
mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang
diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon, karet alam
sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam
pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi
dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit
disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun
dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Membandingan proses pencetakan Injection Molding dengan Press Molding
terhadap hasil cetakan
2. meneliti cacat porositas produk antara injection Molding dengan press
Molding.
Dasar Teori
1. Komposit
Bahan komposit dalam pengertian berarti terdiri dari dua atau lebih
bahan yang berbeda, yang digabung atau dicampur secara makroskopis.
Pada bahan komposit sifat-sifat unsur pembentuknya masih terlihat jelas.
Justru keunggulan bahan komposit disini adalah penggabungan sifat-sifat
unggul masing-masing unsur pembentuknya tersebut. Pada umumnya
bahan komposit terdiri dari dua unsur, yaitu serat (fiber) dan bahan
pengikat serat-serat tersebut yang disebut matriks. Unsur utama bahan
komposit adalah serat. Serat ini yang menentukan karakteristik bahan
kompositnya, seperti kekakuan, kekuatan serta sifat-sifat mekanik yang
lain. Sedangkan matriks bertugas melindungi dan mengikat serat agar
dapat bekerja dengan baik.
Kelebihan material komposit dibandingkan dengan material
konvensional lainnya adalah :
a. Ringan
c. Memiliki konduktifitas panas yang rendah
d. Tidak bersifat magnetik
e. Tahan terhadap karat
f. Perawatan mudah
g. Tahan terhadap keadaan lingkungan dan kondisi cuaca
Sifat fisik material komposit adalah orthotropic, yaitu tergantung pada arah gaya atau beban yang diberikan. Kekuatan panel komposit tergantung pada
orientasi dari gaya dan momen yang bekerja pada panel tersebut. Kekakuan
juga tergantung pada design pada panel itu sendiri. Misalnya: jenis matriks
dan serat yang dipakai, metode pembentukan panel, tipe anyaman, dan
orientasi serat.
Tinjauan Pustaka
Menurut Winahyu K.R, dkk ( 2002 ), karet yang digunakan untuk
pembuatan ebonit dapat berupa karet alam ataupun karet sintetis BR
(Butadiene Rubber), SBR (Styrene Butadiene Rubber) dan NBR (Nytrile
Butadiene Rubber), dapat digunakan sendiri-sendiri maupun dicampur dengan
karet alam. Ebonit yang dibuat dari karet sintetis SBR (Styrene Butadiene
Rubber) mempunyai daya tahan terhadap bahan kimia yang lebih bagus,
tahan terhadap pukulan, tahan terhadap pengkerutan, serta tahan terhadap
minyak apabila dibandingkan dengan ebonit yang dibuat dari karet alam.
Moerbani (1999), dalam penelitiannya tentang plastic molding
menyatakan bahwa setiap pembuatan mold (cetakan) harus selalu
memperhitungkan terjadinya penyusutan (shrinkage) setelah terjadi
perubahan fase dari material cair menjadi padat, pasti akan terjadi perubahan
volume.
Mark dkk, (2005), Vulkanisasi merupakan proses pengolahan karet alam
yang semula secara fisik bersifat lunak dari bahan kompon diubah menjadi
produk yang mempunyai kwalitas tinggi. Kompon karet terdiri dari 4 macam
bahan, (1) karet alam; (2) Activator biasanya digunakan bahan Zinc stearic acid Oxide dan; (3) Vulcanizing agent yaitu sulfur atau peroxide; (4)
accelerator
Amraini, dkk (2009). Judul penelitiannya “Pengaruh Filler Carbon Black Terhadap Sifat dan Morfologi Komposit Natural Rubber / Polypropylene”. Penelitian ini mempelajari pengaruh komposisi dan teknik penambahan filler carbon black (CB) terhadap sifat tensile dan morfologi campuran natural
rubber/polypropylene (NR/PP). Hasil yang didapat adalah penggunaan filler carbon black, dimana CB dan NR dicampur terlebih dahulu dalam Roll-Mixer dapat meningkatkan sifat tensile campuran NR/PP. Kesamaan dengan peneliti adalah pada alat yang digunakan yaitu peralatan untuk pembuatan kompon
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian
3.1.1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1. Diagram Alir Metode Penelitian Mulai
Selesai
Studi pustaka dan studi
Persiapan Alat dan Bahan
Desain dan Pembuatan pres Molding
Proses Pengolahan
Kompon
Proses Pencetakan
Pendinginan Alami Selama 24 jam
Analisa Hasil
Kesimpulan dan Saran
Proses pembuatan alat injeksi
Membandingkan hasil asil jadi
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Mengetahui porositas pres dan injeksion molding terhadap hasil produk hendel Mobil.
