P
PEENNGGAARRUUHH MMOODDEELL PEPEMMBBEELLAAJJAARRAANN QQUUAANNTTUUMM TTEEAACCHHIINNGG DDEENNGGAANN M
MEENNGGGGUUNNAAKKAANN TETEKKNNIIKK MMIINNDD MMAAPPPPIINNGG TTEERRHHAADDAAPP HHAASSIILL B
BEELLAAJJAARR DDAANN KKEEMMAAMMPPUUAANN RREETTEENNSSII SSIISSWWAA K
KEELLAASS IXIX SSMMPP SSWWAASSTTAA YYAAPPEENNAA 4545 M
MEEDDAANN TT..AA.. 22001122//22001133
O O l l ee h:h:
F
FAAKKHHRRUUNNNNIISSAA
N
NIIMM.. 440088111111004499
P
Prrooggrraamm SSttuuddii PePennddiiddiikkaann MMaatteemmaattiikkaa
S
SKKRRIIPPSSII
D
Diiaajjuukkaann UUnnttuukk MMeemmeennuuhhii SSyyaarraatt MMeemmppeerroolleehh GGeellaarr S
Saarrjjaannaa PPeennddiiddiikkaann
J
JU
UR
RU
US
SA
AN
N
M
MA
AT
TE
EM
MA
AT
TI
I
KA
K
A
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
M
M
A
A
T
T
E
E
M
M
A
A
T
T
I
I
K
K
A
A
D
D
A
A
N
N
I
I
L
L
M
M
U
U
P
P
E
E
N
N
G
G
E
E
T
T
A
A
H
H
U
U
A
A
N
N
A
A
L
L
A
A
M
M
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
N
N
E
E
G
G
E
E
R
R
I
I
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
2
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 9
2.1.2. Hasil Belajar 10
2.1.3. Kemampuan Retensi 11
2.1.4. Model Pembelajaran 13
2.1.5. Model Pembelajaran Quantum Teaching 16
2.1.5.1. Sejarah Penemuan Model Pembelajaran Quantum 16
2.1.5.2. Azas Utama Quantum Teaching 18
2.1.5.3. Prinsip Quantum Teaching 19
2.1.5.4. Model Quantum Teaching 20
2.1.5.5. Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching 22
2.1.6. Mind Mapping 26
vii
2.1.7.1. Tabung 30
2.1.7.2. Kerucut 31
2.1.7.3. Bola 31
2.2. Kerangka Konseptual 32
2.3. Hipotesis 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 35
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35
3.2.1. Populasi Penelitian 35
3.2.2. Sampel Penelitian 35
3.3. Jenis Dan Rancangan Penelitian 35
3.4. Langkah-langkah Penenlitian 37
3.5. Instrumen Penelitian 40
3.5.1. Tes 40
3.6. Uji Coba Instrumen 40
3.6.1. Uji Reliabilitas Instrumen 41
3.6.2. Uji Validitas Instrumen 42
3.7. Teknik Analisis Data 42
3.7.1. Menghitung Rata-rata Skor 42
3.7.2. Menghitung Standar Deviasi 43
3.7.3. Uji Normalitas 43
3.7.4. Uji Homogenitas 43
3.7.5. Aalisis Pengujian Hipotesis 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi data Hasil Penelitian 46
4.1.1. Nilai Pretes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 46
4.1.2. Nilai Postes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 47
4.1.3. Nilai Tes Retensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48
viii
4.2.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 49
4.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes 50
4.2.3. Uji Hipotesis Data Pretes dan Postes 50
4.3. Analisis Data Hasil Penelitian Postes dan tes Retensi 50
4.3.1. Uji Normalitas Data Pretes dan Tes Retensi 50
4.3.2. Uji Homogenitas Data Pretes dan Tes Retensi 51
4.3.3. Uji Hipotesis Data Pretes dan Tes Retensi 51
4.4. Diskusi Hasil Penelitian 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbedaan Catatan Biasa dengan Catatan Mind Mapping 5
Tabal 3.1. Desain Penelitian 36
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46
Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47
Tabel 4.3. Data Nilai Tes Retensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48
Tabel 4.4. Rangkuman hasil uji normalitas 49
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kedudukan Model Pembelajaran 16
Gambar 2.2. Fase-fase pengajaran berdasarkan Asas Quantum Teaching 18
Gambar 2.3. Belahan otak kiri dan kanan manusia 28
Gambar 2.4. Contoh Peta Pikiran 29
Gambar 2.5. Permukaan Tabung 30
Gambar 2.6.Bagian-bagian Permukaan Tabung 30
Gambar 2.7. Kerucut 31
Gambar 2.8. Bola 32
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP I Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57
Lampiran 2 Kisi-kisi Pretes 93
Lampiran 3 Kiss-kisi Postes 94
Lampiran 4 Soal Pretes 95
Lampiran 5 Soal Postes dan Tes Retensi 96
Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian Soal Pretes 98
Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Soal Postes dan Tes Retensi 100
Lampiran 8 Pedoman Penskoran Pretes dan Postes 103
Lampiran 9 Lembar Validasi Pretes Dan Postes 105
Lampiran 10 Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol 111
Lampiran 11 Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen 113
Lampiran 12 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Hasil Belajar 115
Lampiran 13 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol 119
Lampiran 14 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 122
Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretes dan Postes 125
Lampiran 16 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa 127
Lampiran 17 Hasil Tes Retensi Kelas Kontrol 130
Lampiran 18 Hasil Tes Retensi Kelas Eksperimen 131
Lampiran 19 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Kemampuan Retensi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 132
Lampiran 20 Uji Normalitas Tes Retensi Kelas Kontrol 134
Lampiran 21 Uji Normalitas Tes Retensi Kelas Eksperimen 136
Lampiran 22 Uji Homogenitas Tes Retensi 138
Lampiran 23 Pengujian Hipotesis Kemampuan Retensi Siswa 139
Lampiran 24 Perhitungan Persentasi Hasil Rata-rata Tes Retensi Siswa 141
Lampiran 25 Tabel Uji Kritis Untuk Uji Lilliefors 142
Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 143
xii
Lampiran 28 Tabel Distribusi F 145
Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian 148
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia untuk
berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pendidikan juga
merupakan faktor pendukung dalam perkembangan dan persaingan dalam
berbagai bidang. Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah
menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa
pentingnya peranan matematika dalam pengembangan berbagai ilmu dan
teknologi dan dalam kehidupan sehari-hari.
Maria Goretti (http://www.agmi.or.id, 2009) mengungkapkan,
”Matematika itu penting. Tanpa matematika, dunia akan hancur. Matematika bisa digunakan untuk kemakmuran negeri ini dan bisa membantu Indonesia keluar dari kondisi krisis, termasuk dalam persoalan lingkungan”.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman,
2003:253):
”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”
Indonesia memiliki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah
mengatur standar proses dan standar isi mengenai pengajaran matematika. Tujuan
mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP oleh Depdiknas (dalam
Syarifuddin http://syarifartikel.blogspot.com, 2009) adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataanmatematika.
2
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Namun pada kenyataanya hasil pembelajaran matematika masih
memprihatinkan. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Zainurie (dalam http://duniaguru.com,
2007):
1. Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia
berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
2. Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang sudah agak lawas yaitu tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).
Itu artinya, ada sesuatu yang tidak sesuai dengan metode pengajaran
matematika di negara ini. Seperti dikatakan oleh Nurhayati (dalam
http://www.depdiknas.go.id, 2008):
”Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataannya menunjukkan selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru”.
Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran matematika itu bergantung
dengan metode pengajaran yang digunakan guru matematika. Metode pengajaran
yang dipilih sesuai dan tepat untuk materi yang akan diajarkan. Tetapi salama ini
kebanyakan proses belajar yang berlangsung metode yang diajarkan belum tepat
3
itu metode yang digunakan terlalu biasa dan terlalu sering sehingga menimbulkan
kejenuhan dalam proses belajar.
Namun dalam kenyataannya, matematika yang merupakan pelajaran
yang membahas materi dari hal yang konkrit menuju sesuatu yang abstrak, tidak
mudah menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini menyebabkan siswa kurang
termotivasi oleh diri sendiri untuk belajar dan memanfaatkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Penggunaan model pembelajaran yang sesuai sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa. Dengan model pembelajaran yang sesuai siswa dapat
mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang
tersimpan dalam dirinya. Model pembelajaran Quantum Teaching adalah metode
yang sangat tepat untuk pencapian hasil belajar yang diinginkan dan untuk
pengembangan potensi siswa. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi
di dalam dirinya, emosi dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar apakah
hasilnya baik atau buruk.