Dari beberapa proses pencetakan pres molding maupun injeksi molding
dapat diketahui beberapa kekurangan yang mempengaruhi hasil produk
proses pres ataupun injeksi.beberapa cacat yang terjadi pada proses pres
molding dan injeki molding.
Diantaranya:
1. Porositas.
2. Kerutan pada hendel.
3. Terjadinya lipatan pada produk.
Porositas adalah suatu cacat (void) /rongga pada produk pres atau injeksi yang dapat menurunkan kualitas produk.
Beberapa foktor yang dapat mengakibatkan porositas anatara lain:
1. Teknik dan kondisi pencetakan.
2. temperature.
3. kurang rapatnya mold.
4. air yang tekandung dalam cetakan.
5. Kecepatan penuangan.
4.2. Perbandingan Injection Molding dengan Press Molding terhadap kuwalitas hasil cetakan hendel.
4.2.1. Perbandingan dari segi lama waktu proses pembuatan produk.
proses injection mulai dari karet kompon dipanaskan dalam alat injection
dengan suhu 160˚c hingga kondisi lembek atau hampir mencair kemudian
ditekan dengan tekanan 2 ton menggunakan mesin press sampai mengalir ke dalam cetakan atau mold hingga penuh, setelah itu divulkanisasi selama waktu 1 jam.
Sedangkan proses press molding lebih lama karena karet kompon
terlebih dahulu dicampur dengan serat bambu, dipotong kecil-kecil terlebih
dahulu baru dimasukkan ke dalam cetakan secara manual kemudian di
press menggunakan mesin press dengan tekanan 2 ton. Setelah itu di
vulkanisasi selama 1 jam baru didinginkan.
4.3.Data Hasil pengukuran porositas pres molding.
Dan untuk produk pres hasilnya cenderunga lebih kuat dan lebih
keras hasil praduknya di karenakan dalam pembuatannya pres
menggunakan tekanan langsung pada cetakan dengan tekanan 2 ton
dengan suhu 160° dan divulkanisasi selama 1 jam dan penggunaan serat
bambu pada campuran kompon untuk memperkuat atau memper keras
4.1Gambar hendel pres serat bambu
Hasil pengukuran porositas hendel dengan campuran serat bambu
4.2 Gambar porositas bagian kanan hendel
4.1Tabel porositas bagian kanan Hendel
Name Length(mm) Area(mm^2)
PG0 5,061 0,493
PG1 2,651 0,291
PG2 2,688 0,154
PG3 1,392 0,092
PG4 1,995 0,167
PG5 2,598 0,374
PG6 0,771 0,036
PG7 1,077 0,074
PG8 1,298 0,12
PG9 0,698 0,046
PG10 1,062 0,071
1. pada ujung bagian kanan hendel diperoleh hasil pengukuran
porositas produk: L = 2,05376923mm
A=0,19461538mm2
4.3 Gambar porositas bagian tengah hendel
4.2Tabel porositas bagian Tenga Hendel
Name Length(mm) Area(mm^2)
PG0 1,313 0,053
PG1 1,615 0,117
PG2 1,86 0,24
PG3 1,138 0,055
PG4 1,073 0,087
PG5 0,665 0,015
PG6 0,892 0,002
Jumlah 1,22228571 0,08128571
2. untuk bagian tengah hasil diperoleh hasil pengukuran porositas produk:
L=1,22228571mm
4.4 Gambar porositas bagian kanan hendel 4.3Tabel porositas bagianKiri Hendel
Name Length(mm) Area(mm^2)
PG0 2,639 0,176
PG1 7,379 1,259
PG2 3,973 0,338
PG3 5,053 0,895
PG4 2,827 0,315
PG5 1,513 0,153
PG6 0,661 0,032
PG7 0,962 0,065
PG8 1,465 0,169
PG9 2,212 0,174
PG10 1,899 0,1
2,78027273 0,33418182
3. bagian ujung kiri diperoleh hsil pengukuran porositas
L=2,78027273mm
Jumlahl rata-rata pengukuran porositas pada proses pencetakan pres
molding pada hasil produk hendel,pada gambar 4.2 4.3 4.4 dapat dilihat
porositas yang terjadi pada hasil pres molding dengan campuran serat
bambu:
4.3.1Jumlah rata-rata porositas pada proses pres molding
4.4 .Tabel Rata-rata porositas Pres Molding
No Length mm Area mm2
1 pres molding 6,056328 0,610083
Dan untuk produk pres hasilnya cenderunga lebih kuat dan lebih
keras hasil praduknya, di karenakan dalam pembuatannya pres
menggunakan tekanan langsung pada cetakan dengan tekanan 2 ton
dengan suhu 160° divulkanisasi selama 1 jam dan penggunaan serat
bambu pada campuran kompon untuk memperkuat atau memper keras
hasil produk pada proses pembuatan produk. (huda 2004)
4.4. Kekurangan dan kelebihan injeksi molding.
Pada proses injeksi molding untuk pembuatan hendel terjadi
beberapa kekurangan, pada proses pembuatannya diantaranya terjadinya
banyak kerutan dan lipatan pada produk yang dihasilkan,terjadinya kerutan
atau lipatan dikarenakan pada proses pembuatannya mengunakan sistem
dialirkan dari injeksi ke mold dengan tekanan 2 ton dengan suhu 160°
sampai agak mencair kemudian di tekan sampai mol penuh, jadi terjadinya
penumpukan pada kompon cair di dalam mold dapat menimbulkan kerutan
atau lipatan pada hasil cetakan karena ada dorongan dari kompon yang di
kerena tidak adanya campuran pada kompon dan prosesnya
menggunakan system penekanan tidak langsung (di alirkan) pada
cetakannya, dibandingkan dengan press jadi terjadinya porositas (ronggo)
cenderung lebih sedikit.
4.5 Gamar porositas bagian kanan hendel
4.5Tabel porositas bagian Kanan Hendel
Name Length(mm) Area(mm^2)
PG0 3,096 0,214
PG1 1,058 0,077
PG2 1,665 0,125
PG3 1,647 0,134
PG4 1,062 0,03
PG5 1,141 0,073
PG6 1,031 0,058
PG7 0,93 0,042
PG8 0,913 0,081
PG9 1,143 0,077
PG10 1,136 0,087
PG11 0,863 0,044
PG12 0,844 0,054
Jumlah 1,27146154 0,08430769
1. pada ujung sebelah kanan hendel diperoleh hasil pengukuran porositas
produk injeksi molding: L=1,27146154mm
A=0,0843079mm2
4.7 Gambar porositas bagian tengah hendel
4.6Tabel porositas bagian Tengah Hendel
Name Length(mm) Area(mm^2)
PG0 4,024 0,439
PG1 4,56 0,646
PG2 2,149 0,266
PG3 3,393 0,363
PG4 1,473 0,096
PG5 1,573 0,148
PG6 2,552 0,141
PG7 1,026 0,061
PG8 0,842 0,046
PG9 1,931 0,128
PG10 1,164 0,09
PG11 0,967 0,044
PG12 1,045 0,062
Jumlah 2,05376923 0,19461538
2. untuk bagian tengah hasil diperoleh hasil pengukuran porositas produk
injeksi: L=2,05376923mm
4.8Gambar porositas bagian kanan hendel
4.7Tabel porositas bagian Kiri Hendel
Name Length(mm) Area(mm^2)
PG0 8,207 2,759
PG1 5,551 0,583
PG2 6,331 0,591
PG3 0,87 0,049
PG4 2,916 0,367
PG5 1,888 0,147
PG6 1,623 0,076
PG7 2,17 0,167
PG8 1,864 0,217
Jumlah 3,49111111 0,55066667
3. pada bagian ujung kiri di peroleh hasil pengukuran porositas produk
injeksi :
L =3,49111111mm
A=0,55066667 mm2
4.4.1. Hasil rata-rata jumlah porositas yang terjadi pada injeksi molding
NO Length mm Area mm2
1 injeksi molding 2,272114 0,27653
4.5. Hasil rata rata penjumlahan dari hasil injeksi molding dan pres molding
No Length mm Area mm2
1 pres molding 6,056328 0,610083
Gambar 5.1 hist
ngukuran porositas pada proses pembuata
oses pres molding dan injeksi molding deng
diambil kesimpulan sebagai berikut;
an porositas pres molding dengan campura
6,056328mm dan A=0,610083mm2
lebih banyak pres karena pada proses pem
pada pencetakannya..