Sebagaimana disebutkan oleh Wena Made (2009:160) :
“Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah, untuk segala mata pelajaran”.
Hal senada juga diungkapkan oleh DePoter dan Hernacki (1999:14) :
“Pembelajaran quantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, iteraksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas - interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar”.
Faktor retensi atau lekatnya konsep dalam ingatan juga merupakan faktor
yang kurang mendapat perhatian padahal dapat dijadikan indikator bermutunya
hasil belajar atau pembelajaran. Untuk mengetahui efektifnya model
pembelajaran, hendaknya tidak hanya dari penguasaan konsep saja tetapi lebih
jauh perlu dianalisis apakah konsep-konsep yang diajarkan dapat lekat dalam
4
hanya berupa transfer belaka. Retensi erat hubungannya dengan hasil belajar. Hal
ini didukung oleh pernyataan James Dasse (dalam Taufik Rahman,
http://educare.e-fkipunla.net, 2010) yang menyatakan bahwa :
“Jika tidak ada retensi maka proses belajar siswa tidak berlangsung dengan baik dan sebaliknya jika tidak belajar maka tidak ada retensi”
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru
bidang studi matematika di SMP Swasta YAPENA 45 Medan (Selasa, 01 Mei
2012) sebagai tempat penelitian mengatakan :
“Pada umumnya kesulitan dalam mempelajari matematika ketika soal yang diberikan tidak sama dengan contoh, ini berarti kurangnya pemahaman siswa dalam pemahaman konsep sehingga kemampuan berpikir tidak terlalu maksimal. Kebanyakan siswa hanya menghapal rumus-rumus matematika, sehingga ketika ditanyakan kembali beberapa waktu kemudian sudah banyak siswa yang lupa”.
Demikian juga yang dirasakan peneliti selama peneliti melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Swasta Karya Pendidik Lubuk
Pakam. Peneliti menemukan kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar
menghapal konsep yang ada dalam matematika, dan hapalan mereka tidak
bertahan lama di dalam otak dengan kata lain, siswa mudah sekali melupakan
materi yang telah diajarkan guru. Hal ini memperkuat anggapan bahwa
kemampuan retensi siswa dalam pelajaran matematika memang masih rendah. Hal
ini mungkin dikarenakan teknik mencatat yang dilakukan siswa masih
konvensional.
Hal senada juga diungkapkan oleh Teti Rostikawati (dalam
http://dindrarostika.blogspot.com/Mind-mapping-retensi/2009, 2009) yaitu :
“Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan. Umumnya catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran”.
Sama halnya yang disebutkan oleh Jean Marie (2003:5) yaitu “Karena
tidak diajarkan untuk mengingat secara efektif, kita sering lupa dengan materi
5
Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat.
Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan
dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang
tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya
mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan.
Adapun teknik mencatat lain selain pencatatan konvensional yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran dan lebih efekti fadalah pemetaan pikiran (mind
mapping), yaitu cara yang paling mudah untuk memasukkan informasi kedalam
otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pemikiran
merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara
teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia
yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka
potensi otak (TonnyBuzan, 2004).
Menurut Iwan Sugiarto (2004:76), terdapat beberapa perbedaan antara
teknik pencatatan biasa dengan teknik pencatatan mind mapping. Diantaranya
seperti yang telah peneliti rangkum dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Perbedaan Catatan Biasa Dengan Catatan Mind Maping
Catatan Biasa Catatan Menggunakan Mind Mapp
Hanya berupa
tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, symbol dan gambar
Hanya dalam satu warna Berwarna-warni
Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama
Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
Statis Membuat individu mejadi kreatif
Dari tabel 1.1 tampak jelas bahwa mencatat dengan menggunakan teknik
mind mapping lebih baik digunakan dalam pembelajaran. Sama halnya seperti
6
“Cara outline tradisional mempersulit kita untuk mendapatkan gambaran dan melihat kaitan-kaitan antara gagasan. Lebih jauh lagi, mengulang catatan dalam bentuk outline tradisional adalah hal yang membosankan, anda akan tergoda untuk melewati semuanya”
Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu
keadaan yang timbul bila otak (brain) sedangbekerja. Lebih lanjut Bobbi de Porter
dan Hernacki (1999: 152) menjelaskan,
“Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam. Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi kedalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Dengan adanya teknik mind mapping atau pemetaan pikiran diduga prestasi siswa akan meningkat.”