kuran porositas Injeksi molding dengan ba
Hasil porositasnya lebih sedikit dikarenakan proses pembuatannya denga
cara kompon dipanaskan didalam alat injeksi kemudian dialairkan kedalam
cetakan
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan
bahwa :
1. Penulis berharap penelitian ini diteruskan dan dikembangkan kearah
pengaplikasian pada kendaraan sesuai dengan kegunaannya.
2. Dalam pembuatan kompon perlu adanya alat yang lebih baik, agar
campuran lebih homogen.
3. Pengoptimalan mold/ injecsi dengan pendingin buatan agar proses pendinginan tidak memakan waktu lama.Dan hasil produksi bisa
meningkat.
Daftar pustaka
Annual Book of standards ASTMD ,D 1917 – 97 ,standart Tes Method for
Rubber Property Shrinkage of Raw and Compounded Hot Polymerized Styerene Butadine Rubber (SBR).
Annual Book of Standards ASTM, D 790-02, Standard Test Methods fo r
Flexural Properties of Unreinforced and reinforced Plastics and Electrical Insulating Material , Philadelphia ,PA : American Society for Testing and Materials.
Annual Book of Standards ASTM, D 792-00, Standard Test Methods for
Density and Specif ic Gravity (Relative Density) of Plastics by Displacement, Philadelphia ,PA : American Society for Testing and
Alfa, Ary Achyar; Bunasor, Tatit K. (2009). Studi Pemanfaatan Karet Skim Baru
Sebagai Bahan Baku dalam Pembuatan Sol Karet. Diakses dari:
Amraini, Said Zul; Ida Zahrina; Bahruddin. (2009). “Pengaruh Filler Carbon Black
Terhadap Sifat dan Morfologi Komposit Natural Rubber / Polypropylene”.
Diakses dari: www.che.itb.ac.id .
Arif Eko Prasetyo D 206 030 103 (2010) “Pengaruh kandungan sulfur pada
kompon karet alam terhadap ketahanan AUS Rol karet pengupas padi”
Endit Srianto D200 040 032 (2011) “Pengaruh Jarak Alur Rubber Roll Rice Huller
Terhadap Kwalitas Hasil Penggilingan”
Gunawan , D 200 030 092 (2010) “Pengaruh perbandingan antara karet RSS/SBR
untuk bahan pembuatan Rol karet pengupas Gabah”
Huda Arif Ghani D200 040 122 (2010) ‘’Studi Shrinkage dan Kekuatan Bending
pada Pembuatan Handle Mobil dari Bahan Campuran Antara Ebonit
dengan Serat Bambu dan Ebonit dengan Serat Kenaf”
Rio Arifin, D 200 030 137 (2010) “Pengaruh sulfur terhadap kekerasan karet untuk
bahan pembuatan compound Rol karet pengeras Gabah”
Setyowati, Peni; Rahayu Sutarti; Supriyanto. 2004. Karakteristik Karet Ebonit yang
Dibuat dengan Berbagai Variasi Rasio RSS I/Riklim dan Jumlah Belerang.
Jurnal. Majalah Kulit, Karet dan Plastik Vol.20. No. 1 Juli 2004.
SNI. 2008. Standar Nasional Indonesia tentang Kompon Rol Karet Pengupas
Gabah. Diakses dari www.BSNI.go.id
Suwarmi, Nur Husodo; Arino Anzip. 2008. Pengaruh Penambahan Karet Alam
pada Formula Kompon Karet Oil Seal Terhadap Ketahanan Bocor. Diakses