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching
Dengan Menggunakan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Retensi Siswa Kelas IX SMP Swasta YAPENA 45 Medan T.A. 2012/2013”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
2. Masih rendahnya kemampuan retensi siswa pada pelajaran matematika
3. Kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan guru, karena metode
ceramah paradigma lama masih merupakan andalan guru dalam mengajar.
4. Anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga
kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran matematika.
5. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung merupakan salah satu materi yang
7
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi
masalah pada model pembelajaran Quantum Teaching dengan menggunakan
teknik Mind Mapping dan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan kemampuan
retensi siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP
Swasta YAPENA 45 Medan tahun ajaran 2012/2013. Sebagai pembanding
digunakan pembelajaran ekspositori atau kelas pengontrol.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan
batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Quantum
Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada pokok bahasan bangun
ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan ekspositori?
2. Apakah kemampuan retensi siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada pokok bahasan
bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan ekspositori?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping pada
pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan dengan
metode belajar ekspositori.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan retensi siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Quantum Teaching menggunakan teknik Mind Mapping
pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung lebih baik dibandingkan
8
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian maka manfaat yang diharapkan
adalah:
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan retensi siswa dalam belajar matematika
yang pada akhirnya akan membawa pengaruh positif dengan
meningkatnya hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
a. Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan retensi siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping
b. Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat
bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan guru itu sendiri.
3. Bagi Peneliti
a. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga
akan diperoleh strategi belajar yang baru yang dapat meningkatkan
hasil belajar kemampuan retensi siswa
b. Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan
penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan
khusus tentang konsep matematika.
c. Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon
57
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M.,(2003),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,Jakarta.
Arikunto, S., (2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Buzan, Toni., (2005),Buku Pintar Mind Mapp,Gramedia, Jakarta.
De Potter, B, Readon. M., Singer, S., (2001). Quantum Teaching, Kaifa, Bandung
DePorter, Hernacki.,(1999). Quantum Learning, Kaifa, Bandung.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.,(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Dan Standar (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. FMIPA UNIMED, Medan.
Farhan., (2007),http://farhanzen.wordpress.com/2007/12/13/hakekatbelajar (Acsessed 5 April 2012).
Goretti, Maria., (2009), (http://www.agmi.or.id) (Acsessed 8 March 2012).
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_(geometri)(Acsessed 5 April 2012).
http://www.teachersrock.net/teori_kon.htm., (2010). (Acsessed 8 March 2012).
Hudojo, Herman, (1988), Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta.
Husain., (2008), (http://gembiraeducation.net/hasil-belajar/2008) (Acsessed 8 March 2012).
Made, Wena.,(2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Gramedia, Jakarta.
Marie, Jean.,(2003). Mengoptimalkan Daya Pikir, Gramedia, Jakarta.
Nurhayati., (2008), Penerapan Model Pembelajaran,
58
Olivia,Femi., (2008),Gembira Belajar dengan Mind Mapping, Gramedia, Jakarta
Rahman, Taufik., (2010), (http://educare.e-fkipunla.net) (Acsessed 5 April 2012)
Rostikawati, Teti., (2009) (http://dindrarostika.blogspot.com/Mind-mapping retensi/2009)(Acsessed 5 April 2012)
Sanjaya,Wina, (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005),Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2008), Pengertian, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,dan Model Pembelajaran,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertia
n-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/(Acsessed 29 February 2012)
Sugiarto,Iwan., (2004),Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir, Gramedia, Jakarta
Syarifuddin., (2009), Pembelajaran Matematika Sekolah,
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1.html(Acsessed 12 Mei 2012).
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wirawan., (2011), (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/memori.html) (Acsessed 8March 2012)
Zainurie, (2007), Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia,